Disusun oleh:
Kelompok 3
Muhammad Irfan Gunawan 20102020067
Mutiara Salsabila Ochtaviani 20102020087
Muhammad Nur Ali Ridho 20102020078
Windi Nabila Febriani 20102020072
Putri Setia Ningsih 20102020087
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah “Teori BKI”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada nabi besar Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teori BKI di program studi
Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Teori BKI bapak Anggi Jatmiko, M.A.
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan mata kuliah
ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian
2
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada pada
saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi
behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang tampak. Pada
hakikatnya konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang
konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian sebagai upaya membantu
orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang
dialami dalam kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa konsep dasar Teori Behavioral ?
2. Bagaimana Hakikat manusia dan kepribadian menurut Teori Behavioral ?
3. Bagaimana Hakikat Manusia dan kepribadian menurut Teori Behavioral dalam
Bimbingan dan Konseling Islam ?
4. Bagaimanakah teknik-teknik Konseling Behavioral serta metode-metode dan
langkah-langkah konseling behavioral ?
5
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari maksud dari
konseling teori behavioral, dan untuk mengetahui cara memahami dan menyelesaikan
masalah seorang konseli memlalui tingkah laku (behavioral).
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan konseling, salah satunya adalah
perkembangan yang terjadi pada kajian psikologis.
1. Aktivitas yang bersifat reflektif ; yaitu aktivitas organisme yang tidak disadari
oleh organisme yang bersangkutan. organisme membuat respons tanpa disadari
sebagai reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.
2. Aktivitas yang disadari ; yaitu aktivitas atas dasar kesadaran organisme yang
bersangkutan. Ini merupakan respons atas dasar kemauan sebagai suatu reaksi
terhadap stimulus yang diterimanya. ini berarti bahwa stimulus yang diterima
oleh organisme itu sampai pada pusat kesadaran, dan barulah terjadi suatu
respons. Dengan demikian maka jalan yang ditempuh oleh stimulus dan
respons atas kesadaran yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan
stimulus-respons yang tidak disadari (respons reflektif).
Psikologi yang digagas oleh Pavlov dikenal dengan psikologi reflek
(psychoreflexiologi), karena Pavlov lebih memfokuskan perhatiannya pada aktivitas
yang bersifat reflek.
9
behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike
ini disebut pula dengan teori koneksionisme
1. The law of use, The law of use adalah hukum yang menyatakan bahwa
hubungan atau koneksi antara stimulus-respons akan menjadi kuat apabila
sering digunakan.
2. The law of disuse,The law of disuse adalah hukum yang menyatakan bahwa
koneksi antara stimulus-respons akan menjadi lemah apabila tidak latihan.
10
c. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
BF.Skinner dikenal sebagai tokoh dalam bidang pengondisian operan
(operant condisioning). Untuk memahami konsep ini, kita harus memahami dengan
apa yang dimaksud perilaku operan dan perilaku respons.
Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-
faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap
lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Tingkah laku dipelajari
ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-hukum belajar :
a. pembiasaan klasik
b. pembiasaan operan
c. peniruan.
` Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidak
puasan yang diperolehnya. Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. Karakteristik konseling
behavioral adalah :
12
Salah satu studi yang paling perkembangan pendekatan behavioral adalah
studi yang dilakukan oleh Watson dan Rayner (1920) yang menggunakan anak sebagai
subyek tentang rasa takut yang dipelajari (conditioned).Teori behavioral didasari oleh
pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yaitu pendekatan yang sistematik dan
terstruktur dalam konseling. Konseling behavioral dikenal juga dengan modifikasi
perilaku yang dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku.
13
2. Kepribadian Menurut Teori Behavioral
14
Konseling Islami merupakan suatu usaha membantu individu dalam
menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya
sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi dan
berfungsi untuk menyembah/ mengabdi kepada Allah Swt., sehingga akhirnya
tercipta kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam
semesta.
Dalam konsep behavioral tipe kepribadian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pribadi Sehat
Pada dasarnya manusia lahir dalam kondisi netral, tidak baik dan tidak
buruk, kepribadian orang akan menjadi baik atau buruk sangat ditentukan bagaimana
individu berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu proses belajarnya. Karena tingkah
laku manusia yang membentuk kepribadian tersebut diperoleh dari belajar, maka
perkembangan pribadi yang sehat adalah pribadi yang bisa belajar dengan tepat, atau
dengan kata lain, pribadi yang memiliki kemampuan belajar yang benar dari interaksi
dengan lingkungannya, baik ketika mendapatkan reinforcement, mendapatka
punishment,mmenggeneralisasikan dan mendeskriminasi respons, dan sebagainya.
15
Tingkah laku yang tidak tepat juga diperoleh dari belajar individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya, tetapi dalam proses belajar individu untuk
memperoleh berbagai kebutuhannya terjadi kesalahan, baik ketika menerima
reinforcement, punishment, menggeneralisasikan, dan mendeskreminasi, dan
sebagainya, akibatnya individu mengalami berbagai kesulitan baik terhadap dirinya
sendiri juga bagi orang lain atau lingkungannya.
Berbeda dengan pandangan islam, Pribadi yang sehat ialah pribadi yang
memiliki hati nurani dan akal yang berfungsi dengan baik dan seimbang
sehingga dapat mengendalikan nafsu, memiliki keimanan dan mempunyai
tujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan konsep konseling bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi
yang mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan sosial. Di dalam kajian Alqur’an tidak hanya itu saja, namun
juga membahas hubungan pribadi yang mengatur dirinya dalam hubungannya
dengan Allah SWT.
a. Mampu Mengatur Diri dalam Hubungannya dengan Diri Sendiri
b. Mampu Mengatur Diri dalam Hubungannya dengan Orang Lain
c. Mampu Mengatur Diri dalam Hubungannya dengan Lingkungan
d. Mampu Mengatur Diri dalam Hubungannya dengan Allah Swt.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli
pada saat ini. Assessment yang dilakukan, adalah aktifitas nyata, perasaan dan
pikiran konseli. Terdapat enam informasi yang digali dalam assessment yaitu :
1. Analisis tingkah laku yang bermasalah yang dialami oleh konseli saat ini.
Tingkah laku yang dianalisis adalah tingkah laku yang khusus.
2. Analisis tingkah laku yang didalamnya terdapat maslah konseli. Analisis
ini mencoba untuk mengidentifikasi peristiwa yang mengawali tingkah
laku dan mengikutinya sehubungan dengan masalah konseli.
3. Analisisi motivasional.
4. Analisisi self kontrol, tingkatkan kontrol diri konseli terhadap tingkah
laku yang bermasalah, ditelusuri atas dasar bagaimana kontrol itu dilatih
atas dasar kejadian-kejadian yang menentukan self kontrol.
5. Analisisi hubungan sosial, yaitu orang lain yang dekat dengan kehidupan
konseli juga diidentifikasi juga hubungannya orang tersebut dengan
19
konseli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan hubungan ini
dianalisis juga.
6. Analisis lingkungan fisik-sosial budaya. Analisis ini atas dasar norma-
norma dan keterbatasan lingkungan.
b. Menentukan tujuan (goal setting)
20
3. Membantu konseli mentransfer apa yang dipelajari dalam konseling
ke tingkah laku konseli.
4. Memberi jalan untuk memantau secara terus menerus tingkah laku
konseli.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa Konseling behavioral
adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang diberikan oleh konselor kepada
konseli dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tingkah laku (behavioral),
dalam hal memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli serta dalam
penentuan arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri konseli sendiri.
Hakikat manusia menurut teori behavioral umum dan dalam pandangan
bimbingan dan konseling itu berbeda, ketika teori behavioral menganggap
manusia merupak makhluk yang netral tidak buruk juga tidak baik, tetapi didalam
pandangan islam manusia merupakan makhluk yang memiliki fitrah, yang
dibawanya sejak lahir. Hakikatnya manusia sejak lahir adalah suci, bersih dan
cenderung pada agama Allah. Jadi, manusia itu cenderung kepada kebaikan,
bukan baik atau buruk. Namun, manusia bisa menyimpang dari fitrahnya
(berperilaku negatif) jika dipengaruhi oleh lingkungan dan budayanya.
Begitu pula tentang kepribadian, menurut teori behavioral umum
kepribadian adalah perilakunya yang dibentuk berdasarkan hasil pengalaman.
Pengalaman tersebut diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya.
Sedangkan dalam pandangan konseling islam kepribadian merupakan interaksi
dari kualitas-kualitas nafs, qalb, akal dan bashirah, interaksi antara jiwa, hati, akal
dan hati nurani.
Terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat kita pakai sebagai seorang
konselor dan juga metode-metode agar kita dapat menyelesaikan masalah konseli,
yaitu :
a) Melakukan asesmen (assessment)
b) Menentukan tujuan (goal setting)
c) Mengimplementasikan teknik (technique implementation)
d) Evaluasi dan mengakhiri konseling (evaluation termination)
22
B. Saran
Untuk para Konselor ataupun kepada calon konselor agar sebaiknya betul-betul
memahami konsep, teknik-teknik, serta metode-metode konseling behavioral ini,
agar kita dapat menyelesaikan masalah konseli dengan baik dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25