4145 18185 1 PB
4145 18185 1 PB
ABSTRAK. Bibit ubi kayu unggul sangat dibutuhkan oleh petani atau penggiat ubi
kayu dan dapat diperoleh melalui teknik fusi protoplas. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan protoplas dari mesofil daun tiga jenis ubi kayu yaitu Gajah, Mentega 2
dan Ubi Kuning koleksi in vitro dengan perlakuan komposisi enzim selulase, maserozim
dan pektoliase serta media kultur protoplas. Isolasi protoplas dilakukan dengan
menginkubasi daun ubi kayu in vitro dari genotip Mentega 2, Ubi Kuning dan Gajah
pada media cair yang terdiri dari beberapa campuran enzim. Protoplas berhasil
diperoleh dari ketiga genotip ubi kayu setelah inkubasi pra-plasmolisis sel pada larutan
campuran enzim perlakuan LE3 yaitu 0,4 M manitol, 2% selulase, 1% maserozim dan
0,1% pektoliase selama 18 jam. Protoplas berhasil membentuk mikrokalus pada media
semi padat Murashige & Skoog (MS) dengan penambahan vitamin Kao & Michayluk
(KM) dan bahan organik KM serta diperkaya dengan 2 µM CuSO4, 2 mg/L BAP, 1
mg/L IAA, 2% sukrosa dengan variasi agar Phytagel 0,5% (M1) dan 1% (M2).
Pembentukan kalus dari mikrokalus terjadi pada semua media perlakuan. Secara
keseluruhan, perlakuan terbaik ditunjukkan pada media P4, yaitu media MS yang
mengandung 1,0 mg/L 2,4-D dan 2 mg/L BAP, dimana kalus yang diperoleh berukuran
lebih besar dibanding media lainnya.
Kata kunci: mikrokalus, protoplas, selulase, ubi kayu
1
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019 : 1-13
: 1-13
2
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
Gambar 1. Tanaman kultur in vitro ubi kayu sebagai sumber eksplan untuk isolasi protoplas; A. Ubi
Kuning, B. Mentega 2 dan C. Gajah
3
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019 : 1-13
: 1-13
4
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
5
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019: 1-13
: 1-13
larutan sukrosa dan Mannitol setelah yang diuji yaitu Mentega 2, Gajah dan Ubi
disentrifugasi pada ketiga genotip ubi kayu Kuning.
Tabel 2. Kerapatan (densitas) protoplas asal jaringan mesofil daun ubi kayu genotip Gajah dan Ubi
Kuning pada empat perlakuan komposisi enzim
Komposisi enzim
Jenis ubi kayu
LE1 LE2 LE3 LE4
Gajah 6
0 0 0,6 x 10 protoplas/mL 0
Ubi Kuning 0 0 0,197 x 106 protoplas/mL 0
Mentega 2 0 0 0 0
Ket.: LE1 = selulase 2% RS (w/v), pektoliase 0% (w/v), maserozim 2% (w/v);
LE2 = selulase 2% RS (w/v), pektoliase 0,1% (w/v), maserozim 2% (w/v);
LE3 = selulase 2% RS (w/v), pektoliase 0,1% (w/v), maserozim 1% (w/v);
LE4 = selulase 2% RS (w/v), pektoliase 1% (w/v), maserozim 0.2% (w/v).
A B
C D
Gambar 2. Protoplas dari mesofil daun ubi kayu genotip Gajah (A) dan Ubi Kuning (B) sebelum
proses pemurnian dan genotip; Gajah (C) dan Ubi Kuning (D) setelah proses pemurnian
(Perbesaran 40x)
6
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
A B
C D
Gambar 3. Agregasi koloni protoplas pada media semi solid M2 umur 4 minggu setelah tanam
(MST) (A-B) dan pertambahan ukuran mikrokalus ubi kayu genotip Ubi Kuning hingga
18 minggu setelah tanam (MST) (C-D) (perbesaran 20x)
7
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019 : 1-13
: 1-13
Protoplas dari mesofil daun ubi kayu pemadat Phytagel 1% mampu membentuk
Mentega 2 tidak berkembang, koloni protoplas menjadi bentuk
kemungkinan dikarenakan viabilitas mikrokalus yang kompak padat berwarna
protoplas rendah atau mengalami lisis putih seperti kapas (Tabel 3; Gambar 3C).
selama masa inkubasi pada media kultur. Mikrokalus semakin menunjukkan
Masa inkubasi yang lama dapat pertumbuhan yang baik hingga 18 MST
menyebabkan terjadinya kerusakan pada dan mengalami penambahan ukuran
membran protoplas. Ling et al. (2009) (Gambar 3D).
menyatakan bahwa waktu inkubasi Waktu pertumbuhan dan
merupakan faktor yang menentukan perkembangan mikrokalus pada dua
keberhasilan isolasi protoplas. Viabilitas genotip ubi kayu yang diuji menunjukkan
protoplas mengalami penurunan seiring perbedaan. Respon genotip sangat
dengan semakin lamanya waktu inkubasi. berpengaruh terhadap media tumbuh yang
Hasil yang sama pada isolasi protoplas dari digunakan. Mikrokalus genotip Gajah
Lotus corniculatus untuk perlakuan waktu berkembang menjadi kalus berwarna
inkubasi 8 jam menunjukkan penurunan kuning dan membentuk nodul-nodul pada
protoplas viable dibanding waktu inkubasi media kultur semipadat (Gambar 4A).
6 jam (Raiker et al., 2008). Mikrokalus dari protoplas ubi kayu genotip
Berdasarkan Hendaryono & Gajah mengalami perkembangan mulai
Wijayani (1994), medium pertumbuhan dari bentuk seperti selaput putih hingga
protoplas yang mengandung BH3 tanpa adanya bentuk yang menyerupai nodul-
adanya penambahan ZPT menyebabkan nodul berwarna kuning bening pada 8 HST
protoplas tidak tumbuh sama sekali. (hari setelah tanam) dan jumlah nodul-
Pengaruh ZPT terutama akusin terhadap nodul ini semakin bertambah pada 10
pertumbuhan protoplas menunjukkan minggu setelah tanam (MST). Nodul kalus
adanya indikasi tekanan osmotik, hanya mengalami proliferasi yang semakin
meningkatkan sintesa protein, bertambah namun tidak mengalami
meningkatkan permeabilitas sel terhadap perkembangan bentuk yang mengarah ke
air dan melunakkan dinding sel yang organogenesis tunas hingga 12 MST
diikuti dengan menurunnya tekanan pada (Gambar 4B). Pengamatan pertumbuhan
dinding sel sehingga air dapat masuk ke mikrokalus yang semakin membesar pada
dalam sel dan meningkatkan volume sel. genotip Gajah hanya dapat dilakukan
Mikro koloni protoplas Ubi Kuning hingga 20 MST (Gambar 4C). Pada 28
dan Gajah berubah bentuk menjadi MST, kalus dari genotip Gajah yang
mikrokalus pada media kultur semi padat dihasilkan mengalami kontaminasi bakteri.
perlakuan M2 pada hari ke-4 (Ubi Kuning) Semakin lama periode subkultur,
dan minggu ke-6 (Gajah). Media semi akumulasi nutrisi pada eksplan menjadi
padat perlakuan M2 yaitu media MS yang tinggi sehingga bakteri tumbuh dengan
mengandung 2 µM CuSO4, 2 mg/L BAP, 1 lebih cepat.
mg/L NAA dan larutan 0,4 M BH3 serta
Tabel 3. Kondisi protoplas ubi kayu genotip Gajah dan Ubi Kuning 18 minggu setelah tanam (MST)
pada media perlakuan semi padat
Perlakuan
Genotip
M1 M2
Gajah Tidak berkembang Utuh dan membentuk mikrokalus yang berwarna putih
seperti kapas
Ubi Kuning Tidak berkembang Utuh dan membentuk mikrokalus yang berwarna putih
seperti kapas
Ket.: M1 = Media MS + 2 µM CuSO4 + 2 mg/L BAP +1 mg/L NAA + 0,4 M BH3 + 0,5% Phytagel
M2 = Media MS + 2 µM CuSO4 + 2 mg/L BAP +1 mg/L NAA + 0,4 M BH3 + 1% Phytagel
8
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
A B C
D E F
Gambar 4. Perkembangan protoplas asal mesofil daun menjadi mikrokalus ubi kayu genotip Gajah
umur 20 minggu setelah tanam (MST) (A-C); dan genotip Ubi Kuning umur 4 hingga 6
minggu setelah tanam (MST) (D-E) pada media semipadat MS + 2 µM CuSO4 + 2 mg/L
BAP + 1 mg/L NAA + 0,4 M BH3 + 1% Phytagel (perbesaran 8x)
9
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019 : 1-13
: 1-13
Bentuk dan ukuran kalus antar media perlakuan padat P1, P2, P3 dan P4 terlihat
A B C D
Media padat
A B C D
Media cair
Gambar 5. Bentuk kalus asal protoplas ubi kayu genotip Ubi Kuning umur 4 minggu setelah tanam
(MST) di media perlakuan padat (atas) dan media cair (bawah); Gresshoff & Doy (GD)
(A), 1/2MS + 1/2GD + L-tyrosine (B), MS + 2,4-D 0,5 mg/L + BAP 2 mg/L (C), dan MS
+ 2,4-D 1,0 mg/L + BA 2 mg/L (D)
Tabel 4. Bentuk mikrokalus genotip Ubi Kuning pada 8 minggu setelah tanam (MST) di media
perlakuan induksi kalus
No. Perlakuan Komposisi media Kondisi protoplas
Media Padat
1. P1 Gresshoff & Doy (GD) Nodul menyerupai kalus
2. P2 1/2MS + 1/2GD + L-tyrosine Nodul menyerupai kalus
3. P3 MS + 2,4-D 0,5 mg/L + BA 2 mg/L Nodul menyerupai kalus
4. P4 MS + 2,4-D 0,1 mg/L + BAP 2 Nodul membentuk kalus
mg/L
Media Cair
5. C1 Gresshoff & Doy (GD) Kontaminasi
6. C2 1/2MS + 1/2GD + L-tyrosine Nodul menyerupai kalus dengan ukuran
lebih kecil
7. C3 MS + 2,4-D 0,5 mg/L + BAP 2 Kontaminasi
mg/L
8. C4 MS + 2,4-D 0,1 mg/L + BAP 2 Nodul menyerupai kalus dengan ukuran
mg/L lebih kecil
sama pada 4 MST dengan 8 MST. Kalus (Martin dkk., 2015). Selain itu, koloni
yang terbentuk pada media perlakuan P4 mikrokalus ubi kayu yang dihasilkan dapat
tampak pertambahan diameter kalus jika berkembang lebih lanjut menyerupai kalus
dibandingkan dengan media perlakuan fase nodular berwarna putih susu. Ubi
padat lainnya seperti P1, P2 dan P3 kayu merupakan salah satu tanaman yang
(Gambar 6A-D). Kalus pada media sulit dalam hal kultur protoplas dan
perlakuan P4 menyerupai bentuk nodular regenerasinya. Berdasarkan Wu et al.
kalus embriogenik pada tahapan somatic (2017), saat ini hanya ada dua laporan
embryogenesis. Kalus yang berkembang mengenai kultur protoplas dan
pada media cair C1 dan C3 mengalami regenerasinya yang telah dipublikasikan.
kontaminasi bakteri (Gambar tidak Shahin & Shepard (1980) melaporkan hasil
ditampilkan). penelitiannya tentang regenerasi tunas
Protoplas hasil isolasi pada hasil isolasi protoplas asal mesofil daun
penelitian ini dapat berkembang menjadi ubi kayu. Sofiari et al.(1998)
mikro kalus seperti halnya isolasi protoplas mempublikasikan tentang regenerasi tunas
dari jenis tanaman umbi lainnya yaitu talas hasil isolasi protoplas asal friabe
10
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
Media padat
A B C D
Media cair
B D
Gambar 6. Bentuk kalus asal protoplas ubi kayu genotip Ubi Kuning pada 8 minggu setelah tanam
(MST) di media perlakuan Gresshoff & Doy (GD) (A), 1/2MS + 1/2GD + L-tyrosine (B),
MS + 2,4-D 0,5 mg/L + BAP 2 mg/L (C), dan MS + 2,4-D 1,0 mg/L + BAP 2 mg/L (D)
11
BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.1, Juni 2019 : 1-13
: 1-13
12
Isolasi dan Kultur Protoplas Mesofil…… (H. Fitriani, dkk.)
Riyadi, I. (2010). Isolasi Protoplas secara Tan, M.L.M., Boerrigter, H.S. & Kool, A.J.
Enzimatis pada Tanaman Kecipir. (1987). A rapid procedure for plant
Buletin Plasma Nutfah, 16(1), 57-63. regeneration from protoplasts isolated
from suspension cultures and leaf
Shahin, E.A. & Shepard, J.F. (1980). Cassava
mesophyll cells of wild Solanum species
Mesophyll Protoplasts: Isolation,
and Lycopersicon pennellii. Plant
Proliferation, and Shoot Formation.
Science, 49(1), 63-72.
Plant Science Letters, 17, 459-465. doi:
10.1016/0304-4211(80) 90133-9. Tee, C.S., Lee, P.S., Kiong, A.L.P. &
Mahmood, M. (2010). Optimisation of
Sinta, M.M., Riyadi, I. & Sumaryono. 2014.
protoplasts isolation protocols using in
Identifikasi dan pencegahan
vitro leaves of Dendrobium crumenatum
kontaminasi pada kultur cair sistem
(pigeon orchid). African Journal of
perendaman sesaat. Menara
Agricultural Research, 5(19), 2685-
Perkebunan. 82(2), 64-69.
2693.
Sofiari, E., Raemakers, C.J.J.M., Bergervoet,
Tomar, U.K. & Dantu, P.K. (2010). Protoplast
J.E.M., Jacobsen, E. & Visser, R.G.F.
Culture and Somatic Hybridization. In:
(1998). Plant regeneration from
Tripathi. G. (ed) Cellular and
protoplasts isolated from
Biochemical Science. (pp. 876-891).
friableembroygenic callus of cassava.
New Delhi: I.K. International House Pvt
Plant Cell Reports, 18, 159-165.
Ltd.
Sukmadjaja, D., Sunarlim, N., Lestari, E.G.,
Utami, E.S.W. & Hariyanto, S. (2015).
Roostika, I. & Suhartini, T.
Optimasi Isolasi Protoplas Mesofil
(2007).Teknik Isolasi dan Kultur
Daun Anggrek Paraphalaenopsis
Protoplas Tanaman Padi. Jurnal
laycockii. AGROTROP, 5(1), 21–29.
AgroBiogen, 3(2), 60-65.
Wu, J.Z., Liu, Q., Geng, X.S., Li, K.M., Luo,
Suryowinoto, M. (1989). Fusi protoplas. PAU
L.J. & Liu, J.P. (2017). Highly efficient
Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas
mesophyl protoplast isolation and PEG-
Gadjah Mada.
mediated transient gene expression for
Suryowinoto, M. (1996). Prospek kultur rapid and large-scale gene
jaringan dalam perkembangan characterization in cassava (Manihot
pertanian modern. Yogyakarta: esculenta Crantz). BMC biotechnology,
Universitas Gadjah Mada. 17(1), 29.
13