1. Pandangan Thorndike bahwa belajar adalah inkremental atau bertahap, bukan
langsung ke pengertian mendalam. Dari pandangan tersebut jelas bahwa Thorndike menganggap bahwa belajar adalah suatu proses, mau itu membutuhkan waktu yang lama atau sebentar tergantung dari apa yang dipelajari oleh murid. Jadi semuanya bisa dimulai dari hal terkecil yang tersusun secara sistematis terlebih dahulu kemudian bertahap ke tingkat selanjutnya sehingga murid akan bisa lebih memahami apa yang akan ia pelajari. Tidak serta merta langsung diberi pemahaman mendalam tentang pelajaran tersebut. Jika langsung diberi pemahaman mendalam maka murid akan kebingungan dan bisa jadi minat belajarnya bisa berkurang karena materi yang ia pelajari tidak ia mengerti. 2. Gagasan B. F. Skinner tentang Computer Based Instruction (CBI) a) Yang melatarbelakangi Skinner menggagas tentang Computer Based Instruction (CBI) yang merupakan inovasi awal online education adalah ia ingin menerapkan prinsip-prinsip atau pandangannya tentang pendidikan. Akhirnya mengusulkan alternatif teknik pengajaran atau dinamakan programmed learning yang mana alternatif ini mencakup ketiga prinsip Skinner dengan alat yang berupa mesin pengajaran. Salah satunya yaitu Computer Based Instruction (CBI) atau di zaman sekarang seperti komputer, laptop, tablet, smartphone, dan lain-lain. b) Kritik Sherman tentang CBI : “bahwa teknik ini bukan pengajaran yang sesungguhnya sebab meminimalkan peran guru” menurut saya teknik pengajaran CBI ini malah lebih efektif untuk proses pembelajaran karena dengan proses pembelajaran online atau kelas virtual murid bisa mendapatkan informasi lebih banyak dalam waktu yang hampir bersamaan. Guru juga bisa menjadi lebih kreatif untuk bisa membuat sarana belajar melalui komputer, jadi bukan berarti peran guru menjadi kurang maksimal jika menggunakan teknik pengajaran ini. Bahkan dengan komputer tidak hanya bisa mengerjakan tes, menunjukkan nilai secara langsung, membandingkan hasil dengan murid lain yang menjalankan program yang sama, tetapi memberikan hasil tes tersebut secara langsung kepada guru dan murid sehingga guru bisa tahu sampai mana pemahaman murid akan materi dan bisa melakukan koreksi saat itu juga. Dan lagi dengan komputer yang sudah bisa diakses dimana saja sehingga proses belajar bisa dilakukan dengan jarak yang begitu jauh sekalipun. 3. Satu contoh konsep utama dari teori belajar Edwin Guthrie adalah bahwa belajar terjadi karena adanya sebuah kombinasi dari rangsangan yang kemudian diikuti oleh gerakan yang sama. Relevansinya dengan pembelajaran bahasa jawa adalah dengan adanya rangsangan dan diikuti oleh gerakan maka misalnya dalam proses belajar menulis aksara jawa maka diperlukan rangsangan atau contoh dari guru atau dosen terlebih dahulu, setelah murid mendapatkan rangsangan atau stimulus tersebut maka ia akan mulai meniru melalui gerakan menulis aksara jawa. Cara dari murid melakukan gerakan menulis aksara jawa tersebut pasti akan meniru dari gurunya karena merupakan efek dari rangsangan yang diberikan. Meskipun hal tersebut hanya gerakan tunggal, tetapi hal ini memerlukan waktu, latihan, dan praktik sesering mungkin. Agar didapatkan hasil yang maksimal. 4. Menurut teori Jean Piaget peserta didik masa kana-kanak termasuk dalam tahap pra- operasional. Di tahap pra-operasional sendiri peserta didik mulai menunjukkan aktivitas kognitifnya atau pengetahuannya dan menghadapi berbagai macam hal dari luar dirinya. Cara berpikir peserta didik pada tingkat ini masih bersifat tidak sistematis. Pada tahap ini peserta didik juga mulai bisa mengekspresikan kata-kata, gambar, dan bayangan. Konsep utama dari teori Jean Piaget tentang intelegensi adalah suatu bentuk kemantapan ke arah sebelah mana semua struktur yang menghasilkan kebiasaan, persepsi, dan mekanisme sensiomotor akan diarahkan. Jean Piaget lebih menekankan pada aspek perkembangan kognitif atau perkembangan pengetahuan. 5. Teori belajar Albert Bandura yang mana dikenal dengan teori belajar sosial. Konsep utama teori ini mengatakan bahwa pembelajaran observasional adalah pembelajaran dimana seseorang mengamati dan meniru perilaku dari orang lain atau proses dimana informasi didapatkan dari mengamati kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menurut pandangan saya teori ini bisa membawa dampak yang baik serta dampak yang buruk pula. Hal itu bisa terjadi karena belum tentu semua hasil tiruan atau pengamatan yang ditangkap oleh peserta didik itu akan diambil baiknya atau buruknya. Jika peserta didik tersebut bisa meniru atau mengamati perilaku orang lain yang baik maka hal ini tidak ada masalah untuk perkembangan proses belajar peserta didik tersebut, tetapi bagaimana jika apa yang ditiru dan diamati dari orang lain oleh peserta didik ini adalah hal buruknya. Maka hal tersebut bisa membawa dampak yang buruk terhadap peserta didik jika ia sampai menirunya dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu sebisa mungkin lingkungan peserta didik memberikan contoh yang baik yang dapat ditiru untuk proses perkembangannya.