Anda di halaman 1dari 9

TUGA SELF CARE OREM PADA KASUS DIABETES MELLITUS

Dosen pengampu : Ns. Prita Adisty Handayani, M.Kep

Disusun oleh kelompok 2 kelas B


118031 Erlikhe puspitasari
119004 Alda kurniawati
119007 Anggun ikhtiarni
119009 Anna siskawati
119011 Attalia warisa p
119013 Azizah anandini putri w
119015 Chalimatus sa’diyyah
119018 David septian ulil a
119019 Deninta silvia h
119022 Dewi murtani
119024 Dhilla fela diya
119026 Diah ayuk w
119029 Dwi hidayah
119033 Elisa aulia f
119035 Elya rikke f
119037 Eva sulistiyowati
119039 Faradila puspita sari
119041 Fetti nur diyanti
119043 Fitria mahadika putri
119045 Gita eka somantri
119047 Helenia azaria r
119049 Ilina kristina titin
119051 Indah umaidah
119053 Ira krisna
119055 Irma novitasari
119057 Kamti widaningrum

A. PENGERTIAN
Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia dan komplikasi yang khas termasuk penyakit aterosklerosis kardiovaskuler
prematur dan penyakit pembuluh darah kecil yang dimanifestasikan sebagai retinopati
dengan potensi kehilangan fungsi penglihatan; nefropati yang dapat menyebabkan gagal
ginjal; dan neuropati perifer dengan resiko tinggi ulkus kaki diabetik dan amputasi. Dalam
mengimplementasikan pelayanan keperawatan yang profesional, perawat harus melakukan
interaksi dengan pasien dan keluarga sehingga terbentuk sebuah hubungan saling percaya
antara perawat-pasien. Pengelolaan komprehensif tidak lepas dari peran ilmu keperawatan
dengan pelayanan keperawatan profesional. Dalam memberikan asuhan keperawatan
profesional, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan penerapaan teori keperawatan
sebagai petunjuk asuhan keperawatan, memberikan intervensi keperawatan berdasarkan
evidence based, dan membuat terobosan melalui inovasi keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan yang
diintegrasikan dalam pelayanan melalui penerapan teori keperawatan dalam hal ini Teori Self
Care Orem. Teori ini dipandang sesuai dengan kasus diabetes melitus sebagai suatu kondisi
kronis yang manajemen penatalaksanaannya bergantung pada self care pasien. Dalam proses
pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatakan Teori Self Care Orem,
perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan self care pasien yaitu
whole compensatory, partly compensatory dan supportive educative. (Mario, dkk, 2020)

B. METODE & KASUS KELOLAAN UTAMA


Asuhan keperawatan pada kasus Ny. X berusia 39 tahun dengan Diabetes mellitus tipe 2 +
Ulkus diabetik pedik sinistra post debriment. Masalah keperawatan yang muncul adalah
Ketidakstabilan kadar glukosa darah, kerusakan integritas jaringan.
Metode self care orem ;
Therapeutic self care demand ; Pengkajian faktor kondisi dasar dilakukan bersamaan dengan
pengkajian kebutuhan perawatan diri universal, kebutuhan perawatan diri untuk mendukung
perkembangan, dan kebutuhan perawatan diri akibat deviasi kesehatan. Analisa dilakukan
untuk mengidentifikasi adanya keterbatasan atau ketidakmampuan dalam melakukan
aktivitas perawatan mandiri. Kemudian ditegakkan diagnose keperawatan sebagai berikut ;
Ketidakstabilam glukosa darah dan kerusakan integritas jaringan

Nursing System ; Ketidakstabilan kadar glukosa darah


Tujuan yang hendak dicapai dalam intervensi keperawatan untuk masalah tersebut adalah
mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas target pengobatan, mengidentifikasi faktor
yang mengarah kepada ketidakstabilan glukosa darah. Intervensi keperawatan kolaborasi
dilakukan dengan dokter dalam pemberian insulin untuk manajemen hiperglikemia.
Pemberian terapi insulin pada pasien Ny. X adalah insulin basal bolus terdiri dari insulin
kerja panjang Lantus dan insulin prandial menggunakan insulin kerja cepat yaitu Novorapid.
Pemberian Lantus dilakukan dengan satu kali penyuntikan pada malam hari sebelum tidur.
Sedangkan Novorapid diberikan setiap kali waktu makan yaitu makan pagi, makan siang, dan
makan malam (15 menit sebelum makan) dengan catatan makanan harus telah tersedia.
Edukasi, Materi edukasi yang diberikan berhubungan dengan kemampuan untuk bertahan
atau survival skill yaitu materi mengenai diabetes melitus dan penatalaksanaannya,
perencanaan makan, latihan jasmani, teknik penyuntikan insulin, pemantauan glukosa darah
mandiri, tanda dan gejala serta penanganan hipoglikemia, perawatan kaki, dan kontrol teratur
Kerusakan integritas kulit
Perawatan luka, kontrol infeksi, off-loading, dan edukasi perawatan kaki diabetik.
Perawatan luka dilakukan untuk mendukung perkembangan proses penyembuhan luka.
Konsep dasar dalam proses perawatan luka adalah mempersiapkan dasar luka (wound bed
preparation atau WBP) untuk proses penyembuhan. Aspek-aspek yang dilakukan dalam
WBP adalah debridement, kontrol
infeksi dan mikroba, kontrol edema dan eksudat, dan intervensi pembedahan terhadap defek
yang mendasari. Edukasi, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan kaki
dirumah, mulai dari pemeriksaan kaki harian, perawatan kaki melalui cuci kaki dengan
sabun, menjaga kelembaban kulit, menggunakan alas kaki yang tepat, dan menjelaskan
kepada pasien hal-hal yang perlu dihindari atau tidak boleh dilakukan. sementara itu, untuk
menjaga kebersihan kaki, residen menganjurkan pasien dan keluarga untuk menjaga
kebersihan kaki dan menggunakan pelembab untuk menjaga kelembaban kulit kaki pasien.
Residen menganjurkan untuk menggunakan minyak kelapa murni sebagai moisturizer alami
kulit. Selain sebagai moisturizer, kandungan monolaurin pada minyak kelapa murni memiliki
efek antibakteri dan jamur yang dapat melindungi kulit dari infeksi.
Faktor Resiko:
1. Faktor Genetik (keturunan)
2. Obesitas kegemukan)
3. Usia
4. Tekanan darah
5. Aktivitas fisik
6. Kadar kolesterol
7. Stress
8. Riwayat diabetes gestasional

faktor-faktor yang mempengaruhi self care Diabetes Mellitus


1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Tingkat pendapatan
5. Lamanya menderita Diabetes Mellitus
6. Motivasi
7. Dukungan social
8. Aspek emosional
9. Keyakinan terhadap efektivitas penatalaksananaan Diabetes Mellitus
10. Komunikasi petugas kesehatan

Komplikasi :
I Bersifat akut
2. Bersifat krosil
a. Makrovaskuler
b. Mikrovaskuler

Self Care
1. Pengaturan pola makan (dit)
2. Latihan fisik olahraga)
3. Perawatan kaki
4. Minum obat
5. Pemantauan kadar glukosa darah

Self care DM merupakan program tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh penderita DM
dalam kehidupannya sehari-hari. Tujuan melakukan tindakan self care untuk mengontrol glukosa
darah. Tindakan yang dapat mengontrol glukosa darah, meliputi pengaturan pola makan (diit),
latihan fisik (olahraga), perawatan kaki. penggunaan obat diabetes dan monitoring gula darah.
Self Care Demand merupakan komponen bagian dari serangkaian teori self care. Self care
demand (self care terapeutik) adalah totalitas dari tindakan self care yang diperlihatkan dalam
jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi /20 kebutuhan self care yang sudah
diketahui dengan menggunakan metode yang valid dan seperangkat dan seperangkat kegiatan
yang saling berhubungan (Orem, 2001).
Didalam penatalaksanaan diabetes melitus, salah satunya dengan latihan jasmani berupa senam
tai chi dapat menjadi alternatif sebagai self care demand yang dapat dilakukan oleh penderita
diabetes melitus. Tai Chi (TC) adalah salah satu bentuk latihan yang telah menunjukkan
beberapa hasil kesehatan termasuk keseimbangan. Tai chi juga disebut taiji atau tai chi chuan,
adalah bentuk latihan pikiran tubuh yang berasal dari Cina. Ini menggabungkan seni bela diri
Cina dan gerakan meditasi yang mempromosikan keseimbangan dan penyembuhan pikiran dan
tubuh, yang dilakukan melibatkan serangkaian postur yang mengalir ke dalam satu sama lain
secara perlahan-lahan, seperti tari.
Ada tiga faktor yang berhubungan dengan self care deficit pada pasien diabetes mellitus, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimiliki nya
(Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan tentang manfaat senam tai chi sangat diperlukan oleh
penderita diabetes melitus agar dapat menjadikan tai chi sebagai pilihan dalam penatalaksanaan
diabetes melitus yang dapat dilakukan setiap saat.
b. Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang
diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau
menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan dalam melakukan latihan tai
chi secara teratur harus ditanamkan kepada penderita diabetes melitus agar memperoleh hasil
yang baik dalam mengontrol penyakit diabetes melitus.
c. Kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan menjadikan dirinya sumber
kekuatan emosi diri sehingga tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian dalam
melaksanakan intervensi tai chi oleh penderita diabetes melitus sangatlah penting agar penderita
mampu mempertahankan kemampuan perawatan diri sendiri.
Self Care Agency
Dalam teori self care juga dikenalkan adanya self care agency yaitu kemampuan yang komplek
dari pendewasaan dan orang-orang yang dewasa untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhannya
yang ditujukan untuk mengatur fungsi dan perkembangan manusia (Orem, 2001). Self care
agency adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh seorang individu untuk
mengidentifikasi, menetapkan, mengambil keputusan dan melaksanakan self care. Self care
agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri yang
dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. Pada pasien
dengan diabetes mellitus, pasien diharapkan mampu melakukan perawatan diri sendiri untuk
mengontrol penyakitnya dan untuk mempertahankan kesehatannya. Perawatan diri yang dapat
dilakukan oleh pasien diabetes mellitus antara lain mengatur dan menjaga pola nutrisi, latihan
dan olahraga, pemantauan glukosa darah dan terapi farmakologi.
REFERENSI
Katuuk, Esau Mario., dkk. (2020). PENERAPAN TEORI SELF CARE OREM DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS. Universitas Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai