Anda di halaman 1dari 21

PETUNJUK DAN BUKTI EVOLUSI BERDASARKAN

FOSIL
Mata Kuliah Evolusi
Dosen Pengampu : Mia Sartika, M. Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

ARI HAYATI PURBA (0310193121)


POOJA HUJAIBA (0310193115)
NUR AFIFAH SUWANDA (0310193131)

TADRIS BIOLOGI 4 SEMESTER VI

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
yukur Alhamdulilah kita ucapkan kehadirat Allah Swt., yang mana kita

S telah diberikan limpahan rahmat dan nikmat-NYA, terutama nikmat iman


dan islam pada diri kita sendiri dan bersyukur masih diberi kekuatan dan
ketabahan dalam meghadapi Musibah Pandemi Covid-19 yang sedang melanda
Negri tercinta kita, Indonesia serta sholawat dan salam kami sampaikan kepada
Habibullah Rasulullah Muhammad Saw., serta kepada istri, anak, cucu dan sahabat-
sahabat beliau. Semoga kita medapatkan syafaat-Nya di Yauml mahsyar nanti.
Aamiin ya Robbal alamiin.
Segala puji bagi Allah Swt, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Petunjuk dan Bukti Evolusi Berdasarkan
Fosil” yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Evolusi dengan dosen
pengampu Mia Sartika, M. Pd.
Penulis selaku pemakalah berharap pembaca dapat memahami materi ini
dengan sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat serta penulis berharap pembaca dapat
memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun dengan tujuan
sebagai revisi bagi penulis supaya bisa lebih baik kedepannya. Sekian dan Terima
kasih serta Semoga bermanfaat dan Sehat Selalu, Semoga Pandemi ini cepat
berlalu.

Medan, 4 April 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Petunjuk Adanya Evolusi.................................................................. 3
a. Petunjuk Dari Peninggalan Fosil Di Berbagai Lapisan
Batuan Bumi ................................................................................ 4
b. Tokoh-Tokoh Yang Mempelajari Berbagai Fosil ........................ 4
2.2 Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil ...................................................... 5
a. Bukti Dari Paleontologi ................................................................ 5
b. Bukti Dari Taksonomi .................................................................. 8
c. Bukti Dari Anatomi Perbandingan ................................................ 10
d. Bukti Dari Embriologi Perbandingan ........................................... 12
e. Bukti Dari Biokimia dan Serologi Perbandingan ......................... 14
f. Bukti Dari Fisiologi Perbandingan ................................................ 15
g. Petunjuk Alat Tubuh Yang Tersisa ............................................... 16

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17
3.2 Saran .................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDALUHUAN

1.1. Latar Belakang


Evolusi mengacu pada perubahan bentuk dan perilaku organisme antar
generasi. Bentuk makhluk hidup, mulai dari untaian DNA hingga bentuk morfologi
makroskopis, dan perilaku sosial nenek moyang yang telah berubah selama
evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefinisikan sebagai
evolusi.
Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak kontroversi. Kontroversi
ini mempunyai pengaruh bermanfaat pada kemajuan ilmiah, karenanya para
ilmuwan dengan pandangan pandangan yang berbeda bekerja secara intensif untuk
menemukan bukti-bukti yang dapat mendukung idea-idea mereka. Teori evolusi
organik dan seleksi alam Darwin merupakan dasar bagi setiap aktivitas mereka.
Sebagai ilmuwan, mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung atau
pun dapat membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar.
Bukti-bukti ilmiah tertentu yang lebih dari 100 tahun terakhir mendukung
pemikiran Darwin, dan merupakan bagian-bagian khusus dari ilmu biologi antara
lain: (1) bukti biogeografi, (2) bukti paleontologi, (3) bukti Anatomi komparatif,
(4) bukti embriologis komparatif, dan (5) bukti molekuler. Interpretasi dari masing-
masing bukti ini akan disajikan lebih lanjut. Beberapa prinsip yang digunakan
Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain
adanya variasi di antara individu individu dalam satu keturunan, adanya pengaruh
penyebaran geografi, ditemukannya fosil-fosil di berbagai lapisan batuan bumi
yang menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur, adanya homologi
antara organ sistem pada makhluk hidup, adanya data sebagai Hasil studi mengenai
komparatif perkembangan embrio.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun dari kutipan diatas dan pembahasan yang akan dibahas, dapat
diketahui yang menjadi pokok permasalahan dan rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut:

1
1. Apa itu petunjuk evolusi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang mempelajari fosil?
3. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Paleontologi?
4. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Taksonomi?
5. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Anatomi Perbandingan?
6. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Embriologi
Perbandingan?
7. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Biokimia dan Serologi
Perbandingan?
8. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Fisiologi Perbandingan?
9. Apa saja petunjuk alat tubuh yang tersisa?

1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ini :
1. Untuk mengetahui petunjuk evolusi
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh yang mempelajari fosil
3. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Paleontologi
4. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Taksonomi
5. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari Anatomi
Perbandingan
6. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Embriologi Perbandingan
7. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Biokimia dan Serologi Perbandingan
8. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari Fisiologi
Perbandingan
9. Untuk mengetahui petunjuk alat tubuh yang tersisa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Petunjuk Adanya Evolusi


Evolusi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kehidupan makhluk
hidup dari yang sederhana menjadi lebih kompleks1. Teori tentang evolusi
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang berkaitan
dengan teori tersebut. Saat ini, terdapat berbagai macam versi mengenai teori
evokusi yang berkembang di masyarakat ilmuwan. Tidak menutup kemungkinan
bahwa di masa yang akan datang akan semakin banyak versi tentang teori evolusi.
Namun demikian, pada dasarnya bahwa teori evolusi merupakan perpaduan antara
gagasan (ide) dan kenyataan (fakta). Charles Darwin (1809-1892) yang
menerbitkan buku tentang asal ususl spesies pada tahun 1859 dengan judul On the
Origin of Species by Means of Natural Selection atau The Prevervation of Favored
Races in th Struggle for Life dianggap sebagai pencetus ide evolusi. Ilmuwan lain,
Alfred Russel Wallace (1823-1913), secara terpisah mengembangkan
pemikirannya dan menghasilkan konsep yang sama dengan pendapat yang
dikemukakan Darwin. Seorang teman Darwin, Joseph Hooker, menggabungkan
tulisan Wallace dan Darwin dan membukukannya dengan judul On the Tendency
of Species to from Varieties and on the Perpetuation of Varieties and Species by
Natural Menas of Selection.
Terjadinya proses evolusi ditujukkan dengan berbagai petunjuk antara lain dari
perbandingan anatomi, perbandingan embriologi, perbandingan fisiologi, petunjuk
secara biokimia, petunjuk adanya domestikasi, petunjuk dari alat tubuh yang
tersisa, serta petunjuk paleontologi. Berbagai bukti tersebut, menghasilkan bentuk
akhir dari makhluk hidup yang berbeda-beda baik dari asesoris tubuh yang dimiliki,
fungsi masing-masing asesoris tubuh tersebut, maupun sifat-sifat dari makhluk
hidup yang bersangkutan.2

1
Pariyanto & Tomi Hidayat, “Konsep Missing Link Menstimulasi Pandangan Generasi Alpha (Asal
Usul Manusia). Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. Vol.3 No.1, 2020, hlm. 51.
2
Arbi, Ueu Yanu, “Sejarah dan Bukti Evolusi pada Gastropoda”. Oseana. Vol.37 No.2, 2012, hlm.
41.

3
a. Petunjuk Dari Peninggalan Fosil Di Berbagai Lapisan Batuan Bumi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau yang menunjukkan suatu perkembangan yang terus-
menerus secara evolutif. Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari
makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu.
Fosil fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan
umurnya didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya
fosil yang terdapat di lapisan yang paling dalam mempunyai umur yang lebih tua
sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai
umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di
berbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan
dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan
bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan
lingkungan tersebut terjadi secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri
organisme yang ada di dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini
mengakibatkan terjadinya perubahan jenis jenis makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk
adanya evolusi.

b. Tokoh-Tokoh Yang Mempelajari Fosil


Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan evolusi
adalah:
• Leonardo da Vinci (Itali, 1453-1519)
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu
bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
• George Cuvier (Perancis, 1769-1833)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan studi perbandingan antara
fosil fosil dari berbagai lapisan bumi dengan makhluk hidup yang ada
sekarang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada masa tertentu telah
diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau pada massa
yang berbeda diciptakan makhluk yang berbeda pula). Setiap masa diakhiri
dengan kehancuran alam, paham ini dikenal dengan kataklisma.

4
• Darwin
Darwin mengatakan bahwa makhluk makhluk hidup yang terdapat pada
lapisan bumi tua mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan
bumi yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.

2.2 Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil


Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan
bukti pengaruh pada kehidupan di masa lalu dan sekarang. Pada bagian ini, kita
akan mencoba membahas secara ringkas beberapa tanda-tanda evolusi.
a. Bukti Dari Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah replika atau
peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang mengalami mineralisasi di
dalam batuan. Kita tahu bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia
paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Kecuali beberapa saja, fosil bukan
merupakan sisa-sisa organisasi yang masih hidup sekarang di bumi ini. Lalu
bagaimana dapat kita jelaskan adanya makhluk tersebut? Kadang-kadang dikatakan
adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang
memusnahkan organisme di seluruh dunia.
Suksesi bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari bukti lain. Sebagai
contoh, bukti dari cabang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel
menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan
memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam
catatan fosil. Memang, fosil tertua yang diketahui adalah prokariota. Contoh lain
penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vertebrata yang berbeda-beda
dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain,
disusul kemudian oleh amfibia, diikuti oleh reptilia, kemudian burung dan mamalia.
Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan
oleh banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan
satu demi satu pada waktu yang hampir sama seharusnya kelas vertebrata muncul
pada catatan fosil dalam bebatuan dengan umur yang sama, ternyata berlawanan
dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontologi.

5
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi
evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli
paleontologi telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil
yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh, serangkaian fosil
mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika
mamalia berevolusi dari reptilia. Hampir setiap tahun, ahli paleontologi
menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan
nenek moyangnya. Pada beberapa tahun belakangan ini misalnya, para peneliti
telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air
ini dengan leluhurnya yang hidup di daratan.

Gambar 1.1 : Fosil peralihan (transisi) menghubungkan masa lalu dan


masa sekarang

Paus berkembang dari nenek moyang yang di darat, suatu transisi evolusioner
yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontologi
yang melakukan penggalian di Mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus
yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Ditunjukkan di sini adalah
tulang kaki Basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuno itu.
Paus tersebut sudah menjadi hewan air yang tidak lagi menggunakan kakinya untuk
menyokong badannya dan untuk berjalan. Tulang kaki fosil paus yang lebih tua

6
yang bernama Ambulocetus lebih kuat dan kokoh. Ambulocetus mungkin
merupakan hewan amfibia, yang hidup di darat dan di air.3

• Fosil Kuda (Bukti Evolusi Yang Lengkap)


Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai contoh perkembangan
makhluk hidup dari segi paleontologi, karena memiliki jejak rekam fosil yang
lengkap.

Gambar 1.2: Evolusi Kuda


Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium, termasuk
kelompok Eohippus yang muncul dari Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa.

3
Sari, Eka, “Diktat Teori Evolusi Pendidikan Biologi”, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan
Lampung, 2020), hlm. 22-23.

7
Nenek moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleherpendek dan mempunyai kaki
depan yang berbeda dengan kaki belakang. Kaki depan jumlah jari kakinya empat
dan kaki belakang jumlah jarinya hanya tiga, jari keempat dan kelima masih ada
tapi kecil sekali. Pada Oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada
Eohippus, yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua berjari tiga.
Pada Miocene dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah
pemakan daun dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene
muncul apa yang disebut Pliohippus yang jadi sampingnya sudah mereduksi. Pada
akhir Pleiocene sudah muncul nenek moyang kuda yang berjari satu, yang
menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut diatas seakan-akan perkembangan kuda secara
evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-
cabang. Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan
Merychippus seperti disebut diatas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak
berkembang dan akhirnya punah.

b. Bukti Dari Taksonomi


Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan penamaan
dan klasifikasi spesies yang didasarkan pada skema yang lebih formal. Skema
tersebut terdiri dari tingkatan klasifikasi yang bermacam-macam, setiap tingkatan
lebih luas cakupannya dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya.
Sistem taksonomi ini dipelopori oleh Carolus Linnaeus seorang ahli botani
Swedia. Beliau bekerja dengan mencari keseragaman di antara keanekaragaman.
Tujuan utama dari Linnaeus adalah "untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan".
Tetapi ironisnya, seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi titik
fokus pendapat Darwin mengenai evolusi.
Linnaeus memakai suatu sistem untuk pengelompokan spesies yang mirip ke
dalam jenjang suatu kategori yang semakin umum. Sebagai contoh, spesies yang
mirip dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan
kedalam famili yang sama dan selanjutnya.
Kingdom > filum > kelas > ordo > famili > genus > spesies.

8
Bagi para ahli evolusi, skema Linnaeus tersebut merefleksikan geneologi
bercabang dari pohon kehidupan, dengan organisme pada level taksonomik yang
berbeda dihubungkan melalui turunan dari nenek moyang yang sama. Spesies yang
memiliki sifat dan ciri yang sama, misalnya singa dan harimau ternyata memiliki
hubungan yang erat dan ternyata garis turunan nenek moyangnya sama. Jika kita
bisa mengakui singa dan harimau lebih erat hubungan kekerabatannya
dibandingkan antara singa dan kambing, maka kita telah mengakui bahwa evolusi
telah meninggalkan tanda dalam bentuk derajat kekerabatan yang berbeda di antara
spesies modern.
Taksonomi merupakan penemuan manusia dengan sendirinya taksonomi tidak
dapat mengukuhkan keturunan yang sama. Akan tetapi, bersama dengan bukti-
bukti yang lain, implikasi taksonomi pada evolusi tidak mungkin keliru. Analisis
genetik misalnya, membeberkan bahwa spesies singa dan harimau merupakan
kerabat yang sangat dekat dengan latar belakang hereditas yang mirip kekerabatan
dari genus yang sama untuk suatu ordo/ lebih dekat jika dibandingkan dengan ordo
yang berbeda.

Gambar 1.3: Hubungan antara klasifikasi dan filogeni

Berdasarkan Gambar 1.2 bahwa pohon evolusi bercabang menunjukkan jenjang


taksa. Di sini kita melihat kemungkinan kedekatan geneologis di antara beberapa

9
taksa yang ada di bawah ordo karnivora, yang merupakan cabang dari kelas
mamalia.

c. Bukti Dari Anatomi Perbandingan


Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi
antara spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sama.
Sebagai contoh elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia,
kadal, kucing, paus, kelelawar, katak dan burung. Meskipun tungkai tersebut
memiliki fungsi yang sangat berbeda.
Tentunya, cara terbaik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar bukan
merupakan cara terbaik untuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi seperti
itu tidak masuk akal jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan tidak saling
berhubungan. Suatu penjelasan yang lebih mungkin adalah kemiripan tungkai
depan ini akibat diturunkannya semua vertebrata dari suatu leluhur yang sama.
Tungkai depan, sirip, dan lengan dari vertebrata yang berbeda adalah variasi dari
pokok struktur dasar yang sama. Akibat fungsi yang berbeda pada setiap spesies,
maka struktur dasarnya dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari leluhur yang sama disebut
homologi, dan tanda-tanda anatomis seperti itu disebut dengan struktur homolog.
Anatomi perbandingan konsisten dengan bukti-bukti lain dalam memberikan bukti
bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang di mana struktur leluhur yang
berfungsi dalam suatu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi
baru.
Beberapa struktur homolog yang lebih menarik adalah organ vestigial (organ
sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada,
bagi organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur
yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus masa kini
tidak memiliki tungkai belakang tetapi memiliki sisa tulang pelvis dari kaki leluhur
daratnya yang berkaki empat.
Pada tingkat dasar, organ vestigial tampaknya bisa mendukung konsep "use dan
disuse" yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagaimana telah kita bahas,
pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke

10
keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestigial merupakan bukti evolusi
melalui seleksi alam.Tubuh akan merugi harus terus menyediakan darah, zat-zat
makanan, dan ruang bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting, maka
seleksi alam cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut
dalam bentuk tereduksi, dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur
yang tidak berfungsi lagi. Akhirnya perubahan struktur (seperti adaptasi ekor
sebagai suatu struktur pendorong utama dan reduksi tungkai belakang pada paus)
melibatkan pola ekspresi gen selama perkembangan embrio. Karena berbagai
proses yang terjadi pada perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme
dewasa, maka organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi alam.
Organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang
ditempa atau dibentuk oleh seleksi alam.

Gambar 1.4: Struktur homolog, tanda-tanda anatomis proses evolusi

Berdasarkan Gambar 1.4 bahwa tungkai depan semua vertebrata dibangun dari
unsur kerangka yang sama, dan terlihat adanya hubungan arsitektur seperti yang
kita harapkan jika tungkai depan leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa
struktur untuk mengemban berbagai jenis fungsi yang berbeda.
Konsep lain dari anatomi perbandingan yaitu analogi. Analogi adalah
menunjukkan fungsi yang sama, tetapi mempunyai struktur dasar yang berbeda.
Misalnya sayap burung dengan sayap serangga mempunyai fungsi yang sama tetapi

11
struktur dasarnya berbeda. Burung mempunyai kerangka tulang sayap sedangkan
serangga mempunyai sayap yang tersusun dari lapisan kitin yang keras, tetapi
keduanya sama-sama berfungsi untuk terbang.
Anatomi perbandingan yang juga diidentifikasi yakni struktur vestigial.
Struktur vestigial termasuk rudimentasi organ, rudimentasi organ yakni merupakan
petunjuk adanya evolusi. Organ dan yang berguna pada suatu makhluk hidup,
namun pada makhluk hidup yang lain kurang berfungsi contohnya adalah tulang
ekor pada manusia yang kurang berfungsi, namun pada kelompok mamalia lain
sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor yakni pada kucing, kera, kuda, dan
lain-lain.

Gambar 1.5: Stuktrur Analog, sayap burung mempunyai kerangka


tulang sedangkan serangga mempunyai sayap yang tersusun dari lapisan
kitin yang keras. Struktur Analog mempunyai fungsi yang sama tetapi
struktur dasarnya berbeda.

d. Bukti dari Embriologi Perbandingan


Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami
tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua

12
embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki kantung
insang dan rongga tulang belakang. Pada tahapan perkembangan ini, ikan,
salamander kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci, manusia dan semua vertebrata lain
lebih banyak kesamaannya dari perbedaannya. Pada perkembangan selanjutnya
menjadi semakin bervariasi, akhirnya akan memiliki ciri khas dari kelasnya. Pada
ikan misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang; pada vertebrata darat,
struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran
eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan sering kali membentuk homologi pada beberapa struktur,
seperti kantung insang, yang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan
selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat
membandingkan dengan bentuknya yang telah berkembang secara lengkap.

Gambar 1.6: Perbandingan embrio vertebrata

13
Berdasarkan Gambar 1.6 bahwa pada gambar tersebut merupakan perbandingan
embrio vertebrata (ikan, salamander, kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci, manusia).
Semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki
kantung insang pada bagian samping tenggorokannya dan rongga tulang belakang.
Diilhami oleh prinsip Darwinian mengenai pewarisan yang dimodifikasi, ahli
embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim
"ontogeni merupakan ikhtisar filogeni". Pendapat ini menganggap bahwa
perkembangan organisme individu, atau ontogeni, merupakan ulangan sejarah
evolusioner spesies, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan
yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan
embrio yang sama, tidak benar kalau mamalia pertama-tama mengalami tahap
perkembangan ikan kemudian tahap amfibia dan seterusnya. Ontogeni dapat
memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat bahwa semua
tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang
panjang.

e. Bukti dari Biokimia dan Serologi Perbandingan


Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi anatomi,
demikian pula studi biokimia dari macam-macam organisme telah mengungkapkan
homologi biokimia. Persamaan biokimia organisme hidup adalah satu ciri yang
mencolok dari kehidupan. Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam
DNA dan proteinnya (gen dan produk gen). Jika dua spesies memiliki pustaka gen
dan protein dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu disalin
pasti dari nenek moyang yang sama. Jika ada dua paragraf panjang yang sama
hanya beda satu atau dua huruf di beberapa tempat, tentunya kita akan mengatakan
bahwa paragraph itu berasal dari sumber yang sama.
Biologi molekular merupakan pendukung Darwin yang paling berani, bahwa
semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat tertentu melalui
cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling awal. Bahkan organisme
yang secara taksonomi berbeda jauh, seperti manusia dan bakteri, memiliki
beberapa protein yang sama.

14
Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap organisme hidup. Salah satu
dari enzim ini, yaitu sitokrom c, adalah rantai polipeptida yang terdiri atas 104
sampai 112 asam amino (bergantung pada organisme yang menyandangnya). Pada
tahun-tahun belakangan ini telah diketahui urutan asam amino yang pasti dalam
rantai sitokrom c dan beragam organisme seperti manusia, kelinci, pinguin raja, ular
gerincing, ikan tuna, ngengat, kapang oncom merah (Neurospora) dan yang lainnya.
Meskipun terdapat variasi dalam urutan, terutama antar organisme yang berkerabat
jauh, ternyata ada juga sejumlah besar persamaannya. Urutan diilhami oleh prinsip
Darwinian mengenai pewarisan yang dimodifikasi, ahli embriologi pada akhir abad
ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim "ontogeni merupakan ikhtisar
filogeni". Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme individu, atau
ontogeni, merupakan ulangan sejarah evolusioner spesies, atau filogeni. Teori
rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua
vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar
kalau mamalia pertama-tama mengalami tahap perkembangan ikan kemudian tahap
amfibia dan seterusnya. Ontogeni dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi
penting untuk diingat bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah
sepanjang rentetan proses evolusi yang panjang.

f. Bukti dari Fisiologi Perbandingan


Organisme mempunyai ciri-ciri fisiologi yang sama, seperti respirasi, ekskresi,
dan sebagainya. Meskipun ciri morfologi dan jumlah sel yang membentuk setiap
organisme berbeda-beda, terdapat kemiripan-kemiripan dalam fisiologinya.4
Fisiologi adalah ilmu dari cabang biologi yang mempelajari fungsi dari alat-alat
tubuh. Ada faktor tak terkendali dalam membuat hubungan evolusioner dengan cara
mengevaluasi tingkat kemiripan. Ternyata tidak semua tingkat kemiripan
diwariskan dari nenek moyang yang sama. Spesies dari cabang evolusi yang
berbeda bisa saja pada kenyataannya mirip satu sama lainnya jika mereka memiliki
peranan lingkungan yang mirip dan seleksi alam telah membentuk adaptasi yang

4
Munawir, “Modul Pembelajaran SMA”, (Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Direktorat Sekolh Menengah Atas, 2020), hlm. 21.

15
analog. Hal seperti ini disebut sebagai evolusi konvergensi, dan kemiripan akibat
konvergensi disebut dengan analogi.
Sirip depan dan ekor ikan hiu dengan sirip depan dan ekor paus misalnya,
adalah organ renang analog yang berevolusi secara independen dan dibangun dari
struktur yang berbeda secara keseluruhan. Evolusi konvergen juga menghasilkan
kemiripan analog antara marsupial Australia tertentu dengan hewan berplasenta
yang mirip dan telah berevolusi secara independen pada benua lain.

g. Petunjuk alat tubuh yang tersisa


Pada manusia dan beberapa jenis hewan dapat dijumpai berbagai alat tubuh
yang tidak berfungsi. Alat tubuh manusia yang tersisa antara lain umbai cacing
(apendiks) dan tulang ekor. Pada burung kiwi, burung yang tidak dapat terbang,
terdapat alat tubuh yang tersisa sebagai akibat penyusutan sayap.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Evolusi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kehidupan makhluk
hidup dari yang sederhana menjadi lebih kompleks.
• Terjadinya proses evolusi ditujukkan dengan berbagai petunjuk antara lain
dari perbandingan anatomi, perbandingan embriologi, perbandingan
fisiologi, petunjuk secara biokimia, petunjuk adanya domestikasi, petunjuk
dari alat tubuh yang tersisa, serta petunjuk paleontologi.
• Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan
evolusi adalah Leonardo da Vinci (Itali, 1453-1519), George Cuvier
(Perancis, 1769-1833), dan Darwin

3.2 Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar
dan tepat waktu. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun membaca. Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun dari pembaca supaya kedepannya bisa lebih baik lagi. Sekian dan
Terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Ueu Yanu. 2012. Sejarah dan Bukti Evolusi pada Gastropoda. Oseana. 37
(2): 41.
Darwin, Charles. 1979. The Origin of Species. New York: Avenel Bodes.
Munawir. 2020. Modul Pembelajaran SMA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolh Menengah Atas
Pariyanto & Tomi Hidayat. 2020. Konsep Missing Link Menstimulasi Pandangan
Generasi Alpha (Asal Usul Manusia). Bioedusains: Jurnal Pendidikan
Biologi dan Sains. 3(1): 51.
Sari, Eka. 2020. Diktat Teori Evolusi Pendidikan Biologi. Bandar Lampung: UIN
Raden Intan Lampung.
Yusuf, Frida Maryati. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Evolusi. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan IPA: Universitas Negeri Gorontalo.

18

Anda mungkin juga menyukai