Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG DI PETERNAKAN


SAPI POTONG IPB GUNUNG

Rasyid Hadi Putra Pratama J3I117131

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 METODOLOGI 3
2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 3
2.2 Metode Pelaksanaan 3
2.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 3
2.3.1 Keadaan Umum Perusahaan 3
2.3.2 Sarana dan Prasarana 3
2.3.3 Penyediaan Pakan 3
2.3.4 Perkandangan 3
2.3.5 Kesehatan dan Reproduksi 3
2.3.6 Pemeliharaan 4
2.3.7 Produksi Susu 4
3 KEADAAN UMUM 5
3.1 Lokasi dan Tata Letak 5
3.2 Sejarah dan Perkembangan 5
3.3 Struktur Organisasi 5
3.4 Ketenagakerjaan 6
4 SARANA DAN PRASARANA 7
4.1 Luas Lahan dan Pemanfaatannya 7
4.2 Populasi Sapi Perah 7
4.3 Sumber Air dan Pemanfaatannya 8
4.4 Peralatan Produksi 8
5 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEDET DAN DARA SAPI PERAH 10
5.1 Perkandangan 10
5.1.1 Kandang Individu Pedet 10
5.1.2 Kandang Koloni 11
5.1.3 Kandang Excersice Dara Muda dan Dewasa 12
5.1.4 Kandang Excersice Pedet 14

i
5.1.5 Kandang Dara 14
5.1.7 Kandang Melahirkan 16
5.2 Manajemen Pemeliharaan Pedet 16
5.2.1 Penanganan Saat Lahir 17
5.2.2 Pemberian Kolostrum 17
5.2.3 Bobot Lahir dan Pertambahan Bobot Badan 18
5.2.4 Manajemen Pemberian Pakan dan Minum Lepas Kolostrum 19
5.2.5 Sanitasi Kandang 21
5.2.6 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit 21
5.3 Manajemen Pemeliharaan Dara 22
5.3.1 Pemberian Pakan dan Minum 22
5.3.2 Sanitasi Kandang 23
5.3.3 Sistem Perkawinan24
5.3.4 Pemeriksaan Kebuntingan 24
5.3.5 Penanganan Kelahiran Induk 25
5.3.6 Pencegahan dan Penanganan Penyakit Sapi Dara25
6 MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI LAKTASI 27
6.1 Populasi Sapi Laktasi 27
6.2 Perkandangan 27
6.5 Pemerahan 31
6.6 Pemeliharaan Sapi Kering Kandang 33
6.6.2 Periode Sapi Kering Kandang 33
6.6.3 Pemberian Pakan Sapi Kering Kandang 34
6.7 Kesehatan Dan Reproduksi 34
6.7.1 Pencegahan Penyakit dan Penangannya 35
6.7.2 Diare atau Mencret 36
6.7.3 Mastitis atau Radang Ambing 36
6.8 Reproduksi 38
6.8.1 Deteksi Estrus 38
6.8.2 Sistem Perkawinan38
6.9 Pemasaran 39
7 SIMPULAN DAN SARAN 41
7.1 Simpulan 41
7.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42

ii
LAMPIRAN 43

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis Bangunan dan Ukuran 7
Tabel 2 Populasi Sapi Perah. 8
Tabel 3 Peralatan Kandang 9
Tabel 4 Kandang Individu Pedet 10
Tabel 5 Ukuran Kandang Koloni 12
Tabel 6 Kapasitas Kandang Excersice 13
Tabel 7 Ukuran Kandang Exercise Dara Muda dan Dewasa 13
Tabel 8 Ukuran Kandang Excersice Pedet 14
Tabel 9 Ukuran Kandang Dara 15
Tabel 10 Ukuran Kandang Melahirkan 16
Tabel 11 Bobot Lahir 18
Tabel 12 Pertambahan Bobot Badan 19
Tabel 13 populasi sapi laktasi 27
Tabel 14 Ukuran Kandang Laktasi di UPTD BPT-SP & HPT Cikole 29
Tabel 15 Jenis Dan Jumlah Pakan Yang Diberikan Pada Kandang Laktasi Di BPT
SP & HPT Cikole 30
Tabel 16 Produksi Susu per Bulan 32
Tabel 17 Parameter Air Susu Sapi Normal dengan Mastitis (SNI 01-3141-1998)
37
Tabel 18 Jenis Produk dan Harga Susu di UPTD BPT-SP & HPT Cikole 40

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kandang Pedet B 11
Gambar 2 Kandang Pedet A 11
Gambar 3 Kandang Koloni 12
Gambar 5 Kandang Dara Muda 13
Gambar 4 Kandang Dara Dewasa 13
Gambar 6 Kandang Gmbala Pedet A 14
Gambar 7 Kandang Gembala B 14
Gambar 8 Ukuran Kandang Dara 15
Gambar 9 Kandang Dara Utama 15
Gambar 10 Kandang Dara 17 15
Gambar 11 Kandang Melahirkan 16
Gambar 12 Pemberian Kolostrum Pertama 18
Gambar 13 Pemberian Susu 20
Gambar 14 Tempat Pemberian Hay 20
Gambar 15 Tempat Pemberian Calf Strater 21
Gambar 16 Pemberian Hijauan 23
Gambar 17 Konsentrat Sapi Dara 23
Gambar 18 Sapi Dara Birahi 24
Gambar 19 Palpasi Rektal 24
Gambar 20 Peralatan Pemotong Kuku 26
Gambar 21 Kolam dipping kandang laktasi 28
Gambar 22 Kandang Laktasi 28
Gambar 23 Papan recording 30
Gambar 24 proses sanitasi kandang 30

v
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan protein hewani dari daging, telur dan susu terus meningkat
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein
hewani khususnya susu untuk kesehatan. Konsumsi daging sapi perkapita di
Indonesia saat ini masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya yaitu hanya
berkisar 2,9 kg/kapita/tahun, termasuk produk olahan yang mengandung daging
sapi. Dibandingkan negara-negara lainnya, kondisi perdagingan Indonesia masih
perlu perhatian lebih intens lagi. Negara tetangga seperti Singapura tercatat
mengonsumsi daging sapi sebanyak 55 Kg/kapita/tahun, Filipina mencapai 7
Kg/kapita/tahun, dan argentina lebih tinggi lagi, yaitu mencapai lebih dari 55
Kg/kapita/tahun. (Tempo, 2017). Produksi daging sapi di Indonesia belum
mencukupi kebutuhan masyarakat itu sendiri, sehingga hal tersebut menjadi
alasan pemerintah melakukan impor daging sapi, atau produk sapi bakalan.

Sapi potong merupakan salah satu ternak yang dimanfaatkan untuk


menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat. Daging yang dihasilkan dari sapi potong kaya akan nutrisi seperti
protein, lemak, air, dan zat lain yang berguna untuk masa pertumbuhan. Sapi
potong juga dapat menghasilkan pedet, yang bisa dijadikan bibit sapi potong
berkualitas apabila dipelihara dengan baik dan lolos seleksi sebagai bibit unggul.
Bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam upaya pengembangan
sapi potong. Kemampuan penyediaan atau produksi bibit sapi potong dalam
negeri masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Oleh
karena itu diperlukan partisipasi dan kerjasama antara Pemerintah pusat dan
daerah, peternak, serta perusahaan peternakan dalam upaya meningkatkan
populasi dan produktivitas sapi potong dalam penyediaan dan pemenuhan daging
sapi secara nasional.
Manajemen merupakan bagian hal yang sangat penting dalam menghasilkan
susu yang merupakan produk utama dalam usaha sapi perah. Peternak harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam manajemen pemeliharaan yang

1
baik agar menghasilkan produk yang unggul dan berkualitas. Peternakan sapi
potong IPB Gunung Gede, berada pada pada tengah tengah kota bogor.
Peternakan ini merupakan salah satu tempat yang mengelola pemeliharaan dan
penggemukan, serta kondisi daerah di peternakan cukup cocok memungkinkan
untuk budidaya sapi potong.

1.2 Tujuan

Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk menambah wawasan serta


pengalaman bagi mahasiswa di bidang usaha ternak sapi potong. Serta dapat
mengimplementasikan pelajaran di perkuliahan ke lapangan dan mendapatkan
pengetahuan baru dalam kegiatan ini.

2
2 METODOLOGI

2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 33 hari, dimulai pada
tanggal 16 September 2019 sampai 19 Oktober 2019, yang akan dilaksankan di
Peternakan Sapi Potong IPB Gunung Gede, Bogor.

2.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) adalah dengan mencatat data awal, dan data akhir, beserta catatan
pemberian pakan harian, dengan praktik langsung dilapangan sesuai peraturan
yang telah ditetapkan oleh tim dosen. Data dikumpulkan dengan cara melihat,
mengukur langsung atau menanyakan kepada staff peternakan dan mencatatnya,
data yang terkumpul diolah untuk menyusun laporan.

2.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data


Penelitian ini memperoleh data pertambahan bobot badan sapi, dengan cara
mencatat parameter panjang, tinggi, lingkar badan sapi potong, dengan bantuan
alat ukur, di awal praktik lapangan dan setelah 1 bulan pratik lapangan, dan juga
mencarat data pemberian pakan harian sebagai bahan laporan praktek kerja
lapangan dengan menggunakan beberapa metode serta pembahasan berdasarkan
literatur yang didapat selama melakukan praktek kerja lapangan pada peternakann
sapi potong IPB Gunung Gede. Metode yang digunakan yaitu wawancara dan
pengamatan.

2.4 Penyediaan Pakan

Pengumpulan data-data dengan mengetahui penglolaan pakan, jumlah pakan


yang diberikan, persentase hijauan, dan kosentrat beserta estimasi kandungan nilai
nutrisi pakan sapi yang diberikan, dan mengetahui cara penyimpanan pakan di
peternakan IPB Gunung Gede.

3
3 KEADAAN UMUM

3.1 Populasi Sapi di kandang IPB Gunung Gede


Di peternakan sapi potong IPB Gunung Gede, sapi potong yang dipelihara
ada beberapa macam, yaitu sapi , jumlah sapi yang terdapat di peternakan ini
berjumlah ekor sapi, dengan rincian sebagai berikut :
Kategori sapi Populasi Satuan Total % %
(ekor) ternak satuan populasi Populasi
(ST) ternak (ekor) (∑ST)
(∑ST)
Sapi Pedet 2 0,25 0,5 14,28 4,16
Sapi dara 1 0,5 0,5 7,14 4,16
Sapi dewasa 11 1 11 78,57 91,66
(Penggemukan &
perah)
Total 14 - 12 100 100

Berikut ini disajikan diagram batang populasi sapi yang terdapat di kandang
sapi IPB Gunung Gede :

Persentase Populasi Sapi


100
90
80 % populasi
(ekor)
70
Persentase (%)

60
50 % Populasi
(∑ST)
40
30
20
10
0
Sapi Pedet Sapi dara Sapi dewasa
(Penggemukan &
perah)
Kategori

4
Dari data di atas, berikut ini data penjabaran identitas sapi yang diteliti
pertambahan parameter tubuh selama 1 bulan kedepan (berat awal sapi).

No. Foto Katrgo Bangsa sapi Parameter tubuh sapi Keterangan


sapi/Umur ri/No.E
Panjang Tinggi Lingkar
artag
badan badan dada
(Cm) (Cm) (Cm)
1 0008 Simental/ 134 134 202 -
Campuran

2 Cici Limousin/ 97 107 132 -


Campuran

3 0046 Limousin/ 121 125 169 -


campuran

4 0080/0 Madura 120 137 174 -


065

5 Sapi Fries 157 150 214 -


FH Holstein
jantan

5
4 Estimasi pertambahan bobot badan sapi potong

4.1 Estimasi pemberian pakan dan minum


Pemberian pakan di peternakan sapi potong IPB Gunung Gede dilakukan
sebanyak kali, pagi jam sore jam , pakan yang diberikan terdiri dari :

Jadwal pemberian pakan dan minum sapi perah dewasa

Frekuensi pemberian Pemberian pakan / Ekor / Hari Pemberian


/ Ekor / hari (Sudah air minum
di edit) Pagi (Jam WIB) Siang (Jam WIB) Sore (Jam WIB) / Ekor /
Hari
Hijauan Konsentrat Hijauan Konsentrat Hijauan Konsentrat Hijauan Konsentrat
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

1X 2X ± ± 7,5 ± 10 ± ± 7,5 ± Ad libitum

4.2 Estimasi Kandungan Nutrisi Pakan yang diberikan


berikut ini adalah, estimasi kandungan nutrisi yang terkandung dalam pakan
yang diberikan :

Nama Jenis Bahan Protein Total Lemak BETN Serat


bahan (Konsentrat Kering Kasar Digestable Kasar (%) Kasar
pakan / Hijauan) (%) (PK) (%) Nutrien (LK) (%) (SK) (%)
(TDN) (%)

Ampas tahu Konsentrat 14,8 30 69,49 9,9 32,5 22,2


(Sumber
protein)

Bungkil Konsentrat 88,6 21,3 77,56 10,9 45,4 14,2


kelapa (Sumber
sawit protein)

Kulit kopi Hijauan 90 10 56,16 0,65 46,22 30

Konsentrat Konsentrat 90 14 75
jadi

Molases Konsentrat 5,768 3,9 77,02 0,3 84,4 0,4


(Sumber
energi)

Rumput Hijauan 22,2 8,7 56,51 2,7 43,7 32,3


Gajah

6
Nama Ca (%) P (%)
bahan
pakan

Ampas tahu 1,1 0,88

Bungkil 0,17 0,18


Kelapa
Sawit

Kulit kopi 0,2 0,13

Konsentrat - -
jadi

Molases 0,88 0,14

Rumput 0,48 0,35


Gajah

Sumber : Buku cetak MPPR semester 3

Berikut ini adalah perhitungan kandunagn Total Digestable Nutrien (Buku


praktikum, MPPR) untuk sapi :
 TDN (% BK) hijauan kering = 17,2649 + 1,2120 (%PK) + 0,8352
(%BETN) + 2,4637 (%LK) +0,4475 (%SK)
 TDN (%) hijauan segar = -21,7656 + 1,4284 (%PK) + 1,0277 (%BETN) +
1,232 (%LK) + 0,4867 (%SK)
 TDN (%BK) (Konsentrat sumber energi) = 40,2625 + 0,1969 (%PK) +
0,4228 (%BETN) + 1,1903 (%LK) – 0,1379 (%SK)
 TDN (%BK) (konsentrat sumber protein = 40, 3227 + 0,5398 (%PK) +
0,4448 (%BETN) + 1,4218 (%LK) – 0,7007 (%SK)

1. Hijauan :
 Rumput Gajah = 17,2649 + 1,2120 (8,7 %) + 0,8352 (43,7
%) + 2,4637 (2,7 %) +0,4475 (32,3 %) = 69,49 %
 Kulit Kopi = 17,2649 + 1,2120 (10 %) + 0,8352 (46,22 %)
+ 2,4637 (0,65 %) +0,4475 (30 %) = 56,16 %

2. Konsentrat sumber protein :


 Ampas Tahu = 40, 3227 + 0,5398 (30 %) + 0,4448 (32,5
%) + 1,4218 (9,9 %) – 0,7007 (22,2 %) = 69,49 %
 Bungkil Kelapa Sawit = 40, 3227 + 0,5398 (21,3 %) +
0,4448 (45,4 %) + 1,4218 (10,9 %) – 0,7007 (14,2 %) =
77,56 %

7
 Konsentrat jadi = (Diketahui) = %

3. Konsentrat sumber energi :


 Molases = 40,2625 + 0,1969 (3,9 %) + 0,4228 (84,4 %) +
1,1903 (0,3 %) – 0,1379 (0,4 %) = 77,02 %

4.3 Proses Pembuatan Pakan di Feed mill IPB Gunung Gede

Gambar 1 Bagian depan feed mill IPB Gunung Gede


Pada proses pembuatan pakan , bahan pakan molases dicampurkan air
sehingga tekstur bahan pakan molases menjadi lebih encer, dengan perbandingan
air dan molases 93 : 7 , sehingga bahan pakan molases cair memiliki kadar bahan
kering sebagai berikut:
BK Air 0 % * 0,93 = 0 %
BK Molases 82,4 % *0,07 = 5,678 %
Jadi kadar BK Molases ± 5,678 %

Dipabrik pakan (feed mill) IPB Gunung Gede, dalam 1 kali pengadukan
(mix pakan), bahan (as feed) yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nama bahan % BK Penggunaan Penggunaan Persentase


(Kg BK) (Kg BS) (Kg BK) (% Kg BS)

Ampas tahu 14,8 10 Kg 1,48 28,57

Bungkil kelapa 88,6 7 Kg 6,20 20


sawit

Kulit kopi 90 4 Kg 3,6 11,42

Konsentrat jadi 90 7 Kg 6,3 20

Molases cair 5,768 7 kg 0,4 20

Total - 35 17,98 100

8
Cara membuat konsentrat sapi di gudang pakan IPB Gunung Gede :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Campur molases yang masih pekat sebanyak 7 Kg dengan air ± 100 liter
3. Aduk molases sampai molases benar benar tercampur dengan air
4. Siapkan bahan konsentrat ampas tahu, bungkil kelapa sawit, kulit kopi, dan
konsentrat jadi, sesuai takaran diatas
5. Masukan bahan pakan ke dalam mesin mix
6. Hidupkan mesin mix, proses ini memakan waktu selama 3 menit, selama
proses tambahakn molases cair yang telah dibuat kedalam mesin mix sebanyak
7 kg, campur molases dengan merata.
7. Setelah selesai masukan konsentrat ke dalam baskom atau karung
8. Konsentart siap digunakan atau didistribusikan

Gambar 2 Bahan pakan (konsentrat


jadi)

Gambar 4 Kulit kopi

Gambar 3 Bahan pakan (Ampas


tahu)
Gambar 5 Mesin mix pakan

9
Gambar 6 Bagian dalam mesin mix Gambar 9 Bungkil kelapa sawit
pakan

Gambar 10 Bahan pakan (bungkil


Gambar 7 Molases dalam kemasan kelapa sawit, konsentrat jadi, ampas
tahu)

Gambar 8 Ampas tahu


Gambar 11 Tempat penampungan
campuran molases dan air

10
Pemberian Rumput Gajah :
1. Cut and carry rumput gajah yang berada di area IPB Gunung Gede yang telah
siap panen
2. Bawa rumput gajah menuju tempat pemotongan/ pencacahan (Chopper), yang
selanjutnya rumput akan dicacah kecil – kecil dengan menggunakan mesin
chopper.
3. Isi hijauan segar ke dalam baskom/ karung
4. Hijauan siap didistribusikan / digunakan

Gambar 12 Mesin chopper rumput


4.4 Estimasi kandungan nilai gizi pakan konsentrat buatan feed mill IPB
Gunung Gede

Total % % %
berat (Kg Total Berat % TDN Protein Ca %P
Nama bahan pakan BK) (Kg BS) BK
Ampas tahu 1,48 10 14,8 5,69 2,46 0,09 0,07

Bungkil kelapa sawit 6,20 7 88,6 26,61 7,31 0,06 0,06

Kulit kopi 3,6 4 90 11,19 1,99 0,04 0,03

Konsentrat jadi 6,3 7 90 26,15 4,88 0,00 0,00

Molases cair 0,49 7 5,768 2,09 0,11 0,02 0,00

18,07 35 71,73 16,74 0,21 0,16


Total -

4.5 Estimasi Konsumsi sapi per ekor per hari

11
Berikut ini adalah estimasi total asupan kandunagan nutrisi yang diberikan
kepada sapi/ekor/hari-nya, jika kuantitas pakan yang diberikan adalah 25 Kg
BS/ekor/hari:

Nama bahan % BK Banyak yang Total BK yang Persentase


pakan diberikan (Kg di konsumsi (Kg (% Kg
Bahan Segar) BK) BK)

Ampas tahu 14,8 4,28 0,633 6,37

Bungkil kelapa 88,6 3 2,658 26,78


sawit

Kulit kopi 90 1,71 1,539 15,50

Konsentrat jadi 90 3 2,7 27,20

Molases cair 5,768 3 0,17304 11,82

Rumput Gajah 22,2 10 2,22 22,17

Total - 25 Kg 9,92 Kg BK 100

Sumber : Buku cetak MPPR Semester 3

Nama bahan pakan Persentase Persentase


bahan bahan
pakan pakan
(%BS) (%BK)

Ampas tahu 17,12 6,38

Bungkil kelapa sawit 12 26,79

Kulit kopi 6,84 15,51

Konsentrat jadi 12 27,21

Molases cair 12 1,74

Rumput Gajah 40 22,37

Total 100 100

Keterangan : Tulisan BOLT : Hijauan

Perbandingan pemberian hijauan dan konsentrat yang diberikan berdasarkan


persentase bahan kering pakan adalah 37,67 % (hijauan) dan 62,33 %
(Konsentrat),

12
4.6 Estimasi pertambahan bobot badan sapi
Estimasi pertambahan bobot badan sapi dilakukan dengan cara mengukur
parameter sebelum praktikum dimulai dan sesudah praktikum selesai, metode
perhitungan setimasi bobot badan yang dipakai adalah winter dan scroll, berikut
ini adalah contoh perhitunagnnya :

Schrool :

= = ... Kg

Winter :

= = ... Pound

Berikut ini adalah data pengukuran parameter tubuh sapi sebelum dan
sesudah praktikum :

No.eartag Bangsa sapi Parameter sebelum Parameter sesudah penelitian


/ kategori penelitian
Panjang Tinggi Lingkar Panjang Tinggi Lingkar
badan badan badan badan badan badan
(Cm) (Cm) (Cm) (Cm) (Cm) (Cm)
0008 Simental/ 134 134 202 136 135 209
Campuran
Cici Limousin/ 97 107 132 99 109 140
(Dara) Campuran
0046 Limousin/ 121 125 169 123 125 173
campuran
0080/065 Madura 120 137 174 123 137 184
Sapi FH Fries Holstein 157 150 214 158 150 215
Jantan

No.eartag/ Pertambahan
kategori
Panjang Tinggi Lingkar
badan badan badan
(Cm) (Cm) (Cm)
0008 2 1 7
Cici (Dara) 2 2 8

13
0046 2 0 4
0080/065 3 0 10
Sapi FH 1 0 1
Jantan

grafik perubahan sebelum dan sesudah panjang tinggi dan lingkar dada

4.7 Estimasi pertambahan bobot badan sapi dengan berbagai metode


pada penelitian estimasi pertambahan bobot badan, estimasi PBB dilakukan
dengan metode winter dan scroll 1 , berikut ini perhitungannya :

sebelum penelitian :
No. No. Metode Winter Metode Scroll
Sapi Eartag/kategori
Lingkar Panjang Estimasi bobot Lingkar Estimasi
dada badan dada bobot
(Cm) (Kg)
Inch Cm Inch Cm Pound Kg
1 0008 79,52 202 52,75 134 1113,2 504,94 202 501,76
2 Cici (Dara) 51,96 132 38,18 97 344,09 156,08 132 237,16
3 0046 66,53 169 47,63 121 703,6 319,15 169 364,81
4 0080/065 68,5 174 47,24 120 739,69 335,52 174 384,16
5 Sapi FH Jantan 84,25 214 61,81 157 1463,84 663,99 214 556,96

Sesudah penelitian :

No. No. Metode Winter Metode Scroll


Sapi Eartag/kategori
Lingkar Panjang Estimasi bobot Lingkar Estimasi
dada badan dada bobot
(Cm) (Kg)
Inch Cm Inch Cm Pound Kg
1 0008 82,28 209 53,54 136 1209,47 548,61 209 533,61
2 Cici (Dara) 55,11 140 38,97 99 395,04 179,19 140 262,44
3 0046 68,5 173 48,42 123 749,48 339,96 173 380,25
4 0080/065 72,44 184 48,42 123 847,83 384,57 184 424,36
5 Sapi FH Jantan 84,64 215 62,20 158 1486,97 674,48 215 561,69

14
Grafik BB sapi sebelum dan sesudah penelitian

Menurut grafik diatas, estimasi pertambahan bobot badan sapi, tidak sesuai
dengan harapan, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, menurut
(Sanford and Woodgate, 1979) Beberapa faktor yang mempengaruhi PBBH
adalah kualitas pakan yang diberikan, lingkungan, jenis kelamin, dan kepadatan
ternak, menurut penelitian ini, sapi yang diamati di kandang GG memiliki PBBH
yang rendah disebabkan karena faktor lingkungan, dimana pada saat praktikum
oleh mahasiswa sapi sering diganggu untuk keperluan praktikum.
6 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dibuat setelah diatas selesai dibat
7.2 Saran

Dibuat setelah diatas selesai dibat

DAFTAR PUSTAKA

Sandford, P.C. dan F.G. Woodgate.1979. The Domestic Rabbit. 3nd Edition.
Granada Publishing Inc. London.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai