Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM NUTRISI PAKAN IKAN

“PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KELAPA SAWIT


DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN, RASIO KONVERSI PAKAN, DAN
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)”

“THE EFFECT OF ADDING PALM OIL AT DIFFERENT


DOSES ON GROWTH, FOOD CONVERTION RATIO (FCR),
AND SURVIVAL ALOF CATFISH SEEDS (Oreochromis
niloticus)"

Ariani Indah Sari


05051281924067

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, kepada semua hambah-Nya dimuka bumi ini. Solawat dan salam
dipanjatkan kepada nabi-Nya yang telah memberi tauladan kepada seluruh ummat
manusia sehinggatetap istiqomah dalam perjalanan hidup yang diridhoi Allah SWT.
Laporan ini disusun oleh bantuan berbagai pihak dan kerja sama yang
berkontribusi didalamnnya, Sehingga dapat tersusunnya laporan ini dengan baik.
Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada rekan – rekan yang sudah
membantu. Laporan ini merupakan hasil dari praktikum nutrisi pakan ikan yang mana
sudah dilaksanakan di Universitas Sriwijaya. Hasil praktikum nutrisi pakan ikan ini
pula termasuk syarat untuk lulus pada mata kuliah perikanan rawa ini.
Penyusun sadar bahwa penyususnan pada laporan praktikum nutrisi pakan ikan
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
demi penyempurnaan dan memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik sangat
diharapkan. Atas kritik dan sarannya penyusun ucapkan terimakasih.

Indralaya, Maret 2021

Penyusun

i Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika Ikan dan Nutrien Pakan............................................................3
2.2. Kandungan Minyak......................................................................................3
2.3. Kebutuhan Nutrisi Pakan.............................................................................6
BAB 3. BAHAN DAN METODE
3.1. Bahan...........................................................................................................7
3.2. Metode.........................................................................................................8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil...........................................................................................................8
4.1. Pembahasan................................................................................................9
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...............................................................................................10
5.2. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan ikan merupakan suatu faktor terpenting dalam pemeliharaan.
Ikan mampu mencapai tahap pertumbuhan optimum saat seluruh komponen sesuai
dengan kondisi habitat dimana ikan mampu untuk melakukan pertumbuhan secara
optimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan
adalah pakan yang diberikan. Kebutuhan ikan terhadap pakan merupakan kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi seutuhnya. Kebutuhan ini juga menjadi kebutuhan
mendasar yang akan mempengaruhi pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan.
Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai
sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Selain itu, pakan juga dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
menghasilkan warna dan rasa tertentu. Fungsi lainnya diantaranya yaitu sebagai
pengobatan, reproduksi, perbaikan dan metabolisme. Dalam usaha budidaya ikan
pakan merupakan salah satu faktor penting, oleh sebab itu pakan harus berkualitas
dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan untuk pertumbuhannya,
pemeliharaan tubuh dan reproduksi (Yuwono et al., 2005).
Pertumbuhan ikan dari pemberian pakan dipengaruhi oleh komposisi
kandungan nutrisi yang ada dalam pakan. Dalam budidaya ikan, pemberian makanan
dalam jumlah yang cukup dan berkualitas serta tidak berlebihan merupakan faktor
yang sangat menentukan, keadaan ini berkaitan langsung dengan jumlah atau dosis
makanan yang diberikan pada ikan, agar dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal dengan dosis pakan yang optimal. Kebutuhan protein ikan dipengaruhi oleh
tingkat pemberian pakan dan kandungan energinya, sedangkan jumlah
pemberian pakan selain dipengaruhi oleh kandungan energi, juga dipengaruhi
kapasitas saluran pencernaan ikan. Ransum yang mempunyai keseimbangan energi
protein yang tepat dengan jumlah pemberian yang tepat akan menghasilkan
pertumbuhan dan konversi pakan yang terbaik. Kebutuhan ikan akan energi

1 Universitas Sriwijaya
2
diharapkan sebagian besar dipenuhi oleh nutrien non-protein seperti lemak dan
karbohidrat (Haetami et al., 2007).
1.2. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh kandungan lemak dan
rasio energi protein pada pakan beberapa jenis ikan terhadap pertumbuhan efisiensi
pakan, dan kelangsungan hidup ikan tersebut.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematika Ikan dan Nutrien Pakan


Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mempunyai
klasifikasi sebagai berikut :
kingdom : Animalia
filum : Chordata
kelas : Osteichtyes
ordo : Percomorphi
famili : Cichlidae
genus : Oreochromis
spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 2.1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Sumber: www.google.com

Kelompok ikan Oreochromis termasuk kedalam golongan kelompok ikan


tilapia. Secara umum, Bentuk tubuh nila memanjang dan ramping, dengan sisik
berukuran besar. Bentuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih.
Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian berlanjut lagi,
tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di
atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Mempunyai ciri-ciri bentuk
tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal
fin) ditemukan garis lurus vertikal. sirip punggung ditemukan garis lurus

Universitas Sriwijaya

3
memanjang. Ikan Nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan
mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup
insang yang

Universitas Sriwijaya
4

keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung
(dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip
ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai
bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran
kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang, dan di bagian jumlah
sirip ekornya satu buah dengan bentuk bulat (Sunarto et al., 2009).
Salah satu komuditas perikanan Indonesia yang mempunyai prosfek cerah untuk
dikembangkan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) yang telah dikenal dikenal lama,
relative cepat tumbuh dan mempunyai respon yang baik terhadap lingkungannya sehingga
sangat mudah untuk dibudidayakan (Arie, 1999). Ditinjau dari kebiasaan makannya, Ikan
nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan pemakan segala (omnivora) sehingga mudah untuk
diberikan pakan tambahannya. Utuk pemeliharaan secara intensif maka dibutuhkan
makanan tambahan berupa pellet. Menurut Arie (1999) pellet yang harus diberikan
mengandung protein minimal 25%. Dan menurut Kordi (1997), ikan nila tumbuh lebih
cepat meski hanya diberi pakan yang mengandung protein 20%-25% sedangkan ikan mas
hanya tumbuh baik bila kandungan protein pada pakannya 30%-45%. Beberapa syarat
bahan pakan yang baik untuk diberikan adalah memenuhi kandungan gizi (protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral) yang tinggi, tidak beracun, mudah diperoleh, mudah
diolah dan bukan sebagai makanan pokok manusia (Handajani ,2007). Tingkat efisiensi
penggunaan pakan pada ikan nila (Oreochiomis niloticus) ditentukan oleh pertumbuhan dan
jumlah pakan yang diberikan. Keefisienan penggunaan pakan menunjukkan nilai pakan
yang dapat merubah menjadi pertambahan pada berat badan ikan (Uktolseja, 2008).
Efisiensi pakan dapat dilihat dari beberapa faktor dimana salah satunya adalah rasio
konversi pakan.
5

2.2. Kandungan Minyak


Pertumbuhan sangat berkaitan erat dengan pakan. Pakan yang memenuhi kebutuhan
gizi berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan. Ketersediaan pakan alami memiliki
peran penting dalam budidaya ikan terutama pada stadia benih. Pada budidaya intensif
pengadaan pakan buatan sangat diperlukan. Pakan buatan juga dapat melengkapi
penyediaan nutrisi yang tidak terdapat dalam pakan alami ( Kamaruddin, 2005). Formulasi
pakan buatan terus dilakukan dengan berbagai manipulasi guna meningkatkan dan
Universitas Sriwijaya
memperbaiki kualitas pakan buatan. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari berbagai
macam bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat dan
ukuran ikan yang akan mengkonsumsi pakan tersebut dengan cara dibuat oleh manusia
dengan bantuan peralatan pakan (Gusrina, 2008). dalam Koroh (2014) menyatakan bahwa
pakan yang baik bagi ikan adalah pakan daging segar berasal dari ikan, krustasea dan
kekerangan. Sedangkan untuk benih yang baru ditangkap dari alam atau hasil budidaya
biasanya diberikan pakan berbentuk pasta. Ikan membutuhkan zat gizi berupa protein,
lemak, karbohidrat, serat kasar, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah
45% untuk stadia juvenile sampai dewasa dan sekitar 50% untuk stadia finggerling (Suitha
dan Suhaeri, 2008 dalam Wijayanti, 2011).
Penambahan minyak pada pakan komersil yang dibentuk pasta mampu mempercepat
pertumbuhan ikan karena pada minyak memiliki kandungan EPA dan DHA sangat tinggi.
EPA dan DHA adalah asam amino essensial yang dapat mempercepat pembentukan sel
dan jaringan pada larva/benih ikan. Kebutuhan HUFA untuk ukuran juvenile berkisar
antara 0,5 –1,0 % berat kering pakan, namun kebutuhan pada larva stadia awal lebih
tinggi lagi yaitu > 4%. Larva membutuhkannya karena pertumbuhan yang cepat serta
untuk pembentukkan awal dari sel dan jaringan. Hal ini dapat dipenuhi melalui produk
pakan alami yang dikayakan secara komersial. Asam lemak esensial yang terpenting
adalah docosahexaenoic acid (DHA; 22:6n-3) dan eicosapentaenoic acid (EPA;20:5n-
3), yang berperan untuk kelangsungan hidup larva serta pertumbuhan yang normal
(Watanabe, 2007). Sehingga pengkayaan minyak diharapkan dapat mempercepat
pertumbuhan dan pembentukan sel dan jaringan pada larva. Pakan ditambahkan minyak
dengan dosis yang berbeda, sedangkan di dalam minyak terdapat senyawa berupa EPA dan
DHA dimana dapat menunjang pertumbuhan dan pembentukan sel - sel jaringan pada
tubuh. EPA DHA adalah asam lemak esensial dimana memiliki komponen lipida yang
sangat penting nilai nutrisinya dan tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga di dapat dari
6
pakan.
2.3. Kebutuhan Nutrisi Pakan
kandungan nutrisi dalam pakan ikan yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk
menentukan kombinasi bahan baku pakan ikan buatan yang mengandung ketiga nutrisi
tersebut diperlukan suatu metode yang tepat. Nutrisi adalah substansi organik yang

Universitas Sriwijaya
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan
pemeliharaan kesehatan (Afrianto, dkk.2005). Nutrisi didapat dari makanan dan cairan
yang selanjutnya diasimilasikan oleh tubuh. Jumlah dan komposisi zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh ikan sangat bervariasi. Kebutuhan ikan akan beberapa kandungan,
protein kebutuhannya berkisar antara 20-60%. Untuk ikan-ikan laut biasanya kebutuhan
protein cukup tinggi karena merupakan kelompok ikan karnivora yaitu berkisar antara 30-
60%. Sumber protein dapat diperoleh dari hewani atau nabati tetapi untuk ikan laut lebih
menyukai sumber protein diambil dari hewani. Lemak Kebutuhannya berkisar antara 4-
18%. Sumber lemak/lipid biasanya adalah hewani: lemak sapi, ayam, kelinci, dan
minyak ikan. Nabati jagung, biji kapas, kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, dan kacang
kedelai. Karbohidrat ,Karbohidrat terdiri dari serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen (BETN), kebutuhannya berkisar antara 20-30%.
Sumber karbohidrat biasanya dari nabati seperti jagung, beras, dedak, tepung
terigu, tapioka, sagu, dan lain- lain. Kandungan serat kasar kurang dari 8% akan
menambah struktur pellet, jika lebih dari 8% akan mengurangi kualitas pelet ikan. Vitamin
dan mineral kebutuhan vitamin dan mineral berkisar antara 2-5%. Pakan buatan yang
lengkap terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan kesehatan ikan yang optimal. Sebagian besar petani ikan nila
menggunakan pakan lengkap, yang mengandung semua protein yang dibutuhkan (18%-
50%), lemak (10%25%), karbohidrat (15%-20%), abu (< 8,5%), fosfor (< 1,5%), air (<
10%), vitamin, dan sementara itu pakan tambahan hanya ditujukan untuk mendukung pakan
alami. Di Indonesia, upaya pembuatan pakan secara mandiri dengan menggunakan bahan
baku lokal, namun kualitasnya masih di bawah pakan komersil.

Universitas Sriwijaya
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat


Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.1
dan alat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Bahan yang digunakan
No Bahan Spesifikasi Kegunaan
.
1 Ikan Nila 20 ekor Untuk pemeliharaan
2 Pelet ikan 450 gram Untuk dibuat pakan komersil
3 Minyak kelapa sawit 25 gram Untuk dibuat pakan komersil
4 Tepung tapioka 75 gram Untuk dibuat pakan komersil

Tabel 3.2. Alat yang digunakan


No. Bahan Spesifikasi Kegunaan
1 Pencetak pakan 1 Untuk mencetak pakan
2 Blender 1 Untuk menghaluskan pelet
3 Baskom 1 Wadah untuk mencampur
4 Timbangan 1 Menimbang bahan
5 Saringan 1 Memfilter pakan
6 Ember 1 Wadah pemeliharaan
7 Pemanas air 1 Tempat air panas
8 Aerator 1 Untuk oksigen tambahan

3.2. Perlakuan
3.2.1. Penambahan minyak pada pelet dengan persentase berbeda
Perlakuan 1. Tanpa penmbahan minyak
Perlakuan 2. Penambahan minyak sebanyak 5%
Perlakuan 3. Penambahan minyak sebanyak10%
Perlakuan 4. Penambahan minyak sebanyak15%
8
3.3. Metode
3.3.1. Pembuatan pakan
Pelet ditepungkan menggunakan blender, kemudian ditambahkan tepung tapioka
sebanyak 5% dari bobot pelet, diaduk sampai homogen.
7
Universitas Sriwijaya
Campuran bahan yang sudah homogen, ditambahkan minyak sesuai perlakuan, lalu diaduk
lagi sampai homogen. Selanjutnya ditambah air hangat sedikit demi sedikit dan diaduk
hingga menjadi kalis. Adonan yang sudah kalis, dicetak menggunakan penggiling daging
(mincer). Pelet yang sudah terbentuk, dikeringkan. Pelet yang sudah kering, dapat diberikan
ke ikan atau disimpan di tempat yang kering.
3.3.2. Penebaran dan Pemeliharaan Ikan
Ikan yang akan dipelihara, ditebar sebanyak 20 ekor/m2 untuk ikan lele dumbo
ukuran 5-8 cm (BSN, 2000), ikan nila ukuran 5 cm sebanyak 20 ekor/m2 yang dipelihara di
kolam (BSN, 2009) yang terlebih dahulu sudah diaklimatisasi. Ikan dipelihara selama 30
hari. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan sebanyak 3% dari bobot total ikan yang
dipelihara, dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari. Sampling ikan (penimbangan ikan)
dilakukan setiap 10 hari untuk menyesuaikan jumlah pakan yang diberikan. Pakan, dan ikan
yang mati selama pemeliharaan ditimbang.
3.3.3. Peubah
Peubah pada praktikum ini meliputi:
a. Jumlah pakan yang dikonsumsi
b. Pertumbuhan mutlak Pertumbuhan bobot mutlak (g) = bobot ikan akhir (g)
– bobot ikan awal (g)
c. Rasio konversi pakan (Feed Conversion Ratio/FCR)

FCR = Pakan yang dikonsumsi


........ (Steffens, 1989)
Pertambahan bobot ikan
d. Kelangsungan hidup ikan
KH = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan
x 100%
Jumlah ikan pada awal pemeliharaan
e. Kualitas air pemeliharaan ikan (suhu, pH, kandungan oksigen terlarut).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
4.1. Hasil Perlakuan (P)
Pertambahan P1 P2 P3 P4
Pertambahan 2,22 cm 2,88 cm 1,63 cm 7 cm
Panjang Mutlak
Pertambahan 2,14 gram 4,6 gram 2,19 gram 16,75 gram
Bobot Mutlak
FCR 0,66 0,15 0,76 12
Efisiensi Pakan 0,983 0,762 0,864 1,0
SR(%) 61,25 40 72 63,75
10

