Anda di halaman 1dari 23

PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR-DASAR

AGRONOMI

Oleh:
Zaidan P. Negara
Muhammad Nasir
Puspa Dewi

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA 2015

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Buku Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini dibuat agar mahasiswa


memliki bahan bacaan yang sekaligus menjadi tuntunan mahasiswa dalam
melaksnakan kegiatann praktikum.

Buku Penuntun ini disusun bersama antara Dosen Pengasuh mata kuliah
dengan mahasiswa asisten praktikum. Buku penuntun ini disiapkan dalam
waktu yang sangat singkat sehingga penulis menyadari sepenuhnya akan
kekurangan dan kelemahan yang terjadi baik menyangkut konsep maupun
redaksional. Untuk itu jika terdapat kekurangan dan mungkin ada masukan
konstruktif untuk perbaikan konsep ini dihaturkan untuk disampaikan, dan
kami ucapkan teima kasih atas koreksi dan masukannya.

Kami tetap berharap semoga buku penuntun yang sederhana ini tetap dapat
memberikan manfaat khususnya kepada mahasiswa. Dipersilahkan jika ada
manfaat dari buku ini untuk digunakan tanpa harus melalui izin dan
persetujuan dari penulis.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 2


DAFAR ISI

I. PENGENALAN INFRASTRUKTUR DAN SARANA PRASARANA


PERTANIAN
II. PENGENALAN TANAMAN AGRONOMI
III. BUDIDAYA TANAMAN
A. PRAKTIKUM 3 A - PERSIAPAN DAN SELEKSI BENIH DAN
PENGUKURAN KADAR AIR BENIH
B. PRAKTIKUM 3 B - PERKECAMBAHAN BENIH DAN
PENGUKURAN BERAT KERING KECAMBAH
C. PRAKTIKUM 3 C - PERSEMAIAN, PENANAMAN, DAN
PEMATAHAN DORMANSI
IV. PEMELIHARAAN TANAMAN

I. PRAKTIKUM 1
PENGENALAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA
SARANA PERTANIAN

A. Pendahuluan

Infrastruktur (Prasarana) pertanian merupakan suatu bangunan fisik (struktur)


pendukung pengembangan pertanian. Sarana pendukung tersebut berupa
bangunan penyedia air irigasi (dam, sumur pompa), saluran irigasi dan drainase
serta jalan dan jembatan untuk pengangkutan hasil dan saprodi pertanian. Irigasi
adalah  usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapatkan air yang berguna bagi
tanaman dan untuk mengganti air yang hilang pada lahan pertanian. Sedangkan
Drainase berupa parit yang digunakan untuk mengatur kelebihan air pada lahan
rawa pasang surut. Infrastruktur adalah bagian dari kewajiban pemerintah untuk

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 3


menyediakannya.
Pertanian juga harus didukung oleh sarana yang baik. Sarana dan
prasarana adalah semua yang dapat menunjang / mendukung kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Sarana dan prasarana dalam bidang pertanian
adalah segala sesuatu yang dapat mendukung kegiatan budidaya tanaman mulai
dari hulu on-farm sampai dengan kegiatan panen dan pasca panen. Beberapa
contoh dari sarana pertanian adalah rumah kaca, rumah plastik, rumah bayang.
Alat dan mesin pertanian adalah alat atau mesin yang digunakan didalam
kegiatan budidaya pertanian sehingga dapat membantu serta mempermudah
proses budidaya dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Alat
pertanian pada umumnya masih bersifat tradisional dan umumnya digunakan oleh
para petani dengan areal pertanaman yang tidak terlalu luas. Alat pertanian yang
bersifat tradisional misalnya : Cangkul, sabit, garu, parang, ani-ani dan lain-lain.
Mesin pertanian merupakan alat pertanian yang sudah bersifat modern
yang dapat digunakan oleh petani dan perusahaan dengan areal pertanaman
dengan skala lahan yang luas. Contoh mesin pertanian : traktor, mesin pemanen,
mesin perontok, dan mesin penanam.
Alat dan mesin dalam pertanian dikelompokkan menjadi dua yaitu : (1)
alat dan mesin budidaya tanaman, (2)alat dan mesin pengolahan hasil pertanian.
Alat dan mesin budidaya pertanian adalah alat dan mesin yang digunakan
untuk produksi tanaman dan ternak. Contoh alat dan mesin untuk produksi
tanaman adalah alat dan mesin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin
pemanen, dan sebagainya. Contoh alat dan mesin budidaya ternak adalah alat dan
mesin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya.
Alat dan mesin pengolahan hasil pertanian adalah alat dan mesin yang
digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak.
Contoh alat dan mesin penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak
adalah Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji
sawit, dan sebagainya.
Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan dalam
budidaya tanaman pada suatu wilayah tertentu. Sarana yang ada hubungannya

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 4


langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih atau bibit,
pupuk, bahan kimia, pengendali musuh tanaman atau perangsang tumbuh dan
alat-alat pertanian.
Sarana produksi dalam usaha tani sangat diperlukan. Bukan hanya dalam
hal untuk proses pembudidayaan, tapi juga dalam hal yang lain. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa sarana produksi yang meliputi pupuk, pestisida, benih, zat
pengatur tumbuh (ZPT) dan Inokulan.
enih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih yang dimaksud.
1. Pupuk
Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemupukan adalah pemberian pupuk kepada tanaman melalui tanah, atau bagian
tanaman tertentu, untuk menambah unsur hara yang diperlukan tanaman.
Tanaman harus diberi pupuk karena ketersediaan hara dalam tanah rendah, hara
dapat hilang karena erosi, leaching dan saat panen, dan untuk meningkatkan
produksi. Biasanya dalam pemberian pupuk memiliki cara tersendiri yaitu dengan
cara : disebar / ditaburkan secara merata diatas permukaan, ditempatkan dalam
lobang secara larikan atau tugal, dan atau disemprotkan melalui daun atau lewat
tanah.
2. Zat Pengatur Tumbuh ( ZPT )
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa kimia yang bisa digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman, misalnya untuk merangsang pembungaan dan pembuahan,
merangsang pertumbuhan vegetatif, mematikan cabang yang tidak dikehendaki
dan lain sebagainya.
ZPT merupakan kelompok hormon, baik hormon tumbuhan yang alamiah maupun
sintesis dan bahan kimia yang bukan hara tanaman yang tidak dijumpai pada
tanaman, tetapi bila diberikan kepada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangannya. Penggunaan bahan ini akan berpengaruh pada konsentrasi
dan pada fase tumbuh yang tertentu dari suatu tanaman. Zat pengatur tumbuh
yang biasa digunakan adalah asam jibrellat, asam indol asetat dan asam
indolbutirat.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 5


3. Pestisida
Pestisida adalah zat kimia yang beracun untuk pengendalian musuh – musuh
tanaman. Berdasarkan kegunaannya pestisida dapat dibagi kedalam beberapa
jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida,
bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi
pestisida yaitu berupa cairan semprot (sprayer), tepung hembus (dust), butiran
(granular), pasta, uap, kabut dan gas. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk
formulasi yaitu EC ( emulsifiable concentrate ), WP ( wettable powder ), SP
( soluble powder), WSC (water soluble concentrate), dan ULV (ultra low
volume ).
4. Inokulan
Inokulan adalah bakteri yang diinokulasikan atau dikembangbiakan ke tanaman
baru. Inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa yang
memerlukan inokulasi bakteri rhizobium.
Mekanisme kerja sama antara bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam bentuk
simbiosis mutualisme, yaitu simbiosis saling menguntungkan dimana bakteri
menjadi unsur C dari tanaman sebagai sumber energi bakteri, dan tanaman
mendapatkan N dari bakteri, karena bakteri mampu memfiksasi N2 dari udara.
Inokulasi rhizobium digunakan untuk : penanaman leguminosa ditanah untuk
pertama kalinya, penanaman leguminosa yang baru disuatu areal / lahan, dan
penanaman jenis leguminosa pada tanah yang populasi rhizobiumnya sangat
rendah. Inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
menggunakan tanah, secara alami, dan menggunakan biakan murni.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah: Agar mahasiswa mengenal infrastruktur dan
sarana pendukung pertanian.
C. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan adalah alat tulis, buku, kamera dan modul.
D. Cara Kerja

1. Mahasiswa melakukan tour mengelelingi tempat dan keberadaan sarana dan

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 6


prasarana pertanian yang ada di Kebun Percobaan Agro Techno Center ( ATC )
2. Semua prasarana dan sarana yang dikunjungi diperhatikan, diamati
kelengkapan alatnya, bagaimana cara kerja dan fungsi alat
3. Ambil foto untuk semua prasarana dan sarana yang dikunjungi dan catat semua
hasil pengamatan dan penjelsan selama kunjungan
E.Hasil
1. Alat dan Mesin Pertanian

Nama Fungsi Dan Cara Kerja Gambar


Alat/Mesin Kegunaan

2. Sarana Produksi

Jenis Fungsi Dan Kegunaan Gambar


Rumah Kaca

Rumah
bayang

Lahan Sawah

a. Pupuk
 Berdasarkan Kandungan Hara

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 7


Jenis Komposisi Contoh
Kandungan Hara
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

 Berdasarkan Bentuknya
Jenis Komposisi Kandungan Contoh
Hara
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

b. Zat Pengatur Tumbuh

Jenis Contoh Fungsi

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 8


1.
2.
3.
1.
2.
3.

c. Pestisida
Jenis Kegunaan Contoh Bahan Cara
Aktif Aplikasi
1. Herbisisda

2. Insektisida

3. Rodentisida

4. Bakterisida

5. Nematisida

6. Fungisida
7. Akarisida
8. Moluskisida

9. Avisida

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 9


II. PRAKTIKUM 2
PENGENALAN TANAMAN AGRONOMI

A. Pendahuluan ..\..\BOTANI\KELOMPOK TAN.doc

Terdapat ribuan jenis tanaman agronomi dengan berbagai persamaan dan


perbedaannya. Tanaman agronomi ditanam untuk berbagai keperluan seperti
dikonsumsi langsung, dimasak terlebih dahulu, untuk dibuat minuman, bahan
baku industri makanan, industri elektronik, kendaraan bermotor, bahan aktif obat,
atau ditanam kaarena memiliki nilai estetika.

Untuk memudahkan mempelajari dan memahami tanaman agronomi yang


jumlahnya banyak tersebut, maka tanaman tersebut perlu dikelompokkan dalam
berbagai kategori. Tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan kategori siklus
hidupnya menjadi tanaman semusim (annual), tanaman dua musim (biannual) dan
tanaman tahunan (perennial). Berdasarkan kebiasaan tumbuh (growth habit) dan
karakteristik morfologinya tanaman agronomi dikelompokkan menjadi tanaman
pohon, semak, herba, rumput-rumputan, menjalar (liana).

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 10


Berdasarkan manfaat dan kegunaannya tanaman agronomi dapat
dikelompokkan menjadi tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan dan industri, tanaman rempah-rempah, tanaman obat-obatan.
Tanaman juga bisa dikelompokkan berdasarkan kebiasaan tanaman
menggugurkan daun (Deciduous) atau tidak menggugurkan daun (evergreen).

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mempelajarai mengatahui ciri, sifat dan manfaatnya dan dapat
mengelompokkan tanaman berdasarkan persamaan kategorinya.
2. Membuat sistem kelasifikasi botani tanaman sehingga bisa diketahui tanaman
yang bersangkutan masuk dalam kelompok tanaman yang mana

C. Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan: Berbagai jenis tanaman yang sudah dipilih, Alat tulis dan gambar,
foto tanaman
Alat: Kamera, Magnifier
D. Cara Kerja
a. Mahasiswa diberikan contoh tanaman untuk diamati dan difoto. Atau untuk
kasus tanaman tertentu dapat saja mahasiswa mengambil foto tanaman yang ada
di lapangan
b. Selanjutnya tanaman tersebut diidentifikasi struktur dan organnya. Hasil
pengamatannya dicatat pada tabel yang sudah disediakan.
c. Masing-masing tanaman kemudian dibuat klasifikasi botaninya.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 11


Gambar Gambar Daun Gambar Bunga Gambar Buah dan Gambar Akar
Tanaman Biji

Penjelasan .................. ................ ................ ...............


tambahan
Klasifikasi 1.Kingdom 2. Diviso 3. Sub Divisio 4. Kelas
Botani:
................. ................ .................. .............
5. Ordo 6. Famili 7. Genus 8. Spesies Growth
III. Habit PRAK
........................ ................. ................. .............. .............
TIKU M3
Kegunaan/Ma Hasil yang Organ Teknik
nfaat Tanaman Dipanen Perbanyakan Budidaya
Khusus
....................... ....................... ....................... Perlu semai/
lanjaran/
dormansi
BUDIDAYA TANAMAN

A. Pendahuluan

Budidaya tanaman adalah teknik untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman


sehingga memberikan hasil semaksimal mungkin. Budidaya tanaman yang baik
dimulai dari pemilihan jenis tanaman sesuai dengan lokasi, ekosistem tempat
tanaman akan dibudidayakan dan dengan syarat tumbuh tanaman. Tentunya
sangat sulit untuk mendapatkan tanaman yang memiliki syarat tumbuh yang
sesuai dengan lokasi dan ekosistem dimana tanaman tersebut akan dibudidayakan.
Ketidak-sesuaian antara syarat tumbuh dan lokasi penanaman itu kemudian diisi
oleh teknologi agar tanamanya bisa beradaptasi, tidak sampai menurun
pertumbuhan dan hasilnya secara drastis. Akan tetapi teknlogi budidaya bukan
tidak diperlukan jika sudah terjadi kesesuaian syarat tumbuh tanaman dan
ekosistem. Tetap dibutuhkan teknologi, tentunya hasilnya akan menjadi
maksimal.
Tanaman adalah mahluk hidup yang bukan saja memerlukan lingkungan fisik
tetapi juga diperlukan tangan dan emosional yang stabil untuk
membudidayakannya. Orang awam sering menggunakan istilah “tangan dingin”

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 12


kepada mereka yang biasanya berhasil dalam membudidayakan tanaman. Tangan
dingin tersebut agar diaktualkan maknanya dengan cara memahami ciri dan sifat
tanaman, menerapkan teknologi tepat varitas, tepat pupuk, tepat lokasi dan tepat
jadwal tanam.
Setelah pemilihan jenis dan kesesuian tanaman dengan lingkunagnnya, maka
teknologi budidaya berikutnya adalah pemilihan bibit, varitas, dan/atau benih
yang baik. Teknik ini tidak mudah karena mempertimbangkan banyak hal.
Pemilihan bibit didasarkan pada ketersediannya, keunggulan dan ukuran hasilnya,
rasa buahnya, warna tanaman atau bunganya untuk tanaman hias, tingkat
kerumitan budidayanya, ketersediaan anggaran.
Setelah bibit dipilih maka kegiatan berikutnya adalah seleksi benih bernas. Petani
biasanya merendam benih dalam larutan air bercampur garam. Jumlah garam
yang ditambahkan bepatokan pada munculnya telur ayam ke permukaan. Cara
melaksanakannya adalah ember diisi air dan dimasukkan sebutir telur ke
dalamnya. Setelah itu ke dalam ember tadi ditambahkan garam dapur sedikit
demi sedikit sampai telur ayam yang berada di dasar ember muncul ke permukaan
dan penambahan garam dihentikan. Inilah larutan yang akan digunakan untuk
seleksi benih khususnya padi. Benih yang telah dimasukkan kemudian diaduk
dengan pelan. Jika ditemukan benih yang mengapung ke atas maka benih tersebut
dikumpulkan dan dikeluarkan dari ember untuk disisihkan.
Dormansi adalah kegagalan benih viabel untuk berkecambah meskipun syarat
lingkungan untuk perkecambahannya sudah disediakan optimal. Tetapi bagi
benih dormansi adlaah alat survival untuk memperpanjang daya hidup mereka jika
berada pada kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Terdapat berbagai faktor penyebab dormansi diantaranya embryo belum dewasa
(immature), adanya kimia penghamba metabolik, dan kedapnya (impermeabilitas)
kulit biji sehingga menghambat lalu-lintas air dan oksigen keluar dan masuk
benih. Teknologi untuk memicu perkecambahan benih dorman disebut istilah
pematahan dormansi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
faktor penyebab dormansi. Pematahan dormansi yang disebabkan oleh embryo
belum dewasa, zat penghambat dan impermeabilitas kulit biji yang paling murah

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 13


adalah inkubasi, artinya benih dibiarkan tanpa adanya perlakuan apapun. Tetapi
jika dormansinya dalam maka cara ini tidak efisien karena membutuhkan waktu
yang lama. Maka cara berikutnya adalah dengan cara merendam benih dalam
larutan kimia mengandung KNO3, NaClO (Sodium hypochlorite/pemutih),
alkohol, atau asam sulfat untuk kulti biji yang sangat tebal.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenalkan teknik budidaya berbagai kelompok dan jenis tanaman
agronomi sehingga tanaman mampu tumbuh dan beradapatasi dengan baik
2. Untuk mengenalkan berbagai metoda pengukuran berbagai parameter benih
dan perkecambahan
3. Untuk mengenalkan solusi jika ditemukan permasalahan selama waktu
budidaya di lapangan.

C. Bahan dan Alat


1. Bahan: Benih dan bibit berbagai jenis tanaman dari berbagai kategori
pengelompokan tanaman, sarana produksi (pupuk, kompos, kapur, media,
pestisida, pot, polibag).
2. Alat: Alat produksi (cangkul, stik, sekop, lanjaran)

D. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan: Pembagian kelompok mahasiswa setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang
2. Praktikum: Praktikum dibagi ke dalam beberapa kegiatan secara berurutan dan
juga merupakan lanjutan dari kegiatan terdahulu.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 14


PRAKTIKUM 3 A
PERSIAPAN DAN SELEKSI BENIH
DAN PENGUKURAN KADAR AIR BENIH

A. Pendahuluan
Benih akan menentukan jumlah dan kualitas hasil. Oleh karenanya dalam kegiatan
produksi pertanian on-farm akan diawali dengan proses persiapan dan seleksi
benih. Persiapan disini adalah kegiatan membersihkan benih untuk dikondisikan
agar benih yang digunakan terhindar dari campuran jenis benih dan varitas lain,
bersih dari kotoran dan benih gulma. Benih yang sudah bersih kemudian kembali
diseleksi untuk mendapatkan benih yang benar-benar bebas dari kerusakan,
hampa, dan gejala penyakit dan hama.
Benih yang terpilih kemudian dibelah untuk melihat struktur penting dari embryo
benih sehingga bisa mengenal struktur tersebut dan fungsinya dalam pertumbuhan
tanaman dan untuk menilai kualitas kecambah.
Kadar air benih juga penting karena disamping menentukan daya simpan benih,
penentuan harga jual, serta menjadi indikasi kualitas benih. Benih yang
dikeluarkan dari tempat simpan dan memiliki kadar air tinggi bisa menjadi
indikasi menurunnya kualitas benh.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 15


B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenalkan teknologi kondisioning, seleksi benih
2. Untuk mengenal struktur penting benih dan metoda pengukuran kadar air benih
C. Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Bahan: Benih padi dan palawija, buku gambar/kertas dan pensil 2B, penghapus
2. Alat: Pinset, Magnifier, Oven

D. Cara Kerja
1. Seleksi Benih, dilakukan dengan cara mengambil benih dari sumbernya +/- 20
gram
2. Benih kemudian dibersihkan dari kemungkinan campuran dengan jenis dan
varitas lain, kotoran dan benih gulma.
3. Benih terpilih kemudian disimpan untuk penggunaan selanjutnya
4. Gambar Benih, Benih yang terpilih digambar dalam bentuk utuh dan dipotong
melintang atau membujur sesuai bentuk benih agar embryo benih terekspose
5. Untuk benih tertentu dapat saja direndam dulu selama 2 jam agar benih menjadi
lunak dan embryo akan nampak lebih jelas.
6. Gambar benih dan identifikasi embryo pada kertas gambar.
7. Pengukuran Kadar Air Benih, sampel benih (padi dan palawija) sebanyak +/-
10 gram dan timbang beratnya untuk akurasi sebagai Berat Awal atau Berat
Basah. Letakkan ke dalam cawan tahan panas dalam 2 ulangan, dan masukkan ke
dalam oven suhu 105 C selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam benih dikeluarkan dan diinkubasi 1 jam di dalam dessicator
untuk stabilitas sebelum kembali ditimbang untuk mendapatkan Berat Kering atau
Berat Akhir.
9. Hitung Kadar Air Benih (%) = KA awal – KA akhir / KA Akhir x 100%

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 16


PRAKTIKUM 3 B
PERKECAMBAHAN BENIH DAN
PENGUKURAN BERAT KERING KECAMBAH

A. Pendahuluan

Perkecambahan selain untuk menguku kualitas benih juga untuk memprediksi


kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang secara normal sehingga bisa
menghasilkan kualias dan kuantitas hasil seperti yang diharapkan

Selain itu, dengan perkecambahan dapat diketahui dan ditelusuri permasalahan


yang muncul selama produksi on-farm sampai dengan kegiatan panen dan
pasca panen. Agar bisa menetukan kualitas kecambah maka diperlukan
pengetahuan tentang botani dan morfologi struktur benih dan kecambah
dengan baik, seperti yang sudah dipelajari dan dilaksanakan dalamm kegiatan
Praktikum Benih. Akan tetapi, analisis kecambah ini tidak setara dengan
kegiatan Uji Daya Kecambah dan Teknologi Benih yang harus melalui
prosedur dengan SOP tertentu.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang cara melakukan uji


perkecambahan

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 17


2. Untuk mengetahui cara penilaian dan analisis kecambah
C. Cara Kerja
1. Siapkan benih padi, kedelai dan/atau benih lain yang tersedia
2. Benih jagung sudah disiapkan 10 hari dan benih kedelai 7 hari sebelum
hari praktikum
3. Siapkan kertas merang basah, sebanyak 2 lembar diletakkan di atas meja
kerja.
4. Di atas kertas merang tersebut susun sebanyak 50 benih untuk padi dan
kedelai. Lapisi lagi dengan selembar kertas merang basah dan gulung
secara perlahan-lahan, tidak terlalu kuat sehingga akan menekan kecambah
nantinya, dan tidak terlalu longgar shg benih akan terlepas
5. Buat label nama, jenis benih dan varitas, tanggal tanam
6. Setiap hari disiram dan perkecembahan selesai setelah 7-8 hari untuk
kedelai, dan 10-12 hari untuk padi.
7. Gambar kecambah dalam 5 tahapan tumbuh yang berbeda dan beri label
pada kecambah yang tumbuh tahap terakhir.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 18


PRAKTIKUM 3 C
PERSEMAIAN, PENANAMAN, DAN PEMATAHAN
DORMANSI
A. Pendahuluan
Beberapa spesies benih tidak mau berkecambah meskipun faktor lingkungan
untuk perkecambahannya seperti air, oksigen, dan suhu sudah diberikan sesuai
untuk perkecambahan benih yang bersangkutan dan benih diyakini masih
dalam keadaan hidup atau viabel. Jika ditemukan kondisi benih seperti ini,
maka itulah yang disebut dengan dormansi.
Dormansi disebabkan oleh berbagai faktor seperti kulit biji yang impermebel
terhadap air dan oksigen, sehingga lalu-lintas air ke luar atau masuk benih
tidak tejadi dan tidak mengalami hidrasi untuk peningkatan kadar air benih
sebelum perkecambahan dimulai.
Dormansi dapat juga disebabkan oleh embryo yang belum matang atau
disebabkan oleh hambatan zat inhibitor yang ada di dalam sel benih.
Sementara itu upaya untuk pematahan dormansi sangattergantung kepada jenis
dormansi pada benih yang bersangkutan. Kulit biji yang impermeabel dapat
dilakukan secara fisik dan kimia. Prinsifnya adalah dengan membuka pori
kulit biji sehingga terbuka akses untuk lalu-lintas air dan oksigen, sehingga
bisa dilaksanakan secara fisiki dengan peretakan, diasah, atau tusuk jarum.
Secara kimia dengan menggunakan larutan pelarut lemak atau minyak seperti

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 19


KNO3, alkohol dan H2SO4 sehingga pori-pori kulit biji yang tertutup oleh
lemak atau minyak dapat tercuci dan membuka akses lalu-lintas air dan
oksigen.
Persemaian adalah instalasi untuk mengecambahkan benih dan
mempersiapkan tanaman kecil untuk tumbuh dan beradaptasi di lapangan.
Dengan persemaian petani memiliki beberapa keuntungan seperti bibit sudah
cukup besar dan sudah beradapatasi sebelum ke lapangan, petani memiliki
kesempatan untuk seleksi ke dua setelah seleksi benih. Sehingga kesempatan
untuk berhasil tumbuh di lapangan menjadi semakin besar.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenalkan kepada mahasiswa tentang bangunan dan sarana persemaian
2. Mengenalkan kepada mahasiswa tentang cara persiapan dan penanaman
benih dan bibit di persemaian
C. Bahan dan Alat
Bahan: Bahan untuk membuat persemaian kayu gelam untuk tiang, hek atau
bambu untuk atap dan plantik untuk penutup. Tali dan paku. Sumber air untuk
penyiraman. Benih dan bibit untuk disemai
Alat: Palu, Cangkul. Selang dan ember
D. Cara Kerja
1. Siapkan lahan dan pilih lokasi untuk persemaian yang datar dan dekat
dengan sumber air
2. Dirikan bangunan bedengan untukpelindung
3. Olah tanah di bawah bedengan dan isi polibag dengan media lalu susun di
bawah bedengan. Semua media kemudian disiram agar cukup airnya
4. Benih dan bibit yang sudah disiapkan siap untuk ditanam. Tanam benih se
dalam 2,5 cm dan tanam beibit kemudian tanah sekitar bibit agak ditekan
agar media kontak dengan bibit.
5. Amati dan siram setiap hari dengan air yang cukup tapi tidak berlebihan
6. Peajari setiap benih dan bibit yang ditanam berapa lama umur di
persemaian sebelum dipindahkan ke lahan permanen.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 20


PRAKTIKUM IV

PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN

A. Pendahuluan

Setelah ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama


pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan
seperti: gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan
sebagainya. Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil. Oleh karena itu,
perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor
penghambat tersebut.
Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan
salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara
pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman
dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman dengan semua tindakan
manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang
menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu
memberikan hasil atau produksi yang maksimal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan antara lain adalah
penyiraman, penyulaman, pemupukan, penyiangan, pembumbunan,
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 21


B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui teknik –
teknik pemeliharaan berbagai jenis tanaman serta mampu mengamati dan
mengukur parameter pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasilnya
jika waktunya cukup.

C. Alat dan Bahan


Alat: Alat tulis, buku, cangkul, parang, dan sprayer.
Bahan: air, dan pupuk.
D. Cara Kerja
1. Lakukan penyiraman tanaman pada saat pagi dan sore hari.
2. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati, rusak atau
abnormal.
3. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik (pupuk kompos
atau pupuk kandang)
4. Lakukan penyiangan gulma disekitar tanaman budidaya
5. Pengendalian OPT dilakukan saat tanaman terserang hama dan penyakit
6. Lakukan pengamatan hingga masa panen

E. Hasil

Pengamatan 1 ( Pertumuhan setelah Fase Perkecambahan )

Minggu ke Parameter Keterangan


1 1. Tinggi Tanaman
2. Diamter Batang
3. Jumlah Daun
4. Jumlah Klorofil
................... 1. Tinggi Tanaman
2. Diamter Batang
3. Jumlah Daun
4. Jumlah Klorofil
n 1. Tinggi Tanaman
2. Diamter Batang

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 22


3. Jumlah Daun
4. Jumlah Klorofil
Pengamatan 2 ( Saat Panen )

Minggu ke Parameter Keterangan


1. Hasil
2. Panjang Akar
3. Luas Daun
4. Berat Kering

Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi[Type text] Page 23

Anda mungkin juga menyukai