Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA


MATERI KONSEP MOL DI KELAS X MIPA – 3
SMA NEGERI 1 BABAKAN

YUYU YULIANA, S.Pd. (2017)


NIP. 19720220 199801 2 001
e-mail : uuyuliana@yahoo.co.id
SMAN 1 BABAKAN KABUPATEN CIREBON

ABSTRAK : ”Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada
materi konsep mol dengan penerapan metode pembelajaran problem solving. Metode
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum terdiri
dari 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdapat 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA 3 berjumlah 36
siswa. Penelitian ini difokuskan pada materi konsep mol yang mencakup konversi jumlah
mol ke dalam jumlah partikel, jumlah massa, jumlah volume, hipotesis Avogadro, rumus
empiris, rumus molekul, kadar zat, dan pereaksi pembatas. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes, lembar observasi, dan angket siswa. Dari hasil penelitian pada siklus II
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I yaitu. Pada siklus II,
diperoleh rata – rata nilai post test siswa 77,87 dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa
mencapai 88% siswa mencapai nilai ≥70. Dan dari hasil angket siswa serta hasil observasi
terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving terdapat tanggapan
yang baik dari siswa. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode problem solving memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam proses belajar
mengajar.

A. Pendahuluan mengatakan bahwa problem solving


Metode pembelajaran problem adalah merupakan suatu keterampilan
solving adalah suatu cara mengajar yang meliputi kemampuan untuk
dengan menghadapkan siswa kepada mencari informasi, menganalisasituasi,
suatu masalah agar dipecahkan mengidentikasi masalah dengan tujuan
ataudiselesaikan. Metode ini menuntut untuk menghasilkan alternatif
kemampuan untuk melihat sebab tindakan, kemudian
akibat, mengobservasi problem, mempertimbangkan alternatif tersebut
mencari hubungan antara berbagai sehubungan dengan hasil yang dicapai
data yang terkumpul kemudian dan pada akhirnya melaksanakan
menarik kesimpulan yang merupakan rencana dengan melakukan suatu
hasil pemecahan masalah. Menurut tindakan yang tepat.
Jusuf Djajadisastra (1985 : 98) metode Metode pembelajaran problem
pembelajaran problem solving sebagai solving dipilih dan digunakan sebagai
metode berfikir yang merupakan suatu solusi dalam meningkatkan
cara mengajar yang merangsang kemampuan dan aktivitas siswa dalam
seseorang untuk menganalisis dan pembelajaran kimia tentang materi
melakukan sintesis dalam kesatuan konsep mol karena (a) dapat
struktur atau situasi di mana masalah memberikan kemampuan siswa
itu berada atas inisiatif sendiri. bagaimana cara memecahkan masalah-
Sedangkan menurut Mu’Qodin (2002) masalah secara objektif dan tahu benar
apa yang dihadapi; (b) melatih siswa situasi itu ke waktu sesudah ia
untuk bisa memecahkan soal-soal mengalami situasi tadi.
kimia secara sistematis dan mampu 3) Menurut Piaget, pengetahuan
mengaitkan konsep yang satu dengan dibentuk oleh individu, sebab
yang lain; (c) membantu siswa individu melakukan interaksi
memahami konsep – konsep kimia dan terus menerus dengan
saling keterkaitannya dan juga lingkungan
penerapannya untuk menyelesaikan b. Hasil Belajar
masalah dalm kehidupan sehari – hari Menurut Nana Sudjana, Hasil
dan teknologi. Hal ini sebagaimana belajar adalah kemampuan yang
dinyatakan oleh Sanjaya (2009) bahwa dimiliki peserta didik setelah ia
pemberian masalah akan merangsang menerima pengalaman belajarnya
pemikiran siswa untuk Hasil belajar merupakan
membuktikannya. kemampuan yang diperoleh anak
Penelitian ini secara umum setelah melalui kegiatan belajar.
bertujuan untuk mengetahui upaya Hasil belajar merupakan hasil dari
guru dalam meningkatkan hasil belajar suatu interaksi tindak belajar dan
siswa pada materi konsep mol dengan tindak mengajar
menggunakan metode pembelajaran c. Metode pembelajaran
problem solving di kelas X MIPA – 3 Metode pembelajaran adalah
SMAN 1 Babakan, serta cara yang dipergunakan guru
