Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

BALANCE 2021

CERDAS DAN KRITIS MENEMUKAN INFORMASI

GRUP 4 KELAS C5

ANGGOTA:

1. AFIFAH AFRA UTARI / M021211004 / REKAYASA KEHUTANAN

2.MUH IVAN FADILLAH / K011211046 / KESEHATAN MASYARAKAT

3. DINDA PRATIWI / E071211020 / ANTROPOLOGI

4. JUNIFER RANTE TANDUNG / C021211016 / PSIKOLOGI

5. SANDI KURNIANTO / H011211034 / MATEMATIKA

6. NURAZIZAH / E041211008 / ILMU POLITIK

7. ANDI HARIS / B011211272 / FH

8. YUSRIL SUDIRMAN / G021211143 / AGRIBISNIS


Sayuran organik lebih sehat dari non organik

Pertanian dikembangkan agar dapat memiliki kontribusi penting dalam


memasok bahan pangan masyarakat. Salah satu komoditi pertanian perkotaan yang
cukup marketable adalah sayuran daun. Sayuran daun adalah sumber protein,
vitamin, mineral, dan asam amino esensial paling murah dan tersedia setiap saat.
Meskipun komoditi pertanian perkotaan dikembangkan di lahan yang marjinal,
namun menghasilkan produk yang cukup baik. Penelitian ini dilakukan untuk
membandingkan nilai gizi sayuran daun yang ditanam di pertanian perkotaan kota
Surabaya, yaitu kangkung (Ipomea aquatic Forsk), sawi hijau (Brassica rapa), dan
bayam (Spinacea oleracea L.), dengan produk serupa yang dihasilkan secara
organik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Kandungan klorofil
total dan karotenoid diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri pada
panjang gelombang 480 nm, 645 nm, dan 663 nm. Kandungan vitamin C diukur
dengan metode titrasi larutan Dichlorophenol Indophenol (DCPIP). Hasil penelitian
menunjukkan sayuran yang ditanam pada pertanian non organik, maupun organik,
memiliki kadar air yang cukup tinggi, yakni lebih dari 80%. Kadar vitamin C tertinggi
pada Sawi non organik (2,45 µg/g) dan terendah pada bayam organik (0,68
µg/g). Kadar klorofil tertinggi pada bayam non organik (23,81 mg/L) dan terendah
pada kangkung non organik (3,29 mg/L). Demikian juga kadar karoten tertinggi pada
bayam non organik (263,52 μmol/L) dan yang terendah pada sawi non organik
(168,02 μmol/L). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada jenis sayuran
daun tertentu yang memiliki seluruh nilai gizi terbaik, baik yang organik maupun
yang non organik.

pernyataan bahwa sayuran organik lebih sehat dibanding sayuran non


organik adalah fakta. Penelitian diatas hanya menyatakan bahwa keduanya
mengandung gizi yg tidak jauh berbeda. tetapi dianalisis dari sumber-sumber lain
kandungan pestisida dalam sayuran organik lebih rendah sehingga kandungan nitrit
juga berkurang sehingga tidak berdampak buruk bagi tubuh.

Meski faktanya sayuran organik lebih sehat dari non organik, namun bebas
dari pestisida bukan berarti aman sepenuhnya. Keamanan sayuran, bukan hanya
terbebas dari bahaya kimia, tapi juga bahaya mikrobiologi dan fisik. Karena dengan
itu sayuran juga perlu diperhatikan dari lingkungan luarnya seperti cemaran lain,
yaitu jamur dan mikroba. Alasan mengapa sayuran organik lebih sehat dikarenakan
tidak menganduk bahan kimia dan dihasilkan secara alami dari sistem
keseimbangan ekosistem alam.
Daftar Pustaka

sumber : Iriani, Dwi.2017. KOMPARASI NILAI GIZI SAYURAN ORGANIK DAN NON
ORGANIK PADA BUDIDAYA PERTANIAN, Jurnal matematika sains dan
teknologi. http://jurnal.ut.ac.id/index.php/jmst/article/view/173

Sumber : Kasih, Ayunda Pininta.2020. Benarkah Pangan Organik Lebih Sehat? Ini
penjelasan Pakar Unair. Diakses pada 28 Agustus 2021, dari
https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/12/193000371/benarkah-pangan-
organik-lebih-sehat-ini-penjelasan-pakar-unair?page=all

Anda mungkin juga menyukai