OLEH :
SUMARDI (105021101321)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
2021
KATA PENGANTAR
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah "Amar Ma'ruf Nahi Munkar", dan itu
bukan semata-mata menyeru kebaikan dan mencegah yang munkar. Akan tetapi
mengandung tiga hal yang mencakupi gerakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar tersebut,
yakni Liberasi, Humanisasi, dan Transendensi.
Membebaskan manusia dari ketertindasan, dalam arti kebodohan, penyakit,
kelompok rentan, serta tentunya kemiskinan. Merupakan suatu hal yang mendasari
gerakan dari Muhammadiyah, dan hal itu yang disebut liberasi.
Seperti halnya pada saat KH. Ahmad Dahlan mendirikan Rumah Sakit PKU
untuk membantu umat dalam pelayanan kesehatan. Karena pada saat itu kebanyakan
umat tidak memiliki keuangan yang cukup untuk berobat di rumah sakit yang dikelola
oleh Belanda. Ini merupakan salah satu penindasan. Oleh sebab itulah KH. Dahlan
mendirikan rumah sakit tersebut. Dan itu merupakan gagasan yang keluar dari Amar
Ma'ruf Nahi Munkar. Jika kita lihat atau coba kita bahasakan adalah dari Al-Qur'an
berdirilah rumah sakit yang diprakarsai oleh KH. Dahlan.
Kemudian, humanisasi dapat diartikan memanusiakan manusia. Atau dapat disebut
manusia yang diberdayakan. Dan yang terakhir adalah Transendensi yang memiliki
artian membawa manusia pada keimanan dan kesholehan.
Seperti itulah dakwah menurut Muhammadiyah. Tidak langsung diajak untuk
hal kesholehan, akan tetapi ada tahapan-tahapan yang mengiringi kearah tersebut.
Oleh sebab itu dibebaskan dari ketertindasan dahulu, kemudian diberdayakan terlebih
dahulu, dan barulah dibawa ke arah keimanan dan kesholehan.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Muhammadiyah..................................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muhammadiyah
Muhammadiyah (pada saat berdiri ditulis Moehammadijah) adalah
nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta tanggal 18 November
1912. Pada saat waktu berdirinya dan mengajukan pengesahan kepada
pemerintah Hindia Belanda menggunakan tanggal dan tahun Miladiyah.
Adapun pertepatan waktu dengan tanggal Hijriyah ialah tanggal 8 Dzulhijjah
1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang Kyai yang dikenal
alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang
sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwisy.
Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau
perhimpunan resmi, yang sering disebut dengan “Persyarikatan”, yang waktu
itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah”. (Nasir, 1994, hlm. 15)
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam berdasar pada Dakwah
Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah. Muhammadiyah didirikan oleh KH. A. Dahlan pada 8 Dzulhijjah
1330 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Masehi di
Kota Yogyakarta. Muhammadiyah, demikian gerakan ini diberi nama oleh
pendirinya dengan maksud untuk bertafa’ul (bepengharapan baik), dapat
mencontoh dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan
dan menjungjung tinggi agama Islam yang semata-mata demi terwujudnya
‘Ihzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan
hidup umat Islam sebagai realita. (Hamdan,1994, hlm. 29).
B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf NAhi
Mungkar
3
Dalam mewujudkan cita-cita dan keyakinannya Muhammadiyah
menggunakan cara Da'wah Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar dengan hikmah
kebijaksanaan. Jadi Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai gerakan
Dakwah. Dakwah/Da'wah (وةJJJ)دع, yaitu mengajak, memanggil, menyeru
dengan tidak jemu-jemunya, tidak memaksa, tidak boleh marah, tidak boleh
putus asa apabila tidak berhasil, apabila dimusuhi, semuanya harus diterima
dengan senang hati. Berhasil itu memang yang diharapkan, tidak berhasil itu
hak Allah, kita serahkan pada Allah, kita puas karena telah memenuhi
kewajiban. Kita perlu ingat bahwa taufiq, hidayah, dan 'inayah itu milik Allah
semata.
Amar Ma’ruf nahi mungkar dalam istilah fiqh disebut dengan al
Hisbah merupakan perintah yang ditujukan kepada semua masyarakat untuk
mengajak atau menganjurkan perilaku kebaikan dan mencegah perilaku
buruk. Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab
syariat Islam memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan
siapa pun dari kita yang meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan
mendapatkan hukuman berupa siksa yang sangat pedih dan menyakitkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:
"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi
mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan
menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian
orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa
mereka)." (HR. Abu Dzar).
Selain itu, dakwah amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip
dasar agama Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Hal tersebut
sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'An ( QS. Ali Imran: 104)
4
ٓ
ََو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱلخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعرُوفِ َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئك
َهُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali Imran: 104).
Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf
nahi mungkar, karena perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat
memberikan keuntungan bagi pelakunya. Allah SWT berfirman (QS. al-
A'raaf: 157) :
يل ِ ى ٱلَّ ِذى يَ ِجدُونَهۥُ َم ْكتُوبًا ِعن َدهُ ْم فِى ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوٱِإْل
ِ نج َّ ى ٱُأْل ِّم َّ ِٱلَّ ِذينَ يَتَّبِعُونَ ٱل َّرسُو َل ٱلنَّب
ثَ ت َويُ َح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْٱل َخ ٰبَِٓئِ َ بِ ْٱل َم ْعرُوفِ َويَ ْنهَ ٰىهُ ْم ع َِن ْٱل ُمن َك ِر َويُ ِحلُّ لَهُ ُم ٱلطَّيِّ ٰبJيَْأ ُم ُرهُم
َ وا بِِۦه َو َع َّزرُوهُ َون
َُصرُوه ۟ َُت َعلَ ْي ِه ْم ۚ فَٱلَّ ِذينَ َءامن
َ ْ ض ُع َع ْنهُ ْم ِإصْ َرهُ ْم َوٱَأْل ْغ ٰلَ َل ٱلَّتِى َكان َ ََوي
ٓ
َنز َل َم َع ٓۥهُ ۙ ُأ ۟و ٰلَِئكَ هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون ِ ى
ور ٱلَّ ِذ ٓ ُأ J۟ َوٱتَّبَع
َ ُوا ٱل ُّن
5
Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam
hadits. Salah satunya adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:
"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika
tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya
iman." (HR. Muslim)
C. Tujuan Dakwah Islamiyah
Tujuan dakwah Islamiyah secara proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:
1. Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak
mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu, dan tidak menyembah Tuhan
selain Allah semata-mata.
2. Agar supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya,
memurnikan keyakinan, hanya mengakui Allah sebagai Tuhannya,
membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal
perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang
diianutnya.
3. Dakwah islamiyah ditujukan untuk mengubah sistem pemerintahan ke
dalam pemerintahan islam.
D. Pengembangan Konsep Dakwah Muhammadiyah
Sebagai gerakan dakwah yang multidimensi, muhammadiyah
senantiasa melakukan revitalisasi sebagai upaya penguatan terus menerus
langkah-langkah dakwah, baik secara kualitifmaupun kuantitatif menuju
terwujudnya cita-cita dan tujuan muhammdiyah, yaitu masyarakat islam yang
sebenar benarnya. Muhammdiyah memandang bahwa dakwah memiliki
pengertian yang luas, yakni dengan tujuan untuk mengajak seseorang atau
sekelompok orang(masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran islam
kedalam kehidupan nyata.
Dijelaskan oleh Agung Darnarto, sekretaris umum PP
Muhamamdiyah Dr. H. Agung Danarto, Lc., M.Ag, dengan mengangkat
6
materi tentang kepribadian muhammadiyah, Sabtu (28/11) melalui saluran
video telecomprance., bahwa muhammadiyah adalah persyarikatan yang
merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar
Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat. Perseorangan yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu;
a. Orang yang sudah islam (Umua Ija;bah)
Sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi
bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan, akan tetapi
bersifat Tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang
dikenakan pada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal
keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya. Sebagaiman yang
diajarkan oleh Allah dan Rsul-rasul-Nya. Tajdid terhadap amal
keberagamaan umat Ijamah meiputi beberapa bidang, yaitu :
1. Akidah
2. Akhlaq
7
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah
Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3. Ibadah
Tajdid dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah islam adalah
menuntunkan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah
saw tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah) serta
menghilangkan kebiasaan berniat Taqliq/membeo.
4. Muamalat Duniawiyat
8
ternyata mudah dan menggembirakan, bukan menambah beban dan tidak
akan menimbulkan kesusahan dan kesulitan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan
ciri utama masyarakat orang-orang yang beriman; setiap kali al-Qur'an
memaparkan ayat yang berisi sifat-sifat orang-orang beriman yang benar, dan
menjelaskan risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada perintah yang jelas,
atau anjuran dan dorongan bagi orang-orang beriman untuk mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka tidak heran jika masyarakat
muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran; karena kebaikan negara dan rakyat tidak sempurna kecuali
dengannya.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://news.upmk.ac.id/home/post/
kepribadian.muhammadiyah.sebagai.gerakan.dakwah.amar.maruf.nahi.munka
r.html
https://id.scribd.com/document/423096065/Muhammadiyah-Sebagai-Gerakan-
Dakwah-Amal-Ma-ruf-nahi-munkar
https://www.kompasiana.com/
abyantaqyboynge7916/5fb3fa9b05893b0cdc36d493/da-wah-amar-ma-ruf-nahi-
munkar-gerakan-muhammadiyah-yang-harus-menjadi-acuan-diera-anak-
milenial
11