Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kristin Elisa Paginta

NIM : P07134021033

Teori dan contoh pengaplikasiannya.

1. The healt belief model (HBM)


 APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DI
PROVINSI DKI JAKARTA
Tulisan berikut ini hendak menyajikan permasalahan di masyarakat DKI Jakarta
terkait belum berhasilnya pelaksanaan program pencegahan penyebaran COVID-19
terutama penerapan PSBB dan usulan strategi pemecahannya dengan menggunakan
pendekatan Health Belief Model (HBM). HBM merupakan pendekatan psikologi sosial
yang menekankan persepsi individu sebagai kunci keberhasilan dilaksanakannya
perilaku kesehatan. Persepsi-persepsi kunci dalam model ini antara lain adalah persepsi
kerentanan individu untuk tertular COVID-19, persepsi keparahan COVID-19 dan
konsekuensi yang akan diderita warga apabila terjangkit penyakit ini, persepsi manfaat
melakukan PSBB, persepsi mengenai hambatan pelaksanaan PSBB, self-efficacy warga
untuk berhadapan dengan COVID-19, serta sinyal-sinyal terlaksananya perilaku PSBB.
Pengamatan lapangan yang dilakukan melalui analisis berita menunjukkan bahwa warga
Jakarta masih memiliki persepsi-persepsi yang beragam sehingga belum dapat
ditentukan persepsi mereka tergolong tinggi, rendah, positif, atau negatif. Dalam tulisan
ini, paparan berbagai persepsi dikemukakan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
permasalahan terjadi di semua persepsi kunci, terutama di persepsi hambatan.
Hambatan yang mendasar terkait dengan belum efektifnya PSBB adalah dampak
ekonomi. Dalam strategi, penulis mengusulkan adanya kampanye sosial kesehatan
dengan menggunakan pendekatan positive reinforcement yang dilaksanakan secara
rutin dan terbarukan untuk memberikan informasi yang akurat dan menimbulkan rasa
aman dan nyaman pada warga. Selain itu disarankan pula pemerintah memberikan
penghargaan ataupun insentif bagi para tenaga medis dan pihak-pihak lain yang secara
aktif mendukung program pencegahan penyebaran COVID-19 ini.

2. TRA-TPB (Theory of Reason Action and Theory of Planned Behavior)


Theory Of Reasoned Action
adalah teori perilaku kesehatan yang menggunakan pendekatan psikologi sosial untuk
melihat determinan dari perilaku sehat yang dikembangkan oleh Azen dan Fishbein
menjelang tahun1970-an. Menurut teori ini, kehendak atau niat seseorang untuk
menampilkan sesuatu perilaku tertentu berkaitan erat dengan tingkah laku aktual itu
sendiri.Ada dua asumsi pokok yang menjadi dasar teori ini yaitu:
 Bahwa perilaku ada dalam kendali si pelaku.
 Bahwa manusia adalah makhluk rasional.

Maka juga teori “ Fesbein-Ajzen ” menekankan pentingnya peranan dari “intention ” atau
niat sebagai alasan atau faktor penentu perilaku. Selanjutnya niat ini ditentukan oleh :

a. Sikap
Penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku atau tindakan yangakan diambil
b. Norma subjektif
Kepercayaan terhadap pendapat orang lain apakah menyetujui atautidak menyetujui
tentang tindakan yang akan diambil tersebut.
c. Pengendalian perilaku
Perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya di Posyandu, didasari oleh “NIAT” atau
“INTENTION ” ibu sendiri. Niat ibu sendiri ditentukan oleh:
a. Sikap ibu, yakni penilaian ibu tersebut terhadap untung ruginyatindakan yang
akan diambil untuk imunisasi anaknya.
b. Norma subjektif, yakni kepercayaan atau keyakinan ibu terhadap perilaku yang a
kan diambil, lepas dari orang lain setuju atau tidak setuju

Sedangkan theory of planned behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari
TRA, yaitu control perilaku yangdipersepsi ( perceived behavioral control ). Konstruk ini
ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam
rangkamelakukan perilaku tertentu (Chau dan Hu, 2002).

Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilakutidak hanya ditentukan
oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi Behavioral Belief Attitde towards Behavior
Normative Belief Subjective Norms. Theory of Reasoned Action (Fishbein& Ajzen, 1975) juga
persepsi individu terhadap kontrol yang dapatdilakukannya yang bersumber pada keyakinannya
terhadap kontroltersebut (control beliefs).

Aplikasi Theory of Reasoned Action dan Theory of Planed Behavior

Contoh aplikasi dari TRA

Adalah niat seorang ibu untuk mendaftarkan anaknya imunisasi. Bagi sang ibu,
imunisasi memberikan dampak yang positif yaitu mencegah anak terinfeksi virus dan
menambah kekebalan tubuh anak. Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari imunisasi
yaitu anak akan merasa kesakitan dan tidak enak badan karena demam. Maka ibu akan
mempertimbangkan mana yang lebih penting di antarakeduanya. Apakah membiarkan anak
menangis karena rasa tidak enak badanatau mempertimbangkan dampak dari imunisasi
terhadap kekebalan tubuh anak. Bidan desa yang memberi informasi tentang pentingnya
imunisasi kepada ibu akan berpengaruh terhadap keyakinan ibu untuk segera mendaftarkan
anaknya berimunisasi. Hal tersebut terdapat kecenderungan positif untuk berperilaku.

Keyakinan ibu memilih imunisasi untuk kekebalan tubuh anak agartidak mudah terserang
penyakit merupakan perilaku yang dijalankan dan dipertahankan.

a. Contoh (sikap) : Seorang ibu yang akan mengimunisasikan anaknya karenaimunisasi akan
menambah antibodi pada tubuh sang anak.
b. Contoh (Norma Subjektif) : seorang ibu yang akan mengimunisasikan anaknya karena
terpengaruh oleh lingkungan terdekatnya, yaiti ibi-ibu lain yang mengimunisasikan
anaknya karena imunisasi tersebut sangat penting untuk kekebalan tubuh anaknya.
c. Contoh kendali perilaku : seorang ibu selalu mengimunisasikan anaknya entah entah
imunisasi wajib atau tidak karena sudah terbukti bahwa imunisasi dapat memperkuat
antibodi anak dan berkemungkinan tidak akan terserang penyakit yang telah di
imunisasikan tersebut.

3. The Stages of Change (Transtheoretical) Model/TTM

Transheoretical Model
Transtheoretical Model diperkenalkan oleh James Prochaska dan Carlo Diclemente pada
awal tahun 1980-an dengan konsep awal yaitu Stage of Change Model. Model ini
menggunakan dimensi temporal, stage of change untuk mengintegrasikan proses dan
prinsip perubahan dari berbagai teori intervensi (Prochaska & Wayne, 1997). Teori ini hadir
karena analisis konparatif dari berbagai teori psikoterapi dan perubahan perilaku dengan
tujuan untuk mengintegrasikan secara sistematis dari bidang psikoterapi yang telah terbagi
menjadi 300 teori. Yang menghasilkan identifikasi 10 proses perubahan, seperti peningkatan
kesadaran oleh Freudian, manajemen berkelanjutan dari Skinnerian, dan helping
relationship dari Rogerian (Prochaska & Wayne, 1997)
Teori ini berfokus pada pengambilan keputusan individu yang melibatkan emosi, kognisi,
dan perilaku. Selain itu teori ini melibatkan metode self-report untuk mengetahui sejauh
mana kondisi ketergantungan seseorang. Dalam analisisnya, Prochaska dan Warren (1997)
menganalisis perubahan diri pada perokok dengan perawatan profesional untuk perilaku
merokoknya dan menilai seberapa sering subjek menggunakan 10 proses tersebut. Dari
perilaku ini Prochaska dan Warren (1997) menyimpulkan bahwa perilaku terjadi melalui
serangkaian tahap.
Lalu stage mode ini meluas cakupannya, termasuk investigasi dan aplikasi dengan
jangkauan yang luas pada perilaku yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental
termasuk penyalahgunaakn alkohol dan obat, panic disorder, pencegahan AIDS, kepatuhan
medis, kehamilan, dan perilaku merokok. Perkembangan dari pengaplikasian ini diperluas,
divalidasi, dan ditantang dari konstruk inti dari transtheorical model.
Dalam pengaplikasiannya model ini sering diterapkan dalam perilaku berhenti merokok,
olahraga, diet, pengujian radon, penyalahgunaan alkohol, pengontrolan berat badan,
penggunaan kondom untuk pencegahan HIV, perubahan organisasi, penggunaan tabir surya
untuk mencegah kanker kulit, penyalahgunaan obat, kepatuhan medis, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh pengaplikasian yang akan dijelaskan dalam tulisan ini adalah perilaku
berhenti merokok.
 Pre kontemplasi : perokok cenderung menghindari membaca, berbicara atau berpiki
tentang bahaya rokok.
 Komtemplasi : perokok mulai mengetahui atau menyadari bahwa perilaku yang ia miliki
dapat menimbulkan masalah dan mulai melihat manfaat dan kerugian yang terjadi jia ia
tetap merokok.
 Persiapan : perokok tersebut mulai memiliki keinginan untuk berhenti merokok
danmenyadari manfaat berhenti merokok sehingga perlahan-lahan mengurangi
jumlahrokok yang biasanya dihabiskan.
 Aksi : perokok sudah mulai tidak merokok lagi
 Pemeliharaan : perokok mempertahankan untuk tidak merokok lagi walaupun terdapat
godaan untuk merokok.
 Terminasi : perokok sudah mulai tidak tergoda dengan rokok dan mulai terbiasa untuk
tidak merokok.

Untuk kelebihan dari teori ini diantaranya adalah teori ini dapat mengintegrasikan teori
terdahulu yang membahas modifikasi perilaku sehingga lebih komprehensif dan kompleks.
Teori ini dapat diterapkan dalam seluruh lapisan masyarakat dengan segala perubahan tingkah
laku yang ingin dicapai karena memiliki pola yang umum. Stages of change, process of change,
decisional balance, dan self-efficiency telah dibuktikan kemampuan prediktifnya dalam berbagai
penelitian yang telah ada sebelumnya (Hashemzadeh et al., 2019). Lalu untuk kekurangan dari
teori ini adalah asumsi bahwa individu dapat memodifikasi perilakunya dalam waktu 6 bulan
yang ternyata belum terbukti secara empiris dalam pembuktian waktu yang tepat uang
dibutuhkan, dan tidak dapat menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi perubahan perilaku
dari individu

Anda mungkin juga menyukai