Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.

3664

THE CAUSAL FACTORS OF PERIAPICAL AND PULP DISEASE AMONG SENIOR


COMMUNITY OF KAGOK COMMUNITY HEALTH CENTER SEMARANG

Sariyem1, Bambang Sutomo2, Florida Varianti 3

ABSTRAK

Tingginya angka penyakit pulpa dan jaringan periapikal paling banyak diderita kelompok umur 45-60
tahun sebanyak 34% pada kelompok lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab
penyakit pulpa dan jaringan periapikal pada kelompok lansia di Puskesmas Kagok Semarang.
Sampel dalam penelitian ini 83 orang lansia di kelurahan Wonotingal yang mempunyai riwayat gigi
berlubang. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan Plak Indeks, Hidrasi saliva, pH Saliva, Viskositas
saliva serta menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan.
Hasil penelitian menunjukkan plak indek tertinggi dengan kriteria buruk sebesar 57,8%, hidrasi saliva
tertinggi dengan kriteria rendah sebesar 49,3%, pH saliva tertinggi dengan kriteria asam sebesar 66,2%, dan
viskositas saliva tertinggi dengan kriteria buruk sebesar 73,4%. Faktor perilaku lansia dengan kriteria sedang
sebesar 66,2%, faktor lingkungan kriteria sedang sebesar 63,8%, faktor pelayanan kesehatan dengan kriteria
sedang sebesar 57,8% dan faktor keturunan dengan kriteria sedang sebesar 78,3%. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh dengan interval koefisien
dengan nilai R 0,303 yang menunjukkan tingkat hubungan rendah.

Kata kunci : Penyakit pulpa, jaringan periapikal, lansia.


__________________________________________________________________________________________

ABSTRACT

The high rate of pulp disease and periapical tissue suffered most of the age group of 45-60 years as
much as 34% in the elderly group. This study aims to determine the factors causing pulpal disease and
periapical tissue in the elderly group at puskesmas Kagok.
The sample in this study were 83 elderly people in Wonotingal subdistrict who had a history of cavities.
The data were collected by index plaque, salivary hydration, Saliva pH, salivary viscosity and using a
questionnaire to know behavior factor, environmental factor, health service factor and heredity factor.
The results showed the highest index plaque with bad criterion equal to 57,8%, highest salivary
hydration with low criterion equal to 49,3%, highest salivary pH with acid criteria equal to 66,2%, highest
salivary viscosity with bad criterion equal to 73,4%. Factors are elderly behavior with medium criterion equal
to 66,2%, medium criterion criteria are 63,8%, health service factor with medium criterion equal to 57,8% and
descent factor with medium criterion 78,3%. The results of statistical tests show that the relationship between
influence and variable variables affected by confusion interval with a value of R 0.303 which indicates the level
of low relationship.

Key words : Pulp disease and periapical tissue in the elderly


__________________________________________________
1,2)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang
3)
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes Semarang


: sariyemjkg@gmail.com

52 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

PENDAHULUAN 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas


wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
Di Indonesia masalah gigi dan mulut Semarang khususnya penyakit pulpa dan
saat ini belum masuk dalam daftar penyakit jaringan periapikal menduduki urutan kedua
yang mematikan. Kondisi inilah yang dan penyakit gusi serta jaringan periodontal
membuat sebagian masyarakat pada urutan ke tujuh.
mengesampingkan upaya mencegah bahkan Keadaan kesehatan gigi dan mulut di
juga mengobati penyakit gigi dan mulut, wilayah kerja Puskesmas Kagok, Kecamatan
berbagai masalah bisa mengintai dan dapat Candisari, Kota Semarang masih sangat
menimbulkan penyakit berbahaya mulai dari memprihatinkan. Laporan data sepuluh besar
jantung hingga diabetes (Astuti, 2006). penyakit gigi dan mulut Puskesmas Kagok
Gigi berlubang yang tidak dirawat menyebutkan penyakit pulpa dan jaringan
akan menjadi sumber infeksi yang dapat periapikal selalu masuk dalam urutan
mempengaruhi kondisi organ lainnya,karena pertama. Berdasarkan hasil kunjungan 5
bakteri dari gigi berlubang dapat menembus tahun terakir sampai bulan Juni tahun 2012
jaringan lebih dalam yang di sebut pulpa gigi menunjukan kejadian penyakit pulpa dan
yang terdiridari jaringan syaraf, pembuluh jaringan periapikal sebesar 67,43%, kelainan
darah dan limfe. Bakteri kemudian dentofasial dan maloklusi 13,08%, penyakit
menghancurkan seluruh pulpa. Keadaan ini gusi dan jaringan periodontal 8,96%, karies
memungkinkan terjadinya pembengkakan gigi 2,95%, serta penyakit rongga mulut
pada ujung akar berbentuk kantong yang lainnya 1,89% dari jumlah seluruh
disebut granuloma. Granuloma mengandung kunjungan ke Poli Gigi Puskesmas Kagok.
jaringan lunak, bakteri dan nanah yang dapat Tingginya angka penyakit pulpa dan jaringan
tertekan dalam pembuluh darah sehingga periapikal paling banyak diderita oleh
terbawa bagian tubuh yang lain. Jaringan kelompok umur 45-60 tahun sebanyak 34%
pulpa dapat mengalami peradangan baik pada kelompok lansia di Puskesmas Kagok.
bersifat akut maupun kronis hal tersebut Tujuan penelitian ini adalah untuk
akibat adanya iritasi mikroba (bakteri) mengetahui gambaran penyakit pulpa dan
bermula pada jaringan pulpa kemudian jaringan periapikal pada kelompok lansia di
terhadap jaringan sekitar akar (periapikal) Puskesmas Kagok dari faktor internal
(Walton dan Torabinejad, 1998). Penyebaran maupun eksternal.
bakteri juga dapat melalui saluran limfe
berhubungan langsung dengan saluran
pernafasan dan pencernaan. Penyebaran METODE PENELITIAN
bakteri dapat menimbulkan penyakit pada
mata, hidung, jantung, persendian, ginjal Kegiatan penelitian dilakukan di
(Mangunprasodjo, 2004). Kelurahan Wonotingal Semarang dengan
Penyakit utama gigi dan mulut yang kelompok sasaran lansia yang berusia 45–60
sering ditemukan adalah penyakit mengenai tahun. Sampel penelitian 83 orang lansia.
pulpa dan jaringan periapikal. Penyakit pulpa Pelaksanaan penelitian ini yaitu pemeriksaan
dan kerusakan jaringan periapikal masih plak indeks, hidrasi saliva, pH saliva,
menjadi masalah, berdasarkan data dari Viskositas saliva, dan pemberian kuesioner
Departemen Kesehatan RI tahun 2010 dari untuk melihat faktor external. Penelitian ini
10 Penyakit terbesar Rawat Jalan, penyakit menggunakan uji korelasi bivariat untuk
pulpa dan periapikal berada pada urutan ke mengukur keeratan hubungan antara hasil-
tujuh dengan presentasi 52,95% dan hasil dari dua variabel yang berbeda yaitu
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota faktor dari dalam dan faktor dari luar
Semarang tahun 2009 menunjukkan bahwa penyebab penyakit pulpa dan jaringan
penyakit gigi dan mulut menempati urutan periapikal pada kelompok lansia.

53 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

HASIL DAN PEMBAHASAN faktor dari luar penyebab penyakit pulpa dan
jaringan periapikal pada kelompok lansia
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan yaitu hubungan antara variabel pengaruh
Plak Indeks PHP-M Pada Lansia dengan variabel terpengaruh penyebab
Skor Kriteria Prosentase penyakit pulpa dan jaringan periapikal pada
0,0 Sangat Baik 0,00% lansia yang di lihat dari sig. (2-tailed). Jika p
0,1-1,7 Baik 6,02% <0,005, maka Ho di tolak dan Ha di terima.
1,8-3,4 Sedang 36,14%
3,5-5,0 Buruk 57,83%
Jumlah 100%
Tabel 6. Hubungan Antara Variabel Pengaruh
dan Variabel Terpengaruh Penyebab Penyakit
Pulpa dan Jaringan Periapikal pada Kelompok
Tabel 2. Hasil pemeriksaan Hidrasi Saliva pada Lansia di Kelurahan Wonotingal, Kota Semarang
Lansia di Kelurahan Wonotingal Variabel Pengaruh p-value Keterangan
Skor Kriteria Prosentase Faktor dari dalam
<30 detik Tinggi 2,40% a. IP PHP-M 0,100 Tidak signifikan
30-60 detik Sedang 48,19% b. Hidrasi saliva 0,494 Tidak signifikan
>60 detik Rendah 49,39% c. pH saliva 0,012 Signifikan
Jumlah 100% d. Viskositas saliva 0,001 Signifikan
Faktor dari dalam
a. Perilaku 0,005 Signifikan
b. Lingkungan 0,039 Signifikan
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan pH Saliva pada c. Pelayanan kesehatan 0,199 Tidak signifikan
Lansia di Kelurahan Wonotingal d. Keturunan 0,607 Tidak signifikan
Kondisi Kriteria Prosentase
5,0-5,8 Asam 66,26%
6,0-6,6 Netral 19,27% Penelitian ini menggunakan model
6,8-7,8 Basa 14,45% analisis regresi linier untuk mengetahui
Jumlah 100% seberapa besar pengaruh variabel pengaruh
dan variabel terpengaruh antara faktor dari
dalam dan faktor dari luar.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Visikositas Saliva
Pada Lansia di Kelurahan Wonotingal
Viskositas Kriteria Prosentase
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Bening,cair,tidak berbusa Baik 4,81 %
(Tabel Model Summary)
Putih berbusa Sedang 21,68% Tingkat
Lengket,putih,berbusa Buruk 73,49% Variabel Nilai R
Hubungan
Jumlah 100% Hidrasi Saliva
pH Saliva
Viskositas saliva
Tabel 5. Distribusi Frekuensi faktor External Faktor Perilaku 0,303 Lemah
Faktor luar penyakit pulpa dan jaringan Faktor Lingkungan
periapikal Faktor Pelayanan kesehatan
Kriteria Faktor Keturunan
Lingkungan Perilaku Yankes Keturunan
% % % %
Baik 14,45 16,86 18,08 4,81
Sedang 63,85 66,26 57,83 78,31 Hasil survey di masyarakat kelompok
Buruk 21,68 16,86 24,09 16,86
lansia usia 45-60 tahun di Kelurahan
Wonotingal Kota Semarang didapatkan hasil
Penelitian ini menggunakan uji
faktor-faktor penyebab penyakit pulpa dan
korelasi bivariat untuk mengukur keeratan
jaringan periapikal meliputi 2 faktor yaitu
hubungan antara hasil-hasil dari dua variabel
faktor dari dalam dan faktor dari luar yaitu :
yang berbeda yaitu faktor dari dalam dan

54 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

1. Faktor dari dalam penyebab penyakit responden mempunyai pH saliva


pulpa dan jaringan periapikal pada yang asam sebesar 66,26%. Apabila
lansia pH saliva mencapai pH kritis yang
a. Plak menyebabkan terjadinya proses
Hasil pemeriksaan yang demineralisasi jaringan keras gigi.
dilakukan di kelompok lansia usia 45- Individu yang mempunyai banyak
60 tahun di Kelurahan Wonotingal karies akan mempunyai pH saliva
Kota Semarang menunjukkan bahwa yang asam (Sundoro, 2005).
kebersihan gigi dan mulut yang dilihat c. Hidrasi saliva
dari keadaan plak terdapat 57,83% Penyakit pulpa dan jaringan
memiliki plak dengan kriteria buruk. periapikal juga dapat disebabkan oleh
Hal ini menunjukkan keadaan plak hidrasi saliva yang rendah,
responden kurang baik karena perilaku berdasarkan hasil pemeriksaan yang
lansia di Kelurahan Wonotingal yang dilakukan pada 83 responden
kurang tepat dalam memelihara diperoleh hasil bahwa 2,40%
kesehatan gigi dan mulut. Waktu responden memiliki hidrasi sliva
menyikat gigi pada responden yang yang normal dan 49,39% responden
tidak menyikat gigi pagi setelah memiliki hidrasi saliva rendah.
sarapan sebesar 61,44%. Responden Produksi saliva minimal terjadi pada
tidak menyikat gigi malam hari waktu tidur, karena itu menyikat gigi
sebelum tidur dari jawaban kuesioner yang paling penting adalah sebelum
yang diberikan oleh lansia sebesar tidur karena fungsi protektif saliva
81,92%. Kebanyakan memilih waktu juga paling rendah (Sundoro, 2005).
menggosok gigi yang salah yaitu saat d. Viskositas saliva
mandi sedangkan waktu yang tepat Viskositas juga dapat
untuk menggosok gigi adalah pagi mempengaruhi terjadinya penyakit
setelah sarapan dan malam sebelum pulpa dan jaringan periapikal.
tidur. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Plak adalah sisa makanan 73,49% responden mempunyai
yang sudah bercampur dengan bakteri viskositas buruk dimana saliva
dan saliva yang melekat erat pada responden sebagian besar dalam
permukaan gigi, plak dapat di keadaan sangat lengket, putih dan
bersihkan dengan menyikat gigi berbusa. Selanjutnya 21,68%
secara teratur, plak mengandung responden dengan viskositas saliva
bakteri apabila tidak dibersihkan sedang dimana saliva responden
maka akan tetap tinggal di dalam keadaan putih berbusa (Kidd
permukaan gigi yang lama kelamaan dan Bechal, 1992).
dapat melarutkan lapisan gigi yang
pada akhirnya dapat menyebabkan 2. Faktor external penyebab penyakit
penyakit pulpa dan jaringan pulpa dan jaringan periapikal pada
periapikal (Kidd dan Bechal, 1992). lansia
b. pH saliva a. Faktor Perilaku
Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil survey yang
pemeriksaan yang dilakukan pada 83 dilakukan pada posyandu lansia dalam
lansia di posyandu lansia pada Kelurahan Wonotingal di wilayah
Kelurahan Wonotingal yang binaan Puskesmas Kagok Kota
merupakan wilayah binaan Semarang dimana menunjukkan 55
Puskesmas Kagok, Kota Semarang responden (66,26%) memiliki perilaku
menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kriteria sedang dan 14

55 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

responden (16,86%) memiliki perilaku b. Faktor Lingkungan


dengan kriteria buruk. Dapat dilihat Berdasarkan hasil survey
dari jawaban yang salah tertinggi yang dilakukan pada masyarakat di
responden pada semua pertanyaan yaitu kelurahan Wonotingal wilayah kerja
dimana masih banyak responden yang Puskesmas Kagok dimana 53
menjawab salah dalam waktu yang responden (63,85%) memiliki keadaan
tepat untuk menggosok gigi yaitu lingkungan dengan kriteria sedang dan
sebanyak 51 responden (61,44%) tidak 18 responden (21,68%) memiliki
menggosok gigi pagi setelah sarapan lingkungan dengan kriteria buruk, hal
melainkan pada saat mandi dan hanya yang paling menonjol terlihat dari
32 responden (38,55%) yang menyikat faktor lingkungan penyebab penyakit
gigi setelah sarapan, pada malam hari pulpa dan jaringan periapikal adalah
juga masih banyak responden yang penghasilan masyarakat yang masih
tidak menggosok gigi malam sebelum minim dimana 54 responden (65,65)
tidur sebanyak 68 responden (81,92%) tidak mempunyai pekerjaan tetap dan
melainkan pada saat mandi sore dan sebanyak 43 responden (51,80%)
responden yang menggosok gigi malam berpenghasilan dibawah UMR Kota
sebelum tidur hanya 15 responden Semarang serta 40 responden (48,19%)
(18,07%). Pengetahuan responden juga berpenghasilan sudah sesuai UMR.
masih dalam kriteria kurang, masih ada Selain faktor penghasilan masih
responden tidak tahu penyebab dari terdapat 62 responden (74,69%)
gigi berlubang dan responden juga mengobati sakit giginya dengan
berpendapat bahwa tusuk gigi baik membeli obat-obatan di luar dan 46
digunakan untuk membersihkan sisa responden (55,42%) masih
makanan setelah selesai makan dengan menggunakan obat tradisional untuk
63 responden (75,90%). mengobati sakit gigi, ada 48 responden
Berdasarkan teori Green (57,83%) lebih memilih mengkonsumsi
perilaku yang salah ini disebabkan oleh makanan instan dibandingkan dengan
pengetahuan dari para lansia di makanan olahan sendiri 35 responden
Kelurahan Wonotingal wilayah kerja (42,16%).
Puskesmas Kagok Kota Semarang yang Lingkungan adalah sesuatu
rendah tentang kesehatan gigi dan yang berada di luar atau di sekitar
mulut sehingga menjadi penyebab mahluk hidup. Faktor lingkungan
utama perilaku masyarakat lansia salah merupakan salah satu faktor yang di
dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan pandang sebagai beban dari pada
mulut. Sedangkan perilaku menyikat sebagai sumber daya. Dari aspek
gigi adalah segala bentuk dan interaksi ekonomi orang yang sudah tidak
individu dengan lingkungan, khususnya berproduktif lagi hidupnya ditopang
yang menyangkut pengetahuan, sikap oleh generasi yang lebih muda.
dan psikomotorik tentang kesehatan Pendapatannya juga menurun
terutama dalam hal menyikat, sehingga dibandingkan pada saat usia produktif,
dalam proses interaksi tersebut hal ini juga akan mempengaruhi derajat
diperlukan pengetahuan terutama kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
tentang perilaku menyikat gigi, namun Selain faktor ekonomi,
dalam prakteknya tidak dapat lingkungan sosial juga mempengaruhi
dilaksanakan karena diantaranya terjadinya penyakit pulpa dan jaringan
merupakan faktor kebiasaan periapikal seperti kebiasaan
(Notoatmojo, 2007). mengkonsumsi makanan instan serta
kebiasaan menggobati sendiri penyakit

56 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

pulpa dan jaringan periapikal dengan memiliki faktor keturunan penyebab


membeli obat di luar. penyakit pulpa dan jaringan
c. Faktor Pelayanan Kesehatan periapikal dengan kriteria sedang dan
Berdasarkan hasil survey 14 responden (16,86%) memiliki
yang dilakukan pada kelompok lansia faktor keturunan penyebab penyakit
di Kelurahan Wonotingal wilayah pulpa dan jaringan periapikal dengan
kerja Puskesmas Kagok yang dilihat kriteria buruk, dari faktor keturunan
dari faktor pelayanan kesehatan yang paling mempengaruhi terjadinya
dengan kriteria sedang sebesar 48 penyakit pulpa dan jaringan
responden (57,83%) dan pelayanan periapikal berdasarkan hasil
kesehatan dengan kriteria buruk kuesioner adalah keadaan gigi
sebesar 20 responden (24,09%) responden yang rapuh sebanyak 56
berdasarkan jawaban kuesioner yang responden (67,64%) serta
paling dominan menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh kandungan air ludah
54 responden (65,06%) menjawab yang tidak banyak dan tidak encer
belum pernah mendapatkan yang dialami oleh lansia itu sendiri.
penyuluhan tentang kesehatan gigi Berdasarkan hasil
dan mulut oleh petugas kesehatan di pemeriksaan dari keempat faktor dari
wilayah tempat tinggal mereka dan luar penyebab penyakit pulpa dan
50 responden (60,24%) menjawab jaringan periapikal bila dikaitkan satu
tidak bisa menjangkau biaya sama lain adalah lansia yang
perawatan gigi yang ada di memiliki perilaku yang kurang baik
puskesmas. diakibatkan oleh kurangnya
Meningkatnya kasus kesadaran lansia tentang pentingnya
kehilangan gigi secara tajam, menjaga kesehatan gigi dan mulut
berdasarkan kelompok usia terutama waktu yang tepat dalam
menggambarkan bahwa upaya menyikat gigi dan kebiasaan
pelayanan kesehatan gigi untuk menggunakan tusuk gigi setelah
mempertahankan gigi selama makan, selain itu juga didukung oleh
mungkin dalam rongga mulut belum faktor lingkungan dimana dari segi
terlaksana dengan baik (Barnes dan ekonomi lansia masih kurang
Walls, 2006). Demikian pula sehingga ada beberapa masyarakat
penanganan penyakit gigi dan mulut, yang lebih mementingkan kebutuhan
umumnya cenderung hanya penyakit lain dari pada harus menjaga
gigi yang belum bersifat kebersihan gigi dan mulutnya, selain
komperhensif dan holistik yaitu itu faktor pelayanan kesehatan, dari
meliputi promotif, preventif, kuratif segi tenaga kesehatan gigi dan mulut
dan rehabilitatif yang ditujukan pada harus lebih sering memberikan
semua golongan umur (PDGI, 2011). penyuluhan tentang kesehatan gigi
Umumnya dokter gigi hanya kepada lansia agar lansia sadar akan
menerima dan mengobati pasien yang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
datang berobat gigi, sedangkan upaya sehingga salah satu penyakit gigi dan
promotif dan preventif masih kurang mulut yaitu penyakit pulpa dan
diperhatikan. jaringan periapikal bisa di hindari
d. FaktorKeturunan sejak dini, selain itu faktor keturunan
Berdasarkan hasil survey juga mempengaruhi seperti keadaan
yang dilakukan pada kelompok lansia gigi yang rapuh dimana lansia yang
di Kelurahan Wonotingal kota sudah mengetahui bahwa keadaan
Semarang, 65 responden (78,31%) gigi mereka rapuh masih tetap tidak

57 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

peduli dengan kesehatan giginya b. Keadaan saliva dalam hal ini pH


karena didukung faktor perilaku dan saliva dimana pada masyarakat lansia
lingkungan ekonomi sehingga di Kelurahan Wonotingal masih
keadaan gigi yang rapuh tetap banyak yang asam sebesar 66,26%
dibiarkan. dan yang netral hanya 19,27%. Selain
itu keadaan hidrasi saliva yang rendah
sebanyak 49,39% dan yang sedang
KESIMPULAN 48,19%, normalnya cuma 1,20% dan
viskositas saliva yang buruk sebanyak
1. Faktor-faktor eksternal penyebab 73,49% yang baik dan yang baik
penyakit pulpa dan jaringan periapikal hanya 4,81% dikarenakan produksi
meliputi : saliva dan keadaan kekentalan saliva
a. Faktor perilaku yang menyebabkan dan menyebabkan akumulasi plak
terjadinya penyakit pulpa dan jaringan yang banyak sehingga akan
periapikal yaitu tidak menggosok gigi menimbulkan terjadinya karies yang
pagi setelah sarapan (61,44%) dan berlanjut ke penyakit pulpa dan
tidak menggosok gigi malam sebelum jaringan periapikal.
tidur (81,92%).
b. Faktor lingkungan yang menyebabkan
penyakit pulpa dan jaringan periapikal SARAN
yaitu sebesar 65% lansia tidak 1. Masyarakat lansia diharapkan untuk
mempunyai pekerjaan tetap. menyikat gigi secara rutin dan teratur 2
c. Faktor pelayanan kesehatan yang kali sehari, pagi setelah sarapan dan
menyebabkan penyakit pulpa dan malam sebelum tidur
jaringan periapikal sebesar 65% 2. Masyarakat lansia diharapkan dapat
dimana lansia tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi dan
mendapatkan penyuluhan tentang mulutnya secara rutin setiap 6 bulan
kesehatan gigi dan mulut dari tenaga sekali dan melakukan penambalan pada
kesehatan. gigi yang berlubang sehingga dapat
d. Faktor keturunan yang menyebabkan menghindari terjadinya penyakit pulpa
resiko terjadinya penyakit pulpa dan dan jaringan periapikal.
jaringan periapikal yaitu sebesar 3. Menambah pengetahuan masyarakat
67,46% yaitu keadaan gigi rapuh. tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Faktor-faktor interrnal penyebab melalui :
penyakit pulpa dan jaringan periapikal a. Penyuluhan tentang pemeliharaan
meliputi : kesehatan gigi dan mulut disertai
a. Keadaan plak pada responden dengan pemberian leaflet cara
prosentase paling tinggi dengan menyikat gigi
kriteria buruk sebesar 57,83%, karena b. Penyuluhan tentang akibat gigi
rendahnya tingkat pengetahuan dan berlubang disertai dengan pemberian
sikap terhadap hidup sehat sangat leaflet akibat gigi berlubang
berpengaruh terhadap perilaku 4. Agar sekresi dan viskositas saliva normal
masyarakat lansia sehingga tingkat di sarankan kepada lansia untuk lebih
kebersihan gigi dan mulut responden banyak mengkonsumsi air minum.
dalam kriteria buruk yang mana
apabila dibiarkan dan tidak ditindak
lanjuti akan berakibat pada tingginya
angka kesakitan gigi yaitu penyakit
pulpa dan jaringan periapikal.

58 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

DAFTAR PUSTAKA Kidd, E.A.M., Smith, B.G.N., Pickard, H.M.,


2002, Manual Konsevasi Restoratif
Anonim.2010, Manajemen Perilaku (Pickards,s manual of operative
Kesehatan Gigi dan dentistry), Widya Medika, Jakarta, 3-
mulut,http://managemen-perilaku- 5.
kesehatan-gigi-mulut-masyarakat/,
diakses pada tanggal 08 Desember Mangoenprasodjo, 2004, Gigi Sehat Mulut
2012. Terjaga, Think Fresh, Jogjakarta, 74.

Anonim.2011, Hubungan Pendidikan Notoatmojo, S., 2003, Ilmu Kesehatan


Penyikatan Gigi dengan Tingkat Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,
Kebersihan,http://resources.unpad.ac. Rineka Cipta, Jakarta, 124 dan 146.
id/unpadcontent/uploads/publikasidos
en/Hubungan%20Pendidikan%20Pen , 2005, Metodologi Penelitian
yikatan%20Gigi%20dg%20Tingkat% Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 46
20Kebersihan%20Gi.pdf diakses dan 49.
pada tanggal 12-02-2013 pukul
23:42. , 2007, Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta,
Astuti, T., 2006, 89% Anak Derita Penyakit 167.
Gigi dan Mulut,
http://www.Jurnalnet.com/konten.php PDGI, 2011, Kebijakan dan Pengembangan
?nama=beritautama&topic=7&id=51 Kesehatan Gigi dan
5 diakses tanggal 06 Desember 2012. Muluthttp://www.pdgi.or.id/artikel/de
tail/sambutan-menteri-kesehatan-
Barnes I. E., dan Walls A., 2006, Perawatan republik-indonesia-pada-peringatan-
Gigi Terpadu untuk Lansia, EGC, bulan-kesehatan-gigi-nasional, 2011.
Jakarta, 39-41,287-290. Diakses tanggal 23 Februari 2013.

Bratthal D., Petersson GH, Stjernsward JR, Pratiwi, D., 2007, Gigi Sehat, Merawat Gigi
2004, Cariogram manual. A new and Sehari Hari, Kompas, Jakarta, 23-27.
interactive way of illustrating the
interaction of factors contributing to Samanayake, 2002, Essential Microbilogy
thedevelopment of dental caries. for Dentistry, Secon Edition,
http://www.db.od.mah.se/car/cariogra Harcourt Publishers, Churchill
m/ cariograminfo.html diakses pada Livingstone, London, 218-220.
tanggal 9 Februari 2013.
Schuurs, A. H. B., 1992, Patologi Gigi
Fahlevi, R., 2008, Periapikal Granuloma, Geligi Kelainan Jaringan Keras Gigi,
http://userbrains.com/2008/10/20/peri Jogjakarta, Gajah Mada University
apikal-granuloma/, diakses tanggal 06 Press.
Desember 2012.
Suwelo, 1992, Karies Gigi pada Anak
Kidd, E.A.M dan Bechal, S.J., 1992, Dasar- dengan Pelbagai Faktor, EGC,
Dasar Penyakit dan Jakarta.
penanggulangannya, EGC, Jakarta,
3-10, 92. Sundoro, E.H, 2005, Serba-Serbi Ilmu
Konservasi Gigi, IU-Press, Jakarta,
58-65.

59 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.05 No.1, Juni 2018 p ISSN 2407.0866 e ISSN 2621.3664

Syafii,I., 2012, Pemeriksaan-Saliva-dan-


Plak-untuk-Menentukan-Faktor-
Resiko- Karies,
http://tulisandoktergigimuda. Diakses
tanggal 23 Februari 2013.

Tarigan, R., 2006, Perawatan Pulpa Gigi


(Endodonti), EGC, Jakarta, 23-37.

Walton, R. dan Torabinejad, M., 1998,


Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsi,
EGC, Jakarta, 33-35,40-66.

60 The Causal Factors of Periapical and Pulp Disease Among Senior

Anda mungkin juga menyukai