CINDI LESTARI
2006004
2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
LAMPIRAN..........................................................................................................vi
2.3.4.Perkembangan Motorik------------------------------------------------------------14
3.3.1 Variable------------------------------------------------------------------------------17
3.6.1Editing---------------------------------------------------------------------------------19
3.6.2 Coding---------------------------------------------------------------------------------19
3.6.3 Cleaning------------------------------------------------------------------------------19
Daftar Pustaka----------------------------------------------------------------------------21
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Kemandirian
2.1.1 Pengertian kemandirian
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara
komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk
bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga
individu mampu berfikir dan bertindak sendiri( Mu’tadin, 2002), sedangkan
menurut (lie, 2004), Kemandirian merupakan kemampuan untuk melakukan
kegiatan atau tugas sehari – hari sesuai dengan tahapan perkembangan dan
kapasitasnya.
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kegiatan yang
telah dapat dilakukan oleh seorang anak sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak
sudah mampu melakukan pekerjaannya sendiri dengan baik sesuai dengan tahap
perkembangannya.
1) Praktik sosial
Kelompok – kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek hygiene
pribadi. Selama masa kanak – kanak, anak – anak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas atau air mengalir merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan (Perry dan
Potter, 2002). Pada anak – anak yang selalu dimanja dalam kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene
(Tarwoto dan Wartonah, 2004).
2) Status sosial ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan (Perry dan Potter,2002). Personal
hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat – alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya (Tarwoto dan Wartonah,2004).
3) Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene, karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetus militus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya (Tarwoto & Wartonah, 2004).
4) Variabel kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
perawatan diri yang berbeda. Di sebagian masyarakat, apabila individu
sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
5) Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri, seperti
penggunaan sabun, sampo dll (Tarwoto & Wartonah, 2004).
6) Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya (Perry & Potter, 2002).
2.2.4 Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene (Tarwoto &
Wartonah, 2004).
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
1) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
Cuci tangan
Toileting
Kebersihan kulit
Mandiri
Mandi
Gosok gigi
Keterangan :
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi
penelitian, waktu penelitian, variabel dan definisi operasional, pengumpulan dan
pengolahanm data serta etika penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey
Peneliti ingin menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi
(Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif
yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu
situasi atau area populasi tertentu yang bersifat factual dari variabel (kemandirian
personal hygiene). Rancangan ini diginakan untuk mendeskripsikan kemandirian
personal hygiene di setiap populasi yaitu anak usia 3 – 6 tahun. Hal ini berarti
bahwa pengumpulan data hanya dilakukan satu kali pada masing-masing
responden (Setiadi, 2007).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang
ditentukan peneliti (Siswojo dalam Setiadi, 2007). Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia prasekolah yang berusia antara
3-6 tahun dan bersekolah di beberapa TK Samupahita Malang sebanyak 25
orang.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Setiadi,
2007). Untuk menentukan sampel digunakan teknik sampling yaitu
Probability sampling. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel .(Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian yang dipakai
adalah 25 anak usia 3 – 6 tahun di TK Samupahita Malang
3.2.3 Kriteria Subyek Penelitian
Adapun kriteria subyek penelitian yang diperlukan terdiri dari kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi
3.2.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoadmodjo,2010).
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain
1. Ibu atau wali yang anaknya bersekolah di beberapa TK Samupahita
yang berusia 3-6tahun
2. Ibu atau wali yang bersedia menjadi responden
3. Ibu atau wali yang tinggal dalam satu rumah.
3.2.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010). Adapun kriteria eksklusi dalam
penelitian ini:
1. Ibu atau wali dan anak dalam keadaan cacat, kelemahan mental, dan fisik.
3.3 Variabel dan definisi operasional
3.3.1 Variable
variable penelitian adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan
titik acuan penelitian.
Pada penelitian ini ada satu variabel penelitian yaitu kemandirian personal
hygiene.
3.3.2 Definisi operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang dibuat oleh peneliti tentang
variable penelitian.
Definisi operasional dari kemandirian personal hygiene adalah Kemampuan
anak dalam melakukan aktivitas dan menjaga kebersihan sesuai dengan
tahap tumbuh kembangnya tanpa adanya bantuan dari orang lain selama di
sekolah
Variabel Definisi Indikator Alat Skala Hasil
Operasional Ukur
3.6.3 Cleaning
Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang tidak sesuai
dengan kebutuhan akan terhapus (Setiadi, 2007). Pembersihan data
dilakukan
setelah semua data berhasil dimasukkan ke dalam tabel dengan mengecek
kembali apakah data telah benar atau tidak
3.7 Penyajian Data
Data yang diperoleh dari data kuesioner diolah dan didapatkan hasil berupa
skor. Dari hasil skor tersebut disajikan dalam bentuk table dan kemudian
dijadikan sebagai nafratif dan dideskriftifkan.
3.8 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusinya
dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi/ lembaga tempat
penelitian. Setelah ada persetujuan maka dilakukanlah penelitian dengan
menekankan masalah etika meliputi :
3.8.1 Informed consent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian bila subjek menolak
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
Sebelum penelitian di mulai, peneliti menjelaskan mengenai tujuan dan
manfaat dari penelitian yang akan dilakukan. Bila responden setuju setelah
diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian ini, responden di minta
untuk menandatangani surat persetujuan responden. Kemudian peneliti
menjelaskan tentang pengisian kuesioner.
3.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak mencantumkan
nama subjek pada lembar pengumpulan data (quesioner), yang diisi oleh
subjek pada lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3.8.3 Confidentially ( kerahasiaan )
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Lie, A & Prasati S. 2004. 101 Cara Membina Kemandirian Dan Tanggung Jawab
Anak. Jakarta : Elex Media Computindo
INSTRUMENT
KUESIONER
Nama Orangtua :
Nama anak :
Jenis kelamin :
Umur anak :
Kemandirian Personal Hygiene
Petunjuk pengisian :
Isi pertanyaan dibawah ini dengan tanda cek (√) atau silang (X) pada kolom yang
sudah tersedia
Nilai maksimal 40
Nilai minimal 0