Geologi Umum Khairul Zikri
Geologi Umum Khairul Zikri
i
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta, sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002, bagwa:
ii
GEOLOGI UMUM
Khairul Zikri
Penerbit
GEOGRAFI UNP
iii
Geologi Umum
Edisi Terbatas
Copyright ©2018
Penulis
Khairul Zikri
Desain Sampul
Khairul Zikri
Tata Letak
Khairul Zikri
Penerbit
GEOGRAFI UNP
Jl. Prof.Dr.Hamka Kompleks Universitas Negeri Padang
Air Tawar, Padang Indonesia
Jurusan Geografi
Universitas Negeri Padang
2018
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamin,segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan
kepada Allah SWT Karena berkat Rahmad dan Karunia-Nya Buku Geologi Umum ini
terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang
mahasiswa yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa tertantang untuk
mewujudkan buku ini sebagai bagian untuk mempertahankan slogan pribadi
Berkarya,Menulis dan Bermanfaat.
Buku ini ditulis berdasarkan keinginan penulis karena sebagai seorang mahasiswa
sering kewalahan mencari buku sumber. Kebanyakan buku yang tersedia bercerita
tentang geologi dalam bahasa Inggris dan tidak sesuai dengan Kurikulum yang Berlaku
diJurusan Geografi Universitas Ngeri Padang. Buku ini menyajikan materi-materi
mengenai Bumi sebagai Objek utama Kajian Geologi serta proses-proses yang
berlangsung didalamnya serta buku ini juga telah sesuai dengan Silabus Rencana
Pembelajaran Semester Mata Kuliah Geologi Umum di Jurusan Geografi Universitas
Negeri Padang.
Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Drs. Helfia Edial, M.T
sebagai dosen pengampuh mata kuliah Geologi Umum di Geografi UNP dan Teman-
teman se-Angkatan Program Studi Geografi 2017 yang sangat mendukung secara moril
dalam penulisan buku ini. Kerana dengan bantuan tersebut, penulisan buku yang sempat
tertunda selama setahun ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis berkeyakinan bahwa
dapat mendukung penulis dalam upaya meningkatkan kualitas diri dan karya untuk waktu
yang akan datang.
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………… v
Daftar Isi……………………………………………………………………………… vii
vii
B. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf…………………………………………….
C. Ciri-Ciri dan Karakteristik Batuan Metamorf………………………………………
D. Klasifikasi Batuan Metamorft………………………………………………………
E. Dampak Dari Proses Metamorfosis Batuan………………………………………..
BAB 9 Mineralogi………………………………………….………………………………
A. Pengertian Umum Mineralogi………………………………………………………
B. Proses Terbentuknya Mineral……………………………………………………….
C. Unsur Utama Persenyawaan Mineral Pada Batuan Dikerak Bumi…………………
D. Nama-Nma Mineral Yang Umum Terdapat Pada Batuan…………………………..
E. Sifat-Sifat Fisik Mineral…………………………………………………………….
F. Jenis-Jenis Mineral Dan Klasifikasinya…………………………………………….
BAB 10 Kristalografi……………………….…………………………………………….
A. Pengertian Umum Kristalografi…………………………………………………….
B. Komposisi Kimia Kristal……………………………………………………………
C. Proses Pembentukan Kristal………………………………………………………...
D. Bentuk-Bentuk Fisis Kristal………………………………………………………...
E. Unsur- Unsur Kristal………………………………………………………………..
F. Daya Ikat Dalam Sebuah Kristal……………………………………………………
G. Sistem Kristalografi…………………………………………………………………
H. Aplikasi Kristalografi Dalam Bidang Geologi……………………………………..
I. Tujuan Mempelajari Kristalografi…………………………………………………..
BAB 11 Bencana Geologi : Vulkanisme……………………………...…………………..
A. Vulkanologi Sebagai Ilmu Tentang Gunung Api…………………………………..
B. Klasifikasi Vulkanisme……………………………………………………………..
C. Gejala ( Tanda- Tanda ) Terjadinya Vulkanisme…………………………………...
D. Proses Terjaninya Vulkanisme……………………………………………………...
E. Tipe-Tipe Gunung Api……………………………………………………………...
F. Dampak Terjadinya Vulkanisme……………………………………………………
BAB 12 Bencana Geologi : Seisme……………………...………………………………...
A. Pengertian Gempa Bumi……………………………………………………………
B. Penyebab Terjadinaya Gempa Bumi………………………………………………..
C. Teori-Teori Tentang Gempa Bumi………………………………………………….
D. Proses Terjadinya Gempa Bumi…………………………………………………….
E. Jenis-Jenis Gempa Bumi……………………………………………………………
F. Karakteristik Dan Istilah-Istilah Dalam Gempa Bumi……………………………...
G. Kekuatan Gempa Bumi……………………………………………………………..
H. Dampak Dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi……………………………………...
BAB 13 Praktikum Geologi Umum………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….
viii
BAB 1
KONSEP DASAR GEOLOGI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
BAB 1
KONSEP DASAR GEOLOGI
1
A.PENGERTIAN GEOLOGI
Geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “ge” yang artinya bumi dan
logos yang artinya adalah alasan. Dengan kata lain, geologi adalah ilmu yang
mempelajari terbentuknya bumi. Istilah geologi dipergunakan pertama kali oleh Ricardh
de Bury pada tahun 1473. Ricardh menggunakan kata geologi ini untuk ilmu kebumian.
Meskipun begitu, bapak geologi modern yang terkenal hingga sekarang adalah James
Hutton. Hal tersebut dikarenakan buku Theory of the Earth yang dikeluarkannya pada
tahun 1979.
Berikut beberapa defenisi Geologi menurut Para Ahli :
1.Bates dan Jackson (1990)
geologi merupakan ilmu pengetahuan yang memang dikhususkan untuk
mempelajari planet bumi, terutama bahan penyusunnya, proses terjadi dan
terbentuknya, hasil daripada proses tersebut, sejarah planet beserta dengan kehidupan
yang ada di atas bumi semenjak planet ini terbentuk.
3.Munir (1996)
Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mem mempelajari tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan bumi, pembentukan bumi termasuk
dengan fenomena alam yang terjadi pada bumi. Fenomena alam yang terjadi pada bumi
diantaranya adalah sinklinal, antiklinal, gempa bumi dan lain sebagainya.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian
yang mempelajari semua tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu kelompok ilmu yang
mengupas mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya,
maupun proses yang sedang berjalan didalam dan diatas permukaan planet bumi.Ilmu
geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti atom, sampai benda
yang ukurannya besar seperti samudra, benua, pulau, pegunungan dan lain-lain.
Orang yang ahli di bidang geologi disebut dengan geologist, dia bertugas untuk
melakukan penelitian untuk mengungkap misteri-misteri yang masih belum terpecahkan
yang menyelimuti proses-proses yang berkaitan dengan material-material yang
membentuk planet bumi ini, gerakan-gerakan maupun perubahan yang terjadi misalnya
seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, serta mencari dan menemukan bahan
tambang yang bisa diambil di dalam perut bumi seperti minyak bumi, gas, dan bahan
tambang lainnya. Tugas dari seorang ahli geologi juga mempelajari berbagai sifat
bencana alam diantaranya seperti banjir, longsor, gempa bumi, gunung berapi dan lain
sebagainya. Ahli geologi juga dapat meramalkan atau memperkirakan bagaimana cara
untuk menghindari bencana alam tersebut.
2
B.SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU GEOLOGI
Pemahaman tentang sifat dan material penyusun bumi serta proses-proses yang
berlangsung di permukaan buli telah dipelajari sejak zaman dahulu. Terutama oleh bangsa
Yunani (2300th yang lalu) telah menghasilkan tulisan mengenai fosil dan batu permata,
gempa bumi dan gunungapi. Tokoh yang paling menonjol pada masa itu adalah
Aristoteles. Namun penjelasan yang ia utarakan kebanyakan berupa pernyataan subyektif
dan tidak berdasarkan tinjauan langsung (observasi) di lapangan, ya karena ia seorang
filosof.
Memang pada masa itu penjelasan tersebut cukup memadai, namun karena ia
seorang filosof yang disegani, pendapatnya lebih banyak diterima dibandingkan pendapat
yang berdasarkan observasi dan percobaan. Sehingga kemajuan ilmu geologi belum
berkembang cepat pada masa itu. Namun setelah itu muncul beberapa doktrin yang
revolusioner, yaitu Catastrophism (Katastropik) yang menjelaskan bahwa bentuk
permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat
akibat suatu bencana yang besar. Padahal terbentuknya gunung, lembah, bukit terjal dan
bentuk lainnya itu memerlukan waktu yang sangat lama untuk terbentuk (hingga jutaan
tahun). Teori ini berkembang di abad 17-18.
Hal ini dapat diartikan bahwa, segala proses-proses yang berlangsung dalam
pembentukan permukaan bumi seperti saat ini, telah berlangsung sejak awal terbentuknya
bumi. Konsep ini juga memiliki slogan,The Present is the key to the Past. Sejak kala itu,
orang-orang mulai menyadari bahwa bumi selalu mengalami perubahan. Dengan
demikian sangat jelas bahwa geologi sangat berhubungan dengan waktu.Selanjutnya
muncul banyak teori yang membuat ilmu geologi berkembang cepat. Salah satunya teori
tektonik lempeng oleh Alfred Wagener (1912). Namun pada saat itu masih sebagai bahan
tertawaan, dan baru diketahui kebenarannya pada tahun 1960.Bahwa bumi itu selalu
mengalami perubahan baik perubahan kecil maupun besar, baik sangat lambat hingga
dalam sekejap, baik sempit maupun luas. Bumi itu dinamis, tidak statis/tidak hanya diam.
3
C.RUANG LINGKUP ILMU GEOLOGI
Geologi dibagi menjadi 2 macam yaitu geologi fisik dan geologi dinamis. Berikut
di bawah ini penjelasannya:
1.Geologi fisik
ilmu yang menkhususkan untuk mempelajari berbagai sifat fisik dari planet bumi,
misalnya seperti susunan dan komposisi dari material-material yang membentuk bumi,
selaput udara yang menyelubungi bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi
dengan planet bumi, lalu selaput air atau disebut dengan hidosfir, serta berbagai proses
yang bekerja diatas permukaan planet bumi yang di picu oleh energi matahari dan tarikan
gaya berat planet bumi. Proses tersebut dapat disebut dengan pelapukan, pengikisan,
pemindahan serta pengendapan. Itulah definisi dari geologi fisik.
2.Geologi dinamis
ilmu geologi yang mempelajari serta membahas mengenai sifat-sifat dinamika
bumi. Sisi ini berkaitan dengan berbagai perubahan yang ada pada bagian bumi,
diakibatkan oleh gaya yang dipicu energi yang bersumber dari perut bumi, misalnya
seperti kegiatan magma yang dapat menghasilkan vulkanisme, gerak litosfir yang
diakibatkan oleh adanya arus konveksi, gempa bumi dan gerak pembentukan cekungan
pengendapan dan juga pegunungan. Itulah definisi dari geologi dinamis.
Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan batuan
penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari benda-benda
luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapat mengetahui keadaan
geologi bulan misalnya.
4
Gambar 2.1 Permukaan Bumi
1. Inti bumi (core)
Terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai ke pusat bumi. Densitasnya berkisar
dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan membesar ke arah pusat hingga 14,5 gr/cc.
Berdasarkan besarnya densitas ini, inti bumi diperkirakan memiliki campuran dari
unsur-unsur yang memiliki densitas besar, yaitu nikel (Ni) dan besi (Fe). Oleh karena
itu, inti bumi juga sering disebut sebagai lapisan NiFe.
a. Inti dalam (inner core) mempunyai kedalaman 5.140- 6.371 km. Berfasa padat,
berat, dan sangat panas.
b. Inti luar (outer core) mempunyai kedalaman 2.883-5.140 km. Berfasa cair dan
sangat panas.
2. Mantel (mantle)
Merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Merupakan bagian terbesar dari
bumi, 82.3 % dari volume bumi dan 67.8 % dari massa bumi. Ketebalannya 2.883 km.
Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc di dekat inti dan 3.3 gr/cc di dekat kerak bumi.
5
E.CABANG-CABANG ILMU GEOLOGI
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang menjadi
dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya:
1.Mineralogi
Ilmu yang mempelajari mineral, komposisi, bagaimana terjadinya, struktur kristal,
sifat-sifat dan ciri-ciri fisik mineral yang terdapat dalam bumi, manfaatnya bagi
manusia serta dampaknya terhadap sifat dan ciri tanah.
2.Petrologi
Ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur, tekstur, sifat-sifat
batuan penyusun, manfaatnya, dan klasifikasi atau pengelompokkan berbagai macam
batuan yang terdapat di atas permukaan bumi.
3.Stratigrafi
Ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari lapisan-lapisan bebatuan baik dari
penyebarannya, komposisi, ketebalan, umur, keseragaman, sifat lapisan maupun
proses terjadinya lapisan.
4.Paleontologi
Ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil dan sisa-sisa dari jejak
kehidupan di masa lalu yang terkandung dalam batuan yang dapat mengungkap
sejarah masa lalu. Tujuan pengetahuan ini yaitu pengenalan fosil
` Berdasarkan jenis dan ukuran fosil, paleontologi dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu :
a. Makropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa atau jejak kehidupan dengan cara megaskopis, yaitu
dengan mata telanjang tanpa bantuan alat.
b. Mikropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa-sisa atau jejak kehidupan masa lampau dengan cara
pengamatan mikroskopis, yaitu dengan bantuan alat mikroskop sebagai alat
pembesar. Objeknya berupa fosil-fosil yang berukuran mikro.
5.Vulkanologi
Ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri, pembentukan gunung api, serta
pengaruhnya terhadap kehidupan.
6.Seismologi
Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa gempa bumi
serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan bentuk permukaan bumi.
7.Sedimentologi
Ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan sedimen),
meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya, serta pembentukannya.
8.Geologi Struktur
Ilmu yang mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang
terdeformasi, dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat menjadi
6
pegunungan lipatan, serta hubungannya dengan jenis-jenis batuan yang terbentuk di
kerak bumi. Deformasi itu sendiri adalah perubahan bentuk, dimensi, dan posisi dari
suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala
waktu dan ruang.
9.Geologi Pertambangan
Ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan tambang
yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri atau keperluan
lainnya.
10. Geomorfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang alamnya, serta
pengaruhnya terhadap kondisi setempat.
12. Geofisika
Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi dan
atmosfer seperti perubahan iklim dan beberapa sifat-sifat fisik bumi secara
keseluruhan termasuk gempa, gaya berat, gaya magnet, gradien suhu, dan sebagainya
yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
13. Geokimia
Ilmu yang mempelajari komposisi (kimia) dalam bumi, keberadaan unsur-unsur
isotop di bumi, penyebaran unsur-unsur tertentu di berbagai tempat, sistem penyusun
bumi yang dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan dan karakteristik unsur dalam
tanah.
7
F.PENERAPAN ILMU GEOLOGI
Aplikasi dari ilmu geologi merupakan hal yang penting pada beberapa bidang yang
lainnya. Pemanfaatan ilmu geologi ini semakin berkembang dan semakin di perlukan saat
ini, dan berikut ini contoh bidang yang memerlukan aplikasi dari ilmu geologi:
8
BAB 2
PLANET BUMI SEBAGAI OBJEK
UTAMA GEOLOGI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
9
A.TEORI – TEORI PROSES PEMBENTUKAN BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.
2.Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Teori ini mengungkapkan bahwa pada
mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari.
Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas
yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku
sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam
perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
10
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat
matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu.
Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet
– planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.
Teori ini dimunculkan pada tahun 1927 oleh George Lemaire (Belgium) yang
disempurnakan Edwin Hubble (Amerika Serikat).Teori ini menyatakan bhw alam
semestaini berasal dari ledakan besar (bing-bang) sekitar 13.7 milyar tahun lalu. Semua
materi danenergi yg kini ada di alam terkumpul dlm satu titik yg tidak berdimensi dan
berkerapatan tak terhingga. Dalam teori ini diterangkan bhw alam semesta bermula dari
ledakan mahadasyat.Seiring dg berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang, dan
ruang yg memisahkanantara benda- benda langit jg mengembang.
11
Beberapa pendapat ahli astronomi pndukung teori ini adalah:
Vesto Sliper(1932): meneliti bhw garis-garis spektrum galaksi-galaksi semakin
menjauh dan bergeser ke arah merah.Artinya: galaksi-galaksi di sekitar kita semua
bergerak saling menjauhi.
Alan Guth (1980): berhasil menghitung adanya hubungan antara pergeseran
spektrumgalaksi berwarna merah dg kecepatan menjauhnya.
d. Lord Kelvin mengatakan; bumi membutuhkan waktu 20 s/d 40 juta tahun untuk
mendingin dari bentuk bola batuan yg meleleh, asumsi permulaan bumi, perkiraan
umur bumi tidak mencukupi untuk berlangsungnya evolusi secara biologi, atau
pengendapan pasir dan lumpur secara berangsur-angsur utk membentuk batuan yg
tebal dan yg membangun dataran-dataran pegunungan.
g. Padangan bahwa bumi statis. Pandangan pakar kebumian sampai tahun 1960an
menganggab bahwa bumi statis.
h. Pandangan Bumi Dinamis; “Kita hidup diatas mozaik benua yg bergeser secara
konstan dan dikelilingi oleh lautan yg bersifat sementara. Didukung oleh
pemikiran medan Magnet bumi yg memberikan gambaran struktur planet bumi yg
tersembunyi, ditambah dg eksplorasi lantai samudera yg menemukan bahwa bumi
tidak pernah diam.
i. Penentuan umur batuan dilakukan dengan periode dan waktu geologi yang
bersifat relatif, karena sulit mengetahui umur absolut secara pasti. Penentuan
umur menggunakan atom-atom Isotop. (C14)
c. Teori termal
Bumi pada awal pembentukannya panas sekali, makin lama makin berkurang dan
dicapai suhu seperti sekarang ini. Menurut Elfin, ahli fisika Inggris, proses
pendinginan telah berlangsung 20 juta tahun.
Dari teori-teori diatas, berbeda unsur yang diteliti, berbeda pula umur yang
didapatkan. Saat ini, umur bumi yang dipercaya adalah sekitar 4.54 yang ditentukan
melalui penanggalan radiometric meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang
pernah ditemukan dan sampel dari bulan.
13
Keadaan dalam bumi selama ini hanya dikemukakan berdasarkan hipotesis-
hipotesis. Penyelidikan tentang isi bumi sebenarnya hanya meliputi daerah dengan
kedalaman tidak lebih dari dalamnya terowongan tempat pengeboran atau kedalaman
sungai bawah tanah.
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi
(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel
(1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari
berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi
dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur
(4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.[10]
14
Salah seorang ahli yang yang pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang
materi dan bentuk dalam bumi adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair
yang pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi.
Masa cair yang pijar itu berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai
permukaan bumi dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.
Secara umum struktur bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi
(crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur,
yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti
bumi.
a.Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak
bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi
15
tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun,
tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak
bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km.
Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian
bawah kerak bumi mencapai 1.100°C.
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80
km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi
dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut
sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan
berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis
karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya
di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982)
rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua
biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama
terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya
lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta
tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang
tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala
Waktu Geologi.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan
mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu
mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400
km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan
kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah
yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
1)Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-
materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan
aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
a)Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan
16
yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan
metamorf.
b)Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat
jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial.
Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
2)Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
3)Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan
berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli
percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti
dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 °C.
Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar
2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya
mencapai 4500 derajat celcius.
17
18
BAB 3
FOSIL DAN SKALA WAKTU GEOLOI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
19
A. PENGANTAR PALEONTOLOGI
1. Pengertian Paleontologi
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleo yang berarti tua atau yang
berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau
pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga
paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ). Jadi paleontologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan
zaman lampau yang telah menjadi fosil.
20
hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat, meliputi
gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi: pantai, rawa, laut
dangkal (neritik) dsb.
Mengetahui Paleoklimatologi, Selain lingkungan hidup, organisme juga
dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu unsur lingkungan. Contoh: Koral
biasanya hidup pada iklim tropis - sub tropis.
21
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
lingkungan tersebut
Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses
evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin
Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi
lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun
peiode waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi
akan punah. Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu
kumpulan kondisi hidup dan sumber daya baru yang memberikan banyak
kesempatan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.
Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini ilmu paleontologi telah
berkembang sebagai ilmu yang juga meneliti tentang protista di masa lalu. "Protista" ini
mengacu pada eukariota yang bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista
uniseluler, sementara yang lain multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam
satu sel). Protista ini dapat memiliki berbagai kelompok ukuran, bentuk, siklus hidup,
habitat, serta makanan dan teknik reproduksi.
Jenis-jenis jamur yang kita makan atau yang ada juga mulai dipelajari dalam ilmu
ini. Jamur ini kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, seperti yang tanaman
lain lakukan. Beberapa cara seperti parasitisme dan beberapa bentuk simbiosis yang lain
untuk dapat berhubungan dengan ganggang atau tanaman disekitarnya untuk
mendapatkan nutrisi. Mereka dapat ditemukan di tanah atau pada organisme lain sebagi
parasit, dapat juga dalam lingkungan perairan. Selain itu mereka juga merupakan
dekomposer pokok organik material di Bumi. Untuk ukuran beberapa jamur dapat
tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel tunggal (ragi),
tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil
atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka akan membawa
kita kembali ke masa Prakambrium, dan mereka sering ditemukan di Devon Bawah
Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang
telah hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan,
protista, jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-
fosil, jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehingga
kita hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.
22
5.Kaitan Paleontologi dengan Ilmu Lainnya
a. Biostratigrafi
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil
yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan
bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang
sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen
yang berumur sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal
lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung
dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila
kandungan spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah
diendapkan pada waktu yang sama.
Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan
dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista
dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil
berbeda dapat berfungsi dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya
trilobit, terutama berguna untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat
berfungsi dengan baik, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis,
sehingga dapat berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur
pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung
dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak
akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih
dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid.
b.Kronostratigrafi
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata
batuan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah
untuk menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan
didalam suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi Bumi.
Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi yang berdasarkan
interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang dikenali
(biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu penentuan
umur yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.
c.Paleobotani
Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany
yang berarti ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus
mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.
d.Paleozoologi
Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan
ζωον, zoon = hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang
bertujuan untuk menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari
sistem geologi atau arkeologi, untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi
lingkungan dan ekologi prasejarah.
e.Palinologi
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan
fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa,
dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat
pada sedimen dan batuan sedimen. Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan
23
Williams pada tahun 1944, berdasarkan surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia
yang bernama Antevs, dalam Pollen Analysis Circular (salah satu jurnal yang
mengkhususkan pada analisa pollen, yang diproduksi oleh Paul Sears di Amerika
Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi berdasarkan kata dalam Bahasa
Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale yang berarti 'debu' (sehingga mirip
dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).
f.Zoologi
Zoologi dengan berbagai cabang keilmuannya seperti mammalogi dan primatologi
membantu dalam menganalisis fosil hewan yang ditemukan,sangat berkaitan dengan
paleozoologi.
g.Morfologi
Morfologi dibutuhkan sejak proses preparasi / perbaikan fosil yang ditemukan dan
rekonstruksi fosil sampai ke tingkat individu.
i.Arkeologi
Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan ( manusia ) pada masa
lampau melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditemukan. Peninggalan
arkeologis ini sering disebut artefak yaitu alat yang dipakai manusia untuk
mengeksploitasi lingkungan. Ilmu ini sangat berkaitan dengan paleontologi karena
bermanfaat untuk mempelajari kebudayaan dan mengenali alat yang dipakai oleh
manusia purba.
j.Geologi
Geologi, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang lapisan pembentuk bumi,
proses pembentukannya yang menjadi acuan penentuan umur relatif suatu fosil atau
artefak peninggalan manusia purba. Penentuan umur relatif berdasar skala waktu
geologis dengan urutan sejarah yang konsisten dan terdiri dari empat zaman yaitu
Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum dan Senozoikum.
j.Radiologi
Radiologi, ilmu ini berguna dalam metode penentuan umur radiometrik yang
dipakai untuk menentukan umur batuan dan fosil dalam skala waktu absolut /
sebenarnya. Metode ini berdasarkan kandungan isotop suatu unsur dalam fosil yang
terkumpul saat organisme masih hidup.
6. Pengelompokan Paleontologi
Paleontology adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari kehidupan masa
lampau yang didasarkan atas fosil tanaman atau hewan yang terbagi atas:
a. Makropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil dengan ukuran relatif besar
sehingga mempelajarinya tidak menggunakan alat bantu seperti loupe dan
mikroskop.
24
b. Mikropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil yang berukuran relatif kecil
sehingga dalam pengamatan menggunakan alat bantu seperti mikroskop binokuler
, mikroskop elektron.
B.FOSIL
1. Pengertian Fosil
Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”.
Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-
tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau
prasejarah yang telah berlalu. Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada
zaman dahulu (lebih dari 11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan
kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan
mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil
yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya
seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan,
hewan yang besar biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan
sebagai fosil. Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang
diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil menjadi
petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Bagian ilmu geologi yang menguraikan
penyelidikan dan interpretasi fosil adalah paleontologi. Untuk memahami lebih detail
lagi tentang pengertian Fosil, maka kita perlu mengetahui syarat-syarat terbentuknya
fosil yaitu :
2. Jenis-jenis Fosil
Berdasarkan cara pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
fosil yaitu :
a.Fosil tidak berubah
Yaitu semua bagian fosil terawetkan dan tidak berubah baik bagian-bagian
yang lunak maupun bagian-bagian yang keras dari fosil trsebut.
Contoh: fosil serangga yang trawetkan di dalam getah damar, dan fosil mammoth
yang terawetkan di dalam es di Siberia.
25
b.Fosil yang mengalami perubahan
Dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
Permineralisasi Yaitu fosil yang terawetkan karena masuknya mineral sekunder
yang mengisi pori-pori atau ruang antar sel pada bagian fosil yang keras.
Contoh: Sebagian tulang-tulang vertebrata dan cangkang-cangkang invertebrata
terawetkan dalam bentuk permineralisasi.
26
Gambar 3.3 contoh fosil yang berbentuk mold
Cast adalah Mold yang terisi mineral sekunder membentuk jiplakan fosil aslinya
secara kasar, bagian luar disebut Eksternal Cast sedangkan bagian dalam disebut
Internal Cast.
Imprint adalah jejak dimana suatu organisme terjebak di dalam sedimen halus tapi
kemudian organisme tersebut dapat meloloskan diri.
Track, Trail dan Burrow
Track merupakan jejak perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-sedimen
lunak yang berupa tapak (kenanpakan kasar).Trail merupakan jejak perpindahan
organisme di atas permukaan sedimen-sedimen lunak yang berupa seretan
(kenampakan halus). Burrow adalah jejak yang berupa sisa penggalian lubang suatu
organisme.
Coprolite
Coprolite adalah jejak berupa berupa kotoran hewan yang telah terfosilkan. Kotoran
ini dapat digunakan untuk mengetahui tempat hidupnya, makanannya, dan ukuran
relatifnya.
Fosil Kimia
Fosil kimia merupakan jejak asam organik yang tersimpan didalam batuan
prakambium. Zat asam organik ini berasal dari organisme yang terserap oleh batuan
tersebut sehingga dapat ditemukan sebuah bukti kehidupan.
3. Kegunaan Fosil
a. Untuk mengidentifikasi unit-unit stratigrafi permukaan bumi, atau untuk
mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil.
Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi
sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks adalah : (a). terdapat
dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b). memiliki distribusi
horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek (kurang
lebih 1 juta tahun).
b. Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan
distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat
tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.
c. Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi
ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi
populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi
pada lingkungan masa lampau.
d. Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan, yaitu dengan cara mempelajari
perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.
27
e. Untuk korelasi. Kemampuan kita untuk mengetahui sedimentasi batuan sangat
terbatas. Dengan membandingkan fosil yang terdapat di suatu tempat dengan tempat
lain, kita dapat mengadakan korelasi. Fosil yang terdapat di suatu tempat karena
kesamaan-kesamaan, terpaksa dan harus dipersamakan dengan fosil yang terdapat di
tempat lain.
f. Menentukan lingkungan pengendapan. Fosil hanya dijumpai pada batuan sedimen,
baik sedimen kontinen maupun marin. Suatu kehidupan akan diendapkan pada
batuan tertentu bila batuan tersebut mengalami pelapukan dan tererosi, maka fosil
yang berasal dari kontinen mungkin tertransport dan menjadi endapan marin, jadi
dengan melihat fosil yang dikandung suatu sedimen, kita dapat mengetahui
lingkungan pengendapan batuan tersebut.
g. Mengetahui evolusi (perkembangan) kehidupan. Kehidupan yang berjalan dari masa
ke masa akan mengalami perkembangan dan perubahan yang meliputi perubahan ke
arah generasi dan perubahan ke arah penyempurnaan. Suatu kehidupan pada
mulanya kurang sempurna akan berubah ke arah yang lebih sempurna. Perubahan
ini akan sangat dipengaruhi oleh keadaan tempat dan lingkungan hidup.
Terdapatnya fosil-fosil menunjukkan adanya pemusnahan kehidupan, sedangkan
kehidupan yang pertama tidak diketahui dari fosil-fosilnya dan dari mana asalnya.
Kemudian muncul lagi kehidupan baru yang diketahui dari fosil-fosilnya yang muda
umur geologinya, serta lebih sempurna dari kehidupn sebelumnya.
28
f. Fosil Sebagai Indikator Tektonik.Fosil akan ditemukan di lapisan-lapisan tertentu.
Fosil dapat dijadikan indikator pergerakan lempeng tektonik. Ditemukannya fosil
di lapisan yang tidak semestinya dapat menjadi indikasi adanya pergerakan
lempeng tektonik yang membuat lapisan fosil berubah (terangkat maupun turun)
ataupun mentransport fosil ke lapisan yang tidak semetinya (jika disesuaikan
dengan umur fosil).
g. Fosil Sebagai Indikator Iklim. Fosil dapat dijadikan sebagai penentu iklim di masa
lampau. Fosil yang ditemukan di lapisan tertentu akan menunjukkan iklim yang
pernah terjadi di masa lampau.
h. Fosil Sebagai Sumber Energi dan Berharga. Fosil merupakan bahan yang akan
menjadi minyak bumi. Sumber energi yang kita dapat
dari bahan bakar fosil sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia.
Fosil merupakan kotak hitam yang dapat membawa kita ke masa lalu, hal ini yang
menjadikan fosil sangatlah berharga
29
2. Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan
awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang
dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).
Kalau istilah-istilah ini dipelajari di ilmu biologi, mestinya di SMP sudah diajari kan ?
Enkaryotes ini bakal menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya bakal menjadi
binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-
buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum
bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
30
7. Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama
muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa
pembentuk batubara.Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk
satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai
bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-
besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
31
12. Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan
fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang
hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan
banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling
berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.
Mulai, juta
MASA KURUN ZAMAN KALA Peristiwa utama
tahun lalu
O N
E
Z
Iklim moderat; Orogeny di belahan utara. Mamalia dan
O
O familia burung modern dikenali. Berbagai kuda dan
Miosen 23.03 ± 0.05 *
mastodon berkembang. Rumput tumbuh di mana-mana.
G
Kera pertama muncul.
I
E
F K
N
A U
Iklim hangat; Evolusi dan keaneka ragaman pada fauna
N M Oligosen pesat, terutama mamalia. Evolusi dan penyebaran utama 33.9±0.1 *
berbagai jenis tumbuhan berbunga modern.
32
E P
A
Mamalia purba (seperti: Creodont, Condylarth,
R Eosen Uintatheriidael) berkembang. Munculnya beberapa 55.8±0.2 *
L keluarga mamalia "modern". Paus primitif
O terdiversifikasi. Rumput pertama. Ice cap berkembang
E di Antarktika.
Z O
O G
U
Atas 99.6±0.9 *
M
K
Tumbuhan berbunga berkembang, bersamaan dengan
munculnya jenis-jenis baru insekta. Ikan bertulang sejati
A (Teleostei) modern mulai bermunculan. Ammonita,
Belemnoidea, Bivalvia rudist, Echinoidea dan Porifera
P umum ditemukan. Banyak jenis baru dinosaurus (seperti
Tyrannosauridae, Titanosauridae, Hadrosauridae, dan
U Ceratopsidae) berkembang, juga Buaya (Crocodilia)
Bawah 145.5 ± 4.0
modern; mosasaurus dan Hiu modern muncul di laut.
R Burung primitif perlahan menggantikan pterosaurus.
Mamalia monotremata, marsupialia dan eutheria
bermunculan. Benua Gondwana terpecah.
S
161.2 ± 4.0
J Atas
O Gymnospermae (terutama tumbuhan runjung,
U Bennettitales dan sikas) dan tumbuhan paku-pakuan
Z umum ditemukan. Banyak jenis dinosaurus, seperti
sauropoda, carnosaurus, dan stegosaurus. Mamalia kecil
R 175.6 ± 2.0 *
umum ditemukan. Burung pertama dan hewan melata
O Tengah bersisik (Squamata). Ichthyosaurus dan plesiosaurus
A berkembang. Bivalvia, ammonita dan Belemnoidea juga
I banyak dijumpai. Bulu babi sangat umum, juga lili laut,
bintang laut, Porifera, Brachiopoda, Terebratulida, dan
K Rhynchonellida. Terpecahnya Pangaea menjadi 199.6 ± 0.6
Bawah Gondwana dan Laurasia.
M 228.0 ± 2.0
T Atas Pada zaman Trias, binatang Dinosaurus mendominasi:
Archosaurus di daratan, Ichthyosaurus dan Nothosaurus
R di lautan, dan Pterosaurus di udara. Cynodonta menjadi
lebih kecil dan lebih menyerupai mamalia; mamalia dan
I crocodilia pertama muncul. Dicrodium merupakan flora 245.0 ± 1.5
Tengah umum di daratan. Banyak terdapat binatang amfibi
A Temnospondylus. Ammonites sangat umum. Kerang
(coral) modern dan ikan bertulang sejati (Teleostei)
S muncul, dan juga banyak dijumpai insekta.
Bawah 251.0 ± 0.4 *
Lopingian
Daratan bergabung menjadi superbenua Pangaea, 260.4 ± 0.7 *
pembentukan pegunungan Appalachia. Akhir glasiasi
33
zaman Permo-Carbon. Populasi Reptilia Synapsida
(Pelycosaurus dan Therapsida) melimpah, sementara 270.6 ± 0.7 *
parareptilia dan binatang amfibi Temnospondylia masih
P P Guadalupian umum ditemukan. Pada zaman Perm pertengahan, flora
zaman Karbon mulai digantikan oleh tumbuhan runjung
E (tumbuhan berbiji sejati pertama) dan tumbuhan lumut
A
sejati pertama. Kumbang dan serangga bersayap dua
R mengalami evolusi. Keanekaragaman hayati laut
L berkembang terutama di bagian terumbu dangkal yang
M hangat; Brachiopoda (Productida dan Spiriferida),
E Cisuralian Bivalva, Foraminifera, dan amonit Orthocerida 299.0 ± 0.8 *
melimpah. Kepunahan massal antara zaman Perm dan
O Trias terjadi 251 juta tahun yang lalu: 95 % dari
kehidupan di bumi, termasuk seluruh trilobite,
graptolite, dan Blastoidea punah.
Z
O
306.5 ± 1.0
I Atas
K
C 311.7 ± 1.1
U
Tengah
A
M Populasi serangga bersayap berkembang baik; beberapa
R diantaranya seperti Protodonata dan Palaeodictyoptera
cukup banyak dijumpai. Binatang amfibi sangat umum
B dan tersebar. Reptil pertama dan tumbuhan hutan
(pohon scale, ferns, club, kuda berkuku raksasa dsb).
O Meningkatnya oksigen. Goniatites, brachiopoda,
Bawah bryozoa, bivalves, and corals plentiful di lautan. 318.1 ± 1.3 *
N Cangkang foraminefera mengalami perkembangannya.
Pennsyl
vanian
326.4 ± 1.6
C
Atas Pohon primitif raksasa, munculnya vertebrata daratan,
A binatang amfibi dan sea-scorpions. Pembentukan
batubara di rawa-rawa. Rhizodonts merupakan predator
air tawar terbesar. Di lautan, ikan hiu sangat umum
R 345.3 ± 2.1
dijumpai dengan jenis yang beraneka ragam;
Tengah echinoderms (khususnya crinoide dan blastoide)
B
berlimpah. Corals, bryozoa, goniatites dan brachiopoda
(Productida, Spiriferida, dsb) sangat umum. Tetapi
O trilobites dan nautiloide menurun populasinya. Terjadi
glasiasi di Gondwana bagian timur.
N Bawah 359.2 ± 2.5 *
Mississippian
385.3 ± 2.6 *
Munculnya pertama kali clubmosses, horsetails and
D Atas
ferns, sebagaimana juga dengan tumbuhan seed-bearing
plants (progymnosperms), first trees (the tree-fern
E Archaeopteris), dan serangga tanpa sayap.
Strophomenid dan atrypid brachiopoda, rugose dan
V 397.5 ± 2.7 *
tabulate corals, serta crinoide berlimpah di lautan.
Tengah Goniatite ammonoide berlimpah, sedangkan coleoide
O yang menyerupai cumi-cumi berkembang baik. Trilobite
and armoured agnaths menurun, sedangkan jawed fishes
N (placoderms, lobe-finned , ray-finned fish) dan awal dari
Bawah hiu yang menguasasi kehidupan laut. Awal dari 416.0 ± 2.8 *
binatang amfibi di lingkungan air. "Old Red Continent"
dari Euramerica.
34
418.7 ± 2.7 *
Pridoli
443.7 ± 1.5 *
Bawah
(Llandovery)
501.0 ± 2.0 *
C Atas Pada zaman Kambrium terjadi keanekaragaman
(Furongian) kehidupan dari berbagai jenis organisme yang sangat
A besar dan dikenal sebagai: Kambrium Explosion.
Banyak dijumpai fosil, munculnya binatang modern
M Phyla. Chordates pertama muncul, dan diikuti dengan
punahnya sejumlah binatang phyla. Terumbu yang 513.0 ± 2.0
B Tengah terbentuk dari Archaeocyatha berlimpah dan tak lama
kemudian punah. Trilobites, priapulid worms, sponges,
R tidak terartikulasi brachiopoda, dan banyak binatang
lainnya. Anomalocarids merupakan predator raksasa,
I sedangkan banyak fauna Ediacaran mati. Prokaryotes,
protists (contoh: forams), fungi dan algae berlanjut
Bawah hingga hari ini. Benua Gondwana muncul. 542.0 ± 0.3 *
U
P P
R R NEO Fosil binatang multi sel. Fauna Ediacaran atau Vendobionta tersebar
PROTERO di lautan. Jejak fosil yang menyerupai Trichophycus. Awal dari 630
A O ZOIKUM Ediacaran sponges dan trilobitomorphs. Bentuk Enigmatic termasuk oval-shaped
Dickinsonia, bentuk depan Charniodiscus, dan banyak soft-jellied +5/-30 *
creatures.
K T
A E
M R
35
B O
R Z
I O
U I
M
K
36
BAB 4
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN
PERMUKAAN BUMI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
37
A.TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI
Bentuk muka bumi terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan
tersebut disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut juga tenaga geologi.
Terdapat dua macam tenaga pembentuk muka bumi yakni tenaga endogen dan tenaga
eksogen.
1.Tenaga Endogen
Endogen berasal dari kata endos yang artinya dalam, dan genos yang berarti asal.
Sehingga yang dimaksud dengan tenaga endogen adalah tenaga atau kekuatan yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a.Tektonisme
Tektonisme adalah peristiwa yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
Tenaga pembentuknya disebut tenaga tektonik yang terdiri dari 2 jenis yakni gerak
epirogenetik dan gerak orogenetik.
Gerak epirogenetik
Merupakan gerak yang yang relatif lambat dan meliputi daerah yang luas sehingga
menyebabkan naik- turunnya daratan. Contoh dari gerak epirogenetik adalah
turunnya pulau- pulau Indonesia bagian timur seperti Kepulauan Maluku.
Gerak orogenetik
Adalah gerak yang menyebabkan terjadinya gunung, tanah retak dan pergeseran
lapisan bumi. Gerak orogenetik relatif lebih cepat dari pada gerak epirogenetik.
Gerak ini juga menyebabkan tekanan secara vertikal dan horizontal di kulit bumi
sehingga menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi.
Dislokasi tersebut mengakibatkan lipatan bumi yang membentuk relief- relief muka
bumi berupa pegunungan.Contohnya, pembentukan Pegunungan Mediterania yang
dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia
Belakang, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara sampai Maluku. Selain mengakibatkan
lipatan bumi, tekanan horizontal dan vertikal juga menimbulkan patahan atau
retakan kulit bumi, yakni berupa tanah turun (graben), tanah naik (horst), dan tanah
bungkuk (fleksur).
b.Vulkasnisme
Vulkanisme merupakan peristiwa yang berhubungan dengan gunung berapi yakni
berupa naiknya magma dari dalam perut bumi. Di dalam lapisan bumi yang disebut
litosfer, magma menempati dapur magma (batholit). Magma dapat berbentuk gas, padat
dan cair. Aktivitas magma dalam batholit disebabkan tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya.
Selain batholit, gunung berapi terdiri dari beberapa bagian yaitu diaterma (gang /
pipa kawah), lubang kepundan atau kawah, dan sumber kawah. Gunung berapi juga
mempunyai beberapa jenis, diantaranya adalah gunung api tameng atau perisai, gunung
api kaldera, gunung api maar dan gunung api strato. Beberapa contoh gunung api di
Indonesia yakni Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Agung dan Gunung Ijen.
38
Gempa guguran disebut juga gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi karena
runtuhnya tanah yang biasanya terjadi di daerah tambang yang berbentuk
terowongan dan tanah kapur.
Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi karena meletusnya gunung api.
Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerak orogenetik dan terjadi di
daerah pegunungan lipatan muda yaitu daerah rangkaian Pegunungan Mediterania
dan Sirkum Pasifik. Indonesia merupakan negara yang terletak di antara
Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik sehingga banyak terjadi gempa bumi
di berbagai daerah di Indonesia. Gempa jenis tektonik termasuk gempa dengan
bahaya yang sangat besar karena dapat menyebabkan retakan dan pergeseran tanah.
Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui cara melakukan mitigasi gempa bumi untuk
mengurangi dampak akibat gempa bumi.
2.Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar yakni
berupa tenaga angin, air, sinar matahari dan tenaga dari makhluk hidup.
Tenaga endogen diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
a. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses hancurnya batuan dari bongkahan besar menjadi
bagian yang lebih kecil yang disebabkan oleh keadaan cuaca. Pelapukan batuan ini akan
mengakibatkan terbentuknya tanah. Jenis jenis pelapukan diataranya yakni pelapukan
mekanik (fisis), pelapukan kimia dan pelapukan biologis (organik).
Pelapukan mekanik yakni melapuknya batuan tanpa disertai perubahan struktur
kimia. Penyebab dari pelapukan ini diantaranya adalah pengaruh sinar matahari,
pengaruh suhu, daya erosi dan gelombang laut yang memukul pantai.
Pelapukan kimia adalah pelapukan batuan yang disertai dengan perubahan struktur
zat dari mineral batuan induk.
Pelapukan biologis merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh organisme
seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
b. Pengikisan (erosi)
Pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan dari induknya yang
melibatkan pergerakan suatu media seperti air, es, angin dan gelombang air laut. Erosi
diklasifikasikan menjadi 4 yakni erosi air, erosi es (gletser), erosi angin, dan erosi
gelombang air laut.
Erosi oleh air disebut juga korasi. Peristiwa gesekan pada korasi tergantung pada
kecepatan gerak & daya angkut air serta keadaan permukaan.
Erosi oleh es disebut juga erosi glasial yakni pengikisan yang terjadi di daerah
pegunungan tinggi yang sering terdapat salju abadi atau es.
Erosi oleh angin adalah peristiwa pengikisan yang disebabkan oleh pergerakan
angin. Pengikisan tanah oleh angin ini dapat membentuk lubang- lubang kecil di
batuan.
Erosi oleh gelombang laut disebut juga abrasi pantai atau erosi pantai. Besar
kecilnya gelombang atau kecepatan angin laut dapat menyebabkan perubahan di
sepanjang bentuk pantai. Bentangan alam akibat erosi meliputi cliff (pantai terjal
berdinding curam), relung (cekungan pada dinding cliff), morena (massa batuan
yang berukuran besar maupun kecil), ngarai (lembah dalam) dan batu jamur (batu
yang disebabkan erosi angin).
39
c. Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi adalah proses pengendapan massa batuan atau tanah. Menurut tempat
pengendapannya, ada 3 jenis proses sedimentasi yaitu sedimentasi fluvial, elois dan
marine.
Sedimentasi fluvial terjadi di sepanjang aliran sungai sehingga menghasilkan
bentangan alam berupa delta, bantaran sungai dan tanggul.
Sedimentasi elois terjadi karena angin sehingga menghasilkan bentangan alam
berupa gumuk pasir (sand dunes).
Sedimentasi marine terjadi karena abrasi sehingga menghasilkan bentangan alam
berupa :
o Beach, kumpulan puing batuan karang di sekitar cliff
o Tombolo, endapan pasir yang menghubungkan 2 pulau
o Spit, pasir berbentuk memanjang dengan satu ujung menyambung daratan dan
ujung lainnya terdapat di laut
o Bar, punggung pasir yang mengendap di seberang teluk
Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan. Kritikan itu
antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat
irastis sehingga mengakibatkan terbentuknya oegunungan tinggi dan lembah-lembah di
permukaan bumi. Di dalam bumi juga terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu
memancarkan panasnya sehingga ada tambahan nanas bumi. Selain itu, reaksi-reaksi
kimia antarmineral di dalam bumi dan pergeseran- pergeseran kerak bumi akan
menimbulkan panas.
40
2. Teori Laurasia-Gondwana
Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan Frank B. Taylor
(1910) menge mukakan teorinya bahwa pada mula nya terdapat dua benua di kedua
kutub bumi. Benua-benua tersebut diberi nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana.
Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-
pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.
Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912
dalam bukunya TheOrigin of the Continent’s and Oceans. Wegener mengemu kakan
teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran
benua. Menurut Wegener, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua
besar yang disebut Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah
samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah
ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.
41
Teori apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara
Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan
di kedua daerah tersebut.Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya
rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah
ekuator, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan
gerak ke arah barat. Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat
terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah barat
ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap teori itu yang
mempertanyakan kemungkinan massa benua yang sangat besar dan berat dapat bergeser
di atas lautan yang keras.
4. Teori Konveksi
Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari Princenton
University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin,
Hess mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan
bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic
ridgetersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan
membeku membentuk kerak bumi baru.
Penyelidikan umur sedimen dasar laut Tiendukung teori tersebut, yaitu makin jauh
dari punggung dasar laut umurnya makin tua. Hal itu rerarti ada gerakan yang arahnya
dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah cost Pacific Rise,
Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.
Kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu
lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut
menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan
dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi
tersebut merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut
dan pulau vulkanis.
43
Pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan di
permukaan bumi yang berbeda-beda. Keragaman bentukan tersebut dipengaruhi oleh
arah dan kekuatan gerak lempeng. Ada 3 kemungkinan kekutan pergerakan 2 lempeng,
yaitu sama-sama kuat, sama-sama lemah, dan yang satu kuat, sedangkan yang lain
lemah.Batas lempeng-lempeng tektonik ditandai oleh adanya bentukan-bentukan alam
akibat aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu batas konvergen, batas divergen, dan batas sesar mendatar.
C.DEFORMASI TEKTONIK
1.Pengertian Deformasi
Deformasi adalah perubahan posisi, bentuk, dan ukuran materi (Kuang, 1996).
Bekerjanya beban atau gaya berat yang disertai pengaruh gaya berat dari suatu materi di
sekitarnya dalam selang waktu tertentu mempengaruhi bentuk geometri materi
tersebut.Berdasarkan definisi deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan
atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif. Dikatakan
titik bergerak absolut apabila dikaji dari perilaku gerakan titik itu sendiri dan dikatakan
relatif apabila gerakan itu dikaji dari titik yang lain. Perubahan kedudukan atau
pergerakan suatu titik pada umumnya mengacu kepada suatu sitem kerangka referensi
(absolut atau relatif).
Sedangkan berdasarkan jenisnya, deformasi yang terjadi pada suatu benda dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu :
a. Translasi materi yang bersifat kaku, yaitu perpindahan materi tanpa mengalami
perubahan bentuk sesuai acuan.
b.Rotasi, yaitu perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang
membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan.
c. Regangan normal, yaitu perbandingan perubahan panjang terhadap panjang asalnya.
d.Regangan geser/regangan menyilang, yaitu perubahan sudut dalam benda padat
ketika terdeformasi.
44
2.Tahapan Deformasi
Ketika suatu batuan dikenakan tekanan dengan besar tertentu, maka batuan itu
akan mengalami tiga tahap deformasi, yaitu :
a. Elastic deformation
Elastic deformation adalah deformasi batuan yang bersifat sementara atau tidak
permanen. jadi ketika tekanan yang diberikan pada batuan tersebut dihilangkan, maka
bentuk batuan tersebut akan kembali seperti semula. Elastisitas ini memiliki batas
yang disebut elastic limit. Apabila batas elastisitas ini dilampaui, maka bentuk batuan
tidak akan kembali seperti semula.
b.Ductile deformation
Ductile deformation merupakan tahapan deformasi setelah elastic limit dilampaui
dan perubahan bentuk dan volume batuan tidak kembali.
c. Fracture deformation
Fracture deformation merupakan tahapan deformasi yang tejadi setelah batas atau
limit elastic deformation dan ductile deformation dilampaui
Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi
serta menimbulkan gejala – gejala atau kejadian – kejadian alam seperti gempa
tektonik, letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi
digolongkan dalam tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen,
dan transform (pergeseran).
a. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault).
b. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memisah (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses
ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah
antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik
(Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal,
membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua
Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
c. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman
(subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.
45
Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga
terbentuk di wilayah ini.Contohnya lempeng India-Australia yang mendesak
lempeng Eurasia, tercermin pada sesar Sumatra. Gerakannya tidak teramati tetapi
hasilnya berupa Bukit-barisan dan seringnya terjadi gempa-bumi didaerah ini.
46
Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari
jenis yang sama. Hal ini dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.
Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum fase plastisitas dilampaui, sementara
bahan yang plastis akan mempunyai selang yang besar antara sifat elastis dan sifat
untuk pecah. Hubungan ini dalam mekanika batuan ditunjukkan oleh tegasan dan
tarikan. Kekuatan batuan biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah
pada suhu dan tekanan permukaan tertentu.
Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus
mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau
keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya
batuan tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya).
D.STRUKTUR GEOLOGI
Struktur geologi adalah gambaran bentuk dan hubungan dari keadaan batuan di
kerak bumi. Berdasarkan kejadiannya dapat dibedakan :
Struktur primer terbentuk pada saat pembentukan batuan berlangsung (struktur
sedimen, kekar akibat pendinginan, dan struktur perlapisan )
Struktur sekunder terbentuk akibat pengaruh deformasi batuan oleh gaya
tektonik yang bekerja pada batuan tersebut. Struktur geologi yang penting untuk
diketahui adalah lipatan (fold), kekar (joint), dan sesar (fault).
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk
dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu :
1. Kekar / Dislokasi ( Joint )
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.
Secara umum dicirikan oleh:
Pemotongan bidang perlapisan batuan;
Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
kenampakan breksiasi.
47
a. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.
b. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
c. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
48
b.Sesar Naik (Thrust Fault)
sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian
lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada umumnya
bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450.
49
50
BAB 5
BATUAN SEBAGAI ELEMEN
KULIT BUMI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
51
A.PENGERTIAN BATUAN
B.KLASIFIKASI BATUAN
Menurut asal usulnya, Batuan dibagi menjadi 3 yaitu :
1.Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena adanya pembentukan
magma dan lava yang membeku. Magma merupakan batuan cair dan sangat panas
yang berada di perut bumi sedangkan lava merupakan magma yang mencapai
permukaan bumi.
2.Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena pengendapan hasil
pelapukan dan pengikisan batuan yang hanyut oleh air atau terbawa oleh tiupan angin.
Endapan ini menjadi keras akibat tekanan atau terdapat zat-zat yang merekat pada
bagian-bagian endapan tersebut.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau batuan malihan merupakan batuan yang berasal dari batuan
sedimen atau batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan.
C.SIKLUS BATUAN
Siklus batuan merupakan sebuah siklus yang menggambarkan batuan dari awal
atau sebelum terbentu (berupa magma), kemudian mengalami modifikasi, kemudian
transportasi, dekomposisi, hingga berupah menjadi jenis batuan lain dan kembali
berubah menjadi magma kembali, dan begitu seterusnya.
Seperti layaknya proses terjadinya hujan, batu pun juga demikian. Setidaknya
ada beberapa proses dari siklus batuan ini. Proses atau siklus ini melibatkan tiga pokok
jenis batuan, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis
batuan ini ternyata terjadi dalam satu siklus yang sama, dengan kata lain ketiga batuan
ini terbentuk saling beriringan. Berikut ini dijelaskan mengenai proses siklus batuan.
52
1.Magma mengalami kristalisasi
Terjadinya batuan pertama kali diawali oleh adanya magma. Magma ini
merupakan bahan pokok pembentuk batuan. Terbentuknya batuan pertama kali karena
diawali oleh adanya magma yang mengalami proses kristalisasi. Magma ini tidak
terdapat di semua area bumi, sebagian besar magma terbentuk di sepanjang batas
lempeng bumi. Kemudian magma yang yang membeku akan membentuk sebuh kristal
atau mineral (hal ini dinamakan kristalisasi). Magma yang membentuk kristal ini sma
seperti air yang didinginkan menjadi es. Magma yang mengkristal ini akan banyak
ditemukan pada gunung berapi yang mengalami erupsi. Magma yang keluar dari dalam
gunung akan membeku setelah sampai ke permukaan bumi .
Magma yang membeku ini akan membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan
beku. Magma yang membekunya setelah sampai di permukaa bumi akan membentuk
batuan beku yang jenisnya ekstrusif. Sementara magma yang membeku namun belum
sampai ke permukaan bumi ini membentuk sebuah batuan jenis intrusif. Namun,
semua batuan yang dibentuk karena adanya pembekuan magma disebut dengan batuan
beku.
Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di permukaan bumi ini
tidak bisa mengalami pelapukan. Batuan yang berada di bawah permukaan tanah tetap
bisa mengalami pelapukan, namun harus mengalami proses pengangkatan ke
permukaan tanah terlebih dahulu. Batuan yang berada di bawah permukaan bumi harus
terangkat ke permukaan bumi melalui proses tektonik, kemudian lapisan batuan yang
berada di atasnya harus hilang terlebih dahulu oleh proses erosi. Setelah berada di
permukaan bumi inilah proses pelapukan batuan dimulai.
Pelapukan yang terjadi pada batuan ini dapat terjadi karena adanya beberapa
reaksi fisik dan kimia yang dapat disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun
organisme tertentu. Setelah batuan menjadi lapuk karena angin, air, es, gletser ataupun
yang lainnya, maka akan menjadi material sedimen melalui sebuah proses yang disebut
erosi.
3.Mengalami erosi
Setelah mengalami proses pengangkatan dan pelapukan, maka proses yang
selanjutnya adalah erosi. Dalam proses erosi ini yang paling banyak berperan adalah
air. Air yang mengalir misalnya dari sungai merupakan salah satu hal yang paling
sepat menyebabkan proses erosi ini terjadi. Arus dari air ini pula yang akan
mengangkut material- baterial pelapukan batu menuju ke tempat lain. Selain air, ada
pula yang mengangkut meterial- material lainnya yakni angin ataupun gletser.
53
4.Pengendapan dan pembentukan batuan sedimen
Material- material dari pelapukan batuan beku yang telah terangkut oleh air,
angin, ataupun gletser, lama kelamaan akan mengendap di suatu tempat dan kan
berjumlah semakin banyak. Karena semakin banyak batuan yang mengendap ini,
akibatnya semakin lama akan semakin mengeras dan mengeras . Karena proses
pengerasan inilah membentuk terjadinya batuan yang disebut dengan batuan sedimen.
Penjelasan yang ilmiah mengenai pembentukan batuan sedimen yang lebih ilmiah,
dalam material sedimen muda akan mengubur endapan yang lebih lama (tua).
Kemudian tekanan yang dihasilkan akan membuat endapan lama ini menjadi kompak.
Ketika air bergerak dan masuk ke dalam material sedimen, maka mineral kalsit dan
silika yang terlarut akan terendap dan mengisi rongga antar butir yang bertindak
sebagai semen yakni merekatkan butiran sedimen antar satu dengan yang lainnya.
54
Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa kekerasan kuku jari kita sekitar 2-2,5
sedangkan gigi kita kekerasannya sekitar 5 pada skala Mohs. Pisau baja kekerasannya
hanya sedikit di atas 5, bahkan tidak lebih kuat daripada kaca (kekerasan 5,5). Namun,
baja yang bermutu tinggi kekerasannya dapat mencapai 6,5.
Dari perbandingan kekerasan pada Skala Mohs ini, dapat kita lihat bahwa bagian
terkeras dari tubuh kita hanya bernilai 5. Besi/baja terbaik sekalipun kekerasannya
hanya mencapai 6,5 atau mungkin 7, sangat jauh lebih lunak dibandingkan intan.
Sebab sekalipun hanya berbeda 1 tingkat, kekerasan sesungguhnya antara intan dan
korundum sangat berbeda jauh. Intan memiliki nilai kekerasan absolut 1500 sedangkan
korundum hanya 400. Permata moissanite yang dalam Skala Mohs kekerasannya 9,25
pun hanya memiliki nilai absolut 500, walaupun moissanite lebih tahan panas
dibandingkan intan.
.
Untuk mengetahui beberapa hal tentang mineral-mineral kunci dalam Skala Mohs
tersebut, berikut dilampirkan deskripsi singkat kesepuluh mineral tersebut:
55
4. Fluorit (fluorite)
Berbentuk kubik, warnanya sangat bervariasi mulai dari tidak berwarna hingga
hitam, tidak larut dalam air, jika terkena sinar ultraviolet akan menimbulkan
fluorescent, dapat ditemukan pada urat hidrotermal temperatur sedang hingga tinggi
atau hasil dari sublimasi batuan vulkanik.
5. Apatit (apatite)
Tak berwarna hingga berwarna kuning, hijau dan coklat, beberapa jenis apatit bisa
kehilangan warnanya jika dipanaskan, dan ada pula yang berpendar jika terkena sinar
ultraviolet. Terdapat di semua jenis batuan, stabil hampir di setiap lingkungan, banyak
ditambang untuk pupuk, serta merupakan penyusun utama pada gigi.
6. Feldspar (feldspars)
Merupakan kelompok mineral yang terdiri dari plagioklas, potasium feldspar, dan
feldspatoid dengan masing-masing anggotanya. Plagioklas merupakan feldspar yang
mengandung Kalsium dan Natrium. Potasium feldspar merupakan feldspar yang
mengandung Kalium. Sedangkan feldspatoid merupakan feldspar yang kekurangan
silika. Terbentuk langsung dari kristalisasi magma, merupakan salah satu komponen
mineral yang paling penting dalam menentukan nama batuan beku, serta dalam
menentukan derajat pelapukan dan tingkat alterasi batuan.
Gambar 5.5 Kuarsa (1), Topaz (2), Korundum (3), Intan (4)
7. Kuarsa (quartz)
Salah satu mineral paling umum di Bumi. Dalam kondisi murni, kuarsa tidak
berwarna, tetapi dapat beraneka warna tergantung pengotornya. Kuarsa berwarna ungu
disebut ametist (kecubung), warna kuning disebut citrine, warna merah muda disebut
rose, warna putih disebut milky quartz sedangkan warna hitam disebut smoky quartz.
Terbentuk langsung dari kristalisasi magma atau dari sisa organisme tertentu. Stabil di
berbagai lingkungan dan paling tahan terhadap pelapukan.
8. Topaz (topaz)
Terbentuk pada suhu yang tinggi dan memiliki beragam warna, tergantung pada
jumlah fluorin yang ada ketika mineral ini terbentuk. Dapat ditemukan pada pegmatit,
granit, riolit dan beberapa urat hidrotermal temperatur tinggi. Banyak digunakan
sebagai permata.
9. Korundum (corundum)
Umumnya berwarna abu-abu atau coklat, yang berwarna merah dinamakan rubi
sedangkan yang berwarna biru disebut safir. Dapat dibuat menjadi alat ampelas yang
bagus atau batu permata yang sangat mahal, terbentuk pada batuan metamorf derajat
tinggi, kaya aluminium, dan sedikit silika.
10. Intan (diamond)
Hanya terdiri dari karbon (carbon) seperti grafit tetapi memiliki ikatan yang sangat
kuat, warnanya bisa bermacam-macam, mulai dari tak berwarna hingga berwarna
hitam. Dapat ditemukan pada batuan ultramafik khususnya kimberlit, atau pada
material endapan sungai.
56
BAB 6
BATUAN BEKU
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
57
A. PENGERTIAN BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneous (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) termasuk jenis
batuan yang terbentuk dari magma. Magma akan mendingin dan mengalami
pengerasan. Proses pengerasan ini dilalui dengan atau tanpa kristalisasi, baik di dalam
lapisan bumi sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau mengalami
pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang
sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun di kerak bumi. Secara
umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu proses dari kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi. Selanjutnya untuk
proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan
bekunya masing- masing.
Beberapa jenis batuan beku dan proses pembentukannya ( Genetis ) antara lain:
1.Pluton atau Intrusi
Terbentuk dalam lingkungan yang jauh di dalam perut bumi dalam kondisi
tekanan tinggi. Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a).Bentuk Konkordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur batuan
intrusi imni dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas/bidang
kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya. Macamnya : sill,
laccolith, phacolith, lopolith.
Sill merupakan Intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan
sekitarnya dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer.
Laccolith merupakan Sill dengan bentuk kubah (plankonvex).
Lopolith adalah bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari
lebar tubuhnya dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya
melengkun ke arah bawah karena batuan di bawahnya lentur.
Phacolith adalah masa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu
lipatan.
58
b).Bentuk Diskordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur yang
memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya. Macamnya :
dike, batolith, stock.
Dike : Intrusi yang berbentuk tabular yang memotong lapisan batuan
sekitarnya.
Batholith : intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran >100 km
persegi, bentuk takberaturan dan tidak diketahui dasarnya.
Stock : intrusi mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di
permukaan <100 km persegi, terbentuk pada lingkungan yang tidak jauh dari
permukaan bumi.
c).Volkanik, terbentuk dipermukaan bumi dalam kondisi tekanan rendah.
59
4.Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal
yang ideal (tegas, jelas teratur).
b. Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur, sebagian tidak.
c. Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
5.Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar,
batuan beku memiliki 2 jenis granulitas, yaitu :
Afanitik, batuan beku berbutir sangat halus, sehingga mineral atau kristal
penyusunnya tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau kaca pembesar.
Fenerik, batuan beku yang dapat diamati mineral penyusunnya, baik itu dalam
bentuk kristal, ukuran butir, atau hubungan antar butir.
60
3. Batuan Beku berdasarkan Indeks Warnanya
Ada dua pendapat, yaitu
a. Pendapat dari S.J Shand
Leucoctaris Rock, merupakan batuan beku dengan kadar mineral mafik kurang
dari 30%.
Mesococtik Rock, merupakan batuan beku dengan kadar mineral mafik antara
30 – 60%.
Melanocractik Rock, merupakan batuan beku dengan kadar mineral mafik lebih
dari 60%.
Gambar 6.2 Batu Apung (1), Batu Oksidian (2), Batu Granit (3)
a. Batu Apung
Batu apung merupakan batu berwarna keabu-abuan, berpori-pori,
bergelembung, ringan, dan terapung dalam air. Batu apung terbentuk dari
pendinginan magma yang berupa gelembung-gelembung gas. Batu apung berfungsi
untuk mengamplas atau menghaluskan kayu. Di bidang industri, batu apung
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi, dan kegunaan-
kegunaan lain.
b. Batu Obsidian
Batu obsidian merupakan batu yang berbentuk seperti kaca dan tidak terdapat
kristal-kristal. Batu ini terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan
cepat. Batu ini berfungsi sebagai alat pemotong atau ujung tombak (pada zaman
dahulu) dan bisa dijadikan sebagai kerajinan.
c. Batu Granit
Batu granit merupakan batu yang terdiri dari kristal-kristal kasar, berwarna
putih sampai abu-abu, dan ada beberapa yang berwarna jingga, Batuan ini banyak
di temukan di pinggiran pantai atau sungai besar, atau bisa juga di dasar sungai.
Batu ini terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi secara perlahan di bawah
permukaan bumi. Batu ini dapat digunakan sebagai ubin lantai.
61
Gambar 6.3 Batu Basalt (1), Batu Diorit (2), Batu Andesit (3)
d. Batu Basalt
Batu basalt merupakan batuan yang terdiri dari kristal-kristal yang sangat
kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan terdapat banyak lubang-lubang kecil. Batu
basalt terbentuk dari pendinginan lava yanng mengandung gas akan tetapi gasnya
telah menguap. Batu basalt ini berfungsi sebagai bahan baku dalam industri poles,
bahan bangunan, poondasi bangunan atau jalan, dan lain sebagainya.
e. Batu Diorit
Batu diorit merupakan batu yang umumnya berwarna kelabu bercampur putih
atau hitam bercampur putih. Batu diorit terbentuk dari hasil peleburan lantai
samudera. Batu diorit berfungsi sebagai ornamen dinding atau pun lantai
bangunan gedung. Bisa pula digunakan sebagai bahan bangunan.
f. Batu Andesit
Batu andesit merupakan batuan yang bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau
atau sering pula merah serta jingga. Batu andesit terbentuk dari lelehan lava
gunung merapi yang meletus, kemudian membeku tatkala suhu lava yang meleleh
turun antara 900 sampai dengan 1.100 Derajat Celcius. Batu andesit berfungsi
sebagai ornamen pengindah dinding rumah, pagar.
f. Batu Gabro
Batu gabro merupakan batuan yang berwarna hitam, hijau, atau abu-abu gelap,
tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan di dalamnya.
Mineral-mineralnya terlihat secara jelas dan mineral yang besar menunjukkan
bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat
sehingga bentuk mineralnya tampak besar-besar. Batuan ini terbentuk dari magma
yang membeku di dalam gunung. Batuan ini berfungsi sebagai bahan pelapis
dinding.
62
BAB 7
BATUAN SEDIMEN
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
63
A.PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi
lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut Tucker
(1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu
hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat
luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
64
3. Bentuk Butir Batuan Sedimen
Berdasarkan perbandingan dimensi Tinggi, Panjang dan Lebarnya, terdapat 4 jenis
bentuk batuan sedimen, yaitu :
Oblate, bila ukuran tinggi sama dengan panjangnya tetapi tidak sama dengan
lebarnya.
Equant, bila ukuran tinggi, panjang dan lebarnya hampir sama.
Bladed, bila ukuran tinggi, panjang dan lebarnya berbeda-beda.
Prolate, bila ukuran panjang dan lebarnya sama, tetapi ukuran tingginya berbeda.
65
6.Porositas
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di
dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu
banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan
mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen
dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori.
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –
lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.
66
D.KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
1.Berdasarkan Pembentukannya
a. Batuan Sedimen Klastis
meruapakan jenis batuan yang terbentuk di alam melalui suatu proses
pengendapan dari material-material yang bervariasi, mulai dari ukuran lempung
sampai dengan bongkah batuan.
Batuan sedimen klastis ini terbentuk karena suatu pelapukan atau erosi pada
pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan
lalu mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna
batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya.Contohnya : batuan sedimen klastis
antara lain yaitu batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
b. Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengendapan melalui suatu proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya,
pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk sebuah
stalaktit dan stalagmit di gua kapur.Contohnya : batuan sedimen kimiawi lainnya
yaitu batuan anhidrit dan batu garam.
c. Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik merupakan batuan yang
terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di
tempat tertentu.Contohnya : pada batu karang yang terbentuk dari terumbu karang
yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar serta batu gamping.
d. Batuan Volkanoklastik
Batuan sedimen yang berasal dari hasil aktivitas gunung api, seperti debu yang
diendapkan kembali.contohnya: Pasir tuff (tuff gunung api), Aglomerat.
2. Berdasarkan Jenisnya
Gambar 7.2 Batu Konglomerat (1), Batu Pasir (2), Batu Serpih (3)
a. Batu Konglomerat
Batu konglomerat merupakan batuan yang terbentuk dari material kerikil-kerikil
bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya. Batu konglomerat
terbentuk dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya kemudian menjadi
padat dan saling terikat. Batu konglomerat berfungsi sebagai bahan pendukung
bangunan (bukan bahan utama).
b. Batu Pasir
Batu pasir merupakan batuan yang tersusun dari butiran-butiran pasir, umumnya
berwarna abu-abu, kuning, atau pun merah. Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan
yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan menjadi saling terikat.
Batu pasir dapat berfungsi sebagai material penyusun gelas/kaca atau pun sebagai
kontruksi bangunan.
c. Batu Serpih
Batu serpih merupakan batu yang berbau seperti tanah liat, berbutir-butir halus,
berwarna hijau, hitam, kuning, merah, atau pun abu-abu. Batu serpih terbentuk dari
bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan
saling terikat. Batu ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
67
Gambar 7.3 Batu Gamping (1), Batu Breksi (2), Stalaktit dan Stalagmit (3), Batu
Lempung (4)
d. Batu Gamping
Batu gamping merupakan batu yang agak lunak, berwarna putih keabu-abuan,
dan dapat membentuk gas karbon dioksida apabila ditetesi asam. Batu ini terbentuk
dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang-binatang laut
lainnya yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak akan musnah, akan
tapi memadat dan membentuk batu kapur. Batu ini digunakan sebagai bahan baku
semen.
e. Batu Breksi
Batu breksi merupakan batuan yang terbentuk dari gabungan pecahan-pecahan
yang berasal dari letusan gunung berapi. Batu ini terbentuk karena bahan-bahan ini
terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat. Batu ini berfungsi sebagai
bahan kerajinan atau pun bahan bangunan.
f. Stalaktit dan Stalagmit
Stalaktit dan stalagmite merupakan endapan-endapan yang terdapat pada gua,
yang umumnya berwarna kuning, coklat, krem, keemasan, atau pun putih. Stalaktit
dan stalagmite terbentuk dari air yang larut dan turun ke gua dan menetes-netes dari
atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur tersebut lama
kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit sehingga menjadi
batuan kapur yang berbentuk runcing-runcing. Stalaktit dan stalagmit dapat berfungsi
sebagai panorama indah bagi pengunjung wisatawan yang mengunjungi gua.
g. Batu Lempung
Batu lempung merupakan batuan yang umumnya berwarna coklat, keemasan,
merah, atau abu-abu. Batuan ini umumnya terbentuk karena proses pelapukan batuan
beku yang menghasilkan material lempung dan umumnya ditemukan disekitar
batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses pengendapan
sehingga membentuk batu lempung. Batu lempung cocok dijadikan sabagai bahan
kerajinan.
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data
deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan
sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir,
struktur dan komposisi (Tabel 3.9), yaitu :
1.Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen
batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2.Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini
dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis,
batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.
68
3.Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih
adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Tabel 3.9 Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi Nama batuan Ciri-ciri khas
mineral/fragmen
Rudit Komposisi sejenis atau Konglomerat Fragmen
(2 – 256 mm) campuran, terutama umumnya bulat
dengan rijang, kuarsa, atau agak
granit, kuarsit, membulat
batugamping dll.
Breksi Fragmen umumnya
runcing, dan menyudut
69
Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non
klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat
disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh
kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi
untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan
karbonat (Tabel 3.10 dan Tabel 3.11).Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya
mengikuti batuan piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu
terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar
3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan
untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam dsb.
Tabel 3.10 Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi Nama batuan Ciri-ciri khas
mineral/fragmen
Rapat, afanitik, Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan
berbutir kasar, HCl, mengandung
kristalin, porus, organik,
oolit dan mosaic bioklastika,
Terutama dolomit Dolomit Tidak segera
bereaksi dengan
HCl, jarang
mengandung
fosil, berbutir
sedang
Berbutir halus Kristal halus Kapur Putih – abu-abu
dengan terang, sangat
mikroorganisme rapuh, mengandung
fosil
Karbonat dan Napal Abu-abu terang,
lempung rapuh, pecahan
konkoidal
Rapat dan berlapis Campuran silika, Rijang Warna beragam,
opal dan kalsedon keras, kilap non
dll. logam, konkoidal
Terutama gips Gips Evaporit, tidak
Anhidrit sendiri melainkan
Terutama malit berasosiasi
dengan
mineral/batuan
lain.
Dijumpai kristal
yang
mengelompok
Masif atau berlapis Mineral fosfat dan Fosforit Diperlukan
fragmen tulang penentuan kadar
P 2 O3
Amorf, berlapis, Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat,
tebal pecahan prismatic
70
Genesis
Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat diinterpretasikan mengenai :
1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses
transportasinya.
3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).
4. Diagenesa dan lain-lain.
Tabel 3.11 Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.
