Anda di halaman 1dari 3

ISSN :

Penulis : KH Uwes Abu bakar

Penerbit : PBMA

Tebal : 297 Halaman

ISHLAHUL UMMAH FIBAYAANI AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH


( Ishlahul Ummah dalam menerangkan arti Ahlusunnah waljama’ah )

Resensi Oleh : Nurjanah

Buku “Ishlahul Ummah fi bayani Ahlussunnah waljama’ah” ini merupakan Sebuah karya
literasi Magnum Opus seorang tokoh ulama dan umaro sekaligus ketua Umum PB
Mathla’ul Anwar yaitu KH Uwes Abu Bakar, allahuyarhamhu. Buku dalam bentuk
Risalah ini merupakan sebuah Manuskrip tentang konsep dan Jatidiri Mathlaul Anwar yang
mengandung berbagai kaidah pemikiran dan gagasan tentang makna Ahlussunnah Waljama’ah
menurut pandangan penulis yang tidak terlepas menjadi pandangan warga Mathla’ul Anwar.
Kehadiran buku ini semakin melengkapi khazanah pemikiran dan pengetahuan tentang
kemathala’ulanwaran dan keislaman. Bahkan buku ini merupakan karya yang cukup bagus dan
sangat bermanfaat sebagai bahan kajian dan perbandingan dalam ilmu keagamaan.

KH uwes Abu Bakar adalah seorang pakar ulama intelek sekaligus seorang pemimpin sebuah
ormas Islam yang cukup besar yaitu Mathla’ul Anwar. Dalam buku ini, beliau seperti
membawa kita berkelana ke masa lalu sekaligus menatap ke masa depan tentang nasib dan
arah jalan ummat ini. Dengan bahasanya yang sederhana, lugas dan penuh makna beliau
mengupas tuntas tentang konsep Ahlussunnah waljama’ah dengan bingkai keislaman dan
keilmuan yang tinggi. Dibalut dengan kisah klasik dan kontemporer, kita seakan menerawang
tentang liku-liku perjalanan ummat islam sejak Rasulullah wafat hingga ummat ini terpecah
menjadi beberapa golongan. Ishlahul ummah ini mengajak kita untuk menjadi golongan
firqotun najiyah (golongan yang selamat) yang bersikap moderat, menjauh dari sikap tatharuf
(ekstrim) ataupun ghuluw (bebas) seperti yang dilakukan oleh kaum syiah, khawarij ataupun
Mu’tazilah dan qadariyah serta jabariyah.

Buku ini secara khusus mengupas tentang konflik-konflik awal terjadinya bibit-bibit
perpecahan dikalangan ummat islam sepeninggal Rasulullah SAW. Yang kemudian
memunculkan berbagai aliran teologi dan mazhab fiqih. Penulis menjelaskan dalam
buku tersebut bagaimana asal mula munculnya konsep dan faham ahlussunnah
waljama’ah untuk mempersatukan ummat islam. Menurut KH uwes abu bakar, hanya
dengan berpegang kepada ahlussunnah waljama’ah inilah pertentangan dan konflik antar
mazhab bisa diredam bahkan bisa menjadi pintu masuk persatuan dan kesatuan ummat.
Karena konsep Ahlussunnah waljama’ah memandang bahwa kaum muslimin harus
berpegang teguh kepada Aturan Allah SWT (Alquran) dan meneladani Rasulullah SAW
(sunnah), juga harus taat pada ulil amri yang diakui oleh ummat. Karena dengan otoritas
kepemimpinan dan kekuasaanlah, segala pertentangan itu bisa diredam lewat kekuatan
persuasive maupun pemaksaan.

Buku ini setidaknya menyadarkan kita bahwa persatuan dan kesatuan serta kejayaan ummat
islam tidak muncul dengan sendirinya; tetapi harus diakui melalui usaha dan perjuangan keras
dari para pemimpin dan generasi salafushaleh yang bercita-cita luhur untuk membangun
kejayaan ummat ini. Mathla’ul Anwar sebagai contoh ideal bagaimana para pemimpin dan
pendiri di masa lalu Banten sangat ingin ewujudkan cita-citanya dengan mendirikan Lembaga
Pendidikan untuk mengantar ummat menuju kejayaan dalam rangka membangun Indonesia
yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur.

Pada Bagian kesatu dipaparkan tentang Muqaddimah Risalah, pengertian ahlussunnah


waljama’ah secara harfiyah maupun dari segi teologi dan fiqih. Dilanjutkan dengan
membongkar aqidah syi’ah dan kebohongannya, konsep Khilafah dan syarat menjadi imam
serta menguraikan beberapa masalah dan kesimpulan serta keterangan.

Bagian kedua, menjelaskan tentang Konsep Ahlussunnah waljama’ah dalam kajian ilmu fiqih,
asal mula timbulnya mazhab, Agama islam dan garis besar ajarannya, Qaidah diniyah serta ijtihad
dan istinbath hukum islam, konsep taqlid dan talfiq dalam perkara hukum dan ibadah, serta beberapa
contoh ijtihad para ulama dalam masalah hukum fiqh.

Bagian ketiga, memaparkan tentang Riwayat singkat para imam besar pendiri mazhab seperti
imam malik bin anas ra, imam abu hanifah ra, imam syafi’I ra, imam hambali ra, imam bukhari,
imam muslim ra, imam ibnu taimiyah ra, Muhammad bin abdul wahhab, dan diakhiri dengan
khatimah.

Organisasi Islam Mathla’ul Anwar harus mampu mentransformasi diri menjadi pegangan
ummat dalam menyelesaikan berbagai tantangan dan persoalan kekinian yang sangat kompleks.
Tujuan Mathla’ul Anwar didirikan yaitu untuk mendidik ummat agar Kembali kepada akar
keislamannya yang mempersatukan segala pertentangan menjadi sebuah mazhab dan gerakan
Ahlussunnah waljama’ah maka mau tidak mau harus dihidupkan dan disegarkan Kembali sesuai
dengan bingkai keislaman dan kemajuan berlandaskan iman dan ilmu pengetahun.

Usaha yang dilakukan oleh KH Uwes Abu Bakar ini perlu dijadikan teladan dan penghargaan
yang setinggi-tingginya, dimana beliau mampu meramu dan merangkai dengan sederhana dan
teliti tentang konsep Ahlussunnah waljama’ah sehingga ummat ini semakin memahami akar
pemikiran keagamaannya tanpa harus saling menjelek-jelekan pemikiran mazhab yang lain.
Dalam Risalahnya dijelaskan tentang tentang nash-nash yang menjadi landasan konsep
Ahlussunnah waljama’ah bahwa tidak ada satu nashpun yang mewajibkan bagi seorang
penganut islam secara fanatik untuk mengambil satu mazhab sebagai anutannya. Sehingga
menimbulkan sikap fanatic ekstrim Bahkan sampai menyerang dan menghinakan mazhab
lainnya tanpa alasan yang jelas. Sehingga dengan penerangan ini terbukalah mata hati ummat
ini secara jernih memandang mana yang ushul maupun furu’, sehingga mereka mampu
membedakan mana soal syari’at dan soal mazhab sebagai penyempurnaan pelaksanaan ibadah
dan muamalahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami persoalan ini, diharapkan akan berkuranglah konflik dan perpecahan,
berkurangnya sikap permusuhan dan kebencian diantara penganut mazhab karena berbeda
faham dan organisasi. Mereka mampu membedakan mana masalah yang perlu disepakati
Bersama sebagai sebuah ijma ataupun masalah furu’ yang perlu diberikan ruang toleransi
sebesar-besarnya karena menyangkut khilafiyah. Sehingga terbina dan tercipta persatuan dan
kesatuan dalam menuju puncak kemajuan ummat ini.

Secara umum, bahasa yang disampaikan buku ini sangat sederhana dan menarik untuk dibaca
semua kalangan dari semua madzhab. Dengan gaya bahasa yang lugas, tegas dan jelas,
memaparkan dan mengulas berbagai fenomena mazhab serta asal mula timbulnya perbedaan
pendapat dikalangan ummat islam, sungguh bisa menjadi pelajaran yang berharga di masa depan.
Namun, beberapa catatan tentang tampilan cover dan isi buku ini masih perlu dipercantik,
sehingga menambah kesan tampilan buku yang lux dan eksotik. Apalagi kalo dibalut berwarna
dan sedikit dirangkai dengan gambar ilustrasi dari naskah cerita sebagai latarbelakangnya.
Apapun itu, yang pasti Buku ini sangat layak dan wajib menjadi referensi yang harus dibaca oleh
mereka yang haus akan perbandingan pemikiran keagamaan baik di kalangan warga Mathla’ul
Anwar maupun seluruh ummat muslim Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai