Laporan KP
Laporan KP
Oleh:
JAJANG NURJAMAN
1107121355
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang mana telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek di PT. Perkebunan Nusantara 5 SEI GALUH yang berjudul “ Analisa Hasil
Pengepressan” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan ini juga
disusun untuk memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Kurikulum dan Program Studi
Srata 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pada penulisan laporan kerja praktek ini penulis membahas mengenai Analisa Hasil
Pengepressan, selama penulis melaksanakan Kerja Praktek di PKS PT. Perkebunan Nusantara
5 Sei Galuh.
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik atas berkat bantuan yang
telah diberikan oleh berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua penulis yang telah memberikan doa restu,motivasi ataupun dukungan moral
maupun materil.
2. Bapak Nazarudin,S.T.,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Riau.
3. Bapak Dody Sofyan Arief, S.T.,M.T selaku Ketua Prodi S1 Teknik Mesin yang telah
memberikan izin melakukan Kerja Praktik, sekaligus pembimbing Kerja Praktek yang
telah memberikan masukan-masukan dan pengarahan dalam penyusunan laporan Kerja
Praktek.
4. Bapak Rahmat Iman Mainil,S.T.,M.T selaku Dosen koordinator Kerja Praktek yang telah
meberikan masukan-masukan dan pengarahan.
5. Bapak andri selaku Pembimbing Kerja Praktik yang telah memberikan masukan-
masukan dan pengarahan selama melakukan Kerja Praktek.
6. Para pegawai., para mekanik, dan seluruh staf-staf masing - masing Departemen di PT.
Perkebunan Nusantara yang memberikan masukan - masukan, pengarahan dan
membimbing selama melakukan Kerja Praktik.
7. Seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Kerja Praktik ini.
Pada penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya dapat membangun
i
guna kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Akhir kata dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
JAJANG NURJAMAN
1107121355
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
iii
2.5.3 Loading Ramp ......................................................................................................... 12
2.8.4 Digester................................................................................................................... 17
iv
3.2 Kegiatan Kerja Praktek ............................................................................................. 31
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 43
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 45
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kriteria persyaratan mutu dan komposisi panen yang ideal (PTPN V PKS Sei.
Galuh) ...................................................................................................................................... 12
Tabel 2.2 Spesifikasi Mesin Screw Press AP-17 (Catalog Screw Press AP-17) .................... 19
Tabel 4. 1 Spesifikasi Mesin Screw Press AP-17 (Catalog Screw Press AP-17) .................. 35
Tabel 4. 2 Dimensi Worm screw Press AP-17 ........................................................................ 39
Tabel 4. 3 Jurnal stasiun pengepresan...................................................................................... 40
Tabel 4. 4 hasil pengepressan selama 1 hari ............................................................................ 40
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan matakuliah wajib untuk diambil oleh setiap mahasiswa
program studi sarjana yang bertujuan untuk mengamati, membandingkan, dan juga
menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan, terutama pada Program Studi S1
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau.
Pelaksanaan kerja praktek juga membutuhkan bantuan kerja sama dari pihak
industri/perusahaan dalam mewujudkan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam
menghadapi tantangan perkembangan ilmu dan teknologi yang biasanya diadopsi lebih cepat
oleh industri – industri. Pengenalan terhadap dunia industri ini diharapkan dapat menjadi
pengalaman awal bagi mahasiswa dalam melatih keterampilan, melatih bersikap dan
bertindak di lingkungan industri.
Penulis melakukan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) PKS Sei
Galuh yang merupakan perusahaan Nasional yang bergerak dibidang perkebunan kelapa
sawit dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit
mentah (crude palm oil) serta inti kelapa sawit (palm kernel), dan untuk pengolahan minyak
kelapa sawit mentah dan inti kelapa sawit akan dilakukan pada pabrik penyulingan minyak
kelapa sawit yang akan menghasilkan minyak goreng, sabun, bahan kimia, dsb.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek (KP) ini adalah :
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengepressan
b. Dapat menganalisa hasil dari pengepressan tersebut.
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari Kerja Praktek adalah :
1. Disiplin, bertanggung jawab,dan mengikuti tuntutan dunia kerja.
2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi di dunia kerja dan
memberikan masukan berbekal ilmu yang didapat di bangku perkuliahan.
3. Mendapatkan pengalaman agar tidak canggung saat memasuki dunia kerja setelah
tamat kuliah, khususnya di bidang industri pengolahan kelapa sawit.
1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
orang mandor yang bertugas mengatur semua operator menjalankan tugasnya di
unit masing-masing.
4
Normalnya, kelapa sawit mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun. Buahnya
menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Masaknya buah kelapa
sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Warna hijau berarti
mentah, sedangkan warna merah jingga berarti matang. Pada saat buah berwarna
merah jingga inilah kandungan minyak maksimal. Untuk bahan baku industry
CPO dan Palm Kernel, diusahakan buah tidak terlalu matang agar rendemen
maksimal. Buah yang terlalu matang dapat ditandai dengan lepasnya buah dari
tandan, atau dikenal dengan istilah ‘membrondol’.
Minyak sawit yang ingin di ekstrak dalam industri minyak kelapa sawit,
serta minyak dalam inti sawit akan mulai terbentuk 100 hari setelah penyerbukan
dan berhenti terbentuk 180 hari setelah penyerbukan. Minyak yang awal terbentuk
adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh. Sedangkan
trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh baru terbentuk setelah
buah mendekati pematangan buah. Jika dalam buah tidak terjadi lagi
pembentukan minyak, maka yang terjadi adalah pemecahan trigliserida menjadi
asam lemak bebas dan gliserol. Minyak akan berakhir pembentukannya jika
dalam buah telah membrondol secara normal [Naibaho, 1996].
Secara anatomi, bagian buah kelapa sawit dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut:
5
Gambar 2. 1 Struktur buah kelapa sawit sesuai jenisnya
Dari gambar diatas, selain bisa kita lihat struktur anatomi buah kelapa
sawit dapat pula kita lihat ada 3 jenis buah kelapa sawit yang dibedakan
berdasarkan penampang irisan buah [Naibaho, 1996], yakni:
a. Tipe Dura
Memiliki ciri-ciri yakni mesocarp atau daging buah tipis, namun endocarp
atau cangkang yang tebal (sekitar 2 - 8 mm). Intinya besar dan tidak terdapat
cincin serabut. Persentase daging buah 35-60% dengan rendemen minyak hanya
17-18%. Tipe Delidura yang juga terdapat di Malaysia, buahnya lebih besar,
daging buahnya lebih tebal, dan intinya juga lebih besar.
b. Tipe Pisifera
Memiliki daging buah tebal, tidak mempunyai cangkang, tetapi terdapat
cincin serabut yang mengelilingi inti. Intinya kecil sekali jika dibandingkan
dengan tipe Dura. Perbandingan daging buah terhadap buahnya tinggi dan
kandungan minyaknya tinggi. Bunga tipe Pisifera biasanya steril. Tipe ini hanya
dipakai sebagai pohon jantan dalam persilangan antara tipe Pisifera dengan tipe
Dura.
c. Tipe Tenera
Merupakan hasil persilangan antara tipe Dura dengan tipe Pisifera. Sifat
tipe Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Tipe ini
mempunyai tebal cangkang sekitar 0,5 – 4 mm, mempunyai cincin serabut
walaupun tidak sebanyak Pisifera, sedangkan intinya kecil. Perbandingan daging
6
buah terhadap buah 60 – 96%, rendemen minyaknya 22 – 24%. Jumlah daun yang
terbentuk tiap tahun pada tipe ini lebih banyak daripada tipe Dura, tetapi
ukurannya lebih kecil. Secara komersial, jenis ini adalah jenis yang banyak
dibudidayakan oleh pemerintah dan swasta.
7
2.4 Proses pengolahan sawit pada PTPN V Sei Galuh
Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diolah menjadi Crude Palm Oil
(CPO) pada PTPN V Sei Galuh menggunakan beberapa proses pengolahan.
Perlakuan terhadap Tandan Buah Segar (TBS), mulai di lapangan, transportasi,
dan proses pengolahan di pabrik sangat menentukan kualitas minyak yang
dihasilkan. Target yang harus dicapai pada proses pengolahan adalah mengolah
bahan baku TBS dengan kriteria matang panen yang baik, sehingga memperoleh
hasil produksi CPO dan inti sawit yang memenuhi persyaratan mutu sesuai
keinginan pasar dengan harga jual yang tinggi dan biaya olah seminimal mungkin
serta mengendalikan limbah sebagai produk samping.
8
Gambar 2. 3 Diagram alir pengolahan klarifikasi
9
Gambar 2. 4 Diagram alir pengolahan inti
10
terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang. Setelah itu, truk kosong
yang keluar dari lokasi pabrik harus ditimbang kembali sehingga jumlah TBS
yang masuk ke pabrik dapat diketahui beratnya. Selain itu, jembatan timbang juga
berfungsi untuk menimbang minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit yang
dipasarkan.
Perhitungan berat kelapa sawit yang masuk dengan menggunakan truck
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Netto = Brutto – Tara
Dimana;
Netto : Berat isi (Kg)
Brutto : Berat Kotor (Kg)
Tara : Berat Bersih (Kg)
2.5.2 Sortasi
Setiap buah masuk, harus disortir terlebih dahulu. Sortasi adalah suatu
kegiatan pemilihan berdasarkan kriteria matang TBS yang masuk. Setiap buah
masuk yang telah disortir dan diterima oleh pabrik PT. PN V Sei. Galuh.
11
5. Tidak boleh ada sampah
6. Fraksi buah harus berada pada fraksi 1-5, untuk fraksi 00,0 dan 6 akan
dipulangkan kembali.
Kriteria ideal sortasi TBS yang masuk di PT. Perkebunan Nusantara V
PKS Sei Galuh dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Kriteria persyaratan mutu dan komposisi panen yang ideal (PTPN V
PKS Sei. Galuh)
12
Gambar 2. 6 Loading Ramp (PTPN V PKS Sei. Galuh)
1. Dua buah pintu dari kedua ujung sterilizer sebagai tempat masuk dan
keluarnya lori.
2. Main steam inlet valve terdapat dibagian atas sterilizer yang berfungsi
untuk memasukkan steam kedalam sterilizer.
3. Stripe plate (talang uap) terletak disebelah atas sterilizer yang berfungsi
untuk menyebarkan steam yang masuk.
4. Exhaust valve berada diatas sterilizer dekat dengan main inlet valve yang
berfungsi tempat pengeluaran steam dari sterilizer
5. Condensate valve dibawah rebusan yang berfungsi untuk pengeluaran air
kondensat dari sterilizer
6. Thermometer yaitu untuk mengukur suhu proses rebusan
7. Manometer (pressure gauge) yaitu untuk mengukur tekanan dalam bejana
8. Cantilever dikedua ujung rebusan berfungsi sebagai jembatan untuk
memasukkan dan mengeluarkan lori.
13
Gambar 2. 7 Sterilizer (PTPN V PKS Sei. Galuh)
Tujuan dari perebusan (sterilisasi) buah sawit adalah :
a. Mencegah kenaikan asam lemak bebas (FFA)
b. Mengurangi kadar air dalam buah
c. Memudahkan brondolan lepas dari tandan pada proses threshing
d. Melunakkan daging buah agar mudah dilumat di Digester
e. Memudahkan lepasnya inti dari cangkang.
f. Untuk mempermudah proses pemecahan cangkang
g. Mematikan enzim lipase di dalam buah
Perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam dari Back Pressure
Vessel (BPV) selama 85 - 90 menit, dengan kondisi operasi tekanan 2,8 - 3
kg/cm2. Sistem perebusan yang digunakan adalah sistem triple peak.
Gambar 2. 8 Kurva Perebusan sistem tiga puncak (triple peak) (PTPN V PKS
Sei. Galuh)
II 14
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Perebusan :
1. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan yang
mempengaruhi effesiensi pabrik. Perebusan yang terlalu lama menyebabkan
kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat) dan janjangan kosong bertambah
dan dapat merusak mutu minyak dalam inti.
2. Pembuangan Udara dan Air Kondensat.
Apabila udara dalam rebusan tidak sempurna dikeluarkan akan terjadi
pencampuran udara dan uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap ke
dalam buah tidak sempurna.
15
Gambar 2. 9 Top Cross Conveyor (PTPN V PKS Sei. Galuh)
16
Gambar 2. 11 Recycling Conveyor (PTPN V PKS Sei. Galuh)
2.8.4 Digester
Fungsi Digester untuk melumatkan buah untuk mempermudah proses
pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah
dengan tingkat kerugian minyak yang sekecil–kecilnya.
17
Gambar 2. 13 Bagian dalam Digester (PTPN V PKS Sei. Galuh)
18
Massa yang keluar dari Digester dan masuk kedalam worm screw untuk
press lebih lanjut. Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada
worm screw dilakukan penambahan air panas (pemerasan dilakukan secara dilusi).
A. Tipe Mesin Press
Tipe mesin press yang digunakan di pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan
Nusantara 5, Sei-Galuh, yaitu :
19
Screw press meliputi dua batang screw (ulir) yang berputar saling
berlawanan.Sawit yang telah dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh cone
pada sisi lainnya, sehingga buah sawit menjadi terperas (Mangoensoekarjo, 2003).
Melalui lubang-lubang press cage minyak dipisahkan dari daging buah
(serabut).Hasil dari proses berupa ampas dan biji yang keluar melalui celah antara
sliding/adjusting cone dan press cage yang selanjutnya masuk ke Cake Bake
Conveyor. Minyak sawit kasar yang masih mengandung kotoran seperti serat-serat
dan air yang selanjutnya akan melewati tahap klarifikasi berupa Sand Trap Tank
untuk memisahkan kotoran dari minyak kasar. Lalu ke Vibrating Screen untuk
memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut dan selanjutnya dikirim ke
Crude Oil Tank sebagai tangki penampungan minyak kasar. Pada PT.Perkebunan
Nusantara V Sei Galuh terdapat 8 unit mesin screw press.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan (press) ini
antara lain:
1. Ampas kempa (press cake) harus merata keluar di sekitar konus
2. Tekanan hidrolik dijaga 40-50 bar.
3. Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus
dikosongkan.
4. Tekanan kempa cone yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar biji
dan inti pecah bertambah. Tentunya kerugian inti bertambah. Tekanan
kempa cone yang terlalu rendah akan mengakibatkan cake masih basah
kerugian (looses) pada ampas dan biji bertambah, pemisahan ampas dan
biji tidak sempurna, bahan bakar ampas basah sehingga pembakaran dalam
boiler pun menjadi tidak sempurna.
Hydraulic Press
Alat press hidrolik untuk kelapa sawit diproduksi oleh Stork dengan
kapasitas 500 kg/jam dan dengan tekanan 70 kg/cm2. Alat kempa ini terdiri dari
tabung silinder dengan diameter 54 cm dan tinggi 134 cm. Alat hydraulic dengan
diameter ram (bongkol) 25 cm, yang berarti sumbu tekanan harus mencapai :
20
Gambar 2. 16 Hydraulic Press (PTPN V PKS Sei. Galuh)
Tekanan yang diperlukan pada sumbu tenaga sangat besar, oleh sebab itu
kompressor yang digunakan merupakan faktor pembatas dalam pengoperasian alat
kempa. Disamping kapasitas sangat rendah dan memerlukan perawatan hydraulic
yang lebih intensfif menyebabkan pemakaian alat ini tidak berkembang, yang
kemudian digantikan dengan alat kempa yang praktis dan kapasitas yang tinggi
seperti screw press.
Tipe screw press
Terdapat 3 (tiga) tipe screw press yang umum digunakan dalam PKS,
yaitu:
1. Speichim
Alat kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas dan
jumlah bahan yang masuk konstan dibanding dengan adonan yang masuk
berdasarkan gravitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press
mempengaruhi volume worm yang pararel dengan penekanan ampas, jika
kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi.
Kondisi ini nampak di beberapa pabrik pembuat screw press menggunakan feed
screw, karena disamping pengisian yang efektif juga melakukan pengempaan
pendahuluan dengan tekanan rendah, sehingga minyak keluar. Hal ini akan
membantu daya kerja dari screw pres, karena kandungan minyak telah
berkurang, yang sering mengganggu dalam pengepresan, yaitu membuat
kenaikan bahan padatan bukan minyak didalam cairan. Penggunaan feed screw
akan menimbulkan tambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar.
Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan perhatian yang lebih
intensif.
2.Usine de Wecker
21
Usine de Wecker tidak dilengkapi dengan feed screw. Screw press terdiri
dari single shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan press yang
berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya mempunyai
kapasitas lebih tinggi dari single shaft.
3.Tipe Stork
Tipe Stork memproduksi alat press yang terdiri dari alat yang
menggunakan feed screw dan tanpa feed screw.
22
dibuat bergerigi untuk mempermudah proses pemecahan gumpalan tersebut dan
mengangkutnya ke depericarper.
2.10.2 Depericarper
Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang ujungnya
terdapat blower penghisap dan fibre cyclone. Fungsi dari depericarper adalah
untuk memisahkan fibre dan nut melalui hisapan blower. Fibre akan dihisap
blower dan masuk ke dalam fibre cyclone kemudian melalui fiber shell conveyor
dibawa ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan nut yang lebih berat akan masuk
ke polishing drum.
23
(a) (b)
Gambar 2. 18 (a ) nut polishing drum, (b) bagian dalam nut polishing drum
(PTPN V PKS Sei. Galuh)
(a) (b)
25
1,2) yang bebas pasir sehingga kernel akan terapung dan cangkang akan
tenggelarn.
1. Water Treatment
2. Boiler dan Power Plant
3. Unit Pengolahan Limbah
26
2.11.2 Power Plant
Sebagai sebuah unit produksi, PKS memerlukan sumber energi untuk
menggerakkan mesin-mesin dan peralatan lain yang memerlukan tenaga dalam
jumlah besar. Sumber energi ini menghasilkan steam untuk membangkitkan panas
dan tenaga listrik. Tenaga listrik yang dihasilkan digunakan untuk proses utilitas,
penerangan dan penggerak beberapa alat instrumentasi.
1. Boiler
Boiler merupakan suatu alat yang digunakan sebagai tempat untuk
memproduksi uap (steam) sebagai hasil pemanasan air pada temperatur tertentu.
Steam yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin uap sebagai
pembangkit tenaga Iistrik di pabrik. Tekanan yang dihasilkan 17 s/d 20 kg/cm2.
Boiler yang digunakan adalah jenis pipa air dengan bahan bakar boiler yang
terdiri dari cangkang (25%) dan fiber (75%) berasal dari shell cyclone dan fiber
cyclone. Boiler dapat dilihat pada Gambar 2.25.
27
2). Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih
tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan
limbah panas pada gas buang.
28
3. Penanganan Limbah Gas
Limbah gas berupa asap berasal dari pembakaran janjangan kosong di
incenerator dan pembakaran bahan bakar boiler. Limbah gas ini masih tidak
terlalu membahayakan sehingga langsung dibuang ke udara tanpa diproses
terlebih dahulu.
29
BAB III
METODOLOGI
Mulai
Pendahuluan:
Wawancara
Observasi lapangan Studi
literatur
Topik pembahasan
Identifikasi masalah
Perumusan masalah
Pengumpulan
data
Cuku
30
a
Pengolahan data
Selesai
31
1. Survei Pendahuluan
Tahapan ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap
sistem untuk mengetahui kegiatan, data dan permasalahan yang ada pada sistem.
Survei pendahuluan ini dilakukan dengan cara wawancara dengan berbagai pihak
seperti pihak operation, pihak maintenance perusahaan, serta observasi langsung
ke lapangan. Survei pendahuluan ini dapat ditentukan bagian yang akan dipilih
untuk melakukan penelitian atau pengamatan.
2. Topik Pembahasan
Pengaruh kecepatan trhadap hasil produksi minyak CPO, nut inti. Dalam
pengoperasian mesin press tersebut dioperasikan sebanyak dua shift, Satu shift
dioperasikan selama 8 jam. pembahasan tersebut dapat menjadi objek penelitian.
Pada kasus ini, topik yang akan dibahas yaitu analisa hasil pengepressan di PT.
Perkebunan Nusantara v, Sei galuh.
3. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap awal dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
Studi literatur dilakukan dengan cara memahami informasi dari teori yang
berkaitan dengan topik penelitian dan penyelesaian laporan serta mempelajari
buku-buku yang berkaitan dengan batasan masalah yang akan dibahas dan
pencarian artikel yang berhubungan dengan pengkajian.
4. Identifikasi Masalah
Selama dalam pengolahan minyak mesin press terus dioperasikan untuk
mengasilkan minyak CPO, nut inti sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, penulis
melakukan analisa hasil pengepressan di PT.Perkebunan Nusantara V Sei Galuh.
5. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, dilakukan perumusan masalah.
Melakukan analisa hasil pengepresan di PT.Perkebunan Nusantara V Sei Galuh.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kenerja dari mesin screw press apakah ada
penurunan kenerja, jika terjadi penurunan kinerja bagaimana solusi .
6. Pengumpulan Data
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data yang diawali dengan
peninjauan ke lokasi kemudian dilakukan pencatatan. Data yang diambil
mencakup data pengepresan , Tekanan ( P ), kecepatan putaran, Pengolahan Data
32
Setelah didapatkan data tentang permasalahan yang dibahas, selanjutnya
data diolah dengan cara perumusan dan penyimpulan masalah-masalah apa saja
yang terjadi. Pengolahan data dimulai dari penghitungan kapasitas hasil
pengepresan selama 1 jam.
7. Kesimpulan dan Saran
Rangkuman dari uraian dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya dan akan
diberikan suatu rekomendasi terhadap kekurangan ataupun masukan-masukan
terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya
33
BAB IV
TUGAS KHUSUS
‘’ANALISA HASIL PENGEPRESSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI GALUH’’
34
karena mesin inilah yang digunakan untuk memisah minyak dengan buah sawit.
Spesifikasi dari mesin screw press AP-17 dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Spesifikasi Mesin Screw Press AP-17 (Catalog Screw Press AP-17)
Screw press meliputi dua batang screw (ulir) yang berputar saling
berlawanan seperti ditunjukan pada gambar 4.1. Sawit yang telah dilumatkan akan
terdorong dan ditekan oleh cone pada sisi lainnya, sehingga buah sawit menjadi
terperas (Mangoensoekarjo, 2003). Melalui lubang-lubang press cage minyak
dipisahkan dari daging buah (serabut).
35
memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut dan selanjutnya dikirim ke
Crude Oil Tank sebagai tangki penampungan minyak kasar. Pada PT.PNV Sei
Galuh terdapat 8 unit mesin screw press.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan (press) ini
antara lain:
5. Ampas kempa (press cake) harus merata keluar di sekitar konus
6. Tekanan hidrolik dijaga 40-50 bar.
7. Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus
dikosongkan.
8. Tekanan kempa cone yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar biji
dan inti pecah bertambah. Tentunya kerugian inti bertambah. Tekanan
kempa cone yang terlalu rendah akan mengakibatkan cake masih basah
kerugian (looses) pada ampas dan biji bertambah, pemisahan ampas dan
biji tidak sempurna, bahan bakar ampas basah sehingga pembakaran dalam
boiler pun menjadi tidak sempurna.
1. Double screw
Double screw terbuat dari bahan baja tuang dengan ukuran yang
berbeda tergantung kapasitas olah yang dilayani. Satuan kapasitas screw
press adalah Ton TBS/Jam. Umumnya dalam membeli spare part screw
36
dipasaran ditentukan jam kerja yang mampu dicapai alat tersebut hingga
penggantian berikutnya (kecuali jika screw patah).
2. Press Silinder
Press Silinder atau disebut juga press cage yang terbuat dari plat
baja yang diperkuat dengan tulangan plat mild steel setebal 8 mm. Pres
silinder berbentuk kaca mata yang bagian tengahnya terhubung. Press
silinder dapat juga disebut saringan, dimana fibre/serabut daging buah
sawit tidak terikut ke cairan minyak yang telah dipress.
3. Casing / Body
Casing/Body screw press terbuat dari plat mild steel minimal 10
mm berbentuk kotak dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas.
Dibagian atas ada 2 pintu yaitu 1 pintu untuk melihat kondisi press silinder
& satu pintu/lubang untuk menghubungkan screw press dengan corong
umpan dari digester.
37
Gambar 4. 6 Casing / Body
4. Gear box
Gear box terdapat dibagian belakang body screw press yang
didalam nya terdapat primary dan secondary screw yang dihubungkan
dengan gear agar putaran double screw saling berlawanan arah.
permasalahan yang sering terjadi digearbox yaitu sering patahnya bearing
as akibat over pressure, minyak pelumas kurang bahkan mungkin juga
akibat kualitas bearing yang tidak sesuai. Disisi gearbox umumnya
dilengkapi dengan selang sight glass untuk melihat level pelumas dari luar
dan dilengkapi dengan lubang intip dibagian atas untuk melihat kondisi
bearing.
Gambar 4. 7 Gearbox
38
Gambar 4. 8 hydraulic double cone
40
10 50 10 17.00 - 18.00 15,10
11 50 11 18.00 - 19.00 14,75
12 50 12 19.00 - 20.00 14,79
13 50 13 20.00 - 21.00 14,84
14 50 14 21.00 - 22.00 14,87
15 50 15 22.00 - 23.00 15,00
16 50 16 23.00 - 24.00 14,90
17 50 17 24.00 - 01.00 14,96
18 50 18 01.00 - 02.00 14,95
19 50 19 02.00 - 03.00 14,87
20 50 20 03.00 - 04.00 15,00
rata-rata 14,89
Dari data sampel pemberian umpan digester selama 1 hari didapat total
pengolahan screw press adalah:
14,74 + 14,80 + 14,85 + 14,85 + 14,85 + 15,10 + 14,90 + 14,86 + 15,10 + 14,75
+14,79 + 14,84 + 14,87 + 15,00 + 14,90 + 14,96 + 14,95 + 14,87 +15,00 = 297,88
41
menggunakan Recycling Conveyor, dengan memanfaatkan gaya gravitasi menuju
bottom konveyor.
2.Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan putaran worm screw yaitu tekanan
Tekanan yang direkomendasikan adalah 40-50 bar, apabila tekanan
melebihi dari yang direkomendasikan maka akan menyebabkan putaran worm
screw patah (rusak) dan hasil pengepressan nya juga tidak bagus karna dapat
merusak nut inti, dan apabila tekanan nya lebih rendah maka hasil pengepresan
nya juga tidak maksimal, sehingga minyak yang dihasilkan tidak sesuai dengan
target produksi yaitu 20%.Dan tingkat kekeringan nya juga tidak akan sesui
dengan yang direkomendasikan oleh perusahaan, kekeringan ampas yang di
izinkan yaitu 4,5% – 6 %, maka dari itu operator harus menjaga tekanan agar tetap
pada kisaran 40-50 bar, apabila tekanan lebih dari yang direkomendasikan maka
alaram pada mesin akan berbunyi.
3.Kotoran yang masuk pada mesin press
Kotoran yang terdapat pada produk yang masuk pada mesin press juga
dapat mempengaruhi kecepatan worm screw, karena menyebabkan daun screw
menjadi aus, apabila daun screw sudah aus maka kecepatan putaran worm screw
juga berkurang, jadi usahakan produk yang masuk terbebas dari kotoran.
4.Kondisi mesin screw press
Apabila kondisi mesin kinerjanya sudah tidak sampai 75% maka ini juga
dapat mempengaruhi kecepatan putaran worm screw.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis simpulkan adalah:
1. Fator yang dapat mempengaruhi hasil pengepressan adalah
a. debit produk yang berlebihan dari kapasitas yang ditentukan maka akan
dapat mempengaruhi kecepatan putaran pada worm screw.
b. Tekanan yang terlalu besar pada saat pengepresan dapat mengakibatkan
inti (kernel) pecah,dan poros worm screw patah, sedangkan apabila
tekanannya terlalu kecil akan mengakibatkan biji basah sehingga lossis
pada ampas dan biji bertambah banyak.
2. Hasil pengepressan selama 1 hari yaitu : 297,88 ton, Atau rata-rata sekitar
14,89 ton/ jam
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk memaksimalkan
hasil pengepressan adalah:
1. Pemberian tekanan ideal untuk pengolahan adalah kisaran 40-50 bar. Untuk
mendapatkan kecepatan putaran yang stabil agar hasilnya sesuai yang
diinginkan.
2. Pada operator pengepressan harus menjaga debit produk yang masuk pada
mesin press, agar tidak terjadi penumpukan pada mesin presssehingga
mengakibatkan berkurangnya kecepatan putaran worm screw.
3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan mesin tetap dipertahankan sesuai
jadwal yang diinstruksikan agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
Pertanyaaan-pertanyaan pada saat persentasi:
1. Apa permasalahan yang sering terjadi di pabrik, bagaimana solusi nya?
Jawab:
Permasalahan yang sering terjadi dipabrik yaitu sering nya terjadi penumpukan
pada mesin press.
Solusi nya yaitu mengatur debit produk yang masuk dari digester ke mesin
press, sehingga tidak terjadi penumpukan produk dan hasil pengepressan akan
maksimal.
2. Berapa sanggup data perhari pada mesin press?
Jawab :
Dipabrik tempat saya kerja praktek produk yang ingin dicapai yaitu 60 ton/jam,
maka mesin press yang digunakan agar hasil produksi tercapai sesuai target
yang diinginkan yaitu 4 mesin press dengan kapasitas mesin 15-18 ton/jam
tetapi dari analisa yang saya lakukan tidak mencapai sesuai dengan target
mesin press yaitu hanya 14,89 ton/ jam, jadi mesin press tersebut hanya
sanggup mengepress perhari nya yaitu 297,88 ton,
3. berapa persen CPO yang didapat dari pengepressan?
Jawab :
CPO yang dihasilkan yaitu 18 % dari produk yang masuk, pada saat saya kerja
praktek pabrik mengolah sawit sekitar 800 ton, maka CPO yang di hasilkan
yaitu 144 ton