Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IBADAH DALAM ISLAM

Disusun oleh:

Dhea Krisna Mulyani 21302244013

Bagas Rizky Widiatno 21302244015

Iga Putri Excellentnita 21302244017

Dosen Pembimbing:

Fungki Febiantoni M.Pd

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan


BAB 2 Pembahasan

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Ibadah dalam Islam

2.2 Taharah

2.2.1 Pengertian Thaharah


Kata thaharah berasal dari Bahasa Arab ( ‫ )الطه ارة‬yang secara bahasa artinya

kebersihan atau bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah mengerjakan


sesuatu yang dengannya kita boleh mengerjakan shalat, seperti wudhu, mandi,
tayammum, dan menghilangkan najis. Menurut syara’, thaharah adalah suci dari hadats
atau najis, dengan cara yang telah ditentukan oleh syara’ atau menghilangkan najis,
yang dapat dilakukan dengan mandi dan tayamum. Dari pengertian mengenai thaharah
tersebut, dapat disimpulkan thaharah berarti menyucikan dan membersihkan diri dari
najis dan hadats sebagai salah satu syarat melakukan ibadah yang dapat dilakukan
dengan wudhu, mandi, dan tayamum dengan alat yang digunakan yaitu air, dan debu.

2.2.2 Macam-macam Thaharah


a. Thaharah dari hadas besar, seperti jima’, keluar mani, haid, dan nifas atau
wiladah. Cara menghilangkan hadas besar adalah dengan mandi wajib atau
dengan tayammum (apabila tidak ada air atau keadaan sakit parah yang tidak
bida kena air).
b. Thaharah dari hadas kecil. Untuk menghilangkan hadas kecil dapat
dilaksanakan dengan wudhu atau tayammum (apabila tidak ada air atau keadaan
sakit parah yang tidak bida kena air).1

2.2.3 Pengertian Mandi Wajib, Wudhu, dan Tayammum


 Mandi Wajib

1
Maawiyah, A. (2016). Thaharah Sebagai Kunci Ibadah. Sarwah: Journal of Islamic Civilization
and Thought, 1–17.
Mandi secara umum dapat berarti meratakan air ke seluruh anggota
tubuh dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. Sedangkan menurut
syatiat Islam mandi berarti “Bersuci dengan air dengan ccara meratakan
air yang suci lagi menyucikan ke seluruh tubuh dari ujung kepala hingga
ujung teapak kaki menurut tata cara tertentu yang disertai niat yang
ikhlas karena Allah untuk menyucikan diri.”
 Wudhu
Secara Bahasa, kata wudhu’ ( ‫الو ضوء‬
ُ ) dalam Bahasa Arab berasal dari

kata al-wadha'ah (‫اء ة‬


َ ‫ض‬ َ ). Kata ini bermakna Al hasan ( ‫ )الحسن‬yaitu
َ ‫الو‬
kebaikan, dan juga sekaligus bermakna an-andzafah (‫ )النظافة‬yaitu
kebersihan.
Semntara menurut istilah fiqih para ulama mazhab mendefinisikan
wudhu menjadi beberapa pengertian, antara lain:
 Al Hanafiyah mendefinisikan pengertian wudhu sebagai
membasuh dan menyapu pada anggota badan tertentu.
 Al Malikiyah mendefinisikan wudhu’ sebagai bersucii
dengan menggunakan air yang mencakup anggota badan
tertentu yaitu empat anggota badan dengan tata cara
tertentu.
 Asy Syafi’iyah mendefinisikan istilah wudhu’ sebagai
beberapa perbuatan tertentu yang dimulai dari niat, yaitu
pernggunaan air pada anggota badan tertentu dimulai
dengan niat.
 Hanabilah mendefinisikan istilah wudhu’ sebagai
penggunaan air yang suci pada keempat anggota tubuh
yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki dengan
tata cara tertentu sesuai dengan syariah.

Dapat disimpulkan bahwa wudhu’ adalah sebuah ibadah untuk


menyucikan diri dari hadats kecil dengan menggunakan media air. Yaitu
dengan cara membasuh atau mengusap beberapa bagian anggota tubuh
menggunakan air sambal berniat di dalam hati dan dilakuakan sebagai
peribadatan. Bukan sekedar bertujuan untuk memebersihkan secara fisik
atas kotoran melainkan sebuah pola ibadah yang telah ditetapkan tata
aturannya lewat wahyu dari Allah SWT.2

2.3 Shalat

2.3.1 Pengertian Shalat


Shalat menurut bahasa artinya adalah Doa. Sedangkan dalam terminology syari’ah
shalat adalah seperti apa yang telah dikatakan Imam Ar-Rofi’i yang artinya perkataan
dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan.3

Shalat adalah jalinan (hubungan) yang kuat antara langit dan bumi, antara Allah
dan hambaNya. Shalat memiliki kedudukan yang tinggi yaitu sebagai rukun dan tiang
agama. Shalat menepati tukun kedua setelah membaca kedua syahadat, serta menjadi
lambang hubungan yang kokoh antara Allah dan hambaNya.4

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adlah


meerupakan ibadah kepada tuhan, yang berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan rukun dan syarat yang
sudah detentukan oleh syraa’. Shalat juga merupakan sebuah penyerahan diri kepada
Allah dalam rangka memohon ridho dan ampunan-Nya.5

2.3.2 Hikmah Melaksanakan Shalat


Hikmah yang terkandung di dalam shalat ada banyak, diantaranya seperti yang
diarangkum oelh Mustafa Al-Khin dan Mustafa al-Bugha, dalam al-Fiqh al-manhaji ‘ala
Madzhabi Imam al-Syafi’i Juz I, halaman 98:

 Dalam shalat, ada sujud; sebuah posisi di mana kita merendahkan diri
hingga mencium tanah. Ini merupakan pengingat bagi kita di hadapan

2
https://fimadani.com/pengertian-dan-pensyariatan-wudhu/ - _ftn2 oleh Bagas, diakses pada tanggal,
2/10/21, pukul 19.42
3
Muhammad Qasim al-Ghazi, Fathul Qarib al-Mujib (Surabaya: Dar al-Ilm, tt ), 11
4
Amir an-Najjar, Kitab as-Shalah (Kairo: Dar Al-Maarif, 1986), 7.
5
Maryam, S. (2018). Shalat dalam Perspektif Imam Al-Ghazal (Kajian Sufistik)
Allah sang pencipta, karena sesungguhnya di hadapan Allah, kita
hanyalah hamba yang mutlak sepenuhnya milik Allah.
 Menyadarkan kita bahwa pada hakikatnya tiada yang mampu
memberikan pertolongan kepada kita selain Allah.
 Shalat dilakukan sehari semalam sebanyak 5 kali. Ini berarti ada 5 kali
dalam sehari semalam kitab isa bertobat, Kembali kepada Allah, karena
memang pada dasarnya dalam sehari semalam, tidaklah mungkin kita
terluput dari dosa, baik disengaja ataupun tidak.
 Memperkuat akidah dan keimanan kita pada Allah SWT, karena
sesungguhnya sehari-hari godaan setan senantiasa mengganggu akidah
kita hingga kita lupa akan keberadaan Sang Khaliq yang maha
mengawasi. Dengan melakukan ibadah shalat, kita Kembali mempertebal
keyakinan dan keimanan kit, sebagai mana tumbuhan kering yang segar
Kembali sesudah diguyur hujan.

2.4 Zakat

2.5 Puasa

2.6 Haji

Pengertian Haji

2.7 Karakter yang Terbentuk dari Pelaksanaan Ibadah dalam Islam


BAB 3 Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai