ANISA HAK
NPM 17.51.011
Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan komisi penguji skripsi pada
ujian seminar hasil Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Institut kesehatan
MEDISTRA Lubuk Pakam
Pembimbing
ANISA HAK
NPM 17.51.011
Skripsi ini telah diseminarkan dan disetujui Komisi penguji proposal, pada
Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk
pakam, untuk dilanjutkan ketahap penelitian.
Lubuk Pakam Juni 2021
Komisi Penguji :
Disahkan oleh:
Ketua Program Studi Farmasi
Dekan Fakultas Farmasi
Fakultas Farmasi Institut
Institut Kesehatan Medistra
Kesehatan MEDISTRA
Lubuk Pakam
Lubuk Pakam
Apt.Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si) (Apt. Ahmad Syukur Hasibuan, S.Farm., M.Farm
NIK. 06.15.12.08.1991 NIK. 06.19.18.07.1995
PERNYATAAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naska ini
ANISA HAK
NPM 17.51.011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Anisa Hak
Tempat Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 28 Juni 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : Anak Ke 1 Dari 2 Bersaudara
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Nama Ayah : Abdul Haq
Nama Ibu : Yanti Yoseva
Alamat : Kec. Padang Hulu, Desa Lubuk Baru,
Kota Tebing Tinggi
The Gel Formulation from kiwi Extraxt (Actinidia deliciaosa) as Natural Moisturizer
Yosi darmirani1* , Novidawati situmorang2
1
Mahasiswa Farmasi, Fakultas Farmasi, Institut Kesehatan Medistra 2Dosen Farmasi,
Fakultas Farmasi, Institut Kesehatan
ABSTRAK
Pendahuluan: Buah kiwi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung
fenolik. Antioksidan berperan sebagai pelindung tubuh dari radikal bebas, termasuk
diantaranya sel kanker. Zat tersebut mencegah terbentuknya senyawa karsinogen,
menghambat proses karsinogenesis, dan menekan pertumbuhan tumor. Tujuan: Gel
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik
yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah buah kiwi dapat dibuat dalam sediaan gel. Metode:
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, sampel buah kiwi (Actinidia deliciosa) di
blender lalu sari dikentalkan, digunakan pada tiga variasi konsentrasi yaitu 1%, 3% dan
5%. Pengujian yang dilakukan berupa uji organoleptik, uji homogenitas, uji iritasi
terhadap sukarelawan dan uji pH. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa sari Sari buah
kiwi (Actinidia deliciosa) dapat dibuat sediaan gel dan memenuhi evaluasi fisik sediaan.
Hasil uji organoleptik menunjukkan warna yang dihasilkan dari semua variasi konsentrasi
yaitu 1%, 3% dan 5% berwarna coklat muda sampai coklat tua sementara basis gel
menghasilkan warna yang jernih. Hasil uji homogenitas bahwa sediaan yang dibuat cukup
homogen, pH gel diperoleh range pH 6,7-6,9 sehingga aman untuk digunakan pada kulit
manusia karena pH kulit berkisar 4,5-7,0 dan sediaan tidak menimbulkan iritasi pada kulit
sukarelawan. Kesimpulan: Sari buah kiwi (Actinidia deliciosa) dengan konsentrasi 1%,
3%, dan 5% dapat diformulasikan menjadi sediaan gel sebagai pelembab alami.
Kata kunci: Gel, Sari buah kiwi (Actinidia deliciosa)
ABSTRACT
Introduction: Kiwi fruit has high antioxidant activity because it contains phenolic.
Antioxidants play a role in protecting the body from free radicals, including cancer cells.
These substances prevent the formation of carcinogenic compounds, inhibit the process of
carcinogenesis, and suppress tumor growth. Purpose: The gel is a semisolid system
consisting of a suspension made of small inorganic particles or large organic molecules,
penetrated by a liquid. This study aims to determine whether kiwifruit can be made in gel
preparations. Methods: This study was conducted experimentally, samples of kiwi fruit
(Actinidia deliciosa) were blended and then the juice was thickened, used at three
concentrations, namely 1%, 3% and 5%. Tests carried out in the form of organoleptic test,
homogeneity test, irritation test on volunteers and pH test. Results: The study showed that
kiwi fruit juice (Actinidia deliciosa) could be made into a gel preparation and met the
physical evaluation of the preparation. The results of the organoleptic test showed that the
color produced from all concentration variations, namely 1%, 3% and 5% was light
brown to dark brown while the gel base produced a clear color. The results of the
homogeneity test showed that the preparation made was quite homogeneous, the pH of
the gel was obtained in a pH range of 6.7-6.9 so it was safe for use on human skin
because the pH of the skin ranged from 4.5 to 7.0 and the preparation did not cause
irritation to the skin of volunteers. Conclusion: Kiwi fruit juice (Actinidia deliciosa) with
concentrations of 1%, 3%, and 5% can be formulated into gel preparations as a natural
moisturizer.
Keywords: Gel, Kiwi fruit juice (Actinidia deliciosa)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan tolong dan kurnia-Nya serta sholawat dan salam kepada
Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan sepanjang hayat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul
“FORMULASI SEDIAAN GEL PERASAN SARI BUAH KIWI (
Actinidia Deliciosa ) SEBAGAI PELEMBAB WAJAH”.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana farmasi di Fakultas Farmasi Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Paka m. .Sebagai manusia dengan segala keterbatasan dan
kekurangannya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari salah dan khilaf. Untuk itu penulis mengharapkan adanya
masukan dari pihak yang berkepentingan, yang dapat menjadi tambahan ilmu
yang maslahat bagi penulis untuk masa depan. Dalam menyelesaikan skripsi
ini Penulis telah mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga. Oleh karena
itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membimbing dan membantu atas kelancaran penulisan skripsi ini, terutama
kepada :
1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
MEDISTRA Lubuk Pakam.
2. Rahmad Gurusing, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
MEDISTRA Lubuk Pakam.
3. Apt. Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si selaku Dekan
Fakultas Farmasi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam.
4. Apt. Ahmad Syukur Hasibuan, S.Farm., M.Farm selaku Ketua Program
Studi Farmasi Fakultas Farmasi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk
Pakam.
5. Reni aprinawaty sirait, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing
yang sabar dan tulus serta banyak memberikan perhatian, dukungan,
pengertian, dan pengarahan.
6. Seluruh Staf Dosen Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang
telah mengajarkan banyak hal tentang ilmu pengetahuan yang
bermanfaat sekaligus mendidik peneliti untuk menjadi pribadi yang
berkualitas selama pendidikan.
7. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan kepada
kedua orang tua yang selalu mendo’akan serta memberikan dukungan
moral dan materil dalam segala hal untuk kebaikan peneliti di masa
depan, termasuk dalam penyelesaian proposal ini.
8. Kepada seluruh teman, abang, kakak, dan adik Institut Kesehatan
MEDISTRA Lubuk pakam yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya, terima kasih atas kebersaman dan kerjasamanya selama ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata peneliti
mengucapkan terima kasih dan salam sejahtera untuk kita semua.
Anisa Hak
NIM 17.51.011
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1
papyrus atau dipahat pada dinding piramid (Wasitaatmadja, 1997).
Buah kiwi (Actinidia deliciosa) atau bisa disebut juga Chinese
gooseberry memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh. Buah kiwi
(Actinidia deliciosa) organik yang matang mengandung aktivitas polifenol dan
antioksidan yang tinggi. Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang dapat
merusak sel. Kiwi organik juga mengandung kadar vitamin C dan E yang tinggi
yang dapat berperan sebagai antioksidan. Satu buah kiwi sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan vitamin C orang dewasa dalam satu hari. Kandungan vitamin
C pada buah kiwi mencapai 17 kali lebih banyak dibanding buah apel dan dua kali
lebih banyak dari buah jeruk dan lemon. Kandungan vitamin E pada buah kiwi juga
dua kali lebih banyak dibanding buah alpukat. Buah kiwi juga mengandung
sejumlah phytonutrient meliputi karotenoid, lutein, fenolic, flavonoid dan klorofil.
Kapasitas antioksidan buah kiwi terhadap senyawa-senyawa radikal bebas
menempati posisi ketiga tertinggi setelah jeruk orange dan anggur merah. Buah kiwi
sudah mulai banyak dijual di pasaran. Namun, masyarakat Indonesia belum begitu
mengenal buah kiwi dan zat-zat yang berguna bagi tubuh yang terkandung di
dalamnya .
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,terpenetrasi
oleh suatu cairan. Gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
kemampuan penyebaran yang baik pada kulit, efek dingin pada kulit akibat
lambatnya penguapan air pada kulit, tidak adanya penyumbatan pori-pori
kulit, kemudahan pencucian dengan air, dan pelepasan obatnya baik. Dengan
banyaknya vitamin yang terkandung didalamnya, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan strawberry untuk dijadikan gel sebagai pelembab alami.
Berdasarkan hal-hal di atas peneliti tertarik untuk membuat sediaan gel
karena buah kiwi mengandung aktivitas polifenol dan aktioksidan yang tinggi
dan masih banyak lagi kandungan dari buah kiwi tersebut yang banyak
memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh dan menimbulkan rasa nyaman pada
kulit, mengurangi resiko terjadinya iritasi, praktis, dan memiliki aktivitas
antibakteri. Optimasi formula, evaluasi stabilitas fisik sediaan, dan uji
kesukaan dilakukan untuk menentukan formula terbaik. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti ingin mengetahui bahwa sari kiwi (Actinidia
Deliciosa) dengan konsentrasi 1% (blanko), 3% dan 5%, dapat
diformulasikan menjadi sediaan gel sebagai pelembab alami.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak sari buah kiwi dapat diformulasikan dalam sediaan gel?
2. Apakah perbedaan variasi konsentrasi ekstrak sari buah kiwi pada
sediaan gel dapat berpengaruh pada warna sediaan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui ekstrak sari buah kiwi ( Actinidia Deliciosa) dapat
diformulasikan dalam sediaan gel sebagai pelembab wajah.
1.3.2.Tujuan khusus
Untuk mengetahui bahwa perbedaan konsentrasi pada gel ekstrak sari
buah kiwi ( Actinidia Deliciosa) memberikan efek yang berbeda pada kulit
wajah.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan terutama
pada bidang farmasetik.
1.4.2.Bagi Institut Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan
bacaan bagi mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Farmasi Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan dapat digunakan sebagai dasar acuan
untuk penelitian selanjutnya.
1.4.3.Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat bahwasanya buah kiwi tidak
hanya dibuat untuk jus, namun juga dapat bermanfaat sebagai gel pelembab
wajah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit
2.1.2. Pengertian Kulit
Kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh dan merupakan organ
yang terluas, dan kulit wajah merupakan bagian tubuh yang paling
diperhatikan dalam kecantikan.Secara sederhana kulit berfungsi sebagai
pelindung tubuh sebelum ditutup pakaian maupun kosmetik.Sebagai bagian
tubuh paling luar, kulit menjalankan fungsi perlindungan, yaitu melindungi
tubuh dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari luar (Keen Achroni,
2012: 13).
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu
diperhatikan dalam tata kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi dan
fisiologi kulit akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk
mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih (2).
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari (Kusantati, 2008:57).
4
2.1.3. Struktur Kulit
Kulit terbagi atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari)
sebagai lapisan paling luar dan dermis (korium, kutis, kulit jangat). Di bawah
dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit (Yahya, 2003).
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik.
2.3. Uraian Tanaman
2.3.1. Pengertian Buah Kiwi
Tanaman kiwi (Actinidia deliciosa) adalah tanaman buah yang
sangatpopuler dan dikenal banyak masyarakat.Tanaman ini berasal dari Cina,
dilembah sungai Yang-Tze, pada tahun 1600- an, buah kiwi ini pertama kali
bernama yang tao yang diberi nama oleh seorang kaisar Dinashti Khan,karena
memiliki nilai rasa yang cukup tinggi. Kemudian buah ini menyebar kedaerah
Islandia baru tahun 1904 yang ditanam di dataran tinggi. Seiringdengan
perkembangan tahun 1959 buah ini di beri nama denga buah kiwi,bertujuan
untuk menandakan sebagai simbol dari Selandia Baru. Buah inisebagai
berfamili dengan Actinidiacecae yang memiliki warna, dan bentukyang
hampir sama (Liang dan Ferguson, 2010).
Sistematika Tumbuhan: Divisio: Magnoliophyta Kelas: Magnoiopsida Ordo:
Ericales
Familia: Actiisiaceae
Genus: Actinidia
Spesies: Actinidia deliciosa.
2.3.2. Sejarah Buah Kiwi
Buah Kiwi pada awalnya tumbuh di Cina, yang dikenal sebagai
mihotau, kemudian biji buah tersebut dibawa ke New Zealand saat awal abad
ke-20. Buah tersebut merupakan salah satu buah yang berkembang luas di
banyak tempat seperti di New Zealand, Itali, Jepang, Prancis, Chile,
Australia, California, dan Yunani. Diantara banyak sekali spesies buah kiwi,
spesies Actinidia deliciosayang paling terkenal secara komersial. Buah kiwi
ini mendapat perhatian khusus untuk dilakukan identifikasi manfaatnya, yaitu
zat yang terkandung dalam buah kiwi adalah antioksidan yang mampu
menurunkan kadar lipid darah, meningkatkan laksatif saluran cerna, dan
dapat meredakan gejala penyakit kulit. Buah ini tidak hanya mengandung
vitamin C, tetapi juga sumber nutrisi yang baik seperti asam folat, kalium
serta serat. Nutrisi dan zat fitokimia aktif yang terdapat dalam buah kiwi telah
menstimulasi penelitian mengenai antioksidan dan anti-inflamasi yang
mungkin dapat menghindarkan kita dari penyakit kardiovaskular, kanker, dan
penyakit degeneratif.
2.3.3. Klasifikasi Tanaman
Taksonomi tanaman kiwi (Actinidia) dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Ferguson,1990):
Kingdom: Plantae(Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta(Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi :
Spermatophyta(Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida(Berkeping dua / dikotil)
SubKelas: Magnoliidae
Ordo: Ericales Famili: Actinidiaceae Genus: Actinidia
Spesies: Actinidia deliciosa
2.3.4. Marfologi Tanaman
Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman buah kiwi
adalah sebagai berikut (Liang dan Ferguson 2010).
a) Buah
Buah kiwi pada umumnya berbentuk oval. Dengan ukuran
panjang 5-8 cmdan memiliki diameter 4-5 cm. Kulit buah memiliki
warna hijau gelap dan keemasan dengan memiliki daging buah
berwarna hijau terang atau kuning emas, serta memiliki barisan biji
berwarna hitam kecil yang bisa di konsumsi. Buah ini memiliki
tesktur lembut dan memiliki aroma bau yang sangat unik. Buah Kiwi
juga memiliki berbulu dibagian permukaan kulit dan terkadang tidak
memiliki bulu.
b) Daun
Daun tanaman buah kiwi memiliki bentukoval
melingkar,berukuran lumayan besar,dengan permukaan kasar, serta
memiliki panjang daun ini memiliki ukuran sekitar 7-12 cm, daun
muda pada buah kiwi akan dilapisi bulu halus berwarna kemerahan,
serta daun tua berwarna hijau gelap dan terdapat bulu halus yang ada
pada permukaan atasnya.
c) Bunga
Daun tanaman buah kiwi memiliki warna putih kekuningan,
beraroma harum,memiliki kelopak antara 5-6 kelopak, dengan luas 2-
5 cm, bunga jantan dan bunga betina pada tanaman berbeda akan
melekat menjadi satu untuk mengatur proses penyerbukan tanaman.
Penyerbukan ini biasanya dibantu dengan angin dan juga hewan
sekitar tanaman.
d) Batang
Batang tanaman buah kiwi ini memiliki bentuk bulat memanjang,
memiliki warna yang sangat bermacam-macam dan beragam mulai dari
kecoklatan, abu-abu, dan juga kehijauan. Panjang batang tanaman ini
sekitar 6-10 meter yang menjalar dan tergantung dengan
pertumbuhannya. pada batang ini memiliki percabangan yang sangat
bermacam-macam. Batang ini memiliki lapisan kulit tipis, danjuga
memiliki batang dalam lunak, tetapi mampu menyokong, daun, dan
bunga pada tanaman ini.
e) Akar
Akar tanaman buah kiwi memiliki akar semu atau tunggang yang
memiliki panjang 1-2 meter bahkan lebih di dalam tanah. Akar ini terdiri
dari akar tersebutyang ada dipermukaaan tanah dan akar tunggal bagian
tanah. Akar tanaman buah kiwi ini memiliki fungsi untuk menyerap
kandungan air yang ada di dalam tanah dan juga berguna untuk
menyokong bagian batang.
2.3.5. Manfaat dan Kandungan Tanaman
Kiwi bermanfaat dalam mengatasi penyakit jantung, kanker, diabetes,
hipertensi, asma, stroke, kesehatan saluran pencernaan, dan juga biasa
digunakan dalam perawatan kulit (Ide, 2010). Adapun kandungan gizi dari
kiwi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Kiwi
Metil paraben memiliki ciri –ciri serbuk hablur halus, berwarna putih,
hampir tidak berbau serta, tidak memiliki rasa serta agak membakar dan
diikuti rasa tebal (Depkes, 1979; Rowe, et al., 2005). Kegunaan metil paraben
yaitu sebagai bahan pengawet, mencegah adanya kontaminasi, perusakan
serta pembusukan oleh bakteri dan fungi di dalam formulasi farmasetika,
produk makanan, dan kosmetik pada rentang pH 4 –8. Pada sediaan topikal,
konsentrasi yang umum digunakan yaitu 0,02 –0,3%. Metil paraben dapat
larut dalam air panas, etanol dan methanol (Rowe et al.,2009).Pada kisaran
pH yang luas, memiliki aktivitas antimikroba yang kuat serta efektif terdapat
pada jenis paraben lainnya. Metil paraben dapat meningkatkan
aktivitas antimikroba dengan panjang rantai alkali, serta dapat menurunkan
kelarutannya terhadap air, sehingga paraben sering digunakan pencampuran
dalam bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. Kemampuan
pengawet pada metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan
propilen glikol (Rowe et al.,2005)
d. Propil Paraben (Nipasol)
Pengukuran Parameter
2.8. Hipotesis
a. Ekstrak sari buah kiwi (Actinidia Deliciosa) dapat diformulasikan dalam
bentuk sediaan
gel.
b. Perbedaan konsentrasi pada ekstrak sari buah kiwi (Actinidia
Deliciosa) dalam dapat memberikan efek yang berbeda pada kulit
wajah.
2.9. kerangka Teori
Buah kiwi
1. Uji Organoleptik
2. Uji Homogenitas
3. Uji Iritasi
4. Uji PH
BAB III
METODE PENELITIAN
30
1. Wanita berbadan sehat.
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi.
4. Bersedia menjadi sukarelawan.
3.6. Sampel Tumbuhan
3.6.1. Pengambilan Bahan
Pengambilan bahan dilakukan secara purposif yaitu tanpa
membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Bahan
tumbuhan yang digunakan adalah dbuah kiwi yang berukuran sedang, dan
bersih dan diperoleh dari supermarket di Tebing tinggi.
3.6.2. Pengolahan sampel
Sari buah kiwi yang diperoleh dari 3 kg bagian buah strawberry
adalah sebanyak 4000ml tanpa penambahan air. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya menggunakan 500 ml sari buah kiwi. Setelah sari dikentalkan diatas
penangas air (waterbath), diperoleh sari kental kiwi sebanyak 200 ml.
3.6.3. Pembuatan ekstrak sari buah kiwi
Pembuatan ekstrak sari buah kiwi (Actinidia Deliciosa) dicuci hingga
bersih dan dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Sebanyak
500ml simplisia sari buah kiwi dimasukkan ke dalam wadah kaca,
ditambahkan etanol 96 % tutup, Setelah sari dikentalkan diatas penangas air
(waterbath), diperoleh sari kental kiwi sebanyak 200 ml. lalu dipisahkan
menjadi tiga bagian, dan digunakan pada tiga variasi konsentrasi. Pindahkan
ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya.
Hasil yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator sampai sebagian
besar pelarutnya menguap dan dilanjutkan proses penguapan di atas penangas
air sampai diperoleh ekstrak kental (Depkes, R.I., 1979).
3.7. Penentuan Mutu Fisik Sediaan
3.7.1. Uji Organoleptik
Hasil uji organoleptik menunjukkan semua sediaan gel telah dibuat
berbentuk setengah padat dengan aroma khas buah strawberry. Semakin
tinggi konsentrasi sari buah strawberry, semakin kuat aroma khas buah
strawberry yang tercium, sementara basis gel yang dihasilkan hampir tidak
berbau. Warna yang dihasilkan oleh gel sari buah strawberry dari semua
variasi konsentrasi yaitu 1%, 3% dan 5% berwarna coklat muda sampai
coklat tua sementara basis gel menghasilkan warna yang jernih.
3.7.2. Uji homogenitas
Hasil uji homogenitas menunjukkan semua sediaan gel yang
dihasilkan yaitu basis gel, gel sari buah strawberry konsentrasi 1%, 3% dan
5% homogen yang ditandai dengan tidak adanya butiran kasar.
3.7.3 Uji Iritasi
Menurut Wasitaatmadja (1997), uji iritasi kulit dilakukan untuk
mencegah terjadinya efek samping terhadap kulit. Hasil uji iritasi terhadap
kulit sukarelawan di atas menunjukkan bahwa semua sukarelawan
memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi pada semua
sediaan gel yaitu 1%, 3% dan 5%.
3.7.4. Uji pH
Hasil uji pH menunjukkan semua gel yang dihasilkan memenuhi
kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5-7. Hal ini sesuai dengan yang
diharapkan, yaitu pH berada pada rentang pH normal kulit yaitu antara 4.5 -7
(Swastika dkk., 2013). Sediaan topikal diharapkan memiliki pH yang berada
pada pH kulit normal dikarenakan jika pH terlalu basa akan mengakibatkan
kulit bersisik, sedangkan jika kulit terlalu asam dapat memicu terjadinya
iritasi kulit (Swastika dkk., 2013).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
4.1.3. Hasil Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas terhadap sediaan gel ekstrak etanol sari buah kiwi dengan
mengoleskan sediaan gel pada sekeping kaca objek glass transparan dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
F0 Homogen
F1 Homogen
F2 Homogen
F3 Homogen
F4 Homogen
Reaksi Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kulit Kemerahan - - - - - - - - - -
Kulit Gatal-gatal - - - - - - - - - -
Kulit Bengkak - - - - - - - - - -
F0 F1 F2 F3 F4
Replikasi I 6,9 4,9 4,7 4,5 6,9
Replikasi II 6,9 4,9 4,6 4,5 7,0
Replikasi III 6,9 4,9 4,7 4,5 7,0
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pembuatan
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Sari Buah Kiwi Sebagai Pelembab wajah maka
pembahasanya adalah ekstrak kental yang dihasilkan yakni berwarna coklat. Maka dari
itu formulasi gel ekstrak etanol sari buah kiwi yang dihasilkan berwarna warna
kecoklatan. Pada penelitian ini pembuatan ekstrak etanol sari buah kiwi dilakukan dengan
cara maserasi menggunakan etanol 96%. Pelarut etanol 96% lebih aman digunakan pada
kulit dan etanol dengan konsentrasi 96% sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan
aktif seperti Flavonoid, Tannin, Saponin dan Alkaloid yang optimal, dimana bahan
pengganggu hanya skala kecil yang turut kedalam cairan pengekstrasian. Berdasarkan
hasil pengujian yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya hasil pembuatan
formulasi sediaan gel dan formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak sari buah kiwi
menghasilkan formulasi sediaan yang baik dan memberikan hasil warna yang menarik.
Maka dari itu penelitian ini menjadi dasar pembuatan formulasi gel ekstrak etanol sari
buah kiwi sebagai pelembab wajah, dimana telah dilakukan penelitian sebelumnya bahwa
buah kiwi memiliki antioksidan yang lebih tinggi. Setelah dilakukannya pembuatan
formulasi gel ekstrak etanol buah kiwi dengan konsentrasi 1%, 3% dan 5%, kemudian
dilakukan uji karakteristik yang terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, uji iritasi, dan
uji pH.
4.2.1. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptis sediaan untuk mendeskripsikan warna, aroma dan tekstur
menggunakan panca indra. Berdasarkan hasil uji organoletis terhadap 4 sediaan gel
ekstrak etanol sari buah kiwi dan salah satunya tanpa ekstak (blanko) didapat bahwa
sediaan memiliki warna putih susu pada blanko, warna coklat muda pada konsentrasi 1%,
warna coklat pada konsentrasi 3% dan warna coklat pada konsentrasi 5%. Sedangkan
pada aroma sediaan semua berar gel aroma vanilla karna diberi tambahan parfum vanilla
dan tekstur pada semua sediaan gel yang telah dibuat menunjukkan tekstur yang baikserta
homogen. Homogenitas Homogenitas adalah faktor penting yang menyatakan tolak ukur
kualitas sediaan gel karena zat aktif yang digunakan berupa ektrak yang harus
terdistribusi merata dalam sediaan gel agar dapat memberikan efek yang maksimal,
diamati dengan cara mengoleskan sediaan pada sekeping kaca transparan. Berdasarkan
hasil pengujian homogenitas terhadap sediaan gel sari buah kiwi menunjukan bahwa
semua sediaan tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan
dioleskan pada kaca objek glass. Hal ini menunjukan bahwa sediaan yang dibuat
memiliki susunan yang homogen, mengenai hasil pengaruh pewarna ekstrak sari buah
kiwi terhadap sediaan gel.
4.2.2. Homogenitas
Homogenitas adalah faktor penting yang menyatakan tolak ukur kualitas sediaan
gel karena zat aktif yang digunakan berupa ektrak yang harus terdistribusi merata dalam
sediaan gel agar dapat memberikan efek yang maksimal, diamati dengan cara
mengoleskan sediaan pada sekeping kaca transparan. Berdasarkan hasil pengujian
homogenitas terhadap sediaan gel ekstrak sari buah kiwi menunjukan bahwa semua
sediaan tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioleskan
pada kaca objek glass. Hal ini menunjukan bahwa sediaan yang dibuat memiliki susunan
yang homogen, hasil yang telah didapat sesuai dengan hasil penelitian Maisyarah S, 2017
mengenai pengaruh pewarna ekstrak terong belanda terhadap sediaan gel.
4.2.3. Iritasi
Berdasarkan hasil uji iritasi terhadap 20 penelis yang dilakukan dengan cara
mengoleskan gel di belakang telingan dan diberi tanda lingkaran untuk memastikan
sediaan yang telah di oleskan tidak dihapus selama pengamatan berlangsung / selama 24
jam. Setelah 24 jam pengamatan area pengujian iritasi dibersihkan dan diamati. Telah
disimpulkan bahwa sediaan lip cream yang di formulasi aman untuk digunakan karena
memberikan hasil yang negative terhadap kemerahan, gatal-gatal, dan bengkak pada kulit
sukarelawan, hasil yang telah didapat dilakukan sesuai dengan hasil penelitian Maisyarah
S, 2017 mengenai pengaruh pewarna ekstrak terong belanda terhadap formula sediaan
gel.
4.2.4. pH
Berdasarkan hasil pengujian pH pada sediaan lip cream ekstrak kulit buah terong
belanda menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diformulasikan maka akan
semakin turun angka pH yang didapat, dengan konsentrasi F0 memiliki pH yang paling
tinggi yaitu 6,9, F1 memiliki pH 4,9, F2 memiliki pH 4,6, dan pada F3 memiliki pH
terendah yaitu 4,5. Formula lip cream ekstrak sari buah kiwi telah memenuhi syarat pH
fisiologis kulit wajah yaitu berkisar 4,5-7,0. pH fisiologis kulit wajah yaitu 4,5-7,0,
sedangkan hasil uji pH gel dari berbagai konsentrasi berkisar 4,5-7. Kesesuaian nilai kulit
wajah dan gel mempengaruhi penerimaan kulit terhadap gel. Dari hasil ini dapat diketahui
bahwa sediaan gel ini aman pada pemakaian kulit wajah. Nilai pH yang telah didapat
sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni H, Hanum T, Mirhadi mengenai pengaruh
kopigmentasi terhadap stabilitas warna antosianin ekstrak sari buah kiwi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sediaan gel ekstrak etanol sari buah kiwi yang dihasilkan adalah berwarna coklat
dan dapat diformulasikan dalam sediaan gel.
2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol sari buah kiwi yang diformulasikan
pada sediaan gel maka warna yang dihasilkan semakin kecoklatan, tekstur yang
semakin cair dan semakin tinggi konsentrasi angka pH yang di hasilkan semakin
menurun. Pengujian stabilitas pada sediaan gel formula F1 mengalami perubahan
pada tekstur yang tidak homogen lagi.
5.2. Saran
Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan hasil fraksi etanol
sebagai pewarna alami dan mengkombinasikan dengan pewarna sitesis yang lebih
aman digunakan agar sediaan gel pun menarik.
2. Disarankan pula pada penelitian selanjutnya untuk memanfaatkan ekstrak sari
buah kiwi pada formulasi sediaan lain seperti masker wajah dan hand body.
38
DAFTAR PUSTAKA