Anda di halaman 1dari 23

Nama : Mirnawati

NPM : 17133200103
Kelas : A3
Tugas Review 5 Jurnal

1. Review Jurnal 1
Jurnal 1 (S3)
Identitas Jurnal
Judul Artikel PENGARUH SHOPPING LIFE STYLE DAN FASHION
INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYING BEHAVIOR
MASYARAKAT HIGH INCOME SURABAYA
Jurnal Asal Jurnal Manajemen Pemasaran
Tahun April 2011
Halaman 32-41
Volume VOL. 6, NO. 1
Standart Number eISSN : 2597-615X | pISSN : 1907-235X

Identitas Peneliti
Nama Pengarang Edwin Japarianto dan Sugiono Sugiharto
Universitas Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Negara Indonesia

Reviewer Mirnawati

Konten Artikel
Latar Belakang Dinamika perekonomian bisnis ritel di Indonesia menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan, sehingga akan memicu perkembangan
gaya hidup dan pola belanja masyarakat (konsumen) yang memiliki
ekspektasi makin tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas
yang lebih baik dan konsisten. Permasalahan yang dihadapi,
komsumen high income menunjukkan pola pengeluaran belanja yang
fluktuatif, sering kali melesat dari perencanaan keuangan yang telah
dibuat. Bagi masyarakat high income berbelanja hal yang sudah
menjadi lifestyle mereka adalah mereka akan rela mengorbankan
sesuatu demi mendapatkan produk yang mereka senangi dengan harga,
kualitas, serta mode yang diinginkan. Kecenderungan perilaku seperti
ini merupakan peluang yang ditangkap para pemilik tenant untuk
menjual pakaian yang di senangi oleh para pengunjung yang berasal
dari masyarakat high income yang lebih mementingkan kualitas,
model, merk daripada harga yang tercantum adalah fashion
involvement yang terjadi. Dari latar belakang tersebut rumusan masalah
yang diambil adalah: Apakah shopping lifestyle dan fashion
involvement berpengaruh terhadap impulse buying behaviour pada
masyarakat high income di Surabaya?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh shopping life
style dan fashion involvement terhadap perilaku impulse buying pada
masyarakat high income Surabaya.
Variabel Penelitian 1. Shopping Lifestyle (X1)
Shopping Lifestyle (X1) merupakan gaya hidup customer pada
kategori fashion (seperti pakaian).
Betty Jackson (2004) mengatakan shopping lifestyle merupakan
ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan
perbedaan status sosial.
2. Fashion Involvement (X2)
Menurut O’Cass, involvement adalah minat atau bagian
motivasional yang ditimbulkan oleh stimulus atau situasi tertentu,
dan ditujukan melalui ciri penampilan (O’Cass, 2004 dalam Park
2005). Fashion involvement adalah keterlibatan seseorang dengan
suatu produk pakaian karena kebutuhan, kepentingan, ketertarikan
dan nilai terhadap produk tersebut.
3. Impulse Buying (Y)
Impulse Buying adalah pembelian yang tidak direncanakan, dimana
karakteristiknya adalah pengambilan keputusannya dilakukan
dalam waktu yang relatif cepat; dan adanya keinginan untuk
memiliki secara cepat. Coob dan Hayer (1986), mengklasifikasikan
suatu pembelian impulsif terjadi apabila tidak terhadap tujuan
pembelian merek tertentu atau kategori produk tertentu pada saat
masuk ke dalam toko.
Hipotesis Penelitian Terdapat pengaruh antara shopping lifestyle dan fashion involvement
terhadap impulse buying behavior.
Metode Penelitian 1. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket. Instrumen yang digunakan adalah
questionnaire yang diukur dengan skala Likert.
2. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat high income
Surabaya.
3. Teknik penentuan sampel yaitu dengan metode non probability
sampling. Jenis metode non probability sampling yang digunakan
adalah judgemental sampling.
4. Penelitian ini menggunakan 100 responden
5. Metode Analisis data yaitu menggunakan Analisis Regresi Linear
Berganda
Hasil Penelitian 1. Berdasarkan nilai statistik bahwa nilai F hitung = 42.612. Nilai F
table (df1=2; df2=107) adalah 3.081. Nilai F hitung > F table, maka
H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas X1 dan X2 secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
2. Diketahui untuk variabel shopping lifestyle nilai t hitung adalah
6.243, nilai t tabel (df=107; α = 0.05/2) = 1.982. Nilai t hitung >
nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa shopping lifestyle
berpengaruh signifikan terhadap impulse buying behavior pada
masyarakat high income di Galaxy Mall Surabaya.
3. diketahui untuk variabel fashion involvement nilai t hitung adalah
3.971, nilai t tabel (df=107; α = 0.05/2) = 1.982. Nilai t hitung >
nilai t tabel, maka disimpulkan bahwa fashion involvement
berpengaruh signifikan terhadap impulse buying behavior pada
masyarakat high income di Galaxy Mall Surabaya.
4. Dari 2 variabel bebas diketahui bahwa variabel shopping lifestyle
mempunyai nilai kuadrat korelasi parsial terbesar yaitu 0.267, yang
artinya bahwa variabel shopping lifestyle memiliki pengaruh yang
paling dominan diantara variabel lain yang ada terhadap impulse
buying behavior pada masyarakat high income di Galaxy Mall
Surabaya.
Implikasi Penelitian 1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman mengenai shopping lifestyle dan fashion
involment terhadap impulse buying behavior pada masyarakat high
income. Sehingga nantinya perusahaan dapat memahami
kecenderungan perilaku masyarakat high income yang dapat
mendorong konsumen untuk melakukan impulse buying.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melihat juga faktor-faktor
lain yang mendasari mempengaruhi pembelian impulsif seperti
atmosphere, pelayanan ritel, motivasi belanja hedonis dan
sebagainya.

Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada sebagian


masyarakat high income Surabaya yang berjumlah 100 responden,
yang tentunya masih kurang untuk menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya akan lebih baik jika sampel yang di ambil lebih
banyak lagi.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh shopping life style dan
fashion involvement terhadap impulse buying behavior saja. Masih
banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi impulse buying,
misalnya hedonic shopping value, sore atmosphere dan variabel
lainnya.
Komentar Menurut saya, artikel ini mengandung isi yang sangat bermanfaat.
Penulis mampu menjelaskan secara baik mengenai pengaruh shopping
life style dan fashion involvement terhadap impulse buying behavior.
Bahasa yang di pakai pun merupakan bahasa yang mudah dimengerti
sehingga inti yang ingin disampaikan penulis dapat di terima dengan
mudah. Kesimpulan dari artikel ini memiliki penyampaian isi dan
maksud yang jelas bagi pembaca, khususnya bagi saya sendiri.
2.Review Jurnal 2
Jurnal 2 (S4)
Identitas Jurnal
Judul Artikel PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN ONLINE STORE
BELIEFS TERHADAP IMPULSE BUYING PADA LAZADA.CO.ID
Jurnal Asal SEGMEN Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Tahun Juli 2019
Halaman 9-18
Volume Vol 15, No 2
Standart Number eISSN : 2684-8414 | pISSN : 0216-938X

Identitas Peneliti
Nama Pengarang Mutiara Asriningati, dan Tri Indra Wijaksana
Universitas Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis,
Universitas Telkom
Negara Indonesia

Reviewer Mirnawati

Konten Artikel
Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, tidak dapat
dipungkiri bahwa internet memegang peranan yang sangat penting.
Banyaknya pengguna internet juga mendukung perkembangan
perusahaan ritel di Indonesia. Terdapat banyak perdagangan elektronik
(e-commerce) bermunculan yang merupakan penerapan dari teknologi
informasi dan komunikasi di bidang bisnis ritel. Salah satu e-
commerce yang ada di Indonesia adalah Lazada.co.id. Perkembangan
e-commerce yang sangat pesat menimbulkan fenomena perubahan
gaya hidup masyarakat beralih menjadi gaya hidup konsumtif.
Shopping Lifestyle mengacu pada pola konsumsi yang mencerminkan
seseorang tentang bagaimana cara menghabiskan waktu dan uang
untuk berbelanja. Shopping lifestyle dan online store beliefs memiliki
keterkaitan terhadap impulse buying suatu produk. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil survey yang sudah dilakukan bahwa sebagian
besar responden mengatakan kemudahan dalam menggunakan toko
online merupakan salah satu hal yang mendukung kegiatan trend
belanja online. Keyakinan dan pengalaman belanja online yang
menarik pada trend belanja online akan menjadi salah satu faktor
terjadinya impulse buying.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shopping lifestyle
dan online store beliefs terhadap impulse buying pada Lazada.co.id.
Variabel Penelitian 1. Shopping Lifestyle (X1)
Lisesryle atau gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Orang-
orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup
terdiri atas: a. Activities (Kegiatan), b.Interest (Minat), dan c.
Opinions (Opini).
2. Online Store Beliefs (X2)
Kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan konsumen untuk
menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online
berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya
berbelanja online pada masa mendatang. Dimensi online store
beliefs terdiri dari: a. Merchandise Attractiveness, b. Ease of Use,
dan c. Enjoyment d. Web Communication Style.
3. Impulse Buying (Y)
Pembelian impulsif merupakan keputusan yang timbul begitu saja
terstimulasi oleh variasi bauran produk dan tingkat harga barang
yang ditawarkan. Karakteristik pembelian impulsif adalah sebagai
berikut: a. Spontanitas b. Kekuatan, kompulasi, dan intensitas c.
Kegairahan dan stimulasi d. Ketidakpedulian akan akibat.
Hipotesis Penelitian H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan shopping lifestyle
terhadap impulse buying.
H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan online store beliefs
terhadap impulse buying.
Metode Penelitian 1. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif.
2. Teknik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis
regresi linear berganda.
3. Populasi dari penelitian ini yaitu konsumen yang pernah berbelanja
pada Lazada.co.id
4. Jumlah sampel sebanyak 100 responden.
5. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability
sampling dengan metode purposive sampling.
6. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear
berganda.
Hasil Penelitian 1. Dari hasil pengujian diperoleh nilai t untuk variabel shopping
lifestyle (X1) menunjukkan nilai t = 5,876 dengan nilai signifikansi
0,000. Dengan thitung = 5,876 tidak terletak diantara -1,660 atau
1,660 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
diperoleh hasil H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel shopping lifestyle (X1) berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap variabel impulse buying (Y).
2. Dari hasil pengujian diperoleh nilai t untuk variabel online store
beliefs (X2) menunjukkan nilai t = 9,369 dengan nilai signifikansi
0,000. Dengan thitung = 9,369 tidak terletak diantara -1,660 atau
1,660 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
diperoleh hasil H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel online store beliefs (X2) berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap variabel impulse buying (Y) pada
Lazada.co.id.
3. Shopping lifestyle pada konsumen Lazada secara keseluruhan
berada dalam kategori cukup baik dengan skor total 2896 dan rata-
rata persentase sebesar 64,41%. Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen cukup sering melakukan aktivitas, minat dan opininya
dengan berbelanja di Lazadaco.id.
4. Online store beliefs pada konsumen Lazada secara keseluruhan
berada dalam kategori cukup baik dengan skor total 4572 dan rata-
rata persentase sebesar 61,64%. Hal ini menunjukkan bahwa
Lazada.co.id cukup diyakini oleh konsumen sebagai toko online di
Indonesia yang terpercaya.
5. Impulse buying pada konsumen Lazada secara keseluruhan berada
dalam kategori cukup baik dengan skor total 3306 dan rata-rata
persentase sebesar 59%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
Lazada cukup sering membeli produk secara spontan dan tidak
direncanakan.
6. Besarnya pengaruh simultan shopping lifestyle (X1) dan online
store beliefs (X2) terhadap impulse buying (Y) adalah sebesar
Fhitung = 263,694 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa shopping lifestyle dan online store beliefs
secara bersamasama dapat mempengaruhi impulse buying pada
Lazada.co.id.
7. Besarnya pengaruh parsial shopping lifestyle (X1) terhadap impulse
buying (Y) sebesar 31,3% dan besarnya pengaruh parsial online
store beliefs (X2) terhadap impulse buying (Y) adalah sebesar 53%.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Lazada memiliki niat untuk
melakukan pembelian impulsif atau tidak terencana dikarenakan
faktor dari shopping lifestyle dan online store beliefs.
Implikasi Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman mengenai shopping lifestyle dan online
store beliefs pada e-commerce serta keilmuan pemasaran, dimana
seiring perkembangan e-commerce meningkatkan jumlah toko
online serta kemudahan akses akan meningkatkan impulse buying
pada toko online tersebut.
2. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan bahan studi bagi
penelitian selanjutnya serta melatih kemampuan analisis dan
berpikir secara sistematis dan konseptual.
Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada sebagian dari
konsumen yang pernah berbelanja pada Lazada.co.id yang
berjumlah 100 responden, yang tentunya masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya akan lebih baik jika
sampel yang di ambil lebih banyak lagi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying dalam penelitian
ini hanya terdiri dari dua variabel, yaitu shopping lifestyle dan
online store beliefs sedangkan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi Perilaku impulse buying seperti hedonic shopping
value, sore atmosphere dan variabel lainnya.
Komentar Menurut saya, artikel ini mengandung isi yang sangat bermanfaat.
Penulis mampu menjelaskan secara baik mengenai pengaruh shopping
lifestyle dan online store beliefs terhadap impulse buying. Bahasa yang
di pakai pun merupakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga inti
yang ingin disampaikan penulis dapat di terima dengan mudah.
Kesimpulan dari artikel memiliki penyampaian isi dan maksud yang
jelas bagi pembaca, khususnya bagi saya sendiri.

3. Review Jurnal Ke 3
Jurnal 3 (S4)
Identitas Jurnal
Judul Artikel PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION
INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR
KONSUMEN
Jurnal Asal SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Tahun 2014
Halaman 9 halaman
Volume Vol 10, No1.a
Standart Number eISSN : 2684-8414 | pISSN : 0216-938X

Identitas Peneliti
Nama Pengarang Dea Susiska
Universitas Prodi Manaejemen,Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah
Purworejo
Negara Indonesia
Reviewer Mirnawati

Konten Artikel
Latar Belakang Untuk membuat diri menjadi berbeda dan lebih baik serta
meningkatkan ketertarikan konsumen, beberapa pengecer besar
mencoba membuat gerai dan merchandise lebih bervariasi. Hal ini
untuk memancing ketertarikan secara emosional di pikiran konsumen
sehingga berbelanja kini menjadi suatu aktivitas untuk
bersenangsenang dan merupakan bagian dari lifestyle. Belanja menjadi
alat pemuas keinginan akan barang-barang yang sebenarnya tidak
mereka butuhkan, akan tetapi karena pengaruh trend atau mode yang
tengah berlaku, maka mereka merasa merupakan suatu keharusan
untuk membeli barang-barang tersebut (Fitri, 2006). Banyak sekali
orang yang berbelanja tanpa disertai pertimbangan. Mereka hanya
membeli produk-produk yang menggoda mata yang sebenarnya tidak
dibutuhkan dengan alasan sering tidak tahan melihat barang bagus,
ingin segera membeli, dan merasa seperti dibius dan tidak dapat
berfikir jernih sehingga yang terdapat didalam benak individu adalah
hanya ingin memuaskan keinginan belanja (Fitri, 2006).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh shopping lifestyle dan
fashion involvement pada impulse buying behavior konsumen pakaian
di Kecamatan Purworejo secara parsial.
Variabel Penelitian 1. Impulse Buying (Y)
Impulse buying behavior adalah proses pembelian pelanggan yang
cenderung spontan dan seketika tanpa direncanakan terlebih dahulu
(Babin B.J dan Darder W.R dalam Veronica Rahmawati, 2009).
2. Shopping Lifestyle (X1)
Lifestyle merupakan pola hidup seseorang di dunia yang terungkap
pada aktivitas, minat, opininya. Sedangkan shopping lifestyle
merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam belanja yang
mencerminkan perbedaan status sosial (Betty Jacson dalam
Japariyanto dan Sugiyono, 2011).
3. Fashion Involvement (X2)
Fashion involvement adalah keterlibatan seseorang dengan suatu
produk fashion karena kebutuhan, kepentingan, ketertarikan dan
nilai terhadap produk tersebut (Japariyanto dan Sugiyono, 2011:34)
Hipotesis Penelitian H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan shopping lifestyle
terhadai impulse buying.
H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan fashion involvement
terhadai impulse buying.
Metode Penelitian 1. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala
Likert.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen pakaian di
Kecamatan Purworejo.
3. Pengambilan sampel menggunakan Judgement Sampling.
4. Sampel penelitian ini berjumlah 100 orang.
5. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program
SPSS.
Hasil Penelitian 1. Berdasarkan tabel, diperoleh standardized coefficients beta 0.393
dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 ( α = 5% ) sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti shopping lifestyle (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying
behavior (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa shopping lifestyle berpengaruh positif terhadap
impulse buying behavior terdukung.
2. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh standardized coefficients beta
0.224 dengan tingkat signifikansi 0.018 < 0.05 ( α = 5% ) sehingga
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti fashion involvement (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying
behavior (Y). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan
bahwa fashion involvement berpengaruh positif terhadap impulse
buying behavior terdukung.
Implikasi Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Produsen atau perusahaan dapat melakukan strategi-strategi
pemasaran yang dapat membuat konsumen semakin impulsif pada
produk pakaian dengan cara menampilkan iklan yang menarik di
media massa pemilihan lokasi penjualan, kebijakan harga, dan
berbagai usaha promosi lainnya.
2. Bagi Konsumen
Konsumen harus memiliki kontrol diri dan lebih berfikir rasional
dan berhati-hati dalam menentukan pilihan pembelian.
3. Bagi Penelitian Berikutnya
Penelitian mendatang sebaiknya melihat juga faktor-faktor lain
yang mempengaruhi pembelian impulsif, seperti store atmospher
dan pelayanan ritel. Selain itu hendaknya penelitian dilakukan di
lingkup yang lebih besar.
Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada konsumen pakaian
Penelitian di Kecamatan Purworejo yang berjumlah 100 responden, yang
tentunya masih kurang untuk menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya akan lebih baik jika sampel yang di ambil lebih
banyak lagi.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh shopping lifestyle dan
fashion involvement pada impulse buying behavior saja. Masih
banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi impulse buying,
misalnya hedonic shopping value, sore atmosphere, positive
emotion dan variabel lainnya.
Komentar Menurut saya, artikel ini sudah bagus dan mengandung isi yang sangat
bermanfaat. Penulis mampu menjelaskan secara baik mengenai
pengaruh shopping lifestyle dan fashion involvement pada impulse
buying behavior. Bahasa yang di pakai pun merupakan bahasa yang
mudah dipahami sehingga inti yang ingin disampaikan penulis dapat di
terima dengan mudah. Kesimpulan dari artikel ini memiliki
penyampaian isi dan maksud yang jelas bagi pembaca, khususnya bagi
saya sendiri.
4. Review Jurnal Ke 4
Jurnal 4 (S4)
Identitas Jurnal
Judul Artikel PENGARUH STORE IMAGE, STORE ATMOSPHERICS, STORE
THEATRICS, DAN SOCIAL FACTOR TERHADAP IMPULSE
BUYING ( Studi pada Carrefour Artos Magelang )
Jurnal Asal SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Tahun 2016
Halaman 8 halaman
Volume Vol 12, No 2B
Standart Number eISSN : 2684-8414 | pISSN : 0216-938X

Identitas Peneliti
Nama Pengarang Nur Maryam
Universitas Prodi Manaejemen,Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah
Purworejo
Negara Indonesia

Reviewer Mirnawati

Konten Artikel
Latar Belakang Saat ini bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan yang cukup
pesat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel
tradisional yang mulai berkembang menjadi bisnis ritel modern
maupun munculnya bisnis ritel modern baru. Tingkat persaingan yang
semakin tinggi menuntut perusahaan menyusun strategi terbaik untuk
dapat bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel.
Sekarang ini, konsumen tidak hanya mencari keragaman produk atau
kualitas saja, akan tetapi konsumen juga mencari tempat belanja yang
nyaman dan menarik perhatian mereka. Perilaku konsumen bukanlah
sekedar mengenai pembelian barang. Lebih dari itu, perilaku
konsumen adalah suatu hal yang dinamis (Simamora, 2003:163).
Konsumen yang dinamis dan interaksinya dengan aspek lain dalam
proses pengambilan keputusan pembelian begitu unik dan sangat
beragam. Keanekaragaman ini menciptakan variasi dalam proses
pengambilan keputusan pembelian. Karakteristik seperti ini
mengindikasikan perilaku konsumen yang mudah terpengaruh untuk
mengambil keputusan pembelian tertentu yang tidak direncanakan
sebelumnya atau yang disebut impulse buying. Saat ini semakin
banyak konsumen lebih tertarik dalam melakukan pembelian tak
terencana dibandingkan dengan pembelian terencana (Putra, 2014).
Lingkungan toko seperti store image, store atmospherics, store
theatrics dan social factors mampu mempengaruhi perilaku membeli
konsumen, sehingga pemasar membutuhkan strategi yang tepat agar
konsumen tertarik melakukan pembelian impulsif, maka peneliti
menganggap penelitian yang berkaitan dengan impulse buying penting
dilakukan.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh store image, store
atmospherics, store theatrics dan social factors secara parsial terhadap
impulse buying dan untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh paling dominan terhadap impulse buying pada Carrefour
Artos Magelang.
Variabel Penelitian 1. Store image (X1)
Menurut Berman et al (2001:600), citra toko atau disebut juga
image toko merupakan pandangan atau persepsi konsumen terhadap
nama atau produk toko.
2. Store Atmospherics (X2)
Menurut Berman dan Evan (2007:454), store atmosphere adalah
suatu karakteristik fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis ritel
hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman untuk
konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada
didalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen
untuk melakukan pembelian
3. Store Theatrics (X3)
Menurut Lewinson dalam Umar (2003:60), store theatrics
merupakan ekspresi toko baik melalui dekorasi maupun peristiwa
spesial untuk menarik pembeli potensial.
4. Social Factors (X4)
Budisantoso dan Mizerski (2005) yang dikutip oleh Haqqul (2012)
dalam Nuzulla (2012) menjelaskan bahwa faktor sosial pada sisi
lain, mengacu pada orang-orang yang ada dalam lingkungan. Yang
mencangkup penjual dan pembeli di dalam toko. Dengan demikian
maka yang dimaksud dengan faktor sosial adalah orang-orang
(konsumen dan karyawan) yang ada di dalam toko dan saling
berinteraksi.
5. Impulse Buying (Y)
Kertajaya dalam Putra (2014) Impulse Buying adalah perilaku
konsumen yang melakukan pembelian secara spontan, tanpa
perencanaan terlebih dahulu.
Hipotesis Penelitian H1 : Store image berpengaruh positif terhadap impulse buying.
H2 : Store Atmospherics berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
H3 : Store Image berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
H4 : Social factor berpengaruh positif terhadap Impulse Buying.
Metode Penelitian 1. Penelitian ini menggunakan metode survei.
2. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan pengumpulan
Instrumen data menggunakan kuesioner yang dinilai dengan skala
likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban.
3. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di
Carrefour Artos Magelang.
4. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling.
5. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 responden.
6. Analisis data menggunakan regresi linear berganda.
Hasil Penelitian 1. Pengaruh store image (X1) terhadap impulse buying (Y)
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi 0,271 dengan tingkat signifikansi 0,001 (<0,05),
hal ini menunjukkan bahwa variabel store image (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y).
2. Pengaruh store atmospherics (X2) terhadap impulse buying (Y)
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi 0,308 dengan tingkat signifikansi 0,000 ((<0,05),
hal ini menunjukkan bahwa variabel store atmospherics (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y).
3. Pengaruh Store theatrics (X3) terhadap impulse buying (Y)
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi 0,225 dengan tingkat signifikansi 0,013 ((<0,05),
hal ini menunjukkan bahwa variabel store theatrics (X3)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y).
4. Pengaruh Social factors ( X4) terhadap Impulse buying (Y)
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi 0,190 dengan tingkat signifikansi 0,014 ((<0,05),
hal ini menunjukkan bahwa variabel social factors (X4)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y).

Implikasi Penelitian 1. Implikasi Praktis


a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan store image,
store atmospherics, store theatrics dan social factors
berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.
Oleh karena itu, keempat variabel tersebut harus diperhatikan
oleh perusahaan, dimana tingkat store image, store
atmospherics, store theatrics, dan social factors yang tinggi
telah menyebabkan konsumen melakukan pembelian impulsif.
b. Apabila dilihat dari nilai koefisien regresi, social factors
merupakan aspek yang paling lemah pengaruhnya terhadap
impulse buying. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan impulse
buying di Carrefour Artos Magelang hendaknya lebih
meningkatkan social factor pada pengunjung dengan
meningkatkan keramahan dan bantuan yang diberikan karyawan
kepada pelanggan membuat mereka merasa tersanjung dan
dihargai sehingga mereka merasakan kenyamanan dalam
berbelanja. Demi tercapainya kenyamanan dan keamanan
berbelanja di Carrefour Artos Magelang saat terjadi tingkat
keramaian pengunjung, manajemen Carrefour harus lebih
meningkatkan petugas keamanan di setiap area Carrefour. Pihak
Carrefour Artos Magelang perlu meningkatkan kemampuan
karyawan dalam hal melayani konsumen, hal ini disebabkan
berdasarkan hasil studi menunjukkan bahwa konsumen
cenderung melakukan pembelian impulsif dikarenakan respon
yang cepat dari karyawan dalam hal menerangkan spesifikasi
produk dan membantu mereka dalam mencari produk yang
diinginkan.
2. Implikasi Teoritis
Untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain selain
yang digunakan dalam penelitian ini, untuk meneliti store image,
store atmosphere, store theatrics dan social factor terhadap impulse
buying di Carrefour Artos Magelang selain variabel-variabel yang
peneliti gunakan masih terdapat variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi impulse buying seperti menggunakan variabel
riteling mix (customer service, store desain, communication mix,
retail location, merchandise assortments dan retail pricing) secara
menyeluruh agar dapat tercipta generalisasi teori tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi impulse buying.
Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada konsumen yang
Penelitian berbelanja di Carrefour Artos Magelang yang berjumlah 100
responden, yang tentunya masih kurang untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya akan lebih baik jika sampel yang di
ambil lebih banyak lagi.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh store image, store
atmospherics, store theatrics, dan social factor terhadap impulse
buying saja. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
impulse buying, misalnya hedonic shopping value, shopping life
style, positive emotion dan variabel lainnya.
Komentar Menurut saya, artikel ini sudah bagus dan mengandung isi yang sangat
bermanfaat. Penulis juga mampu menjelaskan secara baik mengenai
pengaruh store image, store atmospherics, store theatrics, dan social
factor terhadap impulse buying. Bahasa yang di pakai pun merupakan
bahasa yang mudah dipahami sehingga inti yang ingin disampaikan
penulis dapat di terima dengan mudah. Kesimpulan dari artikel ini
memiliki penyampaian isi dan maksud yang jelas bagi pembaca,
khususnya bagi saya sendiri.

5. Review Jurnal 5
Jurnal 5 (S4)
Identitas Jurnal
Judul Artikel PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP
IMPULSE BUYING DIMEDIASI OLEH POSITIVE EMOTION
PADA KONSUMEN CARREFOUR PLAZA AMBARRUKMO
YOGYAKARTA
Jurnal Asal Segmen Jurnal Manajemen dan Bisnis
Tahun 2014
Halaman 8 halaman
Volume Vol 10.No 1.a
Standart Number eISSN :2684-8414 | pISSN : 0216-938X

Identitas Peneliti
Nama Pengarang Gilang Windiarto
Universitas Prodi Manaejemen,Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah
Purworejo
Negara Indonesia
Reviewer Mirnawati

Konten Artikel
Latar Belakang Persaingan antar perusahaan ritel di Indonesia yang semakin ketat,
mengharuskan para peritel berusaha untuk mempertahankan dan
memenangkan persaingan dengan cara memahami perilaku
konsumennya. Perilaku konsumen menarik yang terjadi di toko ritel
adalah adanya impulse buying (pembelian yang tak terencana).
Keputusan pembelian konsumen terutama keputusan yang bersifat
impulse buying dapat didasari oleh faktor positive emotion dan
hedonic shopping value yang dirasakan individu (konsumen) pada saat
berbelanja. Berdasarkan penjelasan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah hedonic shopping value dan positif
emotion berpengaruh positif terhadap impulse buying pada konsumen
Carrefour Plaza Ambarrukmo Yogyakarta.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hedonic shopping
value terhadap impulse buying yang dimediasi oleh positive emotion
pada konsumen Carrefour Plaza Ambarrukmo Yogyakarta.
Variabel Penelitian 1. Hedonic Shopping Value (X1)
Hedonic shopping value merupakan nilai pembelanja yang
berorientasi pada kesenangan (hedonic) pada saat berbelanja
(Rachmawati, 2009).
2. Positive Emotion (Z)
Positive emotion didefinisikan sebagai suasana hati yang
mempengaruhi dan menentukan intensitas pengambilan keputusan
konsumen (Tirmizi, et al., 2009).
3. Impulse Buying
Impulse buying merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli secara spontan, sesuai dengan suasana hati (Negara,
2003).
Hipotesis Penelitian H1 : Diduga terdapat pengaruh positif antara variabel hedonic
shopping value terhadap variabel impusle buying pada konsumen
Carrefour Plaza Ambarrukmo Yogyakarta.
H2 : Diduga terdapat pengaruh positif antara variabel hedonic
shopping value terhadap variabel positive emotion pada konsumen
Carrefour Plaza Ambarrukmo Yogyakarta.
H3 : Diduga terdapat pengaruh positif antara variabel positive emotion
terhadap variabel impulse buying pada konsumen Carrefour Plaza
Ambarrukmo Yogyakarta.
H4 :Diduga positive emotion memediasi pengaruh antara hedonic
shopping value terhadap impulse buying pada konsumen
Carrefour Plaza Ambarrukmo Yogyakarta.
Metode Penelitian 1. Populasi penelitian ini adalah semua konsumen Carrefour Plaza
Ambarrukmo di kota Yogyakarta.
2. Sampel penelitian ini berjumlah 100 responden.
3. Pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Sampling yaitu
dengan Judgement Sampling.
4. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala
Likert.
5. Pengujian hipotesis menggunakan Hierarchical Regression
Analysis.
Hasil Penelitian 1. Hasil analisis regresi pengaruh hedonic shopping value terhadap
impulse buying menghasilkan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai
beta 0,919 dan nilai t 23.034. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
hedonic shopping value berpengaruh positif dan signifikan terhadap
impulse buying.
2. Hasil analisis regresi pengaruh hedonic shopping value terhadap
positive emotion menghasilkan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai
beta 0,916 dan nilai t 22.613. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
hedonic shopping value berpengaruh positif dan signifikan terhadap
positive emotion.
3. Hasil analisis regresi pengaruh positive emotion terhadap impulse
buying menghasilkan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai beta
0,936 dan nilai t 35.408. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
positive emotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap
impulse buying.
4. Hasil analisis dengan menggunakan hierarchical regression analysis
menunjukkan nilai signifikansi 0,001 dengan nilai beta 0,227 dan
nilai t 3.538 menunjukkan bahwa positive emotion terbukti
memediasi pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse
buying secara parsial (partially mediated). Partially mediated
terjadi karena signifikansi variabel independen meningkat terhadap
variabel dependen pada saat variabel mediasi diregresikan secara
bersama-sama.
Implikasi Penelitian 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
terhadap perusahaan mengenai faktor-faktor yang mendasari
keputusan konsumen dalam melakukan impulse buying seperti
hedonic shopping value dan positive emotion. Sehingga nantinya
perusahaan dapat memahami lingkungan belanja yang diinginkan
oleh konsumen yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan
impulse buying.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melihat juga faktor-faktor
lain yang mendasari mempengaruhi pembelian impulsif seperti
atmosphere, Shopping Lifestyle dan sebagainya.

Keterbatasan 1. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas konsumen Carrefour


Penelitian Plaza Ambarrukmo di kota Yogykarta yang berjumlah 100
responden, yang tentunya masih kurang untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya akan lebih baik jika sampel yang di
ambil lebih banyak lagi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying dalam penelitian
ini hanya terdiri dari dua variabel, yaitu hedonic shopping value dan
positive emotion saja. Sedangkan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi perilaku impulse buying seperti store atmospherics,
store theatrics, shopping life style dan variabel lainnya.
Komentar Menurut saya, artikel ini sudah bagus dan mengandung isi yang sangat
bermanfaat. Penulis juga mampu menjelaskan secara baik mengenai
pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse buying dimediasi
oleh positive emotion. Bahasa yang di pakai pun merupakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga inti yang ingin disampaikan penulis
dapat di terima dengan mudah. Kesimpulan dari artikel ini memiliki
penyampaian isi dan maksud yang jelas bagi pembaca, khususnya bagi
saya sendiri.

REFERENSI

1. Japarianto, E., & SugihartO, S. (2011). Pengaruh Shopping Life Style Dan Fashion
Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High Income Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran,6 (1), 32-41.
2. Asriningati, M., & Wijaksana, T.I. (2019). Pengaruh Shopping Lifestyle Dan Online Store
Beliefs Terhadap Impulse Buying Pada Lazada.Co.Id. SEGMEN Jurnal Manajemen Dan
Bisnis,15(2), 9-18.
3. Susiska, D. (2014). Pengaruh Shopping Lifestyle Dan Fashion Involvement Pada Impulse
Buying Behavior Konsumen. SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis, 10(1a).
4. Maryam, N. (2016). Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, Store Theatrics, Dan Social
Factor Terhadap Impulse Buying (Studi Pada Carrefour Artos Magelang). . SEGMEN
Jurnal Manajemen dan Bisnis, 12(2B).
5. Windiarto, W. (2014). Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying
Dimediasi Oleh Positive Emotion Pada Konsumen Carrefour Plaza Ambarrukmo
Yogyakarta. SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis,10(1a)

Anda mungkin juga menyukai