Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH UTILITAS

SISTEM PENYEDIAAN STEAM

Disusun oleh :
Fredy Arief Senjaya (21030115120018)
Agum Mahatma B. (21030115140193)
Dionisius Andhika Putra (21030115130114)
Triyanah (21030115120090)
Safira Siti N.H. (21030115140149)
Azka Khoirunnisa (21030115130116)
Annisa Ayu M. (21030115120024)
Safira Riyandita (21030115130115)
Ita Pratiwi (21030115120082)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan, shalawat
dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para
sahabat dan keluarga beliau yang telah memberikan tauladan dalam menjalani
kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
serta kemurahan hati dari berbagai pihak. Oleh karena itu, disamping rasa
syukur yang tak terhingga atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT
penulis juga menyampaikan rasa terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Ir. Slamet Priyanto, MS telah membimbing mulai dari awal hingga selesainya
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna sehingga
kepada pembaca, kiranya dapat memberikan saran yang sifatnya membangun
agar kekurangan-kekurangan yang ada dapat dapat diperbaiki.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna pada diri
pribadi penulis, almamater, bangsa dan agama khususnya dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan datang. Amin.

Semarang, 27 November 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan populasi penduduk dan makin meningkatnya kegiatan
industri menyebabkan kebutuhan akan energi makin meningkat. Baik itu
adalah pemakaian energi listrik maupun energi fosil. Oleh karena itu
kebutuhan akan alat pengkonversi energi semakin meningkat. Salah satu alat
yang banyak digunakan adalah ketel uap (boiler) yang digunakan untuk
mengubah energy potensial pada bahan bakar fosil menjadi energi potensial
uap. Uap merupakan salah salah satu bagian yang tak terpisahkan dari
sebuah industri. Setiap industri pasti akan membutuhkan uap untuk
melangsungkan proses produksinya. Ketel uap (boiler) adalah suatu bejana
tertutup dimana uap diproduksi secara langsung dengan menyerap kalor yang
diberikan oleh bahan bakar yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
uap air.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Apa itu steam?
2. Apa saja jenis steam dan bagimana steam tersebut dibuat?
3. Apa saja jenis alat-alat menghasilkan steam dan bagian-bagiannya?
4. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh steam dan cara pencegahannya?

1.3 Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini, tujuan yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui penjelasan steam secara umum
2. Mengetahui jenis-jenis steam dancarapembuatannya
3. Mengetahui alat-alat menghasilkan steam dan bagian-bagiannya
4. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh steam dan cara pencegahann
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Steam
2.1.1 Pengertian Steam dan Kegunaan Dalam Industri
Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang
disebut penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam
adalah air bersih. Air dari water treatment yang telah diproses dialirkan
menggunakan pompa ke deaerator tank hingga pada level yang telah
ditentukan. Pemanasan dalam deaerator adalah dengan menggunakan steam
sisa yang berasal dari hasil pemutar turbin.
Dengan meningkatnya suhu dan air telah mendekati kondisi
didihnya, beberapa molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk
mencapai kecepatan yang membuat sewaktu-waktu lepas dari cairan ke
ruang diatas permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih
lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan sejumlah molekul dengan
energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan
mempertimbangkan struktur molekul cairan dan uap, dapat diambil
kesimpulan bahwa densitas steam lebih kecil dari air, sebab molekul steam
terpisah jauh satu dangan yang lain. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi
diatas permukaan air menjadi terisi dengan molekul steam yang padat.
Dalam hal ini pebakaran air dalam boiler adalah air yang melalui
deaerator yang telah melalui pemanasan didalamnya yang dialirkan ke drum
boiler (penampung steam) dan kemudian disuplai kedalam boiler untuk
dipanaskan lebih lanjut sehingga menjadi steam basah. Suhu didalam boiler

ini adalah sekitar 400 oC - 459 oC. Setelah proses yang tejadi di dalam

boiler ini, aliran steam dilanjutkan ke superheater untuk menjadikan uap

kering, suhu steam saat itu sekitar 520oC – 600oC dan siap disalurkan untuk

memutar turbin.
Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih
besar dari yang masuk kembali, maka air akan menguap dengan bebas. Pada
keadaan ini air telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang
dijenuhkan oleh energi panas. Jika tekananya tetap penambahan lebih
banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu lebih lanjut namun
menyebabkan air akan membentuk steam jenuh. Pada tekanan atmosfir

suhu jenuh air adalah 100 oC, tetapi jika tekananya bertambah maka akan

ada penambahan lebih banyak panas dan peningkatan suhu tanpa


perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan tekanan secara efektif akan
meningkatkan entalpi air dan suhu jenuhnya. Hubungan antara suhu jenuh
dan tekanan dikenal sebagai kurva steam jenuh.

Gambar 2.1. Kurva Steam Jenuh

Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai


tekanan dalam kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam
pada kondisi diatas kurva jenuh dikenal dengan superheated steam (steam
lewat jenuh), sedangkan air yang berada pada kondisi dibawah kurva
disebut air sub-jenuh.
Jika steam mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan
yang dihasilkanya, penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju
produksinya. Jika steam yang sama tertahan tidak meningalkan boiler, dan
jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang mengalir ke boiler
akan lebih besar daripada energi yang mengalir keluar. Energi yang
berlebih ini akan menaikan tekanan, yang pada giliranya akan
menyebabkan suhu jenuh meningkat, karena suhu steam jenuh
berhubungan dengan tekanannya.
2.1.2 Jenis-jenis Steam
Steam dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Saturated steam, yaitu uap air yang terbentuk pada suhu didih dan
tidak mengandung titik-titik air maupun gas asing.
2. Wet steam, yaitu campuran dari saturated steam dan titik-titik air yang
terbentuk misalnya pada waktu air mendidih dengan sangat kuat atau
karena kondensasi sebagian dari uap jenuh.
3. Superheated steam, yaitu uap yang dipanaskan melebihi temperatur
didihnya. Pada tekanan yang sama steam ini memiliki kerapatan lebih
rendah daripada saturated steam.

2.1.3 Mekanisme Pembuatan Steam


Tekanan dan temperatur steam harus diketahui agar keadaan steam
ini dapat diidentifikasi dengan baik. Untuk mengolah 1 kg air pada

temperatur 0 oC menjadi steam diperlukan panas sebagai berikut:

 Panas sensibel cairan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk

memanaskan iar tersebut dari 0 oC ke temperatur didih. 


 Panas penguapan, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk
menguapkan air tersebut pada temperatur didih tanpa terjadi keaikan
temperatur. 
 Panas steam lanjut, yaitu panas yang diperlukan untuk pemanasan
saturated steam sehingga terjadi superheated steam.
Jumlah panas keseluruhan yang dibutuhkan untuk mengubah air

