Disusun Oleh :
PT Ace Oldfields Tbk adalah produsen peralatan dan perlengkapan pengecatan yang
berlokasi di Bogor, Indonesia. Perusahaan telah resmi mencatatkan saham perdananya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham KUAS pada tanggal 25 Oktober 2021.
Dengan melantainya di bursa saham, perusahaan berharap dapat memperluas jaringan
dan distribusi di dalam negeri dan pangsa pasar ekspornya.
PT. Ace Oldfields Tbk didirikan dengan nama PT. Ace Panbrush Industry di tahun 1989.
Pada tahun 1996, perusahaan melakukan joint-venture dengan Oldfields International Pty
Ltd, pemasok peralatan dan perlengkapan pengecatan terkemuka di Australia yang telah
berpengalaman lebih dari 100 tahun.
Sejak tahun 1989, produk-produk perusahaan tersedia di pasar domestik dan pasar
international antara lain Amerika Serikat Australia, New Zealand, Kanada, Kepulauan
Pasifik, Asia dan Asia Tenggara. Produk-produk perusahaan dengan merek “ACE
OLDFIELDS” telah menggapai mayoritas konsumen di seluruh Indonesia melalui toko-
toko bangunan, toko cat dan MTO (Modern Trade Outlet) seperti Mitra 10, Depo
Bangunan, BJ Home dan banyak lainnya.
Saham AVIA tercatat (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Desember 2021,
dengan harga Rp950 per saham. Ini adalah harga saat pertama kali listing di BEI, jumlah
saham AVIA yang dijual ke masyarakat sebanyak 6,2 miliar lembar saham.
III. KINERJA KEUANGAN
Rasio Rentabilitas
1. Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan terhadap Jumlah Aset/Return On Asset (ROA)
mengalami kenaikan dari 0% (31 Mei 2020) menjadi 0,72% (31 Mei 2021). Hal ini
berarti perusahaan mampu memperoleh keuntungan dari aktivanya.
2. Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan terhadap Jumlah Ekuitas/Return On Equity
(ROE) mengalami kenaikan dari 0% (31 Mei 2020) menjadi 2,43% (31 Mei 2021). Hal
ini berarti perusahaan mampu memperoleh keuntungan dari modalnya.
3. Laba (Rugi) Bruto terhadap Pendapatan Usaha/Gross Profit Margin mengalami
kenaikan dari 14,64% (31 Mei 2020) menjadi 21,10% (31 Mei 2021). Hal ini berarti
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang diperoleh bank dari pendapatan
kotornya.
4. Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan terhadap Penjualan Bersih/Net Profit Margin
mengalami kenaikan dari -1,97% (31 Mei 2020) menjadi 3,62% (31 Mei 2021). Hal ini
berarti perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Rasio Solvabilitas
1. Liabilitas terhadap Aset/ Debt to asset ratio (DAR) mengalami kenaikan dari 0x (31
Mei 2020) menjadi 70,11x (31 Mei 2021). Hal ini berarti perusahaan belum mampu
membiayai utang dari asetnya.
2. Liabilitas terhadap Ekuitas/ Debt to equity ratio (DER) mengalami kenaikan dari 0x
(31 Mei 2020) menjadi 93,95x (31 Mei 2021). Hal ini berarti perusahaan belum mampu
membiayai utang dari modalnya.
Merupakan rasio yang menggambarkan harga saham atau perusahaan dibandingkan dengan
laba bersih per saham.
= Rp72 / Rp2,32
= 31 x
Rasio Rentabilitas
1. Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan terhadap Jumlah Aset/Return On Asset (ROA)
mengalami kenaikan dari 0% (31 Mei 2020) menjadi 234% (31 Mei 2021). Hal ini berarti
perusahaan mampu memperoleh keuntungan dari aktivanya.
4. Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan terhadap Penjualan Bersih/Net Profit Margin
mengalami kenaikan dari 14,7% (31 Mei 2020) menjadi 22,3% (31 Mei 2021). Hal ini
berarti perusahaan mampu menghasilkan yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Rasio Solvabilitas
1. Liabilitas terhadap Aset/ Debt to assets ratio (DAR) mengalami penurunan dari 4,4x
(31 Mei 2020) menjadi 1,5x (31 Mei 2021). Hal ini berarti perusahaan mampu
membiayai utang dari asetnya.
2. Liabilitas terhadap Ekuitas/ Debt to equity ratio (DER) mengalami kenaikan dari 0,2x
(31 Mei 2020) menjadi 0,9x (31 Mei 2021). Hal ini berarti perusahaan belum mampu
membiayai utang dari modalnya.
Merupakan rasio yang menggambarkan harga saham atau perusahaan dibandingkan dengan
= Rp925 / Rp10,82
= 85,5 x