Meryance V Siagian
Sahat Saragih, Bornok Sinaga
Prodi Pendidikan Matematika Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
meryancesiagian@yahoo.com
ABSTRAK
Kata Kunci: Pengambangan perangkat pembelajaran,pembelajaran berbasis masalah,
model 4-D, kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan metakognisi.
ABSTRACT
This study aims to describe: 1) the validity of learning materials oriented problem based
learning model developed, 2) the practicality of learning materials oriented problem based
learning model developed, 3) the effectivity of learning materials oriented problem based
Page 1
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
sebuah hal yang utama dalam belajar Ranjan dan Das Chandra (2013:1).
berpikir tingkat tinggi dan rendah adalah Namun kenyataan yang terjadi di
kemampuan pemecahan masalah (Hoiriyah, lapangan kemampuan pemecahan masalah
Fauzi, dan Syahputra 2014:43). Kemampuan matematis siswa masih rendah. Hal ini terlihat
pemecahan masalah (problem solving) dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
merupakan pusat dalam matematika. pada 36 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 13
Kemampuan pemecahan masalah matematis Medan dengan memberikan soal materi
Page 2
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 3
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 4
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
merupakan alat yang sangat penting dalam dengan model pembelajaran berbasis masalah
bagi guru untuk melakukan pembelajaran (Problem Based Instruction). Padmavathy dan
dengan efisien dan untuk meningkatkan Mareesh (2013:45) menyatakan bahwa
prestasi belajar siswa. Sebagaimana juga pembelajaran berbasis masalah berpengaruh
dikatakan oleh Sapta, Hamid, dan Syahputra, dalam pengajaran matematika dan
(2018:1) yang menyatakan bahwa guru meningkatkan pemahaman siswa, kemampuan
diharapkan mampu merancang pembelajaran untuk menggunakan konsep dalam kehidupan
agar tercapai tujuan pendidikan yang nyata. PBM akan mengakomodasi siswa untuk
ditetapkan. mengonstruksi pengetahuannya sendiri
berdasarkan suatu masalah, serta turut aktif
Pentingnya pengembangan perangkat
untuk membuat suatu hasil karya atau produk
pembelajaran dilandasi oleh beberapa alasan
setelah proses pembelajaran yang mereka lalui.
antara lain: ketersediaan bahan sesuai tuntutan
kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan Selain itu model pembelajaran
pemecahan masalah belajar. Pengembangan berbasis masalah juga dapat meningkatan
perangkat pembelajaran harus memperhatikan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa,
tuntutan kurikulum, artinya perangkat khususnya kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran yang akan dikembangkan harus dan kemampuan metakognisi siswa.
sesuai dengan kurikulum. Pengembangan Sebagaimana hasil penelitian Saragih dan
perangkat pembelajaran matematika tentu Habeahan (2014:124) mengatakan bahwa
harus melibatkan model pembelajaran yang pembelajaran berbasis masalah dapat
tepat dan sesuai untuk digunakan. Seperti meningkatkan kemampuan pemecahan
dikatakan oleh Aufa, Saragih, dan Minarni masalah dan berfikir kreatif siswa. Ranjanie
(2016:233) bahwa tidak ada satu sumber dan Rajeswari (2016:25883) juga menyatakan
pembelajaran apapun yang sesuai untuk dalam penelitiannya bahwa PBL lebih efektif
mengatasi seluruh masalah dalam tujuan dalam mengembangkan kesadaran
proses pembelajaran. metakognitif di kalangan siswa dan
meningkatkan potensi akademis siswa dalam
Salah satu model pembelajaran yang
pembelajaran genetika. Berdasarkan uraian
sesuai untuk meningkatkan kemampuan
tersebut diharapkan pengembangan perangkat
pemecahan masalah matematis dan
pembelajaran berorientasi pembelajaran
kemampuan metakognisi siswa agar belajar
berbasis masalah mampu meningkatkan
lebih efektif adalah melakukan variasi
kemampuan pemecahan masalah matematis
pembelajaran matematika yaitu dengan
dan kemampuan metakognisi siswa.
melaksanakan pembelajaran matematika
Page 5
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 6
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 7
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
digunakan pendapat dari ahli (judgment soal essay dengan taraf signifikan 5%, dk = 33,
expert). Jadi, sebelum diujicobakan, perangkat diperoleh tTabel = 2,035. Jika merujuk pada
terlebih dahulu oleh ahli dan praktisi. Adapun adalah thitung> tTabel maka tes kemampuan
kelas). Hasilnya akan dijelaskan pada point RPP 4,11 4,56 4,44 4,37 87,40
berikutnya yaitu keterlaksanaan perangkat LAS 4,25 4,25 4,50 4,33 86,67
pembelajaran. Adapun rekapitulasi hasil
BS 4,25 4,00 4,00 4,08 81,67
pengamatan terkait keterlaksanaan
Rata-rata
pembelajaran dapat dilihat sebagai berikut: 4,20 4,27 4,31 4,26
Keterlaksanaan
85,25
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Persentase
84,07 85,40 86,27
Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Uji Keterlaksanaan
Coba I
Page 9
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 10
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Sesuai dengan kriteria ketuntasan hasil 80% siswa yang memberikan respon positif
belajar siswa secara klasikal, yaitu minimal terhadap komponen perangkat pembelajaran
85% siswa yang mengikuti tes kemampuan yang dikembangkan.
metakognisi mampu mencapai skor 2,18.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis
Dengan demikian, hasil posttest kemampuan
kategori kemampuan guru mengelola
metakognisi belum memenuhi ketuntasan
pembelajaran maka diperoleh nilai
secara klasikal karena hanya memperoleh
kemampuan guru mengelola pembelajaran
persentase ketuntasan 78,13%, jadi dapat
untuk setiap tahapan pembelajaran yang
disimpulkan bahwa pada uji coba I penerapan
disajikan sebagai berikut:
perangkat pembelajaran berbasis masalah yang
dikembangakan belum memenuhi kriteria
4.27
pencapaian ketuntasan hasil belajar secara 4.4
4
4.2 3.83
klasikal. 4 3.7 3.67
3.8
3.6
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis 3.4
3.2
1 2 3 4 5
angket respon siswa dapat dinyatakan bahwa Tahapan Pembelajaran
hasil rata-rata persentase repon positif siswa Gambar 1. Nilai Kategori Kemampuan
Guru Mengelola Pembelajaran di Kelas VII-1
terhadap masing-masing aspek respon siswa
adalah sebagai berikut: (1) siswa yang Secara keseluruhan, rerata nilai
menyatakan senang terhadap komponen kategori kemampuan guru mengelola
perangkat pembelajaran sebanyak 96,88%; (2) pembelajaran adalah 3,89, maka dapat
siswa menyatakan komponen dan kegiatan disimpulkan bahwa tingkat kemampuan guru
belajar masih baru sebanyak 87,50%; (3) siswa mengelola pembelajaran termasuk kategori
yang menyatakan berminat mengikuti baik.
pembelajaran matematika pada materi yang
Selanjutnya, hasil ketuntasan secara
lain seperti pembelajaran yang dilakukan
klasikal kemampuan pemecahan masalah
sebanyak 96,88%; (4) siswa yang menyatakan
matematis siswa pada uji coba II dapat dilihat
bahasa pada buku siswa, dan LAS sudah jelas
sebagai berikut:
sebanyak 95,31%; dan (5) 98,44% siswa
menyatakan tertarik terhadap penampilan buku Tabel 8. Ketuntasan Klasikal
Kemampuan Pemecahan Masalah
siswa dan LAS. Persentase rata-rata total
Matematis pada Uji Coba II
respon positif siswa pada uji coba I sebesar
Kemampuan Pemecahan
95%, maka dapat disimpulkan bahwa respon Masalah Matematis
Kategori
siswa terhadap komponen dan kegiatan Jumlah
Persentase
siswa
pembelajaran adalah positif, sebab, lebih dari
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 11
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
klasikal karena hanya memperoleh persentase 80% siswa yang memberikan respon positif
Page 12
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 13
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 14
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 15
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Kategori Skor
No Kode Kriteria
Pemecahan
. Siswa Jawaban
Masalah
1 Subjek-15 Kategori Tinggi -
2 Subjek-8 -
3 Subjek-31 -
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 16
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 17
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 18
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu telah penelitian Novrini (2015:12) yang
menunjukkan bahwa pengembangan perangkat
mencapai kategori baik (80 ≤ k <90) .
pembelajaran berorientasi problem based
Diperolehnya perangkat pembelajaran yang
learning menghasilkan perangkat
praktis disebabkan oleh beberapa hal. Adapun
pembelajaran yang praktis.
beberapa hal yang mendukung kepraktisan
adalah: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasakan uraian di atas dapat
(RPP) yang disusun mudah dipahami dan disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
mudah digunakan oleh guru dan siswa dalam berbasis masalah telah memenuhi kepraktisan
proses pembelajaran; (2) Langkah-langkah sesuai dengan yang diharapkan.
pembelajaran berbasis masalah mudah
Keefektivan Pembelajaran Berbasis Masalah
dilaksanakan oleh guru; (3) Lembar Aktivitas
yang dikembangkan
Siswa (LAS) yang disusun mudah dimengerti
Berdasarkan hasil uji coba I dan uji
oleh siswa karena petunjuk yang diberikan
coba II, perangkat pembelajaran berbasis
jelas, tulisan yang mudah dibaca, serta gambar
masalah yang dikembangkan telah memenuhi
maupun tabel yang digunakan mudah
kategori efektif ditinjau dari: (1) ketuntasan
dipahami dan menarik; (4) Buku Siswa (BS)
belajar siswa secara klasikal; (2) siswa
yang disusun dengan kalimat yang mudah
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 19
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
memberikan respon positif terhadap komponen yang diberikan pada setiap uji coba telah
perangkat pembelajaran berbasis masalah yang mencapai kategori kriteria yang telah
dikembangkan; dan (3) kemampuan guru ditentukan yaitu ≥ 80 %. Sejalan dengan hasil
mengelola pembelajaran dikategorikan baik penelitian di atas, pembelajaran berbasis
jika memenuhi kriteria valid, praktis dan masalah didasarkan pada premis bahwa situasi
efisen. bermasalah yang membingungkan atau tidak
jelas akan membangkitkan rasa ingin tahu
Berdasarkan hasil analisis posttest uji
siswa sehingga membuat mereka tertarik untuk
coba I dan uji coba II diperoleh bahwa,
menyelidiki (Arends, 2008b:52). Dengan kata
kemampuan pemecahan masalah matematis
lain pembelajaran berbasis masalah dapat
dan metakognisi siswa telah memenuhi kriteria
membangkitkan minat siswa dalam
ketuntasan secara klasikal. Dengan penerapan
pembelajaran sehingga menyebabkan kegiatan
pembelajaran berbasis masalah, siswa akan
pembelajaran menjadi efektif.
terlibat aktif dalam proses penyelesaian
masalah. Hal ini didukung dengan hasil Selanjutnya keefektivan dapat dilihat
penelitian Aufa, Saragih, dan Minarni berdasarkan rata-rata nilai kategori
(2016:247) yang menunjukkan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran
ketuntasan hasil belajar siswa yang memperoleh pada masing-masing uji coba I dan uji coba II
pembelajaran berbasis masalah menunjukkan termasuk dalam kategori baik. Artinya guru
peningkatan dari uji coba I ke uji coba II untuk mengelola pembelajaran yang baik terhadap
kemampuan komunikasi matematik. komponen-komponen perangkat pembelajaran
Selanjutnya, hasil penelitian Mustafa, Sinaga, berbasis masalah yang dikembangkan.
dan Asmin (2017:40) menunjukkan bahwa Kemampuan guru mengelola pembelajaran
perangkat pembelajaran berbasis masalah yang pada setiap uji coba telah mencapai kategori
dikembangkan termasuk dalam ketegori efektif cukup baik dengan kriteria yang telah
ditinjau dari ketuntasan belajar siswa secara ditentukan yaitu2,50 ≤ KG <3,50. Sejalan
klasikal. dengan hasil penelitian di atas, penerapan
Model PBM-B3 dapat mendorong guru
Selanjutnya keefektivan dapat dilihat
mengintegrasikan pengetahuannya dengan
berdasarkan persentase rata-rata respon siswa
bidang ilmu lain dan mengajak guru saling
pada masing-masing uji coba I dan uji coba II
berkolaborasi dalam membangun kemampuan
bernilai positif. Artinya siswa memberikan
dan mendidik siswa di kelas (Sinaga, 2007).
respon yang positif terhadap komponen-
Dengan kata lain pembelajaran berbasis
komponen perangkat pembelajaran berbasis
masalah dapat menjadi pedoman bagi guru
masalah yang dikembangkan. Respon siswa
menerapkan paradigma baru pembelajaran
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 20
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 21
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 22
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
pada uji coba II lebih terstruktur, sistematis, masalah. Sebagaimana Hoe, dkk (2001:20)
serta sesuai dengan indikator kemampuan yang mengatakan bahwa “pemecahan masalah
pemecahan masalah matematis jika sebagai pusat dari tujuan pembelajaran
dibandingkan dengan proses jawaban siswa matematika, dan metakognisi dipandang
pada uji coba I. Hal ini dikarenakan sebagai salah satu dari lima kunci antar
pengembangan perangkat pembelajaran komponen terkait dengan pencapaian
berbasis masalah pada uji coba II merupakan kemampuan pemecahan masalah”.
hasil revisi dari perangkat pembelajaran Metakognisi juga merupakan proses dimana
berbasis masalah pada uji coba I. seseorang berpikir tentang berpikir dalam
rangka membangun strategi untuk
Hasil temuan di atas, sejalan dengan
memecahkan masalah.
hasil penelitian Marzuki (2012), yang
mengungkapkan bahwa proses jawaban siswa Jayapraba (2013:165) mengatakan
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih bahwa “metakognisi sebagai thinking about
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran thinking, yaitu berpikir tentang berpikir.
langsung dilihat dari masing-masing indikator Secara sederhana metakognisi dapat diartikan
kemampuan pemecahan masalah dan sebagai kesadaran berpikir atas proses
komunikasi matematik siswa. Dengan berpikirnya. Kemampuan metakognisi yang
demikian dapat disimpulkan bahwa proses dimiliki seseorang dapat dikategorikan
jawaban siswa yang memperoleh pembelajaran kedalam 4 level kemampuan. Swartz dan
menggunakan perangkat pembelajaran Perkins (NCREL, 2007) mengemukakan
berbasis masalah lebih baik dalam bahwa terdapat 4 level kemampuan
menyelesaikan soal-soal kemampuan metakognisi, yaitu Tacit Use, Aware Use,
pemecahan masalah matematis. Strategic Use dan Reflective Use. Secara
intuitif penjenjangan ini menunjukkan adanya
Level Metakognisi Siswa dalam
Memecahkan Masalah Berdasarkan Hasil suatu tingkatan kesadaran berpikir yang
Tes Kemampuan Metakognisi bersifat hierarkis. Kesadaran berpikir ini akan
Masalah matematika merupakan salah meningkat sesuai dengan aktivitas metakognisi
satu yang bersifat intelektual, karena untuk yang muncul ketika seseorang menyelesaikan
dapat memecahkannya diperlukan pelibatan masalah.
kemampuan intelektual yang dimiliki
Berdasarkan analisis data pada
seseorang. Dalam memecahkan masalah,
deskripsi hasil penelitian, diperoleh bahwa
kemampuan metakognisi siswa juga ikut
tidak ada siswa yang mampu mencapai level
berperan sehingga siswa dapat memikirkan
kemampuan reflective use, dimana dalam level
ide-ide matematika dalam memecahkan
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 23
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
ini siswa menyadari secara penuh proses Berdasarkan hasil analisis dan
berpikirnya dan mampu memperbaiki pembahasan dalam penelitian ini,
kesalahan yang dilakukan dalam langkah- dikemukakan beberapa simpulan sebagai
langkah penyelesaian masalah. Salah satu berikut:
penyebab tidak adanya siswa yang mampu
1. Validitas perangkat pembelajaran yang
mencapai level tesebut adalah faktor usia
dikembangkan termasuk dalam kategori
siswa yang pada umumnya masih 12 tahun.
valid dengan nilai rata-rata total validitas
Pada tahap ini anak sudah mampu menerapkan
RPP sebesar 4,45, BS sebesar 4,47, LAS
cara berfikir terhadap permasalahan yang
sebesar 4,45, instrumen tes kemampuan
konkret maupun abstrak. Model berpikir
pemecahan masalah matematis dan
ilmiah dengan yang umum dilakukan anak
kemampuan metakognisi siswa juga
adalah kemungkinan, sehingga dalam hal ini
berada pada kategori valid.
anak belum mampu menyadari secara penuh
2. Perangkat pembelajaran yang
terhadap proses berpikirnya sendiri.
dikembangkan telah memenuhi kriteria
Sejalan dengan hal tersebut Panoura praktis ditinjau dari: (1) penilaian
(2005:7) mengemukakan bahwa “tidak mudah ahli/praktisi menyatakan bahwa perangkat
bagi siswa ’usia 12 tahun’ untuk pembelajaran yang dikembangkan dapat
mengekpresikan proses berfikir tentang sistem digunakan dengan sedikit revisi; dan (2)
kognitif dan kemampuan metakognitif keterlaksanaan perangkat pembelajaran
mereka”. Dalam hal kegiatan pembelajaran pada uji coba II mencapai 85,25% dengan
yang selama ini berlangsung, siswa juga tidak kategori baik.
pernah dibiasakan bermetakognisi dalam 3. Perangkat pembelajaran yang
kegiatan pembelajaran. Sehingga sangat wajar dikembangkan telah memenuhi kriteria
jika tidak ada siswa yang mampu mencapai efektif. Kriteria efektif ditinjau dari:
level tersebut. Berdasarkan deskripsi di atas, a. Ketuntasan belajar siswa secara
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa klasikal pada pemecahan masalah
level kemampuan metakognisis siswa kelas matematis pada uji coba I sebesar
VII dalam pemecahan masalah matematis pada 81,25 dan uji coba II sebesar 87,5. Ini
materi aritmatika sosial berada pada level berarti uji coba I belum efektif
strategic use, aware use, dan tacit use. sedangkan uji coba II sudah efektif.
b. Ketuntasan belajar siswa secara
SIMPULAN DAN SARAN
klasikal pada metakognisi pada uji
Simpulan coba I sebesar 78,13 dan uji coba II
sebesar 87,5. Ini berarti uji coba I
Meryance V Siagian, Sahat Saragih, Bornok Sinaga. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dan Kemampuan Metakognisi Siswa SMP Negeri 13 Medan
Page 24
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
belum efektif sedangkan uji coba II tacit use untuk subjek dengan skor
sudah efektif. pemecahan masalah rendah.
c. Respon siswa terhadap komponen
Saran
dan kegiatan pembelajaran adalah
positif yaitu mencapai 97,56%. Berdasarkan hasil penelitian dan
Page 25
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
setiap pertanyaan-pertanyaan yang 3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Dr.
mengukur kesadaran berfikir siwa. Humuntal Banjarnahor, M.Pd, Dr. Togi
5. Peneliti menyarankan kepada Panjaitan, M.Pd, selaku narasumber yang
pembaca dan para praktisi pendidikan telah banyak memberikan masukan dan
Page 26
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 27
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 28
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA PARADIGMA
Page 29