bertemperatur 0 oC menjadi steam disebut kandungan panas dari uap/steam

(kkal/kg). Pada pemanfaatan steam sebagai media pemanas akan terjadi


hal-hal sebagai berikut:
 Pada waktu pendinginan, superheated steam akan melepaskan
panasnya sampai menjadi saturated steam. 
 Jumlah panas yang dibebaskan ini relatif kecil (misalnya hanya 10 %)
bila dibandingkan dengan jumlah panas kondensasi. 
 Pada waktu pedinginan, saturated steam akan segera terkondensasi.
Seluruh panas kondensasi akan dibebaskan, yang besarnya sama
dengan panas penguapan. 
 Pada waktu pendinginan kondensat, sebagian energi panas dibebaskan
lagi (panas sensibel air). Penggunaan energi panas ini hampir selalu
berlangsung dengan tidak sempurna dalam sistem pemanasan yang
pertama. Panas yang tersisa sering dimanfaatkan lagi dalam alat
penukar panas selanjutnya, misalnya untuk pemanasan awal bahan-
bahan proses yang akan diumpankan.
Sebagian besar kandungan panas steam merupakan panas
kondensasi, karena itu panas tersebut mutlak harus dimanfaatkan. Agar
steam yang belum termanfaatkan tidak ada yang keluar dari sistem
pemanas dan agar tidak terjadi pemampatan kondensat di dalam ruang
pemanas, maka pada saluran keluar harus dipasang alat penyalur
kondensat. Penyalur kondensat ini juga dapat mempertahankan tekanan
uap dalam ruang pemanas agar tetap tinggi.
Pada pemanasan tidak langsung, panas yang dimanfaatkan hanya
panas superheated steam dan panas kondensasi. Temperatur yang
diinginkan dalam ruang pemanas dapat diatur dengan regulator tekanan.
Melalui pentil, pemasukan steam-pun bisa diatur. Dengan mengumpulkan
steam secara langsung ke dalam bahan yang akan dipanaskan, panas
sensibel cairan akan termanfaatkan dengan lebih baik.
Air sangat menguntungkan jika digunakan sebagai media pemanas
karena memiliki panas kondensasi yang besar sekali, tidak mudah
terbakar, dan tidak beracun. Steam dapat mengakibatkan luka bakar yang
parah terutama bila seluruh panas kondensasi dibebaskan di atas kulit.
Oleh karena itu, saluran-saluran yang dialiri steam tidak boleh
dimanipulasi sebelum saluran dibebaskan dari tekanan dan didinginkan.
Steam dibuat di pusat pembangkitan steam di dalam ketel
uap/steam (ketel radiasi, ketel bakar, ketel listrik) dengan mengunakan
bahan bakar batu bara, minyak pemanas, atau listrik. Steam ini dibuat dari
air yang telah dihilangkan seluruh garam-garam dan gasnya (air umpan
ketel). Di sini terbentuk steam pada temperatur yang sesuai dengan tekaan
di dalam ketel. Steam yang terbentuk dipanaskan lebih lanjut oleh gas
buang sehingga kehilangan panas pada saat transportasi ke tempat
pemakaian tidak segera menyebabkan terjadinya kondensasi.
Setelah tekanan tinggi direduksi, misalnya di dalam turbin uap, dan
air diinjeksikan ke dalam steam berkalor lebih, steam tersebut kemudian
dialirkan ke konsumen melalui saluran-saluran yang terisolasi dengan
baik. Di tempat pemakaian, yang dibutuhkan terutama ialah panas
kondensasinya. Karena steam tidak dapat disimpan, maka kelebihan steam
akan diubah menjadi air panas atau air hangat.
Alat pemanas yang mengunakan steam sebagai media pemanas
mudah untuk diatur dengan baik. Pemanasan dapat dilakukan dengan
mengalirkan steam langsung ke bahan proses yang akan dipanaskan.
Temperatur pemanasan maksimal yang dapat dicapai pada peralatan yang

menggunakan ventilasi adalah 100 oC. Cara ini hanya dapat digunakan

bila air maupun penambahan volume tidak mengganggu sistem.


Panggunaan steam dapat dilakukan secara tidak langsung, misalnya dalam
alat penukar panas. Temperatur yang dapat dicapai secara teoritis sama
dengan temperatur kondensasi steam.

2.1.4 Bahaya yang Ditimbulkan Oleh Steam dan Cara Pencegahannya


Sebagai proteksi awal terhadap keselamatan pekerja ( operator ) dan
lingkungan, maka ketel uap ( Boiler ) haruslah memenuhi persyaratan-
persyaratan minimum sesuai dengan undang-undang uap tahun 1930
pasal 12, yang menyebutkan antara lain :
Tiap-tiap ketel uap harus diberi perlengkapan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah PSV ( Presure Safety Valve )
sesuai dengan besar kecilnya ketel uap tersebut, dan dipasang pada
ketel uap nya sendiri ( di steam drum ).
b. Sekurang-kurangnya dipasang 1 buah manometer ( Press Indikator ).
c. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah gelas penduga ( Level Glass ).
d. Dipasang alat yang dapat bekerja sendiri, atau system control
automatic, atau system alarm, yang menunjukkan atau memberi tahu
kepada operator, terhadap penyimpangan operasi ( Low Level, High
Level dan lain-lain ) dan dipasang system tripnya.
e. Dipasang kerangan buang ( IBD ).
f. Dipasang name plate, yang menyebutkan berapa tekanan kerja
tertinggi yang diperbolehkan, tahun pembuatan serta pembuatnya.
Dengan dilengkapinya persyaratan-persyaratan keselamatan
tersebut diatas kemungkinan bahaya-bahaya yang timbul seperti
peledakan, maupun kebakaran dapat dihindari. Sedangkan sebagai proteksi
dari segi operasi diperlukan prosedur yang benar, baik strat up maupun
shut down, dan dipahami serta dilaksanakan dengan benar pula sesuai step
– stepnya. Sedangkan proteksi diri dalam penanganan operasi, perlu
adanya perlengkapan peralatan safety yang cukup memadai, sesuai dengan
tingkat pekerjaan yang dilakukan, serta pengetahuan dan pengalaman.

2.2 Boiler
2.2.1 Definisi Boiler
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air
dengan jalan pemanasan. Steam yang dihasilkan pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Dengan
adanya perubahan air menjadi steam. maka ada 3 hal yang perlu
diperhatikan:
1. Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air adalah bahan untuk membuat steam sesudah dipanaskan.
3. Panas adalah energi yang digunakan untuk merubah air menjadi
steam.
Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan
dihasilkan steam yang cukup, serta segala permasalahan misalnya
masalah air yang akan merusak tempat karena korosi atau mengurangi
effisiensi penyerapan panas akibat timbulnya kerak dapat diatasi dengan
baik. Bahan bakar boiler bermacam-macam dari yang populer seperti
batu bara,bahan bakar minyak, gas, nuklir dan lain-lain. Boiler
merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan
pemicu lahirnya revolusi industri.
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air didalam boiler
dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas
lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut
ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah
wujud menjadi uap.
Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah
dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat
jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil
akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi
akan turun ke dasar. Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah
sebagai berikut:
a. Kapasitas yang digunakan
b. Kondisi uap yang dibutuhkan
c. Bahan bakar yang dibutuhkan
d. Konstruksi yang sederhana

Bagian-bagian boiler seperti gambar di atas adalah sebagai berikut :


1. Flame tube yang memiliki diameter besar yang akan menghasilkan
pembakaran yang sempurna. Combustion Chamber memiliki dimensi
yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis boiler.
2. Man Hole dan lubang inspeksi untuk mengetahui kondisi boiler secara
cepat seperti kondisi air.
3. “Wet-back” desain boiler dengan ruangan pembalik air dingin
4. Sight holes untuk mengamati pembakaran boiler dari sisi belakang
tabung.
5. Safety flap untuk menghindari kerusakan akibat pembakaran tidak
sempurna.
6. Tempat pembersihan cepat
7. Eksploitasi bahan bakar fase 2 dan 3 yang akan mempengaruhi
efisiensi pembakaran.
8. Lubang kaca untuk mengamati pembakaran dari sisi depan tabung.
9. Sirkulasi natural air boiler.
10. Steady capacity dan tekanan untuk ruang air dan uap.
11. High grade insulation untuk meminimalkan panas yang terbuang (heat
loss).
12. Steam drier, permukaan evaporasi.

2.2.2 Fungsi Boiler


Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi
energi panas. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu :
1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad
energi panas.
2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi
panas) menjadi energi potensial uap.
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan
sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :
1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur
berfungsi secara efektif.
2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad
boiler pipa air memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif
antara nyala api atau gas panas dengan air boiler.
3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta
sistem pemanas air pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk
menaikan efisiensi boiler.
Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu
adanya sistem pengamanan yang disebut apendasi.
2.2.3 Prinsip Kerja Boiler
Prinsip kerja boiler secara umum adalah pengubahan dan
pemindahan energi yang dikandungbahan bakar menjadi energi yang
dikandung uap air. Proses pelepasan energy bahan bakar dilakukan
dengan cara mereaksikan bahan bakar dengan oksigen yang diambil dari
udara. Pencampuran antara unsur-unsur yang dapat terbakar pada bahan
bakar dengan oksigen akan menyebabkan terlepasnya energi yang
dikandung bahan bakar. Energi tersebut akan menaikkan tingkat energy
gas asap sehingga temperature gas tersebut naik. Kenaikan temperatur
gas yang tinggi menyebabkan terjadinya perpindahan energy panas baik
radiasi maupun konveksi dari gas asap ke dinding air. Air tersebut
diperlukan untuk menaikkan temperatur air menjadi uap.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki
nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan
steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem
boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu
pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin
(commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik
dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian
memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut,
yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-
temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan
bantuan heat recovery boiler.

2.2.4 Komponen – Komponen umumBoiler


Berikut ini merupakan komponen-komponen secaraumumboiler
antaralain:
1. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.
Beberapa bagian dari furnace siantaranya : refractory, ruang
perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.
2. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan
pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
3. Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan
turbin uap atau menjalankan proses industri.
4. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan
untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi
udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
5. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan
untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem
sebelumnya maupun air umpan baru.
6. Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi
keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler
menahan tekanan steam.
7. Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang
endapan yang berada di dalam pipa steam.
2.2.5 Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan Tipe Pipa Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Fire Tube Boiler


Firetube boiler adalah jenis boiler dimanagas panas melewati
pipa-pipa dan air umpan boileradadidalam shell untuk dirubah
menjadi steam. Terdiri dari tangki air yang dilubangi dan dilalui pipa-
pipa, dimana gas panas yang mengalir pada tanki tersebut digunakan
untuk memanaskan air di tanki. Air yang dipanaskan menghasilkan
uap panas yang dapat digunakan untuk memanaskan air dikamar
mandi ataupun laundry. Firetube boilers biasanya digunakan untuk
kapasitassteam yang relative kecil dengan tekanan steamrendah
sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tubeboilers kompetitif untuk
kecepatan steam sampai12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18

kg/cm2.Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakarminyak

bakar, gas atau bahan bakar padat dalamoperasinya. Untuk alasan


ekonomis, sebagian besarfire tube boilers dikonstruksi sebagai
“paket” boiler(dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Water tube boiler adalah jenis boiler dimana airumpan boiler
mengalir melalui pipa-pipa masukkedalam drum. Air yang tersirkulasi
dipanaskan olehgas pembakar membentuk steam pada
daerahuapdalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steamdan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasusboiler untuk
pembangkit tenaga. Water tube boileryang sangat modern dirancang
dengan kapasitassteam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengantekanan
sangat tinggi. Banyak water tube boilersyang dikonstruksi secara
paket jika digunakan bahanbakar minyak bakar dan gas. Untuk water
tube yangmenggunakan bahan bakar padat, tidak umumdirancang
secara paket.
Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas
panas yang dihasilkan dari pembakaran. Pada boiler water tube, air
panas tidak berubah menjadi uap,sehingga bisa langsung digunakan
untuk keperluan seperti air panas di kamar mandi,laundry. Ketika air
dalam pipa-pipa yang didih mendapat pemanasan, air dalam pipa
menjadi mendidih sehingga air mengandung uap dan berat jenis air
berkurang, air dan uap mengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih
besar akan turun dan menggantikan posisi air yang menuju ke atas.
Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh, kemudian
uap jenuh disalurkan ke superheater untuk diubah menjadi uap panas
lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater inilah yang akan
dimanfaatkan sebagai penggerak mesin uap.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
- Forced, induced dan balanced draft membantu untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
- Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Berdasarkan bahan bakar yang digunakan boiler dibagi menjadi 4,
yaitu:
1. Solid Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya padat memiliki karakteristik:
harga bahan baku pembakaran relative lebih murah dibandingkan
dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe
listrik. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat (batubara, baggase, rejected product,
sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
2. Oil Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya cair memiliki karakteristik:
harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan
semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan
dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Pemanasan yang terjadi
akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO,
residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
3. Gaseous Fuel
Tipe boiler yang bahan bakarnya gas memiliki karakteristik:
harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan
semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara LNG (Liquid
Natural Gas) dengan oksigen dan sumber panas.
4. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik: harga bahan baku
pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling
rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakarnya. Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang
menyuplai sumber panas.
Berdasarkan kegunaannya boiler dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Power Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas
yang besar, sehingga mampu memutar turbin dan menghasilkan listrik
dari generator. Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk
menghasilkan listrik dari generator.

2. Industrial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler
atau firetube boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses industri
dan sebagai tambahan panas. Steam memiliki tekanan yang sedang
dan kapasitas yang besar.
3. Commercial Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler
atau firetube boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi
komersial. Tekanan yang dimiliki rendah
4. Residential Boiler
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe
firetube boiler. Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah,
biasanya digunakan pada perumahan.

5. Heat Recovery Boiler


Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe
watertube boiler atau firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki
kapasitas dan tekanan yang besar, kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini
digunakan untuk menjalankan proses industri.

Berdasarkan tekanan kerjanya, boiler dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Low Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan
air dengan tekanan dibawah 160 psi dan temperatur dibawah 250 F.
2. High Pressure Boiler
Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan
air dengan tekanan diatas 160 psi dan temperature di atas 250 F.

2.2.6 Sumber Penyediaan Air Umpan Boiler


Air yang digunakan pada air umpan boiler diperoleh dari air
sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air
tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan asal air tersebut. Oleh karena itu untuk
dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur atau padatan yang terkandung didalam air
baik dalam bentuk tersuspensi,terlarut, atau pun koloid yang dapa
tmenyebabkan terjadinya kerak, korosi dan pembusaan dalam boiler.
Disamping itu senyawa organic dapat menyebabkan berbagai masalah
dalam operasi boiler. Kualitas air umpan boiler juga dipengaruhi oleh
kondisi operasi boiler, dimana semakin tinggi tekanan dan temperature
operasi maka semakin murni kualitas air umpan yang diperlukan.
Batasan terhadap nilai parameter-parameter penting untuk air umpan
boiler, sering ditentukan oleh pihak pembuat alat, atau dapat mengacu
pada kriteria dari badan-badan International seperti ASME dan ABMA.

2.2.7 Syarat-syarat Air Umpan Boiler


Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air
umpan yang tidak diolah,proses pengolahan yang digunakan dan
prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan umum,semakin tinggi
tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran.
Air yang dipakai untuk pembuatan steamharus memenuhi
beberapa persyaratan,yaitu:
1. Tidak boleh berbuih
2.Tidak boleh membentuk scale (kerak)
3.Tidak boleh menyebabkan terjadinya korosi pada pipa-pipa.
Zat-zat yang terkandung didalam air boiler yang dapat
menyebabkan kerusakan boiler adalah:
1. Kadar Soluble matter yang tinggi
2.Suspended solid
3.Garam-garam Ca dan Mg
4.Silika, sulfate, asam bebas (free acid) dan oxide
5.Organik matter
2.2.8 Aplikasi Boiler pada Industri
Aplikasi Boiler pada Imdustri Pembangkit Listrik
Setelah kita mengetahui jenis dan tipe boiler serta fungsi boiler
dan komponennya dari uraian di atas, maka akan menjadi lebih jelas lagi
bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem pembangkit listrik.
Dalam makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi contoh adalah
sistem pada PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur
Proses Dasar Produksi Listrik
Di dalam PLTU batubara atau coal fired power plant, energi panas
batubara dikonversikan ke dalam energi listrik dengan bantuan boiler,
turbin dan generator. Batubara dari tempat penyimpanannya di bawa ke
tempat penampungan batubara di area boiler setelah terlebih dahulu
dihancurkan di ruangan penghancur batubara. Batubara tersebut
kemudian disalurkan ke pengumpan batubara (coal feeder) yang
dilengkapi alat pengatur aliran untuk dihaluskan pada mesin penghalus
(pulveriser atau coal mill) sehingga dihasilkan tepung batubara yang
halus. Batubara halus di dorong dengan udara panas yang dihasilkan dari
Primary Air Fan dan dibawa ke pembakar batubara dengan cara di
injeksikan ke ruang bakar boiler (furnace). Di sini tepung batubara yang
keluar dari corner (sudut–sudut boiler) dibakar bersama- sama dengan
udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara bersamaan.
Udara panas yang masuk kefurnace dihasilkan dari fan yang disebut
Forced Draft Fan , sedangkan api di hasilkan dari pemantik api atau
ignitor.
Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui proses
perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir
dalam pipa–pipa yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh (saturated
steam) . Uap panas ini kemudian di panaskan lebih lanjut oleh super
heater sampai menjadi uap panas kering (dry super heated steam)
sehingga efisiensi boiler makin tinggi. Uap panas kering kemudian
disalurkan ke turbin bertekanan tinggi dengan bantuan pipa–pipa tebal
bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan lewat nozzle–nozzle
mengenai baling –baling turbin. Saat mengenai baling–baling, energi
kalor yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik dan
menggerakkan baling–baling turbin dan shaft turbin yang disambungkan
dengan generator ikut berputar.
Shaft yang disambungkan dengan generator berupa silinder
elektromagnetik besar sehingga ketika turbin berputar generator ikut
berputar ,yaitu bagian rotor.Rotor generator tergabung dengan stator.Stator
adalah bagian generator yang tidak ikut berputar, berupa gulungan yang
menggunakan batang tembaga sebagai pendingin internal.Listrik dihasilkan
dalam batang– batang tembaga stator dengan elektostatik di dalam rotor
melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan bertegangan 21 kV dan
dengan trafo step up dinaikkan menjadi 500 kV, sesuai tegangan yang
diminta PLN.

2.2.9 Perhitungan
Dalam perhitungan boiler terdapat 2 jenis persamaan yaitu :
1. Turbine Heat Rate (THR)
Laju heat yang masuk ke siklus uap dapat di hitung dari
perbedaan parameter fluida yang masuk ke boiler dan steam yang
keluar boiler. Persamaan :
THR = m1 (H1 – H2)/ Pd
Dimana:
H1 = Enthalpy Steam Out Boiler (kJ/kg)
H2 = Enthalpy Water In Boiler(kJ/kg)
M1 = Laju Aliran massa fluida (kg/h)
Pd = Power of boiler (kW)
2. Gross Plant Heat Rate (GPHR)
Laju heat yang masuk ke dalam boiler, dengan mengalikan
kalori bahan bakar dan flowrate dari bahan bakar. Persamaan :
GPHR = THR ÷ Eff Boiler
Dimana:
THR = Turbine Heat Rate (kkal/kg)
Eff Boiler = Efisiensi Boiler (%)
Contoh Soal
Steam memasuki Steam Turbine pada Temperatur 488 °C dan Tekanan
55 bar dengan flowrate 35.9 ton/jam. Dari boiler menuju turbin, uap
dialirkan melalui Main Steam pipe. Uap keluar boiler memiliki entalpi
sebesar 3400 kJ/kg, sedangkan entalpi air pada boiler sebesar 635.9
kJ/kg. Apabila efisiensi boiler sebesar 79% dan daya 8500 kW,
tentukan nilai GPHR dari proses tersebut!

Penyelesaian
Diketahui :
T = 488 °C
P = 55 bar
M = 35,9 ton/jam
= 35.900 kg/jam
H1 = 3400 kJ/kg
H2 = 635,9 kJ/kg
Eff B = 79%
Pd = 8500 kW
- Mencari nilai THR

- Mencari nilai GPHR


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setelah kita mengetahui sekelumit pengetahuan, tentang steam dan
kegunaan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan, serta mengingat peran
pentingnya itu, kita sebagai operator di utilitas khususnya. Untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian sesuai tugas kita masing-masing
dengan penuh rasa tanggung jawab, baik terhadap segi operasi dan
peralatannya serta kita yang mengoperasikan bias selamat, sehingga
kelangsungan operasi kilang kita ini bisa dicapai dengan aman, handal dan
effisien.

3.2. Saran
1. Aplikasi penggunaan steam dalam industri agar dapat dicantumkan
2. Penggunaan boiler pada industri kimia
DAFTAR PUSTAKA

http://www.prosesindustri.com/2015/01/pengertian-boiler-serta-
komponen.html http://agroindustrialis.blogspot.co.id/2014/06/boiler-ketel-
uap.html https://rkpsb.files.wordpress.com/2010/09/steam-boiler.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27517/4/Chapter%20II.pdf
https://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/01/22/steam/
https://lngbontang.wordpress.com/2009/02/12/kegunaan-steam-dan-
bahayanya/

Anda mungkin juga menyukai