meningkatkan hasil belajar siswa pada dalam mengadakan hubungan
materi konsep mol dengan dengan siswa pada saat
menggunakan metode pembelajaran berlangsung pembelajaran
problem solving (Sudjana, 2005:76). Metode
pembelajaran kimia adalah cara
B. Kajian Teori atau pendekatan yang
a. Pengertian Belajar dipergunakan dalam menyajikan
Sebagai landasan atau menyampaikan materi
penguraian mengenai apa yang pelajaran kimia, menempati
dimaksud dengan belajar, terlebih peranan yang tak kalah penting
dahulu akan dikemukakan beberapa dalam proses belajar mengajar
definisi: d. Metode Pembelajaran Problem
1) Skinner berpendapat bahwa Solving (Pemecahan Masalah)
belajar adalah suatu perilaku. Metode Pembelajaran
Pada saat orang belajar, maka Problem Solving adalah suatu cara
responnya akan menjadi lebih mengajar denganmenghadapkan
baik. Sebaliknya, bila ia tak siswa kepada suatu masalah agar
belajar maka responnya dipecahkan ataudiselesaikan.
menurun. Metode ini menuntut kemampuan
2) Gagne, dalam buku The untuk melihat sebabakibat,
Conditions of Learning (1977) mengobservasi problem, mencari
menyatakan bahwa: “Belajar hubungan antara berbagai datayang
terjadi apabila suatu situasi terkumpul kemudian menarik
stimulus bersama dengan isi kesimpulan yang merupakan
ingatan mempengaruhi peserta hasilpemecahan masalah
didik sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami
e. Konsep Mol Pelaksanaan tiap siklus akan diambil
Mol merupakan satuan yang satu kelas yang sama. Hal ini
menyatakan jumlah partikel yang ditempuh untuk membandingkan dan
terkanding dalam sejumlah zat. menggambarkan proses pembelajaran
Berdasarkan kesepakatan para ahli pada tiap – tiap siklus. Sebagai
kimia yang terhimpun dalam langkah – langkah besar yang akan
IUPAC, yang digunakan sebagai dilakukan adalah sebagai berikut :
standar adalah atom karbon -12 (C- 1. Siklus I
12), yaitu ”Satu mol zat adalah a. Perencanaan
sejumlah partikel yang terkandung Pada kegiatan ini guru
dalam suatu zat yang jumlahnya melakukan :
sama dengan banyaknya atom 1) Merencanakan pembelajaran
yang terdapat dalam 12 gram C- dengan membuat Rencana
12” Pelaksanaan Pembelajaran
(RRP) dengan menggunakan
C. Metode Penelitian metode pembelajaran
Metode Penelitian yang problem solving.
digunakan adalah Penelitian Tindakan 2) Menyiapkan LKS (Lembar
kelas (Classroom Action Research). Kerja Siswa) yang digunakan
Metode PTK ini digunakan karena sebagai bahan diskusi siswa.
metode ini memiliki peranan yang 3) Menyiapkan instrumen
sangat penting dan strategis untuk penelitian (lembar observasi,
meningkatkan mutu pembelajaran tes evaluasi dan angket
apabila diimplementasikan dengan siswai)
baik dan benar. b. Pelaksanaan
Menurut John Elliot (1991), Pada kegiatan ini guru :
penelitian tindakan kelas sebagi kajian 1) Melaksanakan kegiatan
dari sebuah situasi sosial dengan pembelajaran sesuai dengan
kemungkinan tindakan untuk RPP yang telah dibuat.
memperbaiki kualitas situasi sosial 2) Melaksanakan tahapan-
tersebut. tahapan dalam pembelajaran
Pelaksanaan penelitian tindakan menggunakan metode
kelas yang digunakan pada penelitian pembelajaran problem
ini adalah model John Elliot. Menurut solving.
John Elliot (1991), penelitian tindakan c. Pengamatan
kelas sebagi kajian dari sebuah situasi Pada kegiatan ini, kolaborator
sosial dengan kemungkinan tindakan (observer) melakukan
untuk memperbaiki kualitas situasi pengamatan dengan mencatat :
sosial tersebut. Pada model ini tahapan 1) Aktivitas dan gaya guru
penelitian dibagi menjadi empat tahap: dalam melaksanakan
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pembelajaran dengan
pengamatan, dan (4) refleksi, menggunakan model
kemudian dilanjutkan ke siklus pembelajaran problem
berikutnya. solving
Kegiatan penelitian tindakan 2) Aktivitas siswa selama proses
kelas ini dirancang dan akan pembelajaran berlangsung
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dengan menggunakan model
yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus pembelajaran problem
I dan siklus II terdiri atas perencanaan, solving dan melakukan
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
wawancara setelah dilakukan perhitungan mencari nilai
pembelajaran selesai. rata – rata. Setelah didapatkan nilai
d. Refleksi rata – rata post test tiap siklus,
Pada kegiatan ini : dilakukan pengujian dua sampel yang
1) Guru dengan observer bertujuan untuk mengetahui perbedaan
membahas tentang peningkatan hasil belajar siswa antara
kelemahan atau keurangan siklus I dengan siklus II.
proses pembelajaran yang Data kualitatif yaitu data yang
telah dilakukan berupa informasi berbentuk kalimat
2) Menganalisis data yang seperti data hasil observasi yang
diperoleh dan temuan saat memberi gambaran tentang sikap guru
melakukan pengamatan dan siswa terhadap pembelajaran
proses pembelajaran yang kimia dengan menerapkan metode
telah dilakukan untuk problem solving. Data yang berisi
memperbaiki dan partisipasi keaktifan siswa dianalisis
menyempurnakan tindakan langsung menggunakan lembar
pada siklus selanjutnya observasi di setiap siklus dengan skala
2. Siklus II <50%, 50%, dan >50%. Data
Pada siklus II, peneliti berdiskusi kemudian diinterprestasikan secara
dengan observer melakukan revisi deskriptif sesuai dengan data yang ada
proses pembelajaran, agar proses pada lembar observasi. Sedangkan
pembelajaran pada siklus II data yang bersumber dari angket yang
menjadi lebih baik. Pada siklus II menunjukkan sikap siswa terhadap
ini dilakukan perbaikan atau pembelajaran dengan menggunakan
penyempurnaan terhadap metode problem solving diperoleh
pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan mencari persentase dari setiap
agar mencapai indikator pertanyaan pada lembar angket
keberhasilan yang telah ditetapkan. kemudian diinterprestasikan dengan
menggunakan grafik yang akan
D. Teknik Pengumpulan Data menunjukkan apakah terjadi
Dalam penelitian ini, peningkatan atau penurunan
pengumpulan data dilakukan dengan persentase pada sikap siswa.
menggunakan teknik :
1) Pengamatan (observasi) F. Indikator Keberhasilan
2) Tes Tujuan utama dari penelitian ini
3) Wawancara adalah meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi konsep mol di kelas
E. Teknik Analisa dan Pengolahan X MIPA – 3 SMAN 1 Babakan.
Data Apabila peran guru selama proses
Analisis data yang dilakukan pembelajaran sesuai dengan skenario
adalah analisis data kuantitatif dan dan aturan – aturan dalam proses
analisis kualitatif. Analisis data pembelajaran yang menggunakan
kuantitatif yaitu nilai hasil belajar metode pembelajaran problem solving,
siswa berupa post test tiap akhir siklus. sehingga mampu meningkatkan hasil
Hasil belajar diberikan skor untuk belajar siswa dengan indikator :
masing – masing soal. Skor-skor Tercapainya ketuntasan hasil belajar
tersebut kemudian dikonversi ke siswa yang berupa nilai post test pada
dalam nilai akhir. Nilai – nilai tersebut akhir siklus yaitu telah mencapai rata-
kemudian disajikan dalam bentuk tabel rata ≥75 dan secara klasikal ketuntasan
distribusi frekuensi untuk selanjutnya belajar siswa di kelas tersebut telah
mencapai minimal 85% siswa b. Tahap Pelaksanaan
mendapat nilai ≥70. Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, guru yang
bertindak sebagai peneliti berusaha
G. Pembahasan Hasil Penelitian menerapkan kegiatan pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan yang telah disusun dalam rencana
pada tanggal 6 januari s/d 10 Pebruari pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2017 di SMAN 1 Babakan dengan Pembelajaran dalam kelas
subjek penelitian adalah siswa kelas dilaksanakan sebanyak 3 kali
X.MIPA.3 yang berjumlah 36 orang. pertemuan yaitu pada tanggal 6, 13,
Guru sebagai peneliti mencoba dan 20 Januari 2017. Setiap
menerapkan metode pembelajaran pertemuan berlangsung selama 2 ×
problem solving guna meningkatkan 45 menit. Materi yang disampaikan
hasil belajar kimia siswa. Tahap-tahap I adalah mengkonversi jumlah mol
yang digunakan adalah tahap-tahap ke dalam jumlah partikel, mssa zat,
pemecahan masalah Polya yang terdiri dan volume zat serta hipotesis
dari 4 (empat) tahap yaitu analisis, avogadro.
perencanaan, perhitungan, dan Guru membimbing siswa
pengecekan. Secara garis besar dengan pendekatan pemecahan
penelitian tindakan kelas yang telah masalah yaitu bagaimana siswa
dilaksanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, berfikir cara menyelesaikan maslah
masing-masing siklus terdiri dari 4 dengan menggunakan 4 (empat)
(empat) tahapan yakni perencanaan, tahap pemecahan masalah yaitu
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. menganalisis, merencanakan,
Tindakan pembelajaran pada melakukan perhitungan, dan
siklus I yakni mengkonversi jumlah mengevaluasi jawaban.
mol ke dalam jumlah partikel, jumlah Kolaborator melakukan
massa, dan jumlah volume zat. pengamatan terhadap aktivitas guru
Sedangkan tindakan pembelajaran pda dan siswa di kelas.
siklus II yakni mengenai rumus c. Pengamatan
empiris, rumus molekul, dan pereaksi Pada tahap pengamatan
pembatas. Adapun deskripsi tindakan diperoleh hasil sebagai berikut:
yang telah dilakukan adalah sebagai  Rata-rata skor post test siswa
berikut: adalah 70,53, dari hasil tersebut
Siklus I menunjukkan bahwa hasil
a. Tahap Perencanaan belajar siswa dan persentase
 Membuat Rencana Pelaksanaan masih 64,00% siswa yang
Pembelajaran (RPP) dengan memperoleh nilai ≥70. Angka
menggunakan pendekatan ini masih belum mencapai target
problem solving. yang ditetapkan yaitu rata-rata
 Membuat Lembar Kerja Siswa hasil evaluasi harus mencapai
(LKS) yang di dalamnya ≥70 dan minimal 85% siswa
terdapat ringkasan materi, yang mendapatkan nilai ≥70.
contoh soal yang disertai dengan  Persentase tahap analisis siswa
tahapan pemecahan masalah, yaitu 95%, tahap perencanaan
dan latihan soal. 84%, tahap perhitungan 61%
 Membuat instrumen yang akan dan tahap pengecekan 64%
digunakan dalam siklus PTK  Lembar observasi aktivitas
seperti instrumen tes, lembar siswa diperoleh data lebih dari
observasi dan angket. 50% siswa memperhatikan guru
menjelaskan, kurang dari 50% 2) Pada fase latihan terbimbing,
siswa yang bertanya ketika peneliti mencoba memberikan
dipersilahkan, lebih dari 50% tugas kelompok dan diharapkan
siswa mengerjakan soal dengan interaksi antar siswa menjadi
tahapan pemecahan masalah, meningkat dan siswa lebih aktif
kuraang dari 50% berdiskusi membantu teman yang belum
dengan teman sebangkunya dan mengerti dalam kelompok.
sekitar 50% siswa mengerjakan 3) Guru lebih meningkatkan umpan
latihan soal yang diberikan. balik kepada siswa agar lebih
 Pada pertemuan kedua siklus I, termotivasi dalam pembelajaran.
perubahan hanya terjadi pada 4) Lebih banyak memberikan soal-
kegiatan mengerjakan latihan soal latihan untuk dikerjakan di
soal. Siswa yang langsung rumah.
mengerjakan soal yang 5) Lebih menekankan penggunaan
diberikan oleh guru meningkat tahap-tahap pemecahan masalah
menjadi lebih dari 50%. terutama dalam menganalisis
 Sebagian siswa masih belum soal.
tepat membuat suatu kesimpulan
pada tahap pengecekan Siklus II
 Siswa masih sungkan untuk Tahapan-tahapan siklus II
maju mengerjakan soal di papan diuraikan sebagai berikut:
tulis a. Perencanaan
 Hampir 50% siswa menyatakan Meninjau kembali rancangan
bahwa penyampaian materi oleh pembelajaran yang disiapkan untuk
guru terlalu cepat siklus II dengan melakukan revisi
d. Refleksi dan perbaikan-perbaikan sesuai
Persentase siswa yang hasil siklus I.
mencapai indikator keberhasilan b. Pelaksanaan
hasil belajar belum mencapai Dalam melaksanakan
kriteria ketuntasan yang telah pembelajaran, guru berusaha
ditetapkan yaitu 85%. Persentase menerapkan kegiatan pembelajaran
siswa yang mencapai nilai ≥70 yang telah disusun dalam rencana
masih 64%. Hal ini dikarenakan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
proses pembelajaran masih Seperti halnya siklus I, pada siklus
berpusat pada guru sehingga siswa II ini pembelajaran dilaksanakan di
kurang termotivasi untuk belajar dalam kelas sebanyak 3 kali
lebih serius. Oleh karena itu hasil pertemuan dengan durasi masing-
belajar dan aktivitas siswa perlu masing 2 × 45 menit. Adapun
ditingkatkan melalui tindakan materi yang disampaikan pada
pembelajaran pada siklus II. siklus II adalah perhitungan rumus
Sebagi langkah untuk empiris, rumus molekul, kadar
menindaklanjuti proses senyawa, dan pereaksi pembatas
pembelajaran pada siklus I, perlu beserta cara-cara penentuannya
adanya perbaikan dengan tindakan secara bertahap yang diawali
pada siklus II. Adapun perbaikan dengan pemberian materi, contoh
yang dilakukan pada siklus soal, dan latihan soal.
berikutnya adalah sebagai berikut: Pada siklus II, guru
1) Tindakan-tindakan pada siklus I memberikan latihan soal yang
yang sudah baik tetap dikerjakan secara berkelompok
dipertahankan. untuk meningkatkan aktivitas siswa
yang mana diharapkan akan adanya 50% siswa mengerjakan soal
interaksi antar siswa dalam dengan menggunakan tahapan
memahami materi yang diberikan pemecahan masalah.
oleh guru sehingga siswa yang  Pada pertemuan kedua siklus II,
sudah paham dapat membantu siswa yang memperhatikan guru
temnnya yang belum paham. menjelaskan masih sekitar 50%
Tindakan siklus II ini diakhiri sedangkan aktivitas siswa yang
dengan mengulas materi dan lain seperti mengajukan
membahas soal bersama-sama, pertanyaan dan berdiskusi
setelah itu guru memberikan post meningkat menjadi lebih dari
test untuk mengetahui pengetahuan 50% siswa. Aktivitas siswa yang
siswa setelah pembelajaran. mengerjakan latihan soal yang
diberikan dan mengerjakan
c. Pengamatan dengan tahapan pemecahan
Hasil observasi pada siklus II masalah menjadi lebih dari 50%.
adalah sebagai berikut: d. Refleksi
 Rata-rata skor post test siswa Pada siklus II ini terjadi
adalah 77,87, ini menunjukkan peningkatan rata-rata nilai hasil
bahwa indikator ketercaoaian evaluasi yaitu 77,87 dan 88% siswa
hasil belajar yang ditetapkan yang memperoleh nilai ≥70.
sudah terpenuhi yaitu ≥75. Dengan demikian target yang telah
 Persentase ketuntasan belajar ditetapkan oleh peneliti telah
siswa telah mencapai 88% tercapai. Selain itu terdapat
sehingga sudah melebihi target peningkatan pemahaman mengenai
yang ditetapkan yaitu 85% siswa tahap-tahap pemecahan masalah
memperoleh nilai ≥70. dari siklus I ke siklus II. Sikap dan
 Pelaksanaan tahap-tahap aktivitas siswa dari siklus I ke
problem solving sudah siklus II juga meningkat.
meningkat yaitu pada tahap Setelah dilakukan tindakan
analisis meningkat menjadi 98% pembelajaran dengan
dari siklus I yaitu 95%. menggunakan metode problem
 Tahap perencanaan meningkat solving pada siklus II diperoleh
menjadi 91% dari siklus I yaitu hasil sebagai berikut:
84%. 1) Ketercapaian ketuntasan belajar
 Tahap perhitungan dari 61% siswa dari siklus I ke siklus II
pada siklus I meningkat menjadi telah terjadi peningkatan pada
71% pada siklus II. siklus II.
 Tahap pengecekan meningkat 2) Siswa sudah mampu
dari 64% pada siklus I menjadi menyelesaikan soal dengan
68% pada siklus II. metode problem solving .
 Pada pertemuan pertama siklus 3) Siswa merasa senang selama
II, abru sekitar 50% siswa proses pembelajaran dengan
memperhatikan guru metode problem solving karena
menjelaskan. Sekitar 50% siswa mereka dapat meningkatkan
yang bertanya sat diberi kemampuan mereka dengan
kesempatan. Lebih dari 50% latihan-latihan yang diberikan.
siswa mengerjakan soal latihan 4) Pada siklus II diperoleh
yang diberikan. Sekitar 50% ketuntasan dan aktivitas belajar
siswa berdiskusi saat siswa yang meningkat dan telah
mengerjakan soal. Lebih dari mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapakan. Oleh Peningkatan sikap siswa
karenan itu peneliti memutuskan terhadap proses pembelajaran
untuk menghentikan penelitian yang mereka ikuti dari siklus I
pada siklus II ini. ke siklus II dapat di
Berdasarkan hasil penelitian visualisasikan dalam bentuk
yang dilakukan di kelas X.MIPA.3 grafik berikut.
pada materi konsep mol dengan Grafik Sikap siswa terhadap
menggunakan metode pembelajaran proses pembelajaran
problem solving , selama pembelajaran
berlangsung secara keseluruhan dari 70%
siklus I ke siklus II diperoleh data 60%
sebagai berikut: 50%
1) Hasil belajar siswa 40%
Berdasarkan hasil belajar siswa 30%
Siklus I
dari pada siklus I dan siklus II 20%
diperoleh data seperti pada tabel 10% Siklus II
berikut. 0%

Rata-rata Persentase
Siklus
nilai Ketuntasan
I 70,53 64
II 77,87 88
b) Sikap siswa terhadap materi
2) Tingkat pemahaman pemecahan pelajaran
masalah siswa Peningkatan sikap siswa
Dari hasil pembelajaran pada terhadap materi pelajaran dari
siklus I dan siklus II terjadi siklus I ke siklus II dapat di
peningkatan pemahaman siswa visualisasikan dalam bentuk
dalam menerapkan tahap-tahap grafik berikut.
pemecahan masalah seperti pada Grafik Sikap siswa terhadap
grafik berikut. minat pada materi pelajaran
Grafik Tingkat Pemahaman Siswa
100%
100% 80%
80% 60%
60% 40% Siklus I
40% 20% Siklus II
Siklus I
0%
20% Siklus II
0%
Perencanaan
Perhitungan
Analisis

Pengecekan

c) Sikap siswa terhadap cara guru


menyampaikan materi pelajaran
Peningkatan sikap siswa
3) Sikap siswa terhadap cara guru
a) Sikap siswa terhadap proses menyampaikan materi pelajaran
pembelajaran dari siklus I ke siklus II dapat di
visualisasikan dalam bentuk Grafik Sikap siswa terhadap
grafik berikut. cara guru menyampaikan
Grafik Sikap siswa terhadap pelajaran
cara guru menyampaikan
pelajaran
70%
60%
70% 50%
60% 40%
50% 30%
20%
40% 10% Siklus I
30% Siklus I 0% Siklus II

Sangat sulit
Sulit dimengerti
Sangat mudah
Mudah
20%
Siklus II
10%
0%

d) Sikap sikap terhadap H. KESIMPULAN


pemahaman materi yang Berdasarkan hasil penelitian
dipelajari dan pembahasan yang telah diuraikan
Peningkatan sikap siswa sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
terhadap pemahaman materi bahwa setelah dilakukan kegiatan
yang dipelajari dari siklus I ke pembelajaran dengan menggunakan
siklus II dapat di visualisasikan pendekatan problem solving dengan 4
dalam bentuk grafik berikut. (empat) tahapan yaitu analisis dimana
Grafik Sikap siswa terhadap siswa terlebih dahulu memahami
cara guru menyampaikan masalah dengan mengumpulkan data
pelajaran yang diperoleh dan menentukan inti
permasalahan yang harus dipecahkan.
80% Selanjutnya membuat sebuah
70% perencanaan dengan menentukan
60%
langkah-langkah ataupun rumus-rumus
50%
40% yang akan digunakan untuk
30% Siklus I menyelesaikan permaslahan tersebut,
20% selanjutnya melakukan perhitungan
Siklus II
10% sesuai dengan langkah-langkah
0%
ataupun rumus-rumus yang digunakan,
dan terakhir melakukan pengecekan
untuk mengetahui ketepatan jawabaan
yang diperoleh. Hasil belajar kimia
e) Sikap siswa terhadap evaluasi siswa pada materi konsep mol dari
yang diberikan guru siklus I ke siklus II mengalami
Peningkatan sikap siswa peningkatan.
terhadap evaluasi yang diberikan Dari proses pembelajaran pada
guru dari siklus I ke siklus II siklus I dan II didapatkan nilai rata-
dapat di visualisasikan dalam rata hasil belajar pada post test I
bentuk grafik berikut. adalah 70,53 dan persentase siswa
yang mencapai nilai ≥70 adalah 64%.
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan
pada tahap-tahap penyelesaian MTsN Tanjung Tani Prambon
masalah, ringkasan materi yang Nganjuk tahunajaran 2009/2010.
diberikan kepada siswa, cara (Semarang: Perpustakaan IAIN
penyampaian materi oleh guru, metode Walisongo Semarang. 2010)
pembelajaran yang dilakukan pada
siklus II, rata-rata hasil post test siswa Slameto, (1995), Belajar dan Faktor-
mencapai 77,87 dan persentase siswa faktor yang
yang mendapatkan nilai ≥70 adalah Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka
88%. Angka ini sudah cukup bahkan Cipta)
melebihi dari batas ketercapaian yang
ditentukan. Artinya bahwa penelitian Sugiyono, (2002), Metode Penelitian
ini dapat dikatakan berhasil. Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif danR & B,
DAFTAR PUSTAKA (Bandung: Alfabeta)

Arikunto, Suharsimi dkk, (2008). Syaiful Sagala, (2003), Konsep dan Makna
Penelitian Tindakan Kelas. Pembelajaran, (Bandung:
(Jakarta: Bumi Aksara) Alfabeta)

Farkhatin, N, (2008). Efektifitas Suprihatiningrum, J, (2013). Strategi


pembelajaran problem solving Pembelajaran : Teori dan
dengan menggunakan alat peraga Aplikasi,(Jogjakarta: Ar-Ruzz
pada materi aritmatika soasial Media)
pada peserta didik kelas VII
semester I MTS NU 01 Tarub Wiriaatmadja, R, (2012). Metode
Tegal tahun ajaran 2008/2009. Penelitian Tindakan Kelas,
Skripsi sarjana IAIN Walisongo (Bandung: PT. Remaja
Semarang. (Semarang: Rosdakarya)
Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang, 2010)

Harjani, T, (2012). Kimia Untuk SMA/MA


Kelas X, (Sidoarjo: PT.
BuanaMasmedia Pustaka)

Huda M.U, (2008). Model pembelajaran


problem solving untuk
meningkatkan hasil peserta didik
pada materi pokok limit fungsi
kelas XI semester II SMAN 1
Mranggen tahun pelajaran
2008/2009. Skripsi Sarjana IAIN
Walisongo, (Semarang:
Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang, 2010)

Rahmawati, N, (2009), Efektifitas model


pembelajaran problem solving
dalam materi sistem persamaan
linier dua variabel di kelas VIII

Anda mungkin juga menyukai