Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Sistem Pemerintahan Negera Tunisia


Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
Perbandingan Sistem Pemerintahan di Negara Muslim
.Dosen Pengampu: Teguh Setiabudi, M.H

Disusun oleh
Hasmilasari (18230085)
Ellysa Nur Aini (18230090)

PROGAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat,karunia serta
kesehatan baik itu kesehatan fisik maupun akal pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Perbandingan Sistem
Pemerintaha Pemerintahan di Negara Muslim.
dengan judul “Sistem Pemerintahan Negara Tunisia” dalam waktu yang telah ditentukan.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang telah diutus oleh Allah SWT. untuk mengadakan sebuah reformasi dengan misi
pencerahan didalam kehidupan manusia sebagai Rahmatal Lil Alamin.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Teguh Setiabudi, M.H E selaku dosen
mata kuliah Perbandingan Sistem Pemerintahan di Negara Muslim yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang sedang kami kerjakan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagikan
pengetahuan nya kepada kami sehingga makalah ini bisa ter selesaikan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.Demikian makalah ini
penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tunisia adalah sebuah negara merdeka yang terletak di ujung utara benua Afrika yang
berhadapan dengan benua Eropa (wilayah Selatan Italia) yang dipisahkan dengan Laut
Mediterania. Tunisia menempati posisi geografis yang sangat strategis sebagai penghubung
antara Eropa dan Afrika, serta antara bagian Timur dan bagian Barat dunia Arab. Nama resmi
negara Tunisia adalah Republic of Tunisia atau al Jumhuriyah at-Tunisiyah.1Tunisia pada zaman
dahulu merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi, yang kemudian direbut wilayahnya
oleh Kekaisaran Ottoman. Pasca Kekaisaran Ottoman lengser, Tunisia dijajah oleh Perancis
hingga akhirnya Tunisia memperoleh kemerdekaan sebagai negara yang berdaulat tahun 1956.
Setelah Tunisia merdeka, Tunisia dipimpin oleh Habib Burquibah yang memerintah antara
1957-1987. Pemerintahan Bourguiba banyak melakukan perubahan ke arah kemajuan yang
cenderung bersifat modernisasi dan westernisasi.2 Reformasi sosial terutama difokuskan pada
peningkatan kualitas pendidikan, partisipasi wanita dan perbaikan ekonomi. Pada tahun 1960-
an, pemerintah mempraktekkan sistem kebijakan sosialis, tetapi kemudian kembali ke pola
liberalisme dengan mempertahankan keterlibatan negara pada beberapa sektor substansial
ekonomi.
Bourguiba mengenalkan program baru bagi pembangunan negara Tunisia yang dia sebut
sebagai “Destourian Socialicm”.3
Destourian Socialism menurut Bourguiba merupakan ideologi bangsa yang sosialis namun
berlawanan dengan komunisme. Program pembangunan Destourian Socialism terdiri atas
pembangunan pada aspek sosial dan ekonomi. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Bourguiba
salah satunya ialah memasukkan perempuan ke sekolah-sekolah serta menyamaratakan derajat
perempuan dengan laki-laki.
Setelah runtuhnya pemerintahan Burquibah, Tunisia dipimpin oleh Zein Al-Abidin Ben Ali.
Pada era pemerintahan Ben Ali, Ben Ali meringankan undang-undang yang membatasi pers dan
membebaskan banyak tahanan politik yang banyak dipenjara di pemerintahan sebelumnya. Serta
menghapuskan pembatasan kebebasan dan memberikan hak-hak kepada partai politik
berdasarkan latar belakang bahasa, ras dan agama.
Pemerintah juga berupaya membuat kehidupan demokrasi di Tunisia. Yaitu dengan
kehidupan demokrasi yang sehat, seperti perubahan Undang-Undang (UU) sistem pemilu yang
memungkinkan partai oposisi terwakili dalam parlemen, meskipun jumlah pemilihnya sangat

1
Kemlu.go.id, Profil Negara Republik Tunisia, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia,
https://www.kemlu.go.id/tunis/id/Pages/Profil- Negara-Tunisia.aspx dikutip pada 25/03/2020

2
Ahmad Sukandi, Politik Bourguiba tentang Hukum Keluarga di Tunisia (1857-1987) hlm. 101
https://media.neliti.com/media/publications/58090- ID-none.pdf dikutip pada 25/03/2020

3
William Spencer, 2009. Global Studies: Middle East. New York: McGraw Hill inch lm 180
kecil. Karenanya, perubahan UU tersebut mendapat tanggapan positif dari sebagian besar
kelompok oposisi. Era Ben Ali juga membolehkan wanita ikut andil dalam dunia politik.
Meskipun wanita tersebut merupakan kelompok dari opisisi atau yang menentang kepemimpinan
Ben Ali di Tunisia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Gambaran Umum tentang Negara Tunisia ?
2. Bagaimana Konstitusi Negara Tunisia?
3. Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara Tunisia?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Gambaran Umum Negara Tunisia
2. Untuk memahami Konstitusi Negara Tunisia
3. Untuk memahami tentang Sistem Pemerintahan Negara Tunisia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Negara Tunisia


Sejarah Tunisia dapat di telusuri dari berdirinya Kerajaan (Chartage) sekitar tahun 814 SM.
Pada abad ke-2 SM, Kerajaan Kartago mengalami kehancuran hingga mengakibatkan
sdaling bergantinya kekuasaan asing di Tunisia. Tunisia yang saat ini dikenal dengan nama
Afrika kemudian menjadi pusat Kerajaan Romawi di Selatan Mediterania. Kedaulatannya
meliputi sebagian wilayah kekuasaan Kerajaan Chartage. Antara abad ke-5 dan ke-6,
Tunisia diserbu dan dikuasai oleh pasukan Vandal, kemudian ditaklukkan kembali oleh
Kerajaan Roman Byzantium.

Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, Masuk
Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M Pasukan Uqbah r.a., berhasil menaklukkan Sbeitla
(Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian yaitu pada
tahun 670 M Uqbah r.a berhasil menaklukkan kota Kairoun-sekitar 156 km selatan kota Turis- dan
kemudian menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah
Afrika Utara. Seiring perubahan politik masa itu. Kairouan juga menjadi bagian dari wilayah
kedaulatan Dinasti Umayyah pada 698 M, pasukan Islam dibawah pimpinan Hasan bin an-
Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Chartage. Hingga kemudia Islam cepat
berkembang di Tunisia.
Bahkan pada tahun 711 M masa keemasan dinasti Umayah, agama Islam telah tersebar ke
daratan Eropa dengan berhasil menaklukkan Andalusia ( Spanyol dan kawasan Liberia dan
sekitarnya). Pada tahun 748 M, Dinasti Umayyah digantikan oleh Dinasti Abbasiyah. Peristiwa ini
menyebabbkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian dapat
dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiyah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghab
ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Masjid
Agung Ezzitouna di dirikan di kota Tunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dikawasan Arab
Maghribi Dinasti Aghlabia (767-910),Ziridiah (973-1062), dan Hafsiah (1230-1574) silih
berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisisa, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah
Kekhalifahan otonom (Dinasti Utsmani) pada abad ke-16. Dimasa Dinasti Utsmani ini, Tunisia
mendapat otonomi dimana pemerintahan dijalankan oleh DinastiHuseini (1705-1957).
Pada tahun 1881, Tunisia menjadi wilayah Protektorat Prancis. Berbagai upaya dilakukan
Rakyat Tunisia untuk lepas dari protektorat ini. Usaha ini berhasil dengan dicapainya kemerdekaan
Tunisia pada tanggal 20 Maret 1956, meski Tunisia masih dibawah seorang Bey sebagai kepala
negara. Pada tanggal 25 Juli 1957 Bey terakhir kali diturunkan oleh Parlemen. Sejak saat itu
Tunisia menjadi Republik dengan dipimpin oleh Habib Bourguiba sebagai Presiden pertamanya.
Pemerintahan Bourguiba banyak melakukan perubahan ke arah kemajuan yang cenderung bersifat
modernisasi dan westernisasi.2 Reformasi sosial terutama difokuskan pada peningkatan kualitas
pendidikan, partisipasi wanita dan perbaikan ekonomi. Pada tahun 1960-an, pemerintah
mempraktekkan sistem kebijakan sosialis, tetapi kemudian kembali ke pola liberalisme dengan
mempertahankan keterlibatan negara pada beberapa sektor substansial ekonomi.

Bourguiba mengenalkan program baru bagi pembangunan negara Tunisia yang dia sebut
sebagai “Destourian Socialicm”.3 Destourian Socialism menurut Bourguiba merupakan ideologi
bangsa yang sosialis namun berlawanan dengan komunisme. Program pembangunan Destourian
Socialism terdiri atas pembangunan pada aspek sosial dan ekonomi. Langkah-langkah yang
dilakukan oleh Bourguiba salah satunya ialah memasukkan perempuan ke sekolah-sekolah serta
menyamaratakan derajat perempuan dengan laki-laki.
Setelah runtuhnya pemerintahan Burquibah, Tunisia dipimpin oleh Zein Al-Abidin Ben Ali.
Pada era pemerintahan Ben Ali, Ben Ali meringankan undang-undang yang membatasi pers dan
membebaskan banyak tahanan politik yang banyak dipenjara di pemerintahan sebelumnya. Serta
menghapuskan pembatasan kebebasan dan memberikan hak-hak kepada partai politik berdasarkan
latar belakang bahasa, ras dan agama.
Pemerintah juga berupaya membuat kehidupan demokrasi di Tunisia. Yaitu dengan
kehidupan demokrasi yang sehat, seperti perubahan Undang-Undang (UU) sistem pemilu yang
memungkinkan partai oposisi terwakili dalam parlemen, meskipun jumlah pemilihnya sangat kecil.
Karenanya, perubahan UU tersebut mendapat tanggapan positif dari sebagian besar kelompok
oposisi. Era Ben Ali juga membolehkan wanita ikut andil dalam dunia politik. Meskipun wanita
tersebut merupakan kelompok dari opisisi atau yang menentang kepemimpinan Ben Ali di Tunisia.
Pemilu pertama Tunisia era Ben Ali dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1994. Pemilu ini
bertujuan untuk memilih Dewan Perwakilan dan Presiden. Masa kampanye berlangsung dari
tanggal 6 sampai 18 Maret. Sebagai hasil dari Undang- undang Pemilu yang baru, enam partai
oposisi yang dibentuk secara hukum menantang RCD, yang sebelumnya memegang semua kursi di
Parlemen. Di sisi lain, partai Islam Al-Nahda atau Ennahda dilarang tampil. Pemilu
diselenggarakan pada tanggal 20 Maret 1994.
Secara keseluruhan ada 630 kandidat yang bersaing untuk memperebutkan 163 kursi. RCD
berhasil memperoleh 144 dari 163 kursi yang ada. Ben Ali kembali terpilih sebagai Presiden
Tunisia dengan perolehan 99 persen suara dan menjadi satu-satunya kandidat dalam pemilu. Dari
163 kursi di Parlemen 152 kursi diduduki oleh laki-laki dan 11 kursi diduduki oleh perempuan.4
Pada 25 Oktober 2009 pemilu diselenggarakan. Dalam pemilu ini Ben Ali kembali
memenangkan pemilu presiden Tunisia untuk yang kelima kalinya. Ben Ali menang dengan
persentase suara sebesar 89 persen, namun persentase kemenangannya ini menurun dari tahun-
tahun sebelumnya. Posisi kedua ditempati oleh Mohamed Bouchiha dari partai PUP yang
memperoleh 5,01 persen. Sementara itu, di posisi ketiga adalah Ahmed inoubli yang mendapatkan
3,8 persen. Serta kandidat terakhir, Ahmed Brahim dari Ettajdid, atau gerakan perubahan,
mendapatkan perolehan paling kecil dengan 1,57 persen.5
Ben Ali berhasil meluluhkan hati rakyatnya dengan keberhasilannya dalam
mensejahterahkan kehidupan rakyat Tunisia. Ini dapat dilihat saat Tunisia pernah bergabung dalam
European Union (EU), dengan bergabungnya Tunisia dalam perserikatan tersebut, Tunisia mampu
meningkatkan hasil ekspor zaitun dan jeruk. Berhasil dalam bidang perekonomian, Ben Ali ingin
mengangkat Tunisia ke jajaran negara-negara maju.
Ben Ali juga berkomitmen untuk menurunkan angka pengangguran. Dengan
menyelenggarakan program pengembanngan keterampilan. Pembukaan lapangan pekerjaan juga
diutamakan bagi usia produktif mengingat jumlah pengangguran tertinggi terdapat pada usia muda.
Hampir sepertiga pengangguran memiliki kualifikasi pendidikan tinggi dan dua pertiga dari
tuntutan pekerjaan tambahan yang berasal dari kategori pencari kerja ini.
Selama pemerintahan Ben Ali, Tunisia memiliki catatan bagus dalam pengelolaan keuangan.
Oleh Dana Moneter Internasional (IMF), Tunisia dipuji karena fondasi ekonomi yang solid dan
upaya nyata modernisasi. Tunisia juga dijadikan model untuk bebas buta aksara, kesejahteraan
sosial, dan peran perempuan dalam masyarakat. Tunisia terhitung relatif sekuler dan pemain
moderat di dunia Arab sehingga menjadi sekutu diplomatik serta bisnis AS dan Eropa.6
Namun, keberhasilannya dalam perekonomian dan politik tidak berlangsung lama karena
setelah sekian lama memimpin Tunisia. Ben Ali yang berjanji menghilangkan sisa kediktatoran
Bourguiba justru mempraktekkan hal yang sama. Demokrasi yang selalu digemborkan oleh Ben
Ali pada awal jabatannya terbukti tidak terlaksana dengan baik.
Sebelum terjadinya Arab Spring, Tunisia merupakan negara sekuler yang menganut sistem
demokrasi elektoral, dimana presiden dipilih melalui mekanisme pemilu dengan masa jabatan
selama 5 tahun. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Tunisia adalah sistem pemerintahan
Republik Parlementer yang kepala negaranya adalah seorang Presiden sedangkan kepala
pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri. Presiden Tunisia dipilih secara langsung oleh

4
Archive.ipu.org, Tunisia Parliamentary Chamber: Majlis Al-Nawab elect ion held in 1994,
http://archive.ipu.org/parline-e/reports/arc/ 232 1_94. htm dikuti pada 25/03/2021

5
Republika.com, 27/10/2019, Ben Ali Kembali Menangkan Pemilu Tunisia,
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/09/ 10/27/85 124-ben-ali-kembalimenangkan-
pemilu-tunisia dikutip pada 25/03/2021

6
Kompas.com, 26/10/2009 dengan judul "Sudah 22 Tahun Ben Ali Berkuasa",
https://internasional.kompas.com/read/2009/10/26/05564739/Sudah.22.Tah un.Ben.Ali.Berkuasa%20diakses
%20pada%2021%20Januari%202018 dikutip pada 25/03/2021
rakyatnya untuk masa jabatan 5 tahun sedangkan Perdana Menteri dipilih oleh parlemen yang
pada umumnya adalah pemimpin partai atau koalisi mayoritas. Parlemen Tunisia yang
disebut dengan unicameral Assembly of the Representatives of the People atau Majlis Nuwwab
ash-Sha‟b ini terdiri dari 217 kursi dengan masa jabatan 5 tahun.7

“The Arab Spring” atau Musim Semi Arab, adalah bahasa politik yang mulai popular dalam
dunia Islam, terutama di negara-negara Arab. Kata tersebut menjadi bahasa yang popular, dalam
kajian politik dunia Islam, sejak awal Januari 2011 lalu. Istilah yang menunjukkan kejatuhan
berderet rezim pemimpin- pemimpin otoriter dunia Arab, dimulai dari Tunisia, Zein Al- Abidin
Ben Ali (Ben Ali), diikuti Mesir dengan tergulingnya Hosni Mubarak, kemudian ke Libya, yang
berhasil mengakhiri era kediktatoran Moammar Khadafy yang sudah berlangsung kurang lebih 40
tahun lamanya.8
Pada gelombang demokratisasi di kawasan Timur Tengah lahir beberapa pemerintahan baru
maupun negara-nasional baru seperti terbentuknya Republik Syria dan Libanon pada tahun 1941
serta pemerintahan Republik Arab Mesir pada tahun 1947. Namun, pada tahun 1970-an, Timur
Tengah, diwarnai dengan berbagai revolusi seperti, revolusi rakyat Libya pimpinan Moamar
Khaddafi pada tahun 1969 dan Revolusi Irak pimpinan Saddam Hussein pada tahun 1971.
Revolusi ini muncul sebagai reaksi dari sikap pemerintah yang otoriter. Pada gelombang ketiga,
demokratisasi menjalar ke Iran pada tahun 1979. Revolusi Republik Revolusioner Islam Iran
tahun 1979 pimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini menggulingkan kekuasaan Shah Mohammad
Reza Pahlavi.9
The Arab Spring yang menjadi awal kebangkitan harapan akan kehidupan yang lebih baik
dan lebih demokratis di kawasan Timur Tengah, terutama dunia Arab, justru menampilkan wajah
yang lebih menyeramkan. Musim semi itu kini telah mengorbankan ratusan ribu jiwa umat
manusia, mencapai lebih

370.000 orang di Suriah sampai saat ini. Konflik politik yang terus mewarnai negara-negara
Arab tersebutlah sehingga perhatian dunia semakin tertuju ke kawasan ini setelah bergulirnya
Musim Semi Arab (The Arab Spring) sejak awal tahun 2011 lalu atau “uprisings” dalam istilah
Tariq Ramadhan untuk menggambarkan karakter umum dari gerakan massa yang telah
mengguncangkan dunia Arab.10Gejala yang dalam Bahasa Crane Brinton merupakan keadaan
sosial yang demam. Suatu keadaan yang berlawanan dengan sehat yang normal.

7
Ilmupengetahuanumum.com, 15/09/2019, dengan judul “Profil Negara Tunisia”
https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-tunisia/ dikutip pada 25/03/2021
8
Ahmad Sahide, Syamsul Hadi, Siti Muti‟ah Setiawati, dan Bambang Cipto. 2015. The Arab Spring: Membaca
Kronologi dan Faktor Penyebabnya. Jurnal Hubungan Internasional Vol 4. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta. Hlm 119-120

http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/2237/2187 dikutip pada 25/03/2021

9
Sidik Jatmika, 2013, “The Arab Spring 2010: Puncak Gunung Es Krisis Politik di Kawasan Timur Tengah”, Jurnal
Hubungan Internasional vol.2 No.2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta hlm. 159
http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/343/391 dikutip pada 25/03/2021

10
Ramadan, Tariq, “Islam and the Arab Awakening”. New York: Oxford University Press, 2012 hal 8
Setelah sindrom The Arab Spring menjadi bagian dari alur sejarah Timur Tengah dan negara-
negara Arab pada khususnya, demokrasi pun menjadi pembicaraan yang menarik dan hangat untuk
membaca masa depan politik kawasan pertemuan tiga benua tersebut; Eropa, Asia, dan Afrika
(Drysdale, 1985: 12). Namun demikian, menurut pelacakan sejarah Halim Barakat, demokrasi
sebenarnya telah menjadi urutan teratas dalam daftar tuntutan masa dunia Arab sejak tahun 1990-
an.11

Pasca lengsernya Ben Ali sebagai presiden di Tunisia tahun 2011, masyarakat menuntut
pemerintah Tunisia untuk segera membentuk pemerintahan sementara. Presiden sementara Foued
Mebazaa meminta Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi untuk membentuk pemerintah
koalisi. Langkah ini dipandang sebagai upaya dalam menyelamatkan pemerintah dari ambang
kehancuran. Mebazaa mengatakan kepentingan nasional lebih diutamakan dengan membentuk
pemerintah persatuan nasional, tindakan Mebazaa tersebut mendapat dukungan dari para
pemimpin oposisi di Tunisia. Pemerintah persatuan darurat akan secepatnya dibentuk untuk
mengakhiri kerusuhan yang mencekam negara tersebut.12
Presiden sementara Tunisia Fouad Mebazaa mengumumkan rincian pemilu yang dijanjikan
setelah tumbangnya rezim presiden Ben Ali. Mebazza mengatakan pemungutan suara untuk
membentuk dewan perwakilan yang akan merancang ulang konstitusi akan digelar 24 Juli
mendatang. Hingga pemilu digelar maka pemerintahan interim tetap akan menjalankan roda
pemerintahan Tunisia. Mebazza menegaskan tetap menjabat sebagai presiden sementara meski
konstitusi saat itu membatasi masa jabatan seorang pejabat presiden hanya selama 60 hari. Setelah
terpilih, dewan konstitusi dapat menunjuk pemerintahan baru atau meminta pemerintah sementara
untuk tetap menjalankan tugas hingga pemilihan presiden atau parlemen digelar.13
Mebazaa juga mengatakan semua partai politik termasuk oposisi akan diajak berkonsultasi.
Mebazaa akan tetap menjadi presiden sementara sampai parlemen baru mulai bekerja, lapor kantor
berita resmi negara itu. Setidaknya tiga pejabat pemerintah Tunisia mengundurkan diri, setelah
pengunduran diri Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi.14

Menteri Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah, Ahmad Ibrahim dan Sekretaris Pendidikan
Tinggi, Faouzia Farida Charfi, juga mundur hari Selasa, lapor kantor berita Tunis Afrique Presse.
Mohamed Nouri Jouini, menteri kerjasama internasional dan perencanaan, mengundurkan diri
Senin, kata kanto berita itu. Setelah Ghannouchi mengundurkan diri, Presiden Mebazaa
menetapkan Al-Baji Qa'ed Al-Sebsi sebagai perdana menteri baru negara itu.15

11
Barakat, Halim, “Dunia Arab, Masyarakat, Budaya, dan Negara”. Bandung: Nusa Media, 2012 hal 373
12
Liputan6.com, 16/01/2017, dengan judul “Presiden Pengganti Diminta Bentuk Pemerintahan”,
https://www.liputan6.com/global/read/ 316117/ presiden-pengganti-diminta-bentuk-pemerintahan dikutip pada
25/03/2021
13
BBC.com, 04/03/2011, dengan judul “Pemerintah Tunisia Canangkan Pemilu”,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2011/03/110303_tuniselection dikutip pada25/03/2021
14
Kompas.com, 04/03/2011, dengan judul “Tunisia Gelar Pemilu Parlemen Juli”,
https://tekno.kompas.com/read/2011/03/04/14074229/tunisia.gelar.pemilu.p arlemen.juli dikutip pada 25/03/2021
15
Ibid hlm 8
2. Kondisi Geografis Tunisia
Tunisia terletak di pantai Mediterania Afrika Utara, di tengah antara Samudra Atlantik dan
Delta Nil. Negara ini berbatasan dengan Aljazairdi barat dan barat daya dan Libya di
tenggara. Tunisia terletak di antara garis lintang 30° dan 38°U, dan bujur 7° dan 12°T.
Meskipun berukuran relatif kecil, Tunisia memiliki keragaman lingkungan yang besar
karena jaraknya dari utara ke selatan. Luasnya di timur-barat terbatas. Perbedaan di
Tunisia, seperti wilayah Maghreb lainnya, sebagian besar adalah perbedaan lingkungan
utara-selatan yang didefinisikan oleh penurunan curah hujan yang tajam ke arah selatan
dari titik manapun.
Sahel, sebuah dataran pantai yang meluas di sepanjang pantai Mediterania timur Tunisia,
termasuk di antara area penanaman zaitun utama di dunia. Sebagian besar wilayah selatan
semi-gersang dan gurun pasir. Kendati luas wilayah hanya 164.150 km2, Tunisia
menawarkan pemandangan indah yang akan memanjakan mata para pengunjungnya.
Pesona alam yang indah itu bisa dilihat pada 1.298 km garis pantai yang terbentang di
sebelah barat serta daerah pegunungna di sepanjang perbatasan Aljazair. Daratan
tertingginya adalah gunung Chambi (1.544 meter diatas permukaan laut). Di sebelah
selatan, ada chott dan oase. Perkebunan Zaitun menghampar di hampir seluruh permukaan
negeri.
Selain itu, situs-situs arkeologi, masjid-masjid bersejarah serta pasar-pasar
tradisional bernuansa Arab pertengahan juga menjadi daya tarik Tunisia lainnya. Tunisia
termasuk negara yang memiliki 4 musim, dengan perbedaan iklim yang cukup mencolok
antara daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara
7-10 derajat Celcius pada musim dingin (didaerah bagian barat dan dikawasan
pegunungan mencapai -5 derajat Celcius) dan 25-40 derajat Celcius pada musim panas ( di
beberapa tempat di selatan Tunisia mencapai 45 derajat celcius). Cuaca akan terasa lebih
panas saat angin gurun bertiup dari arah selatan. Musim semi dan musim gugur adalah
musim yang menyenangkan di Tunisia, dengan suhu udara yang hangat dan cuaca yang
indah.
Ujung timur pegunungan Atlas membagi lahan pertanian yang diairi dengan baik di
Tunisia utara dengan stepa tengah yang kering dan berumput. Wilayah selatan sebagian
besar adalah gurun. Gunung chambi adalah titik tertinggi di negara ini. Tingginya adalah
sekitar 1.544 meter. Gunung-gunung dan dataran pantai di utara menerima hingga 600 mm
curah hujan dalam setahun. Banyak hutan telah di tebang untuk diambil kayu bakarnya
atau dibersihkan untuk membuka lahan pertanian. Hal ini menyebabkan tanah mengering.
Dibagian pedalaman tengah, domba dan kambing merumput di vegetasi yang jarang.
Rumput esparto, digunakan dalam pembuatan kertas dan benang,tumbuh liar di daerah ini.
Disepanjang pantai tengah, dimana ada banyak rumput, sapi di ternak. Di Selatan, stepa
bergabung dengan gurun sahara , dimana sedikit orang tinggal disana.
3. Kondisi Demografis Tunisia
Jumlah Pertumbuh Angka Pendudu Tingk Jumlah Angka Angkata
Angkata
Pendudu an Harapa k di at Penganggur n Kerja
n Kerja
k Penduduk n Perkotaa Melek an
Hidup n  Huruf
10.777.50 1,09% 74,6 65,8% 80,6% 35,2% 17,4% 18,3%
0 jiwa tahun. (3.9 (pertanian
juta). ); 31,9%
(industri);
49,8%
(jasa
layanan).

16
Populasi Tunisia diperkirakan sekitar 11,6 juta pada pertengahan 2019. Di benua Afrika
yang umumnya berjiwa muda, penduduk Tunisia termasuk yang paling dewasa. Hal ini
karena pemerintah telah mendukung keberhasilan program keluarga berencana yang telah
menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk menjadi lebih dari 1% per tahun, yang

berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan sosial Tunisia. Penduduk Tunisia sebagian besar
berasal dari leluhur Berber (> 60%). Sekitar 98 persen penduduknya beragama Islam . Ada
populasi Yahudi di pulau selatan Djerba dan Tunis . Ada juga ada kecil asli kelompok
Kristen penganut. 17

4. Konstitusi Negara Tunisia


Sebagai tempat kelahiran gerakan kebangkitan Arab, atau Arab Spring, Tunisia terus
menjadi simbol yang kuat, menurut peneliti Oxford University Monica Marks.
"Tunisia adalah negara di wilayah ini yang memiliki peluang terbesar untuk berhasil dalam
revolusinya. Dan jika ia gagal, akan sulit bagi para reformis berpikiran demokratis dan
para pemikir revolusioner untuk terus terinspirasi, untuk mempertahankan harapan. Karena
jika kita melihat tempat lain di wilayah ini - di Mesir, Suriah dan Libya - situasinya
berkisar dari buruk sampai membuat putus asa.
Konstitusi Tunisia yang baru adalah produk dari negosiasi-negosiasi krisis antara
kelompok-kelompok Islamis dan partai-partai yang lebih sekuler. Namun politisi dari
pihak oposisi Nadia Chaabane mengatakan konstitusi itu melawan perempuan dan non-

16
"Tunisia" . United States Department of State. Retrieved 25 Maret 2021

17
International Religious Freedom Report 2007: Tunisia . United States Bureau of Democracy, Human
Rights and Labor (September 14, 2007). This article incorporates text from this source, which is in the
public domain.
Muslim.18

Jika para Islamis ingin negara agama, ujar Chaabane, mereka seharusnya menyatakan hal
itu dengan jelas sehingga pihak lain tahu bagaimana bereaksi. Namun, ujarnya, mereka
seharusnya tidak secara publik mendukung ide negara madani, kemudian memasukkan hal-
hal yang melanggar formasi tersebut.

Marks mengatakan Tunisia juga menghadapi tantangan-tantangan ekonomi dan para polisi
ada di bawah tekanan untuk menunjukkan mereka memperbaiki taraf hidup masyarakat.

"Mereka melihat bahwa harga makanan relatif lebih tinggi relatif terhadap pendapatan
dibandingkan sebelum revolusi. Percaya revolusi adalah hal yang baik, percaya bahwa
demokrasi adalah hal positif semakin sulit, dan meski Konstitusi yang baru bagus, rakyat
umumnya perlu merasakan perubahan," ujarnya. Stabilitas adalah penting dalam menarik
modal asing. Dan Amerika Serikat terus memberikan bantuan keamanan untuk melawan
ancaman dari kelompok teroris Ansar al-Sharia/Tunisia.

Meski bantuan tersebut penting untuk membantu demokrasi di Tunisia, seorang pejabat
senior AS dalam rombongan Kerry mengatakan pemerintahan Obama ingin melihat
tindakan yang lebih agresif melawan mereka yang bertanggung jawab atas serangan-
serangan September 2012 terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Sekolah Amerika
di ibukota Tunis.

Konstitusi Tunisia
 Disahkan tiga tahun setelah kebangkitan yang mendorong Arab Spring
 Menjamin kebebasan beribadah namun Islam dinyatakan sebagai agama negara
 Membagi kekuatan eksekutif antara presiden dan perdana menteri
 Perdana Menteri memiliki peran dominan dan bertanggung jawab pada parlemen
 Presiden dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab untuk pertahanan dan
hubungan internasional
 Mengakui kesamaan gender
 Menjamin hak kebebasan berpendapat dan berserikat, serta kebebasan pers

5. Sistem Pemerintahan Tunisia


The politik Tunisia berlangsung dalam kerangka kesatuan semi-presidensial demokrasi
perwakilan republik , 19 dengan Presiden menjabat sebagai kepala negara , Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan , legislatif unikameral dan sistem pengadilan dipengaruhi
18
“Mebazza Presiden Interim Tunisia”, Kedaulatan Rakyat
19
Choudhry, Sujit; Stacey, Richard (2014) "Semi-presidential government in Tunisia and Egypt" .
International Institute for Democracy and Electoral Assistance. Retrieved 25 Maret 2021
oleh hukum sipil Prancis . Antara 1956 dan 2011, Tunisia beroperasi sebagai negara satu
partai de facto , dengan politik yang didominasi oleh Constitutional Democratic Rally
(RCD) sekuler di bawah mantan Presiden Habib Bourguiba dan kemudian Zine el Abidine
Ben Ali. Namun, pada tahun 2011 pemberontakan nasional menyebabkan penggulingan
Presiden dan pembubaran RCD, membuka jalan bagi demokrasi multi-partai. Oktober
2014 menyaksikan pemilihan parlemen demokratis pertama sejak revolusi 2011,
menghasilkan kemenangan oleh partai sekuler Nidaa Tounes dengan 85 kursi di majelis
yang beranggotakan 217 orang. 20
 Kamar Deputi Tunisia.

Tunisia adalah anggota Liga Arab , Uni Afrika, dan Organisasi Kerja Sama Islam . Ia
memelihara hubungan dekat dengan Amerika Serikat, Prancis dan Uni Eropa, yang
21
dengannya ia menandatangani Perjanjian Asosiasi pada tahun 1995. Hubungan yang
menguntungkan Tunisia dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa diperoleh setelah
bertahun-tahun kerjasama ekonomi yang sukses di sektor swasta. modernisasi sektor dan
infrastruktur. 22
The Economist Intelligence Unit menilai Tunisia sebagai " demokrasi yang cacat " pada
tahun
2020, 23 menempatkannya dalam kategori yang sama dengan Amerika Serikat dan Prancis .
Tunisia dianggap satu-satunya negara demokrasi di dunia Arab . Presiden Tunisia pertama
yang terpilih secara demokratis, Beji Caid Essebsi, meninggal pada Juli 2019. Setelahnya,
Kais Saied menjadi presiden Tunisia setelah menang telak dalam pemilihan presiden
Tunisia 2019 pada Oktober 2019. Ia memiliki reputasi sebagai orang yang tidak dapat
korup.

Tunisia adalah demokrasi perwakilan dengan presiden eksekutif, badan legislatif, dan
yudikatif. Militer bersifat netral dan tidak memainkan peran apa pun dalam politik
nasional.

20
"Secularist Nidaa Tounes party wins Tunisia election" BBC, 2014
21
European Union Association Agreement , Ministry of Development and International Cooperation,
2009.
22
"Tunisian Partnership with Europe" Defense Technical Information Center, 2004
23
The Economist Intelligence Unit (8 January 2019). "Democracy Index 2019" . Economist Intelligence
Unit. Retrieved 25 Maret 2021
a. Kekuasaan Eksekutif
Di Tunisia, Presiden dipilih secara langsung untuk masa jabatan lima tahun. Presiden
mengajukan calon dari partai yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan legislatif
untuk membentuk pemerintahan dalam waktu satu bulan. Calon harus menyerahkan
programnya ke Majelis Perwakilan Rakyat dan mendapatkan kepercayaan dari mayoritas
anggotanya sebelum diangkat menjadi Perdana Menteri. Gubernur daerah dan perangkat daerah
diangkat oleh pemerintah pusat. Walikota dan dewan kota dipilih secara langsung.24

b. Kekuasaan Legislatif
Cabang legislatif Tunisia terdiri dari Majelis Perwakilan Rakyat , dengan 217 kursi. Pemilu
pertama Dewan Perwakilan Rakyat terjadi pada 26 Oktober 2014. Sebelum revolusi 2011 ,
parlemen bersifat bikameral . Majelis rendah adalah Kamar Deputi Tunisia ( Majlis al-Nuwaab
), yang memiliki 214 kursi. Anggota dipilih dengan suara populer untuk menjalani masa jabatan
lima tahun. Setidaknya 25% kursi di House of Deputi disediakan untuk oposisi. Lebih dari 27%
anggota Kamar Deputi adalah perempuan. Majelis Rendah memainkan peran yang berkembang
sebagai arena perdebatan tentang kebijakan nasional, terutama karena menampung perwakilan
25
dari enam partai oposisi. Anggota oposisi sering memberikan suara menentang RUU atau
abstain. Namun, karena partai yang berkuasa menikmati mayoritas yang nyaman, RUU biasanya
disahkan dengan perubahan kecil. 26Majelis tinggi adalah Kamar Penasehat, yang beranggotakan
112 orang, termasuk perwakilan gubernur (provinsi), organisasi profesi dan tokoh nasional. Dari
jumlah tersebut, 41 diangkat oleh Kepala Negara sementara 71 dipilih oleh rekan-rekan mereka.
Sekitar 15% dari anggota Kamar Penasehat adalah perempuan.

c. Kekuasaan Yudikatif
Sistem hukum Tunisia didasarkan pada sistem hukum sipil Prancis . Beberapa uji materi
legislatif berlangsung di Mahkamah Agung dalam sidang bersama. Kehakiman bersifat
independen, meskipun Dewan Kehakiman Tertinggi diketuai oleh Presiden Republik. The
Tunisia Order of Lawyers adalah non-profit asosiasi pengacara . Semua pengacara Tunisia
adalah anggota Ordo, yang tidak memiliki afiliasi politik apa pun. Konstitusi 2014 mengatur
pembentukan Mahkamah Konstitusi yang baru . Ini terdiri dari 12 anggota, masing-masing
harus memiliki pengalaman 20 tahun untuk melayani untuk satu masa jabatan sembilan tahun.
Dua pertiganya berspesialisasi dalam hukum. Presiden Republik, Presiden Dewan Perwakilan
Rakyat, dan Dewan Kehakiman masing-masing mengajukan empat calon; Majelis Perwakilan

24
The Council of Deputies , Republic of Tunisia.
25
Chamber of Advisers
26
The Council of Deputies , Republic of Tunisia.
Rakyat menyetujui nominasi dengan mayoritas tiga per lima. Mahkamah Konstitusi
mengangkat sendiri Presiden dan Wakil Presiden, keduanya ahli hukum.27

27
Constitution (2014), Article 118, Chapter V
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Tunisia adalah sebuah negara merdeka yang terletak di ujung utara benua
Afrika yang berhadapan dengan benua Eropa (wilayah Selatan Italia) yang dipisahkan
dengan Laut Mediterania. Tunisia menempati posisi geografis yang sangat strategis
sebagai penghubung antara Eropa dan Afrika, serta antara bagian Timur dan bagian
Barat dunia Arab. Nama resmi negara Tunisia adalah Republic of Tunisia atau al
Jumhuriyah at-Tunisiyah. Tunisia pada zaman dahulu merupakan wilayah kekuasaan
Kerajaan Romawi, yang kemudian direbut wilayahnya oleh Kekaisaran Ottoman.
Pasca Kekaisaran Ottoman lengser, Tunisia dijajah oleh Perancis hingga akhirnya
Tunisia memperoleh kemerdekaan sebagai negara yang berdaulat tahun 1956.

The politik Tunisia berlangsung dalam kerangka kesatuan semi-presidensial


demokrasi perwakilan republik , Presiden menjabat sebagai kepala negara , Perdana
Menteri sebagai kepala pemerintahan , legislatif unikameral dan sistem pengadilan
dipengaruhi oleh hukum sipil Prancis . Antara 1956 dan 2011, Tunisia beroperasi
sebagai negara satu partai de facto , dengan politik yang didominasi oleh Constitutional
Democratic Rally (RCD) sekuler di bawah mantan Presiden Habib Bourguiba dan
kemudian Zine el Abidine Ben Ali. Namun, pada tahun 2011 pemberontakan nasional
menyebabkan penggulingan Presiden dan pembubaran RCD, membuka jalan bagi
demokrasi multi-partai. Oktober 2014 menyaksikan pemilihan parlemen demokratis
pertama sejak revolusi 2011, menghasilkan kemenangan oleh partai sekuler Nidaa
Tounes dengan 85 kursi di majelis yang beranggotakan 217 orang.

B. SARAN

Setelah menyelesaikan tugas makalah ini ysng membahas tentang Negara Tunisia.
Sejarah dari lahirnya bangsa ini sudah jelas dipaparkan serta sistem hukum dan juga
konstitusi negara tersebut telah dijelaskan. Maka saran kami sebagai penulis makalah
ini adalah kami memahami satu hal tentang negara ini dari apa yang ttelah kami tulis
bahwa bahwa banyak alasan-alasan berlatar belakang politik untuk saling menjatuhkan
satu sama lain. Harusnya pemimpin dan jajarannya bisa saling ber sinergi dalam
membangun Negara Tunisia.
DAFTAR PUSTAKA
 Kemlu.go.id, Profil Negara Republik Tunisia, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia,
https://www.kemlu.go.id/tunis/id/Pages/Profil- Negara-Tunisia.aspx dikutip pada
25/03/2020
 Ahmad Sukandi, Politik Bourguiba tentang Hukum Keluarga di Tunisia (1857-1987) hlm. 101
https://media.neliti.com/media/publications/58090- ID-none.pdf dikutip pada 25/03/2020
 William Spencer, 2009. Global Studies: Middle East. New York: McGraw Hill inch lm 180
 Archive.ipu.org, Tunisia Parliamentary Chamber: Majlis Al-Nawab elect ion held in 1994,
http://archive.ipu.org/parline-e/reports/arc/ 232 1_94. htm dikuti pada 25/03/2021
 Republika.com, 27/10/2019, Ben Ali Kembali Menangkan Pemilu Tunisia,
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/09/ 10/27/85 124-ben-ali-
kembalimenangkan-pemilu-tunisia dikutip pada 25/03/2021
 Kompas.com, 26/10/2009 dengan judul "Sudah 22 Tahun Ben Ali Berkuasa",
https://internasional.kompas.com/read/2009/10/26/05564739/Sudah.22.Tah
un.Ben.Ali.Berkuasa%20diakses%20pada%2021%20Januari%202018 dikutip pada 25/03/2021

 Ilmupengetahuanumum.com, 15/09/2019, dengan judul “Profil Negara Tunisia”


https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-tunisia/ dikutip pada 25/03/2021
 Ahmad Sahide, Syamsul Hadi, Siti Muti‟ah Setiawati, dan Bambang Cipto. 2015. The Arab
Spring: Membaca Kronologi dan Faktor Penyebabnya. Jurnal Hubungan Internasional Vol 4.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Hlm 119-120
 http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/2237/2187 dikutip pada 25/03/2021
 Sidik Jatmika, 2013, “The Arab Spring 2010: Puncak Gunung Es Krisis Politik di Kawasan Timur
Tengah”, Jurnal Hubungan Internasional vol.2 No.2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta hlm. 159 http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/343/391 dikutip pada
25/03/2021
 Ramadan, Tariq, “Islam and the Arab Awakening”. New York: Oxford University Press, 2012
hal 8
 Barakat, Halim, “Dunia Arab, Masyarakat, Budaya, dan Negara”. Bandung: Nusa Media,
2012 hal 373
 Liputan6.com, 16/01/2017, dengan judul “Presiden Pengganti Diminta Bentuk
Pemerintahan”, https://www.liputan6.com/global/read/ 316117/ presiden-pengganti-diminta-
bentuk-pemerintahan dikutip pada 25/03/2021
 BBC.com, 04/03/2011, dengan judul “Pemerintah Tunisia Canangkan Pemilu”,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2011/03/110303_tuniselection dikutip
pada25/03/2021
 Kompas.com, 04/03/2011, dengan judul “Tunisia Gelar Pemilu Parlemen Juli”,
https://tekno.kompas.com/read/2011/03/04/14074229/tunisia.gelar.pemilu.p arlemen.juli
dikutip pada 25/03/2021
 Ibid hlm 8
 Choudhry, Sujit; Stacey, Richard (2014) "Semi-presidential government in Tunisia and
Egypt" .
 International Institute for Democracy and Electoral Assistance. Retrieved 25 Maret
2021
 "Secularist Nidaa Tounes party wins Tunisia election" BBC, 2014
 European Union Association Agreement , Ministry of Development and International
Cooperation,
 2009.
 "Tunisian Partnership with Europe" Defense Technical Information Center, 2004
 The Economist Intelligence Unit (8 January 2019). "Democracy Index 2019" . Economist
Intelligence
 Unit. Retrieved 25 Maret 2021
 The Council of Deputies , Republic of Tunisia.
 Chamber of Advisers
 The Council of Deputies , Republic of Tunisia.
 Constitution (2014), Article 118, Chapter V

Anda mungkin juga menyukai