Anda di halaman 1dari 6

NAMA :OOM KOMARIYAH

NPM : 19.156.01.012

SOAL NO 1
Layanan Akupuntur, Energi Prana, dan Hipnoterapi Masuk RS

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah menyediakan pelayanan pengobatan tradisional dan
komplementer sejak 3 Desember 2019. Layanan berupa akupuntur, energi prana, dan Hipno terapi
tersedia sebagai upaya menunjang pengembangan wisata sehat.

"Energi prana ini salah satu pengobatan alternatif, contohnya, yang sel kankernya tidak merespons
obat dan ini bisa dipilih sebagai pengobatan alternative bagi pasien itu sekaligus mendukung
program pemerintah tentang wisata sehat," ucap dr Ketut Ayu, Penanggungjawab Pelayanan
Poliklinik Energi Prana, RSUP Sanglah Denpasar, Kamis.

Ayu mengatakan, energi prana berfungsi untuk mempercepat penyembuhan. Menurutnya, secara
fisik, penyakit dapat diobati oleh dokter yang membidangi, sedangkan secara psikis, pasien bisa
diterapi melalui energi prana.

Layanan pengobatan alternatif tersebut tetap terintegrasi dengan medis dan bersifat komplementer.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengunjungi Poliklinik Tradisional dan Komplementer
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk memantau praktiknya pada Rabu (4/12)
Jadi kami boleh berdiri sendiri, ada pre-healing yang bisa dikombinasikan metode pre-healing
terintegrasi, dan bisa hanya kedokterannya saja," jelasnya.

Ayu mengungkapkan bahwa energi prana bisa berasal matahari, udara, dan tanah. Begitu
mendapatkan energi yang bersih, badan akan terasa lebih enak.

Proses penyembuhan, menurut Ayu, dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi penyembuhan tidak bisa
disamaratakan, tergantung kasus yang dikeluhkan dari pasien.
"Kalau kasusnya ringan bisa 15 menit sudah selesai, kalau misalnya kompleks, seperti gangguan
ginjal, kencing manis, dan kanker bisa samlai satu jam," ucap Ayu.

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI Ina Rosalina mengungkapkan bahwa saat ini
Indonesia sedang mengembangkan integrasi pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di
pusat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini juga diintegrasikan dengan pelayanan
kesehatan konvensional.
"Itu sangat mendukung, terutama untuk preventif (atau) pencegahan kepada masyarakat sebelum
sakit," katanya.

Ina menjelaskan, tujuan utama dari adanya pelayanan ini adalah menunjang kebugaran dan menjaga
stamina pasien. Selain itu, pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer sekaligus
memberikan peluang untuk memperkenalkan daerah masing-masing tentang pengobatan tradisional
di Indonesia.

Model pelayanan kesehatan tradisional telah diterapkan di rsud sanglah dan juga RSUD Bangli dan
menunjang program Kemenkes tentang wisata sehat. "Pelayanan ini bisa menyehatkan dilihat dari
sisi budaya dan semua itu ada di Undang-Undang dan peraturannya jelas," katanya.
Pengembangan wisata kesehatan berbasis budaya ini, diterapkan sesuai dengan Undang-Undang
(UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

"Bahwa negara kita ini Indonesia ini, yang kaya akan budaya, adat istiadat semua ini untuk
memajukan budaya masing-masing utamanya bidang kesehatan, seperti pelayanan kesehatan
tradisional dan jamu,"katanya.

SOAL NO 2
TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
Definisi Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu
misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan
dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu
Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan
Medis yang Konvensional.
Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik
dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada
pasien.

Teknik Terapi Komplementer


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang
berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan
tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
Terapi hiperbarik,
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara
Terapi herbal medik,
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu
herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan
maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi
berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing –
masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya
digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian
bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi
akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek
samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue
(kelelahan) dan neuropati.
Persyaratan Dalam Terapi Komplementer
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus

1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.


2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik
dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada
pasien.

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80%
dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri,
kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa
diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai medis

SOAL NO 3
Terapi keperawatan komplementer magnetik
Penggunaan Terapi Magnet
Terapi magnet menggunakan sifat alami dari magnet untuk meringankan rasa sakit pada berbagai
bagian tubuh. Magnet sudah lama diyakini memiliki kekuatan penyembuhan untuk nyeri otot dan
kekakuan pada bagian tubuh. Penggunaan magnet untuk manfaat medis ini bisa dirujuk kembali ke
Mesir kuno dan juga Yunani kuno ketika Hippocrates (bapak kedokteran) yang menggunakan batu
magnet untuk mengobati kemandulan. Begitu juga orang kuno di India yang menggunakan magnet
untuk mengatasi Insomnia.
Dikatakan para penyembuh di Cina pada tahun 200 SM menggunakan batu magnet pada tubuh untuk
memperbaiki ketidakseimbangan yang tidak sehat dalam aliran qi atau energi. Kemudian, tercatat juga
bahwa seorang dokter Swiss pada abad ke-16 menggunakan magnet untuk mengobati epilepsi, diare,
dan perdarahan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa magnet memiliki khasiat untuk meringankan
nyeri kronis.
Produk Terapi magnetik berupa gelang, kalung, cincin, anting, liontin, atau jam tangan pada
umumnya digunakan untuk mengobati penyakit seperti insomnia, nyeri sendi, kejang otot,
menyembuhkan luka, dll.

Proses Terapi Magnet
Di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel darah yang mengandung zat besi (Fe) dan Neodymium
magnet (Nd2Fe14B) yang digunakan dalam terapi biomagnetik yang juga mengandung zat besi.
Ketika magnet atau sinar inframerah diletakkan dekat pembuluh arteri utama, seperti pembuluh arteri
jantung (titik nadi di pergelangan tangan) atau arteri karotid (titik nadi di leher) akan terjadi
perangsangan (reaksi Fe pada Neodymium terhadap Fe pada sel-sel darah) sehingga sel-sel yang
sebelumnya saling menempel dan bersambungan akhirnya terurai. Hal ini mengakibatkan aliran darah
menjadi lebih lancar. Karena aliran darah menjadi lancar, kemampuan sel darah menyerap oksigen
dan nutrisi pun meningkat. Oksigen, nutrisi, dan hormon tubuh, termasuk penghilang rasa nyeri
(hormon endorfin) akan disebarkan oleh sel-sel darah keseluruh jaringan dan organ tubuh yang
membutuhkan. Apabila semua sel di seluruh tubuh memperoleh pasokan oksigen, nutrisi, dan hormon
dengan lancar maka sel-sel tersebut dapat bekerja dengan normal sehingga magnet dan sinar
inframerah yang menembus permukaan kulit juga dapat membantu mengaktifkan sel syaraf sehingga
mampu menyampaikan pesan dengan cepat. Hal ini merangsang proses pemulihan sel dan
meningkatkan kemampuan penyerapan ion negatif yang membuat keseimbangan ion dalam tubuh kita
tetap terjaga.

Dampak Terapi Magnet
Penggunaan terapi magnetik ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif maupun
positif. Terlepas dari dampak negatif yang dapat ditimbulkan, terapi ini merupakan metode yang aman
digunakan dalam meningkatkan kesehatan.
Dampak positif yang ditimbulkan dari terapi ini tentu saja meningkatkan kesehatan tubuh, seperti
menstabilkan sirkulasi kardiovaskuler, menjaga fungsi metabolisme, menjaga stamina dan kekebalan
tubuh, mengurangi gejala depresi, dan mampu mengatasi stress, ayan, susah tidur, gangguan ginjal
dan hati, serta beberapa penyakit lainnya.
Namun, di dalam penggunaanya, terapi magnetik juga akan menimbulkan dampak seperti merasa
hangat atau panas, gatal, sakit kepala, sering buang air besar maupun kecil, atau merasa tidak enak di
seluruh tubuh yang disebabkan karena sirkulasi di dalam tubuh  sedang diperbaiki, dan tubuh sedang
menyesuaikan diri, serta di seluruh tubuh anda mengalir darah yang penuh oksigen dan nutrisi.
Perasaan ini akan hilang setelah beberapa hari.
Perlu diingat, durasi dalam terapi magnet juga harus diperhatikan. Banyak orang yang salah kaprah
dengan melakukan terapi ini terus-menerus. Medan magnet membuat metabolisme tubuh menjadi
cepat. Padahal, tubuh juga butuh istirahat. Kalau digunakan tanpa istirahat, malah bisa merusak organ
dalam tubuh.
KONSEP TEORI
Pengertian
Terapi magnet merupakan pengobatan nonmedis dengan memanfaatkan medan magnet secara aman
dan tanpa efek samping untuk mempercepat proses penyembuhan dengan cara menyeimbangkan dan
mengembalikan arus elektromagnetik yang ada di dalam sel-sel darah manusia. Saat aliran energi
dalam tubuh abnormal, kulit disekeliling titik akupoint biasanya menjadi perih dan nyeri jika
tersentuh. Dengan terapi magnet syaraf di sekitar titik akupoint distimulasi energi elektromagnetik,
sehingga rasa perih dan nyeri  berkurang. Aliran magnetik dalam tubuh kita secara alami dibentuk
oleh sirkulasi aliran ion listrik dalam sel dan transmisi listrik dari syaraf sampai membran sel. Terapi
ini juga merupakan metode yang aman, yang menggunakan medan magnet untuk tujuan terapi.
Bumi adalah medan magnet alam. Tubuh manusia juga merupakan suatu medan magnet sebagai
akibat dari proses bioelektrik dalam tubuh. Dalam kondisi normal elektron dan ion bekerja seimbang.
Bila keseimbangan terganggu, arus dan distribusi dalam sel akan terpengaruh dan hal ini biasanya
menjadi akar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh.

Kehidupan berkembang dibawah pengaruh medan magnetik bumi. Meskipun medan magnetik ini
relatif kecil, tetapi berperan dalam berbagai fungsi tubuh. Tubuh manusia merupakan struktur yang
unik, terdiri atas sel-sel yang merupakan suatu massa protoplama yang mengandung nukleus.
Protoplasma atau sitoplama adalah komponen kimia komplek penyusun utama sel daripada nukleus.
Tiap-tiap sel manusia merupakan bagian kecil dari komponen magnetik dan komponen tersebut
melewati semua organ. Organ-organ tersusun atas sel dan jaringan. Cairan tubuh mengandung
berbagai macam ion seperti Potassium (K+), Klorida (Cl), Phosphor (PO4), Sodium (NA+), dan
sebagainya.
Ion terdiri atas atom atau radikal. Pada elektrolisis, ion memiliki kecenderungan untuk melewati dari
satu polaritas ke polaritas lainnya. Ion merupakan konduktor dan arus listrik melalui ion-ion tersebut
dikelilingi oleh medan magnetik disekitarnya. Semua jaringan dan sistem syaraf dalam tubuh diatur
oleh medan magnetik dalam tubuh.
Medan elektromagnetik ini merupakan prinsip dasar dari terapi magnetik. Medan magnetik ini
cenderung fluktuatif, organ otak memancarkan medan magnet maksimum 3,00,000 kilo-gauss pada
saat seseorang tidur. Pada waktu normal nilai medan magnetnya berbeda. Jadi nilai rata-rata dari
medan magnet tiap organ tubuh berbeda. Jika ada organ yang mengandung penyakit, dengan seketika
medan magnetisnya terganggu. Nilai yang baik adalah medan magnet dapat menginduksi kearah nilai
normal pada organ-organ. Ini merupakan esensi dari terapi magnetik.
Terapi magnetik mempunyai efek baik terhadap sel, jaringan dan syaraf ketika diaplikasikan ke
bagian yang terpengaruh. Terapi magnetik membuat peningkatan sirkulasi.

Manfaat
1.      Sistem Muskuloskeletal
Misalnya, trauma (distorsi, fraktur). Beberapa penelitian melaporkan bahwa medan magnetik bergetar
meningkatkan penyembuhan fraktur pada tulang panjang tibia yang gagal sembuh setelah beberapa
minggu.
2.      Arthritis
Keefektifan terapi magnetik dalam mengurangi nyeri pada arthitis berdasarkan penelitian double
blind, plasebo- kontrol yang dipublikasikan oleh Journal of Rheumatology.
3.      Nyeri Kronik
Nilai dari terapi medan magnetik bergetar pada terapi nyeri telah dites pada penelitian longitudinal.
Pada pasien dengan nyeri kronik yang sukar sembuh dengan terapi konvensional, diberikan medan
magnetik sebanyak 60 gaus, 10 Hz diberikan selama 20 menit perhari selama 10 hari. Nyeri dinilai
menggunakan skala nyeri analog linear, sebelum dan sesudah terapi. Semua pasien menunjukkan
penurunan rasa nyeri setelah terapi.

Kontraindikasi
1.      Bagi pengguna pacemaker, defibrilator, pompa insulin atau peralatan elektronik medis lainnya
tidak dianjurkan menggunakan terapi magnet.
2.      Ibu yang sedang mengandung juga tidak diperkenankan menggunakan terapi ini.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TERAPI MAGNET

1.    TAHAP PERSIAPAN
a.  Persiapan Pasien
1)   Menjelaskan tujuan terapi magnet
2)   Menyebutkan prosedur tindakan
3)   Pasien dalam posisi duduk dengan tengadah pada kursi atau tidur terlentang

b. Persiapan Lingkungan
1)   Tempatkan alat agar mudah bekerja
2)   Pasang sampiran atau tutup pintu
3)   Mempersilahkan keluarga pasien untuk menunggu diluar

c.  Persiapan Alat
1)   Magnet
2)   Sarung tangan
3)   Bengkok

2.    TAHAP PELAKSANAAN
1)        Mencuci tangan, jika perlu gunakan sarung tangan.
2)        Persilahkan pasien untuk membuka pakaian jika diperlukan.
3)        Oleskan minyak pada bagian yang akan diterapi.
4)        Tempelkan magnet pada bagian tubuh yang akan diterapi.
5)        Setelah ±30 menit, lepaskan magnet, kemudian bersihkan bagian yang dierapi.
6)        Bereskan alat
7)        Buka sarung tangan, kemudian cuci tangan

3.    TAHAP AKHIR
Evaluasi perasaan pasien
Evaluasi reaksi terapi
Dokumentasikan prosedur dan hasil tindakan

sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai