Anda di halaman 1dari 3

interaksi dialektik1.

Hegel mengembangkan filsafat idealisme Kant yang


bertolak dari pengertian tentang manusia sebagai subyek
yang berdaya cipta.

Hegel memandang hukum sebagai salah satu hasil


perkembangan manusia sebagai subyek rohani. Dalam
filsafat Hegel hukum dipandang sebagai penyataan roh
obyektif (sebagai hukum positif) dan sekaligus sebagai
pernyataan roh subyektif (dalam ide hukum).

Proses perkembangan rohani berjalan secara dialektis.


Menurut Hegel ide-ide saling melawan dan sekaligus
saling menyusul untuk menjadi kesatuan dalam suatu ide
baru, yang merangkap kebenaran yang terkandung dalam
kedua ide tadi. Majunya pikiran melalui tesis, antithesis,
sintesis disebut jalan dialektis.

Ajaran Hegel tersebut dijadikan landasan oleh Marx dan


Engels untuk membangun aliran materialisme dialektis
atau materialism historis sebagai kepercayaan mutlak
akan hukum dialektis, yaitu bahwa perkembangan hukum
terjadi menurut tiga tahap yaitu tesis, antithesis, sintesis.

1
Lihat Theo Huijber, filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta, Kanisius, 1982..
Bernstein dengan teori revisionisme, mengetengahkan
bahwa perkembangan masyarakat tidak berjalan sesuai
dengan tesis Marx tentang bertambahnya kemiskinan.
Situasi akan membaik bukan melalui revolosi tetapi
melalui jalan demokratis.

Gramcy, menerangkan kehidupan masyarakat dengan


tekanan dialektika Hegel. Sesuai dengan asas Marxisme,
Gramcy berkeyakinan bahwa basis kehidupan masyarakat
senantiasa ditentukan oleh situasi sosial ekonomi. Tetapi
situasi sosial ekonomi masyarakat senantiasa dipengaruhi
oleh unsure-unsur kebudayaan lain

Benturan antara nilai-nilai kemanusiaan dengan hukum


dan pembangunan tidak boleh terjadi, karena pada
dasarnya hukum maupun pembangunan secara filosofis
diorentasikan untuk manusia.

Oleh karena itu, diperlukan aras idea dan struktur hukum


yang mampu mengatasi kendala-kendala yang terjadi.

Fritjof Capra yang mengemukakan bahwa evolusi suatu


masyarakat, termasuk evolosi sistem ekonominya, terkait
erat dengan perubahan-perubahan di dalam sistem nilai
yang mendasari semua manifestasinya.2

2
Frittjof Capra (penerjemah;M. Thoyibi) The Turning Point, Bentang, Yogyakarta, 2007. Hal. 221. nilai-
nilai yang dijadikan pedoman oleh masyarakat akan menentukan pandangan dunia, lembaga keagamaan, perusahaan
dan teknologi lmiah, pengaturan-pengaturan politik dan ekonomi masyarakat itu.
Pengaturan-pengaturan yang dilakukan dalam suatu
sistem politik merupakan suatu nilai yang melandasi
proses pembangunan yang esensinya adalah perubahan.

Di sini terlihat hubungan yang sifatnya dialektis antara


pengaturan-pengaturan (hukum) sebagai instrumen yang
dibuat melalui suatu sistem politik dengan tujuan untuk
pembangunan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai