Kel 3 - Petunjuk & Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil
Kel 3 - Petunjuk & Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil
FOSIL
Mata Kuliah Evolusi
Dosen Pengampu : Mia Sartika, M. Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Assalamualaikum Wr. Wb
yukur Alhamdulilah kita ucapkan kehadirat Allah Swt., yang mana kita
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Petunjuk Adanya Evolusi.................................................................. 3
a. Petunjuk Dari Peninggalan Fosil Di Berbagai Lapisan
Batuan Bumi ................................................................................ 4
b. Tokoh-Tokoh Yang Mempelajari Berbagai Fosil ........................ 4
2.2 Bukti Evolusi Berdasarkan Fosil ...................................................... 5
a. Bukti Dari Paleontologi ................................................................ 5
b. Bukti Dari Taksonomi .................................................................. 8
c. Bukti Dari Anatomi Perbandingan ................................................ 10
d. Bukti Dari Embriologi Perbandingan ........................................... 12
e. Bukti Dari Biokimia dan Serologi Perbandingan ......................... 14
f. Bukti Dari Fisiologi Perbandingan ................................................ 15
g. Petunjuk Alat Tubuh Yang Tersisa ............................................... 16
iii
BAB I
PENDALUHUAN
1
1. Apa itu petunjuk evolusi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang mempelajari fosil?
3. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Paleontologi?
4. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Taksonomi?
5. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Anatomi Perbandingan?
6. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Embriologi
Perbandingan?
7. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Biokimia dan Serologi
Perbandingan?
8. Bagaimana petunjuk dan bukti evolusi ditinjau dari Fisiologi Perbandingan?
9. Apa saja petunjuk alat tubuh yang tersisa?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ini :
1. Untuk mengetahui petunjuk evolusi
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh yang mempelajari fosil
3. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Paleontologi
4. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Taksonomi
5. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari Anatomi
Perbandingan
6. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Embriologi Perbandingan
7. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari
Biokimia dan Serologi Perbandingan
8. Untuk mengetahui tentang petunjuk dari bukti evolusi ditinjau dari Fisiologi
Perbandingan
9. Untuk mengetahui petunjuk alat tubuh yang tersisa
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pariyanto & Tomi Hidayat, “Konsep Missing Link Menstimulasi Pandangan Generasi Alpha (Asal
Usul Manusia). Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. Vol.3 No.1, 2020, hlm. 51.
2
Arbi, Ueu Yanu, “Sejarah dan Bukti Evolusi pada Gastropoda”. Oseana. Vol.37 No.2, 2012, hlm.
41.
3
a. Petunjuk Dari Peninggalan Fosil Di Berbagai Lapisan Batuan Bumi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau yang menunjukkan suatu perkembangan yang terus-
menerus secara evolutif. Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari
makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu.
Fosil fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan
umurnya didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya
fosil yang terdapat di lapisan yang paling dalam mempunyai umur yang lebih tua
sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai
umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di
berbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan
dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan
bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan
lingkungan tersebut terjadi secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri
organisme yang ada di dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini
mengakibatkan terjadinya perubahan jenis jenis makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk
adanya evolusi.
4
• Darwin
Darwin mengatakan bahwa makhluk makhluk hidup yang terdapat pada
lapisan bumi tua mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan
bumi yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.
5
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi
evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli
paleontologi telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil
yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh, serangkaian fosil
mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika
mamalia berevolusi dari reptilia. Hampir setiap tahun, ahli paleontologi
menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan
nenek moyangnya. Pada beberapa tahun belakangan ini misalnya, para peneliti
telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air
ini dengan leluhurnya yang hidup di daratan.
Paus berkembang dari nenek moyang yang di darat, suatu transisi evolusioner
yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontologi
yang melakukan penggalian di Mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus
yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Ditunjukkan di sini adalah
tulang kaki Basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuno itu.
Paus tersebut sudah menjadi hewan air yang tidak lagi menggunakan kakinya untuk
menyokong badannya dan untuk berjalan. Tulang kaki fosil paus yang lebih tua
6
yang bernama Ambulocetus lebih kuat dan kokoh. Ambulocetus mungkin
merupakan hewan amfibia, yang hidup di darat dan di air.3
3
Sari, Eka, “Diktat Teori Evolusi Pendidikan Biologi”, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan
Lampung, 2020), hlm. 22-23.
7
Nenek moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleherpendek dan mempunyai kaki
depan yang berbeda dengan kaki belakang. Kaki depan jumlah jari kakinya empat
dan kaki belakang jumlah jarinya hanya tiga, jari keempat dan kelima masih ada
tapi kecil sekali. Pada Oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada
Eohippus, yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua berjari tiga.
Pada Miocene dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah
pemakan daun dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene
muncul apa yang disebut Pliohippus yang jadi sampingnya sudah mereduksi. Pada
akhir Pleiocene sudah muncul nenek moyang kuda yang berjari satu, yang
menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut diatas seakan-akan perkembangan kuda secara
evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-
cabang. Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan
Merychippus seperti disebut diatas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak
berkembang dan akhirnya punah.
8
Bagi para ahli evolusi, skema Linnaeus tersebut merefleksikan geneologi
bercabang dari pohon kehidupan, dengan organisme pada level taksonomik yang
berbeda dihubungkan melalui turunan dari nenek moyang yang sama. Spesies yang
memiliki sifat dan ciri yang sama, misalnya singa dan harimau ternyata memiliki
hubungan yang erat dan ternyata garis turunan nenek moyangnya sama. Jika kita
bisa mengakui singa dan harimau lebih erat hubungan kekerabatannya
dibandingkan antara singa dan kambing, maka kita telah mengakui bahwa evolusi
telah meninggalkan tanda dalam bentuk derajat kekerabatan yang berbeda di antara
spesies modern.
Taksonomi merupakan penemuan manusia dengan sendirinya taksonomi tidak
dapat mengukuhkan keturunan yang sama. Akan tetapi, bersama dengan bukti-
bukti yang lain, implikasi taksonomi pada evolusi tidak mungkin keliru. Analisis
genetik misalnya, membeberkan bahwa spesies singa dan harimau merupakan
kerabat yang sangat dekat dengan latar belakang hereditas yang mirip kekerabatan
dari genus yang sama untuk suatu ordo/ lebih dekat jika dibandingkan dengan ordo
yang berbeda.
9
taksa yang ada di bawah ordo karnivora, yang merupakan cabang dari kelas
mamalia.
10
keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestigial merupakan bukti evolusi
melalui seleksi alam.Tubuh akan merugi harus terus menyediakan darah, zat-zat
makanan, dan ruang bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting, maka
seleksi alam cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut
dalam bentuk tereduksi, dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur
yang tidak berfungsi lagi. Akhirnya perubahan struktur (seperti adaptasi ekor
sebagai suatu struktur pendorong utama dan reduksi tungkai belakang pada paus)
melibatkan pola ekspresi gen selama perkembangan embrio. Karena berbagai
proses yang terjadi pada perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme
dewasa, maka organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi alam.
Organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang
ditempa atau dibentuk oleh seleksi alam.
Berdasarkan Gambar 1.4 bahwa tungkai depan semua vertebrata dibangun dari
unsur kerangka yang sama, dan terlihat adanya hubungan arsitektur seperti yang
kita harapkan jika tungkai depan leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa
struktur untuk mengemban berbagai jenis fungsi yang berbeda.
Konsep lain dari anatomi perbandingan yaitu analogi. Analogi adalah
menunjukkan fungsi yang sama, tetapi mempunyai struktur dasar yang berbeda.
Misalnya sayap burung dengan sayap serangga mempunyai fungsi yang sama tetapi
11
struktur dasarnya berbeda. Burung mempunyai kerangka tulang sayap sedangkan
serangga mempunyai sayap yang tersusun dari lapisan kitin yang keras, tetapi
keduanya sama-sama berfungsi untuk terbang.
Anatomi perbandingan yang juga diidentifikasi yakni struktur vestigial.
Struktur vestigial termasuk rudimentasi organ, rudimentasi organ yakni merupakan
petunjuk adanya evolusi. Organ dan yang berguna pada suatu makhluk hidup,
namun pada makhluk hidup yang lain kurang berfungsi contohnya adalah tulang
ekor pada manusia yang kurang berfungsi, namun pada kelompok mamalia lain
sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor yakni pada kucing, kera, kuda, dan
lain-lain.
12
embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki kantung
insang dan rongga tulang belakang. Pada tahapan perkembangan ini, ikan,
salamander kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci, manusia dan semua vertebrata lain
lebih banyak kesamaannya dari perbedaannya. Pada perkembangan selanjutnya
menjadi semakin bervariasi, akhirnya akan memiliki ciri khas dari kelasnya. Pada
ikan misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang; pada vertebrata darat,
struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran
eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan sering kali membentuk homologi pada beberapa struktur,
seperti kantung insang, yang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan
selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat
membandingkan dengan bentuknya yang telah berkembang secara lengkap.
13
Berdasarkan Gambar 1.6 bahwa pada gambar tersebut merupakan perbandingan
embrio vertebrata (ikan, salamander, kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci, manusia).
Semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki
kantung insang pada bagian samping tenggorokannya dan rongga tulang belakang.
Diilhami oleh prinsip Darwinian mengenai pewarisan yang dimodifikasi, ahli
embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim
"ontogeni merupakan ikhtisar filogeni". Pendapat ini menganggap bahwa
perkembangan organisme individu, atau ontogeni, merupakan ulangan sejarah
evolusioner spesies, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan
yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan
embrio yang sama, tidak benar kalau mamalia pertama-tama mengalami tahap
perkembangan ikan kemudian tahap amfibia dan seterusnya. Ontogeni dapat
memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat bahwa semua
tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang
panjang.
14
Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap organisme hidup. Salah satu
dari enzim ini, yaitu sitokrom c, adalah rantai polipeptida yang terdiri atas 104
sampai 112 asam amino (bergantung pada organisme yang menyandangnya). Pada
tahun-tahun belakangan ini telah diketahui urutan asam amino yang pasti dalam
rantai sitokrom c dan beragam organisme seperti manusia, kelinci, pinguin raja, ular
gerincing, ikan tuna, ngengat, kapang oncom merah (Neurospora) dan yang lainnya.
Meskipun terdapat variasi dalam urutan, terutama antar organisme yang berkerabat
jauh, ternyata ada juga sejumlah besar persamaannya. Urutan diilhami oleh prinsip
Darwinian mengenai pewarisan yang dimodifikasi, ahli embriologi pada akhir abad
ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim "ontogeni merupakan ikhtisar
filogeni". Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme individu, atau
ontogeni, merupakan ulangan sejarah evolusioner spesies, atau filogeni. Teori
rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua
vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar
kalau mamalia pertama-tama mengalami tahap perkembangan ikan kemudian tahap
amfibia dan seterusnya. Ontogeni dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi
penting untuk diingat bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah
sepanjang rentetan proses evolusi yang panjang.
4
Munawir, “Modul Pembelajaran SMA”, (Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Direktorat Sekolh Menengah Atas, 2020), hlm. 21.
15
analog. Hal seperti ini disebut sebagai evolusi konvergensi, dan kemiripan akibat
konvergensi disebut dengan analogi.
Sirip depan dan ekor ikan hiu dengan sirip depan dan ekor paus misalnya,
adalah organ renang analog yang berevolusi secara independen dan dibangun dari
struktur yang berbeda secara keseluruhan. Evolusi konvergen juga menghasilkan
kemiripan analog antara marsupial Australia tertentu dengan hewan berplasenta
yang mirip dan telah berevolusi secara independen pada benua lain.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Evolusi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kehidupan makhluk
hidup dari yang sederhana menjadi lebih kompleks.
• Terjadinya proses evolusi ditujukkan dengan berbagai petunjuk antara lain
dari perbandingan anatomi, perbandingan embriologi, perbandingan
fisiologi, petunjuk secara biokimia, petunjuk adanya domestikasi, petunjuk
dari alat tubuh yang tersisa, serta petunjuk paleontologi.
• Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan
evolusi adalah Leonardo da Vinci (Itali, 1453-1519), George Cuvier
(Perancis, 1769-1833), dan Darwin
3.2 Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar
dan tepat waktu. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun membaca. Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun dari pembaca supaya kedepannya bisa lebih baik lagi. Sekian dan
Terima kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Ueu Yanu. 2012. Sejarah dan Bukti Evolusi pada Gastropoda. Oseana. 37
(2): 41.
Darwin, Charles. 1979. The Origin of Species. New York: Avenel Bodes.
Munawir. 2020. Modul Pembelajaran SMA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolh Menengah Atas
Pariyanto & Tomi Hidayat. 2020. Konsep Missing Link Menstimulasi Pandangan
Generasi Alpha (Asal Usul Manusia). Bioedusains: Jurnal Pendidikan
Biologi dan Sains. 3(1): 51.
Sari, Eka. 2020. Diktat Teori Evolusi Pendidikan Biologi. Bandar Lampung: UIN
Raden Intan Lampung.
Yusuf, Frida Maryati. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Evolusi. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan IPA: Universitas Negeri Gorontalo.
18