Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

Fase farmakodinamik merupakan fase


terjadinya interaksi obat dengan tempat aksinya
dalam system biologi yang kemudian akan
memberikan respon biologik (efek).

Badan manusia mengandung kira-kira 1 x 1013


sel, masing-masing mengandung 1 x 1010
molekul dan setiap molekul obat mempunyai
kemungkinan bereaksi dengan 105 molekul yang
berbeda dalam badan.
Langley berpendapat bahwa obat bereaksi
pada tempat spesifik yang reaktif yaitu
molekul atau bagian dari molekul dalam
badan.

Ehrlich (1910) mengatakan bahwa tempat


yang reaktif merupakan bagian
makromolekul dan efek biologi ini
ditimbulkan oleh ikatan obat pada letaknya.
 Umumnya obat bekerja dengan cara
terikat dengan beberapa komponen sel
yang spesifik untuk menghasilkan suatu
efek.

 Komponen sel inilah yang disebut


reseptor, sama dengan interaksi enzim
substrat untuk membentuk kompleks
enzim substrat
 Reseptor adalah molekul protein yang
secara normal diaktivasi oleh transmitor
atau hormon atau,

 Reseptor adalah makromolekul


(biopolymer) khas atau bagiannya dalam
organisme, yakni tempat aktif biologi,
tempat obat terikat.
Reseptor berfungsi :
Mengenal dan mengikat suatu ligan/Obat
dengan spesifitas yang tinggi dan
meneruskan signal tersebut kedalam sel.
Catatan istilah:

Agonis adalah suatu ligan yang jika berikatan


dengan reseptor dapat menghasilkan efek.

Antagonis adalah dapat berikatan dengan


reseptor tanpa menghasilkan efek.

Afinitas kemampuan berikatan dengan reseptor.


Efikasi menghasilkan efek.
Catatan 2.
Ikatan antara suatu ligan/obat dan reseptornya
tergantung pada kesesuaian antara dua molekul
tersebut.

Semakin sesuai dan semakin besar afinitasnya, akan


semakin kuat interaksi terbentuk.

Selain itu ikatan antara ligan-reseptor memiliki


spesifitas, yaitu bahwa suatu ligan dapat mengikat satu
tipe reseptor tertentu. Jika beberapa reseptor maka
dinyatakan kurang spesifik.
Istilah reseptor menggambarkan tempat
dimana obar bereaksi untuk menimbulkan
aktifitas biologi.

Ada 3 makromolekul biologi yang merupakan


reseptor yaitu protein enzim, protein
struktural dan asam nukleat.
Terdapat empat jenis utama reseptor yaitu:

Agonist (ligand)-gated channel terdiri


1.
dari sub unit protein yang membentuk pori
sentral (misalnya reseptor nikotin).

2. G-Protein coupled receptor membentuk


suatu kelompok reseptor dengan tujuh
heliks yang membentuk membran.

Reseptor ini berkaitan (biasanya) dengan


respon fisiologis oleh second messenger.
3. Reseptor inti untuk hormone steroid dan
hormone tiroid terdapat dalam intu sel dan
mengatur transkripsi dan selanjutnya
sintesis protein.
4. Kinase-linked receptor adalah reseptor
permukaan yang mempunyai (biasanya) aktivitas
tirosin kinase intrinsic. Yang termasuk reseptor ini
adalah reseptor insulin, sitokin dan faktor
pertumbuhan.

Persyaratan untuk interaksi obat-reseptor adalah


pembentukan kompleks obat-reseptor, dan
bergantung pada afinitas obat terhadap reseptor.
Kemampuan suatu obat untuk
menimbulkan suatu rangsangan dan
dengan demikian efek, setelah
membentuk kompleks dengan reseptor
disebut aktifitas intrinsik dan disebut
pula agonis.
Aktifitas intriksik menentukan besarnya
efek maksimum yang dicapai oleh masing-
masing senyawa, dan dapat didefinisikan
bahwa :

agonis adalah obat yang mempunyai


afinitas kimia terhadap suatu reseptor dan
membentuk suatu kompleks dan sebagai
hasilnya akan mengubah fungsi.
Efek dari agonis turun atau bahkan
ditiadakan, disebut antagonis.

Obat yang bergabung dengan reseptor


tetapi gagal untuk memulai aksinya, dalam
hal ini obat dikatakan memblokir letak
reseptor.
Obat yang memblokir letak reseptor
terhadap agonis endogen akan dapat
bekerja sebagai antagonis.

Antagonis bisa bersifat kompetitif atau


irreversible.
Kerja dari interaksi obat-reseptor dapat dilihat
pada gambar berikut
TEORI RESEPTOR
A. TEORI KLASIK
Crum, brown dan fraser(1869), mengatakan bahwa
aktivitas biologis senyawa merupakan fungsi dari
struktur kimianya dan tempat obat berinteraksi
pada sistem biologis mempunyai sifat yang
karakteristik.

Respon biologis timbul bila ada interaksi antara


tempat atau struktur dalam tubuh yang karakteristik
dengan molekul asing yang sesuai(obat), dan satu
sama lain merupakan struktur yang saling mengisi.
B. Teori pendudukan
Menurut teori ini yang menggunakan hukum
kerja massa dalam arti kinetika enzim klasik
digunakan untuk menggambarkan secara
kuantitatif interaksi antara reseptor dan obat
maka efek sebanding dengan jumlah reseptor
yang diduduki maka semakin besar efek.

Besar efek yang dihasilkan secara langsung


sesuai dengan jumlah reseptor spesifik yang
diduduki oleh molekul obat.
C. Teori laju (rate theory)

berlawanan dengan teori pendudukan, menurut


teori ini efek yang diamati tidak sebanding
dengan jumlah reseptor yang diduduki,melainkan
merupakan fungsi dari jumlah asosiasi
(penggabungan) obat dan reseptor.

Makin sering molekul obat bertemu dengan


reseptor jadi makin cepat juga kompleks obat-
reseptor yang terbentuk terdisosiasi kembali,
makin besar efeknya.


dengan demikian agonis ditandai oleh
kecepatan asosiasi dan disosiasi yang
tinggi,

sedangkan antagonis menunjukkan


kecepatan disosiasi yang rendah akibat
pengikatannya yang kuat pada reseptor.
D. Teori induced-fit

Didasarkan pada kenyataan bahwa konfirmasi


enzim berubah pada reaksi dengan substratnya.

baru setelah enzim dan substrat salng


menyesuaikan yakni pembentukan struktur
komplementer (induced fit) maka reaksi
berlangsung.

Menurut teori ini, agonis ialah senyawa yang


mampu menyebabkan perubahan konfirmasi
reseptor sedangkan antagonis memang terikat
pada reseptor tapi konformasinya tidak berubah.
E. Model dua keadaan ,

hipotesis ini menyatakan bahwa reseptor dapat


berada dalam dua keadaan berbeda yakni dalam
keadaan aktif dan dalam keadaan tidak aktif dan
antara kedua keadaan terdapat suatu
kesetimbangan.
Peralihan dari satu keadaan ke keadaan
lain berhubungan dengan perubahan
konformasi molekul reseptor.

Aktifitas intrinsiknya tergantung pada


perbandingan tetapan afinitas terhadap
tempat reseptor yang mengikat agonis dan
tempat reseptor yang mengikat antagonis.
O + R Kompleks (OR)
Respon biologi

(OBAT) (RESEPTOR) afinitas efikasi

Reseptor mempunyai dua bagian yang khas yaitu :


 Bagian yang bertanggung jawab tejadinya afinitas sehingga
terbentuk kompleks obat-reseptor
 bagian yang bertanggung jawab terjadinya efikasi sehingga
timbul respon biologis
DAFTAR PUSTAKA
Robert F.Doerge,1980. Buku Teks Wilson dan Gsvold Kimia Farmasi dan
Medisinal organic, Philadelphia.Toronto
Moh.Anief, 2002 . Perjalanan dan Nasib Obat Dalam Badan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Ernst Mutschles, 2004. Dinamika Obat . Institut Tekhnologi Bandung.
Bandung
Tim penyusun, 2004. Farmakologi dan Terapi. Universitas Indonesia.
Jakarta
Manfres E.Wolff, 2004, Asas-asas Kimia Medisinal. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Siswandono, 1998. Kimia Medisinal. Airlangga University Press. Surabaya
Mary.J.Mycek, 2005. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medika
Jakarta
Michael J.Neal, 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Penerbit Erlangga.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai