Anda di halaman 1dari 32

GERAKAN PEMIKRIAN MODERN DI INDIA II

MAKALAH
DISKUSI KELOMPOK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Diskusi Kelompok
Mata Kuliah: Sejarah Pemikiran Modern di Dunia Islam
Pembimbing: - Dr. Samsudin, M.Ag.
- Fathia Lestari, M.A.

Disusun Oleh : Kelompok 07


1. Aira Salsabila ( 1185010011 )
2. Firda Zahrotus Sipa ( 1195010047 )
3. Irfan Izzatur Rahman ( 1195010064 )
4. Ismi Jamilah ( 1195010068 )
5. Leni Nuraeni ( 1195010075 )

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena


berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Gerakan
Pemikiran Modern di India II. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Gerakan
Pemikiran Modern di India II. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Oktober 2020

Tim Kelompok 07

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB 1.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah..................................................................................1

BAB 2.......................................................................................................................3

2.1 Gerakan Aligarh.................................................................................3

2.1.1 Pendirian Gerakan Aligarh...........................................................3

2.1.2 Ide dan Pembaharuan Gerakan Aligarh....................................4

2.1.3 Tokoh-Tokoh Gerakan Aligarh....................................................7

2.2 Gerakan Sayyid Amir Ali......................................................................9

2.2.1 Biografi.............................................................................................9

2.2.2 Kiprah dan Karya..........................................................................10

2.2.3 Pembaharuan Pemikiran Islam Menurut Sayyid Amir Ali...11

2.2.4 Konsep Pembaharuan Pemikiran Islam Sayyid Amir Ali.....13

2.3 Gerakan Muhammad Iqbal.............................................................13

2.3.1 Biografi...........................................................................................13

2.3.1 Kontribusi Muhammad Iqbal Terhadap India-Pakistan.......15

2.3.2 Respon Liga Muslim Terhadap India-Pakistan.......................17

2.4 Muhammad Ali Jinnah....................................................................19

2.4.1 Latar Belakang Muhammad Ali Jinnah....................................19

iii
2.4.2 Perjalanan Politik dan Pembentukan Negara Pakistan......20

BAB 3.....................................................................................................................26

3.1 Simpulan................................................................................................26

3.1.1 Gerakan Aligarh............................................................................26

2.3.2 Gerakan Sayyid Amir Ali.............................................................27

2.3.2 Gerakan Muhammad Iqbal.........................................................27

2.3.2 Gerakan Muhammad Ali Jinnah................................................27

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................28

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam di India pernah mengalami kemajuan ketika berdirinya Kerajaan
Mughal. Kerajaan Mughal di India sebagai simbol kejayaan Islam di India,
mengalami kemunduran sejak tahun 1700. Keadaan ini mendorong pemimpin-
pemimpin Islam untuk menyelidiki sebab – sebab yang membawa kepada
kemunduran dan kelemahan umat Islam, selanjutnya memikirkan jalan yang
harus ditempuh untuk mencapai kemajuan kembali.
Di antara sebab-sebab tersebut adalah: bahwa Islam yang dianut bukan
lagi Islam yang murni tetapi bercampur-baur dengan bid’ah, pintu ijtihad telah
tertutup hingga menimbulkan sikap taklid buta terhadap pendapat lama, serta
tarekat sufi yang terlalu dalam, yang menghilangkan dinamika dunia Islam da
keadaan dunia Islam yang sudah jauh tertinggal dibandingkan barat. Suasana
tersebut menyadarkan pemimpin – pemimpin Islam di India sehingga melahirkan
gerakan pembaharuan di India.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Bagaimana Gerakan Aligarh ?


2) Bagaimana Gerakan Sayyid Amir Ali ?
3) Bagaimana Gerakan Muhammad Iqbal ?
4) Bagaimana Gerakan Muhammad Ali Jinnah ?
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Mahasiswa dapat mengetahui Gerakan Aligarh.


2) Mahasiswa dapat mengetahui Gerakan Sayyid Amir Ali.
3) Mahasiswa dapat mengetahui Gerakan Muhammad Iqbal.

1
4) Mahasiswa dapat mengetahui Gerakan Muhammad Ali Jinnah.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Aligarh


2.1.1 Pendirian Gerakan Aligarh
Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817, ia berasal dari
keturunan Husain, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Neneknya
Sayyid Hadi adalah pembesar Istana di Zaman Alamghir II (1754-1759). Ia
mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di samping Bahasa
Arab ia juga belajar Bahasa Persia. Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang rajin
membaca. Ketika usianya 18 tahun ia bekerja pada Serikat India Timur,
kemudian bekerja pula sebagai hakim, tetapi pada tahun 1846 ia pulang
kembali ke Delhi untuk meneruskan studi1.
Beberapa hasil karya Sayyid Ahmad Khan adalah Atsar al-Sanadid (1874)
yang merupakan hasil penelitiannya tentang arkeologi di Delhi dan sekitarnya.
Essay on life of Muhammad (1870), Tafsir Al-Qur'an sebanyak 6 jilid, Ibthal al-
Ghulami (1890) dan Tabyin al-Kalam (1860). Selain itu juga menulis 2 buku
Tarikh Sarkhasi Bignaur (1858) dan Asbab Baghawad Hind (1858). dari hasil
karyanya ini terlihat pula bahwa Sayyid Ahmad Khan termasuk penulis yang
produktif2.
Untuk mendapatkan kemajuan, ummat Islam harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh umat Islam
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan itu bukanlah
bekerjasama dengan Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan
memperkuat hubungan baik dengan Inggris3.
Untuk mewujudkan cita-citanya, ia menerbitkan majalah "Tahzib al-
Akhlak" pada tahun 1875, ia mendirikan lembaga pendidikan Muhammedan
Anglo Oriental College (MAOC) yang kemudian berkembang menjadi Universitas

1
Abdul Quddus, 2019, Islam Modernis. (Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram),
hal.130
2
Loc.cit.
3
Ira. M. Lapidus, 1999, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)

3
untuk mengukuhkan ide-idenya ia mendirikan All India Muhammadan Education
Conference (1898). Ia juga tercatat sebagai anggota parlemen di legislatif
Council selama empat tahun (1878-1882).
Ahmad Khan wafat pada tanggal 27 Maret 1898 setelah menderita sakit
beberapa lama dalam usia 81 tahun, dan dimakamkan di Aligarh 4.
2.1.2 Ide dan Pembaharuan Gerakan Aligarh
1. Bidang Keagamaan
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa Alquran dan hadis merupakan
sumber hukum Islam. Ia sangat selektif dalam menerima hadis. Dengan
munculnya hadis-hadis palsu, ia berpandangan bahwa tugas kaum muslimin
sekarang dalam memelihara hadis adalah merumuskan "standar penilaian
modern terhadap hadits-hadits", Ia tidak menjelaskan standar tersebut.
Oleh karena itu, ia hanya menerima hadis yang sesuai dengan Nash dan ruh
Al-Qur'an, yang sesuai dengan akal dan pengalaman manusia dan yang tidak
bertentangan dengan hakikat-hakikat sejarah berkaitan dengan pembagian
hadits kepada mutawatir, masyhur dan Ahad. Berkaitan Fiqih Sayyid khan
mempunyai pandangan yang mendekatkan antara perkara-perkara dan
dengan pemahaman peradaban Barat antara lain dalam masalah jihad,
bunga bank, poligami dan had5.
2. Bidang Pendidikan
Pada tahun 1861 Sayyid Ahmad Khan mendirikan sekolah inggris di
Muradabad. di tahun 1876 ia mengundurkan diri sebagai pegawai
pemerintah Inggris dan sampai akhir hayatnya di tahun 1898, iya
mementingkan pendidikan umat Islam India. Di tahun 1878 ia mendirikan
sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang
merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam upaya
memajukan umat Islam India. Sekolah itu mempunyai peranan penting
dalam kebangkitan umat Islam India, dan sekiranya tidak karena lembaga

4
Abdul Quddus, 2019, Islam Modernis. (Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram),
hal.131
5
Ibid. hal. 132

4
pendidikan tersebut umat Islam India di Pakistan sekarang akan lebih jauh
lagi ketinggalan dari umat umat lain.
MAOC dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa
yang dipakai di dalamnya ialah bahasa Inggris. Direkturnya berbangsa
Inggris sedang guru dan staf nya banyak terdiri atas orang Inggris. ilmu
pengetahuan modern merupakan sebagian besar dari mata pelajaran yang
diberikan dengan tidak mengabaikan pendidikan agama. sedangkan pada
sekolah Inggris yang diasuh pemerintah pendidikan agama tidak diajarkan.
Dalam sistem pendidikan di MAOC pendidikan agama Islam dan ketaatan
siswa menjalankan ajaran agama mendapat prioritas yang utama.
Keistimewaan lainnya, sekolah tersebut terbuka bagi seluruh lapisan
masyarakat baik Hindu, Parsi dan Kristen, bukan hanya bagi orang Islam
Pada tahun 1920 MAOC ini berkembang menjadi Universitas Aligarh
yang secara berlanjut meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan
pembaharuan Islam India. Universitas inilah yang menjadi penggerak utama
terwujudnya pembaharuan di kalangan umat Islam India6.
3. Bidang Politik
Dalam bidang politik ide Sayyid Ahmad Khan ini merupakan refleksi
dari gejolak sosial politik yang terjadi antara umat Islam dan Inggris pada
tahun 1857. Pemikirannya inilah yang dituangkan dalam buku karangannya
Asbab Baghawat Hind yang berisi tentang usaha Sayyid Ahmad Khan untuk
meyakinkan pihak Inggris, bahwa umat Islam tidak terlibat pemberontakan
itu.
Dalam ide politik yang ditimbulkan Sayyid Ahmad Khan di atas telah
kelihatan pengertian bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang
tidak dapat membentuk suatu negara dengan ummat Hindu. Umat Islam
harus mempunyai negara tersendiri. Bersatu dengan ummat Hindu dalam
satu negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan

6
Ibid. hal. 133

5
lenyap dalam mayoritas Hindu yang lebih tinggi kemajuannya. Di sini telah
dapat dilihat bibit dari ide Pakistan yang muncul kemudian di abad ke-20 7.
Dari usaha-usaha pembaharuan Sayyid Ahmad Khan terlihat yang paling
menonjol adalah dalam bidang pendidikan. Terlihat sikapnya terhadap
pendidikan ummat Islam memang terlihat sangat mengagumkan, namun
pengaruh tersebut tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja. Melalui buku
karangannya dan tulisan-tulisannya Tahzib al-Akhlaq ide ide pembaharuan yang
dicetuskannya menarik perhatian golongan terpelajar Islam India. Penafsiran
penafsiran baru yang diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat
diterima golongan terpelajar ini dari pada tafsiran tafsiran lama. Pemikirannya
dalam keagamaan itu antara lain:
a) Perkawinan menganut asas monogami, poligami bertentangan dengan
semangat Islam dan hal ini tidak akan diizinkan kecuali dalam keadaan
memaksa.
b) Islam dengan tegas melarang perbudakan, termasuk perbudakan dari
tawanan perang, meskipun syariat memperkanankannya.
c) Bank Modern, transaksi perdagangan, pinjaman serta perdagangan
internasional yang meliputi ekonomi modern, meskipun semua itu
mencakup pembayaran bunga, tidaklah dianggap riba, karena hal itu tidak
bertentangan dengan hukum Al-Qur’an.
d) Hukum potong tangan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah bagi
pencuri, lemparan batu serta cambukan 100 kali bagi pezina hanya sesuai
dengan masyarakat primitif yang kekurangan tempat penjara atau tidak
mempunyai penjara.
e) Jihad itu dilarang kecuali dalam keadaan memaksa untuk mempertahankan
diri.8
Setelah Sir Sayyid wafat pada tanggal 24 Maret tahun 1898, ide ide
pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan

7
Ibid. hal.134
8
Mukti Ali, 1993, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan).

6
selanjutnya oleh pengikut dan pada akhirnya lahirlah sebuah gerakan yang
disebut Gerakan Aligarh yang berpusat MAOC sendiri.
2.1.3 Tokoh-Tokoh Gerakan Aligarh
Sebagaimana diketahui bahwa timbulnya gerakan Aligarh adalah sebagai
kelanjutan dari ide-ide Sayyid Ahmad Khan yang dianut dan disebarluaskan oleh
para murid pengikut dan sahabatnya.
1. Nawab Muhsin Al-Mulk
Nawab Muhsin Al Mulk adalah kawan dekat Sayyid Ahmad Khan
pernah menjadi pejabat di Hydrabad, apalagi ia menulis artikel di Tahdzib
al-Akhlaq dan kemudian juga di majalah terbitan MAOC. Pada tahun 1893, ia
menggantikan kedudukan Sayyid Ahmad Khan di MAOC9.
Jasa Nawab Muhsin al-Mulk dalam persebarluasan ide-ide Sayyid
Ahmad Khan adalah besar. Hal ini terlihat antara lain dengan usahanya
melalui konferensi Pendidikan Islam (1886), dengan tujuan ingin berusaha
menyatukan program pendidikan di kalangan umat Islam India. Nawab
Muhsin al-Mulk mencoba membuka hubungan antara alga dengan ulama
terutama yang berada di Doeband10.
2. Viqar Al-Mulk
Sejak muda Viqar Al-Mulk telah menjadi pembantu dan pengikut
Sayyid Ahmad Khan, di tahun 1907 Ia menggantikan nawab Muhsin Al Mulk
sebagai pemimpin MAOC. Ia seorang ulama yang keras pendirian dan
pegangannya terhadap agama. Dari sikapnya yang demikian berpengaruh
terhadap kehidupan akademis di MAOC. Kehidupan keagamaan
diperkuatnya, pelaksanaan ibadah salat dan puasa diperkuat
pengawasannya. begitu pula kenaikan tingkat sangat bergantung terhadap
telah lulusnya mata kuliah agama. langkah-langkah tersebut membuat MAOC
lebih memasyarakat lagi di kalangan ulama India11.

9
Harun Nasution, 1986, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek (Jakarta: UI Press), hal. 108.
10
Harun Nasution, 1975, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang), hal. 175
11
Ibid. hal. 175-176

7
3. Altaf Husain Hali
Altaf Husain ini termasuk tokoh yang banyak berjasa terhadap
gerakan Aligarh. Kemahirannya dalam bahasa Inggris menjadikan ia
berkesempatan dapat bekerja sebagai penerjemah di kantor pemerintahan
Inggris di Lahore. Kemudian ia pindah ke Delhi. Di tempat inilah ia
berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan menjadi teman akrab. Ia
termasuk orang yang banyak mempopulerkan Gerakan Aligarh. Dari Syair
yang dikarangnya menjdikan ia sejajar dengan para tokoh Aligarh lainnya.
Melalui syair-syair yang terdapat dalam Musaddas itulah ia membawa dan
memasyarakat ide-ide pembaharuan yang ada di Aligarh.
Padangannya dalam masalah pendidikan, yaitu dalam usaha
mencerdaskan dan memajukan bangsanya, terutama umat Islam India,
tokoh ini mempunyai pandangan yang lebih progresif dari pada Sayyid
Ahmad Khan tentang pendidikan kaum wanita. Ia berpendirian bahwa kaum
wanita perlu mendapat kesempatan pendidikan yang sama dengan kaum
pria.
Dalam pandangan politiknya ia berpendapat bahwa umat Islam India
merupakan suatu kesatuan tersendiri disamping umat Hindu. Dalam hal ini
kelihatannya ia sama dengan tokoh lainnya bahwa pada dasarnya pemisahan
secara politik antara umat Islam dan umat Hindu adalah perlu. Akan tetapi
bukan berarti ia bersikap anti Hindu12.
4. Chiragh Ali
Sebelum berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan, ia sudah terkenal
sebagai penulis. Menurut pendapatnya, Islam sebagaimana yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW bersifat elastis, tidak kaku dapat disesuaikan dengan
zaman13.
5. Salah Al-Din Khuda Bakh
Ia adalah seorang tokoh Gerakan Aligarh yang mempunyai pengaruh
terhadap pembaharuan Islam India. Pandangannya tentang Al-Qur'an agak
12
Harun Nasution, 1975, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang)
13
Ibid.

8
berbeda dengan tokoh lainnya. Dia berpendapat bahwa Al-Qur'an kitab suci
yang lebih bersifat sebagai buku petunjuk spiritual yang mengandung
norma-norma yang harus dipegangi daripada sebagai buku hukum yang
mengikat untuk selamanya14.
6. Maulvi Nazir Ahmad
Ia adalah seorang pengarang roman yang cukup berpengaruh
tergadap umat islam India. Karya-karyanya sekitar soal-soal agama, budi
pekerti, dan problem-problem sosial. Ia juga menerjemahkan Al-Qur'an
kedalam bahasa Urdu.
Salah satu pandangannya ia berpendapat bahwa kemunduran umat
Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri, hidup tidak lagi sesuai dengan
ajaran-ajaran agama, bukan disebabkan oleh faktor dari luar. Ia lebih
berorientasi pada kemajuan umat Islam dimasa lampau. Menurutnya agar
Islam (umat) mencapai kemajuan, maka harus hidup kembali seperti pada
zaman klasik.
7. Muhammad Shibli Nu’mani
Shibli Nu'mani dilahirkan di Azamgarh pada tahun 1857. Pendidikan
awal yang ditempuhnya adalah madrasah tradisional dibawah bimbingan
Maulana Muhammad faruq. seorang yang sangat radikal menentang ide-ide
yang dikemukakan oleh sayyid Ahmad Khan Untuk memperdalam
pengetahuan agamanya ia kemudian belajar di Makkah dan Madinah.
Sepulangnya dari sana, pada tahun 1883 ia diangkat sebagai guru dalam
bidang studi Bahasa Arab dan Persia di MOAC. Di MOAC inilah ia baru
berkenalan dengan ide-ide pembaharuan yang dibawa oleh Gerakan Aligarh.
2.2 Gerakan Sayyid Amir Ali
2.2.1 Biografi
Sayyid Amir Ali lahir pada 6 Afril 1849 di Cuttack, India. Sayyid Amir Ali
merupakan seorang ahli hukum dan pemikir moderen di India. Ia berasal dari
keluarga Syi’ah pada zaman Nadir Syah (1736-1748) yang pindah dari Khurasan,
Persis, dan menetap di Mohan, Oudh, India pada abad pertengahan ke-18.
14
Ibid.

9
Sayyid Amir Ali meninggal saat usia 79 tahun pada 3 agustus 1928 di Sussex,
Inggis15.
Sayyid Amir Ali memulai pendidikannya di kampung halamannya,
kemudian iya melanjutkan pendididkannya di perguruaan tinggi Mushiniyyah,
disinilah iya mempelajari Bahasa Arab dan juga belajar Bahasa Inggris, Sastra
dan juga Hukum Inggris di Hooghly dekat dengan Kalkutta. Pada tahun 1869 ia
pergi ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya dan selesai pada tahun 1873
dengan meraih gelar kesarjanaan dalam bidang hukum16.

Pada tahun 1904 Amir Ali menetap di london bersama istrinya yang
berbangga Inggris. Seperti halnya Sir Ahmad Khan, Sayyid Amir Ali merupakan
seorang pemimpin Muslim yang mempunyai hubungan yang dekat dengan
pemerintahan Inggris di India. Dia melihat pemerintahan Inggris adalah suatu
alternatif untuk menghindari pengaruh dan dominasi orang hindu setelah
memperoleh kemerdekaan dari kerajaan Inggris. Setelah bermukim di London
ia mendirikan cabang Liga Muslim pada 190617.
2.2.2 Kiprah dan Karya
a) Tahun 1869 ia pergi ke Inggris untuk meneruskan Studi dan selesai di tahun
1873 dengan memperoleh kesrjanaan dalam nidang hukum dengan
menerbitkan karya dengan judul A Critical Examination of the Life and
Teaching of Mohammed, buku pertama yang merupaka interpretasi kaum
modernis Muslim tentang Islam, yang menjadikannya terkenal baik di Barat
maupun Timur.
b) Tahun 1883 ia diangkat menjadi salah satu sari ketiga anggota Dewan Raja
Muda Inggris (The Viceroy’s Council) di India. Ia adalah satu-satunya
anggota Islam dalam Majlis itu.
c) Selanjutnya ia kembali ke India dan pernah bekarja sebagai pegawai
pemerintah Inggris, Pengacara, dan Guru besar dalam hukum Islam.

15
Harun Nasution, 1975, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang)
16
Abdul Quddus, 2019, Islam Modernis. (Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram),
hal.137
17
Mukti Ali, 1993, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan), hal.143

10
d) Tahun 1877 ia membentuk National Muhammaden Association (NMA) yang
merupakan wadah persatuan umat Islam India18.

2.2.3 Pembaharuan Pemikiran Islam Menurut Sayyid Amir Ali


Timbulnya persoalan-persoalan teologis dalam Islam dimulai tidak jauh
setelah wafatnya Rasulullah, tepatnya ketika terjadi bentrokan antara Ali bin
Abi Thalib di satu pihak dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan di pihak lain, yaitu
berdirinya tiga aliansi politik yang terwujud akibat tahkim.
Dalam suasana seperti digambarkan, di India timbul kesadaran
pemimpin-pemimpin Islam akan kelemahan dan kemunduran umat Islam. Maka
timbulah tokoh-tokoh pembaharu India, di antaranya Syah Waliyullah, Sir
Ahmad Khan, Sayyid Amir Ali dan Muhammad Ali Jinnah.
Sebelum menguraikan apologi atau pembelaan Sayyid Amir Ali, dari
seranga-serangan yang datang baik dari kalangan dalam maupun dari luar
muslim, ada beberapa hal atau alasan tentang mengapa Islam mundur atau
tertinggal dibangdingkan dengan dunia Barat sehingga orang-orang Barat
menilai Islam, bahwa Islam adalah agama yang membawa pada kemunduruan,
yaitu:
1. Metode berpikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini
adalah metode berpikir tradisional. Cara berpikir ini tampaknya
mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.
2. Pada masa klasik Islam, kebebasan berpikir berkembang dengan masuknya
pemikiran filsafat Yunani. Namun kebebasan tersebut menurun sejak Al-
Ghazali melontarkan kritik tajam terhadap pemikiran filsafat yang tertuang
dalam bukunya Tahafut al-Falasifah.
3. Al-Ghazali menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.
4. Sarana-sarana untuk mngembangkan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang
disediakan pada masa klasik seperti perpustakaan, dan karyakarya ilmiah,
baik yang diterjemahkan dari bermacam bahasa banyak yang hancur dan
hilang akibat serangan bangsa Mongol.

18
Abdul Quddus, 2019, Islam Modernis. (Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram), hal.138-139

11
5. Kekuasaan Islam saat itu dipegang oleh bangsa yang suka berperang
ketimbang bangsa yang suka Ilmu.
6. Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab
dan tidak pula oleh bangsa Arab.
Dari uraian yang telah di sebutkan diatas, pantaslah kiranya umat Islam
dikatakan mundur, bahkan yang paling ekstrim tuduhan ini datang dari kaum
oriantalis, seolah-olah yang membuat umat Islam mundur ialah agama Islam itu
sendiri. Nah dari sanalah Sayyid Amir Ali mencoba berapologi. Menurutnya
agama Islam tidak membawa umatnya kepada kemunduran, tapi malah
sebaliknya, Islam adalah agama kemajuan, hanya saja kini keadaan umat Islam
menjadi mundur bukan karena ajaran Islamnya, akan tetapi karena umat Islam
telah mengamalkan ajaran Islam yang salah, yaitu ajaran yang sudah diubah
dalam pemahaman dan pemikiran.
Pembelaan-pembelaan sayyid Amir Ali dari serangan-serangan baik yang
datang dari luar maupun dari dalam sendiri, Ia berusaha membuktikan pada
dirinya maupun pada orang lain bahwa Islam adalah baik, mulia dan pernah
mengalami kejayaan, seperti juga yang di katakannya:
‫االسالم يعلوا وال يعلى عليه‬

Artinya: “Agama Islam itu tinggi dan tidak ada agama yang lebih tinggi
daripada Islam”.

Dengan demikian, Sayyid Amir Ali berharap agar orang non Islam tertarik
pada agama Islam. Ia berusaha mencoba mempersamakan ajaran Islam dengan
ide-ide Barat, ini dibuktikan dengan kebencianya terhadap praktik Poligami,
dan Jihad yang berkembang didunia Islam. Ia juga bukan hanya menganggap
Islam sesuai dengan ide modern, melainkan sebaliknya, Ia bahkan mengatakan
bahwa ide-ide modern tersebut itulah sesungguhnya Islam.

Dalam Apologetic di India, Sayyid Amir Ali mengisinya dengan bagaimana


mempertahankan Islam dari pengaruh sains, peradaban, kemajuan, perdamaian
dan nilai-nilai liberal lainnya. Hal ini secara keseluruhan dialami oleh seluruh
dunia Islam. Sedikitnya ada Tiga orientasi yang diharapkan para pemikir

12
apology Islam diantaranya: orientasi melawan serangan terhadap Islam,
orientasi melawan serangan ateisme, dan orientasi melawan serangan-serangan
terhadap westernisasi.

2.2.4 Konsep Pembaharuan Pemikiran Islam Sayyid Amir Ali


Di antara sumbangan besar yang diberikan Sayyid Amir Ali terhadap dunia
Islam adalah karyanya tentang sejarah Islam yang dituangkan dalam bukunya
“The Spirit of Islam”.
Sayyid Amir Ali adalah orang yang kembali ke sejarah lama untuk
membawa bukti bahwa Islam adalah agama rasional dan agama kemajuan. Ia
berpendapat dan berkeyakinan bahwa Islam bukanlah agama yang membawa
kepada kemunduran. Sebaliknya, Islam adalah agama yang membawa kemajuan.
Sebagai seorang pemikir yang kembali ke masa lampau, ia dalam
tulisannya banyak mengupas ajaran-ajaran Islam tentang tauhid, ibadah, hari
akhirat, kedudukan wanita, perbudakan dan sebagainya. Ia memberi
argumenargumen untuk menyatakan bahwa ajaran Islam itu tidak bertentangan,
bahkan sesuai, dengan pemikiran dan perkembangan akal.
Dalam pengantar bukunya, ia menjelaskan, bahwa ditulisnya buku itu
adalah sebagai usaha untuk memposisikan Islam sebagai agama dunia dan
menjelaskan bahwa Islam adalah penggerak kemajuan akal manusia, yang ini
belum banyak diketahui dan difahami secara baik dan wajar.
2.3 Gerakan Muhammad Iqbal
2.3.1 Biografi
Muhammad Iqbal dilahirkan di kota Sialkot Propinsi Punjab Barat pada
tanggal 9 November 1877. Iqbal berasal dari keluarga miskin, dengan
mendapatkan beasiswa dia mendapat pendidikan bagus. Iqbal menerima
pendidikan di sebuah madrasah dan Scottish Mission School. Iqbal banyak
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang selanjutnya menjadi rujukan dalam
pengembangan gagasannya pada pembaharuan Islam. Leluhur Iqbal berasal dari
keluarga Brahmana Kashmir yang telah memeluk agama Islam sejak tiga abad
sebelum kelahiran Iqbal, dan menjadi penganut agama Islam yang taat.

13
Pada tahun 1895 Iqbal menyelesaikan pelajarannya di Scottish dan pergi
ke Lahore. Disini ia melanjutkan studi Government College gurunya adalah Sir
Thomas Arnold. Arnoldlah yang mendorongnya agar melanjutkan pendidikannya
ke Inggris karena melihat kejeniusan Iqbal. Setelah selesai di Government
College Iqbal belajar ke Eropa pada tahun 1905. Dari sini pengembangan
intelektual Iqbal dimulai. Iqbal memilih melanjutkan di Cambridge University,
Inggris, ia belajar filsafat dengan Mc.Taggart, kemudian mengambil gelar
doktor (Ph.D) di Munich, Jerman dan lulus pada tahun1908 dengan disertasi
berjudul The development of Methapysics of Persia.

Di tahun 1930 dipilih menjadi presiden Liga Muslimin. Muhammad Iqbal


meninggal dunia di Lahore 21 April 1938 dan dimakamkan dekat pintu gerbang
Masjid Shahi di Lahore.

Harun Nasution berpendapat bahwa pengaruh terbesar dari Iqbal adalah


lahirnya sikap dinamis di kalangan umat Islam India dan menunjukkan mereka
jalan untuk menempuh kehidupan yang terbaik sebagai masyarakat minoritas.
Iqbal dianggap sebagai intelektual muslim yang mampu menyatukan dua kutub
pemikiran, Timur dan Barat, dua dunia pemikiran, Filsafat dan Tasawuf.

Jika dilihat posisi Iqbal diantara pemikiran tokoh pembaharu India


sebelumnya, maka sebenarnya Iqbal juga tidak jauh berbeda. Iqbal banyak
merespon kondisi masyarakat muslim yang mundur, jumud dan tertinggal.
Selain itu dia juga menolak pemahaman dan pengamalan yang salah tentang
konsep zuhud dalam ajaran tasawuf yang menjadi satu penyebab kemunduran
umat Islam. Menurut Iqbal, Islam adalah agama dinamis dan menyerukan agar
umat bangkit dan membangun dunia baru. Maka perkataannya yang terkenal
adalah “kafir aktif lebih baik dari pada muslim tidur”.

Muhammad Iqbal mengajukan tiga hipotesa tentang sebab kemunduran


Islam. Pertama, pertentangan antara golongan rasionalis dengan kaum
konservatif yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok konservatif. Kedua,

14
berkembangnya kebiasaan sufi yang berangsur-angsur membawa kebiasaan non-
Islam. Ketiga, jatuhnya Bagdad sebagai pusat pemikiran dan kebudayaan Islam.

Karya monumental Iqbal lainnya adalah ide tentang negara Pakistan yang
disampaikannya dalam Muktamar tahunan Liga Muslim tahun 1930. Pada
pertemuam inilah pertama kali konsep negara Islam Pakistan dicanangkan dan
juga rencana pemisahan Pakistan dari India. Pemikiran dan aktifitas Iqbal untuk
mewujudkan Negara Islam ia tunjukkan sejak terpilih menjadi Presiden Liga
Muslim tahun 1930. Ia memandang bahwa tidaklah mungkin umat Islam dapat
bersatu dengan penuh persaudaraan dengan warga India yang memiliki
keyakinan berbeda19.

2.3.1 Kontribusi Muhammad Iqbal Terhadap India-Pakistan


Muhammad Iqbal ialah bukan hanya sebagai seorang ulama dalam
memberantas kemunduran umat muslim India tetapi, Muhammad Iqbal juga
dikenal sebagai seorang penyair, politikus, ahli hukum serta dikenal sebagai
seorang pemikir Muslim di India. Sebagai seorang pemikir serta penyair ia
memberikan kontribusinya dengan pandangan yang alternatif dalam bentuk
karya sastranya, karya pemikirnya, serta dalam berpidato yang dibuatnya.
1. Konsepsi Negara Islam
Bagi Muhammad Iqbal tidak ada pemisahan antara spiritual dan
materil, agama dan negara. Keberadaan agama adalah untuk
mengembangkan kedua aspek tersebut dan menyelarasakannya dengan
keinginankeinginan tuhan. Negara harus mampu menjabarkan prinsip-prinsip
tauhid yang mengacu pada persamaan, kesetiakawanan dan kebebasan.
Negara merupakan usaha untuk menstransformasikan prinsip-prinsip
tersebut ke dalam kekuatan ruang dan waktu.

2. Kemerdekaan Pakistan
Muhammad Iqbal membangkitkan semangat umat muslim India untuk
membuat satu negara Islam di India agar terhindar dari jajahan Inggris yang

19
Harun Nasution, 1975, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang), hal.
144-145

15
terus menyebarkan benih-benih Barat serta mulai sedikit demi sedikit
menghapus norma-norma Islam dari masyarakat India. Kapitalisme harus
ditolak, sosialisme Barat dapat diterima karena sosialisme Barat dengan
Islam ada persamaan.

3. Konsepsi Nasionalisme
Kesadaran komunitas, dibangun oleh kaum Muslim berdasarkan
rasa cinta kepada Nabi, bersifat mendahului dan mengkondisikan kesadaran
diri. Bagi Iqbal, iman adalah dasar sejati satu-satunya bagi nasionalisme. Ia
menolak nasionalisme territorial karena di dalamnya terdapat bibit embrio
materialisme dan atheisme dan keduanya merupakan ancaman besar bagi
perikemanusiaan. “Esensi kita tidak terikat dengan tempat manapun,
Kekuatan anggur tidak terkandung dalam mangkuk manapun”

4. Demokrasi
Muhammad Iqbal adalah pendukung ide demokrasi, Muhammad
Iqbal menegaskan bahwa demokrasi adalah salah satu bagian terpenting dari
ajaran Islam, demokrasi merupakan cita-cita politik Islam, demokrasi di
dalam Islam menggunakan konsep syura akan tetapi ini hilang sejak
digantikan dengan sistem kerajaan obsolut.

5. Moderenisasi
Pemahaman Iqbal tentang jalan keluar bagi kesulitan manusia
merupakan kombinasi dari apa yang di pandangnya sebagai unsur-unsur
terbaik dari Timur dan Barat. Hal ini membuka jalan bagi penerimaan
kemajuan teknologi tanpa menyerah pada positivisme.
6. Respon Terhadap Ideologi Barat
Sebagai anak dari sebuah bangsa yang terjajah, pemikiran dan respon
Muhammad Iqbal terhadap berbagai ideologi Barat mengalami
perkembangan pada masa kehidupannya, ketika India berjuang melawan
imperialisme Inggris, Muhammad Iqbal sangat mendukung nasionalisme
India yang menginginkan penyatuan umat Islam dan Hindu dalam sebuah
negara merdeka.

16
Perubahan terjadi ketika Muhammad Iqbal menempuh pendidikan
tinggi di Inggris dan Jerman. Di dua negara Eropa ia melihat sendiri
bagaimana nasionalisme memainkan peranannya dalam perluasan nafsu
imperialisme Barat terhadap dunia Islam (Timur). Nasionalisme menurut
Muhammad Iqbal merupakan produk Barat yang berbahaya bagi peradaban
manusia. Muhammad Iqbal melihat bahwa nasionalisme barat membawa
pemujaan bangsa-bangsa Eropa terhadap ras mereka dan merendahkan ras
lainnya.
2.3.2 Respon Liga Muslim Terhadap India-Pakistan
Pada tahun 1906 di kota dacca didirikan sebuah organisasi yang disebut
Liga muslim. Gunanya untuk membela kepentingan umat muslim yang selama
ini tertindas oleh umat Hindu, karena tidak menguntungkan umat Islam yang
menjadi minoritas di kalangan Hindu. Maka munculah Liga merupakan realisasi
dari ide dan pandangan kelompok menonjolkan tiga objek pokok yaitu:

a) Memperjuangkan kepentingan umat Islam secara hukum seperti memperoleh


hak pemilih terpisah
b) Menegaskan loyalitas terhadap penguasa Inggris
c) Mencegah timbulnya rasa permusuhan di kalangan muslim non muslim dan
sebaliknya.

Pemerintah kolonial Inggris yang akan menetapkan status India membuat


bangsa India ingin ikut ambil dan partisipasi dalam menentukan nasibnya
sendiri secara resmi secara undang-undang begitu juga tidak mau ketinggalan
golongan Islam untuk ikut andil dalam menentukan nasibnya di India walaupun
umat Islam India merupakan minoritas di India.
Saat terjadi kekacauan antara umat Islam India dan umat Hindu India, di
karenakan golongan muslim menuntut pemerintah Inggris agar golongan Islam
sebagai golongan minoritas di India bisa menyumbangkan wakil-wakilnya dalam
pemerintahan, dan ini disetujui oleh pemerintah Inggris, akan tetapi
persetujuan ini membuat golongan Hindu tegang karena mereka tidak setuju,
dan merupakan awal dari pertentangan golongan Islam dan Hindia serta

17
terjadinya kekacauan antar agama pada tahun 1920 dan 1940. Dengan
terjadinya kekerasan yang sangat luar biasa yang mengakibatkan terjadinya
pemerkosaan terang-terangan, pembunuhan, pembakaran hidup-hidup.
Kekacauan bukan hanya dari persetujuan pemerintahan Inggris namun salah
satu menjadi faktor nya juga adalah masalah kecil seperti perbedaan kebiasaan
antara Hindu dan muslim kemudian ekonomi juga yang menajdi faktor
kekacauan, dengan kekacauan itu maka untuk ditangani oleh yang paling
berperan ialah peranan Liga Muslim lebih menengahi perselisihan antara orang
Hindu dan muslim. Inilah yang diperjuangkan Iqbal dalam menangani kekacauan
saat itu, oleh sebab itulah Iqbal menjauhi nasionalis Hindu, karena
dikhawatirkan terjadinya new Hinduisme.
Pada tahun 1931 dan 1932, Iqbal ikut Konferensi meja Bundar di London,
konferensi ini membahas tentang konstitusi baru bagi India. Pada tahun 1937
dia mengirimkan surat kepada Muhammad Ali Jinnah saat itu menjabat sebagai
ketua Liga Muslim dimana beliau menjelaskan “jalan terbaik yang bisa
mengantarkan pada perdamaian di India alam kondisi yang demikian,
hendaknya negeri ini dibagi berdasarkan prinsip-prinsip ras, keagamaan, dan
bahasa”.
Pada tahun 1934 Jinnah menjadi sebagai ketua tetap Liga Muslim,
pemikiran Jinnah yang sudah dipengaruhi Iqbal sebelumnya membuat Jinnah
ingin meneruskan perjuangan untuk mewujudkan negara Islam, kekuatan
semakin kuat, ditambah kekecewaan umat muslim di Kongres, semakin mantap
keinginan umat muslim di India untuk mewujudkannya, kemudian dalam rapat
tahunan Liga Muslim di Lahore tahun 1940 menghasilkan persetujuan bahwa
pembentukan negara tersendiri bagi umat muslim sebagai tujuan perjuangan
Liga Muslim. Mulai diperjelas bagaimana negara Islam yang akan dibentuk
nantinya, dimana negara tersebut sebuah negara Islam dibawah kekuasaan
umat Islam. Pembentukan negara Islam mulai banyak mendapat dukungan umat
Islam India, dapat kita lihat pada hasil pemilihan tahun 1946 Liga Muslimin
memperoleh kemenangan di daerah-daerah yang nantinya masuk Pakistan.
Kemenangan umat Islam India semakin nampak di mata umat muslim dengan

18
perjuangan dan kekuatan tekad mereka untuk membentuk negara sendiri. Pada
tahun 1947 dalam rapat perundingan dengan Inggris dan Kongres Nasional India,
Inggris mengeluarkan putusan untuk menyerahkan kedaulatan kepada dewan
konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Kemudian pada tanggal 14
Agustus 1947 diresmikan Pakistan dan pada hari itulah Pakistan dilahirkan
menjadi sebuah negara Islam yang merdeka baik itu dari Inggris maupun India.

2.4 Muhammad Ali Jinnah


2.4.1 Latar Belakang Muhammad Ali Jinnah
Muhammad Ali Jinnah lahir di Karachi pada 25 Desember 1876. Ayahnya
merupakan saudagar yang bernama Jinnah Bhai Poonja. Ketika menginjak umur
sepuluh tahun, ia dikirim orangtuanya untuk belajar di Bombai selama satu
tahun kemudian pulang ke Karachi dan melanjutkan pelajarannya di Sind
Madrasatul Islam, setelah itu ia melanjutkan pendidikan menengah atas di
Mission High School. Ia dikirim orangtuanya ke London saat usia 16 tahun untuk
belajar bisnis di kantor pusat Graham Shipping and Trading Company. Namun,
Muhammad Ali Jinnah tidak memasuki sekolah tersebut, karena ia lebih tertarik
untuk mempelajari hukum di London. Pada tahun 1896, ia memperoleh gelar
Sarjana dalam bidang hukum di London dan menjalani pelatihan sebagai
seorang pengacara di Lincoln’s Inn London setelah itu ia kembali ke India lalu
bekerja sebagai pengacara dan membuka praktik hukum di Bombay dan
menjadi satu-satunya pengacara Muslim yang membuka praktik disana 20.

Muhammad Ali Jinnah juga dikenal sebagai “Quaid e Azam” dalam


sejarah India. Tidak hanya seorang pemimpin besar umat Islam dari benua
India, tetapi ia juga memegang posisi penting di deretan politisi dunia. Pada
tanggal 11 September 1948 ia menghembuskan nafas terakhirnya karena
serangan influenza dan bronchitis sehingga menyebabkan kesehatannya
menurun drastis. Kematiannya merupakan pukulan yang hebat bagi Pakistan.

20
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031MAKHMUD_SYAFE
%27I/MUHAMMAD_ALI_JINNAH.pdf

19
Untuk kemudian Pakistan berada di bawah pimpinan tangan kanan Jinnah
sendiri yaitu Liaquat Ali Khan.21

2.4.2 Perjalanan Politik dan Pembentukan Negara Pakistan


Muhammad Ali Jinnah memulai karir di bidang politiknya dengan
menghadiri sidang All India National Congress sebagai sekretaris pribadi
Presiden Dhadabai Naoroji. Jinnah adalah pendukung persatuan Hindu-Muslim,
maka ia bergabung dengan All India National Congress untuk menyuarakan
suara umat Muslim yang berjumlah minoritas di India, dan merupakan sebuah
partai besar yang didirikan oleh Allan Octavian Hume, Dhadabai Naoroji dan
kawan-kawan. Kongres ini merupakan pemimpin gerakan kemerdekaan India
dan menjadi partai politik yang dominan oleh keluarga Nehru-Ghandi. Namun
seiring berjalannya waktu, Muhammad Ali Jinnah menyadari bahwa Kongres ini
hanya mementingkan dan melindungi hak-hak Hindu, maka Jinnah memutuskan
untuk keluar dari Kongres dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk
kesejahteraan umat Islam di India.

Pada tahun 1913, Jinnah bergabung dengan All India Muslim League.
Liga ini dibentuk pada tanggal 30 Desember 1906 di Decca oleh Mohsinul Mulk
dan Viqarul Mulk yang bertujuan untuk membangun delegasi untuk mengajukan
memorandum umat Muslim. Liga ini merupakan partai politik yang
mementingkan kemerdekaan India dan juga sebagai pendorong atas
pembentukan negara Pakistan sebagai negara Muslim. Jinnah memulai
peranannya secara aktif di Liga Muslim India. Ia bekerja untuk kesatuan Hindu-
Muslim dari dalam Liga. Untuk mencapai itu, ia mengatur agar untuk sidang
pertama Liga Muslim India diadakan pada waktu dan tempat yang sama dengan
sidang Kongres India. Sidang tersebut akhirnya diadakan di Bombay pada tahun
1915. Dalam sidang itu Jinnah mengajukan suatu resolusi untuk membentuk
komite yang mempunyai kekuatan untuk berbicara dengan partai-partai lain.

Sidang Liga Muslim selanjutnya diadakan di Lucknow. Komite yang


dibentuk pada saat sidang di Bombay telah melakukan pekerjaan yang sangat
21
Ischak Suryo Nugroho, Pembentukan Negara Islam Pakistan :Tinjauan Historis Peran Ali Jinnah

20
berguna dalam konsultasi dengan komite yang sama yang dibentuk oleh Kongres
Nasional India. Setelah perundingan yang memakan waktu berbulan-bulan
lamanya, lahirlah suatu rencana bersama yang berisi tentang kesimpulan-
kesimpulan yang disetujui bersama mengenai bagian umat Muslim yang
diterima secara antusias oleh Pihak Kongres Nasional India dan Liga Muslim
India. Rencana bersama itu terkenal dengan “Pakta Lucknow”. Sidang ini
merupakan satu-satunya periode dimana umat Hindu dan Muslim sampai kepada
kesimpulan-kesimpulan yang disetujui bersama tentang masa depan mereka.

Dalam usahanya untuk mengulangi pelaksanaan Pakta Lucknow di mana


umat muslim dan Hindu mencapai suatu kesepakatan bersama bukanlah hal
mudah bagi Jinnah. Banyak perbuatan yang akhirnya menimbulkan perpecahan
antara Muslim dan Hindu. Salah satunya adalah kemarahan yang ditimbulkan
oleh serangan yang keji terhadap nabi Muhammad SAW oleh penulis-penulis
Arya Samaj, kemarahan golongan intelegensia Hindu Punjab yang tidak puas
dengan monopoli komplit terhadap perdagangan dan industri karena seorang
muslim yang menjadi Jenderal Komite Kongres Propinsi Punjab telah
memberikan bagian kepada umat Muslim bagian di kantor pemerintahan dan
lembaga pendidikan atas dasar yang telah disetujui untuk memberikan
perwakilan di Lucknow. Karena kecewa dengan perpolitikan India, ia
meninggalkan India dan menetap di Inggris untuk praktik hukum di Dewan
Kerajaan. Jinnah tidak diundang ketika terjadi Konferensi Meja Bundar yang
diadakan di Inggris untuk melahirkan formula bagi persetujuan Hindu-Muslim.
Namun, ia mempunyai banyak kesempatan untuk bertemu delegasi dari India.

Hubungan penting yang secara efektif mempengaruhi terbentuknya


Pakistan adalah pertemuannya dengan Muhammad Iqbal yang datang ke Inggris
sebagai delegasi Konferensi Meja Bundar. Jinnah pernah menghadiri Konferensi
Meja Bundar sekali dengan mengkritik konsepsi Federasi Sentral yang mana saat
itu delegasi-delegasi lain menerima dengan antusias. Karena menurut Jinnah
Federasi Sentral akan menghilangkan otonomi propinsi yang sangat dihargai
oleh Umat Muslim. Sedangkan Iqbal beberapa tahun sebelumnya mengajukan

21
rencana untuk pembentukan Blog Muslim di Barat Laut India. Ia menyatakan,
“Saya ingin melihat Punjab, Perbatasan Utara, Sindhi dan Balukhistqan
bergabung menjadi satu Negara.” untuk Rencana pemisahan Muslim dari India
dibahas secara panjang lebar oleh Iqbal dan Jinnah ketika di Inggris, dan
berangsur-angsur Iqbal meyakinkan kepada Jinnah bahwa pada rencana inilah
letak satu-satunya harapan yang memuaskan untuk India khususnya Umat
Muslim.

Meskipun Muhammad Ali Jinnah dan Muhammad Iqbal akhirnya sama-


sama menyerukan pembentukan Pakistan, visi ideologi mereka sangat sangat
berlainan. Iqbal, tokoh modernis dan penyair-filosof terkemuka, telah
membakar imajinasi kaum muslimin dengan seruannya untuk mendirikan
Negara Islam sedangkan Jinnah menjadikan Pakistan sebagai negara umat Islam
dimana Islam sebagai suatu tatanan religio-sosial dari suatu negara Sekular.

Pada saat itu ia memperoleh laporan dari India bahwa umat Islam
kehilangan pegangan. Kepemimpinan Agha Khan tidak efektif sedangkan tokoh
muslim lain yang dapat diandalkan meninggal dunia. Dalam keadaan seperti
itu, kelompok muslim yang menginginkan kebaikan kembali mendukung Jinnah.
Mereka minta supaya Jinnah kembali ke India dan kembali memimpin umat
Muslim. Akhirnya Jinnah menyetujui tetapi ia hanya mau kembali ke India
hanya untuk beberapa bulan saja. Namun demikian dalam kunjungannya yang
singkat menjadikan Jinnah terpilih sebagai Presiden permanen Liga Muslim
India yang secara tidak langsung memaksanya untuk berdiam diri di India pada
tahun 1935.

Pada tahun 1937, ketika diadakan pemilihan daerah di India, Liga Muslim
tidak memperoleh suara banyak dan pemilihan ini dimenangkan oleh Kongres
India dan pada saat itu partai Kongres India bersikap dingin dan menjauhi Liga
Muslim. Pandit Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa hanya ada dua partai di
India, yaitu Kongres India dan Inggris. Karena hal itu pemimpin Punjab, Bengal
dan Sindi mulai mengadakan kerjasama dengan Jinnah, mereka sepakat

22
mengikuti kebijaksanaan dan keputusan Liga Muslim dalam segala hal
menyangkut India. Jinnah rupanya belum putus asa untuk mengadakan
persesuaian dengan Kongres mengenai masa depan India. Di dorong kekuatan
baru yang diperoleh Liga Muslim ia mengadakan perundingan-perundingan
dengan organisasi ini tetapi selalu berakhir dengan kegagalan.

Pengalaman yang telah dilaluinya menjadikannya sadar bahwa


kepentingan umat Muslim India tidak bisa lagi dijamin melalui perundingan-
perundingan dan mencantumkan hasil perundingan tersebut ke dalam Undang-
Undang Dasar yang akan disusun. Kepentingan umat Muslim hanya dapat
terjamin dengan membentuk negara tersendiri dan terpisah dari negara Umat
Hindu di India.

Muhammad Ali Jinnah sangat bertekad dalam membentuk negara


terpisah untuk umat Muslim India. Kebulatan tekadnya dibahas pada pertemuan
tahunan Liga Muslim yang diadakan di Lahore pada tahun 1940. Sidang
kemudian menyetujui pembentukan Negara tersendiri untuk Umat Muslim India
sebagai tujuan dari Liga Muslim India. Negara yang kelak akan dikenal dengan
nama Pakistan dan pembahasan yang terjadi antara Muhammad Iqbal dan
Jinnah ketika berada di Inggris dikenal dengan “Rencana Pakistan”. Nama
Pakistan sendiri menurut suatu sumber dari seorang mahasiswa Islam India di
London yang bernama Khaudri Rahmat, diambil dari huruf P dari Punjab, A dari
Afghan, Ki dari Kashmir, S dari Sind, dan TAN dari Balukhistan.

Setelah rapat Liga Muslim jalan perjuangan Jinnah semakin terarah pada
satu titik dan ia berjuang untuk mewujudkan tujuan itu dengan gigih yang
beberapa tahun sebelumnya ia telah melakukan hal yang sama terhadap
perjuangannya untuk mewujudkan persatuan Hindu-Muslim di India. Perjuangan
Liga Muslim yang melibatkan seluruh Umat Muslim baik dari golongan bawah
maupun atas menjadikan Liga Muslim bertambah kuat dan menyebabkan
pemuka-pemuka Islam yang yang bergabung dengan Partai Kongres kehilangan
pengaruh karena dianggap tidak sesuai dengan tujuan Umat Muslim India. Pada

23
tahun 1944, Jinnah mulai menjelaskan apa yang dimaksud dengan Pakistan.
Negara itu akan mencakup enam daerah yaitu Daerah perbatasan barat laut,
Balukhistan, Sind dan Punjab di sebelah Barat, serta Bengal dan Assam di
sebelah Timur. Dengan jumlah penduduk 70 Juta.

Di tahun 1942 Inggris telah mengeluarkan janji akan memberi


kemerdekaan kepada India sesudah Perang Dunia II selesai. Pelaksanaannya
mulai dibicarakan pada tahun 1945 tetapi pembicaraan selalu mengalami
kegagalan. Akhirnya pemerintah Inggris membentuk Pemerintahan Sementara
yang ditunjuk oleh pemerintah Inggris. Dan pemerintah Inggris menunjuk Pandit
Nehru dari Partai Kongres India untuk menyusun pemerintahan sementara. Hal
ini menimbulkan reaksi keras dari Umat Muslim sehingga akhirnya Jinnah
diminta turut serta dalam menyusun Pemerintahan Sementara itu. Setahun
kemudian keluarlah putusan Inggris untuk menyerahkan kedaulatan kepada dua
Dewan Konstitusi satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Muhammad Ali
Jinnah sebagai Gubernur Jendral Pakistan yang pertama karena memang tidak
ada orang yang berusaha sedemikian keras selain Jinnah. Pada tanggal 14
Agustus 1947 Dewan Konstitusi Pakistan dibuka secara resmi oleh Viscount
Mounbatten Raja Muda India dan sehari setelahnya lahirlah Pakistan sebagai
negara bagi Umat Muslim India.

Ketika Jinnah menjadi pemimpin Pakistan, banyak umat muslim yang


tinggal di India merasa kurang senang dengan hal itu, karena menurut mereka
lebih baik Jinnah tinggal di India untuk memperhatikan kesejahteraan umat
muslim India yang kemungkinan akan mengalami kemunduran dengan tidak
adanya kekuatan yang netral.

Sebagaimana pemikir muslim lainnya yang dilahirkan dan berjuang di


India, Muhammad Ali Jinnah berusaha menyuarakan suara umat muslim yang
berjumlah minoritas di negaranya agar dapat diakui dan dihormati oleh
pemerintah dan umat lainnya yang berada di India khususnya umat Hindu.
Peliknya perselisihan yang terjadi antara pemerintah dengan rakyat India dan

24
juga perselisihan antara umat muslim dengan umat Hindu menjadikan teramat
sulit untuk menjalin perdamaian antara umat muslim dan umat Hindu sehingga
jalan yang diambil adalah pembagian wilayah antara umat Muslim dan umat
Hindu. Namun demikian, Muhammad Ali Jinnah berbeda pandangan dengan
beberapa pendahulunya yang menginginkan terbentuknya Negara Islam bagi
daerah yang menjadi kekuasaan umat Muslim, Muhammad Ali Jinnah
menginginkan suatu Negara yang sekular22.

22
Ischak Suryo Nugroho, Pembentukan Negara Islam Pakistan :Tinjauan Historis Peran Ali Jinnah

25
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan
3.1.1 Gerakan Aligarh
A. Ide dan Pembaharuan Gerakan Aligarh
1. Bidang Keagamaan
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa Alquran dan hadis
merupakan sumber hukum Islam, Berkaitan Fiqih Sayyid khan mempunyai
pandangan yang mendekatkan antara perkara-perkara dan dengan
pemahaman peradaban Barat antara lain dalam masalah jihad, bunga
bank, poligami dan had.
2. Bidang Pendidikan
Pada tahun 1861 Sayyid Ahmad Khan mendirikan sekolah inggris di
Muradabad. di tahun 1876 ia mengundurkan diri sebagai pegawai
pemerintah Inggris dan sampai akhir hayatnya di tahun 1898, iya
mementingkan pendidikan umat Islam India. Di tahun 1878 ia mendirikan
sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang
merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam upaya
memajukan umat Islam India.
3. Bidang Politik
Dalam ide politik yang ditimbulkan Sayyid Ahmad Khan telah
kelihatan pengertian bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang
tidak dapat membentuk suatu negara dengan ummat Hindu. Umat Islam
harus mempunyai negara tersendiri
B. Tokoh Gerakan Aligarh
1. Nawab Muhsin Al-Mulk
2. Viqar Al-Mulk
3. Altaf Husain Hali
4. Chiragh Ali
5. Salah Al-Din Khuda Bakh

26
6. Maulvi Nazir Ahmad
7. Muhammad Shibli Nu’mani
2.3.2 Gerakan Sayyid Amir Ali
Menurutnya agama Islam tidak membawa umatnya kepada kemunduran,
tapi malah sebaliknya, Islam adalah agama kemajuan, hanya saja kini keadaan
umat Islam menjadi mundur bukan karena ajaran Islamnya, akan tetapi karena
umat Islam telah mengamalkan ajaran Islam yang salah, yaitu ajaran yang
sudah diubah dalam pemahaman dan pemikiran.
2.3.2 Gerakan Muhammad Iqbal
Harun Nasution berpendapat bahwa pengaruh terbesar dari Iqbal adalah
lahirnya sikap dinamis di kalangan umat Islam India dan menunjukkan mereka
jalan untuk menempuh kehidupan yang terbaik sebagai masyarakat minoritas.
Iqbal dianggap sebagai intelektual muslim yang mampu menyatukan dua kutub
pemikiran, Timur dan Barat, dua dunia pemikiran, Filsafat dan Tasawuf.
2.3.2 Gerakan Muhammad Ali Jinnah
Sebagaimana pemikir muslim lainnya yang dilahirkan dan berjuang di
India, Muhammad Ali Jinnah berusaha menyuarakan suara umat muslim yang
berjumlah minoritas di negaranya agar dapat diakui dan dihormati oleh
pemerintah dan umat lainnya yang berada di India khususnya umat Hindu.
Peliknya perselisihan yang terjadi antara pemerintah dengan rakyat India dan
juga perselisihan antara umat muslim dengan umat Hindu menjadikan teramat
sulit untuk menjalin perdamaian antara umat muslim dan umat Hindu sehingga
jalan yang diambil adalah pembagian wilayah antara umat Muslim dan umat
Hindu. Namun demikian, Muhammad Ali Jinnah berbeda pandangan dengan
beberapa pendahulunya yang menginginkan terbentuknya Negara Islam bagi
daerah yang menjadi kekuasaan umat Muslim, Muhammad Ali Jinnah
menginginkan suatu Negara yang sekular

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Quddus. 2019. Islam Modernis, Sejarah, Ide & Gerakan Pembaharuan di
Dunia
Islam. Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.
Ira. M. Lapidus. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Harun Nasution. 1975. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
Jakarta: Bulan Bintang.
Abdul Quddus. 2019. Islam Modernis. Mataram: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram
Mukti Ali. 1993. Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Bandung: Mizan.

28

Anda mungkin juga menyukai