Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN UKURAN PEMUSATAN DATA

Mean, Modus , Median untuk data tunggal dan data kelompok

Disusun oleh :

Intan Harared 21340002

Tri Prasetyo 21340011

Dosen Pengampu :

Dr. Wilda Welis SP, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN (S2)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan
Makalah ini dengan judul “Perhitungan Ukuran Pemusatan Data”.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas matakuliah Statistika Prodi


Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP).

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalh ini.

Padang, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

BAB III...............................................................................................................................13

PENUTUP..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa
Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada
mulanya, kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik
yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu
Negara. Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) dan
yang tidak berwujud angka (data kualitatif).
Istilah statistik juga sering diberi pengertian sebagai kegiatan statistik atau
kegiatan persetatistikan atau kegiatan pensetatistikan. Sebagaimana disebutkan
dalam undang-undang tentang statistik (lihat undang-undang No. 7 tahun 1960),
kegiatan statistik mencakup 4 hal, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) penyusunan
data, (3) pengumuman dan pelaporan data, dan (4) analisis data. Statistika adalah
ilmu pengetahuan yang telah banyak digunakan dalam kehidupansehari-hari.
Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa
laludan juga untuk membuat rencana masa datang.Selain itu pimpinan mengambil
manfaat dari kegunaan statistika untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu
dalam menjalankan tugasnya.
Mean, Median, Modus sama-sama merupakan ukuran pemusatan data
yang termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun, ketiganya memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam menerangkan suatu ukuran
pemusatan data. Untuk tahu kegunaannya masing-masing dan kapan kita
mempergunakannya, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian analisis statistika
deskriptif dan ukuran pemusatan data. Analisis Statistika deskriptif merupakan
metode yang berkaitan dengan penyajian data sehingga memberikan informasi

1
2

yang berguna. Upaya penyajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi


penting yang terdapat dalam data ke dalam berntuk yang lebih ringkas dan
sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan
penafsiran.
Dalam hal ini, makalah kami berisikan materi“Ukuran Pemusatan Data” yang
terdapat pembahasan-pembahasannya yaitu mean, median, dan modus.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui Macam-Macam Ukuran  Pemusatan (Mean, Median, dan
Modus)
2. Kelebihan dan Kekurangan Mean, Median dan Modus
3. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan Modus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mean, Median, Modus


1. Pengertian Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Mean adalah
sebuah rata-rata dari data yang diperoleh berupa angka. Mean adalah "Jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu". Mean (rata-rata) merupakan suatu
ukuran pemusatan data. Mean suatu data juga merupakan statistik karena mampu
menggambarkan bahwa data tersebut berada pada kisaran mean data tersebut.
Mean tidak dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan untuk jenis data nominal
dan ordinal.
a. Data tidak berkelompok

Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76

n=9

3
4

b. Data berkelompok

BB (Kg) f titik tengah fxm


klas (m)
35 - <45 6 40 240
45 - <55 12 50 600

55 - <65 14 60 840

65 -<75 1 70 70

75 - <85 2 80 160

n
35 ∑ fm 1910

2. Pengertian Median
Media adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah-tengah data yang kita
punyai dan telah diurutkan dari kecil ke besar atau sebaliknya. Untuk menentukan
median suatu data pengamatan tergantung pada n, apakah n tersebut ganjil atau
genap. Jika banyaknya pengamatan n genap maka pengamatan yang dimaksud
adalah data antara yang ke ½ n dan yang ke ½ n + 1, sedangkan untuk n yang
ganjil pengamatan yang dimaksud adalah yang ke ½ (n+1). Jika n merupakan
bilangan ganjil, maka statistik urutan ke  merupakan skor yang terletak di tengah
setelah data diurutkan. Skor itu disebut median.

a. Median data tidak berkelompok untuk n ganjil (n+1)/2


5

Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76

contoh diatas : (9+1) / 2 = 5 Md = 61

Contoh, hasil ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Filsafat Ilmu 11 mahasiswa
adalah sebagai berikut: 85, 90,80, 95, 50, 75, 30, 60, 65, 40, 70. Untuk mencari
median (Mdn) atau menentukan skor berapa dari 11 skor tersebut yang menjadi
median, maka 11 skor tersebut diurutkan lebih dahulu mulai dari skor terrendah
sampai skor tertinggi sebagai berikut. 30, 40, 50, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95
Karena jumlah kasus ganjil, yaitu N = 11, maka median (Mdn) dapat diperoleh dengan
perhitungan sebagai berikut.
N = 2n + 1 Mdn = n+1
11 = 2n + 1 = 5+1
11–1 = 2n = 6 (Jadi skor ke-6, yaitu 70
2n = 10
n =5

b. Median data tidak berkelompok untuk n genap


Median pada urutan diantara ke n / 2 dan (n/2) + 1 kemudian dibagi 2
59 60 60 60 60 61 62 66 75 76

Md = (60+61) / 2 = 60,5 kg

Median untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dengan


jumlah kasus genap, rumus yang digunakan adalah: N= 2n. Sehingga
median dapat diperoleh pada skor yang terletak antara skor ke-n dan skor ke-
(n+1). Contoh, hasil pengukuran berat badan 12 mahasiswa adalah sebagai
berikut: 68, 66, 55, 63, 54, 70, 53, 60, 50, 61, 52, 65. Untuk mencari median
(Mdn) atau menentukan skor berapa dari 12 skor tersebut yang menjadi
median, maka 12 skor tersebut diurutkan lebih dahulu mulai dari skor terrendah
sampai skor tertinggi sebagai berikut: 50, 52, 53, 54, 55, 60, 61, 63, 65, 66, 68,
70.
Karena jumlah kasus genap, yaitu N = 12, maka median (Mdn)
dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai
6

berikut.
N = 2n
12 = 2n n = 6
Jadi median berat badan 12 mahasiswa itu terletak pada skor ke-6 dan ke-
(6+1). Skor ke-6 adalah 60 dan skor ke-7 adalah 61. Maka mediannya adalah:
(60+61)/2 = 60,5

1. Median Data Berkelompok

3. Pengertian Modus
Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada data
frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kita menggunakan
modus. Modus sangat baik bila digunakan untuk data yang memiliki skala
kategorik yaitu nominal atau ordinal.
7

Modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak


terjadi.Modus dari sekumpulan pengamatan (data) ialah nilai yang paling sering
mucul atau mempunyai frekuensi tertinggi. Dalam data bisa terdapat satu
modus (unimodus), duamodus (bimodus), lebih dari dua modus (multimodus), atau
sama sekali tidak memiliki modus. Jika semua pengamatan mempunyai frekuensi
sama maka modus tidak ada.
a. Modus data tidak berkelompok

Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76

Modus adalah 60 karena 60 paling sering muncul yaitu sebanyak 3 kali


Contoh lain :
 Modus dari data 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11 tidak ada, atau dikatakan data ini tidak
mempunyai modus karena frekuensi datum sama yaitu 1 kali.

 Data 20, 20, 25, 25, 29, 29, 30, 30 tidak mempunyai modus karena
frekuensi masing-masing datum sama yaitu 2 kali.

 Modus dari 2, 4, 6, 6, 9, 9, 11, 12 adalah 6 dan 9 karena 6 dan 9 sama-


sama mempunyai frekuensi 2.

 Modus dari 1, 1, 2, 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 8 adalah 1, 4, dan 7, karena masing-


masing muncul sebanyak 2 kali.

Contoh:
Sumbangan dari warga Bogor pada hari Palang Merah Nasional tercatat
sebagai berikut: Rp 9.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 9.000, Rp 9.000, Rp 7.000,
Rp 8.000, Rp 6.000, Rp 10.000, Rp 11.000. Maka modusnya, yaitu nilai yang
terjadi dengan frekuensi paling tinggi, adalah Rp 9.000.
Dari dua belas pelajar sekolah lanjutan tingkat atas yang diambil secara acak
dicatat berapa kali mereka menonton film selama sebulan lalu. Data yang
diperoleh adalah 2, 0, 3, 1, 2, 4, 2, 5, 4, 0, 1 dan 4. Dalam kasus ini terdapat dua
8

modu, yaitu 2 dan 4, karena 2 dan 4 terdapat dengan frekuensi tertinggi. Distribusi
demikian dikatakan bimodus.

Contoh lain :

Jenis Frekuensi
kendaraan
Sepeda 10
Sepeda motor 45
Mobil 20
Bus 5
Truck 40
Becak 2

Modus data dalam tabel ini adalah sepeda motor karena frekuensinya yang
palingbanyak.

b. Modus data berkelompok


9

          
  Modus data dalam tabel ini adalah sepeda motor karena frekuensinya yang
paling banyak.

B. Kelebihan dan Kekurangan Rata-rata, Median dan Modus


1.      Mean
a. Kelebihan
 Rata-rata lebih populer dan lebih mudah digunakan.
 Dalam satu set data, rata-rata selalu ada dan hanya ada satu rata-rata.
 Dalam penghitungannya selalu mempertimbangkan semua nilai data.
 Tidak peka terhadap penambahan jumlah data.
10

 Variasinya paling stabil.


 Cocok digunakan untuk data yang homogen.
b. Kelemahan
 Sangat peka terhadap data ekstrim. Jika data ekstrimnya banyak, rata-rata
menjadi kurang mewakili (representatif).
 Tidak dapat digunakan untuk data kualitatif.
 Tidak cocok untuk data heterogen.
2.       Median
a. Kelebihan
 Tidak dipengaruhi oleh data ekstrim.
 Dapat digunakan untuk data kualitatif maupun kuantitatif.
 Cocok untuk data heterogen.
b. Kelemahan
 Tidak mempertimbangkan semua nilai data.
 Kurang menggambarkan rata-rata populasi.
 Peka terhadap penambahan jumlah data.
3.      Modus
a. Kelebihan
 Tidak dipengaruhi oleh data ekstrim.
 Cocok digunakan untuk data kuantitatif maupun kualitatif.
b. Kelemahan
 Modus tidak selalu ada dalam satu set data.
 Kadang dalam satu set data terdapat dua atau lebih modus. Jika hal itu
terjadi modus menjadi sulit digunakan.
 Kurang mempertimbangkan semua nilai.
 Peka terhadap penambahan jumlah data.

C. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan Modus


Jika rata-rata (mean), median dan modus memiliki nilai yang sama, maka nilai
rata-rata, median dan modus akan terletak pada satu titik dalam kurva distribusi
frekuensi. Kurva distribusi frekuensi tersebut akan terbentuk simetris.
11

Jadi kurva Simetris : menunjukkan letak nilai rata-rata hitung, median, dan
modus berhimpit (berkisar di satu titik)

Jika rata-rata (mean) lebih besar dari median, dan median lebih besar dari
modus, maka pada kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di
sebelah kanan, sedangkan median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kiri.
Kurva distribusi frekuensi akan terbentuk menceng ke kanan
Jadi Kurva Miring ke kanan : mempunyai nilai modus paling kecil dan rata-rata
hitung paling besar
12

Jika rata-rata (mean) lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari
modus, maka pada kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di
sebelah kiri, sedangkan median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kanan.
Kurva distribusi frekuensi akan terbentuk menceng ke kiri
Jadi Kurva Miring ke kiri : mempunyai nilai modus paling besar dan rata-rata
hitung paling kecil
BAB III
PENUTUP

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,


mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Dalam
menghitung pengukuran gejala pusat seperti mean, modus, dan median harus
berkesinambungan satu sama lain atau dapat dikatakan terstruktur. Karna
kesaalahan dalan satu soal pengerjaan saja bisa membuat salah soal-soal
selanjutnya.
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Median
menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut urutan  nilainya.
Modus adalah nilai yang paling banyak muncul dari sejumlah data.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lies Maria Hamzah, Imam Awaluddin, dan Emi Maimunah.2016. Pengantar


Statistika Ekonomi. Bandar Lampung. CV. Anugrah Utama Raharja
(AURA)

Mundir. 2012. Statistik Pendidikan Pengatar Analisis Data Untuk Penulisan


Skripsi dan Tesis. Jember. Stain Press.

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statitika. Jakarta: Alfabeta

Rusydi Ananda, Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan Teori Dan


Praktik Dalam Pendidikan. Medan. CV. Widya Puspita, Medan

Suharyadi, dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.

Sudjana. 1991. Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta .

Turmuzi, Sri Harini. 2008. Metode Statistika Pndekatan Teoritis dan


Aplikatif. Malang. UIN Malang Press..

Wahyudi David, Aurino RA Djamaris. 2018. Metode Statistik Untuk Ilmu dan Teknologi
Pangan. Jakarta. Universitas Bakrie

14

Anda mungkin juga menyukai