Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GANGGUAN MENTAL

PSIKOLOGI

Dosen Pembimbing: Ns.Puji Indriyani,S.Pd.M.Kep


Disusun Oleh:
1.Ahmad Darrel Fadhlil (19.002)
2 .Dimas Tian Jabar S (19.012)
3.Dwi Indriyani (19.013)
4.Nur Amalia H (19.036)
5.Laili Sita F (19.025)
6.Zamila Widinani (19.055)

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS


PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Terimakasih juga kami ucapkan pada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banyumas, 26 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 1
3. TUJUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

1. PENGERTIAN GANGGUAN MENTAL.................................................................2


2. JENIS JENIS GANGGUAN MENTAL....................................................................3
3. GEJALA DAN PENANGANAN GANGGUAN MENTAL....................................4
4. CIRI KEPRIBADIAN DAN MENTAL YANG SEHAT 5
5. PENYEBAB GANGGUAN MENTAL 7
6. PENCEGAHAN GANGGUAN MENTAL 7
7. PENGOBATAN GANGGUAN MENTAL 8
8. KOMPLIKASI GANGGUAN MENTAL 9

BAB III PENUTUP 10

1. KESIMPULAN 10
2. SARAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Orang yang memiliki kesehatan mental yang baik sekalipun tidak bisa
bebas dari kecemasan dan perasaan bersalah. Dia akan tetap mengalami
kecemasan dan perasaan bersalah tetapi tidak dikuasai oelh kecemasan dan
perasaan bersalah itu.
Ia sanggup menghadapi masalah-masalah biasa dengan penuh
keyakinan diri dan dapat memecahkan masalah tersebut dengan tanpa adanya
gangguan yang hebat pada struktur dirinya.
Dengan kata lain, meskipun ia tidak bebas dari konflik dan emosinya
tidak selalu stabil, namun ia dapat mempertahankan harga dirinya. Keadaan
yang semikian justru berkebalikan dengan apa yang terjadi pada orang yang
mengalami gangguan mental.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Gangguan Mental
2. Jenis-jenis Gangguan Mental
3. Gejala Gangguan Mental
4. Ciri Kepribadian dan Mental Yang Sehat
5. Penyebab Gangguan Mental
6. Bentuk Gangguan Mental
3. TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Pengertian Gangguan Mental
2) Untuk Mengetahui Jenis Gangguan Menta
3) Untuk Mengetahui Gejala Gangguan Mental
4) Untuk Mengetahui Ciri Kepribadian dan Mental yang Sehat
5) Untuk Mengetahui Penyebab Gangguan Mental
6) Untuk Mengetahui Bentuk Gangguan Mental
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Gangguan Mental


Adalah penyakit yang mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku
penderitanya. Gangguan mental juga dapat disebut sebagai penyimpangan dari
norma-norma perilaku yang mana mencakup pikiran, tindakan dan perasaan
penderitanya.
1.2 Jenis-jenis Gangguan Mental
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Seseorang dengan maslah ini mengalami gangguan kecemasan
saat merespon suatu objek atau situasi. Biasanya penderita akan
mengalami rasa ketakutan yang hebat disertai dengan
perubahan tanda fisik,seperti detak jantung yang semakin
cepat,berkeringat,merasa pusing,serta sulit berkonsentrasi atau
tidur. Kecemasan saat berada ditempat umum,kepanikan dan
fobia terhadap sesuatu,juga termasuk kedalam anxiety disorder.
Penderita masalah ini hidup dengan perasaan penuh
kecemasan,ketakutan,serta kekhawatiran berlebih.
2. Gangguan Suasana Hati (Mood Disorder)
Gangguan ini juga disebut gangguan afektif yang membuat
penderitanya merasa sedih terus menerus atau perasaan terlalu
bahagia yang berlebihan. Perpindahan,emosional atau fluktuasi
dari perasaan bahagia menjadi sedih secara ekstrem juga
termasuk gangguan ini,yang biasa kita kenal dengan Bipollar
Disorder. Beberapa contoh gangguan lainnya seperti depresi
jangka panjang,gangguan afektif musiman,perubahan suasana
hati dan iritabilitas yang terjadi selama fase pramenstruasi,serta
depresi karena penyakit fisik.
3. . Gangguan Psikotik (Psychotic Disorder)
Gangguan psikotik termasuk gangguan jiwa parah yang
menyebabkan munculnya pemikiran dan persepsi yang tidak
normal,misalnya penyakit skizofrenia. Gejala paling umum dari
gangguan ini adalah halusinasi (mendengar,melihat atau
merasakan sesuatu yang tidak ada),serta delusi (mempercayai
hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi)
4. Gangguan Makan (Eating Disorder)
Eating Disorder adalah penyakit serius dan sering kali fatal
akibat gangguan parah pada perilaku makan seseorang.
Gangguan paling umum adalah anoreksia (menganggap diri
kelebihan berat badan padahal tidak),bulimia nervosa (makan
dalam jumlah besar kemudian dikeluarkan secara paksa
misalnya muntah),dan binge-eating (makan berlebihan dan sulit
dihentikan).
5. Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder
atau OCD)
Seseorang dengan gangguan OCD selalu memiliki pikiran atau
obsesi yang konstan terhadap sesuatu,sehingga mendorongnya
untuk melakukan hal yang sama secara berulang-ulang. Salah
satu contohnya adalah orang yang merasa ketakutan dengan
kuman atau debu yang membuatnya terus menerus mencuci
tangan atau anggota tubuh lainnya.
6. Gangguan Kontrol Impuls dan Kecanduan (Impulse Control
and Addition Disorder atau ICAD)
Orang dengan gangguan ICAD tidak dapat menahan dorongan
untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya
atau orang lain. Beberapa contoh dari gangguan ini antara lain
Pyromania (menyulut api hingga menyebabkan kebakaran) dan
Kleptomania (mencuri). Penderita ini juga biasanya kecanduan
terhadap alkohol dan obat-obatan, atau kecanduan pada
aktivitas tertentu seperti seks atau berbelanja.
7.  Gangguan Kepribadian (Personality Disoeder)
Personality disorder adalah gangguan terhadap kepribadian
seseorang dan membuatnya memiliki pola pikir, perasaan, atau
perilaku yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Jenis
gangguan kepribadian antara lain borderline personality
disorder, yaitu perubahan suasana hati yang intens, ketakutan
akan ditinggalkan, perilaku impulsif dan tidak stabil.Gangguan
lainnya adalah antisocial personality disorder yang
membuatnya seperti mengabaikan perasaan atau kebutuhan
orang lain, memanipulasi orang lain untuk kepentingan dirinya,
tidak merasa bersalah atas tindakan buruk yang dilakukan, dan
sebagainya.
8. Gangguan Stres Pascatrauma (Post-Traumatic Stress
Disorder atau PTSD)
PTSD dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami
kejadian traumatis atau mengerikan, seperti pelecehan fisik dan
seksual, kematian tak terduga dari orang yang dicintai, atau
bencana alam. Kenangan tidak menyenangkan tersebut tidak
bisa hilang dan membuat penderita PTSD cenderung mati rasa
secara emosional.
9. Gangguan Disosiatif (Dissociative Disorder)
Gangguan ini adalah gangguan kejiwaan parah atau perubahan
dalam ingatan, kesadaran, dan identitas umum tentang diri
mereka dan lingkungan penderita. Gangguan disosiatif
biasanya dikaitkan dengan stres luar biasa yang diakibatkan
oleh peristiwa traumatis yang dialami atau disaksikan oleh
penderita. Contohnya seperti gangguan identitas kepribadian
ganda.
1.3 Gejala Gangguan Mental
Gejala dan tanda gangguan mental tergantung pada jenis gangguan mental yang
dialami. Penderita biasanya mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan
perilaku. Beberapa contoh gejala gangguan mental adalah :
 Waham atau Delusi, yaitu menyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak
sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
 Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar atau
merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
 Suasana hati yang sering berubah ubah.
 Perasaan sedih dah cemas berlebihan.
 Tidak dapat mengatur emosi dan gampang marah.
 Perilaku tidak wajar seperti, tertawa, teriak teriak tidak jelas dan berbicara
sendiri.
1.4 Ciri Kepribadian dan Mental Sehat
 Bersikap realistis terhadap diri sendiri
Seseorang dengan kepribadian yang sehat, mau menilai diri
sendiri disetiap keadaan. Dia juga tidak bersikap egois
dimana berusaha membela diri untuk terlihat benar dimata
semua orang. Dia akan melihat segala sesuatu dari
kacamata yang realistis sehingga menjadikannya pribadi
yang bijak dan dewasa.
 Menerima keadaan diri sendiri apa adanya
Seseorang dengan kepribadian yang sehat mau menerima
keadaan diri sendiri apa adanya dengan legawa tanpa
banyak menuntut. Dirinya akan bersikap sewajarnya tanpa
menjalani jalan hidup yang tidak sesuai dengan
kehendaknya. Sehingga menjadikannya sosok yang
senantiasa menerima diri sendiri dengan rasa ikhlas dan
syukur.
 Bertanggung jawab
Seseorang dengan kepribadian yang sehat akan bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
Dirinya akan bersungguh-sungguh dan amanah memegang
segala tanggung jawab yang dilimpahkan padanya serta
tidak berusaha untuk lepas tangan atau lari darinya.
 Tidak bereaksi berlebihan terhadap kemenangan atau
kegagalan sekalipun
Saat dirinya mendapat kesuksesan, ia akan bersikap
sewajarnya dan tidak menyombongkan diri atas apa yang
telah ia wujudkan. Pun sebaliknya, kalaupun gagal tak
lantas menjadikannya merasa terpuruk dan depresi. Namun
ia cepat bangkit dan optimis kembali.
 Tahu mana yang harus dilakukan atat tidak
Tahu bagaimana cara untuk mengarahkan diri sendiri dalam
mengambil langkah terbaik dalam hidupnya, termasuk
dalam mengambil keputusan sekalipun. Dirinya tahu apa
yang harus dan tidak untuk dilakukan. Dan dirinya juga
tidak akan mencoba untuk melanggar norma-norma yang
ada.
 Matang dari segi emosional
Mampu mengendalikan diri sendiri disetiap siuasi dan
kondisi, meski itu genting sekalipun. Dan juga dirinya tidak
mudah terpancing dalam emosi yang negatif serta mampu
menahan diri di setiap keadaan sehingga menjadikannya
memiliki kontrol diri yang baik.
 Merencanakan masa depan dengan matang
Dirinya adalah perencana yang matang. Punya skala
prioritas dan pencapaian yang ingin diraih dan semua itu
sudah terstruktur dengan baik karena telah melalui hasil
pertimbangan yang matang tanpa mudah dipengaruhi atau
dihasut oleh orang di sekitarnya karena dirinya yakin dan
percaya akan kemampuannya sendiri.
 Memiliki rasa simpati dan empati pada sesama
Dirinya juga mau untuk turut serta merasakan emosi yang
sedang dialami oleh orang lain. Tidak berusaha untuk
menjadi egois pada diri sendiri sehingga menjadikannya
sosok yang memiliki rasa simpati dan empati karena sikap
pedulinya terhadap sesama.
 Berjiwa sosial
CIri lain dari mereka yang memiliki kepribadian sehat
adalah mau turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
adanya gerakan hati untuk memberikan yang terbaik bagi
lingkungan dan masyarakat, dan berusaha selalu menjalin
komunikasi yang baik pada siapapun orang yang
ditemuinya.
 Memiliki pegangan hidup yang ia percaya dan yakini
Seseorang dengan kepribadian yang baik dan sehat tentu
memiliki pegangan hidup yang ia percayai dan praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dirinya menjalani kehidupan
dengan mengacu pada filsafat yang ia percayai tersebut.
 Bahagia dalam menjalani kehidupannya
Karena punya kendali diri yang baik dan mau menerima
diri sendiri tanpa banyak protes dan menuntut, maka
menjadikannya pribadi yang senantiasa menjalani
kehidupannya dengan rasa syukur. Sehingga perasaannya
selalu stabil untuk menjadi tenang, damai dan bahagia.

1.5 Penyebab Gangguan Mental


Penyebab gangguan mental dibagi menjadi 2, yaitu :
Faktor Biologis ( gangguan mental organik )
o Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.
o Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
o Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
o Kerusakan otak akibat benturan atau kecelakaan.
o Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
o Memiliki orang tua atau keluarga dengan gangguan mental
Faktor Psikologis
o Peristiwa traumatik seperti, kekerasan dan pelecehan
seksual.
o Kehilangan orang tua atau disia siakan dimsa kecil.
o Kurang mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
o Perceraian orang tua.
o Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah dan kesepian.
1.6 Pencegahan Gangguan Mental
Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental, yaitu:
 Tetap berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas
yang disenangi.
 Berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi
masalah.
 Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres
dengan baik.
 Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap
harinya.
 Jangan merokok dan menggunakan NAPZA.
 Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman
berkafein.
 Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dosis
dan aturan pakai.
 Segera ke dokter bila muncul gejala gangguan mental.

1.7 Pengobatan Gangguan Mental


Pengobatan gangguan mental tergantung pada jenis gangguan yang dialami dan
tingkat keparahannya. Selain terapi perilaku kognitif dan pemberian obat, dokter
juga akan menyarankan pasien menjalani gaya hidup yang sehat.
Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang bertujuan mengubah pola
pikir dan respons pasien, dari negatif menjadi positif. Terapi ini menjadi pilihan
utama untuk mengatasi gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, gangguan
kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan tidur.Pada banyak kasus, dokter
akan mengombinasikan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan, agar pengobatan
menjadi lebih efektif.
Obat-obatan
Untuk meredakan gejala yang dialami penderita dan meningkatkan efektifitas
psikoterapi.
Perubahan gaya hidup
Menjalani gaya hidup sehat dapat memperbaiki kualitas tidur penderita
gangguan mental yang juga mengalami gangguan tidur, terutama bila
dikombinasikan dengan metode pengobatan di atas. Beberapa langkah yang bisa
dilakukan adalah:
 Mengurangi asupan gula dalam makanan.
 Memperbanyak makan buah dan sayur.
 Membatasi konsumsi minuman berkafein.
 Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
 Mengelola stres dengan baik.
 Melakukan olahraga secara rutin.
 Makan cemilan dengan sedikit karbohidrat sebelum tidur.
 Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
Jika mengalami gangguan mental yang cukup parah, penderita perlu
menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Demikian juga jika penderita
tidak bisa menjalani perawatan mandiri atau sampai melakukan tindakan
yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
1.8 Komplikasi Gangguan Mental
Gangguan mental dapat menyebabkan komplikasi serius, baik pada fisik, emosi,
maupun perilaku. Bahkan, satu gangguan mental yang tidak diatasi bisa memicu
gangguan mental lainnya. Beberapa komplikasi yang bisa muncul adalah:
 Perasaan tidak bahagia dalam hidup.
 Konflik dengan anggota keluarga.
 Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
 Terasing dari kehidupan sosial.
 Kecanduan rokok, alkohol, atau NAPZA.
 Keinginan untuk bunuh diri dan mencelakai orang lain.
 Terjerat masalah hukum dan keuangan.
 Rentan sakit akibat sistem kekebalan tubuh menurun.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gangguan mental adalah penyakit yang mempengaruhi emosi, pola pikir, dan
perilaku penderitanya. Gangguan mental juga dapat disebut sebagai penyimpangan
dari norma-norma perilaku yang mana mencakup pikiran, tindakan dan perasaan
penderitanya. Penampilan gangguan mental niasanya berupa gejala-gejala,seperti
banyak konflik batin,komunikasi sosial terputus dan adanya disorientasi sosial,serta
ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius.
3.2 Saran
Pahamilah masalah gangguan mental agar pemahamannya bertambah. Sehingga
mampu menerapkan nantinya didunia lapangan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kesehatan-mental
https://www.google.com/search?
q=pencegahan+gangguan+mental&oq=pencegahan+gangguan+mental&aqs=chrome..69i57j
0l7.9015j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
.

Anda mungkin juga menyukai