Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“STUNTING”

DISUSUN OLEH

Rachel Oktavina De Kock


12113201200061
Kelas B
2020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKUKTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISEN INDONESIAN MALUKU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
berkat-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Stunting”
yang disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah dasar ilmu gizi.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu G.Siahaya selaku Dosen
Penanggung Jawab Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Ambon, 30 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
ii
LAPORAN KEGIATAN ...............................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................


1
A. Latar Belakang ..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
2
C. Tujuan ...............................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
3
A. Pengertian Stunting............................................................................................ 3
B. Pendekatan Keluarga Beresiko Stunting ...........................................................
4
C. Tim Pendamping Keluarga................................................................................
4
D. Dashat ................................................................................................................
5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................


7
A. Kesimpulan........................................................................................................
7
ii
B. Saran...................................................................................................................
7
DOKUMENTASI

LAPORAN KEGIATAN

A. Tema Kegiatan
Tema kegiatan seminar kuliah umum,BKKBN adalah “Mahasiswa Peduli Stunting di
Kampus Orang Basudara Ukim ”.

B. Waktu Pelaksanaan

 Hari/tanggal : selasa,30 November 2021


 Jam : 15:00-selesai

C.Tempat Pelaksanaan
Seminar dilaksanakan di Gedung Aula,Universitas Kristen Indonesia Maluku

D. Tujuan
Setelah mengikuti seminar kuliah umum bkkbn dengan tema : “Mahasiswa Peduli Stunting di
Kampus Orang Basudara Ukim ”. diharapkan peserta mampu :

iii
 Memahami apa yang dimaksud dengan stunting dan lebih peduli tentang stunting yang ada
di dalam masyarakat

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting menjadi permasalahan yang menghantui pada pertumbuhan anak di
Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di Indonesia yang sehat dan cerdas.
langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada
anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam kandungan atau dikenal
dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia sebagai saat yang
terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam
kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi
fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi
orang anak di kemudian hari.
Gerakan 1000 HPK menurut Mayliwati (2018:21) adalah Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan. Gerakan
ini penting sebagai penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di
masa mendatang. Pada periode 1000 HPK ini merupakan periode yang
menentukan kualitas kehidupan, oleh karenanya dikenal dengan "Periode Emas"
(Golden Periode) atau "Periode Kritis", dimana pada 1000 HPK hari selama 270
kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya,
merupakan periode sensitif sehingga apabila mengalami gangguan pada gizinya.
tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk
pengasuhan anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang
mengalami kekurangan asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak
maksimal, sehingga menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan
di masa depan sehingga dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas.
Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stunting?
2. Bagaimana pendekatan kelurga berisiko stunting?
3. Seperti apa tim pendamping keluatga?
4. Ap aitu dashat?

C. Tujuan
1. Untuk memahami lebih apa yang dimaksud dengan stunting
2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan kelurga berisiko stunting
3. Untuk mengetahui seperti apa tim pendamping keluatga
4. Untuk memahami ap aitu dashat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan
yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan
tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi
stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat,
stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu
stunting.

Balita pendek (stunting) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat
pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi
badan. Stunting dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang. akibat dari gizi
yang tidak memadai. Stunting merupakan pertumbuhan linear yang gagal untuk
mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit
infeksi (ACC/SCN, 2000).
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan
sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang
stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan
terjadinya peningkatan penyakit. Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan
fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu (Mann dan Truswell,
2002). Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan
bahwa stunting berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dan
meningkatkan risiko kematian.

3
B. Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting

1) Calon pengantin (Pra-konsepsi)


1. Anmia
2. Umur < 19 tahun
3. Lila; < 23,5 cm
4. IMT; < 18,4 kg/m²
2) Ibu hamil
1. Anemia
2. KEK
3. Pertumbuhan janin terlambat
4. 4t
3) Anak 0-23 bulan
1. BBLR
2. Pb < 48 cm
3. Asi eksklusif
4. Imunisasi
5. Mpasi
 Lemahnya tata laksana gizi buruk/kurang dan infeksi
 Lemahnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

Periode memutus rantai : 3 bulan pre konsepsi + 1000 hari pertama kehidupan

C. Tim Pendamping Keluarga

Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membentuk Tim Pendamping Keluarga
(TPK) Percepatan Penurunan Stunting di setiap desa atau kelurahan di Indonesia.
Tim ini mencatat untuk melaporkan dan melaporkan kasus stunting di masing-
masing wilayah.

4
1. Tim pendamping keluarga terdiri dari tiga unsur, yaitu :
a. Bidan atau tenaga kesehatan,
b. PKK
c. kader Keluarga Berencana (KB).

Tugas :

 Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik dan sensitifitas)


 Pendampingan dan surveilans
A. Penyuluhan
B. Fasilitas pelayanan rujukan dan
C. Penerima bantuan sosial

Tim akan bekerja di bawah koordinasi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

2. Tim pendamping keluarga akan melakukan pendampingan pada tiga kelompok


sasaran, yaitu :
a. calon pengantin
b. ibu hamil
c. baduta dan balita.

Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan edukasi kepada kelompok sasaran


untuk mencegah stunting.

D. Dashat

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka pemenuhan gizi seimbang


bagi para keluarga berisiko stunting melalui pemanfaatan sumber daya lokal
(termasuk menu lokal) yang dipadukan dengan sumber-sumber/kontribusi dari
mitra.

5
 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dalam rangka mempercepat


penurunan stunting melalui pendekatan aksi konvergensi di level dosa (Kampung
Keluarga Borkualitas)

 Tujuan Khusus

1. Untuk menyediaka makanan sehat dan bergizi

2. Untuk menumbuhkan usaha kelompok masyarakat secara berkelanjutan

3. Untuk meningkatkan keterampilan keluarga/anggota kelompok masyarakat

4 Mongolah, mendistribusikan dan memasarkan makanan dengan gizi seimbang

5. Memberdayakan sumber daya local-berbasis ekonomi masyarakat

6. Sebagai wahana pemberian KIE dan pelatihan bagi keluarga berisiko stunting

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya (MCN, 2009).
Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD). ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi
yang tidak memadai dan atau kesehatan.

B. saran
Stunting harus dicegah sedini mungkin dengan meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada ibu sejak kehamilan 3 bulan berupa ANC berupa gizi ibu hamil,
imunisasi TT, dan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Bayi harus di berikan
ASI sampai umur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi harus diberikan makan
pendamping ASI(M-ASI). Anak harus di bawa ke posyandu secara rutin untuk
mendapat pelayanan secara lengkap. Bagi balita stunting segera di berikan
pelayanan kesehatan.

7
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai