MAKALAH SINTAKSIS Disusun Sebagai Syarat
MAKALAH SINTAKSIS Disusun Sebagai Syarat
Dosen Pengampu:
Sukarir Nuryanto
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PEMBUKA..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Pengertian Sintaksis.....................................................................................6
2.2 Struktur Sintaksis........................................................................................7
2.3 Lingkup Cakupan Sintaksis........................................................................8
2.4 Pengertian Frasa, Klausa, dan Kalimat.....................................................9
2.5 Ciri-ciri Frasa, Klausa, dan Kalimat........................................................12
2.6 Hubungan frasa, kalusa, dan kalimat......................................................12
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................14
3.1 Simpulan......................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
3
BAB 1
PEMBUKA
1.1 Latar Belakang Masalah
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang
makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan
masyarakat Indonesia, yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang
digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang
ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu
pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena
ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam
pembicaraan tentang sintaksis, bidang yang menjadi lahannya adalah unit
bahasa berupa kalimat, klausa dan frase.
Manusia dalam bertutur sapa, berkisah, atau segala sesuatu yang dapat
dikatakan sebagai berbahasa, selalu memunculkan kalimat-kalimat yang
diirangkai, dijalin sedemikian rupa, sehingga berfungsi optimal bagi si
penutur dalam upaya mengembangkan akal budinya dan memelihara
kerjasamanya dengan orang lain.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan
ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata
bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar
kata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup
sintaksis adalah frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas
ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.
4
4. Apakah yang dimaksud dengan frasa, klausa, dan kalimat?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian sintaksis.
2. Mengetahui struktur sintaksis.
3. Mengetahui lingkup sintaksis Bahasa Indonesia.
4. Mengetahui pengertian frasa, klausa dan kalimat.
5. Mengetahui ciri-ciri frasa, klausa dan kalimat.
6. Mengetahui hubungan frasa, klausa dan kalimat.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sintaksis
2.1.1 Pengertian Secara Etimologi
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
’dengan’ dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara
etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga
berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga berasal dari
bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang seluk
beluk wacana , kaliamat, prase dan klausa.
6
4) Prof.Dr.Suparman Herusantosa mengatakan bahwa sintaksis
merupakan studi tentang hubungan antara kata yang satu dengan kata
yang lain.
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya
mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa,
klausa, dan kalimat.
7
Hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah kalimat (2) sampai (6) sama
dengan kalimat (1) ?. Sekarang tentukan terlebih dahulu fungsi tiap kata
dalam kalimat-kalimat tersebut sehingga mengetahui apakah kalimat (2)
sampai (6) memiliki pola yang sama. Sekarang perhatikan uraian berikut:
Ayah berangkat ke kantor
S P Ket
Adik menangis
S P
Pohon mangga itu tumbang kemarin sore
S P Ket
Kemarin ibu memasak ikan
Ket S P O
Pak Guru ?
S
Berdasarkan urian tersebut dapat dikatakan bahwa setiap kalimat tidak
selalu berpola S-P-O-Ket, dan sebuah kalimat tidak harus selalu diikuti
oleh objek (O) terlihat pada kalimat (2), (3), (4), dan (6), dan kalimat tidak
harus diawali oleh kata yang memiliki fungsi subjek (S) terlihat pada
kalimat (5), serta sebuah kalimat bisa saja hanya memiliki satu fungsi, hal
ini dapat dilihat pada contoh (6).
8
Cakupan Sintaksis menurut Ramlan (1987:21) meliputi frasa, klausa,
kalimat, dan wacana.
Menurut Chaer (1994 : 219) satuan terkecil adalah kata, yang secara
hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar
yaitu frasa, klausa dan kalimat. Sedangkan unsur penbentuk wacana adalah
kalimat.
Berdasarkan pengertian sintaksis di atas, dalam tataran sintaksis kata
merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen
pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Maka di sini,
kata, hanya dibicarakan sebgai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu dalam
hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan yang lebih besar,
yaitu frase, klausa, dan kalimat.
9
Parera (1994) yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi
yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk
sebuah pola dasar kalimat maupun tidak.
Chaer (1998) menyatakan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata
atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur
atau fungsi kalimat (subjek, predikat, objek, atau keterangan).
2.4.2 Pengertiaan Klausa
Ada beberapa definisi klausa menurut para ahli bahasa yakni sebagai
berikut :
Menurut kridalaksana, klausa merupakan satuan gramatikal yang
berupa gabungan kata, minimal terdiri dari subjek dan predikat serta
berpotensi menjadi kalimat.
Ramlan mengatakan bahwa klausa merupakan satuan gramatik
yang terdiri atas S, P, (O), (Pel), dan (K).
H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua
kata atau lebih dan mengandung unsur predikasi.
Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya,
didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam
satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa
(Chaer,2009:150).
Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri
atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi
menjadi kalimat. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa klausa adalah gabungan dari beberapa kata yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, boleh dilengkapi (objek),
(pelengkap), dan (keterangan).
10
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri,
yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook,
1971: 39-40; Elson and Pickett, 1969: 82).
11
lengkap merupakan definisi umum yang biasa dijumpai. Dalam kaitannya
dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata,frase,dan klausa)
bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konsituen dasar,
yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjugsi bila diperlukan,
serta disertai dengan intonasi final.
12
2.6 Hubungan frasa, kalusa, dan kalimat
Dilihat dari bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai
konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih.
Hubungan struktural antara kata dan kata, atau kelompok kata dan
kelompok kata yang lain, berbeda-beda. Sementara, kedudukan tiap kata
atau kelompok kata dalam kalimat itu berbeda-beda pula. Antara “kalimat”
dan “kata” terdapat dua satuan sintaksis antara, yaitu “klausa” dan “frasa”.
Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih
yang mengandung unsur predikasi, sedangkan frasa adalah satuan sintaksis
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur
predikasi.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa
sintaksis adalah cabang yang membicarakan kalimat dengan segala bentuk
dan unsur-unsur pembentuknya. Tiga kajian sintaksis yakni frase, klausa,
dan kalimat.
Salah satu definisi sintaksis menurut para ahli yaitu ilmu yang
mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang
satu dengan kata atau frase (clause atau kalimat yang lain atau tegasnya
mempelajari seluk-beluk frase, klause, kalimat dan wacana (Ramlan.
1985:21)
Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat
interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan,
didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran
yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis
yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat adalah satuan sintaksis
yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa,
dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi
final.
Kalimat juga merupakan satuan bahasa yang terdiri dari dua kata
atau lebih yang mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi
akhir serta bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, serta
memiliki fungsi-fungsi gramatikal.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami
berharap makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima
dengan baik. Tapi, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari
kekurangan, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga kami sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan
mempertahankan kelebihan yang ada pada makalah kami. Terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ke-3. Jakarta:
Balai pustaka
15