KELOMPOK 8
Disusun oleh :
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Kata pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
Bab II : Pembahasan
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
Daftar Pustaka..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata Munakahat dalam bahasa Arab berasal dari akar kata na – ka – ha, yang
dalam bahasa Indonesia disebut kawin atau perkawinan. Term ini ddisebut dalam
bentuk jama’mengingat bahwa perkawinan itu menyangkut dan berkaitan dengan
banyak hal, disamping perkawinan itu sendiri, juga perceraian dan akibatnya serta
kembali lagi kepada perkawinan sesudah perkawinan itu putus yang dinamakan rujuk.
Dengan demikian, “Munakahat” itu lebih tepat disebut “hal ihwal berkenaan dengan
perkawinan”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Nikah sebagai sunnah Nabi, dan seperti apa hadisnya?
2. Bagaimana Prihal Wali dalam pernikahan, dan seperti apa hadisnya?
3. Apa yang dimaksud dengan Nikah Muhallil?
BAB II
PEMBAHASAN
Dan untuk lebih jelasnya lagi silahkan simak kisah mereka berikut ini:
"Sesungguhnya beberapa orang sahabat radiallahu 'anhu bertanya secara diam-diam
kepada istri-istri Nabi tentang amalan beliau. (setelah diberitahu) Maka diantara sahabat
tersebut ada yang berkata, saya tidak akan menikahi perempuan".
Yang lain berkata, "Saya tidak akan memakan daging". Yang lain lagi berkata, "Saya
tidak akan tidur di atas hamparan/tikar". Mendengar itu semua, Beliau sesudah memuji
Allah dan menyanjung-Nya, Beliau bersabda: "Mengapa ada beberapa orang yang
mengatakan begini... dan begini? Sesungguhnya aku shalat dan tidur, puasa dan berbuka
dan menikahi wanita. Sebab itu, siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka orang itu
tidak termasuk ummatku" (H.R Bukhari dan Muslim).
Maka sungguhlah tepat apa yang dikatakan oleh Umar bin Khattab radiallahu
'anhu kepada Abu Zawaid yang belum juga berkeinginan untuk menikah sementara
usianya sudah cukup dan diapaun sebenarnya sudah mampu untuk itu.
"Apa yang membuat kamu tidak menikah (akan) membuat kamu naif"
1
https://almanhaj.or.id/3565-anjuran-untuk-menikah.html (diakses pada tanggal 8 Juni 2020, 15.30
WIB)
Menurut riwayat lain yang diucapkan Umar radiallahu 'anhu adalah:
"Orang belum menikah akan cenderung berbuat kotor atua zina"
Dengan demikian bagi siapa yang menolak untuk menikah tanpa adanya alasan yang
dibenarkan oleh syari'at Islam, berarti telah keluar dari fitrahnya sebagai makhluk yang
diciptakan Allah secara berpasangan.
هللا َر ُس ْو ُل قَا َل قَال َ ْت ئِشَ َة ا َع َع ْن ِ ي َ ْع َم ْل ل َ ْم فَ َم ْن ُسنَّيِت ْ ِم ْن ُح َال ِِّن"!اكَ َسمَّل َ َو عَلَ ْي ِه ُهلل َص َّل
جَي ِدْ ل َ ْم َو َم ْن فَلْ َي ْن ِك ْح َذ َاط ْولٍ اَك َن َو َم ْن َم َم ْا َال ِبمُك ُ ُماكَ ِث ٌر فَ يِّن ْ اتَ َز َّو ُج ْو َو ِميِّن ْ فَلَيْ َس ب ُِسن َّ ِت
ِإ
( )الناكح كتاب فاميجه ابن أخرجه.ِو َجا ٌء هَل ُ ا َّلص ْو َم فَ َّن اِب "! ِّلِص َيا ِم عَيَل ْ َف
ِإ
Artinya: “Dari ‘Aisyah, Dia berkata Rasulullah SAW bersabda: Nikah itu sebagian dari
sunahku, barang siapa yang tidak mau mengamalkan sunahku, maka dia bukan
termasuk golonganku. Dan menikahlah kalian semua, sesungguhnya aku (senang)
kalian memperbanyak umat, dan barang siapa (diantara kalian) telah memiliki
kemampuaan atau persiapan (untuk menikah) maka menikahlah, dan barang siapa
yang belum mendapati dirinya (kemampuan atau kesiapan ) maka hendaklah ia
berpuasa, sesungguhnya puasa merupakan pemotong hawa nafsu
2
baginya.” (dikeluarkan dari HR. Ibnu Majah dalam Kitab Nikah).
Hukum Pernikahan.
2
http://masriiani.blogspot.com/2012/12/hadits-tentang-pernikahan.html (diakses pada tanggal 8 Juni
2020, 15.30 WIB)
e. Haram bagi orang yang menikah atas dorongan nafsu belaka, orang yang ingin
merenguk keuntungan materidan orang yang mempunyai niat untuk menyakiti
perempuan yang dinikahinya.3
1. Usia Nikah
Setiap dua insan yang ingin menikah hendaklah memiliki usia yang telah mencapai
usia nikah. Usia nikah ini meli[puti fisik dan jiwa yang dianggap sebagai orang yang
sudah matang untuk berumah tangga, karena calon pengantin akan memikul tanggung
jawab yang berat dalam membina keluarga.
Menurut UU Perkawinan RI No.1 Tahun 1974 seseorang diperbolehkan menikah bagi
laki-laki apabila telah berusia minimal 19 tahun, dan untuk perempuan minimal usia 16
tahun.
2. Biaya Kehidupan
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah
mempersiapkan terlebih dahulu biaya pernikahan dan bekal hidup untuk mengarungi
kehidupan di dalam berumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari
kehancuran, karena biasanya rumaah tangga tanpa didukung oleh biaya hidup pasti akan
mengalami kekacauan dan kehancuran.
3. Pekerjaan
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah Ia terlebih
dahulu memiliki pekerjaan yang dapat membiayai keperluan rumah tangganya.
Pekerjaan yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki ini dapat berupa apa saja, asal
pekerjaan tersebut masih mengikuti norma-norma di agama Islam.
3
http://khoirul-marzuky.blogspot.com/2017/05/makalah-munakahat-pernikahan.html (diakses pada
tanggal 8 Juni 2020, 15.30 WIB)
4. Pendidikan/Pengetahuan
Laki-laki atau perempuan yang ingin menikah hendaklah keduanya telah memiliki
pengetahuan atau pendidikan yang cukup. Yang berperan ampuh meningkatkan
martabat kemanusiaannya. Dan dengan pendidikan akan dapat memecahkan
permasalahan didalam rumah tangga.
5. Mahar
Mahar atau maskawin ialah pemberian dari seorang laki-laki kepada seorang
perempuan baik berupa uang atau benda-benda yang berharga yang disebabkan karena
pernikahan diantara keduanya. Memberi mahar hukumnya wajib bagi mempelai laki-
laki. Allah SWT berirman:
َّ ُ ْ َّ ُ ْ َ ٰ َ َّ ُ َ ْ ُ ُ ًۗ َ ْ َ َ َ ُ َ اَل
فاتوهن ِمنهن ِب ٖه اجورهن ف ِريضة و جناح
ْااس َت ْم َت ْع ُتم َ
ْ ف َم.....
ْ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ِۗ ْ َ ْ
(۲ النساء:٤) ..... عليكم ِفيما تراضيتم ِب ِه ِمن ض ِ الف ِري ِض ـ ـ ـ ِـۗةبع
Artinya: “Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) diantara mereka,
berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu kewajiban; dan
tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang telah kamu saling merelakannya,
sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.....”.(Q.S. An-Nisa’:24).4
َّ َ َ ْ َ َ ّ ً َ َ َ ُ ُ َ َْ ً َ ْ ُ
( ِان )داحم هروا اعظم النك ِاح
ِ بركة ايسره مؤنة
Artinya: “Sesungguhnya nikah yang paling besar berkahnya ialah yang paling sedikit
belanjanya”(H.R. Ahmad).
4
https://tafsirweb.com/1556-quran-surat-an-nisa-ayat-24.html (diakses pada tanggal 8 Juni 2020, 15.40
WIB)
Sunnah dalam Akad Nikah
Setelah akad nikah selesai dilaksanakan maka disunnahkan melaksanakan tiga hal
sebagai berikut.
1. Khutbah Nikah
Khutbah nikah sangat dianjurkan menurut agama Islam karena di dalam khutbah ini
banyak nasehat-nasehat yang sangat berguna bagi suami-istri dalam mengarungi
kehidupan berumah tangga sesuai dengan tuntunan Islam. Khutbah nikah ini dimulai
dengan bacaan basmalah, tahmid dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah
itu nasehat-nasehat untuk kedua mempelai dan diakhiri dengan do’a.
3. Walimah
ُ َْ َ
Walimah artinya pesta, dan walimah untuk pernikahan disebut Walimah Ursو ِليم ة
ُ ا ْ . Walimah Urs adalah pesta atau perayaan pernikahan, yang bertujuan untuk
لع ْر ِس
menyiarkan pernikahan itu. Agar masyarakat tidak curiga ketika mereka melakukan
hubungun suami istrinantinya. Memeriahkan pernikahan sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW sebagai berikut:
اح ّ ال َا ْعل ُن ْوا َه َذ
َ االن َك َ َ َّ َّ َّ َ َ َ َ ْ َ
ق عن عا ِئش ة ان الن ِبيﷺ
ِ ِ
َ ْ ُ ُّ ْ ََ ُْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َُ ْ َ
واجعل وه ِفى املس ِاج ِدواض ِربواعلي ِه ال دفوف (رواه
)أحمد والترمذى وحسنه
Artinya: “Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda: Syiarkanlah nikah ini,
adakanlah di masjid-masjid dan pukullah rebana-rebana untuk kemeriahan pernikahan
ini”.(H.R. Ahmad dan At Tirmidzi, hadis ini termasuk hadis hasan).
2. Wali
Wali adalah orang yang menikahkan, seperti bapak dari calon istri.
Adapula diperlukan dua orang saksi, dua orang saksi adalah yang menyaksikan akad
nikah karena pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah.
Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas suami yang menalak
ba’in untuk mengawini bekas istrinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW suatu kali ditanya
perihal muhallil. Maka, beliau menjawab, “Tidak, kecuali pernikahan atas dasar suka
sama suka, bukan pernikahan tipuan, dan tidak pula (pernikahan untuk) memperolok-
olok kitab Allah, hingga ia (si suami kedua) merasakan nikmatnya berhubungan badan.”
Dalam hadis lainnya, sebagaimana diriwayatkan Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW
bersabda, “Maukah kalian aku beri tahu tentang kambing pinjaman?”
Muhallal lahu adalah sebutan bagi si suami sebelumnya (dari istri yang telah ditalak
tiga) yang bermaksud agar bisa menikahi istrinya lagi setelah ditalak tiga oleh suami
kedua yang menikahinya.
Menurut Umar bin Khattab, hukum yang dapat dilaksanakan bagi pelaku
nikah muhallil dan muhallal lahu adalah rajam. Ketika Umar ditanya ihwal pernikahan
yang bertujuan menghalalkan seorang perempuan untuk si suami pertama (muhallal
lahu), maka ia menjawab, “Itu perzinaan.”
Pernikahan semacam ini termasuk salah satu di antara dosa-dosa besar dan perbuatan
keji. Hukumnya adalah haram, baik keduanya mensyaratkan pada saat akad, atau
keduanya telah sepakat sebelum akad atau dengan niat salah satu di antara keduanya.
Dan orang yang melakukannya akan dilaknat.
Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
BAB III
6
https://almanhaj.or.id/1194-pernikahan-yang-dilarang-nikah-dengan-niat-talak.html (diakses pada
tanggal 17 Juni 2020, pukul 20.00 WIB
KESIMPULAN
Tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (prig
terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang
bahagia sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.
Daftar Pustaka
https://almanhaj.or.id/3565-anjuran-untuk-menikah.html
http://masriiani.blogspot.com/2012/12/hadits-tentang-pernikahan.html
http://khoirul-marzuky.blogspot.com/2017/05/makalah-munakahat-pernikahan.html
https://tafsirweb.com/1556-quran-surat-an-nisa-ayat-24.html
http://1001hadits.blogspot.com/2012/01/6-nikah-wali.html
https://almanhaj.or.id/1194-pernikahan-yang-dilarang-nikah-dengan-niat-talak.html