Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM STERILISASI RUANGAN

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Praktikum Formulasi Sediaan Steril

Kelompok 3
Anggota :
Gina Nur Fitria M.P (31118004)
Sri Subhawa Nur (31118008)
Dwi Puspa Syahirrah (31118029)
Sely Geliana Bila (31118036)
Muhammad Lutfi Sya’bani (31118047)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2021
I. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya jasad renik hidup atau yang mempunyai daya hidup
didalam suatu ruangan aseptis

II. RUANG LINGKUP


Dilakukan terhadap ruangan aseptis yang akan digunakan sebagai ruang pembuatan
sediaan yang dibuat secara aseptis maupun dalam pembuatan sediaan injeksi kering

III. PENANGGUNG JAWAB


Kepala Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril

IV. PERHATIAN KHUSUS


Pengujian dilakukan diruang steril

V. PERALATAN DAN REAGENSIA


a. Reagensia :
- Aquades steril
- Alkohol 70%
- Nutrien agar

b. Alat :
- Cawan petri (4 buah)
- Erlenmeyer 500 ml (1buah)
- Alat swab
- Oven dan incubator
- Gelas ukur 100 ml
- Otoklaf

VI. PERSIAPAN UNTUK PENGUJIAN


a. Penimbangan
- Nutrien agar = 23 gram
- Aquades = 1 liter
b. Pembuatan media agar
- Timbang sebanyak 23 gram nutrient agar
- Larutkan didalam 1 liter aquades, didihkan hingga larut
- Sterilkan larutan agar tersebut dalam otoklaf pada suhu 121◦C selama 20
menit

VII. CARA PENGUJIAN


1. Sterilkan alat yang akan digunakan dengan otoklaf dan oven
2. Siapkan semua reagensia yang diperlukan untuk uji cemaran mikroorganisme
3. Lakukan pemantauan lingkungan dengan menempatkan cawan media untuk
bakteri dan jamur didalam LAF dan diluar LAF. Untuk kelas 10.000 selama 15
menit
4. Tutup cawan media kemudia inkubasikan pada temperature 37 derajat selama 24
jam
5. Interpretasikan hasil
VIII. HASIL PENGUJIAN

No Tempat Hasil Dokumentasi


Cawan Pengujian
1 Alat (Laf) (+) pertumbuhan
bakteri
2 Ruangan (+) pertumbuhan
bakteri

IX. PEMBAHASAN

Uji sterilisasi ruangan merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji


mikroba yang terdapat dalam suatu ruangan guna melihat tingkat sterilitas pada suatu
ruangan, ruangan yang memiliki sterilitas baik ditandai dengan sedikitnya jumlah
mikroba atau bahkan tidak ada sama sekali.

Dalam praktikum steriliasasi ini cawan petri yang telah berisi media NA (Nutrient
Agar) dimasukkan ke dalam 2 ruangan yang dipakai saat praktikum, yaitu laboratorium
mikrobiologi dan laboratorium farmakologi prodi S1 Farmasi STIKes BTH. Pada
laboratorium mikrobiologi yang di uji sterilitasnya adalah sterilisasi dari alat yang
digunakan dalam pembuatan sediaan steril serta tangan yang digunakan dalam pembuatan
sediaan steril. Sedangkan pada laboratorium farmakologi yang di uji sterilitasnya adalah
sterilisasi dari ruangan yang digunakan dalam pembuatan sediaan steril serta alat yang
digunakan dalam pembuatan sediaan steril. Setelah itu, cawan petri yang berisi media NA
(Nutrient Agar) tersebut dimasukkan ke dalam masing-masing ruangan lalu dibuka 1/3
bagian, tujuan dari hal tersebut adalah agar memberikan mikroba yang terdapat pada
ruangan tersebut untuk masuk ke dalam cawan petri sehingga jumlah mikroba dapat
diamati. Cawan petri tersebut tidak dibukakan semua dikarenakan dikhawatirkan jika
dibuka semua, maka mikroba yang masuk ke dalam cawan petri akan terlalu banyak
sehingga akan mempersulit dalam proses pengamatan.
Selanjutnya, cawan petri yang berisi media NA (Nutrient Agar) dilakukan
inkubasi dan mikroba yang masuk ke dalam cawan petri kemudian dihitung
menggunakan colony counter. Dan berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan
hasil jumlah mikroba yaitu pada alat yang digunakan di laboratorium mikrobiologi
adalah sebanyak 17 cfu, pada tangan yang digunakan di laboratorium mikrobiologi
adalah sebanyak 68 cfu , pada ruangan laboratorium farmakologi adalah sebanyak 48 cfu,
dan pada alat yang digunakan di laboratorium farmakologi adalah sebanyak 77 cfu.

Berdasarkan batas cemaran mikroba dalam pemantauan area bersih on process


menurut (BPOM RI, 2018), diketahui bahwa semua hasil pengujian sterilisasi yang
memenuhi batas kelas D (Black Area), dimana batas cemaran mikroba cawan papar/petri
pada kelas D adalah 100 cfu, sedangkan hasil praktikum pengujian steriliasasi semuanya
dibawah 100 cfu. Pada hasil pengujian sterilisasi yang memenuhi batas mikroba kelas C
(Grey Area) adalah hanya alat yang digunakan di laboratorium mikrobiologi dan ruangan
laboratorium farmakologi. Sedangkan pada batas mikroba kelas A (White Area) dan B
(Clean Area) tidak ada hasil pengujian yang memenuhi, padahal syarat dari batas mikroba
untuk ruang proses sediaan steril dan ruang pengisian sediaan steril menurut CPOB
adalah harus memenuhi batas mikroba pada kelas A (White Area) dan kelas B (Clean
Area).

Adapun faktor-faktor yang kesalahan yang membuat hasil pegujian tidak


memenuhi syarat adalah: alat-alat yang digunakan pada proses pembuatan ada yang
belum steril, adanya kontaminasi dari luar, serta pengerjaan yang kurang aseptis.

X. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian sterilisasi


yang hasil mikrobanya paling sedikit adalah pada alat yang digunakan di laboratorium
mikrobiologi dengan jumlah mikroba sebanyak 17 cfu, dan untuk sterilisasi yang hasil
mikrobanya paling banyak adalah pada alat yang digunakan di laboratorium farmakologi
dengan jumlah mikroba sebanyak 77 cfu.

XI. DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. (2018). PerKa BPOM No 34 tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.

Berybe Juli. 2013. Uji Sterilisasi Ruangan.


https://id.scribd.com/doc/133411116/MIKFAR3-uji-sterilisasi-ruangan-doc Diakses pada
tanggal 10 November 2021 Pukul 07.03 WIB

Badan POM RI. 2018. PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CARA


PEMBUATAN OBAT YANG BAIK ANEKS 1 PEMBUATAN PRODUK STERIL

PICS. 2018. GUIDE TO GOOD MANUFACTURING PRACTICE FOR MEDICINAL


PRODUCTS ANNEXES

Anda mungkin juga menyukai