Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA TN.

A
DENGAN GANGGUAN SIRKULASI PADA PENYAKIT CHF DI IRNA
NON-BEDAH PENYAKIT DALAM

REVIEW STUDI KASUS

Disusun Oleh:
DEVI SINTIA DEWI BR SITUMORANG
NIM. 01.3.21.00478

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
T.A 2021/2022
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA TN. A
DENGAN GANGGUAN SIRKULASI PADA PENYAKIT CHF DI IRNA
NON-BEDAH PENYAKIT DALAM

REVIEW STUDI KASUS

Disusun Oleh:
DEVI SINTIA DEWI BR SITUMORANG
NIM. 01.3.21.00478

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
T.A 2021/2022
STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAATAN DASAR PROFESI

NAMA : DEVI SINTIA DEWI BR SITUMORANG

NIM : NIM. 01.3.21.00478

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA TN. A


DENGAN GANGGUAN SIRKULASI PADA PENYAKIT CHF DI
IRNA NON-BEDAH PENYAKIT DALAM

Kediri, 15 November 2020


Dosen Pembimbing

Erlin Kurnia, S.Kep., Ns., M.Kes


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI PADA TN. A


DENGAN GANGGUAN SIRKULASI PADA PENYAKIT CHF DI IRNA
NON-BEDAH PENYAKIT DALAM

PJMK Kep. Dasar Profesi


Kediri, 15 November 2021
Mahasiswa

Putu Indraswari A, S.Kep., Ns., M.Kep


Devi Sintia Dewi Br S

Mengetahui,
Ketua Program Studi

KiliAstarani, S.Kep., Ns., M.Kep


BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1. Tinjauan Medis
1.1.1 Pengertian Gangguan Sirkulasi
Gangguan sirkulasi adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi
yang adekuat untuk menunjang kehidupan( SDKI, 2017).
1.1.2 Etiologi Gangguan Sirkulasi
Penyebab untuk masalah gangguan sirkulasi spontan adalah :
1) Abnormalitas kelistrikan jantung
2) Abnormalitas struktur jantung
3) Penurunan fungsi ventrikel
1.1.3 Organ yang berperan dalam sirkulasi
Organ yang berperan dalam sirkulasi yaitu:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara
ritmis, dan berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara
struktural dinding jantung terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1) Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam
dibatasi oleh endotel.Endokardium tersusun atas jaringan
penyambung jarang dan banyak mengandung vena, syaraf (nervus),
dan cabang-cabang sistem penghantar impuls.
2) Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung
dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang
menimbulkan dan menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan
denyut jantung.
3) Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas
viseral perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng
(mesotel). Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung
terkumpul dalam lapisan ini.
Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas
jaringan fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua
permukaannya dibatasi oleh lapisanendotel. Persyarafan jantung
tersusun atas sistem yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls pada jantung. Sistem yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa struktur yang
memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk berdenyut
secaraberurutan dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa
yang
efisien. Sistem ini terdiri atas:
1. Simpul
Sinotrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pacemaker)
jantung
2. Simpul atrioventikuler (dari Tawara)
Juga terdapat berkas atrioventrikuler yang berasal dari simpul
atrioventrikuler dan berjalan ke ventrikel, bercabang dan
mengirimkan cabang- cabang ke kedua ventrikel.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak
tergantung dari impuls syaraf. Sel-sel otot jantung yang telah
diisolasi
dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel

ini sangat erat berhubungan dan terjadi pertukaran informasi


dengan
adanya gap junction pada discus interkalaris.
Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mempersyarafi
jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada basis
jantung. Pada daerah- daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial
dan
atrioventrikuler, terdapa tsel-sel. syaraf ganglion dan serabut-
serabut
syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung, dimana
perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan
perlambat denyut jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis

mempercepatirama pacemaker
b. Pembuluh darah
Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
1. Tunika untima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang
membatasi permukaan dalam pembuluh. Di bawah endotel adalah
lapisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung jarang halus
yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan
untuk kontraksi pembuluh darah.
2. Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar
(sirkuler). Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intimaoleh
suatu membrana elastik interna. Membran ini terdiri atas
elastin, biasanya berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat berdifusi
melalui lubang-lubang yang terdapat dalam membran dan memberi
makan pada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh.
Pada pembuluh besar, sering ditemukan membrana elstika externa
yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika
adventitia yang terletak diluar.
3. Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-
serabut elastin. Pada pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum
(pembuluh dalam pembuluh) bercabang-cabang luas dalam
adventitia.
4. Vasa vosarum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia
dan tunika media pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-
lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi dari aliran
darah.
1.1.4 Penyakit yang menyebabkan
Kondisi klinis atau penyakit yang dapat menyebabkan diagnosis ini muncul
adalah:
1. Henti jantung
2. Bradikardia
3. Takikardia
4. Sindrom koroner akut
5. Gagal jantung
6. Kardiomiopati
7. Miokarditis
8. Disritmia
9. Trauma
10. Perdarahan
11. Keracunan
12. Overdosis
13. Tenggelam
14. Emboli paru.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan keluhan utama yang diungkapkan oleh pasien kepada
perawat
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung mendadak, pada saat
pasien sedang melakukan aktifitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, di samping gejala kelumpuhan
separoh badan atau gangguan fungsi otak lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat- obat
antikoagulan aspirin, vasodilator, obat – obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
mellitus.
6. Pengumpula data
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, tidak berespon
Data obyektif:
Perubahan tingkat kesadaran, perubahan tonus otot  ( flaksid atau
spastic),  paraliysis (hemiplegia) , kelemahan umum, gangguan
penglihatan.
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung (  penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
Hipertensi arterial, disritmia, perubahan EKG, pulsasi : kemungkinan
bervariasi, denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.
c. Integritas ego
Data Subyektif:
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan,
kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
     Data Subyektif:
     Inkontinensia, anuria, distensi abdomen,  tidak adanya suara usus
     ( ileus paralitik )
e. Makan/ minum
Data Subyektif:
Nafsu makan hilang, nausea / vomitus menandakan adanya PTIK,
kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia, riwayat DM,
Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring),
obesitas ( factor resiko )
f. Sensori neural 
Data Subyektif:
Pusing / syncope , nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau
perdarahan sub arachnoid, kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena
terlihat seperti lumpuh/mati, penglihatan berkurang, sentuhan  :
kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama ), gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan
tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi
kognitif, ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua
jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam  ( kontralateral ), wajah: paralisis / parese ( ipsilateral ), afasia 
( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif,
global / kombinasi dari keduanya, kehilangan kemampuan mengenal atau
melihat, pendengaran, stimuli taktil, apraksia : kehilangan kemampuan
menggunakan motorik, reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan
tak bereaksi pada sisi lateral
g. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
h. Respirasi
Data Subyektif: Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,
Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi /aspirasi
i. Keamanan
Data obyektif: 
Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan, perubahan persepsi terhadap
tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian
tubuh yang sakit, tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang
pernah dikenali, gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan
regulasi suhu tubuh, gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap
keamanan, berkurang kesadaran diri
j. Interaksi social
Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung.
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan frekuensi jantung.
3) Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan preload.
4) Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan afterload.

PENURUNAN CURAH JANTUNG D.0008


Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
Penyebab :
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas.
4. Perubahan preload.
5. Perubahan afterload
Gejalan dan Tanda Mayor Gejalan dan Tanda Mayor
Subjektif: objektif :
1. Perubahan irama jantung :
Palpitasi. 1. Perubahan irama jantung :
2. Perubahan preload : lelah. – Bradikardial / Takikardia.
3. Perubahan afterload : Dispnea. – Gambaran EKG aritmia atau
4. Perubahan kontraktilitas : gangguan konduksi.
Paroxysmal nocturnal dyspnea 2. Perubahan preload :
(PND); Ortopnea; Batuk. – Edema,
– Distensi vena jugularis,
  – Central venous pressure
(CVP) meningkat/menurun,
– Hepatomegali.
3. Perubahan afterload.
– Tekanan darah meningkat /
menurun.
– Nadi perifer teraba lemah.
– Capillary refill time > 3
detik
– Oliguria.
– Warna kulit pucat dan / atau
sianosis.
4. Perubahan kontraktilitas 
– Terdengar suara jantung S3
dan /atau S4.
– Ejection fraction (EF)
menurun.

Kondisi klinis terkait

1. Gagal jantung kongestif.


2. Sindrom koroner akut.
3. Stenosis mitral.
4. Regurgitasi mitral.
5. Stenosis aorta.
6. Regurgitasi aorta.
7.  Stenosis pulmonal.
8. Regurgitasi trikuspidal.
9. Stenosis pulmonal.
10. REgurgitasi pulmonal.
11. Aritmia.
12. Penyakit jantung bawaan.

1.2.3 Intervensi Keperawatan


SIKI
PERAWATAN JANTUNG I.02075
Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat
ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi
dispenea, kelelahan, adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea,
peningkatan CPV)
2. Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12 sadapoan
9. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
10. Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung,
BNP, Ntpro-BNP)
11. Monitor fungsi alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah
aktifitas
13. Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat
(mis. Betablocker, ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)

Terapeutik

1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau


posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
6. Berikan dukungan emosional dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi

1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi


2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu


2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

PERAWATAN JANTUNG AKUT : AKUT( I.02076)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang baru mengalami episode
ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan oksigen miokard
Tindakan

Observasi

1. Identifikasi karakteristik  nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan dan


pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
2. Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
3. Monitor Aritmia( kelainan irama dan frekuensi)
4. Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia( mis. kalium,
magnesium serum)
5. Monitor enzim jantung (mis. CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I)
6. Monitor saturasi oksigen
7. Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut(mis. Skor TIMI,
Killip, Crusade)

Terapiutik

1. Pertahankan tirah baring minimal 12 jam


2. Pasang akses intravena
3. Puasakan hingga bebas nyeri
4. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
5. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
6. Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
7. Berikan dukungan spiritual dan emosional

Edukasi

1. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada


2. Anjurkan menghindari manuver Valsava (mis. Mengedan sat BAB atau
batuk)
3. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
4. Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan

Kolabaorasi

1. Kolaborasi pemberian antiplatelat, jika perlu


2. Kolaborasi pemberian antiangina(mis. Nitrogliserin, beta blocker,
calcium channel bloker)
3. Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
4. Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
5. Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver Valsava (mis.,
pelunak, tinja, antiemetik)
6. Kolaborasi pemberian trombus dengan antikoagulan, jika perlu
7. Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada , jika perlu

1.2.4 Implementasi
SLKI
DIAGNOSA KEPERAWATAN: Penurunan curah jantung
SLKI : Curah jantung…………………………………….....Kode: ( L.02008 )
Definisi : Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolism tubuh

Menurun Cukup sedang Cukup meningkat


menurun meningkat
kriteria hasil 1 2 3 4 5

Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
perifer
Ejection 1 2 3 4 5
fraction (EF)
Cardiac todex 1 2 3 4 5
(CI)

Left 1 2 3 4 5
ventricular
stroke work
index
(LVSWI)
Stroke volume 1 2 3 4 5
index (SVI)
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Palpitasi 1 2 3 4 5
bradikardia 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Gambaran 1 2 3 4 5
EKG aritmia
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5
Distensi vena 1 2 3 4 5
jgularis
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/sianosis 1 2 3 4 5
Paroxysmal 1 2 3 4 5
nocturnal
Dypsnea 1 2 3 4 5
Batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung 1 2 3 4 5
s3
Suara jantung 1 2 3 4 5
s4
Murmur 1 2 3 4 5
jantung
Berat badan 1 2 3 4 5
Heatomegali 1 2 3 4 5
Pulmonary 1 2 3 4 5
vascular
resistence
(PVR)
systemic 1 2 3 4 5
vascular
resitance
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburu membaik
k
Tekanan darah
Capillary refill 1 2 3 4 5
time(CPT)
Pulmonary 1 2 3 4 5
artery wedge
pressure
(PAWP)
Central 1 2 3 4 5
veneous
pressure

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017 Standar


Diagnosis Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019 Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.
`
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018 Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai