Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TAFSIR AYAT TARBAWI

Bahan Pengajaran (QS. Luqman 12-19, QS. Al-Jumu’ah 2, QS. An-Nisa’ 59)

Dosen Pengampu :

Muhammad Toyib S.Ag, M.Pd.I

Kelas : PAI 1 F

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Asti Melisa Putri (201210189)


2. Augina Patricia Maysara (201210191)
3. Bulan Marshenda (201210196)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan judul Materi Bahan Pengajaran.
Shalawat dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau
hinggga akhir zaman. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam terang benderang bercahayakan iman, islam, dan ihsan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen
Mata kuliah Tafsir Tarbawi bapak Muhammad Toyib S.A.g, M.Pd.l yang telah
mendukung kami hingga teselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna apa
yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi
atau materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak
langsung, untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 19 Oktober 2021

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………….……………………………………………….……….iii

BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………….2

BAB II (PEMBAHASAN)
………………………………………………………………………………………..3
A. QS. Luqman ayat 12-
19…………………………………………………………………………..3
1. Teks Ayat Surah Luqman 12-
19………………………………………………………….3
2. Terjemah Surah Luqman 12-
19………………………………………………………….3
3. Penjelasan Ayat…………………………………………………………………………………5
4. Hubungan Surah Luqman Dengan Materi
Pendidikan……………………..12
B. QS. Al-Jumu’ah ayat 2……………………………………………………………………………
14
1. Teks Ayat Surah Al-Jumu’ah ayat
2………………………………………………….14
2. Terjemah Surah Al-Jumu’ah ayat
2………………………………………………….14
3. Tafsir Surah Al- Jumu’ah
2……………………………………………………………….14

iii
4. Hubungan Surah Al-Jumu’ah ayat 2 dengan Bahan Pengajaran……..16
C. QS. An-Nisa’ ayat 59………………………………………………………………………………
17
1. Teks Ayat Surah An-Nisa’ 59……………………………………………………………17
2. Terjemah Ayat Surah An-Nisa’ 59……………………………………………………17
3. Tafsir Tarbawi Surah An-Nisa’ ayat 59…………………………………………….17
BAB III (PENUTUP)…………………………………………………………………………………………….20
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………20
B. Saran…………………………………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….22

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaiakan oleh
Jibril kepada Nabi Muhammmad saw. Di dalamnya terkandung ajaran
pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek
kehidupan melalui uapaya para pemeluknya denagan cara ijtihad. Ajaran
yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri darai dua prinsip besar, yaitu
dengan masalah yang berhubungan dengan keiamanan yang disebut
akidah, dan dengan yang berhubungan dengan amal yaitu syari’ah.
Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman, dibicarakan di dalam
Al-Qur’an tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan.
Hal ini menunjukkan bahwa amal itulah yang paling banyak dilaksanakan.
Sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya, dengan alam dan
lingkungannya, dengan makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup
amal shaleh (Syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan untuk
membicarakan ilmuu tentang syari’ah ialah: a) ibadah, untuk perbuatan
yang langsung berhubungan dengan Allah, b) mu’amalah, untuk
perbuatan yang berrhubungan dengan selain Allah, dan c) akhlaq, untuk
tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan
Oleh karena pendidikan merupakan suatu upaya membentuk
manusia seutuhnya/ memanusikan manusia, maka pendidikaan tergolong
kegiatan mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi
maupun masyarakat.1

B. Rumusan Masalah
1
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Vol 1. (Jakarta:Lentera
Hati, 2002), hal. xviii

1
1. Apa saja nilai-nilai yang terkandung di dalam Q.S Luqman 12-19, Q.S
Al-Jumu’ah 2, Q.S An.Nisa’ 59?
2. Apa Hubungan Surah Luqman, An-Nisa’, Al-Jumu’ah Dengan Materi
Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui nilai-nilai di dalam Q.S Luqman 12-19, Q.S Al-
Jumu’ah 2, Q.S An.Nisa’ 59
2. Untuk mengetahui Hubungan Surah Luqman, An-Nisa’, Al-Jumu’ah
Dengan Materi Pendidikan?

BAB II

2
‫‪PEMBAHASAN‬‬

‫‪A. Q.S LUQMAN 12-19‬‬


‫‪a. Teks Ayat Surah Luqman 12-19‬‬

‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ َأ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ َو َم ْن يَ ْش ُكرْ فَِإنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن‬
‫ي ال‬ ‫ان ال ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُنَ َّ‬ ‫َكفَ َر فَِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي َح ِمي ٌد (‪َ )١٢‬وِإ ْذ قَ َ‬
‫ال لُ ْق َم ُ‬
‫ص ْينَا اإل ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ‬ ‫ك لَظُ ْل ٌم ع ِ‬
‫َظي ٌم (‪َ )١٣‬و َو َّ‬ ‫تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ِإ َّن ال ِّشرْ َ‬
‫ك ِإلَ َّ‬
‫ي‬ ‫ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َوفِ َ‬
‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي َ‬
‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم فَال‬ ‫صي ُر (‪َ )١٤‬وِإ ْن َجاهَدَاكَ عَلى َأ ْن تُ ْش ِركَ بِي َما لَي َ‬
‫ْس لَ َ‬ ‫ْال َم ِ‬
‫ي ثُ َّم ِإلَ َّ‬
‫ي‬ ‫اح ْبهُ َما فِي ال ُّد ْنيَا َم ْعرُوفًا َواتَّبِ ْع َسبِي َل َم ْن َأن َ‬
‫َاب ِإلَ َّ‬ ‫ص ِ‬ ‫تُ ِط ْعهُ َما َو َ‬
‫ك ِم ْثقَا َل َحبَّ ٍة ِم ْن‬ ‫َمرْ ِج ُع ُك ْم فَُأنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُونَ (‪ )١٥‬يَا بُنَ َّ‬
‫ي ِإنَّهَا ِإ ْن تَ ُ‬
‫ض يَْأ ِ‬
‫ت بِهَا هَّللا ُ ِإ َّن‬ ‫ت َأوْ فِي األرْ ِ‬ ‫ص ْخ َر ٍة َأوْ ِفي ال َّس َم َ‬
‫اوا ِ‬ ‫خَرْ َد ٍل فَتَ ُك ْن فِي َ‬
‫ُوف َوا ْنهَ ع َِن‬ ‫ي َأقِ ِم الصَّالةَ َوْأ ُمرْ بِ ْال َم ْعر ِ‬ ‫هَّللا َ لَ ِط ٌ‬
‫يف َخبِي ٌر (‪ )١٦‬يَا بُنَ َّ‬
‫ور (‪َ )١٧‬وال‬ ‫ك ِم ْن ع َْز ِم األ ُم ِ‬ ‫ْال ُم ْن َك ِر َواصْ بِرْ َعلَى َما َأ َ‬
‫صابَكَ ِإ َّن َذلِ َ‬
‫ض َم َرحًا ِإ َّن هَّللا َ ال يُ ِحبُّ ُك َّل‬
‫ش ِفي األرْ ِ‬ ‫صعِّرْ خَ َّدكَ لِلنَّ ِ‬
‫اس َوال تَ ْم ِ‬ ‫تُ َ‬
‫صوْ تِكَ ِإ َّن َأ ْن َك َر‬ ‫ور (‪َ )١٨‬وا ْق ِ‬
‫ص ْد فِي َم ْشيِكَ َوا ْغضُضْ ِم ْن َ‬ ‫ُم ْختَا ٍل فَ ُخ ٍ‬
‫ت ْال َح ِمير‬ ‫صوْ ُ‬ ‫ت لَ َ‬
‫ِ األصْ َوا ِ‬
‫‪b. Terjemah Surah Luqman 12-19‬‬
‫‪Artinya : “Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada‬‬
‫‪Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang‬‬
‫‪bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk‬‬
‫‪dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka‬‬
‫‪Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(12)Dan‬‬
‫‪(Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia‬‬
‫‪memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu‬‬
‫)‪mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah‬‬

‫‪3‬‬
adalah benar-benar kezaliman yang besar".(13)Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180].
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu.(14)Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang
Telah kamu kerjakan.(15) (Luqman berkata): "Hai anakku,
Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus[1181] lagi Maha Mengetahui.(16)Hai anakku, Dirikanlah shalat
dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(17)Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.(18)Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai.”(Q.S. Lukman 12-19)2
c. Penjelasan Ayat

2
http://munawarmadina.blogspot.com/2014/03/makalah-tafsir-tarbawi.html diakses pada hari Minggu , 17
Oktober 2021 pukul 16.08 wib

4
1. Ayat 12
Dan sesunnguhnya Allah telah memberikan hikmah
kepada Lukman, yaaitu ia selau bersyukur dan memuji kepada_Nya
atas apa yang telah diberikan kepadanya dari karunia_Nya, karena
sesungguhnya Dia-lah yang patut mendapat puji dan dan syukur itu.
Lukman adalah seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan dia
termasuk diantara pendududk mesir yang berkulit hitam, dan dia
termasuk penduduk Mesirserta dia adalah seorang yang sederhana.
Allah telah memberinya hikmah] kepadanya. Hikmah yang tercermin
dari Lukman anatara lain perkataannya kepada anak lelakinya “hai
anakku sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam, dan
sesungguhnya banyak manusia yang tenggelam kedalamnya. Maka
jadikanlah perahumu di dunia ini bertaqwa kepada Allah. Muatannya
iman dan layarnya bertawakkal kepada Allah. Barangkali saja amu
dapat selamat, akan tetapi aku yakin kamu dapat selamat”.
Dan perkataan Lukman yang lain ialah “barang siapa yang dapat
menasehati dirinya sendiri, niscaya ia  akan mendapat pemeliharaan
dari Allah. Dan barang siapa yang dapat menyadarkan orang-orang
lain akan dirinya sendiri, niscaya Allah akan menambah kemuliaan
baginya karena hal tersebut. Hina dalam rangka taat kepada Allah
lebih baik daripada membangkan diri  dalam kemaksiatan.3
Syukur adalah memuji kepada Allah menjurus kepada perkara
yang baik, cinta kebaikan untuk manusia, dan mengarahkan seluruh
anggaota tubuh serta semua nikmat kepada ketaataan kepda-Nya. 4
2. Ayat 13
Lukman kepada anaknya, bahwa perbutan syirik itu merupakan
kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim, karena
3
Ibid, Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam…, h. 12

4
Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama, 2002, h. 750

5
perbuatan syirik itu berarti meleakakkan sesutau bukan pada
tempatnya. Dan ia dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu
berartimenyamakan kedudukan tuhan, yang hanya dari Dia-lah
nikmat, yaitu Allah swt, dengan sesuatu yang tidak memiliki nikmat
apapun, yaitu berhala-berhala.
Maka hal itu dirasakan sangat berat oleh para sahabat, lalu
mereka berkata :” siapakah diantara kita yang mencampuradukan
imannya dengan perbuatan zalim?” Maka Rasulullah saw berkata:
“sesungguhnya perbuatan zalim tidaklah demikian, tidakkah kalian
pernah mendengar perkataan Lukman? (kemudian Rasulullah
membaca surat Lukman ayat 13).
3. Ayat 14
Setelah Allah menuturkan apa yang diwasiatkan
oleh Lukman terhadap anaknya, yaitu supaya ia bersyukur kepada
Allah yang telah memberikan semua nikmat, yang tiada seorangpun
yang bersekutu dengan_Nya dalam menciptakan sesuatu.
Kemudian Lukman menegaskan bahwasannya perbuatan syirik itu
adalah perbuatan yang buruk. Selanjutnya Allah mengiringi hal
tersebut dengan wasiat-Nya kepada semua anak supaya mereka
berbuat baik kepada kedua orang tuanya, karena sesungguhnya
kedua orang tua merupakan penyebab dari keberadaannya di dunia
ini.
Lebih-lebih terhadap ibu. Karena ibu telah mengandungnya,
sedangkan ia dalam kadaan lemah yang kian bertambah disebabkan
makin besarnya kandungan sehingga melahirkannya, kemudian
dengan sampai selaesai masa nifasnya. Selain hal tersebut, yaitu
bahwa ibu telah merawatnya dengan penuh kasih sayang dan
merawatnya dengan sebaik-baiknya sewaktu ia belum bisa berbuat
apa-apa bagi dirinya. Dan menyapihnya dari persusuan sesudah ia

6
dilahirkan dalam jangka waktu dua tahun. Selama masa itu, ibu
mengalami berbagai masa kerepotan dan kesulitan dalam rangka
mengurus keperluan anaknya.
Oleh karena itu, Rasulullah saw ketika ada seseorang bertanya
tentang siapa yang paling berhak ia berbakti kepadanya, maka beliau
menjawab, ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu. Sesudah itu
baru rasulullah mengatakan, kemudian ayahmu
Selanjutnya Allah memerintahkan kepada anak tersebut untuk
senantiasa bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang dilimpahkan
kepadanya, dan juga bersyukur kepada kedua ibu bapaknya, karena
sebab merekalah ia ada di dunia ini. Alasan dari perintah bersyukur
ialah karena hanya kepada Allah lah dirinya kelak akan kembali.
4. Ayat 15
Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan Sa’ad ibnu Abi Waqas. Sehubungan dengan hal ini
sahabat Sa’ad ibnu Abi Waqas telah menceritakan,” ketika aku masuk
Islam, ibuku bersumpah, bahwa ia tidak mau makan dan tidak mau
minum[3]. Lalu pada hari pertama akumembujukknya supaya mau
makan dan minum, akan tetapi ia menolak dan tetap pada
pendiriannya. Dan pada hari kedua, aku membujuknya supaya mau
makan dan minum, tetapi ia tetap menolak. Sehingga hari ketiga aku
membujuknya lagi, dan ia masih juga menolak. Maka aku berkata,
Demi Allah seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, niscaya
semua itu akan keluar dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini.”
Dan ketika ibuku telah melihat bahwasanya diriku benar-benar tidak
mau mengikuti keehendaknya, akhirnya ia mau makan.
Selanjutnya, Allah swt memerintah kepada sang anak untuk
menggauli mereka didalam urusan dunia dengan pergaulan yang
diridhai oleh agama.

7
“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku”. Yaitu jalan
yang ditempuh oleh orang-orang yang beriman. Karena itulah jalan
yang selamat. “Kemudian kalian akan kembali kepadaku, maka Ku
beritakan apa yang kalian kerjakan.” Setelah manusia menghadap-
Nya, maka Allah akan memberitahukan segala perbuatan semasa di
dunia dan memberi balasan sesuai apa yang diperbuatnya.
5. Ayat 16
Hai anakku, sesungguhnya perbuatan baik dan perbuatan buruk
itu sekalipun beratnya hanya sebiji sawi, lalu ia berada ditempat yang
paling tersembunyi dan paling tidak kelihatan, seperti  didalam batu
besar atau ditempat yang paing tinggi seperti dilangit, atau tempat
yang paling bawah seperti didalam bumi, niscaya hal itu akan
dikemukakan oleh Allah swt kelak dihari kiamat. Yaitu pada hari ketika
Allah meletakkan timbangan amal perbuatan yang tepat, lalu
pelakunya akan mendapatkan pembalasan amal perrbuatanya,
apabila amal itu baik, maka balasannya pun baik pula, dan apabila
amalnya buruk, maka balasanya pun buruk pula. Sebagimana yang
telah diungkapkan dengan ayat lainya, yaitu Firman_Nya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika
(amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan
(pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.( Q.S.
21;47)
Dan penjelasan selanjutnya; sesungguhnya Allah maha lembut,
penetahuan-Nya meliputi hal-hal yang tidak tampak, lagi maha
waspada. Dia mengetahui segala perkara yang tampak dan yang tidak
tampak.5

5
Zakiyah Drajad, Ilmu Pendidikan Islam, 29.

8
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan yang ringkasnya: “jika
kedua orang tua berupaya sepenuh tenaga untuk membuatmu
mengikuti agama mereka yang kufur, maka jangan ikuti mereka
berdua. Namun hal ini tidak boleh menghalangimu untuk tetap
mempergauli mereka dengan ma’ruf di dunia, yaitu dengan baik. Dan
tetaplah ikuti jalannya kaum yang beriman”.
Hal ini dikuatkan oleh hadits:

‫ إنما الطاع ُة في المعروف‬. ‫هللا‬


ِ ‫ال طاع َة ألحد في معصي ِة‬
“tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah,
sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf (baik)”
(HR. Al Bukhari 7257, Muslim 1840).
6. Ayat 17
Hai anakkku dirikanlah shalat, yakni kerjakanlah shalat dengan
sempurna sesuai dengan cara yang diridhai. Karena di dalam shalat itu
terkandung ridha tuhan, sebab orang yang mengerjakannyaberarti
menghadap dan tunduk kepadanya. Dan didalam shalat terkandung
hikmah lainnya. Yaitu dapat mencegah dari orang yang bersangkutan
dari perbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang itu
melaksanakan dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan
berserah diri kepada tuhannya.
Sesudah itu luqman memerintahkan kepada anaknya untuk
menyempurnakan dirinya demi memenuhi hak Allah yang dibebankan
kepada dirinya, lalu dia memerintahkan kepada anaknya supaya
menyempurnakan pula terhadap orang lain (wa’mur bil ma’ruf) dan
cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka kepada
Allah(wanha ‘anil munkar) dan bersabar terhadap apa yang menimpa
kamu dan orang lain ketika kamu ber-amar ma’ruf nahi
munkar (washbir ‘alaa maa ashabaka). Sesungguhnya hal itu yang
telah kupesankan kepadamu, termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh

9
Allah kepada hamba-Nya, tanpa ada pilihan lain. Karena didalam hal
tersebut terkandung faedah yang besar dan manfaat yang banyak.
Ketahuilah bahwa ketika melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, pasti
akan mendapatkan gangguan dari orang lain. Maka Allah perintahkan untuk
bersabar. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar
terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang
tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan
mereka” (HR. At Tirmidzi 2507, Al Bukhari dalam Adabul Mufrad 388, Ahmad
5/365, syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan hadits ini shahih dalam
Mafatihul Fiqh 44).
7. Ayat 18
Janganlah kamu memalingkan mukamu terhadap orang-orang
yang kamu berbicara dengannya, karena sombong dan
meremehkannya. Akan tetapi hadapilah dia deengan muka yang
berseri-seri dan gembira, tanpa rasa sombong dan tinggi hati. Dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh dan
menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal ituadalah cara jalan
orang-orang yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang
gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zalim
terhadap orang lain. Akan tetapi berjalanlah dengan sikap sederhana,
karena sesungguhnya cara jalan yang demikian mencerminkan rasa
rendah hati.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh,
yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri, yang bersikap sombong
terhadap orang lain.
8. Ayat 19
Dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni tidak
terlalu lambat dan tidak terlalu cepat, akan tetapi akan tetapi
berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer
menonjolkan sikap tawadu’.\Kurangilah tingkat kekerasan suaramu,

10
dan perpendeklah cara bicaramu, janganlah kamu mengangkat
suaramu bilamana tidak diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap
yang demkian itu, lebihh berwibawa bagi yang melakukannya, dan
lebih mudah diterima oleh jiwa pendengarnya serta lebih gampang
untuk dimengerti.
Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek karena
dikeraskan lebih dari apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah
suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang meninggikan
suaranya itu berarti sama dengan suara keledai. Didalam ungkapan
ini, yaitu menjadikan orang yang mengersakan suaranya diserupakan
dengan suara keledai. Dalam hal ini nada dan kerasnya suara. Dan
suara yang sepertti itu sangat tidak disukai-Nya.  
Mujahid rahimahullah berkata: “suara yang paling buruk adalah
suara keledai. Maksudnya orang yang meninggikan suaranya
diserupakan seperti keledai karena keledai itu suaranya keras dan
melengking. Ini menunjukkan haramnya perbuatan tersebut dan
sangat tercela. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:

‫ب يعو ُد في قَ ْيِئه‬
ِ ‫ العائ َد في هبتِه كالكل‬,‫ليس لنا مثل السوء‬
“Tidak ada permisalan orang yang paling buruk, kecuali orang
yang meminta kembali apa yang ia berikan, seperti anjing yang
menjilat kembali muntahannya” (HR. Bukhari no. 1490, Muslim no.
1620).
9. Hubungan Surah Luqman Dengan Materi Pendidikan
Pada ayat 12 Allah menjelaskan profil Lukman sebagai hamba
Allah yang diberi anugerah Al-Hikmah dari-Nya. Dengan Al-Hikmah itu
ia mendidik anaknya menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur.

11
Langkah-langkah Lukman mendidik anaknya dalam upaya
mencapai ‘abdan syakura dijelaskan dalam ayat 13 sampai ayat 19
dengan rincian sebagai berikut:
1. Larangan berbuat syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan segala
sesuatu
2. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua/ keharusan
berbuat baik kepada orang tua yang juga dibatasi oleh aturan-
aturan Allah
3. Keimanan.
4. Shalat dan amar ma’ruf nahi munkar
5. Etika6
Dari sisi redaksi, secara keseluruhan nasihat Lukman berisi
sembilan perintah, tiga larangan dan tujuh argumentasi [6].Sembilan
perintah tersebut adalah:
1. Berbuat baik kepada orang tua
2. Syukur kepada Allah dan orang tua
3. Berkomunikasi dengan baik kepada orang tua
4. Mengikuti pola hidup anbiya’ dan shalihin
5. Menegakkan shalat
6. Amar ma’ruf
7. Nahi munkar
8. Sederhana dalam kehidupan
9. Bersikap sopan dalam berkomunikasi
Adapun yang berbentuk larangan adalah:
1. Larangan syirik
2. Larangan bersikap sombong
3. Larangan berlebihan dalam kehidupan

6
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Tafsir ibnu Katsir  (terj.), (Jakarta:Gema Insani, 2000) hal. 87

12
Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan yang
terdapat dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh
Lukman al-Hakim kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai
berikut:7
Pertama, ‘aqaaid (Akidah), yang menyangkut masalah
keimanan kepada Allah, hal ini sudah tercakup iman kepada malaikat,
kitab-kitab_Nya, para nabi, hari kiamat, dan qadha dan qadar. Materi
ini terdapat pada ayat 12,13, dan 16.
Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi yang mengatur
hubungan manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini
terbagi menjadi dua: pertama, ibadah, seperti shalat, thaharah, zakat,
puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni tata aturan Ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat
14,15, dan 17.
Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq adalah perbuatan yang
mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq ini
mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia
terhadap makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14,15, 18, dan 19.
Baik ibadah, muamalah, dan akhlak pada hakikatnya bertitik tolak dari
akidah.
B. Q.S AL-JUMU’AH 2
a. Teks Ayat Surah Al-Jumu’ah ayat 2

َ ‫ث فِى ااْل ُ ِّم ٖيّنَ َرسُوْ اًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتلُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتِ ٖه َويُزَ ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِك ٰت‬
‫ب‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ بَ َع‬
‫ض ٰل ٍل ُّمبِي ۙ ٍْن‬
َ ‫َو ْال ِح ْك َمةَ َواِ ْن َكانُوْ ا ِم ْن قَ ْب ُل لَفِ ْي‬
b. Terjemah Surah Al-Jumu’ah 2

7
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Bandung: Marja, 2010) hal. 17

13
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata (Q.S. Al-Jumu’ah [2]). 8
c. Tafsir Surah Al- Jumu’ah 2
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus oleh
Allah dengan kebenaran yang dibawanya kepada kaum yang belum
tahu membaca dan menulis pada waktu itu. Rasul itu bukan datang
dari tempat lain, melainkan timbul dan bangkit dalam kalangan kaum
itu sendiri, dan Rasul itu sendiri juga seorang yang ummiy, beliau tidak
pernah belajar menulis dan membaca sejak kecil sampai wahyu itu
turun. Sehingga dia Rasul yang ummiy dari kalangan yang ummiy.
Menurut ibnu Asyur Kata (‫ )فِي‬fi/pada oleh ayat di atas berfungsi
menjelaskan keadaan Rasul SAW. Ditengah mereka yakni bahwa
beliau senantiasa berada dalam bersama mereka, tidak pernah
meninggalkan mereka, bukan juga pendatang di antara mereka.
Kata ( َ‫ )األ ِّميِّين‬al ummiyyyin adalah bentuk jamak dari kata (‫)ﺃﻣﻲ‬
ummiyy dan terambil dari kata (‫ )ﺃﻢ‬umm/ibu dalam arti seorang yang
tidak pandai membaca dan menulis. Seakan-akan keadaanya dari segi
pengetahuan sama dengan keadaanya ketika varu dilahirkan oleh
ibunya atau sama dengan keadaan ibunya yang tak pandai membaca
dan menulis.  Ini karena masyarakat Arab pada masa jahiliyah
umumnya yang tak pandai membaca dan menulis, lebih-lebih kaum
wanitanya. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ummiyy terambil
dari kata (‫ )ﺃﻣﺔ‬ummah/umat yang menunjuk kepada masyarakat ketika
turunnya al-Qur’an yang oleh Rasul swa dilukiskan dengan sanda
beliau :” sesunggunya kita adalah umat yang ummiyy, tidak pandai
8
https://tafsirweb.com/10902-surat-al-jumuah-ayat-2.html diakses pada hari Senin, 18 Oktober
2021, pukul 15.58 wib

14
membaca dan berhitung.” Betapapun, yang dimaksud dengan al-
Ummiyyyin adalah masyarakat Arab.
Orang-orang Arab pada waktu itu disebut sebagai orang-orang
yang buta huruf karena pada umumya mereka tidak bisa membaca
dan menulis. Dalam 100 orang belum tentu ada seorang yang pandai
menulis atau membaca, tetapi mereka mempunyai satu kelebihan
yaitu ingatan mereka sangat kuat. Kata ( ‫ ) ِم ْنهُ ْم‬minhum/dari mereka,
mengisyaratkan bahwa Rasul SAW memiliki hubungan darah dengan
seluruh suku-suku Arab. Menurut sejarawan, Ibn Iskaq, hanya suku
Taghlib yang tidak memiliki hubungan darah dengan Rasul.
Salah satu wujud kebijaksanaan Allah SWT adalah mengutus
Rasulullah SAW yang bertugas mendidik umat manusia agar selamat
dari jalan yang sesat. Ada tiga model pendidikan yang diterapkan
Rasulullah SAW, yaitu Tilawah, Tazkiyyah dan Ta’lim (Q.S. al-Jumu’ah
[62]: 2).
Tilawah mengisyaratkan peran penting al-Qur’an sebagai
sumber primer bagi teori dan praktik pendidikan Islam. Tazkiyyah
mengisyaratkan pentingnya motivasi dalam pendidikan Islam. Ta’lim
mengisyaratkan pentingnya arahan dalam pendidikan Islam. Jika
diilustrasikan, Tilawah memberi panduan tentang jalan yang lurus
(shirath al-mustaqim). Tazkiyyah memberi motivasi umat muslim agar
memiliki kemauan untuk meniti jalan yang lurus. Ta’lim memberi
arahan umat muslim agar memiliki kemampuan untuk meniti jalan
yang lurus.9
Dari Ibnu Umar Ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

ُ‫ِإنَّا ُأ َّمةٌ ُأ ِّميَّةٌ اَل نَ ْكتُبُ َواَل نَحْ سُب‬

9
https://riset-iaid.net/index.php/TA/article/view/110 diakses pada hari Senin, 18 Oktober 2021 pukul 15.56
wib

15
“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi, kami tidak
menulis dan tidak menghitung.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
d. Hubungan Surah Al-Jumu’ah ayat 2 dengan Bahan Pengajaran
Tujuan pendidikan Islam dalam Alquran surat Al-Jumuah ayat 2,
bahwa ada tiga konsep tujuan Pendidikan Islam yaitu: pertama,
konsep tujuan individual dalam pendidikan islam. Konsep tujuan
individual yang dimaksud adalah bagaimana setiap pribadi muslim
berubah dalam sikapnya dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-
hari. Kedua, konsep tujuan sosial dalam pendidikan Islam melalui
tahap-tahap dalam pembelajaran yaitu Nabi Muhammad saw.
membacakan ayat-ayat Allah swt kepada umatnya, menyucikan
umatnya, dan mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah serta hal-hal yang
belum diketahui sebelumnya. Ketiga, konsep tujuan tertinggi dalam
pendidikan Islam yaitu berupa pengabdian kepada Allah swt.
Pengabdian kepada Allah swt. dapat termanifestasikan melalui tujuan
individual dan tujuan sosial dalam pendidikan Islam. Bagi para
pendidik Islam pada khususnya, sudah seharusnya untuk memahami
perannya sebagai pendidik. Memahami konsep tujuan pendidikan
Islam dan menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
melihat perjuangan Nabi Muhammad saw. diharapkan pendidik
muslim mampu meniru kesabaran beliau dalam mendidik umatnya.
Beliau mendidik dari nol hingga mengalami perubahan yang
signifikan.10
C. Q.S AN-NISA’ 59
a. Teks Ayat Surah An-Nisa’ ayat 59

10
Soni Samsu Rizal,Tarbiyah al-Aulad Volume 2, No. 1, 2017 (hal.90)

16
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَا ِ ْن‬
‫تَنَازَ ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬
‫ك خَ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل‬
َ ِ‫ࣖ ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
b. Terjemah Surah An-Nisa’ ayat 59
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasulullah (Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentan sesuatu
maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (hadisnya),
jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Q.S. An-Nisa’
[59])11
c. Tafsir Tarbawi Surah An-Nisa’ ayat 59
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman

agar ta’at kepada Allah SWT dengan kata yang berarti


mengamalkan perintah dengan sebaik-baiknya dan tidak membantah
sedikitpun, kata perintah disini menunjukkan Fi’lul Amr wajib
penyampaian kalimat ini disebut Attholabu bis sigotit talbiyah, yaitu
bentuk Fi’lul Amr yang menghasilkan hukum wajib. Jadi mentaati
Allah adalah wajib bagi setiap individu yang Mukmin.

Kata yang berarti taatilah Rasul yakni


Muhammad SAW. Yang berfungsi sebagai juru penjelas al-Qur’an dan
Rosul menerangkan maksud Allah SWT di dalam alQur’an. Ta’at
kepada Rasul yaitu meneladani dan mengikuti sunah-sunahnya
kalimat ini sama dengan kalimat diatas bahwa mentaati Rosul adalah
wajib bagi setiap individu yang Mukmin.

11
https://www.dream.co.id/your-story/surat-an-nisa-ayat-59-arab-latin-terjemahan-asbabun-nuzul-dan-
tafsir-210104n.html diakses pada hari Senin, 18 Oktober 2021, pukul 16.36 wib

17
Dilanjutkan dengan kata artinya ta’ disini adalah huruf

‘ataf. dan Ulil amri Ma’tuf kepada kata , dengan demikian


perintah menta’ati Ulil amri berarti pemimpin atau orang yang

memegang kekuasaan diantara kamu, kata berarti dari


kalanganmu ayat ini ditunjukkan kepada orang mukmin saja, maka
pemimpin disini ialah orang mukmin, bila diperhatikan perintah untuk

taat kepada Allah dan Rasulnya keduanya terdapat kata dan

pada ayat ulil amri tidak ada kata ini menunjukkan bahwa
perintah mentaati Allah dan Rasulnya adalah mutlak wajib diikuti akan
tetapi mentaati pemimpin tidak mutlak wajib untuk diikuti. 12
Imam Nashiruddin Abul Khair Abdullah bin Umar bin
Muhammad, biasa dikenal Imam Al-Baidhawi, berkata dalam
tafsirnya, ketika mengomentari surat an-Nisa’, ayat 59 (Athi’ullaha wa
athi’ur Rasul wa ulil amri minkum), bahwa yang dimaksud dengan
“pemimpin” disini adalah para pemimpin kaum muslimin sejak zaman
rasulullah dan sesudahnya, seperti para khalifah, hakim, panglima
perang, di mana manusia diperintah untuk mentaati mereka setelah
diperintah untuk berbuat adil, wajib mentaati mereka selama mereka
diatas kebenaran.
Adapun kalau ketaatan kepada Ulil Amri harus benar-benar
tercakup di bawah ketaatan kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan bukanlah ketaatan yang berdiri sendiri. Sebagaimana yang
disebutkan di dalam hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda:

‫ ِإالَّ َأ ْن يُْؤ َم َر‬،َ‫َعلَى ْال َمرْ ِء ْال ُم ْسلِ ِم ال َّس ْم ُع َوالطَّا َعةُ فِ ْي َما َأ َحبَّ َو َك ِره‬
َ‫ فَالَ َس ْم َع َوالَ طَا َعة‬،‫ْصيَ ٍة‬ ِ ‫ فَِإ ْن ُأ ِم َر بِ َمع‬،‫ْصيَ ٍة‬ ِ ‫بِ َمع‬.

12
Dr. H. A. Fatoni, M.Pd.I. , TAFSIR TARBAWI Menyingkap Tabir Ayat-ayat Pendidikan, hal. 102

18
“Wajib bagi seorang manusia untuk selalu mendengarkan dan
taat kepada pemimpin kaum Muslimin dalam hal-hal yang disukainya
atau dibencinya selama tidak diperintahkan berbuat maksiat kepada
Allah, maka jika dia diperintahkan untuk berbuat maksiat kepada
Allah, jangan dia dengar dan jangan dia taat.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Huruf ‫ ف‬disini adalah huruf isti’naf dan kata (in) adalah huruf
syarat yang artinya jika, fi’il syaratnya kata ini menggunakan fi’il
madhi yaitu yang mengandung arti musyarakah yaitu tindakan yang
terjadi secara timbal balik antara dua orang atau lebih. Pendapat yang
diperselihkan itu biasanya masalah yang belum ada nashnya dalam al-
Qur’an dan asSunnah. Jadi ayat ini menerangkan bila ada perbedaan
pendapat tentang sesuatu dan di dalam al-Qur’an atau Sunnah tidak
ada nash atas hukum, maka ulil amri mempertimbangkannya, karena
merekalah orang-orang yang dipercaya, jika mereka telah
menyepakati sesuatu perkara, maka perkara itu wajib diamalkan atau
ditaati.
Menurut pendapat para mufassir tentang kata yaitu sesuatu
yang diperselisihkan adalah urusan mengenai agama bukan perkara
lainnya, jika mereka berselisih tentang suatu masalah, maka hal itu
wajib diperiksa di dalam kitab dan sunnah dengan keduanya, maka
itulah yang bermaslhat bagi kita dan kita wajib mengamalkannya,
tetapi jika bertentangan dengan keduannya, maka hal itu tidak
bermaslahat dan kita wajib meninggalkannya.

BAB III

19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Surah
Luqman ayat 12-19 tersebut secara garis besar mengandung nilai
pendidikan karakter: syukur, bijaksana, amal salih, sikap hormat, ramah,
sabar, rendah hati, dan pengendalian diri. Selain itu Luqman diberi
hikmah oleh Allah; sikap hikmah (bijak) Luqman ditunjukkan dengan
menerapkan syukur; syukur Luqman dilakukan dengan menasihati
anaknya; nasihat (maw€™izah) dilakukan dengan penuh kasih sayang;
nasihat Luqman memuat materi pendidikan akidah, syariah, dan akhlak.
Luqman menerapkan pendidikan anak akibat kompetensi hikmah yang
diberikan Allah kepadanya. Karakter bijak (hikmah) ditemukan dalam
model interaksi pendidikan Luqman terhadap anaknya. Dominasi sifat
bijak ini melandasi interaksi pendidikan yang dilakukan kepada anaknya.
Sikap bijak Luqman tertuju pada upaya pembentukan peserta didik (anak)
menjadi insan kamil yakni berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang
luhur.
Dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 2 memiliki nilai-nilai pendidikan yang
tersirat yang diperoleh dengan menganalisis penafsiran para mufassir
terhadap QS. Al-Jumu’ah ayat 2, yang mengandung nilai pendidikan
tauhid, nilai pendidikan ibadah dan nilai pendidikan akhlak. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, metode
deskriptif dengan menggunakan sumber data primer yakni Al-Quran dan
kitab-kitab tafsir dan sumber data skunder berupa buku penunjang
lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data
melalui studi pustaka dengan mencari dan menyelidiki berbagai literatur,
karangan ilmiah dan buku-buku. Kemudian terdapat nilai pendidikan
ibadah yakni berdzikir, himbauan untuk menuntut ilmu, dan
mengamalkannya. Serta terdapat nilai pendidikan akhlak yakni sabar,

20
bertanggung jawab, jujur dengan mengetahui sifat-sifat Allah dan
menjadikan Rasulullah sebagai contoh dan suri tauladan yang paling
utama serta menghindari sikap zalim dan sombong.
Kandungan suran An Nisa ayat 59 adalah sebagai berikut: 1)Setiap
umat muslim taat dan patuh kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri
(pemimpin) 2)Terhadap Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak apabila
selama Ulil Amri tidak memerintahkan kepada yang dilarangkan oleh
Allah SWT. 3)Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan dalam suatu
urusan maka harus kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. 4)Masyarakat
harus menerima pemerintahan Islam dan mendukung para pimpinannya
yang adil.
Hubungan antara Surah Luqman, An-Nisa’, Al-Jumu’ah Dengan
Materi Pendidikan yaitu di dalam ketiga surah ini terdapat perintah untuk
memberikan pendidikan serta pengajaran kepada anak/peserta didik
serta penyempurnaan akhlak. Pendidikan, pengajaran, dan keterampilan
merupakan bentuk untuk menumbuh kembangkan potensi dalam diri
sendiri yang merupakan bagian tugas seorang pendidik. Dimulai dari taat
kepada Allah , taat kepada Rasul, taat kepada Pemimpin, dan taat kepada
orangtua.

B. Saran
Hendaklah kita sebgaia mahasiswa/i selalu menerapkan Nilai
berdasarkan arti denotatifnya dapat dimaknai sebagai harga. Dalam
kaitan dengan nilai pendidikan, maka mengandung arti konsep
pendidikan menjadi bahan utama dalam pertimbangan nilai. Penulis
menyadari terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini,
untuk itu sudilah kiranya saudara/I untuk memberikan kiritik dan
sarannya agar makalah ini menjadi jauh lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

As-Syafi’i, Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris, Al-Umm jilid V, terj. Ismail
Yakub, CV. FAIZAN, Jakarta, 1982.

Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al-Qur’an, Ensiklopedia al-Qur’an dan Hadits,


t.tp, 2010

Barnadib, Imam, Arti dan Metode Sejarah Pendidikan, FIP IKIP, Yogyakarta, 1982

Federspiel, Howard M., Kajian al-Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus hingga
Quraish Shihab, Mizan, Bandung, 1996

Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, Sebuah Panduan


Lengkap bagi Para Guru, Orang Tua, dan Calon, Akademia Permata,
Jakarta, 2013.

Shihab, M. Quraish, Al-Lubab; Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari surah-surah Al-
Qur’an, Lentera Hati, Tangerang, 2012.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen


Agama, 2002.

Yunus, Mahmud, Akhlak menurut al-Qur’an dan Hadis Nabi s.a.w, CV. Al-
Hidayah, Jakarta, 1975.

22

Anda mungkin juga menyukai