Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai
persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa
Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada
mulanya, kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik
yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu
Negara. Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) dan
yang tidak berwujud angka (data kualitatif).
Istilah statistik juga sering diberi pengertian sebagai kegiatan statistik atau
kegiatan persetatistikan atau kegiatan pensetatistikan. Sebagaimana disebutkan
dalam undang-undang tentang statistik (lihat undang-undang No. 7 tahun 1960),
kegiatan statistik mencakup 4 hal, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) penyusunan
data, (3) pengumuman dan pelaporan data, dan (4) analisis data. Statistika adalah
ilmu pengetahuan yang telah banyak digunakan dalam kehidupansehari-hari.
Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa
laludan juga untuk membuat rencana masa datang.Selain itu pimpinan mengambil
manfaat dari kegunaan statistika untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu
dalam menjalankan tugasnya.
Mean, Median, Modus sama-sama merupakan ukuran pemusatan data
yang termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun, ketiganya memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam menerangkan suatu ukuran
pemusatan data. Untuk tahu kegunaannya masing-masing dan kapan kita
mempergunakannya, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian analisis statistika
deskriptif dan ukuran pemusatan data. Analisis Statistika deskriptif merupakan
metode yang berkaitan dengan penyajian data sehingga memberikan informasi
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui Macam-Macam Ukuran Pemusatan (Mean, Median, dan
Modus)
2. Kelebihan dan Kekurangan Mean, Median dan Modus
3. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan Modus
BAB II
PEMBAHASAN
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76
n=9
3
4
b. Data berkelompok
55 - <65 14 60 840
65 -<75 1 70 70
75 - <85 2 80 160
n
35 ∑ fm 1910
2. Pengertian Median
Media adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah-tengah data yang kita
punyai dan telah diurutkan dari kecil ke besar atau sebaliknya. Untuk menentukan
median suatu data pengamatan tergantung pada n, apakah n tersebut ganjil atau
genap. Jika banyaknya pengamatan n genap maka pengamatan yang dimaksud
adalah data antara yang ke ½ n dan yang ke ½ n + 1, sedangkan untuk n yang
ganjil pengamatan yang dimaksud adalah yang ke ½ (n+1). Jika n merupakan
bilangan ganjil, maka statistik urutan ke merupakan skor yang terletak di tengah
setelah data diurutkan. Skor itu disebut median.
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76
Contoh, hasil ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Filsafat Ilmu 11 mahasiswa
adalah sebagai berikut: 85, 90,80, 95, 50, 75, 30, 60, 65, 40, 70. Untuk mencari
median (Mdn) atau menentukan skor berapa dari 11 skor tersebut yang menjadi
median, maka 11 skor tersebut diurutkan lebih dahulu mulai dari skor terrendah
sampai skor tertinggi sebagai berikut. 30, 40, 50, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, 95
Karena jumlah kasus ganjil, yaitu N = 11, maka median (Mdn) dapat diperoleh dengan
perhitungan sebagai berikut.
N = 2n + 1 Mdn = n+1
11 = 2n + 1 = 5+1
11–1 = 2n = 6 (Jadi skor ke-6, yaitu 70
2n = 10
n =5
Md = (60+61) / 2 = 60,5 kg
berikut.
N = 2n
12 = 2n n = 6
Jadi median berat badan 12 mahasiswa itu terletak pada skor ke-6 dan ke-
(6+1). Skor ke-6 adalah 60 dan skor ke-7 adalah 61. Maka mediannya adalah:
(60+61)/2 = 60,5
3. Pengertian Modus
Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada data
frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kita menggunakan
modus. Modus sangat baik bila digunakan untuk data yang memiliki skala
kategorik yaitu nominal atau ordinal.
7
Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG) 59 60 60 60 61 62 66 75 76
Data 20, 20, 25, 25, 29, 29, 30, 30 tidak mempunyai modus karena
frekuensi masing-masing datum sama yaitu 2 kali.
Contoh:
Sumbangan dari warga Bogor pada hari Palang Merah Nasional tercatat
sebagai berikut: Rp 9.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 9.000, Rp 9.000, Rp 7.000,
Rp 8.000, Rp 6.000, Rp 10.000, Rp 11.000. Maka modusnya, yaitu nilai yang
terjadi dengan frekuensi paling tinggi, adalah Rp 9.000.
Dari dua belas pelajar sekolah lanjutan tingkat atas yang diambil secara acak
dicatat berapa kali mereka menonton film selama sebulan lalu. Data yang
diperoleh adalah 2, 0, 3, 1, 2, 4, 2, 5, 4, 0, 1 dan 4. Dalam kasus ini terdapat dua
8
modu, yaitu 2 dan 4, karena 2 dan 4 terdapat dengan frekuensi tertinggi. Distribusi
demikian dikatakan bimodus.
Contoh lain :
Jenis Frekuensi
kendaraan
Sepeda 10
Sepeda motor 45
Mobil 20
Bus 5
Truck 40
Becak 2
Modus data dalam tabel ini adalah sepeda motor karena frekuensinya yang
palingbanyak.
Modus data dalam tabel ini adalah sepeda motor karena frekuensinya yang
paling banyak.
Jadi kurva Simetris : menunjukkan letak nilai rata-rata hitung, median, dan
modus berhimpit (berkisar di satu titik)
Jika rata-rata (mean) lebih besar dari median, dan median lebih besar dari
modus, maka pada kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di
sebelah kanan, sedangkan median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kiri.
Kurva distribusi frekuensi akan terbentuk menceng ke kanan
Jadi Kurva Miring ke kanan : mempunyai nilai modus paling kecil dan rata-rata
hitung paling besar
12
Jika rata-rata (mean) lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari
modus, maka pada kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di
sebelah kiri, sedangkan median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kanan.
Kurva distribusi frekuensi akan terbentuk menceng ke kiri
Jadi Kurva Miring ke kiri : mempunyai nilai modus paling besar dan rata-rata
hitung paling kecil
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Suharyadi, dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.
Wahyudi David, Aurino RA Djamaris. 2018. Metode Statistik Untuk Ilmu dan Teknologi
Pangan. Jakarta. Universitas Bakrie
14