DOSEN :
Drs. Arief Syah Safrianto, MM
DISUSUN OLEH :
Margareta Jun
2034021208
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN....................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. IMBAS DAN IMPLEMENTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
BISNIS.................................................................................................................................
B. PERGESERAN ORIENTASI DAN IMBAS YANG DIDAPAT DARI INVESTASI
SISTEM INFORMASI........................................................................................................
C. UKURAN DAN ALAT UKUR TENTANG KEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
YANG SELAMA INI BERTUMPU ASPEK FINANSIAL ..............................................
D. ASPEK-ASPEK KUALITATIF TERKAIT DENGAN PEMANFAATAN SISTEM
INFORMASI........................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................................
B. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan
rahmatnya saya diberikan kemudahan untuk Menyelesaikan makalah yang berjudul
“EVALUASI IMBAS IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI” ini dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang " Imbas dan implementasi sistem dan
teknologi informasi dalam bisnis, Pergeseran orientasi dan imbas yang didapat dari investasi
sistem informasi, Ukuran dan alat ukur tentang kemanfaatan sistem informasi yang selama ini
bertumpu aspek finansial Aspek-aspek kualitatif terkait dengan pemanfaatan sistem
informasi.” Bagi par pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Arief Syah Safrianto, MM selaku dosen
Mata Kulia Sistem Informasi Manajemen . Saya menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Margareta Jun
BAB I :PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah organisasi mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Mengingat lembaga pendidikan di Indonesia
merupakan organisasi yang memiliki orientasi gand sosial pendidikan bertujuan
meningkatkan kecerdasan bangsa sedangkan orientasi bisnis pendidikan dalam
mempertahankan eksistensi maupun operasionalnya harus memiliki dana yang cukup
memadai. Dengan demikian lembaga pendidikan tersebut akan menghasilkan lulusan
(outcomes) yang berkualitas.
Pada umumnya, apabila orang membicarakan sistem informasi manajemen, yang
tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang
akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi.
Gambaran sistem informasi pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia idealnya adalah
bagaimana para pengambil keputusan bidang pendidikan dapat dengan mudah mencari
informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan.Misalnya, berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan,
jenis sekolah, tingkatan sekolah, dan pelaksanaan kurikulum. Sistem informasi
manajemen didalam organisasi telah ada sebelum perkakas komputer diciptakan, yang
pada intinya sistem informasi manajemen konvensional merupakan pekerjaan sistemis
seperti pencatatan agenda, kearsipan, komunikasi diantara manajer-manajer organisasi,
penyajian informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen tidak
dapat dilepaskan dari manajemen secara umum. Manajemen pada hakikatnya merupakan
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan atau
mengawasi organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien
Menurut Hamalik, manajemen adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki objek studi,
sistematika, metode, dan pendekatan.Dalam kerangka ini ilmu manajemen didukung oleh
disiplindisiplin ilmu lainnya, seperti filsafat, psikologi, pendidikan sosiologi, ekonomi, sosial
budaya, teknologi, dan sebagainya.Pengertian manajemen yang digunakan secara umum saat
ini berasal dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengendalikan,
mengemudikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan
memimpin.Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orangorang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti
sempit adalah manajemen sekolah atau madrasah, yang meliputi : perencanaan program
sekolah atau madrasah, pelaksanaan program sekolah atau madrasah, kepemimpinan kepala
sekolah atau madrasah, pengawas atau evaluasi, dan sistem informasi sekolah atau
madrasah.Para ahli manajemen memberikan pendapat yang beragam, namun pada intinya
mengandung kesamaan. Sebagai contoh kegiatan manajerial menurut Fayol (planning,
organizing,comanding, coordinating, dan controlling), menurut GR Tery (planning,
organizing, actuating,, dan controlling), menurut LH
Menurut Hasibuan, pengertian manajemen adalah Ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Bisnis dan teknologi informasi merupakan dua hal yang berkaitan. Terlebih di era saat ini
teknologi memiliki peran yang besar bagi aktivitas manusia. Perkembangan teknologi
saat ini sudah semakin cepat, salah satunya yaitu teknologi informasi.
Tanpa peran teknologi informasi mungkin perkembangan tidak akan maju seperti saat ini.
Secara fungsi teknologi informasi memiliki guna untuk menjadi solusi dari permasalahan
yang ada, membuat aktivitas menjadi efektif dan efisien, serta meningkatkan kreativitas.
Teknologi informasi sendiri sudah masuk ke semua bidang, salah satunya bisnis. Pada
masa seperti ini apabila bisnis tidak mengikuti teknologi akan terancam bangkrut. Setelah
mengetahui penjelasan singkatnya, pastinya Anda sudah tahu bahwa teknologi informasi
sangat berperan penting dalam kehidupan kita? Untuk itu pada kesempatan kali ini kami
akan membahas tentang artikel bisnis dan teknologi informasi. Yuk simak penjelasannya
di bawah ini.
Memanfaatkan teknologi dalam melakukan proses bisnis akan membawa dampak positif
kepada perkembangan bisnis itu sendiri dan pelaku bisnisnya.
Pelaku usaha akan memperoleh beberapa kemudahan dalam mengolah bisnisnya,
sehingga efisiensi bisnis meningkat dan bisnis bisa cepat berkembang.
Untuk lebih detail mengenai apa saja manfaat dari teknologi informasi untuk kemajuan
bisnis, berikut ulasannya:
1. Mempermudah cara berkomunikasi Bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi
akan memudahkan dalam melakukan komunikasi.Dalam menjalankan proses bisnis
tidak luput dari komunikasi, yang mana hal ini peran teknologi informasi
mendorong kecepatan dalam melakukan aktivitas tersebut. Seperti misalnya
melakukan pertukaran pesan melalui e-mail antar rekan kerja ataupun menggunakan
aplikasi lainnya yang berbasis internet. Adanya kolaborasi mitra bisnis berbeda
pulau hingga beda negara perusahaan memanfaatkan e-mail agar mempermudah
komunikasi. Selain itu, pelaku bisnis dapat dengan mudah melakukan komunikasi
dengan para konsumen sehingga mengetahui kebutuhan konsumennya dengan tepat.
Tentunya hal itu akan memberikan dampak yang besar dan dapat mengembangkan
bisnis yang dijalankan.
Berikut beberapa dampak positif pada bisnis dengan adanya perkembangan teknologi, yaitu:
Di era globalisasi saat ini dapat dikatakan teknologi sangat membantu hampir di seluruh
kegiatan manusia. Dampak yang paling terasa dengan adanya perkembangan teknologi
adalah dari sektor bisnis. Sistem berbasis teknologi menjadi sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dengan bisnis, dimana sistem tersebut diterapkan untuk membantu menjalankan
roda bisnis perusahaan agar semakin maju. Rasanya, jika bisnis tanpa sistem berbasis
teknologi pasti akan terlindas oleh para pesaing yang sadar akan teknologi. Para pengusaha
sukses di dunia banyak menerapkan sistem berbais komputerisasi dalam kegiatan bisnisnya.
Menurut mereka, dengan adanya sistem tersebut dinilai memberikan efisiensi waktu dan
tenaga para pekerja.
Dari semua pengembangan teknologi di bidang bisnis, salah satu yang paling dibutuhkan
untuk operasional perusahaan adalah sistem informasi berbasis komputerisasi, yaitu ERP atau
Enterprise Resource Planning. ERP adalah sistem informasi yang didesain untuk mendukung
keseluruhan unit fungsional dari perusahaan.
Secara garis besar, sistem ERP bisa digambarkan sebagai perkakas manajemen yang
menyeimbangkan supply and demand dari pelanggan secara menyeluruh. Berkemampuan
untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan,
mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan
mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan.