Nama Campuran/ Fragmen/mineral Warna Besar Pemilahan Bentuk Mineral Porositas Kekompaka
Batuan semen/matrix pembentuk x) butir butir Kemas sedikit n
Breksi X X X X X X X X X X
Konglomerat X X X X X X X X X X
Tufa X X X X X X – X X X
Batupasir X X X X X X – X X X
Batulanau X – X – – – – X – X
Serpih X – X – – – – X – X
Lempung
Lempung X – X – – – X X – X
Napal X – X – – – X X – X
Gamping X X X X X X – X X X
Dolomit X X X X X X – X X X
Batubara X X X – – – – – – X
Rijang X – X – – – – – – X
Anhidrit X – X – – – – – – X
Fosfat, dll X X X X – – – – – X
X = Sifat yang dimiliki
– = Sifat yang tidak dimiliki
x) Termasuk jenis mineral lempng
71
72
BAB 8
BATUAN METAMORFT (MALIHAN)
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
73
A.PENGERTIAN BATUAN METAMORF
Secara bahasa kata metamorf berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang
artinya berubah dan “Morph” yang artinya bentuk. Sesuai dengan namanya batuan
metamorf merupakan batuan hasil transformasi atau perubahan dari suatu tipe batu yang
telah ada sebelumnya. Proses terbentuknya batuan metamorf disebut dengan
metamorfisme. Melalui pengamatan batuan metamorf, ilmuwan telah memperoleh
informasi tentang suhu dan tekanan di dalam permukaan bumi. Batuan asal yang
berubah menjadi batuan metamorf disebut protolith. Protolith ini merupakan batuan
panas dengan suhu lebih dari 150 derajat celcius dan tekanan yang sangat tinggi.
2.Perubahan Tekanan
Penyebab dapat terjadinya perubahan tekanan biasanya juga karena aktivitas
vulkanik dan tektonik.Perubahan tekanan juga dapat terjadi karena bertumpuknya
endapan dari jenis batuan yang sudah ada.
3. Aktivitas kimia
Aktivitas kimia baik fluida atau gas pada jaringan batuan yang sudah ada dapat
menjadi penyebab terbentuknya batuan metamorf karena berperan dalam perubahan
komposisi kimianya. Fluida dan gas aktif yang banyak ditemukan adalah air,
karbondioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik. Biasanya zat kimia ini berperan
sebagai katalis yang membentuk dan menyeimbangkan reaksi kimia.
74
C. CIRI – CIRI DAN KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF (MALIHAN)
1. Warna Batuan Metamorf
Warna batuan metamorf sangat bervariasi, tergantung kepada batuan sebelumnya
serta penyebab perubahannya, berdasarkan warnanya ada beberapa batuan metamorf,
yaitu :
a. Kwarsa, berwarna putih jernih atau putih susu, tidak memiliki belahan.
b.Mika, memiliki belahan, apabila berwarna puti diberi nama muskovit, bila berwarna
hitam diberi nama biotit.
c. Feldspar, memiliki belahan dengan ciri tertentu, bila belahannya tegak lurus dan
berwarna merah daging disebut ortoklas, sedangkan bila belahannya seperti kristal
kembar berwarna putih atau abu-abu disebut plagioklas.
75
Slaty cleavage. Struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batutulis).
Phylitic. Rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap
daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral
pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna,
batuannya disebut Phyllite (Filit).
Sekisose. Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral
pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close Sekisosity,
batuannya disebut Sekis.
Gneisose. Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral
pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open Sekisosity,
batuannya disebut Gneis.
b.Non-Foliasi, merupakan batuan metamorf yang tidak memiliki lapisan-lapisan
sehingga tidak terlihat penjajaran mineral-mineral penyusun batuan tersebut.
Keterangan:
76
5. Bentuk Kristal Batuan Metamorf
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal yang
ideal (tegas, jelas teratur).
b.Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur, sebagian tidak.
c. Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
a. Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
b.Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk
anhedral.
7.Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
a. Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
b.Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
c. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat tidak teratur dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
d.Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat lebih teratur dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Jenis batuan metamorf yang pertama akan kita bahas adalah jenis batuan
metamorf kontak. Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang
mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau
sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang menyatakan pula bahwa
batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya pengaruh
77
intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat tinggi yang
berasal dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun
perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena letaknya dekat dengan
magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah batu kapur atau gamping
menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan lakolit, dan juga batuan sill.
Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis ini, yakni batuan jenis ini
dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh letaknya dari intrusinya
maka derajat metamorfosisnya akan semakin berkurang.
Jenis batuan metamorf yang kedua adalah batuan metamorf dinamo. Batuan
metamorf dinamo merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat adanya tekanan yang tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu
yang lama, serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena adanya
tenaga endogen.
Batuan metamorf dinamo ini biasanya terjadi atau ada di bagian atas kerak
bumi. Adanya tekanan dengan arah berlawanan mengekibatkan terjadinya
perubahan butiran- butiran mineral ada yang berbentuk pipih dan ada pula yang
kembali menjadi bentuk kristal. Beberapa jenis batuan metamorf ini berubah
menjadi batuan hablur. Contohnya adalah batuan serbuk dan juga serpih. Contoh
lain dari batuan metamorf dinamo ialah batu lumpur atau mud stone menjadi batu
tulis atau slate. Batuan jenis ini banyak dijumpai di daerah- daerah patahan ataupun
lipatan.
78
Jenis dari batuan metamorf selanjutnya adalah batuan metamorf kontak
pneumatolistis. Jenis batuan ini merupakan batuan yang mengalami proses
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari gas- gas yang ada pada
magma. Pengaruh dari gas yang panas ini menyebabkan perubahan komposisi
kimiawi mineral dari batuan ini. Contoh dari batuan metamorf kontak pneumatolistis
ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin atau sejenis batu
permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa dengan gas florium dan
berumah menjadi topas.
Selain Tiga di Atas,Ada juga jenis – jenis Batuan Metamorf yang lain ,Yaitu :
a.Metamorfosis Termal
Metamorfosis termal ini juga disebut dengan metamorfosis sentuh, dimana
metamorfosis jenis ini merupakan metamorfosis yang terjadi saat batu- batuan
mengalami sentuhan oleh magma panas di sekitar dapur magma atau tubuh batuan
intrusive. Contoh dari metamorfosis termal atau sentuh ini adalah batu gamping
yang berubah menjadi batu marmer.
b.Metamorfosis Dinamo
Jenis dari metamorfosis yang selanjutnya adalah metamorfosis dinamo atau
yang juga sering disebut dengan metamorfosis tekanan. Metamorfosis jenis ini
merupakan metamorfosis yang terjadi dimana ada batuan yang terkena tekanan yang
berasal dari peristiwa tetonik (pada kulit bumi hanya terjadi di bagian atas) sehingga
akan mengalami metamorfosis. Contoh dari metamorfosis jenis ini adalah pada
bidang patahan akan terbentuk sebuah cermin gesekan atau tepung milonit.
c.Metamorfosis Regional
Jenis metamorfosis selanjutnya adalah metamorfosis regional. Metamorfisi
regional juga dikenal dengan nama metamorfosis dinamik. Metamorfosis regional
merupakan metamorfosis yang mengenai daerah sangat luas yang terjadi di bagian
bawah kerak bumi akibat dari tekanan seluruh terbentuk yakni skis, mika, filit, dan
gneiss. Batuan dapat mengalami metamorfosis hanya dengan atau apabila berada di
kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu yang tinggi, dan juga
mengalami tekanan yang besar yang disebabkan oleh berat yang sangat besar dari
lapisan- lapisan batuan yang berada di atasnya dan akan mengganggu struktur bumi.
Metamorfosis regional ini cenderung membuat batuan menjadi lebih keras, dan pada
saat yang bersamaan menyebabkan terbentuknya tekstur foliasi, skistos, atau gneiss
yang etrdiri dari susunan palanar mineral. Sehingga memnyebakan mineral- mineral
lempeng atau prismatik seperti halnya mika dan hornblende memiliki sumbu-
sumbu terpanjang yang bentuknya sejajar satu sama lain. Ciri utama dari batuan
metamorf yang mengalami metamorfosis jenis ini adalah adanya warna yang
mengkilat dan juga tidak berfosil.
c.Metamorfosis Kataklastik
Selanjutnya ada jenis metamorfosis kataklastik. Metamorfosis kataklastik ini
terjadi sebagai akibat drai deformasi mekanis, seperti contoh ketika dua tubuh
batuan bergeser melewati satu dengan lainnya sepanjang zona sesar. Gesekan yang
terjadi di sepanjang zona geser akan menghasilkan panas, dan batuan terdeformasi
secara mekanik. Batuan tersebut kemudian hancur dan tertumbuk akibat pergeseran
tersebut. Metamorfosis jenis ini tidak umum terjadi terbatas zona sempit dimana
sesar mendatar akan terjadi.
79
d.Metamorfosis Hidrotermal
Selanjutnya ada metamorfosis hidrotermal. Metamorfosis hidrotermal terjadi
ketika ada batuan yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat cairan
hidrotermal. Hal tesebut berarti bahwa batuan tersebut sedang mengalami
metamorfosis hidritermal. Hal ini biasa terjadi dalam tbatuan basaltik yang pada
umumnya kekurangan mineral- mineral hidrat. Metamorfosis hidrotermal ini
menyebabkan alterasi menjadi mineral- mineral hidray yang kaya akan Mg – Fe
seperti talk, klorit, serpenting, aktinolit, tremolit, zeolit, dan juga mineral lempung
endapan kaya bijih juga seringkali terbentuk sebagai akibat dari metamorfosis
hidrotermal.
e.Metamorfosis Tindihan
Selanjutnya ada jenis metamorfosis lagi yakni metamorphosis tindihan
metamorfosis tindihan akan terjadi ketika batuan sedimen terkubur hingga
kedalaman beberapa ratus meter, dan suhu yang lebih besar dari 300 derajat celcius
dapat berkembang dengan tanpa adanya stres diferensial. Mineral baru tumbuh,
namun batuan tidak tampak sedag bermetamorfosis, mineral utama yang biasanya
dihasilkan dari proses ini adalah zeolit. Metamorfosis tindihan ini merupakan
metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan diagnesis sampai denganbatas
tertentu. dan metamorfosis inilah yang dapat berubah menjadi metamorfosis
regional seiring dengan meningkatnya suhu dan juga tekanan.
80
c.Batu Gneiss (Ganes)
Batu gneiss atau ganes merupakan batu yang umumnya berwarna putih keabu-
abuan, terdapat goresan-goresan yang tersusun atas mineral-mineral, mempunyai
bentuk bentuk jajaran yang tipis dan terlipat pada sejumlah lapisan dan terlihat urat-urat
tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral. Batu ini terbentuk pada saat batuan
sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mendapatkan
tekanan dan temperatur yang tinggi. Batu ini bisa dijadikan sebagai kerajinan.
d.Batu Sekis
Batu sekis merupakan batu yang umumnya berwarna hitam, hijau dan ungu,
mineralnya umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan
dengan kristal yang berkilau. Batuan ini terbentuk dari perubahan batuan-batuan yang
berubah bentuk pada taraf menengah. Batu ini dapat digunakan sebagai sumber mika
yang utama (komponen penting dalam industri elektronika).
e.Batu Kuarsit
Batu kuarsit merupakan batu yang umumnya berwarna abu-abu, kekuningan,
coklat, atau merah, sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Batu ini
merupakan perubahan dari batuan pasir yang mendapatkan suhu yang tinggi. Batu ini
dapat digunakan sebagai bahan kerajinan atau pun kontruksi jalan raya.
f.Batu Milonit
Batu milonit merupakan batuan yang terdapat butir-butir halus, dapat dibelah,
berwarna abu-abu, kehitaman, coklat, atau pun biru. Batu ini terbentuk oleh
terbentuknya mineral-mineral yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir
batuan awal. Batu ini dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.
81
E.DAMPAK DARI PROSES METAMORFOSIS BATUAN
1. Ketika material dari luar bumi, seperti jenis jenis sistem tata surya seperti meteorit
atau komet yang jatuh ke bumi, atau apabilah terjadi ledakan gunung berapi yang
sangat besar, tekanan yang sangat tinggi dapat terjadi pada batuan- batuan yang
terkena dampaknya.
2. Tekanan- tekanan yang sangat tinggi tersebut menghasilkan mineral yang hanya bisa
stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti halnya polimorf SiO2 seperti koesit
dan juga stishofit.
3. Selain itu mereka ini juga dapat menghasilkan terkstur yang dikenal sebagai shock
lamellae di buturan- butiran mineral dan juga tekstur seperti atau menyerupai kerucut
pecah dai batuan yang berdampak.
82
BAB 9
MINERALOGI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
83
A.PENGERTIAN UMUM MINERALOGI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya
dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti
mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam.
Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas
dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari
kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo,
1994).
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau
definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan
umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis
dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.Definisi mineral kompilasi:
mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat
berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik,
homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen,
fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta
mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli
adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium.
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu
mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia
akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida.
84
B.PROSES TERBENTUKNYA MINERAL
1.Proses Internal
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
a. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses utama dari
pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.
b.Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa
bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.
c. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada
batuan metamorf.
d.Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan regional
metamorphism.
e. Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan
hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut
dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
2.Proses Eksternal
Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
a. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan
placer (placer deposit).
b.Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan
tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
c. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan
meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.
d.Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari
bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman
menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
2.Pyroxene
Mereka berbagai struktur umum yang terdiri dari rantai tunggal tetrahedral silica
dan mereka mengkristal dalam system monoklin dan ortorombik. Pyroxenes memiliki
rumus XY umum (Si, Al) 2O6 ( di mana X mewakili kalsium, natrium, besi dan
85
magnesium +2 dan lebih jarang seng, mangan dan lithium iondan Y merupakan ukuran
yang lebih kecil, seperti kromium, aluminium, besi +3 , magnesium, mangan,
skandium, titanium, vanadium dan bahkan besi +2 ). Meskipun pengganti aluminium
luas untuk silikon dalam silikat seperti feldspars dan amphiboles, substitusi terjadi
hanya secara terbatas di pyroxenes paling.
3.Amphibole
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal
yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
a. mica,
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi,
dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air
(H2O).
b. clay minerals,
Clay mineral adalah pelapukan umum (termasuk pelapukan feldspar) dan
rendah suhu produk alterasi hidrotermal.Clays Mineral yang sangat umum
dalam batuan sedimen berbutir halus seperti serpih, batulumpur, dan
batulanau dan batu tulis metamorf berbutirhalus dan phyllite.
c. feldspar
feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar,
potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan
bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
d. quartz,
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan
belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
4.Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna
putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut
terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari batu gamping.
86
3.Batuan beku ultrabasa
Batuan ini berwarna gelap, hijau gelap, kandungan silikanya sangat rendah, < 45
%, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna gelap olivin dan piroksin,
dan tanpa mineral berwarna cerah. Termasuk kategoti ini adalah Peridotit, Dunite,
Piroksenit.
4.Batuan beku menengah
Batuan ini berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, mengandung silika menengah
,52–65 %,yang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral cerahnya plagioklas menengah
(Ca-Na plagioklas) yang dominan, dan mineral berwarna gelap yang utama
adalah hornblende. Termasuk kategori ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
2.Kilap (Luster)
Kilap adalah kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya. Kilap secara garis besar dibedakan atas:
a.Kilap Logam (Metallic luster)
bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral
yang mempunyai kilap logam :
Galena
Pirit
Magnetik
Kalkopirit
Grafit
Hematite
b.Kilap Bukan Logam (Non metallic luster) : Dibagi atas :
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat
pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan
gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
87
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.
3.Cerat (Streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Contohnya :
a. Pirit,Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada platporselin akan meninggal-
kan jejak berwarna hitam
b. Hematit,Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggal-
kan jejak berwarna merah kecoklatan
c. Augite, Ceratnya abu-abu kehijauan
d. Biotite, Ceratnya tidak berwarna
e. Orthoklase, Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.
4.Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat
fisik ini di tentukan menggunakan skala mosh. Berikut urutan kekerasan berdasarkan
skala mohs:
Tabel Kekerasan Mineral
Skala Nama Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gipsum CaSO4. 2H2O
3 Kalsit CaCO3
4 Fluorit CaF2
5 Apatit CaF2Ca3 (PO4)2
6 Ortoklas K Al Si3 O8
7 Kuarsa SiO2
8 Topas Al2SiO3O8
9 Korondum Al2O3
10 Intan C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
Kuarsa 7
88
5.Bentuk Kristal (Crystal form)
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal
disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut
amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal bermacam – macam, antara lain :
a. Isometrik / kubus : Florit, octahedron, pirit, galena
b. Tetragonal / balok : Wulfenit, apophilit
c. Heksagonal : Kalsit, vanadinit, kuarsa
d. Ortorombik : Topas, barit, staurolit
e. Monoklin : Gipsum, mika
f. Triklin : Microcline
6.Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi
sepanjang bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:
a. 1 arah : Mika, muskovit
b. 2 arah : Ortoklas, amphibole
c. 3 arah : Halit, kalsit
d. 4 arah : Fluorit
7.Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi tidak
pada bidang lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi:
a. Konkoidal : Permukaan halus dan melengkung seperti kenampakan kerang atau
pecahan botol. Contoh : Kuarsa
b. Splintery: Permukaan seperti serat atau abon. Contoh : Asbes, augit, hipersten
c. Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contohnya pada kelompok mineral lempung yaitu limonit.
d. Uneven: Permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh : Pirit, kalkopirit, garnet,
hematit, magnetit
e. Hackly: Permukaan kasar, tidak teratur dan runcing – runcing. Contoh: Emas, perak,
tembaga
89
d. Flexible : Dapat dibentuk, tapi tidak dapat dikembalikan kembali jika gaya
ditiadakan. Contoh : Talc, selenit
e. Elastic : Dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh :
Muskovit
10.Diaphanety
Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety
dapat dibagi menjadi :
a. Transparent : Benda dapat tampak jika dipandang melalui suatu mineral. Contoh :
Kuarsa, kalsit, biotit
b.Translucent: Cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun bendadibalik mineral ini
tidak tampak jelas. Contoh : Gipsum
c. Opaque: Tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping yang tertipis.
Contoh : Magnetit, pirit
11.Special Properties
Special properties disini antara lain :
a. Rasa
Asin : halit
Pahit : epsomit
b.Feel
Soapy / seperti sabun : talk, bentonit
Greasy / berminyak : grafit
c. Bau
Berbau bawang putih : mineral As
Berbau lobak : mineral – mineral Se
Berbau belerang :S
Berbau arang : batubara, lignit
Berbau tanah : kaolin basah
d.Kelistrikan
Bermuatan listrik jika digosok dengan kain,, contoh : intan, topas, turmalin
Bermuatan listrik jika dipanasi, contoh : turmalin, kuarsa
Bermuatan listrik jika ditekan, contoh : kuarsa
Berdaya hantar listrik, contoh : Cu, Fe
e. Kemagnetan
Bersifat magnetik : magnetit, pirotit,ferroplantin
Serbuknya tetarik magnet : magnetit, pirotit
f. Daya hantar panas
Konduktor : Cu, Fe
Isolator : asbes, mika
g.Keradioaktifan
Mineral bersifat radioaktif, contoh : uranitit, pitchblende
h.Fosforisensi
Dapat bercahaya atau bersinar, setelah tidak kena cahaya matahari, contoh : barium
sulfida, kalsium sulfide
i. Fluorisensi
Dapat bercahaya apabila mineral terkena cahaya, contoh : fluorit, barium, platina
sianida, willemite.
90
F.JENIS-JENIS MINERAL DAN KLASIFIKASINYA
1.Berdasarkan Pembentuk Batuan
a. Mineral Utama (Essential minerals)
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama
yaitu oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium,
unsur ini membentuk mineral yang tergolong mineral utama yaitu:
Kuarsa
Plagioklas
Ortoklas
Olivin
Piroksin
Amfibol
Mikafelpatora
b.Mineral Ikutan / Tambahan (Accessory minerals)
Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam
jumlah yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan.
Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit,
Rutil Apatit, Ganit, Sphen.
c. Mineral Sekunder (Secondary mineral)
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil
pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama.
contoh dari mineral sekunder antara lain : Serpentit, kalsit, serisit, kalkopirit, kaolin,
klorit, pirit.
Olivine (Mg,Fe)2SiO4
Pyroxene (Mg,Fe)SiO3
Amphibole (Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Muscovite KAl3Si3O10(OH)2
Mica Biotite K(Mg,Fe)3Si3O10(OH)2
Orthoclase K Al Si3 O8
Feldspar Plagioclase (Ca,Na)AlSi3O8
Quartz SiO2
91
Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 –
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4
dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat
penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya.
Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 –
3.2.
Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat
,hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya
juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld”
dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi
hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan
“orthoklas”. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”.
Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan
Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu.
BD. 2.57.
Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan
yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan
warna seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang
juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang
demikian disebut “amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga
coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur
lain yang tidak bersih.
b.Mineral Oksida
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.
Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
c.Mineral Sulfida
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur
(belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari
mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih,
seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).
d.Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal
sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk
batuan sedimen.
92
Gambar 9.1 Contoh Pecahan Mineral
Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4
Oxides Corrundum Al2O3
Chromite FeCr2O4
Ilmenite FeTiO3
Galena PbS
Sphalerite ZnS
Sulfides Pyrite FeS2
Chalcopyrite CuFeS2
Bornite Cu5FeS4
Cannabar HgS
Gypsum CaSO4,2H2O
Sulfates Anhydrite CaSO4
Barite BaSO4
Gold Au
Cooper Cu
Native Elements Diamond C
Sulfur S
Graphite C
Silver Ag
Platinum Pt
Halite NaCl
Halides Flourite CaF2
Sylvite KCl
Calcite aCO3
Carbonates Dolomite CaMg(CO3)2
Malachite Cu2(OH)2CO3
Azurite Cu3(OH)2(CO3)2
Limonite FeO(OH).nH2O
Hydroxides Bauxite Al(OH)3.nH2O
Apatite Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8
93
94
BAB 10
KRISTALOGRAFI
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
95
A.PENGERTIAN UMUM KRISTALOGRAFI
Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang
dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan
pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan
tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-
bidangnya memenuhi hukum geometri.
Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal
tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya
tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini disebut
sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling
berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka itu baik letak
maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal.
Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang
menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan
panjang yang disebut sebagai parameter.
Bila ditinjau dan telaah lebih dalam mengenai pengertian kristal, mengandung
pengertian sebagai berikut :
Apabila unsur penyusunnya tersusun secara tidak teratur dan tidak mengikuti
hukum-hukum diatas, atau susunan kimianya teratur tetapi tidak dibentuk oleh proses
alam (dibentuk secara laboratorium), maka zat atau bahan tersebut bukan disebut
sebagai kristal.
96
B.KOMPOSISI KIMIA KRISTAL
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa
sifat-sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya
tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom
penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal / mineral.
Komposisi kimia kerak bumi :
a. Kerak
b. Mantel, dan
c. Isi bumi
Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak
samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal
dengan Mohorovicic discontinuity.Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan
kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara
kimia dan struktur. Tujuannya adalah:
Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu
jenis kristal.
Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi
struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua
macam ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
1.Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.
2.Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu macam
kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic sebagai
morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur kristal
tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh
unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik
Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik
Contoh : Markasit menjadi pyrite
3.Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan kimianya
proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.
Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem dari
pada kristalografinya.
b.Unsur lama diganti unsur baru.Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil
dalam lingkungan yang baru.
97
C.PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses
yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal tersebut.
Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan tempat dimana
kristal tersebut terbentuk.
Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada
pembentukan kristal :
1.Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada skala luas
dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar
pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan.
2.Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase
cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka
(skeletal form). Pada fase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang
memadat karena perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari
aktifitas vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature.
3.Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah pengaruh
tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya,
sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal
yang sudah terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang berubah
secara signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur
fisiknya. Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya
faktor lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.
Bentuk fisik kristal atau biasa disebut crystal habit adalah bentuk mineralyang
dipengaruhi keadaan dimana kristal itu tumbuh. Bentuk fisik ini merupakanbentuk yang
identik yang dimiliki setiap kristal. Bentuk fisik kristal dibagi menjaditiga, diantaranya:
1.Bentuk Fisik Memanjang
Bentuk fisik ini juga memiliki macamnya. Ada yang meniang, berserat,menjarum,
membenang, dan bahkan menyerupai bintang.
98
2.Bentuk Fisik Membulat
Bentuk fisik membulat contohnya seperti kristal atau mineral yangberbentuk
butiran bulat atau biasa disebut colloform.Lalu ada yang berbentukmembutir dinamakan
granular seperti olivine, kriolit dan kordrit.
99
F.DAYA IKAT DALAM SEBUAH KRISTAL
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik
dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang
lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu
kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.
1.Ikatan ionik
a. Terjadi akibat ikatan ionik antara ion-ion dalam zat padat.
b. Ikatan ionik terjadi karena gaya tarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif.
c. Pada kristal ionik, tiap ion dikelilingi oleh ion-ion yang lain.
Contoh : kristal NaCl
100
3. Ikatan Hidrogen
Ikatan ini merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama.
4.Ikatan Van Der Waals
Ikatan Van Der Waals ialah ikatan yang erupa tarik menarik molekul-molekul
yang berdekatan. Ikatan ini terjadi pada gas dimana mempunyal sifat bentuk dan
volumenya dapat berubah sesuai tempatnya. Jarak antara molekul-molekul gas relatif
jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah. Pada penurunan suhu, fasa gas dapat
berubah menjadi fasa cair atau padat sehingga pada keadaan ini jarak antara molekul-
molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik menariknya relatif lebih kuat.
G.SISTEM KRISTALOGRAFI
Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu diadakan
pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan pada perbangdingan
panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya.
Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang simetri dan sumbu
simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal,
Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan Triklin.
101
1.Sumbu, Sudut dan Bidang Simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi
tiga, yaitu : gire, giroide, dan sumbu inversi putar.Sudut simetri adalah sudut antar
sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sudut-sudut ini berpangkal (dimulai)
pada titik persilangan sumbu-sumbu utama pada kristal yang akan sangat berpengaruh
pada bentuk dari kristal itu sendiri.Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat
membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan
pencerminan (refleksi) dari bagian yang lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi
menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri
aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal).
2,Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan untuk
mempermudah penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan hamper
pada semua penggambaran yang berdasarkan hukum-hukum geometri. Contohnya
pada bidang penggambaran teknik, arsitektur, dan juga kristalografi. Pada proyeksi
orthogonal, cara penggambaran adalah dengan menggambarkan atau membuat
persilangan sumbu. Yaitu dengan menggambar sumbu a,b,c dan seterusnya dengan
menggunakan sudut-sudut persilangan atau perpotongan tertentu. Dan pada akhirnya
akan membentuk gambar tiga dimensi dari garis-garis sumbu tersebut dan membentuk
bidang-bidang muka kristal.
1.Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b
dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal
ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama
lain (90˚).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b
: c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1,
pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu bˉ.
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :
Tetaoidal
Gyroida
Diploida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite,
galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)
102
2.Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang
sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki
sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain
(90˚).
3. Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang
c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut
α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b :
c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1,
pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap
sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 7:
Hexagonal Piramid
103
Hexagonal Bipramid
Dihexagonal Piramid
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
4.Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal
Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada
sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.
5.Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang berbeda.
104
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β
= γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
Gambar 5 Sistem Orthorhombik
6.Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu
c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b paling pendek.
105
7.Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang
atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal
ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992).
106
2. Eksplorasi endapan mineral dan bijih.
3. Mineralogi industri (mineral untuk semen dan zeolith),zeolit yang mempunyai
banyak manfaat
4. Industri gemologi (batu permat)
5. Aspek mineralogi ilmu material, ex keramik
Biomineralogi
6. Mineralogi sebagai bencana kesehatan, ex asbes (mineralogi modis)
107
BAB 11
BENCANA GEOLOGI : VULKANISME
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
108
A.VULKANOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG GUNUNG API
109
a.Dapur magma terbentuk di lapisan-lapisan kulit bumi.
b.Terjadi intrusi magma.
Intrusi magma adalah aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan,
atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma namun tidak sampai
menembus permukaan bumi. Hasil bentukan dari intrusi magma berupa:
Batolit merupakan batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam
dapur magma.
Lakolit adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan litosfer.
Bentuk alasnya datar dan bagian atasnya cembung.
Sills adalah batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan. Batuan ini
berbentuk tipis, pipih dan lebar.
Dikes adalah batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer. Batuan ini
berbentuk miring atau tegak dan pipih.
Apifosa adalah batuan beku dalam yang terbentuk pada cabang-cabang yang
berukuran kecil.
Batuan beku korok adalah batuan beku yang membeku di pipa kawah.
c.Terjadi ekstrusi magma.
Ekstrusi magma adalah aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi.
Ekstrusi bisa menyebabkan terjadinya erupsi. Erupsi terbagi menjadi:
Erupsi eksplosif adalah letusan luar biasa yang diakibatkan tekanan gas yang
sangat kuat.
Erupsi epusif adalah letusan karena tekanan gas magmatik yang tidak terlalu kuat
sehinga magma kental keluar dari kepundan.
Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan namun juga di lautan. Oleh
karena itu, gunung berapi juga terdapat di dalam lautan. Secara umum, ekstrusi
magma terbagi menjadi:
Ekstrusi linear,terjadi apabila magma keluar melalui celah-celah retakan atau
patahan memanjang sehungga membentuk deretan gunung berapi.
Ekstrusi areal,terjadi apabila magma dekat dengan permukaan bumi sehingga
magma keluar dan meleleh di beberapa tempat di area tertentu.
Ekstrusi sentral,terjadi apabila magma keluar melalui sebuah lubang dan
membentuk gunung-gunung yang terpisahkan.
110
Beberapa material yang dikeluarkan dari aktivitas ekstrusi magma antara lain
adalah:
Lava, yakni magma yang keluar sampai ke permukaan Bumi dan mengalir hingga
ke permukaan Bumi.
Lahar, yaitu material campuran antara lava dan juga materi- materi yang terdapat
di permukaan Bumi berupa pasir, kerikil atau bahkan debu dengan air sehingga
membentuk lumpur.
Eflata dan piroklastika, yakni material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan juga
debu vulkanik.
Ekhalasi atau gas, yakni material berupa gas asam arang, seperti fumarol yakni
uap air dan zat lemas), solfatar atau sumber gas belerang, dan mofet gas asam
arang.
111
yang mencair bertambah volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui
retakan-retakan yang terdapat di atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan
dahsyat yang menyemburkan campuran magma cair kental (efusiva), magma padat
(eflata), dan gas (ekshalasi). Gunung api yang dibentuk umumnya kerucut dan berlapis-
lapis atau strato. Contohnya seperti Gunung Kelud, Gunung Gamalama, Gunung
Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung St. Helena dan Gunung
Fuji.
112
2.Berdasarkan Letusan
Berdasarkan letusannya, tipe-tipe gunung api antara lain:
114
BAB 12
BENCANA GEOLOGI : SEISME
Kompetensi Dasar
Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu
Lainnya
115
A.PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa bumi (Seisme ) adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi. Besarnya kekuatan gempa bumi diukur dengan alat pencatat gempa yang disebut
dengan seismograf. Seismograf mengukur kekuatan gempa yang terjadi dengan mencatat
semua getaran gempa dan cepat rambat gempa. Gempa bumi termasuk salah satu jenis
tenaga endogen (dalam bumi) karena dapat membuat perubahan pada permukaan bumi
akibat tenaga dari dalam bumi.
B. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Umumnya gempa bumi disebabkan pelepasan energi yang dihasilkan tekanan oleh
lempeng bumi yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut membesar dan mencapai
keadaan dimana keadaan tersebut tidak dapat tertahan lagi oleh pinggiran lempengan.
Saat itulah gempa bumi terjadi.
Gempa bumi seringnya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan. Gempa bumi
juga dapat terjadi karena pergerakan magma dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti
itu bisa menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Gempa bumi juga bisa
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam. Beberapa gempa
juga dapat terjadi karena injeksi cairan dari/ke permukaan bumi. Gempa juga bisa
disebabkan ledakan bahan peledak.
Secara umum gempa bumi terjadi karena adanya tenaga dari dalam bumi yang
memberikan tekanan dari dalam sehingga terjadi pergerakan yang mendadak. Akan tetapi
disini terdapat dua teori tentang proses terjadinya gempa bumi, teori tersebut adalah teori
elastisitas dan teori sesar.
1. Teori Elastisitas
Teori elastisitas atau sering disebut sebagai teori kekenyalan elastis adalah teori
yang menjelaskan tentang proses energi yang menyebar pada saat terjadinya gempa bumi.
Harry Fielding Reid seorang ahli geofisika asal Amerika telah melakukan observasi
tentang peristiwa gempa yang terjadi di beberapa tempat. Ia menyatakan bahwa terjadinya
guncangan gempa diakibatkan karena kekenyalan elastis dari energi yang sebelumnya
terkumpul dari batuan sehingga akan terdeformasi secara elastis. Adapun akumulasi
tegangan yang terjadi akan mengakibatkan terjadinya pelepasan energi dari bebatuan.
116
2. Teori Sesar
Sesar adalah suatu celah yang terdapat pada kerak bumi yang berada di perbatasan
antara dua lempeng tektonik. Menurut teori sesar, gempa bumi terjadi karena dipengaruhi
oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar bumi ini. Apabila batuan yang tertumpu
jatuh ke bawah karena batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, maka
sesar ini dinamakan sebagai sesar normal (normal fault).
Apabila batuan yang tertumpu terangkat ke atas karena batuan penumpu di kedua sisinya
bergerak saling mendorong, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar terbalik (reverse
fault). Lalu apabila kedua batuan pada sesar bergerak saling berjatuhan, maka sesar ini
dinamakan sebagai sesar geseran-jurus (strike-slip fault). Pada sesar normal dan sesar
terbalik, keduanya akan menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement),
sedangkan pada sesar geseran-jurus akan menghasilkan perpindahan horizontal
(horizontal displacement).
Gempa bumi terjadi karena batuan di kerak bumi mengalami tekanan dahsyat oleg
pergerakan lempeng yang menjadi landasan benua. Seringnya terjadi karena dua
lempengan di kerak bumi bergesekan. Pada saat dua lempeng bergesekan menghasilkan
gelombang kejut yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses terjadinya gempa bumi
bisa dilihat pada sketsa berikut.
Lempeng samudera yang massa jenisnya lebih rapat akan bergerak menyusup ke
bawah ketika bertabrakan dengan lempeng samudera. Di sekitar area tersebut terjadi
tekanan, tarikan, dan gesekan. Ketika batas elastisitas lempeng terlewati, terjadilah
patahan batuan yang diikuti lepasnya energi secara cepat. Di sekitar daerah patahan itulah
gempa bumi terasa.
117
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan
bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat
batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya
sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan
proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik
yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu
sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap
lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).
118
E. JENIS – JENIS GEMPA BUMI
1. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.Gempa Tektonik
Gempa bumi Tektonik adalah bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi.
Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain.
Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di
dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang paling
sering terjadi selama ini.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai
kecacatan tektonik.
b.Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan
peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung
berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-
kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada.
Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya
getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan
mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik.
Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung
berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma
bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta
mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga
beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan
gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi
Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.
c.Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya
runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi
potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya
dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat
menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu
membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah
longsor itu sendiri.
d.Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata
surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi.
Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke
permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa
meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali
terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan
meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
119
e.Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan
getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung
dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga
dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.Salah satu manfaat
getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan
teknik yang disebut seismik eksplorasi.
b.Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
120
Seismograf – Seismograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat gempa
Seismogram – Seismogram adalah gambaran dari getaran bumi yang dicatat oleh
seismograf dalam bentuk garis patah-patah. Apabila getarannya semakin kuat,
maka semakin lebar pula penyimpangan garis patah-patahnya, lalu apabila
semakin lama getarannya sampai di tempat, maka semakin panjang pula pita dari
seismogram menggambarkan seismogram.
Pleistoseista – Pleistoseista adalah garis batas daerah yang mengalami kerusakan
terberat akibat gempa bumi yang terletak di daerah sekitar episentrum.
Isoseita – Isoseita adalah garis pada permukaan muka bumi yang menghubungkan
tempat-tempat yang terjadi kerusakan fisik
Homoseista – Homoseista adalah garis permukaan muka bumi yang mencatat
gelombang gempa promer pada waktu yang sama dan terdapat garis elips.
Tidak terasa
Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
Getaran dirasakan seperti ada kereta api yang melintas.
Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
yang tergantung bergoyang.
Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
dapat jatuh.
Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
Dinding pagar jatuh/rusak, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
Bangunan mengalami kerosakan ringan.
Bangunan mengalami kerosakan berat.
Jembatan, dan sarana umum lainnya rusak, terjadi tanah runtuh.
Rel kereta api hancur.
Seluruh bangunan hancur/luluh lantak.
121
b.Skala Richter
Skala Richter diambil dari nama Charles F. Richter. Charles F. Richter merupakan
seorang pakar seismologi yang terkenal. Charles F. Richter dilahirkan di Ohio, Amerika
Serikat pada 26 April 1900. Charles F. Richter mempelajari bidang seismologi di
"University of Southern California" dan Universitas Stanford. Pada tahun 1927, Charles
F. Richter mulai bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena California dan setahun
kemudian Charles F. Richter telah berhasil mendapat ijazah doktor dalam bidang theori
fisika di Universitas CalTech pada tahun 1928.
Pada tahun 1935, Charles F. Richter telah mengembangkan satu sistem untuk
mengukur kekuatan gempa bumi yang dikenali sebagai skala Richter dan pada mulanya
hanyalah digunakan di California. Skala Richter yang dikembangkannya merupakan
turunan matematika untuk membesarkan suatu kekuatan gempa bumi dan diterima pakai
secara meluas setelah disesuaikan. Kekuatan gempa bumi ditetapkan dengan penggunaan
logaritma turunan (amplitude) gelombang yang direkam oleh mesin seismograf.
Tahap angka skala Richter meliputi variasi jarak antara seismograf yang berbagai
dengan pusat gempa (episentrum). Menurut skala Richter, kekuatan gempa bumi
digambarkan dengan angka desimal. Sebagai contoh, gempa dengan kekuatan 2.0 atau
lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia dan
hanya direkam di mesin seismograf setempat. Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 mampu
direkam di mesin seismograf di seluruh dunia. Kekuatan 5.3 digolongkan sebagai gempa
bumi menengah dan kekuatan 6.3 digolongkan sebagai gempa bumi yang besar. Oleh
karena skala Richter menggunakan turunan logaritma, setiap angka mewakili kekuatan
yang 10 kali lebih kuat berbanding angka sebelumnya.Gempa bumi besar seperti yang
terjadi di Alaska tahun 1964, memiliki magnitude 8,0 atau lebih. Rata-rata satu gempa
bumi yang berukuran seperti itu terjadi setiap tahun.
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh
matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada
masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat ditingkatkan,
sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti
ini disebut seismometer broadband.Seismograf yaitu alat atau sensor getaran, yang
biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan
tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Ada dua macam yaitu seismograf
vertikal dan horizontal.Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat
mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang
seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang
pada seismogram. Seismologistmengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
122
Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini
seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis
gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa
yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometerseismograf.
Ada beberapa dampak yang terjadi akibat gempa yang secara garis besar bisa
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu dampak fisik dan dampak sosial.
1.Dampak Yang Di Timbulkan Gempa Bumi
a. Dampak Fisik
Contoh-contoh dampak fisik yang terjadi akibat gempa adalah:
Banyak bangunan roboh.
Tanah longsor akibat gerakan gempa.
Jatuh korban jiwa.
Rusaknya fasilitas umum.
Permukaan tanah merekat, retak, dan beberapa jalan bisa putus.
Banjir apabila terdapat kerusakan tanggul.
Apabila kekuatan gempa besar, dapat menimbulkan tsunami.
b. Dampak Sosial
Contoh-contoh dampak sosial yang terjadi setelah gempa adalah sebagai berikut:
Kemiskinan.
Kelaparan.
Banyak korban terserang penyakit.
Bila pada skala besar, bisa menimbulkan kekacauan sistem ekonomi dan politik.
123
c. Setelah gempa
Periksalah badan apakah terdapat luka kemudian hubungi petugas bencana
setempat untuk menolong korban yang terjebak.
Periksa kondisi rumah apakah ada ancaman bencana lain seperti korsleting listrik
atau kebocoran gas elpiji.
Bantu tetangga yang memerlukan bantuan, dahulukan membantu orang tua dan
anak-anak.
Tetap siaga berada di luar rumah sampai keadaan aman dan buatlah ronda malam
untuk menjaga-jaga dari orang jahat yang memanfaatkan situasi kepanikan.
Bersihkan puing-puing rumah secara gtotong royong setelah situasi dirasa aman
namun tetap waspada terhadap gempa susulan.
124
BAB 13
PRAKTIKUM GEOLOGI UMUM
Kompetensi Dasar
Melakukan Pengamatan Objek-Kajian Geologi di Lapangan dan Mengidentifikasi
di Laboratorium serta Membuat Laporan sebagai Hasil Akhr
Kegiatan Praktikum
1. Pengenalan Alat-Alat Lab Praktikum Geologi Umum
2. Menganalisis Video Geologi Mengenai Lapisan-Lapisan Dalam Bumi
3. Menganalisis Digram Blok Mengenai Pergerakan Lempeng Tektonik
4. Mengidentifikasi Batuab Beku
5. Mengidentifikasi Batuab Sedimen
6. Mengidentfikasi Batuan Metamorft
7. Mengukur Kekerasan dan Massa Jenis Batuan
8. Mengidentifikasi Sifat Fisik dan Kimia Mineral dan Kristal
9. Mengidentifikasi Fosil Paleontologi
10. Membaca dan Menafsirkan Peta Geologi
125
Praktikum 1
Mengenal Alta Praktikum Geologi
Dalam bidang pengenalan alat diperlukan alat-alat dan bahan pengumpul data
penelitian dan bahan yang ingin diamati. Perkembangan alat dan bahan untuk suatu
masalah telah mengalami perkembangan alat dan bahan untuk suatu masalah telah
mengalami perkembangan yang cepat dan hampir tidak ada seperti kristal batuan,sempel
batuan,tiruan fosil maka perlu jga alat yang berguna untuk meneliti.
Ala-alat geologi sebagai alat ukur fenomena geologi dan media pembelajaran dan
menjunjung kemampuan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang konsep
geologi.
1. Peta Geologi
Bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/ kawasan
dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan
menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur,
tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam
bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan Ketiganya.(Keputusan
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Nomor 1452 K/10/MEM/2000. 2000)
2. Sampel batuan
Sampel batuan digunakan untuk mengetahui jenis batuan di bumi
3. Soil Teskid
Soil Teskid digunakan untuk mengetahui kandungan-kandungan organik, kapur
pada tanah, serta tingkat drainase tanah di suatu tempat.
4.Kompas Geologi
GeologiAlat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis
yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat, serta
mengukur kemiringan lereng. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga
sangat membantu dalam bidang navigasi. Dikenal beberapa macam/tipe kompas geologi,
antara lain tipe Kompas Brunton, yang dilengkapi dengan pengukur sudut vertical yang
disebut sebagai clinometer
126
fungsi kompas tersebut dilengkap antara lain dengan :
Compass needle (Jarum Magnet)
Graduate Circle (Lingkaran pembagian derajat)
Valve yang dilengkapi dengan Cermin dan jendela intip (Sighting windows)
dan axial line, Folding sight,
Sighting arm, Peep sight,
Clinometer
Bull’s eyes dan clinometer level.
Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut
adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya
5.Hand Level
Alat ini digunakan untuk menentukan besar kemiringan suatu lereng dan
ketinggian suatu objek yang dinyatakan dalam skala derajat maupun persen.
6.Palu geologi :
Alat ini digunakan untuk menentukan kekerasan dan tingkat kelapukan batuan.
Palu geologi terbagi menjadi dua jenis yaitu palu “ pick point “ dan palu “ chisel point “
(batuan sedimen) cocok digunakan untuk batuan yang sudah di tentukan sesuai dengan
peruntukannya.
a. Palu “ pick point “
Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang runcing. Fungsinya
digunakan untuk tipe batuan yang keras atau padat (massif) misalnya pada batuan
beku dan batuan metamorf.
127
b. Palu “ chisel point “ (batuan sedimen)
Merupakan tipe palu yang mana memiliki salah satu bagian yang pipih. Fungsinya di
gunakan untuk mengait perlapisan pada batuan untuk mengait perlapisan pada
batuan. Palu tipe ini biasanya di gunakan untuk tipe yang lunak misalnya pada
batuan sedimen.
7.Pnetrometer
Alat ini digunakan untuk mengukur daya dukung tanah, biasanya digunakan
dalam menentukan lahan yang akan dibangun gedung-gedung besar. Alat ini terdiri dari
dua jenis yaitu dinamik penetrometer dan static penetrometer. Penetrometer (Dynamic
Cone Penetrometer) pertama kali ditemukan dan telah dikembangkan oleh almarhum
Prof.George F.Penabur pada tahun 1959,alat ini menggunakan bahan bahan yang terbuat
dari baja yang kira kira beratnya sebesar 6,8 kg panjangnya sebesar 153 cm, Dan
memiliki kemampuan untuk melakukan penetrasi kedalam tanah kira kira sebesar 3,8 cm
dan memiliki diameter dari kerucutnya sebesar 450.Selain tu ada juga jenis Penetrometer
(Static Cone Penetrometer), Alat ini pertama kali ditemukan di Belanda, alat ini memiliki
diameter kerucutnya sebesar 600 dan untuk mengukur lahan dengan luas 1,5 cm2 dan dari
masa ke masa peralatan ini semakin berkembang dan semakin canggih. Alat ini dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama, Yaitu
- Penetrometer kerucut mekanis
- Penetrometer kerucut elektris
- Piezocone Penetrometer
Alat ini mempunyai kekuatan/gaya dorong dari 20 sampai 200 Kn. Suatu
penetrometer terdiri dari suatu kerucut baja tahan karat lingkar dengan besar sudut
sebesar 30 derajat, Suatu poros penggerak dan suatu alat pengukur tekanan. Penetrometer
pada umumnya terdiri dari dua jenis ukuran kerucut, satu dengan suatu garis tengah dasar
0.798 ( 3/4) inci untuk lahan yang lembut dan satu lagi dengan suatu garis tengah dasar
0.505 ( 1/2) inci untuk lahan yang sulit/keras. Ujung/Persenan ukurannya lebih luas
dibanding poros penggerak untuk membatasi friksi batang dengan lahan Poros penggerak
pada umumnya lulus tiap-tiap 3 inci untuk mengijinkan penentuan kedalaman
compaction. Alat pengukur tekanan menandakan adanya tekanan di dalam tanah yang
memiliki satuan inci.
128
8. Timbangan analisis
Untuk mengukur berat tanah dan batuan dan untuk menimbang bermacam-macam
bahan dengan ketelitian sampai beberapa angka dibelakang koma (minimal 0,1)
9.Tiruan fosil
Fungsinya untuk mengenal berbaga macam fosil yang ada dibumi. Bagian-
bagiannya adalah fosil hewan, fosil tumbuhan, dan fosil manusia.
10.Kristal batuan
Kristal Batuan di gunakan untuk untuk mengetahui batuan Kristal yang ada
dibumi.
129
Praktikum 2
Menganalisis Video Geologi
Dalam bumi terdiri atas perlapisan-perlapisan,yang setiap lapisan memiliki sifat
karakteristiktersendiri,khisusnya untuk perlapisan palingdalam memiliki sifat latin
magmatis(cair,gas,dan pijar) yang disebut magma.Magma didalam bumi selalu
dinamis(bergolak) sehingga dapat menyebabkan dinamika perlapisan bagian atas yang
bersifat”soil rigid” menjadi retak membentuk lempeng-lempeng, pergerakan lapisan bumi
ini dapat menyebabkan proses-proses Geologi seperti:lipatan,patahan,retakan ,dll. Yang
pada hakekatnya disebut Diastropisme,proses-proses geologi ini secara global dapat
digolongkan sebagai:proses volkanime ,tektonime ,dan seisme.
130
Praktikum 3
Diagram Blok
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental
drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es'
dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih
padat.[7][8] Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti
yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog
Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan
ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi
adalah kekuatan penggeraknya
Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua
lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting)
yang aktif adalah contoh batas divergen
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua
lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika
salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental
collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya
berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak
bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan
terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan
aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika
Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).
131
Praktikum 4
Mengidentikasi Batuan Beku
Batuan yang terbentuk akibat adanya pembekuan magma didalam bumi atau
pembekuan lava di atas permukaan bumi. Magma adalah larutan silikat pijar yang
terbentuk secara alamiah, Bersifat mobile, bersuhu tinggi (900-1200ºC) dan berasal
dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bagian atas. Penyebaran batuan beku di
permukaan bumi mencapai 60 % dari total batuan penyusun muka bumi.
Struktur batuan beku sebagian hanya dapat dilihat di lapangan saja seperti struktur pillow
lava dan columnar joint, dan hanya sedikit yang dapat diamati pada hand speciement
sample.
1.Struktur batuan beku:
Masif yaitu jika tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam
dalam tubuhnya.
Vesicular yaitu suatu struktur batuan yang ditandai adanya lubang- lubang dengan
arah teratur. Lubang-lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas dari dalam batuan
akibat adanya proses pembekuan.
Scoria yaitu struktur seperti vesicular tapi arah lubangnya tidak teratur.
Pillow lava yaitu struktur yang dinyatakan pada batuan ekstruksi Tertentu
ukurannya antara 10 cm – 6 m dan jaraknya berdekatan.
Joint yaitu struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tegak lurus arah aliran.
Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar joint
Amigdaloidal yaitu struktur dimana lubang-lubang tempat keluarnya gas terisi
oleh mineral-mineral sekunder (zeolit, karbonat, silika).
Xenolith yaitu struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk/tertanam didalam batuan beku akibat peleburan tidak sempurna suatu
batuan samping di dalam magma yang menerobos.
Autobreccia yaitu struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari
lava itu sendiri.
2.Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku : merupakan sebagai hubungan antara massa mineral dengan
massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan.
a.Derajat Kristalisasi
Merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dengan massa gelas dalam
batuan.
Holokristalin : batuan seluruhnya terdiri atas massa kristal.
Hipokristalin : batuan tersusun oleh massa kristal dan gelas.
Holohyalin : batuan tersusun oleh massa gelas seluruhnya.
Contoh : Obsidian = volcanic glass
b.Granularitas
Merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus dan tidak
dapat dikenal meskipun dengan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.
Afanitic ukuran butir halus (< 1 mm); menunjukkan pembekuan yang cepat
Fanerik ukuran butir kasar (1->30 mm); menunjukkan pembekuan yang lambat.
Porphyritic campuran ukuran butir yang bermacam-macam. Menunjukkan proses
pembekuan yang bercampur. Umumnya pembekuan berjalan lambat baru
kemudian pembekuan berjalan cepat.
c.Bentuk Kristal
132
1. Euhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal
sempurna.
Subhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang
kristal yang sempurna.
Anhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal tidak
sempurna.
d.Hubungan antar kristal
Equigranular : Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran sama
besar.
Inequigranular : Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran sama
besar
3.Komposisi Mineral
Dalam magma terdapat bahan-bahan yang larut yang bersifat volatile (gas) dan
nonvolatile. Bahan-bahan non volatile, terutama yang berupa oksida-oksida dalam
kombinasi tertentu merupakan bahan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam
batuan beku. Pada saat berlangsungnya penurunan suhu magma, terjadi proses
pengabluran (pembentukan mineral-mineral).
Berdasarkan warnanya, mineral penyusun batuan beku dapat dibedakan menjadi dua :
a.Mineral Felsik
Mineral-mineral berwarna terang, terutama dari mineral kuarsa, feldspar
(ex : orthoklas, plagioklas,albit) feldspatoid dan muskovit.
b.Mineral Mafik
Mineral-mineral berwarna gelap, terutama biotit, amphibol, piroksen dan
olivine.
c.Mineral Sekunder
Mineral yg terbentuk pd kristalisasi magma, umumnya jumlahnya sedikit. Dalam
jumlah banyak dapat bernilai ekonomis tetapi tidak mempengaruhi penamaan batuan
spt hematit, kromit, muscovit, zeolit.
Oleh Bowen disusun seri penghabluran mineral-mineral silikat yang dikenal dengan
Bowen’s Reaction Series.
Deret sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik yang bersifat discontinuous
series (mineral-mineral yang terbentuk diawal deret tidak akan terbentuk lagi pada
deret selanjutnya).
Deret sebelah kanan adalah mineral felsik (kelompok plagioklas) yang bersifat
continuous series (mineral-mineral yang terbentuk diawal deret tetap dapat
terbentuk lagi pada deret selanjutnya).
Kedua deret bertemu pada kelompok mineral stabil yang tidak mudah terubah
menjadi mineral lain (Orthoklas – Quartz)
4.Klasifikasi Batuan
Pengklasifikasian batuan beku dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara
yang paling umum adalah berdasarkan lokasi pembentukkannya dan berdasarkan
komposisi mineralnya.
Berdasarkan tempat pembekuan :
a. Batuan Beku Dalam (Abysis/Plutonis)
Tempat pemekuan jauh di dalam kulit bumi. Berstruktur holokristakin/granites,
semua bagian dari batuan terdiri dari kristal-kristal (besar-besar dan kasar).
Contoh : Granit, Diorit, Gabro, Syenit dll.
133
b. Batuan Beku Gang
Tempat pembekuan pada sela-sela lapisan batuan / pada corong diatrema.
Berstruktur porfiris-fenokrist pengkristalan sempurna, ada sebagian yang Besar dan
kasar adapula yang halus.
Contoh : Porfir granit, porfirit, porfir syenit, porfir gabro.
c. Batuan Beku Luar
Tempat pembekuan di permukaan bumi (lava). Berstruktur amorf : kristal
terberbentuk, sangat halus.
Contoh : Rhyolit, Andesit, Trachit, Basalt, Obsidian, dll
134
Praktikum 5
Mengidentifikasi Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan induk. Lithifikasi
batuan meliputi proses kompaksi autigenik dan diagenesa (proses terubahnya material-
material lepas menjadi batuan yang kompak).
Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar luas dengan ketebalan dari beberapa
cm sampai beberapa km. Secara lateral penyebaran batuan sedimen mencapai 70 % dari
batuan yang ada dipermukaan akan tetapi batuan sedimen hanya merupakan 5 % dari
batuan yang ada di bumi.
Secara umum batuan sedimen terbagi atas dua kelompok besar yaitu :
1. Batuan Sedimen Silisiklastik
Batuan sedimen silisiklastik merupakan batuan ekstrabasinal yang
pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber atau pre-existing
rock.
Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok
mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi.
Fragmen rombakan bisa jadi terdiri dari fragmen batuan tetapi pada umumnya
tersusun atas mineral kuarsa yang merupakan mineral paling stabil dan felspar
sedangkan butiran yang berukuran halus akan menjadi batulanau, batulempung
maupun sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat.
Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah mengalami proses-proses
pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya, proses transportasi serta
pengendapan.
Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air, angin, es, arus pasang-surut
dan arus turbidit.
Kenampakan umum yang sangat penting dalam batuan silisiklastik adalah struktur
sedimen dan tekstur terutama yang terbentuk selama proses pengendapan, post
depositional atau saat diagenesis.
2. Batuan karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang
dominan (>50 %) terdiri dari garam-garam karbonat yang secara umum meliputi
batugamping dan dolomit.
Batuan karbonat merupakan batuan intrabasinal yang pembentukannya tidak
mengalami erosi dan transportasi tetapi butiran-butiran karbonat mencerminkan
produktivitas organik.
Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu yang berasal dari larutan yang
mengalami proses kimiawi maupun biokimia pada proses tersebut organisme turut
berperan, dapat pula terjadi dari butiran rombakan yang telah mengalami
transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada tempat lain dan
pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari batuan karbonat
yang lain seperti dalam proses dolomitisasi dimana kalsit berubah menjadi
dolomit.
Sedangkan berdasarkan proses pembentukkannya batuan sediment terbagi atas:
1. Sedimen Klastik
2. Sedimen non klastik
a. Sedimen kimiawi
b. Sedimen biologic
135
Sedimen klastik
Mengalami transportasi dengan media fluida (air, angin, gletser) sehingga
pengendapannya tidak pada tempat terdapatnya batuan induk.
Contoh : Batupasir, konglomerat
a.Sedimen organik
Batuan sedimen yang dihasilkan oleh aktivitas organisme, terdapat sebagai sisa
organisme yang biasanya tetap tinggal di tempatnya.
Contoh : Batugamping terumbu, batubara
b.Sedimen kimia
Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses penguapan, terutama di daerah aride.
Batuan ini umumnya hanya tersusun atas satu komposisi mineral dengan kilap yang
umumnya non-metalik.
Contoh : Gipsum
a.Silisiklastik
Komposisi batuan silisiklastik terdiri atas fragmen, matrik dan semen.
Batuan sedimen klastik tersusun oleh butiran-butiran hasil rombakan atau detrital
grains sebagai pembentuk kerangka utama batuan sedimen.
Matriks yang terdiri dari butiran halus menempati ruang antar butiran, sedangkan
mineral autogenic dan semen terbentuk pada saat diagenesa.
Komposisi mineral yang dominan pada batuan silisiklastik adalah mineral-mineral
stabil yang tahan terhadap proses pelapukan dan transportasi.
Mineral yang sering dijumpai pada batuan sedimen silisiklastik diantaranya
adalah kuarsa sebagai mineral paling stabil, feldspar yang berasal dari batuan
induk yang sama dengan kwarsa, mika dan mineral lempung.
Butiran-butiran tersebut selanjutnya akan diikat oleh semen yang dapat berupa
semen silika, semen karbonat dan oksida besi.
136
b.Karbonat
Pada dasarnya komposisi batuan karbonat sangat bervariasi tetapi secara umum
dapat dikelompokkan menjadi non skeletal grains, skeletal components, micrite
dan cement.
Butiran tersebut merupakan butiran karbonat dan bagian dari sisa organisme yang
dibagi berdasarkan bentuk butir dan ukuran butirnya.
Karena lingkungan pembentukan batuan karbonat yang sangat khas maka detritus
asal darat sangat sedikit bahkan tidak ada dalam batuan karbonat.
Cobble 64-256 mm
Pebble 2-64 mm
137
3.Kemas
Menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan sediment.
Kemas terbuka : kerapatan antar butiran kecil/renggang
Kemas tertutup : kerapatan antar butiran besar/rapat
Kesimpulan :
Pada batuan silisiklastik butirannya akan dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu
mulai dari ukuran yang paling halus hingga paling kasar.
Pada umumnya pembagian ukuran butir pada sedimen klastik menggunakan skala
Wentworth yang selanjutnya akan menjadi dasar penamaan batuan sedimen
silisiklastik seperti : batupasir, batulempung, batulanau dan sebagainya.
Ukuran butir pada batuan silisiklastik akan berhubungan langsung dengan
porositas dan permebilitas batuan karena butiran-butiran tersebut yang
membentuk rongga-rongga pori.
klasifikasinya menggunakan parameter tekstur seperti ukuran butir, bentuk butir,
sortasi dan kemas.
Tekstur terutama ukuran butir dalam batuan sedimen silisiklastik akan
menunjukkan tingkat kedewasaan dari sedimen tersebut dan menggambarkan
dinamika transportasi sedimen.
Nonklastik
a. Sedimen Organik
Pada batuan karbonat klasifikasi yang digunakan berhubungan dengan matrik dan
partikel yang menyusun batuan yang dikenal dengan istilah Allochem, mikrit dan
sparit.
Bentuk butir dalam batuan karbonat akan sangat khas jika merupakan unsur dari
organisme seperti cangkang dan fragmen kerangka.
Bentuk butir dalam batuan karbonat akan menunjukkan energi dalam lingkungan
pengendapannya.
Pada batuan karbonat partikel-partikel karbonat dibagi menjadi dua yaitu butiran
(>0,02 mm) dan lime mud (<0,02 mm).
Karena sifatnya yang mudah larut ukuran butir pada batuan karbonat tidak
berhubungan langsung dengan besarnya porositas dan permeabilitas batuan.
Pada batuan karbonat tekstur akan menunjukkan unsur-unsur organik sebagai
komponen karbonat yang terdeposisi.
Unsur-unsur organik yang menyusun batuan karbonat dapat terdiri dari komponen
organisme dengan ukuran kecil hingga besar yang dapat pula menjadi indikasi
kedewasaan suatu batuan karbonat.
b. Sedimen Kimiawi
Pemerian sediment kimiawi meliputi :
Warna batuan
Komposisi
Kilap
Ukuran butir
Mineral
138
Teksturnya :
Kristalin
Amorf
Gelas
Fibrous
139
Praktikum 6
Mengidentifikasi Batuan Metamorft
Batuan metamorf adalah batuan ( beku maupun sedimen) yang telah mengalami
perubahan sifat dan kondisi aslnya. Sifat utama batuan ini adalah karena proses
rekristalisasi dikedalaman kerak bumi 3-20 km yang keseluruhan atau sebagian besar
terjadi dalam keadaan padat (tanpa melalui fase cair),sehingga terbentuk struktur
minerologi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru ( tekanan dan tenperatur).
1.Tipe-tipe Metamorfisme :
140
3.Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur pada batuan metamorf diantaranya :
a. Kristaloblastik
Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan
asalnya tidak tampak lagi).
Lepidoblastik Tekstur yang didominasi mineral-mineral pipih yang
memperlihatkan orientasi sejajar (biotit, muskovit).
Nematoblastik Mineral-mineral berbentuk jarum yang memperlihatkan orientasi
sejajar (amphibol, piroksen)
Granoblastik Mineral berbentuk butiran dengan sisi kristal yang bergerigi (kuarsa,
kalsit)
Porfiroblastik Suatu kristal besar (fenokris) tertanam dalam massa dasar yang
lebih halus.
Idioblastik Bentuk mineral-mineral penyusunnya euhedral.
Xenoblastik Bentuk mineral-mineral penyusunnya anhedral.
141
Praktikum 7
Mengukur Kekerasan Batuan dan Massa Jenis Batuan
1.Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa
digunakan adalah Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian
skala dimana skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling
keras.
a.Batuan beku umumnya memiliki sifat dan kekerasan dan massa jenis yang berbeda.
b.Batuan sedimen umumnya memiliki kekerasan batuan yang rendah/kecil dan
massa jenis yang bervariasi.
c.Batuan metamorf umumnya memiliki sifat kekerasan dan massa jenis yang lebih tinggi
dari sifat batuan asalnya.
Untuk menentukan tingkat kekerasn batuan dengan memakai acuan ”Mohs
Scale”(skalamosh) yang dibagiatas10 tingkat:
142
Prakktikum 8
Mengidentifikasi Sifat Fisik dan Kimia Mineral dan Kristal
A. MINERALOGI
Definisi mineral didasarkan pada 5 ketentuan umum yaitu :
1. merupakan mineral alami.
2. umumnya anorganik.
3. mempunyai sifat fisis dan kimia tetap
4. berupa unsure tunggal atau persenyawaan yang tetap
5. homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis)
6. Dapat berupa padat, cair (HgS, H2O) dan gas (H2S, CO2, CH4)
mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk
sebagai hasil dari proses geologi (Nickel, E. H., 1995).
Mineral adalah bahan alam yang umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan
kondisi fisik yang tertentu (O' Donoghue, 1990).
Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya
anorganik.
klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana, yang mendasarkan
pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya, yaitu:
1.Unsur (native element)
hanya memiliki satu unsur kimia, sifat dalam umumnya mudah ditempa
dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan,
dan grafit.
Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-
logam dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit
(Ag3AsS3), dll
Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air
dengan satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit
(FeOOH).
Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif,
seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan Fluorit
(CaF2).
143
Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan
anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit
(CaCO3), niter (NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4 . 8H2O).
Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan
anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit
((Fe,Mn)Wo4)
Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit
(Pb5Cl(PO4)3)
Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral
yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini
mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-Na
(Na6[(AlO2)6(SiO2)30] . 24H2O).
2.Warna Mineral
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya.
Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:
a.Idiokromatik
bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang
tidak tembus cahaya (opak)
Sulfur ---------à kuning
Magnetit ------à hitam
Pirit -----------à kuning loyang
b.Alokromatik
bila warna mineral tidak tetap dapat berubah-ubah, tergantung dari material
pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti
kuarsa, kalsit.
Halite ---------à abu-abu, biru, kuning, coklat
Kuarsa ---------à violet (amethyst), merah muda, coklat-hitam
3.Belahan (Cleavage)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-
bidang belahan yang rata dan licin.
Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut.
Kecenderungan mineral untuk memebelah diri pada satu arah tertentu atau lebih dan
membentuk bidang belahan.
144
Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui
bidang belahan agak sukar (kalsit, galena, halite)
Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat
pecah pada arah lain (felspar, diopsit)
Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada
arah lain dengan mudah (hornblende, staurolite)
Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan dan
pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar (Platina, emas)
Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga
kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk
pecahan (apatit, casiterit).
Contoh :
Muscovit dan biotit, mempunyai kecenderungan untuk membelah diri
satu arah, dimana dapat terbelah menjadi lempeng-lempeng tipis.
Augite, mempunyai belahan dua arah tegak lurus
Hornblende, mempunyai belahan dua arah membentuk sudut 124.
Kalsit, mempunyai belahan tiga arah yang saling tidak tegak lurus.
4.Pecahan (Fracture)
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak
teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
a. pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di
permukaan atau seperti botol atau kulit bawang. (kuarsa, obsidian)
b. pecahan berserat/fibrus(splintery), bila menunjukkan kenampakan seperti serat,
contohnya asbes, augit;
c. pecahan tidak rata (uneven), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur
dan kasar, misalnya pada garnet;
d. pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral
lempung;
e. pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-
runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;
f. tanah(earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
145
6.Gores (streak)
Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus.
Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada
keping porselen kasar.
Contoh :
· Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam
· Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna merah hati
· Gores tidak berwarna pada Biotit
· Gores berwarna putih pada orthoklas
7.Sifat Kemagnetan
Semua mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya
membutuhkan alat yang khusus.
Terbagi atas :
a. Paramagnetit (magnetit), mineral mempunyai gaya tarik terhadap magnet
(magnetit, pyrotit)
b. Diamagnetit (nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet
8.Derajat Ketransparanan
Sifat ini tergantung pada kemempuan mineral mentransmisikan cahaya.
Dibedakan atas :
Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang tipis
(logam mulia, belerang)
a. Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti kaca biasa (batu-batu
kirstal)
b. Translucent mineral, tembus cahaya taoi tidak tembus pandang (kalsdon, gypsum,
opal)
c. Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan tetapi tembus
cahaya pada lapisan tipis (feldspar, karbonat, silica)
146
B. KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sIstem-
sistem kristal. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002).
Kristal adalah Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta
menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hokum
geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.
Bahan padat homogen :
1.Geometri kristalografi
· Sumbu Kristalografi : Suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
· Kristal mempunyai bentuk 3D (panjang, lebar dan tinggi)
Sudut Kristalografi :
2.Sistem kristalografi
Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem didasarkan pada :
Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi
Letak atau posisi sumbu-sumbu kristalografi
Jumlah sumbu kristalografi
Nilai sumbu C atau Sb Vertika
Sistem Kristal :
a.Sistem Regulair/isometric/ kubus/kubik/tesseral
* Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
* Masing-masing sumbu sama panjangnya.(sb a = b = c) -à Disebut jg sb a
* sudut α = β = γ
b.Sistem tetragonal/Quadratic
Sb a = b ≠ c
Sb a = b --à sb a
Sb c lebih panjang --àcolumnar/panjang
Sb c lebih pendek --à stout/gemuk
147
sudut α = β = γ = 90º
d.Sistem heksagonal
Sb a = b = d ≠ c
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal
· sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain.
· Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120º satu
terhadap yang lain
· Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama.
· Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang).
e.Sistem trigonal/rhombohedral
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal
Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk
segienam kemudian dibuat segitiga degan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.
f.Sistem monoklin/oblique/clinorombic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b;
b tegak lurus terhadap c,
tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
Sb a ≠ b ≠ c
Sb a = b --à sb a
Sb a = sb clino
Sb cb = sb ortho
sudut α = γ = 90º
β ≠ 90º
g.Sistem triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak
lurus.
sudut α ≠ β ≠ γ ≠ 90º
Sb a ≠ b ≠ c
Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
148
Praktikum 9
Mengidentifikasikan Fosil Paleontologi
Cara Hidup :
1.Benthos (di dasar laut)
-Secyl : menempel pada benda mati & tidak berpindah-pindah
-Vagyl : di dasar laut & berpindah-pindah
2.Pelagos (melayang-layang)
-Planktonik : bergerak pasif mengikuti arus
-Nektonik : bergerak aktif di permukaan
@ PLANKTON
1. Formanifera plankton
Ø Susunan kamar pada foraminifera plankton daoat dibagi:
Planispera sifat terputar pada satu bidang,semua kamar terlipat,pandanngan serta
jumlah kamar vertal dan dorsal sama.Contoh:Hastigenera.
Trochospiral,sifat terputar tidak oada satu bidanng,tidak semua kamar
terlipat,pandangan serta jumlah kamar vertal dan dorsal
tidak sama.Contoh:Glbigerina.
Streptospiral,sifat mula-mula trochospiral,kemudian planispiral sehingga menutupi
sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. Contoh:Pulleniatina
Ø Apartur
Apartur adalah lubang utama dari test forminiferayang terletak pada kamar
terakhir.Khusus foraminifera plankton bentuk apaerture maupun variasinya lebih
sederhana.Umumnyamempunyai bentuk Aperture utama interiomarginal yanng terletak
pada dasar( tepi) kamar akhir (septal face) dan melekuk kedalam,terlihat pada bagian
ventral (perut).
149
@ BENTHOS
1. Formanifera Benthos
Ø Susunan Kamar formanifera Benthos
Monothalamus,adalah susunan dan bentuk-bentuk kamar akhir foraminifera yang
hannya terjadi dari satu kamar
Aperture Foraminifera Benthos,golongan benthos memiliki bentuk aparture yang
bervariasi.Dan aperture itu sendiri merupakan bagian penting dari test
foraminifera,karena merupakan lubang tempat proto plasma organisme tersebut
bergerak keluar dn masuk.
Pengenalan genus dan spesies foraminifera Benthos
150
Praktikum 10
Membaca dan Menafsirkan Peta Geologi
Peta Geologi merupakan Peta Tematik yang berisi informasi tentang berbagai
kondisi geologis, seperti : formasi batuan, proses-proses geologis (misalnya :
patahan/sesar, lipatan, depresi, dan lainya),penampang melintang suatu formasi (formasi
batuan tertentu), informasi-informasi mengenai material batuan, umur formasi, ketebalan
lapisan dan lain-lainya).
Peta geologi dapat dibedakan atas peta geologi sistematik dan peta geologi tematik:
Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar
topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK
Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya.
Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi
sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu.
Pemetaan geologi adalah pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik
darat maupun laut, dengan berbagai metoda. Sumber daya geologi adalah sumber daya
alam yang meliputi sumber daya mineral, energi, air tanah, bentang alam dan kerawanan
bencana alam geologi.
Persyaratan teknis penyusunan peta geologi meliputi simbol peta, istilah, keterangan
peta, penyajian peta, penerbitan, spesifikasi dan ukuran lembar peta, yang sesuai dengan
hasil pembakuan SNI No. 13-4691-1998 dan SNI 13-5015-1998.
1. Simbol Peta
Simbol peta dipakai untuk menggambarkan suatu informasi pada peta
berupa
a. singkatan huruf, tata warna, corak dan simbol geologi atau gabungannya.
Singkatan huruf digunakan untuk menunjukkan satuan litostratigrafi dan
kronostratigrafi pada peta.
b. Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi berdasarkan jenis
dan umur satuan batuan serta satuan geokronologi. Corak geologi dipakai untuk
membedakan jenis litologi pada peta. Simbol geologi digunakan untuk
membedakan fenomena geologi pada peta.
2. Istilah
Peristilahan yang digunakan pada peta geologi mengacu pada Glossary of
Geology (American Geological Institute, 1972), Peristilahan Geologi dan Ilmu
Berhubungan (M.M. Purbohadiwidjojo, 1975) dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
3. Keterangan Peta
Keterangan peta ditulis dalam Bahasa Indonesia dan terjemahannya dalam
Bahasa Inggris yang dicetak dengan huruf miring.
4. Penyajian Peta
Penyajian peta meliputi tata letak, korelasi satuan peta dan uraian singkat
setiap satuan peta.
5. Lampiran Peta
Peta geologi dapat disertai lampiran yang berisi uraian data dan informasi
daerah yang bersangkutan yang tidak dapat diuraikan di dalam peta karena
keterbatasan tempat.
151
6. Penerbitan Peta
Peta geologi diterbitkan dengan menggunakan bahan baku dan ukuran
kertas yang sudah ditentukan.
7. Spesifikasi Peta
Spesifikasi peta meliputi penggunaan peta dasar topografi atau batimetri,
sistem proyeksi yang digunakan dan ketentuan pencantuman penampang geologi.
8. Ukuran Lembar Peta
Ukuran dan batas koordinat lembar peta geologi sistematik mengacu pada
Surat Keputusan Ketua Bakosurtanal Nomor 019.2.2/1/1975 atau Surat Keputusan
penggantinya, sedangkan peta geologi tematik disesuaikan dengan tujuan dan
kepentingannya.
152
DAFTAR PUSTAKA
http://tambangunp.blogspot.com/2013/05/komposisi-dan-lapisan-bumi-struktur.html/
http://tambangunp.blogspot.com/2013/05/kompGeologi ekonomi/
http://id.wikipedia.org/wiki/geologi.ekonomi.sejarah.html/
http://duniabaca.com/proses-pembentukan-bumi.html/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi/
http://argakencana.blogspot.com/2010/07/proses-pembentukan-bumi.html/
http//:umichan-chirigaku.blogspot.com/Geologi Lingkungan dan Sumber Daya
http://id.wikipedia.org/wiki/geologi lingkungan dan sumberdaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi, Oktober 2013 Gempa Bumi
http://adelnriripunya.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-gempa-bumi.html/
http://zahrosofie.wordpress.com/2010/03/19/morfologi-patahan-lipatan/
http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/mengurai-proses-terjadinya-gempa-
bumi.html/
http://xferka-universe.blogspot.com/2013/06/skala-omari.html/
http://afha34musdalifa.blogspot.com/2012/03/dampak-dampak-gempa-bumi-unsur-
abiotik.html/
153