Oleh:
....................................................
Pembimbing:
1
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
ANESTESI PADA KEHAMILAN
Oleh:
.........................................................
Dosen Pembimbing:
Dr. dr. Rose Mafiana, Sp.An, KNA, KAO, MARS
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
periode .............................
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Subhana wa Ta‟ala, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Anestesi Pada
Kehamilan” sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah
Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Di kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. dr. Rose Mafiana, Sp.An, KNA, KAO, MARS
selaku pembimbing laporan kasus ini yang telah memberikan bimbingan dan nasihat
dalam penyusunan telaah ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan referat ini, sehingga referat
ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan referat ini, semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................3
DAFTAR ISI................................................................................................................................................4
BAB I...........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................6
2.1 Perubahan Fisiologi Selama Kehamilan..................................................................................................6
2.1.1 Sistem pernapasan.................................................................................................................6
2.1.2 Sistem kardiovaskular...........................................................................................................6
2.1.3 Sistem gastrointestinal..........................................................................................................7
2.1.4 Perubahan Farmakokinetik dan Farmakodinamik........................................................................7
2.2 Guideline Anestesi Obstetri 2015.......................................................................................................8
2.2.1 Evaluasi Perianestesi dan Persiapan.............................................................................................8
2.2.2 Pencegahan Aspirasi....................................................................................................................8
2.2.3 Anestesi bagi Persalinan dan Melahirkan Pervaginam.................................................................9
2.2.4 Pelepasan Plasenta.....................................................................................................................10
2.2.5 Anestesi untuk Operasi Sesar.....................................................................................................11
2.2.6 Ligasi Tuba Postpartum.............................................................................................................12
2.2.7 Penanganan bagi Kasus Kegawatdaruratan Kehamilan..............................................................12
2.3 Algoritma Intubasi pada Anestesi Umum Obstetri............................................................................14
2.4 Anestesi pada Ibu hamil dengan Operasi Non Obstetri.....................................................................16
2.4.1 Penggunaan Obat Anestesi.........................................................................................................16
2.4.2 Asfiksi dan Monitoring pada Fetus............................................................................................17
2.4.3 Pembedahan Non-Obstetri.........................................................................................................17
BAB III.......................................................................................................................................................19
KESIMPULAN..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Sistem pernapasan
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat hingga 60%. Selain itu, Cardiac output
dan ventilasi permenit juga meningkat. Meningkatnya ventilasi permenit diakibatkan karena
meningkatnya laju napas dan volume tidal hingga 45% hingga menyebabkan alkalosis pernapasan
ringan. Peningkatan ventilasi permenit dimediasi oleh progesteron yang menstimulasi
pernapasan. Peningkatan pH akan dibatasi dengan peningkatan eksresi bikarbonat di ginjal.
Relatif hipokapnia dipertahan karena peningkatan PaCO2 pada ibu dapat membatasi gradient
untuk difusi dari ddarah ibu ke janin yang dapat mengakibatkan asidosis janin. Plasma.
Functional residual capacity (FRC) menurun sampai 15-20%, cadangan oksigen juga berkurang,
yang merupakan cadangan oksigen dalamm keadaan apnoe. Hal ini karena desakan uterus
terhadap diafragma.3,5,6
Airway manajemen mungkin menantang selama kehamilan. Tas-mask ventilasi mungkin
lebih sulit karena jaringan lunak meningkat di leher. Laringoskopi dapat terhalang oleh
penambahan berat badan dan payudara yang membengkak. Peningkatan edema pita suara karena
peningkatan permeabilitas kapiler dapat menghambat intubasi dan meningkatkan risiko
perdarahan. Hal ini dapat membuat upaya lebih lanjut di intubasi lebih sulit dan meningkatkan
kejadian intubasi gagal. Peningkatan konsumsi oksigen ibu dan dikurangi hasil FRC di desaturasi
oksigen cepat selama upaya intubasi. Intubasi nasal harus dihindari karena vaskularisasi
meningkat pada membran mukosa.3,5,6
2 Sistem kardiovaskular
3 Sistem gastrointestinal
Akibat peningkatan endorphin dan progesteron pada wanita hamil, konsentrasi obat
inhalasi yang lebih rendah cukup untuk mencapai anestesia; kebutuhan halotan menurun sampai
25%, isofluran 40%, metoksifluran 32%. Pada anestesi epidural atau intratekal (spinal),
konsentrasi anestetik lokal yang diperlukan untuk mencapai anestesi juga lebih rendah. Hal ini
karena pelebaran vena-vena epidural pada kehamilan menyebabkan ruang subarakhnoid dan
ruang epidural menjadi lebih sempit. Faktor yang menentukan yaitu peningkatan sensitifitas
serabut saraf akibat meningkatnya kemampuan difusi zat-zat anestetik lokal pada lokasi membran
reseptor. 3,5,6
Transfer obat dari ibu ke janin melalui sirkulasi plasenta juga menjadi pertimbangan,
karena obat-obatan anestesia yang umumnya merupakan depresan, dapat juga menyebabkan
7
depresi pada janin. Harus dianggap bahwa semua obat dapat melintasi plasenta dan mencapai
sirkulasi janin. 3,5,6.
2.2 Guideline Anestesi Obstetri 2015.7
5 2.2.1 Evaluasi Perianestesi dan Persiapan
8
Makanan Padat
Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi, namun pada pasien dengan
faktor risiko aspirasi yang lebih tinggi diperlukan pertimbangan khusus
untuk lamanya jam puasa dan pertimbangan dilakukan berdasarkan setiap
kasus yang ada.
Pemberian Obat untuk Mencegah Aspirasi
Pemberian obat seperti antasida, H2 reseptor agonis dan metoclopramid
diberikan sebagai profilaksis pada ibu hamil untuk mengurangi risiko dari
aspirasi.
Menurut penelitian yang ada, penggunaan antacid bermanfaat untuk
menaikkan pH selama periode peripartum dan penggunaan metoclopramid
dihubungkan dengan penurunan mual dan muntah pada saat peripartum.
10
persalinan berkaitan dengan penurunan kesakitan dan rasa tidak
nyaman pada ibu hamil. Pada penggunaan CIE, penambahan
penggunaan opioid tetap dapat dipertimbangkan sesuai kasus.
3. Pengunaan dosis rendah dan tinggi pada anestesi regional
Berdasarkan penelitian yang ada, ASA setuju untuk menggunakan obat
lokal anestesi dengan konsentasi dilusi yang ditambahkan dengan
opioid untuk menurunkan saraf motorik yang terblok oleh obat
anestesi.
4. Pemberian opioid dengan atau tanpa anestesi lokal
Penelitian menunjukkan penggunaan opioid spinal memiliki durasi
yang lebih panjang dibandingkan dengan opioid yang diberikan secara
intavena. Dengan penambahan anestesi lokal pada penggunaan opioid
spinal, maka akan menambah durasi dan meningkatkan efek analgesik.
5. Penggunaan jarum spinal
Penggunaan jarum spinal yang disarakan adalah pencil point spinal
needles dibandingkan dengan cutting bevel spinal needles untuk
mengurangi risiko teradinya PDPH (post dural puncture headache).
6. CSE (Combine Spinal and Epidural) analgesia
Teknik CSE digunakan untuk efek analgesik yang lebih cepat dan
efektif selama persalinan. Teknik ini dipertimbangkan bila
diperkirakan kemungkinan dilakukannya operasi sesar atau persalinan
yang lama melebihi durasi dosis obat analgesik spinal yang diberikan.
7. PCEA (Patient Controlled Epidural Analgesia)
Teknik PCEA digunakan sebagai pendekatan yang lebih efektif dan
fleksibel dalam melakukan maintenance obat analgesik selama
persalinan dan disarankan untuk CIE dengan dosis yang sudah pasti
sehingga meminimalisasi intervensi anestesi dan dapat mengurangi
dosis lokal anestesi yang digunakan
Teknik
Anestesi
Pemeriksaan status hemodinamik pasien harus dilakukan sebelum
menggunakan teknik regional anetesi, bila status hemodinamik tidak stabil
11
harus dipertimbangkan penggunaan teknik anestesi umum.
Profilaksis untuk mencegah aspirasi harus diberikan pada setiap pasien dan
titrasi obat sedasi/analgesik yang digunakan harus dipertimbangkan
dengan
12
baik untuk mencegah terjadinya depresi napas dan asipirasi pulmoner
selama periode postpartum
Pemberian Nitrogliserin untuk Relaksasi Uterus
Nitrogliserin dapat digunakan sebagai pengganti terbutalin sulfat/ anestesi
umum endotrakeal/agen halogen untuk relaksasi uterus selama proses
pengeluaran plasenta.
14
Pemberian Opioid pada Anestesi Regional untuk Analgesik Postoperatif
Pemberian opioid pada saat dilakukan anestesi lebih disarankan
dibandingkan pemberian opioid secara intravena.
Pada ligasi tuba post partum, pasien harus puasa selama 6-8 jam.
Pemilihan anestesi yang digunakan didasarkan pada pertimbangan setiap kasus
individu namun lebih disarakan penggunaan regional anestesi dibandingakan
anestesi umum.Perlu diperhatikan pengosongan lambung akan terhambat pada
pasien yang menerima terapi opioid selama persalinan.
15
Gambar 2.1 Suggsted Resource for Obstetric Hemorrhagic Emergencies. 7
16
Gambar 2.2 Suggsted Resource for Airway Management.7
Gambar 2.3 Suggsted Content of a Portable storage Unit for Difficult Airway.7
17
2.3 Algoritma Intubasi pada Anestesi Umum Obstetri.6,8
18
Gambar 2.6 Algoritma Intubasi pada Anestesi Umum (2)
19
Gambar 2.8 Manajemen Setelah Gagal Intubasi pada Wanita Hamil.8
Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat menunjukkan secara
langsung efek penggunaan obat anestesi terhadap fetus, hal ini dikarenakan hal
tersebut dilarang dan tidak ada hewan yang dapat digunakan sebagai
perbandingan dengan manusia. Menurut penelitian retrospektif dengan sampel
anak yang dilahirkan dari ibu yang pernah melakukan operasi selama masa
kehamilan didapatkan adanya peningkatan bayi yang lahir dengan LBW (low
birth weught) yaitu <1500 g akibat dari kelahiran preterm atau IUGR
(intrauterine growth restriction) dan adanya neural defek khususnya pada ibu
yang memiliki riwayat operasi pada trimester pertama.9
Pemilihan teknik anestesi yang digunakan juga harus mempertimbangkan
jalan napas ibu dan pembatasan terpapar dengan obat anestesi. Dengan
pertimbangan tersebut, maka lebih disarankan penggunaan teknik anestesi
20
regional.9
21
Penelitian lainnya didapatkan adanya efek teratogenik pada penggunaan
N2O (nitrous oxide) pada hewan, cleft palate dan kelainan jantung pada
penggunaan benzodiazepin.
Penggunaan obat anestesi seperti propofol, barbiturat, opioid, pelumpuh
otot, dan anestesi lokal aman digunakan pada ibu selama masa kehamilan.
• Pembedahan
Jantung
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan volum darah dan cardiac output
sebesar 30-50% khususnya akan mengalami puncak pada minggu ke 24-
28 kehamilan. Pada ibu dengan penyakit jantung hal ini akan
penyebabkan cardiac stress pada jantung khusunya pada trimester kedua
dan ketiga dimana bila hal ini semakin berat maka dibutuhkan tindakan
22
operasi.9
23
Untuk tindakan pembedahan jantung, salah satu alternatif yang
dapat dilakukan dengan cara intervensi secara perkutan karena hal ini
menurunkan mortalitas fetus.
Pada pembedahan jantung, perlu dilakukan maintenance dari
sirkulasi uteroplasenta dengan cara pemantauan tekanan perfusi
(>70mmHg), Ht >28%, dan kapasitas pompa jantung >2.5L/menit/m2.9
Pembedahan Saraf
Pada umumnya anestesi pembedahan sarah harus diperhatikan
kontrol terhadap hipotensi, hipotermi, hiperventilasi dan diuresis dimana
pada ibu hamil, hal ini harus lebih diperhatikan lagi.
Untuk mengontrol hipotensi dapat digunakan obat seperti sodium
nitroprusid atau nitrogliserin. Pemberian nitroprusid memiliki efek toxic
yang dapat menyebabkan kematian pada fetus, sehingga pemberian yang
boleh diberikan hanya 0.5mg/kg/jam.
Hipotermia dilakukan pada pembedahan saraf dengan tujuan
menurunkan metaboleisme yang dibutuhkan otek dan menurunkan aliran
darah ke otak , dimana target yang ingin dicapai adalah 30OC.
Hiperventilasi dilakukan untuk menurunkan PaCo2 dan aliran
darah ke otak, dimana PaCO2 akan dipertahankan di 4-4.1kPa.
Manitol digunakan sebagai obat diuresis yang diberikan pada ibu
hamil, manitol akan berakumulasi pada fetus sehingga mengakibatkan
hiperosmolaritas dimana akan menyebabkan perubahan seperti penurunan
produksi cairan pada paru, penurunan aliran darah ke renal dan
peningkatan kadar natrium di plasma. Dosis yang diberikan adalah 0.25-
0.5 mg/kg sehingga tidak menimbulkan efek pada fetus dan aman untuk
digunakan.9
Laparoskopi
Pada pembedahan dengan laparoskopi seringkali dikhawatirkan
mengenai asidosis fetus akibat absorbsi CO 2, peningkatan tekanan
intraabdomen, cardiac output ibu, dan penurunan perfusi uteroplasental.
Penelitan menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan outcome yang terjadi
pada fetus dengan penggunaan teknik laparotomi maupun laparoskopi.
Sebaiknya operasi dilakukan pada trimester kedua bila
memungkinkan dan perlunya pemantauan terhadap PCO2 dan gas darah
24
ibu.9
25
BAB III
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA. Dahlan, M.R., 2007. Anestesiologi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
4. Walton NKD, Melachuri VK. 2006. Anaesthesia for non-obstetric surgery during
pregnancy. Contin Educ Anaesth Crit Care Pain 6 ( 2): 83-85
5. Miller RD,Eriksson LI,Fleisher LA, Chruchill. 2010. Miller’s anesthesia: 7th ed,
Livingstone Elsevier