Anda di halaman 1dari 2

KECEWA

Kecewa pada diri sendiri memang sangat menyakitkan. Rasa menyesal yang muncul membuat kita
merasa bahwa kita yang paling tidak berarti. Ini ceritaku pada saat aku masuk masa pubertasi.
Kenakalanku mulai muncul dan mulai tak memikirkan nilai apalagi tentang agama.

Dulu aku berfikir bahwa itulah saatnya aku untuk bersenang-senang dan masanya untuk menikmati
hidup. Padahal disitu aku SALAH BESAR. Semuanya terlihat saat aku mulai tumbuh dewasa dan
memasuki masa SMA. Suatu hari yang membuat aku tahu bahwa kekuasaan Allah itu ada.

Suatu hari aku pergi sekolah yang jaraknya hampir 3 km jauhnya dengan berjalan kaki, karena aku
memang tak ada kendaraan. Dan temanku yang sering mengajakku pun sudah berangkat duluan.
Saat itu aku ada pelajaran diluar waktu belajar seperti pelajaran tambahan istilahnya. Aku pun
berusaha berjalan lebih cepat. Sambil tak lepas berdo’a aku terus berjalan.

“Huh, Yaa Allah andai saja temanku ada barang yang tertinggal hingga mengharuskannya ia untuk
kembali ke rumah. Aku pasti tidak akan terlambat,” ucapku sembari mengusap keringatku yang
membasahi pelipisku.

Hingga tak selang beberapa lama, aku melihat sebuah motor yang tidak asing bagiku. Dan benar saja,
ketika motor itu mulai mendekat. Ia adalah temanku, ia menyapaku.

“Hey Ayu!!, kamu tunggu sebentar. Nanti aku akan mengambil bukuku yang tertinggal dulu. Dan
nanti kamu berangkat sama aku naik motor,” ucap Agnes. Ia adalah temanku yang sangat baik hati.

Aku kembali mengembangkan senyumku semberi mengangguk arti Iya. Aku menunggu sembari
memijat kakiku yang sangat letih karena berjalan cukup jauh. Hingga ia pun datang dan mengajakku
untuk pergi bersama.

Hingga aku sampai ke sekolah tepat waktu dan tidak ketinggalan pelajaran. Aku sangat dan sangat
bersyukur karena Allah selalu ada ketika aku sedang butuh.

Dilain waktu, aku juga pernah ditunjukan oleh Allah atas kekuasaannya. Saat aku jauh sekali dengan-
Nya dan aku sama sekali tak ingat padanya karena aku sangat terbuai oleh dunia, dan berharap lebih
pada manusia.

Aku menuntut ilmu agama di suatu majlis ta’lim yang sudah 10 tahun aku menuntut ilmu disana. Dan
waktu itu aku dipindahkan bersama guru yang memang lebih ketat. Guru tersebut sudah melarang
bahwa kalau ada yang berpacaran di pengajian ini, akan dikeluarkan dari pengajian ini secara hina.

Karena surah Al Isra ayat 32 :

“Janganlah dekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk,”

Dan masa itu, aku memang melanggar itu. Dan aku sudah merasa bahwa sikap guruku sudah
semakin berubah dan semakin tidak menganggapku ada. Aku juga memiliki sahabat yang sangat aku
percaya untuk mendengar semua perkataanku dan sangat dekat denganku.
Sampai suatu ketika Allah membuktikan bahwa kenikmatan dunia tidak akan pernah bisa abadi.
Seketika sahabatku mulai menjauh, lelaki yang ku percaya bisa menenangkanku meninggalkanku
dengan sahabat-sahabatku, dan yang paling sakit adalah disaat guruku mulai tak lagi menggubrisku
dan tak lagi menganggap aku adalah muridnya.

Di hari itu juga

Hati ku hancur berkeping-keping, semua harapanku sirna dan satu-satunya harapanku adalah Allah.
Masuk waktu Ashar akupun langsung menunaikan shalat Ashar. Hingga dalam do’a aku menangis.

“Ya Allah, maafkan aku karena aku telah melupakan mu.”

“Maafkan aku karena tak pernah menoleh padamu.”

“Betapa sombongnya aku padamu, sampai-sampai kau harus menegur aku dengan keras.”

“Terimakasih Engkau telah membuat aku kembali mengingatmu.”

Di saat itu juga, Aku sungguh kecewa pada diriku sendiri. Akhirnya aku mendapatkan segala
kesakitan, belajar tak fokus hingga peringkat menurun drastis membuatku minder. Dan Aku saat ity
mulai berprinsip untuk “Mulai sekarang, Aku akan mengambil kepercayaan guru lagi, meningkatkan
kembali nilai yang pernah anjlok dan tidak akan lagi berpaling dari Allah.”

Pesan : Jangan tinggalkan Allah hanya untuk kenikmatan sesaat. Karena kamu akan MENYESAL.

=)SAL

Anda mungkin juga menyukai