Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI KONSELING

Disusun oleh :

Novita Dwi Astuti (1724090172)

Dosen : DEWI SYUKRIAH., S.PSI., M.A

Hari/Jam: Rabu, 11.10 – 13.40

Mata Kuliah : Psikologi Konseling

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

FAKULTAS PSIKOLOGI

2020

1
2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. PENGERTIAN KONSELING...........................................................................................3

B. CIRI-CIRI KONSELING...................................................................................................4

C. KLIEN DALAM KONSELING.........................................................................................5

D. PERBEDAAN PSIKOLOG DENGAN PSIKIATER........................................................8

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan, mengingat
bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan
kepada individu pada umumnya, dan siswa khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan
mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu merupakan
usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi (bakat,
minat, dan kemampuan). Kepribadian menyangkut masalah prilaku atau sikap mental, dan
kemampuan meliputi masalah akademik dan keterampilan. Tingkat kepribadian dan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu gambaran mutu dari orang
yang bersangkutan.

Dilihat dari sudut pandang konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah yang saya susun ini kami mencoba akan membahas tentang konseling.

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui lebih jauh pengertian dari konseling
2. Dapat mengetahui apa saja ciri-ciri konseling
3. Dapat mengetahui ciri-ciri klien dalam konseling
4. Dapat mengetahui perbedaan antara psikolog dan psikiater

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSELING

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau
bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam Bahasa
Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”.

Menurut  James F. Adam. Konseling adalah Suatu pertalian timbal balik antara 2 orang
individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat
memahami dirinya dalam hubungan denfgan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu
itu dan waktu yang akan datang.

Menurut Jones (Insano, 2004 : 11) Konseling merupakan suatu hubungan profesional


antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual
atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan
dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Gibson dan Mitchell (2003). Konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan
klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.

Menurut Brammer dan Shostrom (1982). Konseling adalah suatu perencanaan yang lebih


rasional, pemecahan masalah, pembuatan keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap
munculnya masalah penyesuaian diri, dan memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-
tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari.

Konseling adalah suatu layanan profesional yng dilakukan konselor terlatih terhadap
klien (konseli). Layanan konseling dilakukan secara tatap mukadan direncanakan untuk
membantu orang lain dalam memahami dirinya, membuat keputusan dan memecahkan

3
masalah. Oleh karena itu, keberhasilan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas
hubungan konseling (konselor dan konseli).

B. CIRI-CIRI KONSELING

Konseling merupakan pelayanan professional yang memiliki ciri-ciri tertentu yang


berbeda dengan pelayanan bimbingan yang lain. Combs and Avila (1985:1-2); Brammer and
Shostrom (1982:114); Depdiknas (2004:13-14); dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling
(2005:6) mengemukakan beberapa ciri konseling yaitu:

1. Konseling sebagai profesi bantuan (helping profession).


Sebagai profesi bantuan, konseling merupakan pelayanan masyarakat yang
diberikan oleh konselor professional yang memiliki kepribadian,pengetahuan dan
keterampilan serta pengalamannya dalam bidang konseling, ia mengabdikan diri
untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan dan mengembangkan diri
individu serta serta menjadikan masyarakat memiliki motivasi yang tinggi.
2. Konseling sebagai hubungan pribadi (relationship counseling).
Yaitu proses hubungan timbal balik antara seorang konselor dan konseli,
dimana individu memberikan pelayanan konseling dengan seorang konseli atau
kelompok konseli.
3. Konseling sebagai bentuk intervensi (interventions repertoire).
Yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor profesional untuk memengaruhi
konseli agar ia dapat mengubah perilakunya kea rah yang lebih maju.Contoh :Individu
yang memiliki kebiasaan merokok menjadi dapat berhenti merokok.
4. Konseling untuk masyarakat luas (counseling for all).
Konseling tidak hanya diberikan pada lingkungan pendidikan sekolah,
melainkan juga kepada masyarakat agar masyarakat dapat memperoleh kebahagiaan
hidup.
5. Konseling sebagai pelayanan psikopedagogis (psycho-pedagogical service).
Konseling merupakan pelayanan professional yang menggunakan ilmu
psikologis dan pendidikan.

4
C. KLIEN DALAM KONSELING

Klien dalam istilah bahasa Inggris disebut Client adalah individu yang memperoleh
pelayanan konseling. Dalam konseling pada setting persekolahan, yang dimaksud klien
adalah peserta didik yang mendapatkan pelayanan konseling, sedangkan dalam konseling
pada setting di luar sekolah (counseling for all), yang dimaksud klien adalah seorang atau
sekelompok orang sebagai anggota masyarakat, yang memperoleh pelayanan konseling.

Sebagai individu, klien memiliki aspek-aspek psikologis yang sama dengan konselor
punya pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan seterusnya. Namun dalam statusnya pada
situasi konseling, klien memiliki banyak kekhasan yang harus dipertimbangkan oleh konselor
ketika bekerja dengan klien. Kekhasan klien yang mempunyai implikasi penting dalam
konselingitu dapat dicakup dalam: ikhwal perkembangan individunya, citra-dirinya, dan
kebutuhannya.

Agar dapat sukses dalam konseling orang memerlukan kemampuan yang dapat
mengekpresikan diri dan menemukan insight yang dapat membantunya untuk lebih
memahami dirinya dari percakapannya dengan konselor. Untuk itu diperlukan peran
intelegensi untuk mengolah masukan yang diperolehnya, memerlukan kemampuan untuk
menganalisis dan melakukan sintesis terhadap masukan-masukan yang diperoleh. Oleh
karena itu, klien yang akan masuk ke dalam konseling memiliki beberapa ciri diantaranya:

1. Konsep Daya Psikologis


Konsep daya psikologis mempunya tiga dimensi yaitu pemenuhan kebutuhan,
kompetensi intra pribadi dan kompetnsi antar pribadi. Dimensi pemenuhan kebutuhan
merujuk kepada kekuatan psikis yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan
hidup agar dapat mencapai kualitas kehidupan secara bermakna dan memberikan
kebahagiaan. Dimensi kedua daya psikologis berkenaan dengan kompetensi-
kompetensi intra pribadi yaitu kekuatan-kekuatan yang diperlukan dalam menghadapi
tuntutan yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Dimensi ketiga daya psikologis
adalah kompetensi-kompetensi antar pribadi yaitu kekuatan psikis yang berkenaan
dengan hubungan bersama orang lain dalam keseluruhan kehidupan dan interaksi
dengan lingkungan.
2. Pemenuhan Kebutuhan

5
Orang pergi ke konseling berkaitan erat dengan masalah pemenuhan
kebutuhan. Ada beberapa macam kebutuhan yang terkait dengan konseling, yaitu:
a) Memberi dan menerima kasih sayang
Memberikan kasih sayang merupakan satu kebutuhan yang apabila
gagal dinyatakan secara tepat dapat menimbulkan gangguan psikologis.
Bila orang mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain, ia akan
merasakan kenikmatan dari dampaknya dan merasakan lebih menyayangi
dirinya sendiri. Sebaliknya orang yang tidak mampu memberikan kasih
sayang akan menjadi frustasi, merasa terisolasi, tidak berguna dan
kegersangan emosional.
Konselor dapat membantu orang menemukan hambatan dalam
pemenuhan kebutuhan ini. Jika masalah primernya berada dalam diri klien,
konselor dapat membantunya menemukan asumsi atau perasaan apa yang
menghambat pemenuhan kebutuhan itu. Bila masalah dasarnya terletak
dalam ketidak-mampuan atau ketidak-inginan untuk memberikan atau
menerima kasih sayang, konselor dapat membantu klien bertindak untuk
menemukan alternative. Konseling dalam kaitan dengan kebutuhan ini,
harus dapat berlangsung dalam suasana yang bersifat efeksional dalam arti
terciptanya suasana saling memberi dan menerima kasih sayang antar
konselor dengan klien.
b) Kebebasan
Orang yang kurang memperoleh pemuasan kebutuhan kebebasan
cenderung akan menjadi robot dalam pekerjaan, menjadi pelayan atau
pembantu dirumah dan menjadi peminta belas kasihan di lingkungan
teman-temannya. Makin berkurang menikmati rasa kebebasan makin besar
ketergantungannya kepada pihak lain dan pada gilirannya dapat
menimbulkan gangguan-gangguan psikologis. Sebagian orang merasakan
tidak mengalami kebebasan desebabkan karena adanya kekeliruan asumsi
bahwa mengorbankan kebebasan merupakan tanda-tanda cinta, dengan
demikian makin meningkatkan cinta, makin besar pengorbanan kebebasan
pribadi. Konselor mempunyai dua peranan dalam membantu klien
menghadapi kecemasan karena hubungan dengan orang lain, yaitu pertama
konselor mengeluarkan klien dari penjara kekeliruan asumsi, kedua

6
konselor membantu klien dalam memperbaiki hubungan dengan orang
lain.
c) Memiliki kesenamgan
Kesenangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan
mempunya peranan erat terhadap kesehatan psikologis. Pada anak-anak
kebutuhan ini menempati prioritas utama tetapi banyak orang dewasa yang
menganggap bahwa kesengan hanya merupakan cirri anak-anak dan bukan
merupakan ciri orang dewasa.
Orang yang mencari konseling pada umumnya berkenan dengan
kesenangan yang dirasakan  tergantung karena berbagai perasaan seperti
rasa takut, rasa sakit, rasa berdosa, dsb. Hal itu timbul karena hubungan
dengan orang lain atau hal-hal lainnya.
Konselor dapat membantu klien dengan mengenal pentingnya
kesenangan dan memahami bagaimana rasanya kehilangan kesenangan
dalam hidup. Selanjutnya konselor membantu klien untuk memperbaikinya
dengan mengembangkan kompetensi yang dapat menunjang diperolehnya
pengalaman yang menyenangkan.
d) Menerima rangsangan (Stimulus)
Pada dasarnya orang membutuhkan sejumlah variasi dan perubahan
yang sehat dalam hidupnya. Mereka membutuhkan pengalaman yang
merangsang hubungan dan tantangan baru untuk menjaga kehidupan yang
baik. Mereka secara sadar memanfaatkan waktu untuk mendapatkan
pengalaman yang baru dalam persahabatan, pekerjaan, dan kehidupan
lainnya. Orang yang mengalami gangguan dalam kebutuhan ini akan
membenamkan diri dalam kegiatan-kegiatan rutin yang kemudian dapat
mengganggu kondisi psikologisnya.
Konselor dapat memperkenalkan kepada klien pentingnya merangsang
dan membantu mereka mengembangkan tilikan, keterampilan dan
keberanian untuk menghadapi sikap apatis dan tidak terkait dengan
kehidupannya. Konselor juga dapat mengembangkan satu pengalaman
yang memberikan satu rangasangan selama proses konseling berlangsung.
e) Perasaan mencapai prestasi
Orang membutuhkan untuk melihat hal positif dari usaha-usaha yang
telah dilakukannya. Bila orang melihat dampak positif dari apa yang

7
dilakukannya maka ia akan merasakannya kepuasan dan sebaliknya rasa
tidak behasil dari usahanya dapat menimbulkan kekeceewaan yang pada
gilirannya dapat mengganggu kesehatan psikologisnya.
Konselor dapat membantu klien dengan mengenal kekurangan
kompetensi yang menyebabkan rasa tidak behaasil dan kemudian
mengembangkan kompetensi-kompetensi yang tepat untuk lebih efektif.    

D. PERBEDAAN PSIKOLOG DENGAN PSIKIATER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, psikiater adalah dokter yang
ahli dalam penyakit jiwa. Sementara psikolog adalah ahli psikologi. Seorang psikiater,
dilansir laman Very Well Mind, merupakan dokter medis yang dapat meresepkan obat. Hal
tersebut dilakukan secara bersamaan dengan pemberian psikoterapi, meskipun intervensi
medis dan farmakologis sering menjadi fokus mereka. Sedangkan psikolog, meskipun
memiliki gelar doktor, tetap bukan dokter medis. Sebagian besar dari para psikolog tidak
dapat meresepkan obat. Sebaliknya, mereka hanya menyediakan psikoterapi, yang mungkin
melibatkan intervensi kognitif dan perilaku.

Secara umum, terdapat tiga perbedaan utama antara psikiater dan psikolog. Pertama,
psikiater adalah dokter medis, sementara psikolog tidak. Kedua, psikiater bisa meresepkan
obat, sementara psikolog tidak bisa. Ketiga, psikiater mendiagnosis penyakit, mengelola
perawatan, dan menyediakan berbagai terapi untuk penyakit mental yang kompleks dan
serius. Sementara psikolog hanya fokus pada pemberian psikoterapi (terapi bicara) untuk
membantu pasien.

Berikut adalah perbedaan spesifik antara kedua profesi tersebut dilansir dari laman Your
Health Mind :

1. Pendidikan dan Pelatihan


Psikiater adalah dokter medis dengan setidaknya 11 tahun pelatihan. Pertama-
tama mereka mengambil gelar kedokteran di universitas. Selanjutnya, mereka
menghabiskan setidaknya 1 atau 2 tahun pelatihan sebagai dokter umum. Untuk
memperoleh gelar psikiater, mereka akan menyelesaikan setidaknya 5 tahun pelatihan
dalam diagnosis dan perawatan penyakit mental.

8
Sementara psikolog memiliki setidaknya 6 tahun pelatihan di universitas dan
pengalaman di bawah pengawasan. Mereka juga dapat memiliki kualifikasi tingkat
Master atau Doktor dalam bidang psikologi. Jika mereka memiliki gelar Doktor
(PhD), seorang psikolog dapat menyebut diri mereka 'Dr', tetapi mereka bukan dokter
medis. Ada beberapa klasifikasi psikolog. Salah satunya adalah psikolog klinis yang
telah memiliki pelatihan khusus dalam diagnosis dan perawatan penyakit mental.
2. Perawatan yang disediakan
Psikiater dapat menyediakan berbagai macam perawatan, sesuai dengan
masalah tertentu dan apa yang akan bekerja paling baik. Ini termasuk obat, perawatan
medis umum, termasuk memeriksa kesehatan fisik Anda dan efek dari pengobatan
serta perawatan psikologis dan terapi stimulasi otak seperti terapi electroconvulsive
(ECT). Sementara, psikolog fokus pada penyediaan perawatan psikologis.
3. Kondisi yang dirawat
Psikiater cenderung memperlakukan orang yang memerlukan pertimbangan medis,
psikologis dan sosial. Ini biasanya orang dengan kondisi kompleks, misalnya depresi
berat, skizofrenia, hingga gangguan bipolar. Seseorang yang telah mencoba bunuh
diri atau memiliki pikiran untuk bunuh diri biasanya akan dilihat oleh seorang
psikiater. Sementara, psikolog lebih cenderung melihat orang dengan kondisi yang
dapat dibantu secara efektif dengan perawatan psikologis. Ini mungkin termasuk
masalah perilaku, kesulitan belajar, depresi dan kecemasan.
4. Cara berkonsultasi
Seperti halnya semua spesialis medis, untuk menemui psikiater Anda memerlukan
rujukan dari dokter umum Anda. Sementara untuk menemui psikolog, Anda tidak
perlu rujukan. Namun, di Australia dokter umum dapat merujuk Anda ke psikolog
sebagai bagian dari Rencana Perawatan Kesehatan Mental.

9
BAB III

KESIMPULAN

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan”
atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan dalam
Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”.

Secara garis besar Konseling adalah suatu layanan profesional yng dilakukan konselor
terlatih terhadap klien (konseli). Layanan konseling dilakukan secara tatap mukadan
direncanakan untuk membantu orang lain dalam memahami dirinya, membuat keputusan dan
memecahkan masalah. Oleh karena itu, keberhasilan konseling sebagian besar ditentukan
oleh kualitas hubungan konseling (konselor dan konseli).

Konseling merupakan pelayanan professional yang memiliki ciri-ciri tertentu yang


berbeda dengan pelayanan bimbingan yang lain. Combs and Avila (1985:1-2); Brammer and
Shostrom (1982:114); Depdiknas (2004:13-14); dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling
(2005:6) mengemukakan beberapa ciri konseling yaitu: (1) Konseling sebagai profesi bantuan
(helping  profession), (2) Konseling sebagai hubungan pribadi (relationship counselling), (3)
Konseling sebagai bentuk intervensi (interventions repertoire), (4) Konseling untuk
masyarakat luas (counseling for all), (5) Konseling sebagai pelayanan psikopedagogis
(psycho-pedagogical service).

Klien dalam istilah bahasa Inggris disebut Client adalah individu yang memperoleh
pelayanan konseling. Sebagai individu, klien memiliki aspek-aspek psikologis yang sama
dengan konselor punya pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan seterusnya. Namun dalam
statusnya pada situasi konseling, klien memiliki banyak kekhasan yang harus
dipertimbangkan oleh konselor ketika bekerja dengan klien. Kekhasan klien yang mempunyai
implikasi penting dalam konselingitu dapat dicakup dalam: ikhwal perkembangan
individunya, citra-dirinya, dan kebutuhannya. Oleh karena itu, klien yang akan masuk ke

10
dalam konseling memiliki beberapa ciri yaitu konsep daya psikologis dan pemenuhan
kebutuhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, psikiater adalah dokter yang
ahli dalam penyakit jiwa. Sementara psikolog adalah ahli psikologi. Seorang psikiater,
dilansir laman Very Well Mind, merupakan dokter medis yang dapat meresepkan obat. Hal
tersebut dilakukan secara bersamaan dengan pemberian psikoterapi, meskipun intervensi
medis dan farmakologis sering menjadi fokus mereka. Sedangkan psikolog, meskipun
memiliki gelar doktor, tetap bukan dokter medis. Sebagian besar dari para psikolog tidak
dapat meresepkan obat. Sebaliknya, mereka hanya menyediakan psikoterapi, yang mungkin
melibatkan intervensi kognitif dan perilaku.

11
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

https://bukunnq.wordpress.com/konselingdefinisi-konselingkonseling-dan-psikoterapi-dan-
profesi-yang-berkaitan/

https://www.ilmusaudara.com/2016/03/pengertian-konseling-dan-tujuan-serta.html

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konseling/14873/2

http://selfianifirmanbk014.blogspot.com/

http://lelyokvitasari.blogspot.com/2012/04/psikologi-konseling.html

https://bogadri.blogspot.com/2014/05/klien-dalam-konseling.html

https://tirto.id/apa-perbedaan-psikolog-dan-psikiater-ezYF

Amanda, Hasmiati, and Muhammad Jamaluddin. "PELAKSANAAN KONSELING


INDIVIDUAL DALAM MENANGGULANGI DEKADENSI MORAL SISWA DI SMK
MIFTAHUL ULUM LESONG LAOK BATUMARMAR PAMEKASAN." Edu Consilium:
Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam 1.1 (2020): 23-37.

12

Anda mungkin juga menyukai