Anda di halaman 1dari 30

SHELA MELYANA

160112180049

ANAMNESIS
NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon

Persiapan alat dan bahan


- Nierbeken
- Masker
2.
- Handscoon
- Status ortodonti
- Tissue
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Konfirmasi identitas pasien
- Nama
- Jenis kelamin
- Tanggal lahir
- Nama orang tua
5. - TB/BB
- Menarche (perempuan)
- Alamat
- Pekerjaan
- No telepon
- No rekam medis
Lakukan anamnesis dengan menanyakan
- Keluhan utama
- Lokasi keluhan
- Onset
- Durasi
- Kronologi
- Hal yang memperparah
6. - Hal yang memperingan
- Riwayat pengobatan atas keluhan yang drasa
- Riwayat dental
- Riwayat kesehatan umum
- Riwayat penggunaan obat
- Riwayat penyakit dan perawatan di RS
- Kelainan kongenital
- Riwayat operasi
SHELA MELYANA
160112180049

- Kebiasaan buruk
- Harapan pasien
SHELA MELYANA
160112180049

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
1. Alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, excavator)
2. Cotton pellet dalam container
3. Lembar status ortodonti
4. Baki yang dialasi taplak putih
5. Papan jalan
2. 6. Pensil, penghapus, pulpen
7. Penggaris besi ujung nol
8. Sliding caliper/ jangka sorong
9. Gelas kumur
10. Slaber
11. Masker dan Handscoon
12. Stetoskop

3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk


Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Pasien dengan
Indeks kepala
tipe kepala
- Dilakukan dengan menggunakan face bow transfer untuk
panjang basanya
mengkur lebar dan panjang kepala maksimalnya
memilikibasis
- Posisi pasien duduk tegak, melihat ke depan
apikal
- Posisi operator dari atas pasien
yang sempit,
sehingga pada
- Rumus indeks kepala:
5. 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑥 kasus crowding
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 = 𝑥 100% lebih
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑥 dipertimbangkan
Klasifikasi: ekstraksi
Dolicocephalic (panjang) = < 75,9% dibanding
Mesocephalic (normal) = 76,0 – 80,9% ekspansi
Brachicephalic (pendek) = 81,0 – 85,4%
Hiperbrachicephalic = > 85,5%
SHELA MELYANA
160112180049

Pasien tipe
Indeks wajah wajah lebar
- Cara memeriksanya pasien duduk tegak, melihat ke depan memiliki basis
- Operator berada di depan pasien apikal lebar
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sliding caliper pula, sehingga
- Indeks wajah diukur dengan rumus Morphologic Facial Index : ekspansi aman
untuk dilakukan
MFH
𝑀𝐹𝐼 = 𝑥 100%
𝑏𝑖𝑧𝑦𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐 𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ
(Rakosi, 1993, page 109)
Morphologic Facial Height adalah jarak vertikal dari titik Nasion
ke titik Gnation.
6. Nasion titik paling anterior dari perpotongan tulang nasal dengan
tulang frontal. (Proffit, 2007, page 205)
Gnation pertengahan dari titik inferior simfisis mandibular.
(Proffit, 2007, page 205)
Bizygomatic width adalah jarak antara titik zigoma kiri dan kanan.

Klasifikasi:
Hypereuriprosop (sangat lebar) = <78,9%
Euriprosop (lebar) = 79,0 – 83,9%
Mesoporosop (sedang) = 84,0 – 87,9%
Leptoprosop (sempit) = 88,0 – 92,9%
Hyperleptoprosop (sangat sempit) = > 93,0%

Simetrisasi Muka
- Pasien duduk tegak melhat ke depan, operator berada di depan
pasien
- Menggunakan tiga bidang yang terdiri dari :
1. Bidang Vertikal = bidang midsagital/ tengah wajah =
bidang yang menghubungkan titik Nasion jaringan lunak ke
titik Subnasal jaringan lunak
2. Bidang Horizontal Atas = bidang bipupillary = bidang
yang menghubungkan pupil kanan dan pupil kiri
3. Bidang Horizontal Bawah = bidang melalui Stomion/
sudut bibir (Rakosi, Cephalometric Radiography, 1982,
7. page 177)
Subnasal : titik pertemuan pada jaringan lunak antara septum nasal
mesial dengan bibir atas
(Rakosi, Cephalometric Radiography, 1982, page 36)

- Kategori
a. Wajah relatif simetris
Jika bidang horizontal bawah relatif tegak lurus terhadap garis
Vertikal dan kedua garis horizontal relatif sejajar
b. Wajah asimetris
Garis horizontal tidak tegak lurus terhadap garis vertikal
Kedua garis horizontal tidak sejajar
SHELA MELYANA
160112180049

Profil Wajah
- Pasien duduk tegak, melihat ke depan, operator melihat dari
arah samping pasien (lateral)
- Menggunakan tiga titik referensi terdari dari :
1. Glabella adalah titik terdepan dari tulang frontalis yang
terletak pada bidang midsagital setinggi orbital ridge
superior
2. Tepi anterior bibir atas
3. Pogonion adalah titik paling anterior dari jaringan lunak
dagu pada bidang median
(Soemantri, 1999, page 13; Rohen, JW et.al, 2011, page 21)

Profil dibentuk dari dua garis


1. Garis atas : garis yang menghubungkan titik glabella dengan
8. tepi anterior bibir atas
2. Garis bawah : garis yang menghubungkan tepi anterior bibir
atas dengan jaringan lunak pogonion

Kategori :
a. Profil Wajah Normal
Jika garis atas dan garis bawah hampir membentuk satu garis
lurus
b. Profil Wajah Cembung/ Convex/ posterior divergent
Jika garis atas dan garis bawah membentuk sudut yang
menunjukkan dagu terletak lebih ke belakang
c. Profil Wajah Cekung/ Concav/ Anterior divergent
Jika garis atas dan garis bawah membentuk sudut yang
menunjukkan dagu terletak lebih ke depan

Tonus Bibir
- Pemeriksaan ketegangan otot bibir, pasien diintruksikan untuk
oklusi sentrik dan bibir dalam keadaan istirahat. Lalu lihat
keadaan bibir atas dan bawahnya berkontak atau tidak (visual)
- Dalam keadaan bibir menutup, lihat filtrum hilang atau tidak
9. - Bibir dipalpasi dengan jari tangan
- Klasfikasi:
Normal : bibir atas bawah berkontak
Hipotonus : bibir berkontak ,terasa lembek
Hipertonus : bibir terbuka, bibir pendek, otot bibir kontraksi

Relasi Bibir
- Pemeriksaan hubungan bibir atas dan bibir bawah
- Pasien dintruksikan dalam keadaan instruksi sentrik dan bibir
dalam keadaan istirahat
- Lihat secara visual kondisi bibir saat istirahat tertutup atau
10.
terbuka, dan filtrum menghilang atau tidak
- Kategori :
Normal/kompeten : bibir atas dan bawah berkontak saat
dalam keadaan istirahat
Inkompeten : secara anatomi bibir pendek, sehingga bibir atas
SHELA MELYANA
160112180049

dan bawah tidak berkontak, lipseal diperoleh bila orbicularis


oris dan mentalis berkontraksi. Filtrum hilang dan biasanya
terdapat ball appearance.
Potentially incompetent : bibir atas dan bawah tidak
berkontak karena terhalang gigi insisif protusif
Everted Lip : bibir hipertropi dengan jaringan berlebih namun
memiliki otot tonus yang lemah, biasanya terjadi pada kasus
protusif bimaksiler.

TMJ - Pasien
- Pasien duduk tegak dan melihat ke dapan, operator di depan dengan TMJ
pasien berat
- Pemeriksaan dlakukan dengan 3 cara dilakukan
Auskultasi : ada suara abnormal/tidak perawatan
Palpasi : telunjuk pada prosesus kondilus untuk palpasi bagian TMJ baru
11.
lateral, kelingking pada meatus akustikus eksternal untuk perawatan
palpas bagian posterior, pasien buka mulut lebar dan menutup ortodontik.
secara perlahan.
Pemeriksaan penunjang : Radio tomografi
- Kelainan TMJ : clicking, disfungsi TMJ, nyeri

Penutupan mandibula -
- Dilihat dengan memeriksan bukaan mulut pasien. Perhatikan
gerakan mandibula.
- Kalsifikasi:
a. Normal : mandibula membuka dan menutup dalam 1 garis
lurus. Tidak ada deviasi atau defleksi
12. b. Deviasi mandibula : penyimpangan gerak mandibula saat
pembukaan rahang, dengan pergeseran midline arah gerak
mandibula pada saat pembukaan awal, namun saat akhir
bukaan mulut, gerakan mandibula kembali ke arah midline.
c. Defleksi : ditandai dengan pergeseran midline gerak
mandibula dari awal sampai akhir bukaan mulut.
SHELA MELYANA
160112180049

PEMERIKSAAN INTRA ORAL


NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
1. Alat dasar (kaca mulut, sonde, pinset, excavator)
2. Cotton pellet dalam container
3. Lembar status ortodonti
4. Baki yang dialasi taplak putih
5. Papan jalan
6. Pensil, penghapus, pulpen dan spidol merah
2.
7. Penggaris besi ujung nol
8. Jangka dua ujung jarum
9. Head caliper/ jangka sorong
10. Gelas kumur
11. Slaber
12. Masker
13. Handscoon
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Malposisi gigi
- Analisis kesimetrisan lengkung arah sagital dan transversal
- Untuk memperkirakan perbedaan posisi gigi kiri-kanan
- Titik referensi
Rahang atas : molar (sentral fosa), premolar (distal pit), kaninus
dan insisif (singulum)
Rahang Bawah : molar (bonjol bukal), premolar (bonjol bukal),
kaninus dan insisif (insisal)
- Menggunakan istilah bagian gigi, arah malposisi dan dengan
5.
akhiran versi
a. Kelainan pada arah vertikal : infraversi dan supraklusi
b. Kelainan pada arah sagital : distoversi, mesioversi,
palatoversi, labioversi
c. Kelainan pada arah transversal : rotasi (mesial in distal out)
- Torsiversi/rotasi
Dimana gigi bergerak pada kedua sisi dengan arah berlawanan,
misalnya mesial in distal out
SHELA MELYANA
160112180049

Frenulum Labii
Memeriksa adakah kelainan anatomi perlekatan frenulum labii
yang menyebabkan diastema sentral.
Nama pemeriksaan adalah “blanch test”,
caranya dengan menarik bibir atas ke arah depan dan atas, lalu
6. amati perlekatan terlihat pucat dan mendekati daerah papila
interdental
Kategori
Normal : blanch test (-), tidak ada area memucat sekitar
frenulum,tdk ada prlekatan dekat interdental
Frenulum rendah : blanch test (+), areasekitar frenulum memucat
Palatum
- Dinilai dengan menggunakan rumus Palatal Height Index/
Indeks Tinggi Palatum
- Ukur tinggi palatum dengan mengukur titik terdalam palatum
pada garis median tegak lurus ke garis khayal (fossa 16 – 26)
- Ukur lebar lengkung posterior dengan mengukur jarak
horizontal dari fossa sentral (16 – 26)
7.
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑃𝑎𝑙𝑎𝑡𝑢𝑚
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑃𝑎𝑙𝑎𝑡𝑢𝑚 = 𝑥 100%
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟
Kategori:
Indeks palatum 42% : normal
Indeks palatum >42%: tinggi
Indeks palatum <42%: rendah
Garis median
- Pasien dalam keadaan oklusi sentrik
- Bandingkan garis median EO (Nasion – subnasion) dengan garis
pertemuan insisif sentral RA dan rahang bawah
- Pada keadaan normal garis median EO akan berhimpit dengan
8.
garis pertemuan insisif sentral RA dan RB
- Pergerseran garis median dapat bersifat dental atau skeletal.
- Pergeseran garis medan dapat diakibatkan maloklusi, jumah gigi
tidak seimbang

Lidah
- Pasien diinstruksikan membuka mulut
- Lihat secara visual, amati warna, bentuk, ukuran, dan perlekatan
frenulum lingualis
- Pasien dengan lidah besar, saat bukaan mulut permukaan oklusal
9. tertutup lidah, teraan gigit di lateral, dan diastema gigi RB.
- Pada pasien dengan lidah besar, sebaiknya tidak dilakukan
tindakan yang mengurangi panjang lengkung.
- Perlekatan frenulum lingualis meningkatkan resiko tongue thust
sehingga resiko openbite meningkat
SHELA MELYANA
160112180049

Tonsil
- Pasien diinstrukskan untuk membka mulut, operator menahan
lidah pasien dengan menggunakan kaca mulut
- Instrukskan pasien untuk mengucapkan “Aaaaaa”
- Amati ukuran tonsil pasien
T0 : post tonsilektomi
T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak
10. pilar ant - uvula
T2 : batas medial tonsil melewati sampai ¼ jarak pilar anterior
sampai ½ pilar ant - uvula
T3 : batas medial tonsil melewati sampai ½ jarak pilar anterior
sampai ¾ pilar ant - uvula
T4 : batas medial tonsil melewati sampai ¾ jarak pilar anterior
sampai uvula

Overbite
- Merupakan perbandingan antara jarak vertikal antara insisal
insisif RB ke garis proyeksi insisal insisif RA dengan jarak
vertical insisoservkal insisif RB
- Pasien/model studi dalam keadaan oklusi sentrik
- deep bite
- Tandai posisi insisal RA pada permukaan labial insisif RB
biasanya
- Pasien/model studi diinstruksikan membuka mulut
ditemui pada
- Hitung jarak vertikal antara insisal insisif RB ke garis proyeksi
pasien
insisal insisif RA, dengan menggunakan jangka sorong
maloklusi kelas
- Hitung jarak vertikal antara insisal insisif RB dan servikal
II divisi 2
11. insisif RB
- edge to edge
- Tulis nilai overbite berdasarkan rumus:
biasanya
-
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑠𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑖𝑓 𝑅𝐵 𝑘𝑒 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑠𝑖 ditemui pada
𝑂𝑣𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑒 = 𝑥 100% pasien maoklusi
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑠𝑜𝑠𝑒𝑟𝑣𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑠𝑖𝑓 𝑅𝐵
kelas III
Klasifikasi:
Normal : Laki-laki 45±20% ; perempuan 36±13%
Deep bite : >50%
Edge to edge : 0
-
Overjet -
- Merupakan jarak horizontal antara permukaan labial insisif RA
dengan insisal insisif RB
- Pasien/model studi dalam keadaan oklusi sentrik
- Ukur jarak horizontal antara permukaan labial insisif RB dengan
permukaan insisif RA, menggunakan jangka sorong
12. - Tulis nilai overjet, apabila crossbite maka nilai overjetnya
negative
Klasifikasi:
Normal : Lk 2,2±0,8mm ; Pr 2,5±1,1mm
Overjet : ≥ 4mm
Crossbite : nilai overjet negatif
Edge to edge : 0
SHELA MELYANA
160112180049

Openbite
- Apabila insisal insisif rahang atas dan insisal insisif rahang
bawah tidak bertemu, maka disebut open bite anterior.
13.
- Dengan menggunakan penggaris/jangka sorong. Ukur jarak
vertikal antara insisal rahang bawah dengan insisal rahang atas

Crossbite
- Posisikan pasien/model studi dalam posisi oklusi sentrik
- Periksa pada bidang sagtal untuk mencari crossbtite anterior
14. - Periksa pada bidang transversal untuk mencari crossbite
posterior
- Tulis hasil pemeriksaan

Pengukuran Diastema
- Posisikan pasien/model studi pada keadaan mulut terbuka.
15. - Periksa celah diantara gigi yang bersebelahan, tapi bukan pada
gigi yang hilang atau agenesi
- Tuliskan hasil pemeriksaan
Curve of spee
- Merupakan kurva yang dibentuk dari cusp bukal molar paling
distal ke insisal insisif paling anterior
- Diperiksa dengan cara memposisikan pasien/model studi dalam
keadaan mulut terbuka
- Gunakan tangkai instrumen atau penggaris besi
16.
- Letakan instrumen tersebut dari cusp bukal molar paling distal
ke insisal insisif paling anterior
- Hitung jarak dari dasar cekungan terdalam (biasanya di puncak
cusp P2) ke instrumen tersebut
Normal : ≤ 1,5mm
Dalam : > 1,5mm
SHELA MELYANA
160112180049

ANALISIS MODEL STUDY


NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Nierbeken
- Sliding caliper
- Penggaris besi
2. - Jangka dengan kedua ujung jarum
- Papan jalan
- Status ortodonti
- Pulpen
- Spidol merah

3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk


Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Analisis kesimetrisan lengkung arah sagital dan transversal
- Untuk memperkirakan perbedaan posisi gigi kiri-kanan dalam
arah sagital transversal.
- Dinilai dengan menggunakan titik referensi,
I1, I2 : pertengahan insisal
C : puncak insisisal
P1, P2 : puncak bonjol bukal
5.
M1 : central fossa
- Bandingkan gigi geligi kiri dan kanan menggunaan
Symmetograph atau Orthocross
- Konstruksi bidang referensi:
1. Garis referensi midpalatal raphe
2. Bidang tuberositas
SHELA MELYANA
160112180049

(-) = kekurangan
Arch Length Discrepancy (ALD)
ruangan,
- Mengukur selisih panjang lengkung gigi dengan panjang
(+) = kelebihan
lengkung rahang (Basal Arch Length) untuk dapat mengetahui
ruangan.
indikasi perawatan
- Panjang lengkung gigi diukur dengan menggunakan jangka
kedua ujung runcing dan menjumlahkan ukuran
mesiodistal terbesar gigi dari gigi 16 sampai 26 untuk RA dan
dari gigi 36 sampai gigi 46 untuk RB. Posisi jangka dari arah
atas tegak lurus kepada daerah tersebut
Hasil :
- Jumlah total lebar mesiodistal menunjukan ruangan yang
-1 s.d. -2 mm
dibutuhkan untuk susunan gigi dalam lengkung ideal
→ pro slicing
6. - Ada 2 cara untuk mengukur panjang lengkunsg rahang:
0 s.d. -4 mm→
Menurut Nance: pengukuran lengung rahang menggunakan
pro ekspansi
brass wire atau kawat kuningan melewati semua gigi, pada regio
lengkung gigi
posterior melalui permukaan oklusal dan pada gigi ant melewati
kekurangan
tepi insisal. Jarak diukut dair titik kontak mesial M1 kanan ke
ruangan > 4
M1 kiri
mm→ pro
Menurut Lundstrom: pengkuran dengan teknik segmental,
ekstraksi
yaitu pengukuran dibagi 6 segmen (titik kontak I1-I2, C, P1-M1)
lalu dijumlahkan.
- Setelah didapat pajang lengkung gigi dan panjang lengkung
rahang, hitung selisih pajang lengkung gig dan panjang
lengkung rahang,
Analisis Bolton/Tooth Size Discrepancy (TSD)
- Merupakan analisis yang dipakai untuk memperkirakan relasi
overbite dan overjet yang terjadi setelah perawatan,
mengidentifikasi kelainan oklusi yang terjadi yang
disebabkan perbedaan ukuran gigi, menentukan efek
pencabutan pada oklusi di posterior dan anterior
- Terdapat 2 rasio yaitu rasio total dan rasio anterior.
- Pada rasio total diukur 12 gig mandibula dan 12 gigi maksila
- Pada rasio anterior diukur 6 gigi mandibula dan 6 maksila
- Dihitung dengan cara membandingkan ukuran geligi RA dan
RB
- Ukur mesiodistal 6 gigi anterior RA/RB dan 12 gigi RA/RB
7. Rumus bolton:

6 𝑚𝑎𝑛𝑑
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑥 100%
6 𝑚𝑎𝑘𝑠
Rata-rata = 77,2 ; SD = 1,65

12 𝑚𝑎𝑛𝑑
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 100%
12 𝑚𝑎𝑘𝑠
Rata-rata = 91,3 ; SD = 1,91

- Jika rasio lebih besar dari rata-rata : ukuran geligi RA benar,


ukuran geligi RB terlalu besar dari seharusnya. → Gunakan
ukuran gigi RA untuk melihat ukuran gigi RB yang seharusnya
SHELA MELYANA
160112180049

pada tabe bolton, lihat selisih antara ukuran seharusnya dan


ukuran gigi RB pasien.
- Jika rasio lebih kecil dari rata-rata : ukuran geligi RB benar,
ukuran geligi RA terlalu besar dari seharusnya. → gunakn ukuran
gigi RB untuk melihat ukuran gigi RA yang seharusnya pada tabel
bolton, lihat selisih antara ukuran seharusnya dan ukuran gigi RA
pasien

Analisis Howes
- Bertujuan untuk mencari perbandingan antara basis apikal
dengan panjang lengkung gigi
- Susunan gigi berjejal tidak hanya disebabkan ukuran gigi yang
terlalu besar tetapi juga dapat dsebabkan karena lengkung basal
tulang yang terlalu kecil.
- Hanya dapat dilakukan di RA
- Ukuran yang digunakan:
Panjang lengkung gigi : mengukur mesiodistal 16-26
Lebar lengkung gigi : jarak anatar puncak bonjol bukal gigi
14 dan 24
Lebar lengkung rahang (basis apikal): jarak antara titik
terdalam fossa caninca, diukur dari ujung apeks gig 14 dan 24

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑝𝑖𝑘𝑎𝑙


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑜𝑤𝑒𝑠 = 𝑥 100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝐺𝑖𝑔𝑖
-
8.
> 44% : aman dilakukan ekspansi
< 37% : tidak aman ekspansi, lakukan ekstraksi
37% - 44&% : meragukan anatra melakukan ekspansi atau
ekstraksi
44 : basis apikal cukup lebar untuk semua gigi

SEBELUM MENGEKSPANSI HARUS DIPERHATIKAN:

Lebar lengkung gigi (puncak bonjol bukal 14-24) = .........mm

Lebar lengkung rahang (basis apikal) = .........mm


Selisih = ........mm
Jika:
LLG>LLR selisih + → tak bisa di ekspansi
LLG<LLR selisih - → ekspansi
LLG=LLR selisih 0 → normal
SHELA MELYANA
160112180049

Analisis Pont
- Merupakan sebuah metode untuk menentukan lebar lengkung
ideal berdasarkan lebar mesiodistal keempat gigi insisif rahang
atas
- Cara analisisnya dengan mengukur lebar mesiodistal
12,11,21,22
- Ukur jarak interpremolar (distal pit 14 – 24) da intermolar
(sentral fossa 16 – 26) pada model studi
- Hitung dengan rumus

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑜𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 12 − 22
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑜𝑛𝑡 14 − 24 = 𝑥 100%
80
9.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑜𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 12 − 22
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑜𝑛𝑡 16 − 26 = 𝑥 100%
64

Tabel pont :
Penderita Pont Selisih
14 – 24 ...........mm ...........mm .......mm
16 – 26 ...........mm ...........mm .......mm

- Jika hasilnya – (negatif) → pasien mengalami penyempitan


lengkung gigi/konstriksi (aman di ekspansi)
- Jika hasilnya + (positif) → pasien mengalami pelebaran
lengkung gigi/distraksi
Analisis Moyers
- Dilakukan untuk mengevaluasi jumlah ruangan yang tersedia
pada lengkung rahang rahang bagi gigi tetap yang belum erupsi
dan menentukan sisa ruangan yang ada bagi penyesuaian
oklusi gigi M tetap.
- Dinilai dengan cara
a. Ukur lebar mesiodistal 4 gigi insisif RB
b. Ukur sisa ruangan dari distal i2 sampai mesial gigi m1
c. Lihat tabel prediksi moyers untuk ukuran 345 RA dan RB
10.
berdasarkan jarak 4 gigi insisif RB.
d. Hitung selisih antara sisa ruang (2) dan prediksi 345
moyers (3)
- Jika hasilnya + (positif) berarti masih ada sisa ruangan (lee
way space) → pasien hanya perlu mempertahankan ruangan
tersebut (space maintainer)
- Jika hasilnya – (negatif) berarti kekurangan ruangan →
pasien perlu ruangan lebih (space regainer)
SHELA MELYANA
160112180049

ANALISIS SEFALOMETRI
NO PROSEDUR NOTE
Titik-titik dalam sefalometri
- N (Nasion) : Titik paling anterior dari sutura naso frontonasalis
- S (Sella) : Terletak di tengah-tengah Sella Tursika
(hypophysial fossa)
- A (Subspinal) : Titik terdalam pada kurvatura tulang
alveolar antara spina Nasalis Anterior dan Prostion
- B (Supramental) : Titik terdalam pada kontur anterior dari
symphysis mandibula antara interdental dengan Pogonion
- Pg (Pogonion) : Titik paling anterior dari symphysis
mandibula
1. - Gn (Gnation) : Titik terluar pada kurvatura symphisis antara
Pogonion dan Menton. Titik ini ditentukan dengan membuat
perpotongan antara garis singggung tepi bawah mandibula
dengan bidang fasial (N-Pg)
- Go (Gonion) : Titik pada angulus mandibula yang ditentukan
dengan membuat perpotongan antara garis singgung tepi bawah
mandibula dengan garis singgung tepi belakang mandibula
- Or (Orbital) : Titik paling bawah pada margin infraorbital kiri
- P (Porion) : Titik paling tinggi pada permukaan superior dari
jaringan lunak dari meatus akustikus eksternal

Bidang dalam sefalometri


- Bidang Sella Nation (S-N): Garis yang menghubungkan titik
S dan N
- Bidang Frankfurt Horisontal (FHP): Garis yang
menghubungkan titik Orbita dan titik Porion
- Bidang mandibula: Garis menghubungkan titik Go dan Gn
- Bidang Oklusal: Garis yang melalui titik pertemuan antara
2. insisif atas dan bawah dengan titik pertemuan antara bonjol
mesiobukal dari molar pertama atas dan bawah pada saat
oklusi.
- Bidang Palatal : Garis yang menghubungkan ANS dan PNS
- Bidang Fasial : Garis dari Nasion ke Pogonion
- Basis Apikal Gigi : Garis yang melewati titik A dan B
- Sumbu Y : Garis dari Sela Tursika ke Gnation

ANALISIS SEFALOMETRI STEINER


1. Sudut SNA
- Menunjukkan posisi sagital maksila terhadap basis kranii
anterior (SN)
- Interpretasinya: Normal : 82 + 2
SNA < 80 → retrognati
3. SNA 80-84 → ortognati
SNA > 84 → prognati
2. Sudut SNB
- Menunjukkan posisi sagital mandibula terhadap basis
kranii anterior
- Interpretasinya : Normal : 80 + 2
SHELA MELYANA
160112180049

Sudut SNB < 78 → retrognati


Susut SNB 78 - 82 → ortognati
Sudut SNB > 82 → prognati
3. Sudut ANB
- Sudut ANB menunjukkan hubungan maksila dengan
mandibula dalam arah sagital
- Berdasarkan perbedaan sudut ANB dapat diketahui:
ANB > 4 → distal jaw relationship (skeletal kelas II)
ANB 0 - 4 → Neutral jaw relationship(skeletal kelas I)
ANB < 0 → mesial jaw relationship (skeletal kelas III)
4. I-NA (mm)
- Jarak ini diukur dari permukaan labial gigi insisif rahang
atas ke garis N-A (dalam mm)
- Interpretasi :
Jarak I-NA < 2 mm → retroposisi
Jarak I-NA 4 mm → normal
Jarak I-NA > 6 mm → proposisi
5. Sudut I-NA
- Sudut ini dibentuk dari perpotongan garis N-A dengan
garis sumbu gigi insisif rahang atas
- Interpretasi:
I-NA < 15 → retrusi
I-NA 15-32 → normal (rata2: 22)
I-NA > 32 → protrusi
6. I-NB (mm)
- Jarak ini diukur dari titik terdepan permukaan labial gigi
insisif rahang bawah ke garis NB (dalam mm)
- Interpretasi:
Jarak I-NB < 2mm → retroposisi
Jarak I-NB 4 mm → normal
Jarak I-NB > 6 mm → proposisi
7. Sudut I-NB
- Sudut ini dibentuk dari perpotongan garis N-B dengan
sumbu gigi insisif rahang bawah
- Interpretasi: pengukuran sudut ini menunjukkan hubungan
gigi insisif rahang bawah dengan basis maksila
Sudut I-NB < 15 → retrusi
Sudut I-NB 25 → normal
Sudut I-NB > 32 → protrusi
8. Sudut interinsisal ( I – I )
- Sudut ini dibentuk dari garis sumbu gigi insisif rahang atas
dengan garis sumbu gigi insisif rahang bawah
- Interpretasi:
Sudut I - I < 120 → Protrusi
Sudut I - I 131 → normal
Sudut I - I > 150 → Retrusi
9. Pg – NB (mm)
- Jarak Pg – NB digunakan untuk mengetahui posisi antero-
posterior menton → dengan cara mengukur jarak Pg ke
garis NB
SHELA MELYANA
160112180049

- Kedudukan menton dapat mempengaruhi tipe profil muka


bagian bawah
- Interpretasi:
Jarak 2 mm → menton normal
Jarak < 2mm → menton retrusi
Jarak > 2 mm → menton protrusi
10. Sudut Go Gn -SN
- Digunakan untuk mengetahui arah pergerakan mandibula
- Interpretasi :
Sudut < 20 derajat → rotasi anticlockwise
Sudut 32 derajat → normal
Sudut > 35 derajat → rotasi clockwise
11. Sudut Bidang oklusal - SN
- Penentuan bidang oklusal: garis yang ditarik dari titik
tengah overbite gigi insisif pada saat oklusi dengan titik
kontak paling distal gigi2 molar terakhir pada saat oklusi
- Interpretasi:
Sudut < 5 derajat → bidang oklusal landai
Sudut 14 derajat → normal
Sudut > 30 derajat → curam
SHELA MELYANA
160112180049

PEMERIKSAAN KLASIFIKASI ANGLE


NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Nierbeken
- Baki
- Alat Dasar
- Tissue
2. - Polybip
- Papan jalan
- Status ortodonti
- Pulpen
- Spidol merah

3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk


Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
5. Posisikan pasien/model studi pada keadaan oklusi sentrik.
Tandai puncak bonjol mesiobukal molar pertama tetap rahang atas
6.
di kedua sisi
Tandai bukal goove molar pertama tetap rahang bawah di kedua
7.
sisi.
Tuliskan klasifikasi Angle berdasarkan relasi molar tetap
(memakai angka romawi).

Kelas I Angle:
Puncak bonjol mesiobukal molar 1 tetap rahang atas berada pada
buccal groove molar 1 tetap rahang bawah.

8.

Lima tipe Maloklusi kelas I Angle (Dewey)


Tipe 1: Gigi anterior berjejal (crowding) dengan kaninus
terletak lebih ke labial (ektopik).
Tipe 2: Gigi anterior terutama pada gigi rahang atas terlihat
labioversi atau protrusif.
SHELA MELYANA
160112180049

Tipe 3: Terdapat gigitan bersilang anterior (crossbite anterior)


karena inklinasi gigi atas ke palatinal
Tipe 4: Terdapat gigitan bersilang posterior (crossbite posterior)
Tipe 5: Gigi posterior mengalami pergeseran ke mesial (mesial
drifting) .

Kelas II Angle:
Puncak bonjol mesiobukal molar 1 tetap rahang atas berada lebih
ke anterior dari buccal groove molar 1 tetap rahang bawah.
Pada Kelas II Angle penuh Puncak bonjol distobukal molar 1
tetap rahang atas berada pada buccal groove molar 1 tetap rahang
bawah.

Kelas II Angle, Divisi I


Protusif Maksila

Kelas II Angle, Divisi II


Deepbite

Kelas II Angle, Subdivisi [sebutkan sisi kelas II]

Kelas III Angle:


Puncak bonjol mesiobukal molar 1 tetap rahang atas berada lebih
ke posterior dari buccal groove molar 1 tetap rahang bawah
Pada kelas III Angle penuh Puncak bonjol bukal Premolar 2
rahang atas berada pada buccal groove molar 1 tetap rahang
bawah.

Tipe 1
Gigitan anterior "edge to edge". Pada rahang bawah edge to edge
ini disebabkan oleh adanya gigi-gigi yang berjejal dan inklinasi
rahang bawah condong ke lingual.
Tipe 2
Hubungan gigi-gigi insisif rahang atas dengan rahang bawah
tampak normal. Hubungan gigi insisif bawah lebih condong ke
SHELA MELYANA
160112180049

lingual dibandingkan tipe 1 disertai gigi-gigi insisif dan kaninus


rahang bawah yang berjejal.
Tipe 3
Tipe ini merupakan gambaran khas mandibula yang besar.
Bentuk profil muka cekung, dagu menonjol ke depan dan
gigitan bersilang gigi anterior (cross bite anterior).
Kelas III Angle, Subdivisi [sebutkan sisi kelas III]
SHELA MELYANA
160112180049

DIAGNOSIS ACKERMAN-PROFFIT

NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Nierbeken
- Baki
- Alat Dasar
- Tissue
2. - Polybip
- Papan jalan
- Status ortodonti
- Pulpen
- Spidol merah

3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk


Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
5. Diagnosis ortodonti disusun berdasarkan: Ackerman-Proffit
Langkah-langkah diagnosis berdasarkan Ackerman-Proffit:
- Langkah 1 – Proporsi wajah dan estetik (Facial Proportion
and Esthetics)
- Langkah 2 – Kesejajaran gigi dan simetrisasi lengkung gigi
(Dental Alignment and Arch Symmetry)
- Langkah 3 – Hubungan dental dan skeletal dalam bidang
transversal (Skeletal and Dental Relationships in the
6.
Transverse Plane)
- Langkah 4 – Hubungan dental dan skeletal dalam bidang
antero posterior (Skeletal and Dental Relationships in the
Antero-posterior Plane)
- Langkah 5 – Hubungan dental dan skeletal dalam bidang
vertical (Skeletal and Dental Relationships in the Vertical
Plane)
Tuliskan diagnosis ortodonti berdasarkan kasus yang ditemukan:
Sesuai dengan tata cara penulisan sebagai berikut
[kelainan dental dan atau skeletal][klasifikasi Angle] disertai
7. dengan [kelainan kesejajaran lengkung gigi dan simetrisasi
lengkung gigi], [kelainan pada pemeriksaan ekstra oral dalam
arah transversal, sagital, vertikal], [kelainan pada pemeriksaan
intra oral dalam arah transversal, sagital, vertikal]
SHELA MELYANA
160112180049

PENCETAKAN

NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Nierbeken
- Baki
- Alat Dasar
- Tissue
- Polybip
2. - Rubber bowl
- Spatula
- Gelas ukur
- Gelas kumur
- Sendok Cetak
- Alginate
- Gips
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Pemilihan sendok cetak
- Ukuran sendok cetak sesuai dengan ukuran rahang pasien
- Pasien tidak merasa sakit saat sendok cetak berada dalam
mulutnya
5.
- Harus ada ruangan antara sendok cetak dengan bagian
anatomi yang akan dicetak sebesar kurang lebih 5 mm
- Sayap sendok cetak harus cukup tinggi untuk mencapai
daerah muccobucalfold.
Pengaturan posisi pasien
- Posisi mulut pasien setinggi siku operator
- Bidang oklusal pasien sejajar lantai
6. - Untuk pencetakan RA posisi operator dari samping kanan
belajang pasien
- Untuk pencetakan rahang bawah, posisi operator berada di
depan kanan pasien
Pengadukan bahan cetak
- Perbandingan bubuk dengan air (W:P ratio) sesuai dengan
7. intruksi produk
- Masukan air terlebih daluhu ke rubber bowl kemudian
masukan bubuk
SHELA MELYANA
160112180049

- Mula-mula diaduk perlahan dengan cara menekan spatula ke


dinding rubber bowl sampai adukan rata dan homogen
- Setelah homogen, adukan diambil dari rubber bowl lalu
dimasukkan ke dalam sendok cetak dari satu sisi (sambil
ditekan) sampai sendok cetak terisi secara merata
Pencetakan Rahang Atas
- Pasien duduk tegak menghadap kedepan, oklusal RA sejajar
lantai, operator berada di belakang kanan pasien
- Masukan sendok cetak dimulai dengan menarik salah satu
sisi sudut mulut, masukan sendok cetak diikuti dengan sisi
lainnya dengan gerakan memutar
- Luruskan garis median sendok cetak dengan garis median
pasien
8.
- Pencetakan dimulai dengan menekan sisi kiri sendok cetak.
- Tarik bibir atas bagan kiri ke arah depan
- Lanjutkan dengan menekan sisi kanan, tarik bbir atas kanan
ke arah depan
- Fiksasi sendok cetak dengan jari telunjuk dan jari tengan
tangan kanan, dan tangan kri menahan kepala pasien
- Tunggu hingga alginat setting dan mengeras, kemudian
keluarkan cetakan dari mulut pasien
Pencetakan Rahang Bawah
- Pasien duduk tegak menghadap kedepan, oklusal RB sejajar
lantai, operator berada di depan kanan pasien
- Masukan sendok cetak dimulai dengan menarik salah satu
sisi sudut mulut, masukan sendok cetak diikuti dengan sisi
lainnya dengan gerakan memutar
- Luruskan garis median sendok cetak dengan garis median
pasien
9.
- Pencetakan dimulai dengan menekan sisi kiri sendok cetak.
- Tarik bibir atas bagan kiri ke arah depan
- Lanjutkan dengan menekan sisi kanan, tarik bbir atas kanan
ke arah depan
- Fiksasi sendok cetak dengan jari telunjuk dan jari tengan
tangan kanan, dan tangan kri menahan kepala pasien
- Tunggu hingga alginat setting dan mengeras, kemudian
keluarkan cetakan dari mulut pasien
Hasil cetakan RA yang ideal
- Cetakan harus didukung oleh sendok cetak
- Hasil cetakan tidak boleh ada yang lepas atau robek
- Cetakan tidak boleh berporus
10. - Mencetak seluruh bagian anatomis dengan baik (meliputi
vestibulum labialis dan bukalis, frenulum labialis dan
bukalis, seluruh gigi RA, posterior palatal seal, palatum
keras, residual ridge, median palatinal raphae, rugae area,
papila insisivum, hammular notch dan tuberositas maksila)
Hasil cetakan RB yang ideal
- Cetakan harus didukung oleh sendok cetak
11.
- Hasil cetakan tidak boleh ada yang lepas atau robek
- Cetakan tidak boleh berporus
SHELA MELYANA
160112180049

- Mencetak seluruh bagian anatomis dengan baik (meliputi


vestibulum labialis dan bukalis, frenulum labialis, lingualis
dan bukalis, seluruh gigi RB, buccal shelf, residual ridge,
retromolarpad, dan sulkus alveolingualis)

12. Jika pencetakan telah selesai, instruksikan pasien untuk berkumur


SHELA MELYANA
160112180049

PEMBUATAN GIGITAN LILIN

NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Lampu spirtus
2. - Lilin
- Pisau lilin
- Lekron
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
- Tujuannya untuk mencetak oklusi sentrik pasien
- Lilin merah Panjang 7 cm, sedikit lebih lebar dari gigi P
dan M (kiri-kanan)
- Lilin dilipat menjadi 3 lapis, bagian yang 3 lapis terletak
pada regio premolar
- Uji coba lilin ke dalam mulut pasien
- Lilin dilunakkan dengan menggunakan lampu spirtus atau
dimasukkan ke dalam air panas
5.
- Lilin diletakan ditengah P1 RB, kemudian pasien
diinstruksikan untuk menggigit (oklusi sentrik)
- Gigitan lilin diambil dari mulut pasien dan dibersihkan
dengan air mengalir
- Kemudian gigitan lilin dimasukkan kembali ke dalam
mulut unutuk memeriksa kembali gigitan
- Oklusi sebelum dan saat menggunakan gigitan lilin harus
sama
SHELA MELYANA
160112180049

INSERSI

NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Baki
2. - Alat dasar
- Alat orthodonti lepasan
- Gelas kumur
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Persiapan insersi alat orthodonti lepasan
- Pemasangan plat tepat dan adaptasi baik
- Tidak ada bagian plat yang menekan jaringan
- Plat sesuai dengan desain diskusi
5.
- Plat menutupi sepertiga servikal gigi pada kasus pemakaian
skrup ekspansi
- Untuk kasus tanggul gigitan anterior atau posterior,
pembukaan gigitan 2-3mm (setebal kaca mulut)
Penyesuaian Komponen Retensi
- Plat ortodonti mudah dipasang
- Plat ortodonti mudah dilepas
- Mempunyai daya retentive yang baik, diperiksa dengan
6.
menarik cangkolan adam bagian bar dengan sonde (tidak
boleh lepas)
- Mempunyai daya retentive yang baik, diperiksa dengan
menarik busur labial dengan sonde (tidak boleh lepas)
Penyesuaian Komponen Aktif
- Alat aktif mudah ditempatkan
- Alat aktif pada posisi dan kedudukan yang benar
7.
- Alat aktif tidak menekan jaringan gusi
- Alat aktif dalam keadaan pasif
- Alat aktif sesuai dengan desain rencana perawatan
Pengenalan plat oorthodonti kepada pasien
8. - Cara memasang plat orhodonti
- Cara melepas plat orthodonti
SHELA MELYANA
160112180049

Instruksi Pada Pasca Insersi


- Waktu pemakaian selama mungkin (min. 16 jam)
- Selama makan boleh tidak digunakan
- Jelaskan bahwa aka nada keluhan-keluhan sementara
seperti rasa tidak nyaman, air liur bertambah, kesulitan
9. berbicara
- Tidak ada diet khusus, kecuali makanan lengket/bergula
- Cara membersihkan plat dibersihkan dibawah air mengalir
dan disimpan pada container tertutup kering
- Jika ada keluhan serius segera hubungi operator
- Jarak waktu kontrol minimal 1 minggu
SHELA MELYANA
160112180049

AKTIVASI ALAT ORTHODONTI LEPASAN

NO PROSEDUR NOTE
Infection Control (memastikan lingkungan kerja dan dental unit
dalam keadaaan bersih dan peralatan steril)
Persiapan operator:
1.
- memakai masker
- cuci tangan 6 langkah WHO
- memakai handscoon
Persiapan alat dan bahan
- Baki
- Alat dasar
- Alat orthodonti lepasan
2.
- Gelas kumur
- Tang paruh bulat
- Tissur
- Gelas kumur
3. Senyum salam sapa dan mempersilahkan pasien masuk
Persiapan pasien
- Ketersediaan rekam medis
4. - Informed consent
- Pasien dipasangkan polybib
- Sediakan gelas kumur dan suction
Pasien duduk di dental unit, posisi pasien semi supine, ketinggian
5.
mulut pasien berada antara mulut dan bahu operator
6. Posisi operator berada di depan kanan pasien
Pastikan rongga mulut pasien dalam keadaan bersih sebelum
melakukan aktivasi.
7.
Jika ada kalkulus atau plak, bersihkan dengan scaller, kemudan
poles dengan pumice menggunakan brush poles
Alat ortodontik dalam keadaan bersih, jika kotor bersihkan dengan
8.
brush
Aktivasi skrup ekspansi:
- Aktivasi skrup ekspansi menggunakan kunci ekspansi ke
arah panah
- Pemutaran skrup ekspansi 1x memberikan ruang dalam
9. arah lateral sebesar 0,25mm
- Plat akrilik ketinggiannya 1/3servikal
- Jika pergerakan gigi yang didorong oleh skrup ekspansi
terhambat, longgarkan labial bow dengan menggunakan
tang paruh bulat
SHELA MELYANA
160112180049

Stripping:
- Kurangi permukaan distal dan mesial gigi dengan
menggunakan abrasive strip
- Ukur dengan menggunakan strip gauge
10.
- Pengurangan enamel tidak boleh melebihi 0,25 mm untuk
gigi anterior dan 0,5 mm untuk gigi posterior
- Aplikasikan topical fluoride varnish setelah prosedur
stripping dilakukan
Aktivasi finger spring/koil:
- Aktivasi finger spring/koil dengan menggunakan tang
paruh bulat
- Masukan bagian tang yang bulat kedalam koil dan bagian
lain mendorong koil ke arah gigi yang digerakan
- Aktifkan lengan koil tanpa merubah diameter koil agar
panjang lengan koil tidak berubah
11.
- Posisi koil yang terlalu mesial akan menyebabkan
pergerakan gigi terlalu ke ke bukal dari rencana perawatan
yang direncanakan
- Posisi koil yang terlalu distal akan menyebabkan
pergerakan gigi terlalu ke ke lingual/palatal dari rencana
perawatan yang direncanakan
- Posisi spring berada pada 1/3 insisal mahkota
Aktivasi z spring terbuka:
- Aktivasi z spring terbuka dilakukan dengan menggunakan
tang universal
- Lebarkan lengan yang berdekatan dengan gigi yang akan
dikoreksi, dengan membuka sudut lusnya sampai lengan
terbuka dan lengan aktif menempel pada bagian permukaan
palatal/lingual gigi yang akan digerakan
12. - Posisikan spring pada 1/3 insisal mahkota dan bagian
lengan aktif harus sejajar dengan bagian permukaan palatal
gigi yang akan digerakan agar gaya yang dihasilkan sama
rata
- Setelah diaktifkan, z spring akan menekan gigi (diperiksa
dengan menggunakan sonde tidak dapat terlewati) dan
memberikan gaya kearah labial
- Plat akrilik harus tetap beradaptasi dengan baik.
Aktivasi labial bow:
- Aktivasi labial bow dengan menggunakan tang paruh bulat
- Kecilkan U loop pada gigi P1 dan P2, posisi busur labial
kembali diatur agar tetap berada pada 1/3 insisal mahkota
gigi
13. - Cara mengetahui labial bow sudah teraktivasi adalah
dengan menarik/meretraksi busur labial kearah incisal dan
harus berada 1mm di palatal/lingual gigi yang akan
digerakan
- Kurangi verkeilung saat aktivasi
SHELA MELYANA
160112180049

Aktivasi z spring terbuka:


- Aktivasi z spring terbuka dilakukan dengan menggunakan
tang universal
- Lebarkan lengan yang berdekatan dengan gigi yang akan
dikoreksi, dengan membuka kedua sudut lusnya sampai
lengan terbuka dan lengan aktif menempel pada bagian
permukaan palatal/lingual gigi yang akan digerakan
14. - Posisikan spring pada 1/3 insisal mahkota dan bagian
lengan aktif harus sejajar dengan bagian permukaan palatal
gigi yang akan digerakan agar gaya yang dihasilkan sama
rata
- Setelah diaktifkan, z spring akan menekan gigi (diperiksa
dengan menggunakan sonde tidak dapat terlewati) dan
memberikan gaya kearah labial
- Plat akrilik harus tetap beradaptasi dengan baik
C Retraktor
- Mengecilkan U loop dan memotong bagian hook kecil
pada lengan aktif
15. - Tangan aktif bergerak kea rah distal sebesar 1/3
mesiodistal gigi kaninus
- Bagian palatal dari gigi kaninus harus bebas dari plat
akrilik ±1 mm
Adam Claps
- Bagia fly over harus sedekat mungkin dengan titik kontak
- Jarak antara bar adam claps dengan permukaan buccal gigi
1.5mm, bar berada pada 2/3 serviko oklusal gigi.
- Bagian arrow head harus berada pada undercut gigi yaitu
16. biasanya pada distobukal dan mesiobuccal gigi.
- Jika adam claps kurang retentive, dekatkan flyover dengan
kontak gigi
- Jika adam claps tidak stabil, buka atau longgarkan bagian
arrow head kemudian adaptasikan kembali sampai
retentive.

Anda mungkin juga menyukai