4.2. Pembahasan
Pada praktikum nutrisi ikan ini, berdasarkan data pertumbuhan panjang, bobot, FCR
dan SR pada masing masing perlakuan dimana dibagi beberapa perlakuan dari perlakuan 1
sampai perlakuan 4. bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan
diantaranya adalah makanan. Fungsi makanan atau pakan bagi ikan adalah sebagai
sumber energi yang diperlukan dalam proses fisiologis dalam tubuh, Hasil yang didapatkan
untuk pertambahan panjang pada waktu selama masa pemeliharaan menunjukkan bahwa
pemberian pakan dengan sesuai perlakuan yang berbeda kedalam media pemeliharaan
menghasilkan laju pertumbuhan dengan rata- rata panjang yang berbeda sesuai perlakuan
masing masing, Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila selama pemeliharaan diukur
menggunakan rumus rata-rata panjang ikan nila akhir pemeliharaan dikurang dengan rata-
rata panjang nila awal pemeliharaan. Rata-rata panjang nila awal pemeliharaan pada
perlakuan 1 (tanpa adanya penambahan) yaitu di dapatkan ukuran panjang 2,22 cm
dengan bobot sebesar 2,14 sedangkan untuk perlakuan 2 didapatkan 2.88 cm dan bobot
yang dihasilkan sebesar 4,6 gram ,dan perlakuan ketiga dengan ukuran 1,63 cm dan bobot
yang dihasilkan sebesar 2,19 gram dan pada perlakuan ketiga 7 cm dan bobot yang
dihasilkan 16,75 gram. Pertambahan bobot berdasarkan penambahan tepung tapioka dan
juga minyak pada masing-masing perlakuan tersebut dan juga tingkat survival rate pada
ikan nila. Yang dicampurkan dengan pelet dan kemudian terbuatlah menjadi pakan

9 Universitas Sriwijaya
komersil. Pakan merupakan sumber makanan ikan yang dapat mengandung lemak dalam
pakan yang mempunyai peranan penting sebagai sumber energi.

Lemak mengandung energi metabolisme lebih besar dari protein dan karbohidrat. Lemak
tersusun dari gliserol dan asam lemak atau zat lainnya. Pada umumnya lemak mudah
dicerna dan dimanfaatkan ikan, yang dibutuhkan ikan untuk tumbuh. Pertumbuhan suatu
proses biologi yang kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor - faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan suatu organisme yaitu faktor dalam antara lain
keturunan, jenis kelamin dan umur. Faktor lingkungan abiotik seperti suhu, salinitas, pH,
dan biotik seperti pakan, kepadatan organisme, parasit dan penyakit. Kebutuhan energy
untuk maintenance harus terpenuhi terlebih dahulu dan apabila berlebihan maka
kelebihannya akan digunakan untuk pertumbuhan. Pada hasil yang didapatkan untuk nilai
FCR pada perlakuan 1 (tanpa penambahan) sebesar 0,66 dan pada perlakuan 2 sebesar 0,15,
untuk perlakuan 3 sebesar 0,76 dan untuk perlakuan ke 4 1,2 . FCR sebagai nilai konfersi
pakan yaitu banyaknya pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kg daging ikan.
FCR merupakan suatu parameter keberhasilan dalam budidaya ikan. Pada dasarnya nilai
FCR yang semakin kecil semakin bagus.karena apabila nilai FCR nya relatif besar bisa
dikatakan jumlah pakan yang diberikan banyak dan tentu saja menambah biaya
produksi. Untuk nilai SR yang didapatkan perlakuan 1 sebanyak 61,25% , untuk peerlakuan
2 didaptkan sebesar 40% selanjutnya pada perlakuan 3 didapatkan sebesar 72% dan pada
perlakuan 4 itu mendapatkan nilai sebesar 63,75%. Nilai SR dalam perikanan budidaya
merrupakan indeks kelulusan hidup suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari mulai
awal ikan yang ditebar hingga ikan sampai di tahap pemanenan. Faktor yang terjadi
kematian pada saat pemeliharaan dapat disebabkan oleh kualitas air pada pemberian pakan
yang sembarangan yang mengakibatkan sisa pakan mengapung di air dan ada yang
mengendap sehingga kulitas air memburuk tempatnya yang terlalu sedikit oksigennya.

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum nutrisi ikan ini adalah :
1. Kandungan nutrisi pakan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup
ikan.
2. Pakan buatan merupakan pakan berbentuk pelet, fleke dan crumble,
pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannya antara 4 bulan.
3. Pemanfaatan minyak sebagai sumber lemak didalam pakan ikan
sangat pentinguntuk menunjang pertumbuhan ikan.
4. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu organisme yaitu
faktor dalam antara lain keturunan, jenis kelamin dan umur. Faktor
lingkungan abiotik seperti suhu, salinitas, pH, dan biotik seperti
pakan, kepadatan organisme, parasit dan penyakit.
5. Penurunan kualitas air akan menyebabkan timbulnya penyakit,
gangguan reproduksi pada ikan, pertumbuhan ikan terhambat,
pengurangan rasio konversi pakan bahkan dapat menyebabkan kematian.

5.2. Saran
Saran yang dapat dilakukan yaitu pada pembuatan pakan harus diperhatikan
dalam mencampur bahan agar menghasilkan pakan dan bentuk yang sempurna dan
Ikan yang dipilih yang akan digunakan seharusnya sesuai dengan ukuran yang
diperintahkan agar bisa dilihat perbedaannya dengan lebih jelas.

11 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan Evi L, Pakan Ikan,Yogyakarta, 2005.


Arie, U.1999, Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift, Cet 1 Penebar Swadaya. Jakarta
Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. 167-249.
Haetami, Kiki. Ika Susangka. Yuli Andriani., 2007. Kebutuhan dan Pola makan Ikan
Jambal Siam dari Berbagai Tingkat Pemberian Energi Protein Pakan dan
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dengan Efisiensi. Laporan Penelitian.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Handajani, 2007. Pengaruh pemberian Bekatul Terfermentasi dengan Rhizophus sp
sebagai Penyusun Pakan Ikan terhadap Daya Cerna dan Pertumbuhan Ikan Nila
Gift. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan UGM
(ISBN: 978-979-99781-2-7).
Kamaruddin, U. 2005. Pemanfaatan Keong Mas (Pomacea sp.) sebagai Pakan Substitusi
Tepung Ikan dalam Pakan Ikan. Dalam: Warta Penelitian Perikanan Indonesia 11 :
6. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Maros. Kordi, M Gufron., 1997.
Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang.
Kordi, M Gufron., 1997. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang.
Koroh, P. A dan Lumenta, C. 2014. Pakan Suspensi Daging Kekerangan bagi
Pertumbuhan Benih Sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Budidaya Perairan 2 (1) : 7-
13.
Matsui, I. 1982. Theory and Practice of Eel Culture. AA. Balkema/Rotterdam.
Uktolseja, J.L.A., 2008. Deposisi Nutrisi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus, Burchell)
Sebagai akibat Penambahan L-Karnitin Pada Dua taraf Lisin dan Lemak. Jurnal
Penelitian Perikanan, Vol. 11, No. 2. Hal: 150–155.
Wijayanti, D. I. 2011. Respon Ikan Sidat (Anguilla bicolor) terhadap Pemberian Pakan
Alami yang Berbeda Pada Skala Laboratorium. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Diponegoro.

Universitas Sriwijaya
Yuwono EP., Sukardi, dan Sulistyo L. 2005. Konsumsi dan efesiensi pakan pada ikan
kerapu bebek (Cromileptes altivines) yang dipuaskan secara periodik. Jurnal Ilmu
Kelautan Vol 10: 129-132.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Menghitung FCR :
FCR = Pakan yang dikonsumsi (g)
Pertambahan bobot ikan(g)
FCR = 1,95
52,4 –39
FCR = 1,95
13
FCR = 0,15
2. Menghitung SR :
SR = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan x
100% Jumlah ikan pada awal pemeliharaan
SR = 8 x 100%
20
SR = 40%
3. MenghitungEfisiensi Pakan
Awal= rata-rata bobot ikan x 3% x jumlah ikan
=0,512 x 0,03 x 25
=0,01536 x 25
=0,384
Akhir= rata-rata bobot ikan x 3% jumlah ikan
=1,6 x 0,03 x 18
=0,864

Anda mungkin juga menyukai