Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL DIAGNOSA ORGANISASI

LEARNING JOURNAL
Program Pelatihan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
Angkatan XII Tahun 2021
Nama Mata Pelatihan Diagnosa Organisasi
Nama Peserta RIRI RAHAYU, SE
Nomor Daftar Hadir 23
Lembaga Penyelenggara Pelatihan BPSDM

A. Pokok pikiran

a. Persepsi Publik mengenai Lingkup dan Wujud Cinta Tanah Air dalam
Perspektif Wawasan Nusantara dan Kearifan Lokal

Persepsi publik/masyarakat dapat didefinisikan sebagai rangkaian proses


Penerimaan dan pengenalan lalu tanggapan atas informasi oleh masyarakat
terhadap suatu objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan cara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tersebut
dengan menggunakan media pendengaran, pengelihatan, peraba dan
sebagainya.

Cinta tanah air merupakan suatu perasaan yang terikat pada setiap diri
seseorang sehingga memiliki rasa rasa bangga, kesetian, rasa peduli dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan
sejarah yang ada pada bangsanya.
Lingkup dan wujud dari rasa cinta tanah air antara lain adalah memahami
sejarah perjuagan bangsa dengan menghargai dan menghormati jasa-jasa
para pahlawan, memiliki sikap rela berkorban dan ikhlas untuk berpartisipasi
dalam membela negara, berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban,
keamanan dan ketentraman serta menjaga persatuan bangsa, menjalankan
pekerjaan atau tugas sebaik-baiknya sesuai dengan profesi masing-masing
guna mengisi dan mendukung pembangunan nasional, tidak melakukan
tindakan dan perbuatan yang melawan hukum dan etika sosial dan bangga
dan ikut mengembangkan bahasa, budaya dan ada tistiadat.

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri


dan lingkungannya berdasarkan idealisme bangsa yang berlandaskan nilai-
nilai Pancasila dan UUD 1945.

Karifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang ada pada kelompok


masyarakat tertentu yang diperoleh dengan segala potensi yang
menghasilkan berbagai pengetahuan yang bersumber dari kehidupan sosio
kultural masyarakat sekitar yang menghasilkan suatu kearifan.

b. Prepensi Publik dalam kerangka Tujuan Negara sebagai amanat Konstitsi

Presensi adalah suatu kondisi mental yang terdiri dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka kecenderungan yang mengarah kepada pilihan
tertentu.
Preferensi publik merupakan kecenderungan pilihan masyarakat terhadap
suatu hal yang sama serta memiliki minat dan kepentingan yang sama.

Tujuan negara yang diamanatkan dalam konstutusi adalah memberikan


perlindungan ,kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
serta melaksanakan ketertiban dan perdamaian dunia.

Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen yang bekerja saling bergantung dan mempengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.
Sistem pemerintahan Indonesia diatur secara tegas dalam konstitusi negara
yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam
konstitusi negara, telah diatur bahwa sistem pemerintahan negara Indonesia
saat ini menganut sistem presidensial. Sistem presidensial merupakan sistem
suatu negara yang dipimpin oleh seorang presiden. Presiden dalam sistem
presidensial memiliki kedudukan baik sebagai kepala negara maupun sebagai
kepala pemerintahan.

c. Aspirasi Publik dalam Perspektif Pancasila

Aspirasi Publik merupakan keinginan, cita-cita, atau harapan


masyarakatyang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik
terhadapsegalakebutuhan yang harusdipenuhiolehpemerintah.

Aspirasi Publik dalam Perspektif Pancasila terkandung didalam nilai-nilai


yang ada disetiap sila-sila Pancasila berupa nilai-nilai Religius, Kemanusiaan,
Kesatuan, Kerakyatan serta Keadilan.

d. Penerapan Kepemimpinan dan Nilai Dasar Bela Negara dalam Kompetisi dan
Konflik Kepentingan

Sikap dan penerapan kepemimpinan adalah suatu yang wajib dimiliki oleh
seorang pemimpin dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan denga n
norma-norma dan kultur sesuai dengan nilai- nilai bela negara untuk
mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan perlu diimplementasikan secara nyata dalam memimpin, dan


akan diuji sejauh mana jiwa kepemimpinan seseorang dapat berjalan dan
bertahan untuk mennyelesaikan tugas dan permasalahan dalam suasana
kompetisi dan konflik kepentingan.
Itulah yang menjadi landasan dalam kehidupan bernegara, di mana sikap
bela negara memerlukan kepemimpinan guna mempersiapkan warga negara
dalam menghadapi persoalan sosial dan negara.

e. Metaplan Manajemen Perubahan Guna Membangun Integritas Pelayanan


Publik Berbasis Kerangka Berpikir Nilai-Nilai Dasar Bela Negara sebagai
Wujud Kepemimpinan

Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menerapkan kepemimpinannya


haruslah memiliki kemampuan untuk tanggap terhadap perubahan yang ada
dilingkungannya, menganalisa permasalahan, serta mengelola perubahan
yang terjadi.

Berbagai teladan dari ASN di zaman kemerdekaan, Pancasila, UUD NRI 1945,
Wawasan Nusantara, nilai-nilai dasar Bela Negara, serta segenap wawasan
kebangsaan lainnya, sesuai fungsinya, dapat menjadi pedoman dan alat
untuk menghadapi perubahan-perubahan yang pada akhirnya bertujuan
untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Hambatan-hambatan yang terjadi didalam menyikapi perubahan-perubahan


terdiri dari hambatan sturuktural, kultural, etika dan akuntabilitas dalam
pelayanan publik.

Wujud kewaspadaan nasional dalam kepemimpinan pancasila untuk


menyikapi perubahan-perubahan dalam rangka memberikan pelayanan
publik dengan kerangka berpikir sesuai dengan nilai-nilai dasar negara
terutama dalam rangka menyiapkan diri secara sadar menghadapi ancaman
dan tantangan sehingga perlu dibekali dengan kesiapsiagaan seluruh elemen
bangsa.

B. Penerapan
Kontek penerapan bela negara dengan kesesuaian kondisi kekinian bagi seorang
Aparatur Sipil Negara di lingkungan kerjanya dengan konsep kepemimpinan Pancasila
merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan seperti :

1. Penegakan diliplin
Disiplin merupakan salah satu sikap dan cerminan diri serta rasa tanggungjawab
terhadap kewajiban dalam melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan. Disiplin
sebagai titik awal dari peningkatan kinerja dalam rangka upaya memberikan
pelayanan publik yang baik serta tepat waktu. Dengan sikap penuh kesadaran
bahwa ketidak disiplinan merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan
moral-moral perjuangan bangsa.

2. Menciptakan suasana harmonis


Keberagaman yang ada didalam suatu unit kerja haruslah dikelola dengan bijak.
Dengan latar belakang yang berbeda-beda baik dari status kepegawaian, usia,
pendidikan, karakter dan lain sebagainya tentu perlu disikapi dengan seksama agar
tidak terjadi gesekan-gesekan yang akan menganggu terciptanya suasana kerja
yang baik. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang dapat memberikan contoh
dan tauladan yang bisa memahami dan mengerti terhadap segenap aspirasi .

3. Peningkatan kopetensi
Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia yang ada dilingkungan unit
kerja sebagai pemimpin haruslah mampu melakukan pembinaan-pembinaan yang
tidak hanya dari segi peningkatan skil dalam bekerja tetapi juga pembinaan mental
dan spiritual.
4. Inovasi
Saat ini kami yang bekerja di lingkungan pengelolaan keuangan daerah ikut terlibat
langsung dalam pengembangan sistem pembayaran secara non tunai, turut serta
menyusun konsep-konsep pembayaran secara non tunai yang dituangkan dalam
Instuksi Gubernur Nomor 1 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai
di Lungkungan Pemerintah Provinsi Riau. Sistem pembayaran secara non tunai
adalah sebuah keniscayaan dari kemajuan teknologi secara global. Transaksi non
tunai memberikan efek yang positif bagi pengelolaan keuangan daerah, terutama
dalam pengelolaan belanja yang ada pada bendahara perangkat daerah. Dengan
melakukan pembayaran secara non tunai yang dilaksanakan dengan sistem aplikasi
yang dikembangkan oleh bank pelaksana memberikan banyak manfaat seperti
pembayaran yang tepat waktu, tepat sasaran, pencatatan keuangan yang lebih
rapi dan terdokumentasi secara baik, meminimalisir terjadinya penyalahgunaan
uang negara yang dengan sendirinya ini merupakan salah satu bentuk dari bela
negara dari segi pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik.

Pekanbaru, Februari 2021


Perserta PKP / IA / 23

RIRI RAHAYU, SE
Penata (III/c)
NIP. 19780909 201102 2 003

Anda mungkin juga menyukai