Anda di halaman 1dari 10

RESUME

CHAPTER 7 INTERVIEWING CANDIDATES

Disusun Oleh :

Nandito Putra Lintyawan_02_20808141122

Kelas D20

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta


Definisi dari wawancara sendiri adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mencari
informasi terhadap seseorang atau sesuatu secara lisan atau oral terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang sedang diajukan. Di chapter ini akan lebih di fokuskan kepada selection
interview atau bisa disebut sebagai prosedur seleksi yang digunakan untuk mengetahui
seberapa baik kinerja suatu karyawan di masa mendatang berdasarkan responnya secara
langsung.

Klasifikasi Wawancara

Wawancara dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam hal, yaitu struktur, konten atau
tipe pertanyaan yang diajukan nantinya saat wawancara, dan juga pelaksanaan interview.

1. Wawancara menurut struktur.


Klasifikasi wawancara menurut struktur dibagi menjadi dua yaitu wawancara tidak
terstruktur dan wawancara yang terstruktur.
a) Wawancara terstruktur
Ketika manajer menggunakan wawancara struktur maka manajer tersebut sudah
menyiapkan format pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan ketika wawancara
sedang berlangsung. Contoh-contoh pertanyaan yang biasanya digunakan dalam
wawancara terstruktur adalah apa pekerjaan pertamanya? dan Bagaimana dia
mendapatkan pekerjaan tersebut?. Respon yang telah diberikan kemudian akan di
evaluasi oleh manajer dan diberi nilai sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
sebelumnya.
b) Wawancara tidak terstruktur
Berbeda dengan wawancara terstruktur ketika manajer menggunakan wawancara
yang tidak terstruktur maka format pertanyaan tidak perlu dipersiapkan terlebih
dahulu. Biasanya manajer akan menyesuaikan dengan kondisi saat wawancara
berlangsung. Tipe-tipe pertanyaan yang digunakan dalam wawancara tidak
terstruktur biasanya pertanyaan yang umum sehingga tidak memiliki jawaban yang
benar dan salah.
Tipe manakah yang seharusnya digunakan? Tipe wawancara terstruktur lebih baik
digunakan agar mendapatkan informasi yang valid dan reliable. Dengan wawancara
terstruktur pula bisa mengurangi subjektiviras dan resiko bias terhadap informasi
yang diberikan. Wawancara terstruktur juga membantu para pewawancara yang
kurang ahli, dan dengan wawancara terstruktur bisa melakukan standarisasi
terhadap format yang membuat adanya konsistensi penilaian antar kandidat.
Sehingga dalam perekrutan karyawan baru lebih disarankan untuk menggunakan
wawancara yang terstruktur.
2. Wawancara berdasarkan konten atau jenis pertanyaan
a) Pertanyaan situasional
Pertanyaan situasional yang dimaksud adalah pertanyaan-pertanyaan yang
mengajukan kepada kondisi seseorang ketika berada dalam situasi tertentu.
Biasanya manajer akan menanyakan pertanyaan kepada si pencari kerja seperti
bagaimana anda menyikapi situasi dimana anda harus dipekerjakan dengan orang
yang pemalas atau lain sebagainnya. Biasanya pertanyaan situasional akan tidak
jauh dari bagaimana pencari kerja bereaksi terhadap keadaan tertentu di masa yang
akan datang.
b) Pertanyaan behavioral
Pertanyaan behavioral hampir sama dengan pertanyaan situasional tetapi yang
membedakan adalah keadaan yang dipertanyakan sudah pernah terjadi.
Pewawancara ingin mengetahui sikap yang diambil oleh pelamar kerja ketika
menghadapi situasi yang pernah terjadi, misalnya pewawancara akan melontarkan
pertanyaan seperti ceritakan pengalaman anda bekerja dengan orang yang pemalas,
dan bagaimana anda merubah situasi tersebut menjadi lebih baik? Dan lain
sebagainnya.
c) Pertanyaan lainnya
Contoh dari pertanyaan-pertanyaan lainnya adalah sebagai berikut :
 Job-related interview : Pertanyaan ini menyangkut pengalaman sang pelamar
kerja di masa lalu yang masih relevan dengan pekerjaan yang ingin
dimasuki.
 Stress Interview : Stress interview biasanya membuat sang pelamar kerja
dibuat se tidak nyaman mungkin untuk mengetahui tingkat toleransi dan
sensitifitas si pelamar.
 Puzzle Interview : biasanya mengajukan berbagai pertanyaan untuk
mengukur seberapa besar stress yang nantinya mungkin akan di hadapi oleh
si pelamar.
3. Wawancara berdasarkan pelaksanaannya
a) One on one
Dalam sistem wawancara ini pewawancara akan menghadapi satu pelamar kerja.
Sehingga si pewawancara bisa lebih focus terhadap satu pelamar kerja saja.
b) Panels of interview
Di panels of interview satu pelamar kerja akan diwawancarai oleh beberapa
pewawancara. Dengan hal ini subjektifitas bisa berkurang.
c) Video/Web assisted interviews
Dalam proses wawancara si pewawancara dan juga pelamar kerja akan dibantu
dengan berbagai aplikasi video atau web misalnya skype, zoom, atau google
meet. Dengan hal ini maka pewawancara dan juga pelamar kerja tidak perlu
bertemu secara langsung.
d) Computerized
Di tipe wawancara ini setiap respon atau tanggapan yang diberikan oleh pelamar
kerja akan masuk melalui sistem komputerisasi. Misalkan si pelamar kerja diberi
tipe pertanyaan multiple choice, kemudian si pelamar diminta untuk menjawab
pertanyaan tersebut secara cepat sehingga dibutuhkan konstentrasi yang cukup
tinggi.
e) Second life
Second life berarti kehidupan kedua yang artinya pelamar kerja bisa
menggunakan avatar lain selain dirinya sendiri. Tipe ini juga termasuk
wawancara komputerisasi.
f) Speed dating
Seperti dengan namanya tipe wawancara ini memiliki waktu yang cepat.
Beberapa pelamar kerja akan mengirimkan email sesuai dengan posisi yang
diiklankan. Kemudian si pelamar kerja akan mingle dengan karyawan
perusahaan dengan cara one on one contact selama beberapa menit dan
selanjutnya akan dipilih beberapa pelamar kerja untuk di interview.
g) Bain dan company case interview
Wawancara ini masih masuk kedalam tipe wawancara yang dibantu sistem
komputerisasi. Pelamar kerja akan diberikan sebuah kasus nyata yang terjadi di
dalam sebuah perusahaan yang kemudian diminta untuk memberikan feedback
berupa solusi. Hal ini membuat pewawancara bisa mengetahui bagaimana si
pelamar mengatasi kasus tersebut.

Tips Bagaimana Cara Untuk Membuat Wawancara Menjadi Berguna


1. Menggunakan tipe interview yang situasional dan terstruktur agar informasi yang
didapat relevan dan juga actual.
2. Berhati-hati dalam melihat sebuah ciri apa saja yang bisa didapatkan saat interview.
3. Berhati-hati terhadap eror ataupun masalah yang dapat terjadi saat interview
dilaksanakan.

Eror yang Dapat Merusak Kegunaan Interview

Berikut adalah berbagai macam eror yang dapat terjadi sehingga mengurangi fungsi dari
wawancara itu sendiri :

1. First Impression
Tidak sedikit pewawancara yang menghakimi si pelamar bahwa pelamar tersebut
tidak cocok bahkan sebelum wawancara dimulai. First impression yang jelek akan
merubah mood seorang pewawancara sehingga kegunaan dari interview tersebut bisa
berkurang. Kesalahan dalam first impression itu sendiri adalah :
a) Pewawancara lebih mudah dipengaruhi oleh infromasi yang tidak baik
dibandingan dengan kebaikan yang dimiliki oleh si pelamar kerja.
b) Pewawancara lebih mudah beralih dari yang tadinya menyukai pelamar kerja
menjadi tidak menyukai dari pada yang awalnya tidak menyukai menjadi
menyukai,
2. Banyak pewawancara yang tidak mengecheck ulang apa yang sebenarnya dibutuhkan
untuk pekerjaan tersebut. Sehingga terjadi kekurangan informasi yang diperlukan
untuk mengisi pekerjaan yang sedang dibutuhkan. Biasanya pewawancara tidak
terlalu peduli dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut saat
mewawancarai pelamar kerja.
3. Candidate-order and pressure to hire
Biasanya akan terjadi bias yang dikarenakan urutan dari pelamar kerja. Misalkan
ketika pewawancara sedang mewawancari pelamar yang seharusnya biasa-biasa saja
akan bisa berubah ketika setelah mewawancarai pelamar yang sangat baik atau sangat
buruk. Padahal jika dipikir-pikir pelamar kerja tersebut hanya biasa saja tetapi bisa
dipengaruhi oleh urutan pelamar kerja.
4. Tingkah laku non verbal dan impresi
Hal ini mirip dengan eror yang sebelumnya yaitu masih sama dengan bias yang bisa
terjadi saat wawancara berlangsung. Bias yang dimaksud dari eror ini adalah bias
dalam penilaian, misalnya adanya perbedaan high and low level eye contact.
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen impresi adalah bias yang bisa terjadi
karena impresi yang dibuat oleh pelamar kerja itu sendiri, misalnya membuat seakan-
akan pelamar kerja dan pewawancara memiliki kepercayaan dan value yang sama dll.
5. Karakteristik personal
Karakteristik personal dari pelamar kerja juga bisa mempengaruhi biasnya penilaian
yang dilakukan oleh pewawancara misalnya ras, disabilitas, gender, dan lain
sebagainya.
6. Perilaku pewawancara
Perilaku pewawancara yang dimaksud adalah ketika pewawancara tidak
memperbolehkan pelamar kerja untuk menjawab secara jelas pertanyaan yang
diajukan sehingga akan tercipta bias yang mengakibatkan pengurangan fungsi dari
wawancara itu sendiri.

Cara Mendesain dan Melaksanakan Interview yang Efektif

Desain interview yang terstruktur dan situasional

Yang dimaksud dengan interview terstruktur dan situasional adalah interview yang memiliki
pertanyaan yang masih relevan dan sudah ditentukan jawabannya terlebih dahulu sebelum
interview dimulai. Hal ini dimaksudkan agar respon yang diberikan oleh si pelamar kerja
dapat di cocokan dengan jawaban yang sebelumnya ditentukan, sehingga dengan respon
tersebut dapat langsung menilai kinerja seseorang.

Berikut adalah tahap ynag diperlukan untuk mendesain sebuah interview :

1. Analisis pekerjaan
Di tahap pertama sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu job description sebelum
wawancara dimulai. Job description yang dimaksud adalah kebutuhan yang
diperlukan dalam pekerjaan tersebut dan lain sebagainya. Hal ini berguna agar
pewawancara tau apa yang perlu digali informasinya dari si pelamar kerja.
2. Memberikan peringkat untuk kewajiban dalam pekerjaan
Di tahap ke dua ini sangat penting untuk memberikan peringkat supaya pewawancara
mengetahui seberapa penting kewajiban atau komponen yang ada di dalam sebuah
pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik kedepannya.
3. Membuat pertanyaan untuk interview
Tahap ke tiga adalah membuat pertanyaan yang nantinya akan di ajukan disaat
wawancara. Pertanyaan tersebut berdasarkan komponen-komponen pekerjaan yang
sudah ditentukan sebelumnya dan pertanyaan tersebut dibuat lebih mendetail agar
informasi yang didapatkan lebih bagus lagi. Jenis-jenis dari pertanyaan yang sering
digunakan adalah seperti job knowledge questions, willingness questions, behavioral
questions, dan lain sebagainya yang biasanya pertanyaan tersebut seolah-olah
menempatkan si pelamar kerja pada situasi kritis.
4. Membuat patokan jawaban dari setiap pertanyaan
Setelah membuat pertanyaan yang ingin diajukan, pewawancara sebaiknya juga
membuat patokan untuk jawaban-jawaban dari segala pertanyaan yang ada agar
proses penilaian lebih mudah.
5. Langkah terakhir adalah menentukan pihak manakah yang harus mewawancarai si
pelamar kerja.

Pelaksanaan interview yang efektif

Berikut adalah langkah yang harus dilakukan agar proses interview dapat berjalan efektif dan
berguna untuk menentukan pelamar kerja yang akan diterima :

1. Langkah pertama adalah memastikan pewawancara paham dengan lowongan pekerjaan


dan mengetahui orang seperti apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut supaya
tidak terjadi bias diantara pewawancara dengan perusahaan.
2. Langkah kedua adalah membuat interview yang terstruktur, yaitu dengan cara :
a) Menyusun pertanyaan yang masih relevan dengan lowongan pekerjaan dan
meminimalkan pertanyaan yang sekiranya tidak berkaitan dengan pekerjaan.
b) Menggunakan tipe pertanyaan seperti job knowledge, situational, dan behavioral.
c) Tidak merubah-rubah pertanyaan untuk seluruh pelamar kerja sehingga seluruh
pelamar mendapatkan pertanyaan yang sama.
d) Menggunakan peringkat untuk setiap jawaban sehingga mempermudah proses
penilaian.
e) Jikalau memungkinkan sebaiknya menggunakan bentuk yang sudah
terstandarisasi.
3. Step ketiga adalah melakukan pengorganisasian dengan baik. Mengorganisasi apa yang
bisa diorganisasi misalnya seperti ruang dengan minimum interupsi dan bisa juga
mereview ulang CV kandidat untuk mendapatkan kembali titik-titik yang bisa menjadi
kelebihan atau kekurangannya, dan lain sebagainya.
4. Menjalin hubungan yang baik antara pewawancara dan pelamar kerja. Di langkah ini
sebaiknya pewawancara bersikap baik dan terlihat friendly dihadapan seluruh pelamar
kerja tanpa memperhatikan perbedaan yang ada.
5. Di langkah kelima pewawancara sebaiknya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya bisa membantu dalam menilai kinerja si pelamar. Contoh hal-hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam proses pengajuan pertanyaan saat wawancara adalah
jangan memberitahukan jawaban yang sebenarnya diinginkan, tidak boleh ada pihak
yang memonopoli hasil interview, jangan menanyakan pertanyaan yang jawabannya ya-
tidak buatlah pertanyaan yang lebih kritis, motivasi si pelamar kerja untuk
memberitahukan pendapat mereka secara menyeluruh, konfirmasi kembali tentang
pendapat pelamar kerja, tanyakan contoh-contoh, dan lain-lain.
6. Langkah ke enam adalah mencatat semua hal yang dianggap penting. Di saat proses
wawancara berlangsung pewawancara diharuskan untuk mencatat point-point yang
dianggap penting dengan jujur dan jelas.
7. Menggunakan etika yang baik untuk menutup interview. Dalam hal menutup interview
pewawancara diharuskan menggunakan nada yang bersifat positif sehingga tidak
menyinggung perasaan pelamar kerja. Misalnya ketika pewawancara ingin menunjukan
kekurangan yang ada dalam si pelamar kerja saat itu pewawancara diharuskan
menggunakan penolakan yang halus seperti walaupun background kamu sangat baik,
tapi ada beberapa applicantsyang backgroundnya lebih dekat dengan apa yang kami
cari, dan lain sebagainya.
8. Tahap terakhir yaitu melakukan review ulang terhadap hasil dari interview yang sudah
dilakukan. Hal ini berguna untuk menilai kembali jawaban dari para pelamar kerja agar
bisa menentukan pelamar kerja yang terbaik.

Kasus THE OUT-OF-CONTROL INTERVIEW

1. Saya pikir panel interview pada dasarnya adalah merupakan wawancara yang
dirancang oleh pewawancara untuk membuat Maria stress dan kemudian mengamati
toleransi stress yang dimiliki Maria. Pada saat pertama-tama wawancara akan
menggunakan strategi untuk menguji toleransi stres dan kemudian memeriksa
pengetahuan dan keterampilan yang dipunyai si pelamar, tetapi pilihan pertanyaan
yang digunakan dalam wawancara ini cukup ceroboh. Pewawancara di Apex
Environmental harus lebih mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang ingin
diajukan dan kemudian bisa mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang diskriminatif
sehingga wawancara dapat diarahkan untuk menguji toleransi stres Maria dalam
kaitannya dengan posisi tersebut yang ingin dia lamar. Menurut saya, dengan
menggunakan lima laki-laki yang ditugaskan untuk mewawancarai bisa membuat
kondisi wawancara sangat tidak nyaman bagi pelamar terutama perempuan. Pelamar
mungkin bisa mengartikan bawha perusahaan tersebut adalah perusahaan yang
mendiskriminasi perempuan. Maka dari itu sebaiknya perusahaan juga menempatkan
beberapa pewawancara perempuan untuk mengurangi bias atau kesalahpahaman
pelamar yang mungkin bisa terjadi.
2. Saya ingin tetap menerima tawaran tersebut selama saya bisa memahami budaya dan
nilai perusahaan. Karena biasanya perusahaan teknik didominasi oleh pekerja laki-
laki, sehingga budaya yang tidak diskriminatif terhadap perempuan menjadi sangat
penting. Jika saya Maria, saya akan berbicara dengan karyawan wanita yang berkerja
di tempat tersebut dan bertanya kepada mereka bagaimana rasanya bekerja di Apex
dan bagaimana mereka diperlakukan sebagai kaum minoritas. Terlepas dari seberapa
baik pekerjaan itu, saya akan tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan pekerjaan
di perusahaan tersebut.
3. 10 pertanyaan yang sekiranya akan saya tanyakan saat interview adalah
 Ceritakan sedikit tentang diri anda
 Jika diminta untuk menjelaskan diri anda hanya dengan satu kata, kata apakah
itu, dan jelaskan mengapa
 Apa kekurangan dan kelebihan yang anda miliki
 Jelaskan kepada saya satu kondisi dimana anda menanggapi masalah yang
terjadi di customer. Masalah apa yang terjadi dan bagaimana anda akan
menanggapi masalah tersebut, dan kemudian jelaskan pendekatan apa yang
akan anda pilih untuk masalah tersebut
 Bagaimana pendidikan dan pengalaman pekerjaan yang suda diberikan kepada
anda mempersiapkan diri anda untuk pekerjaan ini
 Ceritakan kepadaku masalah tehnik apa yang pernah anda alami dan
bagaimana anda menyelesaikan masalah tersebut menggunakan skill yang
anda punyai
 Apa yang membuat anda tertarik untuk menggambil pekerjaan ini di
perusahaan kami, apakah karena kami perusahaan environmental
 Apakah yang anda pikirkan tentang pengendalian polusi yang dilakukan
sebagai seorang insinyur
 Posisi ini akan membuat anda berpergian cukup jauh. Bagaimana komitmen
anda tentang hal ini ketika anda nanti sudah mengambil pekerjaan ini
 Apakah yang anda pikirkan tentang berpergian kelilin dunia sebagai bagian
dari pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai