Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali Pusat
Memandikan Bayi Dan Perawatan Tali Pusat
Oleh :
Dosen Pembimbing
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Memandikan Bayi
a. Komplikasi
Akibat dari kurangnya perawatan tali pusat yang kurang bersih:
a. Infeksi pada tali pusat.
b. Omphalitis yaitu peradangan pada puntung tali pusat akibat
mikroorganisme.
c. Infeksi pada organ dalam abdomen.
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Memandikan Bayi
a. Menutup pintu dan jendela ruangan serta membuka pakaian bayi.
b. Bayi di angkat ke meja mandi, di letakkan pada posisi yang aman
(jangan risiko jatuh), dan gunakan selimut mandi.
c. Mata bayi dibersihkan menggunakan kapas lembab dengan cara
menghapus dari bagian dalam ke arah luar. Setiap mengusap kapas
harus diganti.
d. Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas
harus diganti.
e. Muka dilap dengan waslap, setelah itu keringkan dengan handuk.
Boleh menggunakan sabun tetapi hati-hati karena sabun dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit bayi.
f. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun
kemudian bersihkan dengan waslap sampai bersih.
g. Membuka pakaian bayi kemudian tangan, badan, dan kaki disabun
menggunakan waslap basah.
h. Punggung disabun dengan cara bayi ditelungkupkan atau miring
dengan dada dan leher berada di atas lengan kiri serta tangan
memegang lengan kanan bayi. Lalu punggung di seka dengan waslap
basah sampai bersih, lihat daerah-daerah lipatan jangan ada yang
tersisa.
i. Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk
mencegah kontaminasi karena daerah ini paling kotor.
j. Bayi masukkan ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang
kepala dan bahu kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri bayi
dan tangan kanan mengangkat bokong, kepala berada di atas air.
k. Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan waslap
yang satunya (yang belum kena sabun) dengan menggunakan tangan
kanan.
l. Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak
mandi.
m. Setelah itu keringkan dengan handuk, beri minyak telon, baby oil dan
talek.
n. Merawat tali pusat.
o. Memasang pakaian bayi.
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju,bedong
yang sudah digelar
4. Buka bedong bayi
5. Lepas bungkus tali pusat
6. Bersihkan/ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus
g. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan
di pinggir. Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis
tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
h. Bereskan alat
i. Cuci tangan
F. Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi
1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors)
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
yang dapat merubah ke perilaku yang positif (Soekanto, 2009).
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri,
alasan mereka adalah tidak mengerti cara memandikan bayi dengan
benar. Ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua
yang tidak mau tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah
menyerahkan bayinya kepada baby sitter atau kepada orang tua
mereka, kurangnya pengetahuan ini karena latar belakang rendahnya
pendidikan (Choirunisa, 2009).
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalan memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003).
Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi. Pendidikan dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan
kemampuan menyarap dan menerima informasi kesehatan, demikian
jaga orang tua atau ibu. Semakin tinggi pendidikan seseorang
biasanya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
sehingga akan lebih mudah menerima informasi kesehatan. Bagi
orang tua yang berpendidikan tinggi tidak begitu sulit untuk
memandikan bayinya sendiri. Sebaliknya orang tua yang
berpendidikan rendah akan lebih sulit untuk menerima informasi dan
pengetahuan kesehatan, oleh karena itu diperlukan pemahaman yang
lebih untuk dapat memahami informasi dan pengetahun tentang
kesehatan.
c. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang
menambah pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal. Begitu
pula ibu nifas yang dulu sudah pernah melahirkan akan lebih mudah
untuk merawat dan memandikan bayinya. Berbeda dengan ibu nifas
yang pertama kali melahirkan mereka akan canggung untuk merawat
bayinya. (Soekanto, 2009).
2. Faktor Pendorong
a. Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal
terpenting dalam proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu
nifas yang masih lemah apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan
perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak mau untuk
memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan suami
dan keluarga dibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar
mau dan berani memandikan bayinya sendiri (Setiadi, 2008).