PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pangan. Dalam hal ini industri pangan terus berupaya untuk menciptakan
produk pangan, baik dalam bahan mentah maupun produk siap saji. Begitu
pada tahun 2016 sebesar 4,1 ton/ha. Produktivitas timun yang meningkat
disetiap akhir panen dan tidak diolah lebih lanjut untuk menambah nilai guna
dibiarkan dalam kondisi normal (tanpa perlakuan khusus) dalam jangka 3-4
hari. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan petani mengalami penurunan
1
penjualan timun di pasaran, harga komoditi timun menjadi turun dan baik
pembusukkan atau kerusakan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan ialah
bahan pangan dimana pengolahannya, meliputi proses penggaraman, penamba
han bumbu dan lama fermentasi. Perubahan kimia yang terjadi dalam bahan
mikroaerofilik, suhu yang sesuai dan tersedianya bakteri asam laktat (Buckle
et al., 1985 dalam Nataliningsih, 2009). Selain itu mutu hasil fermentasi
dipengaruhi oleh jenis sayuran atau buah yang digunakan, mikroba yang
2
asin, juga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk
bahan pangan. Hal ini dibuktikan pada penelitian Lestari (2014), menyatakan
analisa kualitas sauerkraut dari kol adalah sebesar 2,25% dan 2,5%. Variasi
konsentrasi garam memiliki pengaruh terhadap kadar air, aroma, warna, rasa,
pengaruh yang tidak berbeda terhadap pH, kadar air dan kadar vitamin C
3
B. Rumusan Masalah
sativus L.)?
terhadap sifat kimia (kadar air, pH, dan kadar vitamin C) acar timun
C. Tujuan Penelitian
timun.
fermentasi terhadap sifat kimia (kadar air, pH, dan kadar vitamin C)
acar timun.
D. Manfaat Penelitian
peneliti.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Morfologi Mentimun
(Sumber: Rukmana,1994).
a. Akar
b. Batang
5
Diameter cabang anakan lebih kecil dari batang utama.Pucuk batang
c. Daun
berwarna hijau tua hingga hijau muda, permukaan daun berbulu halus
d. Bunga
jantan dan betina letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman.
e. Buah
bunga yang terdiri satu bakal buah saja (Imdad dan Nawangsih, 2001).
ukuran duri atau kutil yang terserak pada ukuran buah beragam,
6
biasanya lebih jelas terlihat pada buah muda.Warna kulit buah juga
beragam dari hijau pucat hingga hijau sangat gelap, daging bagian
2. Taksonomi Mentimun
3. Jenis Mentimun
ditandai dengan penampilan kulit buah yang tipis, lunak, dan pada saat
agak keras, buah muda berwarna hijau keputih-putihan dan setelah tua
7
berwarna kuning tua. Mentimun wuku mempunyai ciri-ciri kulit buah
agak tebal dan warna buah mudanya agak coklat (Rukmana, 1994).
4. Manfaat Mentimun
tubuh, misalnya untuk kesehatan mata, jaringan epitel (jaringan yang ada
8
5. Kandungan Gizi Mentimun
B. Larutan Garam
tertentu. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan yang
merupakan racun untuk jasad renik. Mikroba perusak yang terdapat dalam
9
buah menjadi mati bila ditambah garam. Jika yang dikombinasikan dengan
asam, daya bunuhnya terhadap jasad renik menjadi lebih kuat. Pemakaian
Clorida) yang penting garam tersebut harus bersih. Garam dapur yang kotor
mengandung banyak zat-zat lain misal MgCl2, CaSo4, atau bahan lainnya.
bahan yang akan diolah. Rasa dan warna produk yang dihasilkan juga akan
garam yang menarik air dari jaringan bahan sehingga akan menjadi media
yang baik bagi pertumbuhan bakteri asam laktat, timbulnya asam laktat akan
10
ditandai adanya aroma busuk. Sedangkan bila konsentrasi garam lebih dari
menjadi gagal.
Selain itu fungsi dari garam ialah sebagai pemberi rasa, masakan tanpa
garam, meskipun diberi bumbu-bumbu yang banyak akan terasa hambar. Dari
beberapa percobaan ternyata, bahwa garam dapat menaikkan rasa manis dari
Tekanan osmotik ini akan mengurangi pertumbuhan dari jasat renik. Tekanan
osmotik ini akan tergantung dari jumlah dan ukuran molekul-molekul dalam
kecil, dalam konsentrasi yang sama dengan larutan gula, mempunyai tekanan
C. Fermentasi
mencerna bahan baku energinya (glukosa) yang berasal dari substrat tempat
11
Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab
menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan dari segi aspek gizi maupun
daya cerna, serta dapat meningkatkan daya simpan. Daulay dan Rachman
bisa difermentasi, asal cukup mengandung gula dan zat gizi lainnya untuk
diperhatikan adalah (Crab, 2012) yaitu: anaerobik, cukup kadar garam, suhu
12
Fermentasi asinan sayur dan buah bertujuan untuk mengawetkan
berperan dalam proses fermentasi ini adalah bakteri pembentuk asam laktat,
sehingga senyawa yang ada dalam bahan dasar sayuran akan dirubah menjadi
larutan garam rendah kira–kira 8 % atau 30 salinometer (Sal); dengan larutan
garam konsentrasi tinggi kira–kira 10,5 % atau 40 Sal; atau dengan
fermentasi tersebut. Bahan harus dipilih yang segar, tidak cacat, seragam, dan
tidak berjamur.
merupakan substrat utama fermentasi yang akan diubah menjadi asam laktat
dan senyawa – senyawa lain. Kandungan gula yang baik untuk fermentasi
asam laktat adalah 5–20 %. Untuk bahan yang kandungan gulanya kurang dari
13
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi
1. pH
organisme dapat berfungsi dengan baik dengan selang pH antara 3-4 unit
pH. Biasanya bakteri dapat tumbuh pada pH 4-8, khamir biasanya lebih
2. Suhu
maka hasil akan menurun karena media sebagian akan digunakan untuk
meningkat.
3. Oksigen
14
4. Substrat
E. Acar
Acar adalah sajian berbahan dasar sayur yang difermentasikan. Biasan
ya buah yang digunakan untuk membuat acar adalah timun, wortel, cabai
rendahnya nilai kadar kolesterol dan kalori, memiliki kandungan gizi yang
kandungan serat pada timun hilang, mengandung zat besi, vitamin C dan K,
Hal tersebut dapat membantu untuk menyerang molekul yang dapat merusak
cukaatau jeruk nipis pada saat proses mengolahnya. Namun tingkat keasaman
yang diberikan oleh acar tergantung pada selera setiap orang yang berbeda.
Karena ada acar yang lebih menonjolkan rasa manis daripada asamnya.
1. Perlakuan pendahuluan
15
pertumbuhan mikroba atau kerusakan mekanis selama penanganan bahan.
2. Penggaraman
osmosis. Cairan bahan yang banyak mengandung gula, protein, lemak dan
mikroba lain. Besarnya tekanan osmosis ini tergantung pada jumlah dan
tekanan osmose yang besar. Garam yang digunakan harus bersih dan tidak
bahan – bahan lain. Pada saat cairan bahan keluar dari bahan, garam akan
diserap oleh bahan sehingga bahan menjadi kukuh dan renyah. Akibat dari
peristiwa ini konsentrasi garam dalam larutan akan turun. Hal ini akan
16
Teknik penggaraman pada fermentasi asinan sayur dan buah ada dua
minggu.
faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan asinan dan buah sayur
a. Bahan dasar
b. Garam
c. Air
d. Suhu
e. Oksigen
17
F. Pengolahan Fermentasi Acar Timun
difermentasikan.
asam, cukup aman dari kerusakan oleh mikroorganisme dan dapat disimpan
Untuk sayur dan buah misalnya kubis atau mentimun, fermentasi yang
terjadi ialah fermentasi asam laktat. Produk yang dihasilkan berupa asinan
18
disukai yang kecil, cukup muda dan segar dengan daging buah yang keras,
fermentasi yang berlangsung selama dua minggu atau lebih tergantung dari
G. Enzim
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang
menjadi molekul lain yang disebut produk. Enzim tersusun atas asam-asam
1. Pada suhu yang tinggi enzim rusak. Kemudian, pada suhu yang
rendah atau nol derajat celcius atau di bawahnya, enzim tidak dapat
bekerja meski tidak rusak. Pada suhu yang rendah sisi aktif atau
19
suhu yang tinggi bagian ini akan mengalami yang dinamakan dengan
denaturasi.
20
H. Penelitian yang relevan
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
wadah kaca, pisau, gelas ukur, gelar beker, labu ukur, pengaduk kayu/plastik,
kertas saring, erlemeyer, pipet tetes, batang pengaduk, alumunium foil, labu
diperoleh dari pasar tradisional (Inpres Naikoten I Kota Kupang), larutan pati
1%, larutan iodin 0,01 N, garam dapur (merek dolphin dan garam lokal), gula
C. Metode penelitian
faktorial yakni konsentrasi larutan garam (merek dolphin dan lokal) (G) 2%,
2,25% dan 2.5% (Hayati dkk, 2017) dan lama fermentasi (T) 2 hari, 4 hari dan
6 hari (Azka dkk, 2018). Penelitian ini menggunakan 2 kali ulangan dengan
kombinasi perlakuan.
22
D. Prosedur penelitian
1. Tahap persiapan
bahan yang muda, bertekstur keras dan bebas dari segala bentuk cacat.
2. Preparasi Sampel
a. Pembuatan NaCl
Pembuatan NaCl (merek. dolphin dan Lokal) 2%, 2,25% dan 2,5%
gram, 2,25gram dan 2,5 gram dan ditambahkan aquades hingga 100
ml dan dihomogenkan.
2
Konsentrasi 2% = x 100 ml = 2 g
100
2,25
Konsentrasi 2,25% = x 100 ml = 2,25 g
100
2,5
Konsentrasi 2,5% = x 100 ml = 2,5 g
100
b. Pembuatan bumbu
23
merah yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 1 gram. Jahe dan
c. Penggaraman
pahit, dicuci hingga bersih. Kemudian kulit timun dikupas dan dibelah
dengan ukuran ± 1,5 cm. Ditimbang sebanyak 100 gram pada setiap
dengan perlakuan yaitu, G1= 2 hari, G2= 4 hari, G3=6 hari disimpan
24
E. Perlakuan Penelitian
25
T3 G3T3
G3 T3 U1
G3 T3 U2
Konsentrasi larutan garam (G) Lama fermentasi (T) Merek garam Ulangan (U)
G3 :2,5% T3 : 6 hari
F. Parameter Pengamatan
meliputi aroma, rasa dan tekstur. Panelis yang terlibat dalam pengujian ini
26
a. Panel konsumen berdasarkan usia yaitu 3 panelis mewakili usia anak-
anak (umur 7-16 tahun) 3 panelis mewakili usia dewasa (umur 17-29
Uji organoleptik ini panelis harus berada dalam kondisi sehat serta
Metode uji Hedonic Scale Scoring dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
c. Panelis dijelaskan terlebih dahulu mengenai sampel dan atribut mutu yang
akan diujikan.
27
e. Panelis dipersilahkan untuk menyicipi sampel acar timun. Sebelum masuk
28
2) Kemudian pH meter dinyalakan dan dibiarkan hingga stabil (15-
gelas ukur.
29
3. Analisis Data
Data uji organoleptik dianalisis menggunakan ANOVA dengan softw
organoleptik.
30
BAB IV
permukaan kulit yang licin dan halus, berwarna hijau terang, serta bebas
sedangkan garam lokal dibeli di Oebelo sebagai salah satu lokasi penghasil
31
sudah berstandar SNI dan BPOM, sedangkan garam lokal merupakan jenis
anak-anak (umur 7-16 tahun) 3 panelis mewakili usia dewasa (umur 17-29
tahun) dan 3 panelis mewakili orang tua (umur 30-60 tahun) sebagai panel
Panelis yang digunkan dalam uji organoleptik merupakan panelis yang telah
mau berpartisipasi.
3. Berbadan sehat, bebas dari penyakit THT, tidak buuta warna serta
gangguan psikologis.
32
4. Tidak menolak akan makanan yang diuji (tidak alergi).
8. Tidak memakan makanan yang sangat pedas pada saat makan siang
penilaian.
tangan dengan sabun yang tidak berbau pada saat dilakukan uji aroma.
konsentrasi larutan garam 2,5% dengan lama fermentasi 2 hari. Hal ini
menunjukkan bahwa menurut panelis secara aroma, rasa dan tekstur acar
acar timun yang tidak tajam serta beraroma khas timun dengan rasa yang
gurih, dan tekstur acar timun yang renyah dan tidak lunak ketika dimakan.
fermentasi 6 hari dimana panelis menyatakan sangat tidak suka terhadap acar
timun dengan kombinasi tersebut. Hal ini karena acar timun dengan
33
kombinasi tersebut dinilai memiliki aroma yang sangat tajam dan beraroma
asam dengan rasa acar timun yang tidak gurih, serta tekstur timun yang tidak
gas yaitu Lactobacillus brevis yang menghasilkan aroma asam yang tajam
produk bahan pangan. Selain itu penggunaan konsentrasi garam yang terlalu
rendah (kurang dari 2,5%) akan menyebabkan penarikan cairan dari jaringan
paling disukai yaitu acar timun yang diolah menggunakan garam dolphin. Hal
ini diduga aroma acar timun yang diolah menggunakan garam dolphin lebih
tercium segar dengan rasa gurih dan asin yang enak dan tekstur timun yang
tidak lunak dan renyah. Perbedaan hasil uji hedonik dalam setiap pengujian
juga dapat dipengaruhi oleh faktor perbedaan jarak waktu antar pengujian.
yang diuji sehingga dalam pengujian hasil penilaian kesukaan aroma, rasa dan
34
1. Pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi terhadap
aroma
Aroma
Konsentrasi Hari Skala uji
STS TS S SS
2% 2 6 6
4 7 5
6 12
2,25% 2 7 4 1
Dolphin 4 9 3
6 7 5
l
2,5% 2 5 7
4 6 6
6 6 6
2% 2 10 2
4 2 10
6 12
2,25% 2 4 7 1
Lokal 4 2 10
6 10 2
2,5% 2 8 4
4 6 6
6 6 6
Keterangan -STS (sangat tidak suka), TS (tidak suka), S (Suka), SS (sangat suka)
tertinggi pada perlakuan 2,5% dengan lama fermentasi 2 hari dimana panelis
menyatakan suka karena aroma acar timun dinilai masih tercium khas acar
35
menambah aroma yang khas pada olahan acar timun. Selain itu dapat
disebabkan adanya proses oksidasi yang belum berlanjut sehingga aroma tajam
dan berbau asam yang dihasilkan dapat terhambat prosesnya (Tumbelaka dkk,
suka terhadap aroma acar timun dengan kombinasi tersebut. Hal ini karena
memiliki aroma yang sangat asam dan tidak segar ketika dimakan. Adanya
semakin lama suatu bahan pangan difermentasi maka akan menurunkan mutu
dan penerimaan panelis terhadap aroma suatu bahan pangan. Hal ini didukung
oleh Sediaoetama (2006), yang menyatakan bahwa aroma dan cita rasa memiliki
peranan penting bagi penentuan derajat penerimaan dan kualitas mutu suatu
bahan pangan.
garam dan lama fermentasi pada acar timun tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap aroma acar timun dimana konsentrasi larutan garam diperoleh F
tidak ditemukan adanya interaksi antara konsentrasi larutan garam dengan lama
diuji lanjut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmani dkk, (2007), bahwa
36
perlakuan konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi tidak memberikan
perbedaan yang nyata terhadap tingkat kesukaan panelis untuk aroma, karena
Rasa
Konsentrasi Hari Skala uji
STS TS S SS
2% 2 9 3
4 3 9
Dolphi 6 11 1
n 2,25% 2 6 5 1
l 4 8 4
6 5 7
2,5% 2 3 9
4 9 3
6 12
2% 2 10 2
4 6 6
6 10 2
Lokal 2,25% 2 6 5 1
4 9 3
6 12
2,5% 2 6 6
4 3 9
6 12
Keterangan -STS (sangat tidak suka), TS (tidak suka), S (Suka), SS (sangat suka)
37
2,5%, hal ini sesuai pada penelitian Hayati (2017), yang menunjukkan
konsentrasi garam terbaik pada kualitas sauerkraut dari kol adalah 2,5%
dengan lama fermentasi 2 hari dimana panelis menyatakan suka terhadap rasa
acar timun yang dinilai masih gurih, rasa khas acar timun dan masih layak
menyatakan sangat tidak suka dengan rasa acar timunkarena dinilai tidak
gurih, terasa asam dan tidak khas acar timun ketika dimakan.
konsentrasi larutan garam, semakin tinggi pula nilai kesukaan panelis terhadap
rasa acar timun. Konsentrasi larutan garam yang tinggi diduga dapat
rasa acar timun. Moelyanto (1982), menyatakan bahwa jumlah garam yang
digunakan sangat menentukan tingkat keasinan dan daya simpan suatu produk
pengaruh terhadap penilaian rasa acar timun yaitu ada yang menyukai produk
dengan konsentrasi garam yang tinggi dan ada juga yang tidak menyukai.
38
Berdasarkan hasil analisis anova diperoleh perlakuan konsentrasi
konsentrasi larutan garam 2,25% dan 2,5%. Konsentrasi larutan garam 2,25%
garam 2,25%.
acar timun. Hal ini diduga karena pada pembuatan acar timun menggunakan
ditimbulkan oleh bahan pangan bisa berasal dari bahan pangan itu sendiri atau
pada saat proses yang ditambahkan dengan zat lain sehingga rasa aslinya bisa
berkurang atau bertambah. Selain itu rasa yang terdapat pada produk makanan
39
dapat berubah dari rasa yang sebenarnya atau rasa yang diharapkan tergantung
Tekstur
Konsentrasi Hari Skala uji
STS TS S SS
2% 2 6 6
4 11 1
Dolphi 6 10 2
n 2,25% 2 6 6
l 4 5 7
6 3 9
2,5% 2 7 5
4 8 4
6 12
2% 2 3 9
4 9 3
6 12
Lokal 2,25% 2 10 1 1
4 9 3
6 8 4
2,5% 2 8 4
4 7 5
6 12
Keterangan -STS (sangat tidak suka), TS (tidak suka), S (Suka), SS (sangat suka)
40
fermentasi 6 hari dimana panelis menyatakan sangat tidak suka dengan tekstur
acar timun yang sangat tidak renyah ketika dikunyah. Sedangkan nilai
tekstur acar timun yang dinilai masih renyah ketika dikunyah. Hal ini diduga
karena semakin lama fermentasi tekstur acar timun akan menjadi lebih lunak
terhadap tekstur. Hal ini diduga karena semakin lama fermentasi tekstur acar
timun akan menjadi lebih lunak dan berair sehingga secara langsung dapat
nyata terhadap tekstur acar timun F hitung diperoleh 3,590 dengan tingkat
konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi pada tekstur acar timun
konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi pada organoleptik tekstur acar
41
Tabel 4.4. Pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi terhadap
tekstur taraf 5%
Keterangan :
yang berbeda memberikan tekstur acar timun yang berbeda, hal ini
apabila semakin pekat konsentrasi larutan garam maka akan semakin lunak
acar timun yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan terjadinya difusi osmosis
42
pada acar timun, yaitu adanya perpindahan cairan dari medium yang cair ke
medium yang pekat, dan juga adanya perpindahan larutan dari medium yang
lingkungannya. Pada acar timun ini medium pekat larutan garam akan masuk
tekanan osmosis hal ini juga turut diduga disebabkan oleh adanya kapang dan
khamir yang tumbuh dimana nutrisi yang tersedia pada konsentrasi larutan
garam 2,5% lebih banyak maka kapang dan khamir yang tumbuh lebih
tekanan osmosis. Pada saat cairan bahan keluar dari bahan, garam akan
diserap oleh bahan sehingga bahan menjadi kukuh dan renyah. Selain itu,
menyumbang banyak air keluar sel, sehingga membuat acar timun menjadi
lunak.
43
Pengaruh lama fermentasi terhadap tekstur dapat dilihat bahwa pada
hari namun, berbeda tidak nyata dengan lama fermentasi 4 hari. Hal ini
diduga pada lama fermentasi 2 hari kapang dan khamir yang menyebabkan
pelunakan pada tekstur acar timun belum banyak tumbuh karenanya kapang
dan khamir pada lama fermentasi 2 hari diduga baru mencapai tahap
mempengaruhi pelunakan pada tekstur acar timun. Hal ini di dukung oleh
Hartuti dan Sinaga (1999), yang menyatakan bahwa kapang dan khamir
Pengujian bahan pangan tidak terlepas dari adanya uji kadar air.
Kadar air merupakan suatu karakteristik yang penting dalam bahan pangan
karena dapat mempengaruhi cita rasa, penampakan, dan tekstur. Kadar air
dalam suatu bahan pangan juga turut menentukan kesegaran dan daya awet
44
berkembangbiak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan
(Winarno, 2007). Pengujian terhadap kadar air produk olahan acar timun
menunjukkan bahwa acar timun memiliki kadar air yang sangat tinggi. Hasil
Tabel 4.5. Pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi terhadap
kadar air
Berdasarkan hasil pengujian kadar air tertinggi dapat dilihat pada acar
air tertinggi pada perlakuan kosentrasi larutan garam lokal 2% dan lama
fermentasi 2 hari sebesar 95,5%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah
konsentrasi garam dan lama fermentasi yang diberikan pada olahan acar timun
maka semakin tinggi kadar air yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi
larutan garam yang digunakan, semakin rendah kadar air acar timun.
dalam larutan garam akan menyebabkan garam menarik kandungan air dari
45
timun sehingga air terlepas dari jaringan timun. Hal ini didukung oleh Buckle,
at al.,(2009), yang menyatakan bahwa garam mampu menyerap air dan zat
gizi dalam jaringan tumbuhan sehingga cairan keluar dari sayuran. Pemberian
sehingga menurunkan jumlah air bebasnya. Garam juga dapat menarik cairan
Semakin lama fermentasi maka kadar air acar timun akan semakin
mengalami penguapan, sehingga kadar air yang terdapat pada bahan akan
lama fermentasi 2 hari maka pengujian kadar air berbeda dengan hasil
lama fermentasi terhadap kadar air lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.3.
46
120
100
60
40 Dolphin
Lokal
20
0
1 2 3
Gambar 4.3. Grafik pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama fermentasi
terhadap kadar air
berkisar antara 3,0 – 4,9. Konsentrasi hidrogen aktif atau biasa dinyatakan
Tabel 4.6 Hasil pengujian pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama
fermentasi terhadap pH
Merek garam Konsentrasi pH
2 hari 4 hari 6 hari
Dolphin 2% 4,9 3,7 3,5
2,25% 3,8 3,6 3,4
2,5% 3,5 3,4 3,2
Lokal 2% 4,5 3,4 3,3
2,25% 4 3,2 3,2
2,5% 3,7 3,0 2,9
47
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada acar timun
menggunakan garam dolphin dan lokal memiliki nilai pH tertinggi yaitu pada
konsentrasi larutan garam 2% dan lama fermentasi 2 hari dengan nilai pH 4,9.
dengan lama fermentasi 6 hari dengan nilai pH 2,9. Pengukuran nilai pH yang
berbeda-beda pada tiap perlakuan diduga disebabkan oleh jumlah asam yang
dihasilkan selama proses fermentasi berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan kadar asam laktat yang dihasilkan selama fermentasi yang diikuti
asam laktat sebagai produk utama hasil metabolisme bakteri asam laktat
(Winarno, 2007). Akivitas garam pada olah acar timun dapat memberikan
garam akan terurai menjadi molekul-molekul penyusun ion Na+ dan Cl- yang
menyebabkan penurunan kadar garam. Ion Na+ diperlukan oleh bakteri asam
laktat sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan bakteri asam laktat.
Sedangkan ion-ion Cl-akan berikatan dengan air bebas pada bahan yang dapat
48
Lama fermentasi dapat berpengaruh terhadap nilai pH suatu produk
dimana lamanya waktu fermentasi dapat berpengaruh terhadap total asam dan
asam laktat yang dihasilkan sehingga dapat menyebabkan nilai pH rendah atau
menurun (Subagia dan Palginadi 1996 dalam Wulan, 2004). Hal ini
perlakuan terbaik konsentrasi 2,5% dengan lama fermentasi 2 hari maka nilai
dan lama fermentasi terhadap pH lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
4.4.
6
5
4
3
pH
2
1 Dolphin
Lokal
0
1 2 3
Lama fermentasi
49
E. Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam dan Lama Fermentasi terhadap
Kandungan Vitamin C
dalam erlemeyer berubah warna dari larutan yang bening menjadi biru violet.
bahwa proses titrasi mencapai titik akhir. Fungsi larutan iod ialah pereaksi
sebagai indikator.
Tabel 4.7. Hasil pengujian pengaruh konsentrasi larutan garam dan lama
fermentasi terhadap kandungan vitamin C
Merek garam Konsentrasi Kandungan Vitamin C (mg/100g)
2 hari 4 hari 6 hari
Dolphin 2% 6,15 4,09 2,28
2,25% 5,45 3,56 1,93
2,5% 4,74 3,03 1,58
Lokal 2% 3,34 2,50 1,23
2,25% 2,46 1,97 0,87
2,5% 1,93 1,45 0,52
fermentasi 2 hari pada garam dolphin sebanyak 6,15 (mg/100g) dan garam
50
konsentrasi 2,5% dengan lama fermentasi 6 hari sebanyak 1,58 (mg/100g) dan
yaitu dengan menggunakan garam dolphin dengan konsentrasi 2,5% . Hal ini
diduga garam dolphin merupakan jenis garam iodium yang mampu menjaga
pertumbuhan kelenjar gondok atau tiroksin. Selain itu jenis garam dolphin
merupakan garam industri yang secara kualitas telah memenuhi standar SNI
merupakan jenis garam hasil petani lokal yang diproduksi secara tradisional,
sehingga secara kualitas belum layak untuk dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan
terdapat pada bahan. Hal ini disebabkan sifat vitamin C yang mudah larut
kandungan air yang menurun dan disertai oleh vitamin C yang terlarut. Hal ini
51
gula dan garam, pH, oksigen, sinar, katalis logam, konsentrasi inisial asam
vitamin C pada produk acar timun. Penurunan kandungan vitamin C pada acar
timun dapat disebabkan karena pada penambahan garam, terjadi lisis pada
lisis, sehingga terjadi plasmolisis atau keluarnya cairan dari dalam bahan
fermentasi 2 hari jika dibandingkan dengan lama fermentasi 4 hari dan 6 hari.
golongan vitamin yang larut dalam air sehingga semakin lama fermentasi
semakin sedikit kandungan vitamin C yang terdapat dalam acar timun. Selain
anaerobik.
52
sayuran yang berlebihan dapat menyebabkan enzim akan terbebaskan
sebagian selnya akan rusak dan terpotong hingga isinya termasuk vitamin C
konsentrasi larutan garam 2,5% dan lama fermentasi 2 hari termasuk dalam
Gambar 4.5.
7
6
Kandungan Vitamin C
5
4
(mg/100g)
3
2
1 Dolphin
0 Lokal
2% 2,25% 2,5% 2% 2,25% 2,5% 2% 2,25% 2,5%
2 hari 4 hari 6 hari
Lama fermentasi
Sehingga secara keseluruhan mutu atau kualitas suatu bahan pangan dapat
53
yang dihasilkan pun mampu bersaing dan layak sebagai penambah nilai
produktivitas dan nilai jual bahan pangan. Pengolahan dan pemilihan bahan yang
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Semakin tinggi konsentrasi larutan garam dan semakin cepat fermentasi dapat
meningkatkan nilai kesukaan rata-rata panelis 2,58 terhadap aroma, rasa dan
2. Semakin rendah konsentrasi larutan garam dan semakin lama fermentasi dapat
menurunkan kadar air 82%, dan nilai pH 2,9 (asam), sedangkan semakin tinggi
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang identifikasi jenis mikroba yang ada
pada acar timun, yaitu diantaranya bakteri asam laktat sehingga dapat
mengetahui jenis mikroba yang tumbuh pada saat fermentasi acar timun
tersebut.
55
3. Bagi masyarakat, acar timun jangan difermentasi dalam waktu yang lebih lama
tanpa perlakuan, fermentasi acar timun yang baik dan masih layak dikonsumsi
4. Perlu dilakukan variasi produk berbahan dasar timun yang bernilai jual
56
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wotton, M. 2010. Ilmu Pangan.
Terjemahan H. Purnomo dan Adiano. UI-Press. Jakarta.
57
Caesarra. 2015. Acar. Diakses pada :http://www.kerjanya.net/fag/18516-
acar.html. Onlinepada : Senin, 25 Februari 2019 19:00 WITA di
Kupang.
Crab. 2012. Pengolahan Pangan dan Fermentasi. Diakses pada :http://
www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/878-pengolahan-pangan-
dengan-fermentasi. Online pada : Kamis, 28 Februari 2019 19:00 WITA
di Kupang.
Daulay, D., dan Rachman. 1992. Teknologi Fermentasi Sayuran dan Buah-
buahan. PAU Pangan dan Gizi.IPB. Bogor.
Gaman, M dan Sherrington, K.B. 1981. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi.Ed ke-2. UGM.Yogyakarta.
Hartuti dan Sinaga. 1999. Pengaruh Penambahan CaCl2 dan cara pengemasan
terhadap mutu dan Khimci Pakchoi. Lembang. Bandung.
58
Indah. 2017. Pengaruh penambahan konsentrasi garam dan gula pada
pembuatanpikel tomat organik. Jurnal Jurusan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknik. Universitas Pasundan.Bandung.
Kartika, B., Hastuti P., dan Supartono, W. 1987. Pedoman Uji Indrawi Bahan
Pangan. UGM. Yogyakarta.
Meilgaard, M., Civille G, V., Carr B,T. 2000. Sensory Evaluation Techiques.
CRC Press. Boca Raton.
59
Nurdjanah, S. dan Yuliani, N. 2009. Sensori Pikel Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
Batatas L.) yang Difermentasi Spontan pada Berbagai Tingkat
Konsentrasi Garam. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Vol.
14, No.2. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
60
Ranganna, S. 1997. Manual Of Analysis Of Fruit And Vegetable
Products.McGraw Hill. New Delhi.
Saltveit, M.E. 1989. A kinetic examination of ion leakage from chilled tomato
pericarp disks. Acta Horticultura2 258: 617-622.
Sharma, O.P. 2002. Plant Taxonomy. Tata McGraw, Hill Publishing Company
Limited. New Delhi. 301 hal.
Sediaoetama.2006. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Dian
Rakyat. Jakarta.
61
Suryadi. 2002. Saurkraut Asinan. Diakses pada : http//ysuryadi.blogspot.co.id/
2012/06/sauerkraut-asinan.html. Online pada : Senin, 10 juni 2019 19:00
WITA di Kupang.
Taylor. 2012. Fermentasi Sayur. Diakses pada : http://
mustugino.blogspot.co.id/2012/12/fermentasi.html. Online pada :
Jumat,1 Maret 2019 19:00 WITA di Kupang.
62
LAMPIRAN
63
Lampiran I. Diagram Alir
Sterilisasi alat-alat
Konsentrasi
larutan garam:
G1=2% Pembuatan NaCl
G2=2,25%
G2=2,5%
Timun di potong kubus ±1,5 cm
Lama fermentasi
T1 :2 hari Difermentasi
T2 :4 hari Dilakukan analisis:
1. Kadar air
2. pH
3. Kadar Vitamin
c
64
Lampiran II. Tabel Uji Organoleptik
Nama penelis :
Jenis Kelamin :
Umur :
No. Sampel :
Instruksi Cicipilah sampel acar timun yang disediakan, dan nyatakan kesukaan anda terhadap aroma, rasa
dan tekstur dengan memberikan skor (1-4) dengan memberikan tanda (X) pada kolom yang
disediakan.
Tidak tajam
Tajam
Sangat tajam
Tidak gurih
Gurih
Sangat gurih
Tidak renyah
Renyah
Sangat renyah
65