Mengingat pentingnya sistem ERP tersebut, Advess Business Solution sebagai perusahaan
dibidang IT consulting & System di Bandung, mempunyai misi mulia yaitu membantu para
pelaku bisnis untuk maju dan berkembang melalui penggunaan teknologi informasi. Advess
menciptakan sebuah sistem ERP yang dapat mengintegrasi operasional perusahaan, mulai
dari sales and marketing, manufacturing, operations, logistics,purchasing, finance, new
product development, dan human resources. Sehingga bisnis dapat berjalan dengan fokus
kepada kebutuhan pelanggan dan produktifitas yang tinggi, cost inventory yang le bih rendah,
dan menyediakan dasar untuk e-commerce yang efektif.
Sistem ERP dari produk Advess diberi nama Aevon. Kelebihan Aevon dibandingkan sistem
ERP lainnya adalah bisa disesuaikan dengan kebutuhan klien, pengerjaan sistem cepat dan
yang paling penting Advess memiliki tenaga kerja yang profesional. Mereka sering mengikuti
training hardskill maupun softskill untuk memenuhi kebutuhan klien. Menciptakan sebuah
sistem impian klien bukanlah sesuatu yang mudah, tapi tim Advess memiliki prinsip untuk
memberikan service excellence kepada seluruh klien.
Dengan perjalanan panjang selama kurang lebih 12 tahun, Advess mendapatkan banyak
pengalaman baik dalam pengembangan sistem, maupun peningkatan pelayanan bagi para
klien. Sampai pada tahun ini Advess sudah memiliki 80 klien yang tersebar di pulau Jawa.
Hampir di seluruh bidang usaha sudah menggunakan sistem ERP dari Advess. Di mulai dari
pabrik, distributor, retail, salon, cafe, restoran, bengkel, toko, dan lainnya.
Kami sangat senang jika produk Advess dapat membantu kelancaran bisnis para klien.
Seperti testimoni berikut ini:
“Keadaan sebelum menggunakan aplikasi Aevon dari Advess adalah permasalahan di stok
barang yang berantakan. Kita kan menjual bahan kaos dalam roll dan kiloan, jadi sering
banyak selisih. Tapi semenjak pakai Aevon gak ada masalah lagi di stok barang karena setiap
tiga bulan kan ada stock opname” ujar Sanchia bagian akunting CV. Terang Mulia, salah satu
klien Advess yang merasa sangat terbantu dengan sistem ERP dari Advess.
Menilik dari hal tersebut, dapat dibayangkan bagaimana sistem informasi berbabis
komputerisasi memiliki peran yang sangat penting bagi para pemilik usaha. Bisnis dan
teknologi seakan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan untuk menciptakan
sebuah sistem kerja yang baik. Banyak kutipan bisnis yang sangat menginspirasi banyak
pengusaha, yaitu “Jika kita tidak mengikuti perubahan maka kita akan terlindas dalam
kenyamanan”.
Di Indonesia masih banyak pelaku usaha yang belum melek mengenai sistem informasi
berbasis komputerisasi. Berbagai alasan bermunculan mulai dari sisi mereka yang sudah
nyaman dengan sistem manual atau menurut mereka membangun sistem ERP sangatlah
membutuhan biaya yang mahal. Menurut saya, mahal adalah relatif. Pelaku bisnis perlu
memperhatikan bahwa penerapan sistem ERP adalah investasi yang hasilnya akan jauh lebih
besar dari sekarang. Ingat yang nyaman belum tentu aman. Tapi yang aman pasti akan merasa
nyaman.Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda semua. Silahkan share ke rekan atau
keluarga Anda yang membutuhkan informasi mengenai sistem ERP.
Alat pengukuran kinerja merupakan suatu sarana yang digunakan untuk mengukur kinerja
suatu organisasi (Monika Kussetya Ciptani, 2000). Alat pengukuran kinerja dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: alat ukur kinerja keuangan dan alat ukur kinerja non
keuangan.
dihitung. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat, persaingan yang semakin tajam, serta
keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan, dan kepuasan pelanggan,
menjadikan alat pengukuran kinerja keuangan tak lagi memadai apabila digunakan sebagai
sarana mengelola organisasi. Hal ini disebabkan karena alat pengukuran kinerja keuangan
memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan alat pengukuran kinerja keuangan menurut
Yuwono, dkk (2006:28) antara lain:
banyak data-data non keuangan yang bersifat kualitatif yang menyangkut operasional
perusahaan maupun yang menyangkut hubungan organisasi dengan lingkungan eksternalnya
yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dengan kata
lain, pengukuran non keuangan merupakan pengukuran atas aktiva tak berwujud dan
kapabilitas organisasi yang dapat membantu organisasi untuk mencapai keberhasilan. Aktiva
tak berwujud tidak dapat diukur dalam pengukuran keuangan karena tidak dicantumkan
dalam laporan keuangan suatu organisasi. Hal ini terjadi karena sulit untuk menghitung nilai
finansial aktiva tak berwujud tersebut. Padahal aktiva tak berwujud tersebut mempengaruhi
laporan keuangan suatu organisasi dalam penggunaannya.
Ukuran-ukuran non keuangan yang bisa digunakan oleh perusahaan antara lain kepuasan
pelanggan, loyalitas pelanggan, kemampuan karyawan, proses internal yang responsif dan
dapat diprediksi, dan sebagainya. Ukuran-ukuran non keuangan tersebut merupakan aktiva
intelektual dan tak berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa publik,
sehingga organisasi sektor publik tidak lepas dari kepentingan umum. Sektor publik
seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan
negara lain yang diatur dalam hukum. Mahsun (2006:7) menyatakan awalnya sektor publik
ini muncul karena ada kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan
tertentu. Hal ini menyebabkan sektor publik selalu menjadi sorotan masyarakat, oleh karena
itu pengukuran kinerja sangat diperlukan dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan
organisasi sektor publik tersebut dalam mencapai misinya yaitu menyediakan barang dan jasa
publik.
Sektor publik tidak bisa lepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlak
diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misisektor publik tersebut dapat dicapai
penyedia jasa dan barang-barang publik. Sementara dari perspektif internal organisasi,
pengukuran kinerja juga sangat bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial
keorganisasian. Bastian (2007:275) menyebutkan beberapa manfaat pengukuran kinerja baik
untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik, yaitu:
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akun ukuran yang digunakan untuk
pencapaian kinerja.
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan
rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana
yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi.
f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan sudah terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
i. Menunjukan peningkatan perlu dilakukan.
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
Terdapat dua metode penelitian yang digunakan para peneliti dalam lingkup ilmu sosial, yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Di antara dua metode penelitian tersebut, metode
kuantitatif merupakan metode yang lebih banyak digunakan, dibandingkan dengan metode
kualitatif. Dengan kata lain, metode penelitian kuantitatif lebih populer dibandingkan dengan
metode penelitian kualitatif.
Namun demikian, Chua (1986) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang menekankan pada
hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam menjangkau permasalahan yang diteliti.
Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan adanya metode alternatif yang bisa menjawab
pertanyaan-pernyataan yang tidak bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif. Metode
tersebut adalah metode kualitatif.
Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen,
mulai banyak peneliti yang menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitiannya telah
diterbitkan pada jurnal akuntansi dan manajemen yang bereputasi baik (Basri, 2014). Hal ini
menunjukkan bahwa metode kualitatif mulai mendapatkan perhatian dari para peneliti.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas metode penelitian kualitatif. Dimulai dengan konsep
penelitian kualitatif, kemudian dibahas perbedaan antara metode kuantitatif dan metode
kualitatif, alasan penggunaan metode kualitatif, dan dibahas juga bagaimana proses penelitian
dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya
pemahaman yang lebih mendalam apa dan bagaimana penggunaan metode kualitatif.
Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur. Antara lain, Ali dan
Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:
Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat
statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam
membedakan penggunaan metode kualitatif dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena
metode kuantitatif bergantung pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika.
Sementara itu, metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih
meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian
kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena
itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya
dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia,
objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam
upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid &
Ahmad, 2010).
Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas
suatu fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how
many, how much)”. Sementara itu, Tailor (sebagaimana dikutip dalam tulisan Basri, 2014)
mengemukakan perbedaan penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dan pendekatan
metode kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
Sale, et al. (2002) menyatakan bahwa penggunaan metode dipengaruhi oleh dan mewakili
paradigma yang merefleksikan sudut pandang atas realitas. Lebih lanjut, Kasinath (2013)
mengemukakan ada tiga alasan untuk menggunakan metode kualitatif, yaitu (a) pandangan
peneliti terhadap fenomena di dunia (a researcher’s view of the world), (b) jenis pertanyaan
penelitian (nature of the research question), dan (c) alasan praktis berhubungan dengan sifat
metode kualitatif (practical reasons associated with the nature of qualitative methods).
Sementara itu, menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), pemilihan penggunaan
metode kualitatif dalam hal tujuan penelitiannya adalah untuk memahami bagaimana suatu
komunitas atau individu-individu dalam menerima isu tertentu. Dalam hal ini, sangat penting
bagi peneliti yang menggunakan metode kualitatif untuk memastikan kualitas dari proses
penelitian, sebab peneliti tersebut akan menginterpretasi data yang telah dikumpulkannya.
Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif
mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian
kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti untuk mendapatkan
gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dalam
(Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu membekali
dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya.
Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang baik,
antara lain:
Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian
(research questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan metode
pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat dinamis,
artinya selalu terbuka untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian selama proses
analisisnya (Srivastava, A. & Thomson, S.B., 2009).
Dalam hal pengumpulan data, Gill et. al. (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi
pustaka, dan interview (individual atau grup). Namun demikian, yang paling popular adalah
menggunakan metode interview dan focus group discussion (FGD). Selanjutnya data yang
berhasil dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam
penelitian tersebut.
BAB 3: PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari isi makalah ini kita dapat memahami Imbas dan implementasi sistem dan teknologi
informasi dalam bisnis Pergeseran orientasi dan imbas yang didapat dari investasi sistem
informasi,Ukuran dan alat ukur tentang kemanfaatan sistem informasi yang selama ini
bertumpu aspek finansial ,Aspek-aspek kualitatif terkait dengan pemanfaatan sistem
informasi.
B. DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=Imbas+dan+implementasi+sistem+dan+teknologi+informasi+dalam+bisnis.
+B.
+Pergeseran+orientasi+dan+imbas+yang+didapat+dari+investasi+sistem+infor
masi+C.
+Ukuran+dan+alat+ukur+tentang+kemanfaatan+sistem+informasi+yang+selam
a+ini+bertumpu+aspek+finansial+D.+Aspek-
aspek+kualitatif+terkait+dengan+pemanfaatan+sistem+informasi.&rlz=1C1CH
BD_enID818ID818&oq=Imbas+dan+implementasi+sistem+dan+teknologi+inf
ormasi+dalam+bisnis.+B.
+Pergeseran+orientasi+dan+imbas+yang+didapat+dari+investasi+sistem+infor
masi+C.
+Ukuran+dan+alat+ukur+tentang+kemanfaatan+sistem+informasi+yang+selam
a+ini+bertumpu+aspek+finansial+D.+Aspek-
aspek+kualitatif+terkait+dengan+pemanfaatan+sistem+informasi.&aqs=chrome
..69i57.1294j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
SOAL DAN JAWABAN