Anda di halaman 1dari 23

IKHLAS SABAR

DAN BERSYUKUR

Pada memasuki masa masa remaja tentunya mengalami banyak


perubahan, Sebagai Seorang Remaja Aku merasa diriku harus
bersikap dewasa. Di sekolah aku mengenal dan berteman dengan
banyak orang, Pagi itu hari Rabu bel sekolah berbunyi, aku yang
mendengar bel sekolah telah berbunyi bergegas menuju kelasku,
sesampainya di kelas, aku memandang dengan tersenyum kepada
teman temanku dan mengucapkan

”Assalamualaikum” tuturku pada saat masuk kelas tak lama


kemudian teman temanku menjawab ”Waalaikumsalam”,

Aku bergegas Duduk di bangku, tak lama kemudian ketua kelas


memimpin doa sebelum belajar

”Sebelum kita memulai pelajaran hari ini, mari kita berdoa agar
kita diberi kemudahan saat menuntut ilmu dan ilmu yang kita
dapatkan bermanfaat”

”berdoa menurut agama dan kepercayaan masing masing


dimulai” seisi kelas mulai berdoa,

”berdoa selesai.”

”ibu guru masuk ke kelas”

”Selamat pagi anak anak, baik anak anak jam pelajaran pertama
akan saya mulai ya, kalian keluarkan buku kalian dan siap
mengikuti pelajaran Ibu” Ucap ibu Guru Pelajaran Pertama
dimulai, seisi kelas mulai belajar dan memperhatikan materi yang
sedang diterangkan.

Bel istirahat pertama berbunyi berbunyi.

”Kring Kring, Bel Istirahat pertama Berbunyi.”

Aku pergi ke masjid sekolah berniat untuk mengerjakan Shalat


dhuha, aku berjalan ke tempat wudhu pria untuk mengambil air
wudhu lalu aku melaksanakan Shalat dhuha, setelah shalat dhuha
aku berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT.

”Bel Masuk berbunyi.”

Bel masuk berbunyi, aku memakai sepatu lalu bergegas masuk ke


kelas, di tengah perjalanan aku bertemu ibu guru lalu
mengucapkan ”Assalamualaikum Bu” ucapku saat bertemu ibu
guru, tak lama setelah aku mengucapkan salam ibu guru
menjawab salamku kembali ”Waalaikumsalam Nak” dengan raut
wajah tersenyum kemudian aku masuk ke kelas,

sesampainya di kelas aku mendapati ada hal yang janggal di


bangku ku, aku pun sadar hal janggal adalah buku ku yang hilang,
aku panik mendapati hal tersebut,

”Ada yang tau buku ku dimana ?” tanyaku pada seisi kelas dengan
wajah bertanya tanya,
Raditya teman bangku belakang ku tertawa terbahak bahak
melihatku
”Buku catatan yang ini” ucap Raditya dengan wajah tertawa
”Kembalikan buku ku” Ucapku dengan sedikit amarah
Raditya melemparkan buku yang ku cari cari ”seperti itu aja panik”
ucapnya. Aku mengambil buku ku dengan sabar dan berusaha
menahan amarah kepadanya. Guru masuk ke kelas kemudian
Pelajaran selanjutnya pun dimulai.

”Jam Istirahat shalat dhuhur pun tiba”

”Allaahu Akbar, Allaahu Akbar” Suara Adzan yang


dikumandangkan dari masjid Sekolah.

adzan dhuhur sudah dikumandangkan, aku mendengar suara


adzan yang sedang dikumandangkan dari masjid sekolah langsung
bergegas pergi ke masjid untuk segera melaksanakan shalat
dhuhur,

”Ayo rek ke pergi masjid untuk melaksanakan shalat dhuhur”


ucapku mengajak teman teman yang beragama muslim untuk
bersegera melaksanakan shalat dhuhur,

”ayo Za bareng pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat


dhuhur” ucap temanku yang bernama Andi mengajakku pergi ke
Masjid sekolah, aku pun keluar kelas bersama Andi pergi menuju
Masjid sekolah untuk melakukan shalat dhuhur berjamaah, aku
bergegas mengambil air wudhu.

”Luruskan dan rapatkan Shaf” ucap imam shalat dhuhur agar


makmum meluruskan dan merapatkan shaf shalat. Shalat dhuhur
pun telah selesai dan bel masuk telah berbunyi.
”Pakai sepatumu Ndi sekarang !, karena bel masuk sudah
berbunyi” ucapku pada Andi agar segera memakai sepatu

”Sebentar Za, aku pakai sepatu dulu” ucap Andi kepadaku

”Aku dan Andi berjalan menuju kelas”

Dalam perjalanan ke kelas aku dan Andi berpapasan dengan guru


Pendidikan agama islam bernama Pak Amin.

”Assalamualaikum, selamat siang Pak Amin” ucapku dan Andi


Menyapa Pak Amin dengan memberi salam,

”Waalaikumsalam, selamat siang Andi Jauza” balas Pak Amin

”saya dan Andi izin untuk masuk ke kelas pak” ucapku kepada Pak
Amin

”Baikk silahkan kalian masuk ke kelas” balas Pak Amin kepadaku

Kami berdua pun masuk ke kelas untuk melaksanakan Jam


Pelajaran terakhir. Bel Pulang sekolah pun berbunyi

”Kring, Kring”

”Baik anak - anak, silahkan kalian berkemas untuk pulang,


sebelum pulang tolong ketua kelas memimpin doa” ucap Pak Guru
”Sebelum kita pulang, mari lah kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing masing, berdoa dimulai” ucap ketua kelas.
Seisi kelas pun mulai berdoa.

”Berdoa selesai”
”Baikk anak – anak hati hati di jalan, jangan lupa utamakan
keselamatan kalian di jalan” Ucap Pak Guru kepada seisi kelas.

”Pak guru pun keluar dari kelas”

”Untuk yang hari ini kebagian jadwal piket kelas, jangan lupa piket
kelas” Ucap ketua kelas

Aku mengemasi barang barang ku, kemudian bergegas keluar


kelas untuk pulang.

”Rek, aku pulang dulu ya, Assalamualaikum” ucapku kepada seisi


kelas

”Okee hati hati Za, Waalaikumsalam” Ucap Rara dan beberapa


temanku lainnya.

Tak lama aku berlari menuju gerbang sekolah dan menunggu


dijemput oleh orang tuaku. Sudah setengah jam aku menunggu,
namun ibuku tak kunjung datang, dengan sedikit kesal aku pun
akhirnya berniat menelpon orang tuaku, aku pun mengambil
ponsel ku dari tas.

”Halo Assalamualaikum, ibu dimana sekarang ?, kok aku belum


dijemput juga, aku sudah menunggu lama” tanyaku kepada ibu
lewat telpon

”Waalaikumsalam Mas, Ibu lagi ada di jalan, sebelumnya ibu lupa


bilang jika menjemput sedikit lebih telat” Balas ibu kepadaku
”Baikk Ibu, sekarang lanjutkan jalannya agar aku tidak menunggu
lama lagi” Balasku kepada ibu

”Ya sudah mas, ibu tutup telpon nya, ibu mau lanjut jalan dahulu”

Balas ibu lalu menutup telponku.

Tak selang beberapa lama ibu pun datang menjemputku, selang


15 menit akhirnya aku sampai di rumah, sesampainya di rumah
aku segera mengganti baju ku.

”Mas tadi apa sudah makan siang ?” tanya ibu kepadaku

”Belum bu, tadi aku tidak makan siang di sekolah” balasku kepada
ibu.

”Ibu siapkan dulu makan siang, untuk kamu makan”


ucap ibu.

Ibu pergi ke dapur untuk menyiapkanku makan siang, tak lama


kemudian ibu memanggilku agar aku makan siang, berjalan ke
meja makan aku kecewa melihat menu makanan yang ibu masak
sama seperti hari sebelumnya. Dengan suara keras aku
membentak ibu.

”Ibu !!!, kenapa ibu dari hari kemarin hanya memasak makanan
yang sama, aku sudah bosan dengan masakan yang sama” ucapku
dengan marah dihadapan ibu.

Aku yang menghiraukan penjelasan ibu, langsung pergi keluar


rumah berniat pergi ke warung dengan sedikit perasaan marah
kepada ibu, di tengah perjalanan ke warung aku melihat seorang
bapak pengemis kelaparan yang belum makan 3 hari. Aku yang
melihat pengemis sedang kelaparan tiba tiba muncul niat dalam
hati untuk membantu pengemis kelaparan tersebut.

”Pak, ikut saya pak ke warung pak, biar bapak bisa makan, saya
yang bayar makanannya pak” ucapku kepada bapak pengemis

”Alhamdulillah ya allah, terima kasih nak” ucap bapak pengemis


kepadaku

Aku pun mengajak bapak pengemis pergi ke warung untuk makan,


sesampainya di warung aku memesan makanan untuk bapak
pengemis.

”Bu eka, saya pesan nasi 1 porsi untuk bapak ini bu” ucapku pada
bu eka pemilik warung
”Siap nak, ditunggu ya” balas bu eka kepadaku

Selang 5 menit akhirnya makanan yang ku pesan untuk bapak


pengemis datang
”ini nak makanan yang di pesan” ucap bu eka kepadaku

Aku pun memberikan makanan yang ku pesan untuk bapak


pengemis yang baru saja ku temui

”terima kasih nak, sudah membelikan bapak makanan” terima


kasih bapak pengemis kepadaku

Aku pun bertanya sedikit kepada bapak pengemis tentang


kehidupannya
”Bapak anaknya kemana pak ?, kok bapak bisa sampai menjadi
pengemis seperti sekarang” tanyaku
”Anak Bapak sudah berpulang ke rahmatullah nak, jadi bapak
menghidupi kehidupan bapak dengan mengemis ini nak” balas
bapak pengemis kepadaku

”Astagfirullah, yang sabar ya pak” tuturku kepada bapak pengemis

dengan wajah kaget aku pun termenung dan terdiam beberapa


saat setelah mendengar cerita bapak pengemis. Bapak pengemis
akhirnya menyelesaikan makanannya kemudian pamit pulang
kepadaku

”Bapak pulang dulu ya nak, terima kasih sudah menolong bapak,


kamu orangnya sopan kepada bapak, mohon maaf bila bapak
merepotkan mu nak, Assalamualaikum” ucap bapak pengemis
kepadaku

”Iya pak, sama sama, bapak tidak merepotkan saya kok pak”
balasku

Beberapa saat kemudian Bapak pengemis pun akhirnya pulang,


dari cerita bapak pengemis tersebut aku pun menyadari beberapa
hal yang membuatku menyesal.

Subhanallah, bapak pengemis tadi menyadarkan ku akan arti


pentingnya bersyukur, masih banyak orang yang tidak
seberuntung aku yang bisa makan setiap hari dan menyadarkan ku
untuk bersyukur bahwa orang yang kusayangi masih ada dan
belum berpulang ke yang maha kuasa, Ya Allah aku menyesal
telah membentak ibu tadi siang.

Aku pulang dengan hati menangis dan menyesali perbuatan ku


tadi siang, sesampainya di rumah aku mencari ibu dan
memeluknya dengan erat
”Assalamualaikum Ibuu, Ibuuu” tuturku pada ibu dengan
menangis di hadapannya

”Waalaikumsalam, kenapa mas kok kamu pulang pulang dengan


wajah menangis seperti ini” balas ibu dengan wajah bertanya
tanya

Aku berusaha menenangkan diriku di pelukan sang ibu, berusaha


tenang aku menceritakannya apa yang telah ku alami setelah
membentaknya tadi siang

”aku menyesal Bu telah membentakmu tadi siang, setelah aku


membentakmu aku pergi ke warung dan bertemu seorang
pengemis yang tengah kelaparan” dengan menangis aku bercerita
pada ibu

”memangnya ada apa mas, kok bisa kamu sampai menangis


seperti itu?” tanya ibu kepadaku

”bapak pengemis tersebut bercerita tentang latar belakangnya Bu,


dari cerita bapak tersebut, aku sadar bahwa bersyukur kepada
allah itu penting dan kita harus menyayangi orang yang kita
sayang selagi dia masih ada” tuturku kepada ibu
”Ya sudah mas, kamu ambil mandi lalu shalat ashar dahulu,
sebelum memasuki waktunya mau maghrib mas” balas ibu
kepadaku
Mendengar perintah ibu, aku pun langsung bergegas ke kamar
mandi untuk mandi setelah itu melakukan shalat ashar. shalat
ashar telah aku laksanakan tak lama kemudian ibu memanggilku.
”Kesini sebentar mas ibu mau bilang sesuatu” panggil ibu
”Iyaa Bu, ada apa memanggilku?” tanyaku pada ibu

”setelah mendengar apa yang kamu ceritakan tadi kepada ibu, ibu
senang, kamu dapat mengambil hikmah dan pelajaran tentang
pentingnya bersyukur” ucap ibu kepadaku

”Iya bu, tadi siang maafkan mas telah membentak ibu, ternyata
mas termasuk orang yang beruntung masih bisa makan tiap hari,
ternyata diluar sana banyak orang yang tidak seberuntung mas,
mas jadi tau apa itu bersyukur” balasku kepada ibu

”hal yang kamu lakukan tidak salah mas, karena kamu menolong
orang yang kelaparan, menolong orang juga bentuk dalam
kebaikan mas, jadi bila ada orang yang sedang melakukan
kebaikan kamu juga harus berkompetisi dalam kebaikan tersebut
mas contohnya menolong orang tadi” ucap ibu memberi pesan
kepadaku.

”terima kasih ibu, telah mengajarkanku untuk selalu berbuat baik


kepada orang” balasku kepada ibu
Waktu pun menjelang maghrib, dengan mandirinya tanpa
diperintah oleh ibu aku langsung pergi menuju ke masjid.
”Assalamualaikum Bu, mas ke masjid dulu mau melakukan shalat
maghrib di masjid” ucapku pada ibu
”Waalaikumsalam mas, iya segera ke masjid” balas ibu kepadaku

Aku keluar rumah lalu memakai sepasang sandal, tak lama


kemudian aku bergegas untuk pergi ke masjid, sesampainya di
masjid, melihat temanku sedang bergotong royong membersihkan
masjid, tanpa pikir panjang aku langsung membantu mereka
dengan menyapu halaman masjid. Langit sudah gelap dan Waktu
pun sudah memasuki waktu shalat maghrib. Muadzin
mengumandangkan adzan maghrib

”Allaahu Akbar, Allaahu Akbar”

Panggilan adzan maghrib yang sedang dikumandangkan,


mendengar adzan maghrib, tak lama kemudian aku bergegas
untuk mengambil air wudhu. Adzan maghrib telah selesai
dikumandangkan, aku menuju ke shaf paling depan karena pada
saat itu shaf depan masih kosong. Selang waktu 10 menit,
akhirnya dilanjutkan dengan iqamah dan shalat maghrib akan
segera dilaksanakan. Imam masjid mengingatkan makmum agar
makmum meluruskan dan merapatkan shaf shalat.

“Shaf lurus dan rapat” ucap imam masjid sebelum melaksanakan


shalat maghrib, kemudian shalat maghrib berjamaah
dilaksanakan.

“Shalat maghrib telah usai dilaksanakan.”


“Alhamdulillahh” ucapku setelah melaksanakan shalat maghrib.

Shalat maghrib telah selesai, setelah shalat aku melanjutkan untuk


Berdzikir dan memohon ampun kepada Allah karena kejadian tadi
siang aku telah membentak Ibuku, Setelah shalat maghrib aku
tidak langsung pulang, tetapi sekalian menunggu memasuki waktu
shalat isya. Waktu pun memasuki waktu isya, adzan isya akan
segera dikumandangkan.

”Allaahu Akbar, Allaahu Akbar”

Panggilan Adzan shalat isya yang sedang dikumandangkan,


mendengar panggilan adzan isya aku segera mengambil air wudhu
lagi, karena sebelumnya aku telah membatalkan wudhuku dengan
tidak sengaja. Setelah mengambil air wudhu sama dengan
sebelumnya aku berusaha menempati shaf paling depan. Adzan
shalat isya telah selesai dikumandangkan. Tak lama kemudian
dilanjutkan dengan iqamah, Setelah iqamah imam masjid
mengingatkan agar makmum merapatkan dan meluruskan shaf
shalat.

“Shaf lurus dan rapat” ucap imam masjid sebelum melaksanakan


shalat isya, kemudian shalat isya dilaksanakan.

“Shalat isya telah selesai dilaksanakan.”

“Alhamdulillah” ucapku setelah melaksanakan shalat


Shalat isya telah usai, setelah shalat tak lupa aku berdzikir dan
berdoa memohon ampun kepada Allah SWT, keluar dari masjid
aku berpapasan dengan temanku bernama Ali.

“Assalamualaikum Za, saya pulang duluan ya” ucap Ali padaku

“Waalaikumsalam Ali, Siapp hati hati dijalan li” balasku pada Ali

Ali telah pulang, dan aku pun bergegas untuk cepat pulang karena
sudah malam saat itu, pada saat perjalanan pulang di tengah jalan
aku menyadari, bahwa hari ini aku tidak sia sia, hari ini aku
mengambil hikmah dan pelajaran dari seorang bapak pengemis
yang kutemui pada siang hari, bahwa bersyukur itu penting
dengan bersyukur aku tidak merasa kekurangan dan selalu merasa
cukup.

Sampailah aku di depan rumah lalu aku membuka gerbang,


sebelum masuk ke rumah tak lupa aku mengucap salam.

”Assalamualaikum” ucapku sebelum masuk ke dalam rumah.

Setelah mengucapkan salam aku dengan sedikit heran karena


suasana rumah tampak hening seperti tidak ada orang sama
sekali, tetapi selang beberapa menit Ibu menjawab salamku.

”Waalaikumsalam mas, sebelum kamu masuk rumah cuci kaki mu


terlebih dahulu karena dari luar kotor” balas ibu kepadaku

“Baik bu, aku cuci kaki terlebih dahulu” sahut ku


Setelah mencuci kaki, aku pun masuk ke dalam rumah, tak lama
kemudian ibu memerintahkan ku untuk makan malam lalu
menyiapkan keperluan untuk sekolah besok.

“Mas makan malam dahulu, setelah makan malam siapkan


keperluan kamu untuk besok sekolah, jangan sampai ada yang
tertinggal, setelah makan malam piringnya jangan lupa dicuci biar
tidak ada cucian piring kotor” perintah ibu padaku

“Iyaa Bu, aku makan dulu setelah makan aku siapkan yang aku
perlukan untuk sekolah besok” sahut ku pada Ibu.

Setelah diperintahkan oleh ibu, aku berjalan menuju dapur untuk


mengambil makanan lalu makan malam, setelah makan aku
mencuci piring agar tidak ada piring kotor, sesudah makan malam
aku menuju kamar untuk menyiapkan keperluan yang akan
dibawa sekolah besok pagi.

Sebelum tidur aku memasang alarm agar keesokan harinya aku


tidak bangun kesiangan, aku memasang alarm ku di pukul 4 pagi,
setelah itu aku menuju tempat tidur untuk tidur.

“Keesokan harinya”

“Kring Kring” alarm ku berbunyi, yang menandakan bahwa sudah


pukul 4 pagi.

Aku terbangun karena mendengar bunyi alarm ku yang sangat


keras, mendapati hal itu aku langsung mematikannya lalu
bergegas pergi ke kamar mandi untuk segera mengambil air
wudhu, berjalan menuju ke kamar mandi aku pergi melihat dapur
terlebih dahulu, ternyata ibu telah bangun lebih dulu dariku dan
sedang memasak makanan untuk aku sarapan.

“Mas sekarang segera ambil air wudhu lalu shalat shubuh”

Tutur Ibu memerintahkanku agar segera melakukan shalat shubuh

“Iyaa Bu, ini mas akan ke kamar mandi buat cuci muka,
mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat shubuh”

sahutku ke pada ibu

“Ya sudah kalau begitu, setelah shalat shubuh kamu lagi barang
barang nya yang perlu dibawa buat sekolah nanti, biar tidak ada
barang kamu yang tertinggal, setelah itu kamu mandi lalu
berangkat sekolah ibu yang antar” balas ibu padaku

“Iyaa bu, setelah shalat shubuh akan ku cek lagi barang barang
untuk sekolah, setelah itu aku mandi” balasku kepada ibu

Aku bergegas melaksanakan shalat Shubuh, lalu mengecek barang


barang yang akan ku bawa pada saat berangkat sekolah lalu
mandi.

“Bu ayo sekarang berangkat agar mas tidak telah masuk sekolah”

Ucapku pada ibu

“Sebentar mas, ibu mengambil dompet terlebih dahulu untuk


pegangan” balas ibu padaku
Ibu mengeluarkan sepeda motor kemudian mengantarku
berangkat ke sekolah, aku mengambil helmku lalu Ibu pun
mengantarku ke sekolah

“15 menit perjalanan menuju ke sekolah”

Sampailah aku di sekolah, ibu menurunkan ku di depan gerbang


sekolah, sebelum masuk tak lupa aku berpamitan kepada Ibu.

“Alhamdulillah, akhirnya aku telah sampai di sekolah dengan


aman dan selamat” ucapku sesampainya di sekolah

“Alhamdulillah mas, kita sampai sekolah mu dengan selamat”


balas ibu kepadaku
“Jangan lupa nanti kalau mau pulang sekolah telp ibu terlebih
dahulu, agar ibu tidak telat menjemputmu seperti kemarin”

tutur ibu kepadaku

“Iya bu, nanti kalau sudah mau jam pulang sekolah mas telp ibu”

Balasku pada ibu

“Ya sudah bu kalau begitu mas masuk ke kelas dahulu sebelum bel
masuk berbunyi, baik kalau begitu hati hati di jalan Bu
Assalamualaikum” ucapku kepada ibu

“Waalaikumsalam, Yaa mas, segera masuk ke kelas sebelum bel


masuk berbunyi,” balas ibu padaku

Ibu jalan pergi meninggalkan sekolah, kemudian aku berlari


bergegas menuju ke kelas sebelum bel masuk berbunyi,
sesampainya di kelas aku terkejut mendapati temanku Rara
sedang menangis terlihat sedang berduka.

“Bel masuk kelas berbunyi”

Saat itu aku tidak berani bertanya kepada Rara, karena terlihat
dari wajahnya Rara sedang berduka, beberapa teman yang lain
tidak mengetahui sebab Rara menangis

Sebelum guru jam pelajaran pertama masuk ke kelas, ketua kelas


memimpin doa agar saat pembelajaran kita diberi kemudahan
dalam belajar menuntut ilmu dan ilmu yang kita dapatkan
bermanfaat.

”Sebelum kita memulai pelajaran hari ini, mari kita berdoa agar
kita diberi kemudahan saat menuntut ilmu dan ilmu yang kita
dapatkan bermanfaat”

”berdoa menurut agama dan kepercayaan masing masing


dimulai”

Mendengar ketua kelas akan segera memimpin doa, akhirnya Rara


pun berhenti menangis.

“seisi kelas mulai berdoa”

”berdoa selesai”

Setelah kami seisi kelas selesai berdoa, tak lama kemudian guru
jam pelajaran pertama masuk ke kelas.
”Selamat pagi anak anak, baik anak anak jam pelajaran pertama
saya mulai, kalian keluarkan buku kalian dan siap mencatat materi
yang ibu akan tulis di papan”

Ucap ibu Guru Pelajaran Pertama dimulai, seisi kelas mulai belajar
dan mencatat materi yang sedang dituliskan oleh ibu guru di
papan. Jam pelajaran pertama telah selesai kemudian bel istirahat
pertama berbunyi.

“Jam istirahat pertama telah tiba”

“Kring Kring, Bel Istirahat pertama Berbunyi.”

Pada saat jam istirahat pertama aku dengan wajah bertanya Tanya
dan heran karena aku melihat Rara pada saat jam istirahat tidak
seperti biasanya, biasanya pada saat jam istirahat Rara keluar
kelas menuju ke kantin lalu bermain dengan teman teman nya,
kali ini dia diam di kelas dan hanya menangis tak berhenti.

“Ah sudah lah mungkin dia hari ini hanya sedikit bersedih”

ucapku dalam hati

“aku pergi keluar kelas untuk menuju ke kantin sekolah”

Jam istirahat pertama aku menuju kantin sekolah untuk membeli


jajanan dan minuman. Sesampainya di kantin aku bertemu
temanku dari kelas sebelah bernama Kevin sodara dari temanku
Rara

“Halo vin, hari ini Rara kok menangis terus ya, apakah dia sedang
ada masalah ?” tanyaku kepada Kevin
“Waduh aku tidak tahu za, kemungkinan dia sedang ada masalah”

Balas kevin kepadaku

“Ohh baik kalau begitu, terima kasih vin informasinya” ucap


terima kasihku kepada kevin

“Iya za, sama sama, aku balik ke kelas duluan” balas kevin
kepadaku

Kevin kembali ke kelasnya terlebih dahulu, setelah membeli


jajanan dan minuman dari kantin aku bergegas kembali masuk ke
kelas karena Bel masuk akan berbunyi.
Sesampainya di kelas, aku terkejut karena telah diumumkan
pemberitahuan bahwa salah satu orang tua siswa kelas XI
meninggal dunia, disaat itu juga ketua kelas sedang menarik uang
sumbangan.
”ayo sumbangannya rek, untuk teman kita yang sedang berduka
karena kepergian orang tuanya” ucap ketua kelas
Aku menyisihkan sedikit uang saku untuk menyumbang uang
duka. Tangisan Rara pada saat itu semakin kencang karena
mendengar diumumkan nya pemberitahuan ada salah satu orang
tua siswa meninggal dunia, tak lama kemudian Rara berlari
menuju ke luar kelas.
“Mungkin itu alasan sebab Rara menangis dari tadi pagi” ucapku
dalam hati
“Pak Amin guru agama islam masuk ke kelas”
Temanku yang beragama nonmuslim keluar kelas pergi menuju ke
guru agamanya masing masing

“Assalamualaikum anak anak, bagaimana kabar kalian?, semoga


kita sampai saat ini diberikan kesehatan, mari kita berdoa terlebih
dahulu sebelum memulai pelajaran bapak” ucap pak Amin

“Berdoa telah selesai.”

“Baikk bapak absen terlebih dahulu ya.”

Pak Amin mengabsen kehadiran seisi kelas, lalu pada saat absen
Rara, tidak ada yang menjawab lalu Pak Amin bertanya

“Rara kemana pergi kemana anak anak?, kok tidak ada di kelas
bapak” Tanya Pak Amin kepada seisi kelas

“Tadi pada saat jam setelah istirahat, diumumkan nya ada salah
satu orang tua kelas XI meninggal pak, tangisan Rara semakin
kencang lalu dia berlari menuju keluar kelas” Balasku kepada Pak
Amin

“waduh, kalau begitu kita sekelas kita susul Rara, mungkin


sekarang dia sedang ada di masjid menenangkan diri” Ucap Pak
Amin kepada seisi kelas

kami sekelas dan Pak Amin pergi keluar kelas menuju masjid
menyusul Rara, karena Pak Amin menduga Rara sedang ada di
masjid untuk menangkan diri, ternyata dugaan Pak Amin benar
adanya, Rara sedang ada di masjid sedang menangis. Kami sekelas
menghampiri Rara yang sedang menangis
“Kenapa Ra, kamu kok menangis dari tadi pagi?” Tanya temanku
Salsa

“Kenapa si kok, Allah tidak sayang kepada Rara, orang yang Rara
sayang selalu pergi meninggalkan Rara, yang diumumkan
meninggal saat jam istirahat itu adalah Ayah Rara” Jawab Rara

“Astaghfirullah, kamu Istighfar, kamu jangan bilang seperti itu,


Kamu harus yakin bahwa ini semua Takdir Allah, kamu harus
selalu dengan Sabar dan Ikhlas menghadapi nya, Rara juga harus
yakin bahwa ini yang terbaik untuk Ayah Rara, Allah tidak Jahat
kepada Rara” sahut Pak Amin

“Ini juga pembelajaran untuk semua anak anak, bila kita


dihadapkan oleh masalah atau cobaan dari Allah, kita harus
menghadapi cobaan tersebut dengan Sabar dan Ikhlas, dengan
Sabar dan ikhlas kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi
masalah atau cobaan dari Allah SWT dan Keikhlasan menjadi kan
hati kita seperti lebih tenang” Ucap pak Amin menjelaskan tenang
sabar dan Ikhlas

Setelah mendengar penjelasan dari Pak Amin, Rara akhirnya


tenang dan berhenti menangis, Kami sekelas pun akhirnya lega
melihat Rara berhenti menangis dan lebih tenang setelah
mendengar penjelasan dari Pak Amin, tiba tiba ada pemberitahun
dari Sekolah
“Assalamualaikum, seluruh siswa di sekolah hari ini dipulangkan
lebih awal karena bapak dan ibu guru akan mengikuti rapat yang
ada di sekolah Siang ini”

Mendengar pemberitahuan tersebut sekelas tampak senang dan


bergembira karena seluruh siswa dipulangkan lebih awal.

“Baik anak anak, silahkan kalian berkemas, karena saya aka nada
kegiatan rapat guru hari ini, pelajaran hari ini saya Akhiri” ucap
pak Amin

Setelah pelajaran pak amin, kami sekelas kembali ke kelas untuk


berkemas kemas pulang sekolah, karena ada bapak ibu guru ada
kegiatan rapat sekolah sehingga seluruh siswa dipulangkan lebih
awal.

Aku mengambil hikmah dari cerita bapak pengemis kemarin dan


hari ini, bahwa kita senantiasa harus bersyukur, karena bersyukur
itu penting dengan bersyukur kita tidak merasa kekurangan dan
selalu merasa cukup, dan bila aku dihadapkan dengan masalah
atau cobaan dari Allah SWT, kita senantiasa menghadapinya
dengan sabar dan ikhlas.
Nama : Jauza Ghaniyyu Maylee
Kelas :X–5
No Absen : 16

Anda mungkin juga menyukai