Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN INDIVIDUAL

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II (PLP II)


DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PONTIANAK
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2021/2022

OLEH
TIYA RUSLINA PUTRI
NIM. F1061181005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDUAL
PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN II (PLP II)
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PONTIANAK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2021/2022

Tiya Ruslina Putri


NIM. F1061181005

PRODI PENDIDKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Menyetujui :

Dosen Pembimbing PLP II Guru Pamong PLP II

Andi Ifriany Harun, S.Si, M.Si, Ap Etty Rochaety, S.P.


NIP. 197012272000032001 NIP. 197205062005022002

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Pengenalan
Lapangan Persekolahan (PLP) II ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II yang
diselenggarakan oleh pihak Universitas Tanjungpura khususnya Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pontianak.
Proses pembuatan laporan dan kegiatan PLP II tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dwi Agustina, S. Hut., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Pontianak, yang telah
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan PLP di SMA
Negeri 1 Pontianak.
2. Ibu Etty Rochaety, S.P. selaku guru pamong dari SMA Negeri 1 Pontianak yang telah
membimbing, membantu, dan berbagi pengalaman kepada saya selama kegiatan PLP II
berlangsung, serta selaku guru Biologi kelas XI IPA dan XII IPA yang telah
mengizinkan saya untuk mengajar di kelas yang beliau pegang.
3. Bapak Muhammad Aris Widodo, S.Pd selaku koordinator guru pamong di SMA Negeri
1 Pontianak yang telah memberikan pengarahan dan dukungan kepada mahasiswa PLP
II di SMA Negeri 1 Pontianak
4. Ibu Andi Ifriany Harun, S.Si, M.Si, Apt. selaku Dosen Pembimbing PLP II dari Jurusan
Pendidikan Kimia FKIP UNTAN yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan
evaluasi selama kegiatan PLP II berlangsung.
5. Ibu Dr. Sesilia Seli, M.Pd selaku Dosen Pengantar PLP II di SMA Negeri 1 Pontianak
yang telah membantu kelancaran kegiatan serah terima dan penarikan mahasiswa PLP II
di SMA Negeri 1 Pontianak.
6. Seluruh Bapak/Ibu guru dan staf karyawan SMA Negeri 1 Pontianak yang telah
membantu kelancaran saya dalam menjalankan kegiatan PLP II.

7. Seluruh rekan mahasiswa PLP II di SMA Negeri 1 Pontianak yang telah bekerja sama,
membantu, memotivasi, dan berbagi pengalaman.

8. Seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Pontianak terutama kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI
IPA 3 yang telah berkontribusi dalam proses pembelajaran sehingga saya memiliki

ii
pengalaman mengajar selama kegiatan PLP II.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah ikut membantu dalam
memperlancar kegiatan PLP II di SMA Negeri 1 Pontianak dan pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk memperbaiki laporan ini.

Pontianak, 21 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN..........................................................................1
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................................2
B. Proses Penampilan...........................................................................................................4
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler...............................................................................5
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah..............................................................................6
1. Mengajar Siswa............................................................................................................6
2. Kegiatan Adiwiyata......................................................................................................6
3. Pembagian Seragam dan Peralatan Sekolah Bagi Siswa Kurang Mampu...................7
E. Proses Bimbingan............................................................................................................7
1. Guru Pamong................................................................................................................7
2. Dosen Pembimbing PLP II...........................................................................................8
BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI...............................9
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................................9
B. Proses Penampilan...........................................................................................................9
C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler...............................................................................10
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah............................................................................10
E. Proses Bimbingan..........................................................................................................10
BAB III UPAYA PENANGGULANGAN PERMASALAHAN YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN PLP II.....................................................................................11
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..........................................................11
B. Proses Penampilan.........................................................................................................11
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler.............................................................................11
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah............................................................................12
E. Proses Bimbingan..........................................................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................13
A. Simpulan........................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................14
1. Bagi Praktikan............................................................................................................15
2. Bagi Pihak Sekolah....................................................................................................15
iv
3. Bagi Pihak Fakultas....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................................17

v
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT diberi akal guna melangsungkan
kehidupannya. Berbagai cara dilakukan manusia agar kehidupannya semakin baik dari hari
ke hari. Kehidupan yang baik tentu saja tak lepas dari usaha manusia itu sendiri dengan cara
mencurahkan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut tidak muncul begitu saja
melainkan harus diasah agar potensi tersebut muncul dari dalam diri manusia itu. Berbagai
cara dilakukan oleh manusia agar potensi yang dimilikinya dapat muncul dan berkembang
salah satu caranya adalah melalui pendidikan.
Salah satu upaya guna mengembangkan potensi manusia adalah melalui pendidikan
formal. Pendidikan formal ini mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya
manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Di lingkungan pendidikan
persekolahan ini, guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM
masa depan itu. Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang melakukan tugas pokok
dan fungsi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik sebagai aset
manusia Indonesia masa depan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) merupakan salah satu fakultas dari
Universitas Tanjungpura (Untan) yang membidangi pendidikan formal di Kalimantan Barat.
FKIP Untan merupakan sebagai salah satu fakultas yang harus mampu menciptakan guru
pendidik yang berpengetahuan dan mempunyai pengalaman di bidangnya.
Pengenalan Lapangan Persekolahan merupakan salah satu kegiatan FKIP agar para
mahasiswa (praktikan) mendapat pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan.
Sehingga jika mahasiswa telah lulus dari FKIP mahasiswa siap menjadi seorang tenaga
pendidik yang dibekali oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan serta
mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah
maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab.
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II adalah tahapan kedua dalam
Pengenalan Lapangan Persekolahan Program Sarjana Pendidikan yang dilaksanakan pada
semester ketujuh. Sebagai tahap lanjutan dari PLP I, PLP II dimaksudkan untuk
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk
aktivitas di sekolah (Panduan PLP, 2020:31).
1
Kegiatan PLP II ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2021 sampai November 2021.
Pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II dilaksanakan di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pontianak yang berlokasi di Jalan Gusti Johan Idrus,
Akcaya, Kec. Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Setelah mengikuti kegiatan PLP II para mahasiswa diharapkan dapat memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang disertai dengan kemampuan
berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan menelaah kurikulum
dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru, menelaah strategi pembelajaran yang
digunakan guru, menelaah sistem evaluasi yang digunakan guru, membantu guru dalam
mengembangkan RPP, media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi, menelaah
pemanfataan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, latihan mengajar
dengan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing PLP II, dengan tujuan merasakan
langsung proses pembelajaran, serta pemantapan jati diri calon pendidik (Panduan PLP,
2020:31).
Sebelum mengikuti kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II
mahasiswa diarahkan terlebih dahulu mengenai tata cara pelaksanaan PLP II, syarat yang
harus dipenuhi, bahkan segala hal yang harus dibuat pada saat melaksanakan kegiatan PLP
II. Kegiatan PLP II kali ini memang berbeda karena harus dilakukan secara Pertemuan Tatap
Muka (PTM) terbatas, oleh karena itu terdapat berbagai macam masalah yang dialami saat
kegiatan PLP II.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka praktikan merumuskan beberapa
permasalahan antara lain sebagai berikut:
a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b) Proses Penampilan

c) Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler

d) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

e) Proses Bimbingan.

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didk dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
2
sistematis agar pmbelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartispasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilakukan kali pertemuan atau lebih (Permendikbud Tahun 2016 No. 22).
Untuk kelancaran proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka seorang guru
dituntut untuk mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran sebagai salah satu
pedoman agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur dan terencana. RPP
tersebut merupakan suatu saran yang dapat membantu pencapaian hasil belajar yang akan
dicapai oleh siswa. Dalam pelaksanaan praktik kependidikan, sebelum memberikan materi
kepada siswa, praktikan terlebih dahulu menyiapkan RPP yang nantinya diperiksa dahulu
oleh dosen luar biasa. Praktikan melaksanakan penyusunan RPP berkarakter yang
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam praktik lapangan di SMA Negeri 1 Pontianak, praktikan mengajar mata
pelajaran matematika kelas VII. Berdasarkan bimbingan bersama Dosen Luar Biasa
praktikan, sistematika penyusunan RPP yang digunakan oleh praktikan adalah RPP
berkarakter dengan susunan sebagai berikut:
1. Satuan Pendidikan
2. Mata Pelajaran
3. Kelas/Semester
4. Tahun Ajaran
5. Alokasi Waktu
6. Standar Kompetensi
7. Kompetensi Dasar
8. Indikator
9. Tujuan Pembelajaran
10. Materi Ajar
11. Metode
12. Langkah-langkah Kegiatan: Kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
13. Sumber dan Alat Belajar
14. Penilaian.
Dalam penyusunan Rencana Pengajaran ditemukan beberapa masalah yang dihadapi
praktikan, di antaranya:

3
1. Perbedaan model RPP yang diajarkan selama di bangku kuliah yaitu menggunakan RPP
tatap muka lengkap, sedangkan pada saat pelaksanaan PLP II RPP yang dibuat
menggunakan RPP model Blended Learning.
2. Kesulitan dalam mengatur alokasi waktu selama pembelajaran di kelas dan proses
pembelajaran melalui media google meet.
3. Kesulitan untuk memilih pendekatan, metode, strategi, dan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan siswa apalagi dengan sistem sekolah
Petemuan Tatap Muka (PTM) terbatas dengan pembagian shift membutuhkan
pendekatan, metode, strategi dan model pembelajaran yang benar-benar tepat bagi siswa.
4. Hambatan dalam menentukan media pembelajaran yang akan digunakan di kelas adalah
sulitnya menentukan media yang tepat digunakan untuk siswa PTM dan daring.
5. Praktikan merasa kesulitan menentukan alat evaluasi dan bentuk tes yang tepat bagi
seluruh siswa.

B. Proses Penampilan
Pembelajaran adalah proses yang melibatkan beberapa aspek yaitu guru, materi
dan siswa. Aspek tersebut saling berkaitan erat. Menurut Suherman (2008) pembelajaran
pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses
pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam
kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu
perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba,
menduga, atau menemukan. Pembelajaran adalah proses transfer informasi, dimana terdapat
aspek-aspek yang terlibat di dalamnya. Aspek-aspek utama dalam pembelajaran yaitu
penyampaian informasi, penerima informasi dan informasi yang disampaikan. Penampilan
adalah proses pembelajaran yang dikendalikan oleh guru. Sehingga seorang guru merupakan
salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di dalam
kelas. Penampilan membutuhkan kesiapan yang tidak sederhana terutama kesiapan mental,
kestabilan emosi, dan yang paling penting adalah penguasaan materi yang akan diajarkan
kepada siswa. Di bawah ini masalah-masalah lain yang sering dihadapi oleh praktikan
selama kegiatan PLP II, antara lain:
1. Pada saat menyampaikan materi di kelas dan melalui google meet siswa kurang aktif dan
bahkan ada siswa yang telat mengikuti pembelajaran, sehingga penyampaian materi
tidak maksimal.

4
2. Pada saat penyampaian materi melalui pertemuan daring melalui google meet dan luring
siswa kurang aktif sehingga harus dipancing berkali-kali dan terlambat tidak sesuai
waktu, maka harus menunggu sampai semua memasuki pertemuan daring.
3. Pada saat penyampaian materi kurang bisa menguasai kelas dan mengatur waktu yang
diberikan.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler


Kegiatan PLP II tidak hanya sebatas kegiatan mengajar di kelas saja melainkan
seluruh kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan KBM juga harus diikuti, terdapat
beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Pontianak. Ekstra kurikuler
yang ada yaitu:
1. Pramuka ( Vidya Darma) Putri
2. Drum Band 
3. Gespro terbagi menjadi 3 divisi yaitu divisi Karya Tulis Ilmiah, Publik Speaking, dan,
Jurnalis.
4. Theater Lingkaran Keluarga Smansa 
5. FDRM
6. 4 Pilar
7. Ganesha Choirs
8. Ganesha Angklung
9. Japanese School (JS)
10. Olympiade Sains Nasional (OSN)
11. SISPALA
12. Volly Ball
13. GOSC ( Cheersleader)
14. Ganesha Tari
15. PMR ( Palang Merah Remaja)
16. PKS ( Patroli Keamanan Sekolah)
17. Debat Bahasa Inggris (Ganesco)
18. OSK ( Oratorium Siswa Khatolik)
19. Persisten ( Persatuan Siswa Kristen)
20. Basketball
21. Futsal 
22. Seni Rupa (Youth VA)
5
23. Ganesha Fotografi dan Sinematografi
24. Ganesha Badminton
25. Ganesha Bridge
26. Ganesha Shorenji Kempo
Masalah yang praktikan hadapi saat praktikan mengikuti PLP II pada masa transisi
pandemi COVID-19 ini, maka praktikan tidak dapat langsung melihat dan mengikuti
bagaimana seluruh ekstrakurikuler dan bimbingan belajar yang ada di SMA Negeri 1
Pontianak berlangsung.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah


Dalam melaksanakan PLP di SMA Negeri 1 Pontianak, praktikan diharuskan
untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah. Pada saat
pelaksanaan PLP, praktikan terlibat langsung dengan kegiatan sekolah yaitu mengajar siswa,
kegiatan adiwiyata, dan vaksinasi massal di sekolah.

Adapun partisipasi yang dilakukan oleh praktikan, yaitu:


1. Mengajar Siswa

Selama kegiatan PLP II berlangsung, praktikan diminta beberapa kali untuk


mengajar di kelas XI MIPA dan X di SMA Negeri 1 Pontianak. Tepatnya ada tiga kelas
yaitu XI MIPA 7, XC, dan XH. Adapun jadwal mengajar selama masa transisi tidak
menetap, sehingga seringkali berubah-ubah menyesuaikan dengan kondisi di sekolah
saat masa transisi.

2. Kegiatan Adiwiyata

SMA Negeri 1 Pontianak termasuk sekolah yang ramah lingkungan dan sangat
peduli akan lingkungan sekolah. Sebagai mahasiswa PLP II, praktikan turut membantu
pada saat kegiatan adiwiyata, misalnya membuat pot untuk tanaman, membuat 2 jenis
tong sampah, melakukan kegiatan tanam dan menanam, mengecat plang nama tanaman,
dsb.
Hampir setiap hari sabtu, kegiatan adiwiyata dilaksanakan dan praktikan turut
membantu proses kegiatan tersebut. Adapun salah satu bagian kegiatan adiwiyata yang
lain yaitu memanen sayur-sayur hasil hidroponik dan sayuran yang dipanen kala itu
adalah sayur kangkung. Sayuran tersebut pun dijual untuk sesama guru atau pun dimasak

6
untuk kegiatan sekolah. Uang dari penjualan sayuran hidroponik digunakan untuk
keperluan sekolah dan membeli bibit sayur yang akan ditanam kembali.

3. Vaksinasi Massal Di Sekolah

Masa transisi Covid-19 membuat SMA Negeri 1 Pontianak membantu siswanya


memperoleh vaksin dengan mudah. Kegiatan vaksinasi dilakukan agar siswa
memperoleh kekebalan tubuh guna menghadapi pandemi Covid-19 dan supaya siswa
bisa melakukan PTM terbatas di sekolah. Kegiatan vaksinasi yang dilakukan melibatkan
banyak pihak, seperti polisi, tentara, dst. Selama berjalannya kegiatan vaksinasi,
praktikkan membantu dalam hal penyiapan ruangan, proses administrasi siswa sebelum
divaksin, mengarahkan siswa menuju tempatnya memperoleh vaksin, dsb.
E. Proses Bimbingan
Kegiatan PLP ini merupakan hal yang baru dilakukan oleh praktikan sehingga dalam
proses pelaksanaannya membutuhkan banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua
pihak. Dalam hal ini pamong dan dosen pembimbing.
Kegiatan bimbingan ini merupakan hal yang sangat penting dilakukan para praktikan
dalam rangka mengetahui sejauh mana kegiatan PLP yang dilaksanakannya. Salah satunya
dalam proses penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program tahunan,
program semester dan administrasi sekolah lainnya. Adapun tujuan dari adanya bimbingan
selama kegiatan PPL ini adalah untuk mencari penyelesaian dari segala macam kendala dan
permasalahan yang dihadapi oleh praktikan.

1. Guru Pamong

Bimbingan dengan guru pamong paling banyak membantu praktikan dalam


melaksanakan kegiatan PLP karena proses bimbingan ini dilakukan saat praktikan
mengalami kesulitan dalam penyusunan program pembelajaran. Praktikan sering
menanyakan kesulitan dan permasalahan yang dialami mengenai bahan pengajaran, serta
praktikan melakukan bimbingan mengenai karakter siswa yang berbeda-beda dan
bagaimana cara mengatasinya. Hal ini amat penting agar kegiatan KBM mendapat
perhatian besar dari siswa, sehingga penguasaan kelas menuju ke arah yang sempurna.
Bimbingan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan saran dan petunjuk dalam menyusun perangkat pembelajaran.

7
b. Konsultasi tentang bahan ajar dan tugas yang diberikan kepada siswa.
c. Bimbingan dalam rangka penyusunan perangkat pembelajaran selama satu tahun
dan administarsi pendidikan lainnya.
d. Saat memberikan materi dan tugas saat pembelajaran di kelas, pamong
mengarahkan bagaimana cara yang baik agar siswa merespon dengan baik.
e. Selama berada dalam bimbingan guru pamong, praktikan tidak menemui kesulitan.
Beliau sangat membantu dengan membimbing praktikan sehingga praktikan dapat
mengkonsultasikan masalah-masalah yang dihadapi.

2. Dosen Pembimbing PLP II


Dosen pembimbing PLP II adalah pihak yang ditunjuk oleh Unit Pembelajaran
Universitas Tanjungpura untuk membantu praktikan dalam memecahkan permasalahan
selama pelaksanaan PLP di sekolah. Dosen tetap yang ditunjuk adalah dosen yang
berasal dari jurusan/program yang sama dengan guru praktikan/mahasiswa PPL. Fungsi
dari dosen tetap yaitu datang dan mengunjungi sekolah, dan menanyakan serta
membantu mengatasi kendala yang dihadapi selama praktek di sekolah. Segala informasi
dan arahan diberikan oleh dosen tetap agar mahasiswa PLP tidak mengalami kesulitan
yang berarti selama praktek mengajar di sekolah. Proses bimbingan dengan dosen tetap
PLP tidak mengalami kendala yang berarti, sehingga proses bimbingan kepada praktikan
dapat dilaksanakan secara optimal.

8
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

Dalam melaksanakan PLP II di SMA Negeri 1 Pontianak, praktikan menghadapi


beberapa permasalahan. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya permasalahan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh praktikan dalam pembuatan dan
penyusunan program rencana pengajaran, yaitu kesulitan dalam menyusun dan
menyesuaikan pembuatan RPP dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan minimnya
pengalaman praktikan bila dibandingkan dengan guru pamong di sekolah tersebut yang
telah banyak mengenyam pengalaman di dunia pendidikan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab dari setiap masalah yang dihadapi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Permasalahan dalam penyusunan RPP banyak diakibatkan karena kesenjangan antara
teori yang diberikan selama di perkuliahan dengan realitas di lapangan.
2. Kesulitan dalam menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan
praktikan belum memahami benar kata kerja yang digunakan sehingga pada awalnya
praktikan merasa kebingungan saat merumuskan indikator dan tujuan yang ingin
dicapai.
3. Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengatur alokasi waktu selama di dalam
kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP tidak sesuai
dengan keadaan di lapangan.
4. Hambatan dalam menentukan strategi dan metode yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan praktikan belum memiliki wawasan
dan pengetahuan yang luas untuk dijadikan referensi dalam menentukan strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan kondisi di kelas
ditambah pada masa pandemi Covid-19 sehingga harus menyesuaikan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran blended learning.
5. Praktikan merasa kesulitan menentukan alat evaluasi dan bentuk tes yang tepat bagi
seluruh siswa. Hal ini dikarenakan kemampuan siswa yang beranekaragam dan
kondisi pembelajaran di sekolah yang masih dilaksanakan secara daring dan luring.

9
B. Proses Penampilan
Pengalaman praktikan yang masih kurang dalam mengajar siswa di kelas
merupakan penyebab utama masalah yang dihadapi oleh praktikan yang berkaitan dengan
penampilan mengajar di kelas. Pengalaman baru ini membuat praktikan belum
mengetahui kondisi nyata siswa yang beragam. Adapun faktor-faktor yang
mengakibatkan praktikan menemui beberapa masalah dalam proses penampilan
pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang
tidak menjawab pertanyaan yang diberikan praktikan.
2. Sulitnya menentukan pendekatan yang diterapkan praktikan dalam pembelajaran saat
kondisi Covid-19\
3. Terkadang adanya ketidaksesuaian antara rencana pembelajaran yang telah disusun
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lapangan hal ini dikarekan praktikan
terlalu asik mengajar sehingga tak jarang praktikan tidak sesuai langkah-langkah yang
ada di RPP.
4. Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang hadir secara daring dimana harus
membuat mereka mengerti dengan materi yang disampaikan sama seperti siswa yang
hadir di kelas.
5. Kesulitan dalam mengontrol siswa dalam kondisi pembelajaran daring dan luring.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Faktor penyebab tidak dilaksanakannya ekstrakulikuler adalah masa pandemi Covid
19.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah


Praktikan tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar dalam hal partisipasi
dengan lingkungan sekolah seperti kegiatan piket. Pembagian jadwal piket untuk setiap
praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik.

E. Proses Bimbingan
Pelaksanaan dalam proses bimbingan baik itu dengan dosen pembimbing dan guru
pamong tidak terlalu mengalami hambatan, sehingga proses komunikasi tetap terjalin.
Sebelum melakukan pembelajaran, praktikan selalu berkonsultasi terlebih dahulu

10
mengenai materi yang akan diajarkan, media yang digunakan serta bentuk evaluasi yang
akan digunakan di dalam kelas.

11
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN PERMASALAHAN YANG DIALAMI SELAMA
PELAKSANAAN PLP II

Setelah dipaparkan mengenai masalah-masalah yang dihadapi selama kegiatan PLP II


selanjutnya akan memaparkan upaya guna menanggulangi masalah yang terjadi. Hal ini
bertujuan agar masalah yang telah ditemukan tidak terjadi kembali.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bimbingan dari pamong dan Dosen Pembimbing PPL II dalam menyelesaikan


permasalahan yang dihadapi praktikan berkaitan dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangatlah penting. Masukan dan saran dari beliau sangat
membantu praktikan dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hal lain yang
dilakukan yaitu dengan cara menyesuaikan alokasi waktu yang sesuai dengan kalender
akademik sekolah. Upaya praktikan dalam menanggulangi masalah penyusunan RPP ini
adalah dengan:
1. Mengklasifikasikan materi-materi yang dianggap mudah dan sulit (materi yang
dianggap mudah beralokasikan waktu lebih singkat sedangkan materi yang dianggap
sulit beralokasikan waktu lebih lama).
2. Penyusunan RPP dilakukan jauh sebelum penampilan sehingga dapat memunculkan
ide serta gagasan dalam menentukan metode yang tepat.
3. Melakukan konsultasi sebelum praktikan mengajar.
4. Praktikan membaca buku-buku referensi lainnya yang dapat menambah pengetahuan
praktikan tentang penyusunan RPP.
5. Melakukan diskusi dengan sesama praktikan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi bersama.
B. Proses Penampilan

Dalam proses penampilan praktikan tidak bisa secara maksimal seperti tampil di
kelas karena proses pembelajaran dilakukan secara daring dan luring.
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler

Dalam proses bimbingan belajar/ekstra kurikuler dikarenakan tidak terlalu banyak


ektrakulikuler selama masa transisi sekolah dari daring ke luring, maka praktikan tetap
berusaha untuk mengetahui mengenai bimbingan belajar/ekstrakurikuler yang ada di SMA

12
Negeri 1 Pontianak kepada guru-guru yang melakukan kegiatan ekstrakurikuler agar tetap
mengetahui bagaimana prosesnya.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Untuk menguasai perasaan segan dan canggung dalam mengikuti partisipasi


kehidupan sekolah, praktikan berusaha menjalankan hubungan baik dengan keluarga besar
SMA Negeri 1 Pontianak, berupaya melibatkan diri berperan dalam kegiatan yang
diadakan sekolah tersebut, seperti mengikuti, pembagian seragam serta perlengkapan
sekolah lainnya untuk siswa yang kurang mampu, dan kegiatan lainnya. Usaha tersebut
telah banyak menimbulkan rasa ikut memiliki sekolah dalam diri praktikan.
E. Proses Bimbingan

Praktikan tidak mengalami banyak permasalahan selama proses bimbingan. Hal


ini dikarenakan guru pamong yang ditunjuk selalu hadir di sekolah sehingga praktikan
tidak merasakan kesulitan dalam melaksanakan bimbingan mengenai penyusunan RPP,
penyusunan perangkat pembelajaran, proses penampilan praktikan di kelas dan
sebagainya.
Sedangkan untuk proses bimbingan dengan Dosen pembimbing PLP II tidak
terlalu mengalami banyak hambatan. Upaya yang dilakukan, yaitu dengan melakukan
komunikasi jika terdapat kendala yang dialami saat di sekolah atau selama menjalani PLP
II.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan

Selama praktikan melaksanakan kegiatan PLP II di SMA Negeri 1 Pontianak,


praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dari beberapa faktor penyebab dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang paling dominan adalah kesenjangan antara teori yang diberikan
selama di perkuliahan dengan realitas di lapangan. Upaya menanggulanginya yaitu
dengan cara bimbingan dari pamong dan Dosen Pembimbing PPL 2 dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi praktikan berkaitan dengan penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangatlah penting. Masukan dan saran dari
beliau sangat membantu praktikan dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut.
2. Dari beberapa faktor penyebab proses penampilan kurang maksimal yang paling
dominan adalah praktikan belum menguasai secara keseluruhan kelas dengan kondisi
blended learning. Upaya menanggulanginya yaitu dengan cara menggunakan aplikasi
pertemuan memaksimalkan konsultasi dengan guru pamong terkait bagaimana cara
penguasaan kelas.
3. Dari beberapa faktor penyebab proses bimbingan belajar/ekstra kurikuler yang paling
dominan adalah bimbingan belajar/ekstra kurikuler dibatasi selama masa transisi
sekolah dari kegiatan daring ke luring. Upaya menanggulanginya yaitu dengan cara
praktikan tetap berusaha untuk mengetahui mengenai bimbingan belajar/ekstra
kurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Pontianak kepada guru pamong serta guru-guru
yang melakukan kegiatan ekstra kurikuler agar tetap mengetahui bagaimana
prosesnya.
4. Dari beberapa faktor penyebab proses partisipasi dalam kehidupan sekolah yang
paling dominan adalah perasaan segan dan canggung dalam mengikuti partisipasi
kehidupan sekolah. Upaya menanggulanginya yaitu dengan cara praktikan berusaha
menjalankan hubungan baik dengan keluarga besar SMA Negeri 1 Pontianak,
berupaya melibatkan diri berperan dalam kegiatan yang diadakan sekolah tersebut,
seperti mengikuti kegiatan adiwiyata, vaksinasi sekolah, dan kegiatan lainnya. Usaha
tersebut telah banyak menimbulkan rasa ikut memiliki sekolah dalam diri praktikan.
5. Dari beberapa faktor penyebab proses bimbingan yang paling dominan adalah
sulitnya bimbingan secara langsung dengan dosen pembimbing PLP II. Upaya
13
menanggulanginya yaitu dengan cara praktikan berusaha menjalankan hubungan baik
dengan pamong dan terus berkomunikasi baik dengan dosen pembimbing PLP II serta
bimbingan secara daring.
6. Manfaat dari kegiatan PPL ini, di antaranya: (a) membangun dan memperbaiki
karakter diri sebagai seorang pendidik agar menjadi lebih kreatif, inovatif dan
berwibawa di hadapan para siswa serta dalam mengembangkan media atau metode
yang digunakan dalam pembelajaran, (b) melatih kesabaran diri dalam menghadapi
berbagai karakter siswa yang plural dan heterogen, (c) menumbuhkan kecermatan
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam proses belajar
mengajar.
B. Saran

Setiap kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari kekurangan meskipun terdapat
banyak manfaat di dalamnya. Begitu pun dengan kegiatan PLP II yang telah dilaksanakan
oleh praktikan di SMA Negeri 1 Pontianak selama kurang lebih tiga bulan mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan ke depannya bagi praktikan, pihak SMA Negeri 1 Pontianak maupun pihak
fakultas yang mengadakan PLP II.
1. Bagi Praktikan

Adapun saran bagi praktikan ke depannya, antara lain:


a. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, praktikan diharapkan untuk
lebih mempersiapkan diri secara maksimal agar senantiasa dapat melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan baik.
b. Sebaiknya praktikan selalu mencari referensi mengenai strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa maupun materi yang akan
diajarkan agar penyampaiannya dapat diterima dan diserap oleh siswa secara
efektif.
c. Praktikan harus senantiasa meminta masukan dan koreksi, baik dari Dosen
Pembimbing PLP II, maupun dari Guru Pamong PLP dari pihak sekolah terhadap
penyampaian materi di grup whatsaap/google classroom maupun pertemuan
daring melalui google meet serta terhadap rencana pengajaran yang telah dibuat.
d. Praktikan harus mampu bersikap, berpenampilan, dan bertindak sebagaimana
layaknya seorang guru yang profesional serta senantiasa memberikan teladan yang

14
baik bagi siswa di dalam dan di luar kelas.
e. Selalu berinovasi dalam mengembangkan metode pembelajaran yang dilakukan
agar siswa tidak merasa bosan.
2. Bagi Pihak Sekolah

Adapun saran untuk pihak sekolah, praktikan berharap agar kerja sama yang
telah terjalin dapat terus berlangsung.
3. Bagi Pihak Fakultas

Saran untuk pihak fakultas, praktikan berharap agar meningkatkan kualitas


kegiatan PLP II hingga mencapai keberhasilan yang maksimal dengan cara
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan secara kontinu baik sebelum
pelaksanaan PLP II maupun pada saat berlangsungnya PLP II. Memberikan informasi
yang terbaru dengan keadaan di sekolah terutama dalam masalah administrasi
sehingga praktikan tidak merasa kebingungan dalam proses penyusunan administrasi
sekolah. Serta tidak memberikan informasi berubah-ubah yang dadakan agar praktikan
dan pihak sekolah tidak kebingungan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Basyuni, Dr. Bistari & Rahmat, Rasmawan, S.Pd. M.Pd. 2020. Buku Panduan
Pengenalan Lapangan Persekolahan dan Micro Teaching (FKIP UNTAN).
Pontianak: PT. Ekadaya Multi Inovasi.

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia


Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Standar Pendidikan Guru, 55 C.F.R (2017).

Pribadi, Benny A (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
14 C.F.R (2005).
Permendikbud No. 22. 2016. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian. Jakarta.
Suherman, Erman. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi
Siswa. Bandung: Universitas Langlangbuana.

16
LAMPIRAN-LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai