Anda di halaman 1dari 53

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN PENGAMPU :
(AURORA ELISE PUTRIKU, SE,M.Si)
(HENDRA SAPUTRA, SE.,M.Si)
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RYAN ADYATMA
7202142004

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan critical
book report ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah pengantar
ekonomi mikro. semoga critical book report ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembaca.
Dalam penulisan critical book report ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan
2. Kepada ibu dan bapak dosen pengampu, Ibu (AURORA ELISE PUTRIKU, SE,M.Si)
dan bapak (HENDRA SAPUTRA, SE.,M.Si)
Saya menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam critical
book report ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, November 2020

Muhammad Ryan Adyatma


NIM: 7202142004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
1. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4
1.1. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR ..............................................4
1.2. LATAR BELAKANG CBR ..................................................................4
1.3. TUJUAN CBR .......................................................................................4
1.4. MANFAAT CBR ..................................................................................4
1.5. IDENTITAS BUKU

2. BAB II RINGKASAN ISI BUKU ..............................................................5


2.1. RINGKASAN BUKU UTAMA ………………………………………..6
2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING …………………..…………..32

3. BAB III PEMBAHASAN


3.1. KELEBIHAN BUKU UTAMA ……………………………………….44
3.2. KELEBIHAN BUKU PEMBANDING ……………………………….44
3.3. KELEMAHAN BUKU UTAMA ……………………………………..44
3.4. KELEMAHAN BUKU PEMBANDING ……………………………..44

4. BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN ………………………………………………………..45
4.2. SARAN ………………………………………………………………..45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

Keterampilan membuat CBR pada dasarnya penulis dapat menguji kemampuan untuk
meringkas dan menganalisis sebuah buku, juga membandingkan buku yang dianalisis dengan
buku yang lain, serta dapat menilai buku yang akan dianalisis.
Pembaca sering kali bingung dalam memahami maupun memilih buku yang akan di
baca, untuk itu penulis akan memberikan kemudahan kepada pembaca agar dapat bijak dalam
memilih dan memahami buku yang akan dibacanya.
1.2. LATAR BELAKANG

Kata Manajemen berasal dari Bahasa Perancis kuno yaitu menagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Secara segi etimologi kata Manajemen berasal dari Bahasa Itala
(1561), yaitu maneggiare yang berarti “mengendalikan”, terutamanya “mengendalikan kuda”
yang berasal dari Bahasa Latin yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari
Bahasa Italia.
Identitas manajemen sebagai suatu proses dapat dikatakan suatu rangkaian pembuatan
manusia yang mengandung sesuatu maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang yang
melakukan kegiatan tersebut. Proses berarti suatu kegiatan yang terus menerus dilaksanakan
Mengenai fungsi-fungsi fundamental manajemen, hampir seluruh ahli sepakat bahwa
fungsi fundamental manajemen intinya ada empat, yaitu planning, organizing, actuating, dan
controlling. Proses manajemen itu sendiri diarahkan kepada usaha-usaha anggota organisasi
untuk meningkatkan produktivitasnya melalui pemanfaatan secara efektif dan efisien sumber
daya yang tersedia. Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan
(input). Keluaran bisa terdiri dari barang atau jasa. Sedangkan masukan terdiri dari sumber daya
manusia (human resources), dan modal (capital), peralatan-peralatan (materials), dan sumber
daya lainnya. Efisiensi adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya
(masukan) perusahaan, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang
memadai.
1.3. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Evolusi Ilmu Manajemen


2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian bagian dari Evolusi Ilmu Manajemen

1.4. MANFAAT

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui lebih
dalam tentang manajemen yang menjadi bagian dalam ilmu ekonomi dan tidak hanya sekedar
mengetahui pengertian dari manajemen. Dan juga diharapkan para pembaca dapat mengetahui
bagaimana penerapan manajemen dalam kehidupan sehari-hari

1.5. IDENTITAS BUKU


➢ Buku Utama

Judul Buku : Pengantar Manajemen


Nama Pengarang : Dr. H. Abdul choliq, M.T., M.A
Penerbit : Ombak
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-602-258-156-7
Halaman : 280 Halaman
➢ Buku Pembanding

Judul Buku : Pengantar Manajemen


Nama Pengarang : Ernie Tisnawati Sule, dan Kurniawan Saefullah.
Penerbit : Prenada media Group
Tahun Terbit : 2017
Halaman : 450 halaman
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB I : (PENDAHULUAN)

A. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “to control by hand” atau

“gain results”. Dalam bahasa inggris, manajemen berasal dari kata kerja to manage

yang artinya mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, mengelola,

menjalankan, melaksanakan dan memimpin. (John M. Echols dan Hasan Shadily,

2005:372).

B. Elemen – Elemen Dasar Manajemen

Elemen – elemen dalam definisi manajemen terbagi atas 6, yaitu :

➢ Proses, yaitu sekuensi sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer.

➢ Optimasi, yaitu manajer harus bekerja untuk hasil – hasil jangka panjang.

➢ Fungsi – fungsi, yaitu kegiatan fungsional yang dilakukan manajer untuk

mengoptimasi sumber – sumber dan tugas – tugas.

➢ Sumber – sumber, yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan dan digunakan.

➢ Tugas – tugas, yaitu berbagai pekerjaan yang harus dikerjakan oleh organisasi.

➢ Tusuan, yaitu hasil yang ingin dicapai berupa barang dan jasa.
C. Sumber – Sumber Manajemen

➢ Sumber daya manusia, yaitu orang yang melakukan berbagai aktivitas untuk

mencapai tujuan organisasi (Silalahi, 2002:7).

➢ Sumber daya material, yaitu berbagai fasilitas atau sarana dan prasarana yang

dibutuhkan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi (Silalahi, 2002:8).

D. Tujuan Manajemen dan Kinerja Manajer

Silalahi (2002:10) menjelaskan bahwa untuk mengukur kinerja manajer, ada 2 hal

yang harus diperhatikan yaitu efektif dan efisien. Organisasi dapat meningkat, tumbuh

dan berkembang apabila sumber – sumbr manajemen dapat dgunakan secaran efektif

dan efisien.

E. Kebutuhan Manajemen

Manajemen sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern karena kehidupan

masyarakat modern semkain kompleks.

F. Pentingnya Mempelajari Manajemen

Manajemen sangat penting untuk mengatur semua kegiatan. Dengan manajemen

yang baik, maka pembinaan kerjasama akan serasi dan saling menghormati, sehingga

tujuan optimal akan tercapai.

G. Manajemen Sebagai Seni, Ilmu Dan Profesi

➢ Manajemen sebagai seni, yaitu kreativitas pribadi yang kuat disertai keterampilan

yang terkait dengan manajemen (2004:14). Manajer harus memiliki seni yaitu

keterampilan untuk mengerjakan tugas.


➢ Manajemen sebagai ilmu, yaitu sekumpulan pengetahuan yang telah

disistematisasikan, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran

universal mengenai manajemen (Hasibuan, 2004:14).

➢ Manajemen sebagai profesi, yaitu menurut Edgar H Schein sebagaimana

disampaikan oleh Silalahi (2002:24), bahwa manajemen adalah satu profesi karena

manajemen memperlihatkan tiga kualitas esesnsial dari satu profesi dan hal tersebut

menjadi klaim manajemen untuk status professional.

BAB II : (MANAJER, MANAJEMEN DAN MANAJERIAL)

A. Tipe Manajer

1. Tipe manajer berdasarkan tingkat organisasional, berdasarkan tipe ini, manajer

dibagi atas tiga tipe, yaitu manajer lini pertama (tigkat bawah, seperti mandor),

manajer lini kedua (tingkat menengah, seperti kepala divisi), dan manajer lini ketiga

(tingkat puncak, seperti CEO).

2. Tipe manajer berdasarkan jangkauan aktivitas organisasional, yaitu bertanggung

jawab untuk semua organisasi yang mencakup kegiatan fungsional.

3. Tipe manajer berdasarkan otoritas mereka, tipe ini terbagi atas 2 yaitu otoritas lini

(manajer lini) dan otoritas staf (manajer staf).

B. Fungsi – Fungsi Manajemen

1. Fungsi perencanaa (planning), yaitu proses untuk menentukan tujuan yang hendak

dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang digunakan.

2. Fungsi pengorganisasian, yaitu merencanakan dan mengembangkan organisasi agar

dapat melaksanakan berbagai program yang telah direncakan secara sukses.


3. Fungsi kepemimpinan, yaitu tindakan mengarahkan pekerjaan yang perlu

dilaksanakn dalam sebuah organisasi.

4. Fungsi pengendalian, yaitu mempertahankan standar kinerja, mengukur kinerja saat

ini, membandingkan standar kinerja saat ini dengan standar yang harus

dipertahankan, dan melakukan tindakan koreksi bila adanya penyimpangan.

C. Peran Manajerial

Griffin (2007:17) menyebutkan bahwa peran manajerial dibagi dalam tiga

kategori dasar, yaitu interpersonal, pembawa informasi, dan pengambil keputusan.

D. Tipe dan Keterampilan Manajer

Keterampilan manajerial adalah kemampuan seseorang dalam mengelola sumber

daya organisasi berdasarkan kompetensi yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

E. Manajer yang Efektif

Untuk menjadi manajer yang efektif harus disertai oleh motivasi, pengetahuan

dan keterampilan dalam mengoptimasi sumber daya manusia, sumbe – sumber lain

serta tugas – tugas untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB III : (PENDEKATAN MANAJEMEN)

A. Pentingnya Pendekatan Manajemen

Pendekatan manajemen penting untuk dipahami agar dapat memperoleh

gambaran tentang bagaimana teori – teori manajemen berkembang sedemikian rupa

mulai dari zaman ketika manajemen lahir hingga sekarang, dimana teori manajemen

yang satu mengisi kekurangan teori manajemen yang lain.


B. Perkembangan Awal

Pemikiran manajemen secara ilmiah telah berlangsung hamper satu abad, yakni

dari awal hingga akhir abad 20. Praktik – praktik manajerial dan manajer – manajer ahli

serta perhatian terhadap efisiensi dan efektivitas kerja sama organisasional sudah ada

jauh sebelum revolusi industry di inggris, yakni pada zaman Babilonia, Mesir, Cina dan

Romawi kerja (Silalahi, 2002 : 77).

C. Pendekatan Klasik

Pendekatan ini menekankan atau memusatkan perhatian pada produksi dengan

asumsi manusia adalah asional. Pendekatan ini juga menekankan peranan manajemen

dalam satu hirarki yang ketat dan memusatkan pada efisiensi dan konsistensi

pelaksanaan kerja. Pendekatan ini terbagi dalam tiga cabang utama, yaitu manajemen

ilmiah, manajemen birokrasi, dan manajemen administrative.

D. Pendekatan Perilaku

Dalam pendekatan ini, manajemen diperkaya dengan konsep – konsep tentang

teknik – teknik seleksi berdasarkan tes psikologi, latihan pegawai, perencanaan kerja

dan motivasi kerja.

E. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan ini berasumsi bahwa teknik matematik, statistic, dan bantuan

informasi dapat digunakan untuk mendukung perbaikan pembuatan keputusan dan

pemecahan masalah manajerial dan efektivitas organisasional.


F. Pendekatan Kontemporer

Pendekatan ini menghormati pendekatan klasik, perilaku dan kuantitatif. tetapi juga

diakui bahwa tak satupun pendekatan terpakai secara universal untuk semua situasi.

Dua dari banyak fondasi kunci dari pendekatan kontemporer adalah teori system dan

pemikiran.

BAB IV : (LINGKUNGAN DAN ANALISIS LINGKUNGAN MANAJEMEN)

A. Lingkungan Luar Manajemen

Yaitu keseluruhan elemen utama di luar organisasi yang mempunyai potensi

langsung atau tidak langsung secara signifikan mempengaruhi aktivitas manajemen

untuk menghasilkan produk atau jasa (Silalahi, 2002:133).

B. Lingkungan Dalam Manajemen

Yaitu keseluruhan kondisi umum yang ada di dalam suatu organisasi yang

menentukan kelangsungan efektivitas manajerial. Sumber dalam organisasi yang

merupakan lingkungan dalam yaitu sumber finansial, sumber fisik, sumber daya

manusia, sumber – sumber sistem dan teknologi (Silalahi, 2002:14).

C. Lingkungan Umum Manajemen

Yaitu lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap aktivitas

manajerial karena pengaruhnya terhadap organisasi atau kegiatan manajemen muncul

melalui elemen lingkungan yang berpengaruh langsung. lingkungan ini disebut juga

lingkungan makro (Silalahi, 2002: 133).


D. Analisis Lingkungan Manajemen

Analisis ini terutama harus dilakukan oleh manajer puncak dan menengah,

kemudian meramalkan perubahan lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Analisis

lingkungan ini dapat dilakukan melalui analis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, Threat), (Silalahi, 2002:148).

BAB V : (PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN)

A. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen

Perencanaan yaitu dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan

langkah – langkah serta cakupan pencapaiannya. Tujuan perencanaan yaitu untuk

memberi pegangan bagi manajer agar mengetahui arah yang hendak dituju, mengurangi

dampak perubahan, mengurangi pemborosan dan kesia – siaan, serta menetapkan acuan

untuk memudahkan dalam melakukan pengawasan (Mansoer, 1989:74).

B. Tahap – Tahap Perencanaan

Menurut Roger A. Kauffman yang disampaikan oleh Fattah (2004:49), tahap – tahap

perencanaan yaitu :

➢ Perumusan tujuan yang ingin dicapai

➢ Pemilihan program untuk mencapai tujuan

➢ Identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.


C. Perencanaan yang Baik dan Hambatannya

➢ Perencanaan yang baik

Silalahi (2002:168) menyampaikan tentang tahap – tahap perencanaan

yang baik, yaitu mengidentifikasi tentang sasaran – saran dan strategi mutakhir

serta mengidentifikasi peluang, kekuatan, kelemahan dan kendala strategis

lingkungan eksternal

➢ Hambatan perencanaan

Silalahi (2002:188) menjelaskan bahwa hambatan perencanaan

dikategorikan atas dua kategori, yaitu individual – based barriers, dan

organizational – based barriers. Hambatan utama untuk perencanaan efektif yang

berasal dari hambatan individual memprioritaskan masalah – masalah hari

kekurangan dari keterampilan perencanaan, reluktansi menentukan rencana dan

tujuan, resistansi personal untuk perubahan.

BAB VI : (PENGORGANIASIAN DALAM MANAJEMEN)

A. Pengorganisasin Sebagai Fungsi Manajemen

Pengorganisasian yaitu suatu proses pembentukan hubungan perilaku efektif

antara dua orang atau lebih dalam bekerja bersama – sama dengan menggunakan suatu

cara yang terstruktur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pembagian Kerja Dalam Pengorganisasian

Pembagian kerja yaitu kegiatan mengurai pekerjaan dalam satuan – satuan tugas

yang terspesialisasi sehingga tiap orang anggota organisasi mengerjakan dan

bertanggung jawab melaksanakan tugas yang terbatas dan bukan keseluruhan tugas.
C. Departementasi Dalam Pengorganisasian

Departementasi atau departementalisasi adalah mengelompokkan pekerjaan –

pekerjaan kedalam unit kerja yang logis agar tujuan organisasi tercapai (Silalahi,

2002:212). Tipe dasar departementasi yang umu digunakan dalam organisasi adalah

departementasi berdasarkan fungsi, departementasi berdasarkan produk, departementasi

berdasarkan pelanggan, dan departementasi berdasarkan teritori atau lokasi.

BAB VII : (STAFFING DALAM MANAJEMEN)

A. Pengertian Staffing dan Fungsinya dalam Manajemen

Staffing merupakan fungsi manajemen melalui mana organisasi memenuhi

kebetuhan sumber daya manusia. Fungsi staffing sebagai salah satu aspek pokok

bahasan fungsi pengorganisasian. Proses staffing meliputi empat kegiatan, yaitu

perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Silalahi (2002:266) menyebutkan bahwa untuk mendapatkan sumber daya

manusia yang berkualitas dimungkinkan bila organisasi melakukan perencanaan

sumber daya manusia yang juga disebut perencanaan tenaga kerja atau perencanaan

personal, yakni proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia masa yang akan

datang dan pengidentifikasian tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.
C. Rekrutmen Sumber Daya Manusia

Merekrut sumber daya manusia merupakan langkah pertama dalam manajemen

yang berfokus pada sumber daya manusia. Dalam hal ini, terlebih dahulu menentukan

persyaratan organisasi terkait dengan sumber daya manusia yang ingin diperoleh

dengan memperhatikan kuantitas, tipe, dan kualitasnya.

D. Seleksi Sumber Daya Manusia

➢ Proses seleksi

Seleksi sebagai suatu proses umumnya dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu

pemeriksaan lamaran, ujian seleksi, wawancara, pengecekan referensi dan latar

belakang, pemeriksaan kesehatan, dan keputusan diterima atau tidak diterima

(Silalahi, 2002:281).

➢ Seleksi manajer

Seleksi manajer merupakan proses yang sangat sulit karena tergantung pada

penilaian secara akurat keterampilan dan kemampuan manajerialnya, baik yang

telah dibuktikan melalui pengalaman kerja maupun potensinya.

E. Orientasi dan Penempatan Sumber Daya Manusia

Silalahi (2002:284) menyebutkan bahwa proses orientasi adalah memperkenalkan

pegawai baru dengan pekerjaannya, peranannya, organisasinya (tugas, fungsi, dan

struktur), kebijakan, hubungan keorganisasian, dan kelompok kerjanya. Menurut teori

manajemen sumber daya manusia, yang dimaksud penempatan adalah penguasaan

seseorang untuk menduduki jalan, menyelenggarakan fungsi, dan menjalankan aktivitas

tertentu.
F. Pengembangan Sumber Daya Manusia

1. Pelatihan, adalah aktivitas organisasi untuk meningkatkan kemampuan teknis

maupun keterampilan kerja yang spesifik, rinci dan rutin berkaitan dengan jabatan

yang sedang dilaksanakan (Silalahi, 2002:289).

2. Analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan, yaitu untuk mencari atau

mengidentifikasi kemampuan – kemampuan apa yang diperlukan oleh karyawan

dalam rangka menunjang kebutuhan organisasi/institusi.

G. Penilaian Kerja

Penilaian kerja dilakukan dengan membandingkan kerja yang dicapai karyawan

dengan kinerja yang diharapkan berdasarkan standar. Informasi penilaian kerja penting

bagi manajer karena berguna untuk peningkatan kinerja, rekrutmen dan seleksi,

pengembangan sumber daya manusia, pengembangan dan perencanaan karir, program

kompensasi, hubungan internal karyawan, penilaian karyawan potensial, putusan

penempatan melalui promosi, demosi atau transfer atau PHK, ketidakakuratan

informasi, kesalahan disain jabatan, dan umpan balik untuk sumber daya manusia.

H. Kompensasi

Yaitu apa yang diterima karyawan dari organisasi sebagai pengganti untuk

kontribusi yang ia berikan kepada organisasi. Kompensasi merujuk pada tipe imbalan

yang diterima karyawan. Kompensasi dapat berupa finansial baik langsung maupun

tidak langsung, dan bukan finansial (Silalahi, 2002:293).


I. Hubungan Ketenagakerjaan

Memelihara hubungan positif antara suatu organisasi dan karyawannya adalah

aspek penting dari manajemen sumber daya manusia. Untuk itu perlu dikembangkan

labor-management relation yaitu proses melalui mana karyawan dan serikat pekerja

menegosiasi upah, jam kerja, aturan kerja, dan kondisi – kondisi lain tentang pekerja

(Silalahi, 2002:295).

BAB VIII : (KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN)

A. Hakikat Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang lain atau kelompok

lain untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan agar tujuan yang ditetapkan dalam

organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi kepemimpinan adalah

sebagai tindakan mengarahkan pekerjaan yang perlu dilaksanakan dalam sebuah

organisasi.

B. Kepemimpinan dan Kekuasaan

Seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat menjalankan

kepemimpinannya. Namun, bukan berarti bahwa lebih banyak kekuasaan

kepemimpinan akan lebih baik. Jumlah kekuasaan yang diperlukan tergantung pada apa

yang diperlukan pemimpin untuk mencapai sasaran dan bagaimana kecekatan

pemimpin menggunakan kekuasaan yang tersedia.


C. Sifat Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan menurut Siagian (2003:75), yaitu memiliki pengetahuan yang

luas, memiliki kemampuan bertumbuh dan berkembang, memiliki sifat inkuisitif,

memiliki kemampuan analitik, memiliki daya ingat yang kuat, memiliki kapasitas

integratif, memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif, memiliki keterampilan

mendidik, mempunyai rasionalitas, mempunyai objektivitas, memiliki kemampuan

pragmatisme, memiliki kemampuan menentukan skala prioritas, memiliki kemampuan

membedakan yang urgent dan yang penting, dan lain sebagainya.

D. Identifikasi Perilaku Kepemimpinan

Teori perilaku mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin

dan bukan pemimpin. Asumsi yang dikembangkan adalah kemampuan untuk

memimpin dan kemampuan untuk mengikuti didasarkan atas perilaku kepemimpinan

atau gaya kepemimpinan (Silalahi, 2002:314).

E. Pendelegasian

Delegasi adalah pemberian sebagian tanggung jawab dalam kewibawaan kepada

orang lain (Keating, 1986:84). Bila seorang manajer mengadakan delegasi, maka

manajer meminta kepada orang yang menerima delegasi untuk memikul sebagian

tanggung jawab dan tugas – tugas manajer yang bersangkutan.

F. Peran Komunikasi dalam Kepemimpinan

Dalam manajemen, komunikasi berlangsung antara manajer dengan karyawan,

manajer dengan manajer, dan karyawan dengan karyawan. Tiap orang yang terlibat

dalam kerjasama organisasional, baik kelompok manajer maupun non manajer, dalam

menjalankan fungsi, tugas dan peranannya selalu terlibat dalam organisasi.


G. Peran Motivasi dalam Kepemimpinan

Keterampilan manajer dalam berkomunikasi dengan bawahan atau orang lain

perlu didukung oleh keterampilan memotivasi. Dengan demikian, keterampilan

komunikasi dan keterampilan memotivasi merupakan satu kesatuan dalam wadah

“kepemimpinan” atau “penggerakan”.

BAB IX : (KONTROL DALAM MANAJEMEN)

A. Pengertian Kontrol dan Hubungannya Dengan Manajemen Lainnya

Kontrol juga disebut pengendalian yang merupakan fungsi manajemen yang

mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode

serta alat – alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan. Hubungannya dengan

manajemen yaitu mewaspadai manajer untuk satu masalah sebelum hal itu menjadi

semakin parah, membahayakan atau krisis secara potensial.

B. Macam – Macam Kontrol (Pengendalian)

Menurut Hasibuan (2001:248), macam – macam control atau pengendalian adalah

internal control (pengendalian intern), formal control (pengendalian resmi), dan

informal control (pengendalian konsumen).

C. Tahap – Tahap Pengontrolan

Menurut Silalahi (2002:396), pengontrolan terdiri atas 4 tahap, yaitu tetapkan

standar, monitor dan ukur kerja, bandingkan hasil kinerja actual dan standar, serta

ambil tindakan perbaikan dan buat penyesuaian.


D. Tipe – Tipe Kontrol

➢ Kontrol internal dan eksternal, yaitu strategi control, dalam control internal setiap

individu mengontrol perilaku dirinya sendiri. Adapun dalam kontrol eksternal,

manajer mengambil tindakan langsung untuk mengontrol perilaku orang lain.

➢ Control perilaku dan keluaran, control perilaku dilakukan secara langsung,

pengamatan pribadi atas perilaku pekerja, control keluaran didasarkan pada

pengukuran keluaran dan hasil kerja.

➢ Kontrol preventif dan represif, control preventif yaitu mengurangi atau mencegah

kesalahan atau penyimpangan, sedangkan control repesif yaitu mengubah perilaku

yang salah dan membuat kinerja sesuai dengan aturan dan standar yang ditetapkan.

E. Ciri – Ciri Sistem Kontrol yang Efektif

Silalahi (2002:406-408) mengatakan bahwa system control yang efektif yaitu orientasi

rencana, orientasi hasil, cepat dan orientasi pengecualian, menyeluruh, akurat, realistic,

adil dan objektif, dapat dimengerti, tepat waktu, dapat diterima, efektif biaya, dan

longgar.
2.2, RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I (KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS)


A. Organisasi dan Manajemen
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan kordinasi
tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.(Griffin,2002). Sekumpulan orang
atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya
tersebut melalui kerjasama. (Ernie & Kurniawan, 2005).
Manajemen adalah Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain
(Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi
melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and
McHugh ,1997). Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan
pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005).
B. Jenis-Jenis dan Fungsinya
1. Jenis-Jenis Organisasi
➢ Organisasi Profit
- Perusahaan Besar, Perusahaan manufaktur, Bank Umum, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Ritel, dll
- Perusahaan Kecil
- Koperasi
- Perusahaan Multinasional, dll
➢ Organisasi Non Profit/Nirlaba
- Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota
- Lembaga Pendidikan Negeri
- Yayasan Sosial, dll
2. Fungsi-Fungsinya
➢ Fungsi Manajemen
- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing)
- Pengarahan dan pengimplementasian (Directing/Leading)
- Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)
➢ Fungsi Perencanaan
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
➢ Fungsi Pengorganisasian
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi

C. Fungsi Operasional dari Manajemen


1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita
jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan
tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun
bertambah.
2. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan
konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi
produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
3. Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen
keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan
cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan
bisnis yang dijalankan.
5. Manajemen Informasi
Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus
bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas
untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik
informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang
dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
BAB II (MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN)
A. Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen
1. Peran Manajer Sebagai Pelaksana
➢ Mengetahui fungsi manajer sebagai orang yang menjalankan kegiatan
manajemen.
➢ Mengetahui bahwa untuk dapat menjadi manajer yang baik, diperlukan keahlian-
keahlian manajemen.
➢ Mengetahui tingkatan-tingkatan manajemen secara hirarkis beserta keahlian
manajerial yang diperlukan untuk setiap hirarkis tersebut
➢ Mengetahui bahwa manajemen berdasarkan teori dan pengalaman dapat
dipandang sebagai sebuah seni sekaligus sains
Pengertian manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih
lengkap lagi manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung
untuk memastikan kegiatan dalam sebuah organisasi dijalankan bersama para
anggota dari organisasi (Ernie&Kurniawan,2005).
2. Keahlian-keahlian Manajemen
➢ Keahlian teknis (Technical skills)
➢ Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarkat (Human Relation
skills)
➢ Keahlian Konseptual (Conceptual skills)
➢ Keahlian dalam Pengambilan Keputusan (Decision Making-Skills)
➢ Keahlian dalam Mengelola Waktu (Time Management Skills)
3. Tingkatan-tingkatan Manajemen
➢ Manajemen tingkat puncak
➢ Manajemen tingkat menengah
➢ Manajemen tingkat pertama atau supervise
➢ Manajemen non-supervisi

B. Manajemen sebagai Seni dan Sains


1. Manajemen sebagai Sains
➢ Pendekatan melalui tahapan sistematis berdasarkan keilmuan
➢ Umumnya memerlukan keahlian teknis, diagnostik dan pengambilan keputusan
2. Manajemen sebagai Seni
➢ Pendekatan melalui intuisi dan perasaan berdasarkan pengalaman
➢ Umumnya memerlukan keahlian konseptual, kreatifitas dan komunikasi
interpersonal
BAB III (PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN)
A. Sejarah Ilmu Manajemen
Peninggalan fisik sebagai ciri adanya implementasi ilmu manajemen; seperti
Piramida di Mesir, Bangunan Ka’bah di Makkah, Tembok Cina, dan lain sebagainya.
Peninggalan fisik tersebut menggambarkan adanya aktifitas yang teratur dan bertahap di
masa lalu yang saat ini dinamakan manajemen.
1. Owen dan Babbage : Dua Pionir dalam Ilmu Manajemen
➢ Robert Owen (1771-1858) Perlunya SDM dan Kesejahteraan Pekerja dalam
sebuah organisasi
➢ Charles Babbage (1792-1871) Pentingnya Efisiensi dalam kegiatan Produksi,
khususnya dalam penggunaan fasilitas dan material produksi.

B. Tiga Kelompok Pemikiran Terdahulu dalam Ilmu Manajemen


1. Perspektif Manajemen Klasik
➢ Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik
- Frederich W Taylor (1856-1915) Time and Motion Studies, Piecework pay
system, Empat Prinsip dasar Manajemen Ilmiah
- Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972) Efisiensi dalam
Produksi, Psikologi Industri, dan Manajemen SDM
- Henry L Gant (1861-1919) Empat Gagasan Peningkatan Manajemen,Gantt
Chart,
- Harrington Emerson (1853-1931) 14 Prinsip Efisiensi
➢ Perspektif Manajemen Administrasi
- Henry Fayol (1841-1925) 14 Prinsip Fayol dalam Manajemen
- Lyndall Urwick (1891-1983) Panduan Manajemen (Managerial Guidelines)
- Max Weber (1864-1920) Birokrasi dalam Organisasi
2. Perspektif Manajemen Perilaku
➢ Hugo Munstberg (1863-1916) Pentingnya pemahaman psikologis khususnya
motivasi para pekerja
➢ Studi Howthorne (Elton Mayo)
- Teori Perhatian (Attention Theory) Pekerja akan lebih produktif jika merasa
diperhatikan
- Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory) Pekerja akan
menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan social
➢ Teori Relasi Manusia
- Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
- Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor
➢ Teori Perilaku Kontemporer
- Perhatian pada perilaku pekerja yang disebabkan oleh faktor psikologis,
sosiologis, antropologis, dan lain sebagainya
- Melahirkan konsentrasi ilmu Perilaku Organisasi
3. Perspektif Manajemen Kuantitatif
➢ Kelompok Manajemen Sains
Pengenalan penggunaan model matematis dalam kegiatan bisnis dan industri,
seperti penentuan jumlah Teller dalam sebuah Bank (kasus Bank of England),
peramalan atas volume penjualan, dan lain sebagainya.

➢ Kelompok Manajemen Operasi


- Lanjutan dari kelompok Manajemen Sains
- Adanya fokus pada pendekatan kuantitatif untuk peningkatan efisiensi
- Dikenalnya pendekatan Analisa Break Even, Queuing Theory, dll

BAB IV (LINGKUNGAN DAN BUDAYA ORGANISASI)


A. Lingkungan dan Organisasi Bisnis
1. Organisasi Bisnis sebagai Bagian dari Lingkungan
➢ Organisasi berada dalam sebuah lingkungan
➢ Lingkungan dapat menjadi faktor pendukung maupun penghambat organisasi
➢ Kegiatan organisasi akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan
akan mendorong perubahan pada organisasi.
2. Lingkungan Internal Organisasi
➢ Pemilik
adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai pemilik
akibat adanya penyertaan modal, ide ataupun berdasarkan ketentuan lainnya
dinyatakan sebagai pemilik organisasi.
➢ Tim Manajemen
adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi atau perusahaan
dinyatakan atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi untuk suatu periode
tertentu.
➢ Para Anggota atau Pekerja
adalah sumber daya manusia dari organisasi atau perusahaan yang bergelut dalam
aktivitas operasional perusahaan dan menjalankan tugas-tugas keseharian
organisasi berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh tim manajemen.
➢ Lingkungan Fisik Organisasi
adalah sumber daya selain manusia yang dimiliki perusahaan dan menjadi faktor
pendukung berjalannya sebuah aktifitas organisasi atau perusahaan.
3. Lingkungan Eksternal Organisasi
➢ Pelanggan
adalah mereka yang secara langsung memanfaatkan, menggunakan, dan
mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi.
➢ Pesaing
organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang
kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan
tantangan (sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.
➢ Pemasok
adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi,
khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari
berbagai jenis bahan baku .

B. Lingkungan Internasional dan Kegiatan Bisnis


➢ Peluang
Penetrasi Pasar , Akses terhadap Bahan Baku, Akses terhadap lembaga keuangan,
dll
➢ Tantangan/Ancaman
Pesaing Internasional, Regulasi yang berbeda, Mata Uang yang berbeda, Kondisi
sosial dan politik yang berbeda,dll
➢ Pasar Produk (product market) melalui Ekspor dan Impor barang atau jasa
➢ Lisensi (licensing)
➢ Partner Strategis (strategic partner)
➢ Investasi Langsung (direct investment) melalui diantaranya berupa pendirian anak
cabang perusahaan di berbagai negara (subsidiaries).

C. Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis


1. Budaya organisasi
Budaya Organisasi merupakan Nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh
sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya. Budaya organisasi merupakan “apa yang dirasakan, apa yang diyakini, dan
apa yang dijalani” oleh sebuah organisasi.
2. Faktor Penentu Terbentuknya Budaya Organisasi
➢ Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences) merupakan faktor penentu
utama terciptanya sebuah Budaya Organisasi tertentu. Pengalaman Organisasi
dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami organisasi dalam
menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.
➢ Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor penentu terbentuknya
sebuah Budaya Organisasi. Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya
diadopsi sehingga menentukan sebuah budaya organisasi.
BAB V (TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN)
A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah
bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial
lainnya.
1. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
➢ Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial
cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab social.
➢ Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk
menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
➢ Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar
akan hal tersebut
➢ Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari
tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan,
maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
2. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
➢ Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah
➢ Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
➢ Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal
tanggung jawab sosial.

B. Konsep Dasar Etika Manajemen


1. Dimensi Etika dalam Manajemen
➢ Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk,
benar dan salah (Griffin)
➢ Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang
memenuhi kriteria etika.
2. Nilai Personal sebagai Standar Etika
➢ Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang
mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
➢ Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang,
cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan
segala kegiatan yang dilakukannya
➢ Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal
pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud
melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
➢ Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku
untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang
memang harus diperhatikan dan dijalankan.
3. Konflik Nilai
➢ Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan
antar individu.
➢ Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada
saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus
ditanamkan oleh perusahaan
➢ Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun
antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya
diantara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.

BAB VI (FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN)


A. Konsep Dasar Perencanaan dalam Manajemen
1. Pengertian Perencanaan
➢ Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan
tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)
➢ Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan
pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)
- Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan
untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan
dicapai.
- Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan
menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah
tujuan dan kegiatan organisasi.
- Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan
keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai
apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang
akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai
hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.
2. Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan
➢ Pengarah Organisasi
➢ Minimalisasi Ketidakpastian
➢ Minimalisasi inefisiensi sumber daya
➢ Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
3. Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
➢ Faktual dan Realistis
➢ Logis dan Rasional
➢ Fleksibel
➢ Komitmen
➢ Komprehensif atau menyeluruh

B. Melakukan Perencanaan (planning Process)


1. Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan
➢ Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih
atau dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi.
➢ Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya
perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga
segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan
2. Beberapa Alat Bantu perencanaan
➢ Bagan Arus (Flow Chart)
➢ Bagan Gantt (Gantt Chart)
➢ Jaringan PERT (PERT Network), dll

BAB VII (MANAJEMEN STRATEGIS PERUSAHAAN)


A. Konsep Dasar Manajemen Strategis
1. Pengertian Strategi
Strategi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategy is a
Comprehensive Plan for accomplishing an organization’s goals (Griffin).
2. Komponen Strategi
➢ Kompetensi yang berbeda (distinctive competence)
➢ Ruang lingkup (scope)
➢ Ditribusi sumber daya (resource deployment).
3. Jenis Strategi
➢ Strategi pada tingkat perusahaan (corporate-level strategy)
➢ Kedua strategi pada tingkat bisnis (bisnis-level strategy)
➢ Strategi pada tingkat fungsional (functional level strategy)
B. Tingkatan Strategi
1. Strategi di tingkat Korporat
➢ Strategi Portfolio (Portfolio Strategy)
- Acquisition
- Unrelated diversification
- Matrix BCG based Strategy
➢ Strategi Utama (Main Strategy)
- Growth Strategy
- Stability Strategy
- Retrenchment Strategy
2. Strategi di tingkat Bisnis
➢ Framework of Five Forces Factors Model by Porter
➢ Alternative Strategy:
- Positioning Strategy
- Cost Leadership Strategy
- Differentiation Strategy
- Business Focus Strategy
➢ Adaptive Strategy
- Defenders Strategy
- Prospectors Strategy
- Analyzers Strategy
- Reactors Strategy

BAB VIII (DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI)


A. Konsep Dasar Pengorganisasian
➢ Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber
daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu
kerangka kerja organisasi tertentu.
➢ Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai Desain Organisasi.
➢ Bentuk Spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur
Organisasi.
➢ Stuktur Organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer
melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan.
B. Empat Pilar dalam Pengorganisasian
1. Pilar Pertama : Pembagian kerja (division of work)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan
dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) yang mungkin saja
bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik
tersebut.
2. Pilar Kedua: Pengelompokan Pekerjaan ( Departmentalization)
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis. Pengelompokan
Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses pengelompokkan
dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
3. Pilar Ketiga : Penentuan Relasi antar bagian dalam Organisasi (Hierarchy)
➢ Hierarchy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
➢ Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
- Span of management control atau span of control
- Chain of Command
4. Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995).

C. Faktor-faktor yang memengaruhi Struktur Organisasi


➢ Strategi Organisasi
➢ Skala Organisasi
➢ Teknologi
➢ Lingkungan

D. Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi


➢ Berdasarkan Fungsional
➢ Berdasarkan Produk
➢ Berdasarkan Pelanggan
➢ Berdasarkan Geografis
➢ Berdasarkan Matriks
BAB IX (KEKUASAAN, KEWENANGAN, TANGGUNG JAWAB, DAN DELEGASI)
A. Kekuasaan (Power)
➢ Kekuasaan atau power berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau
merubah orang atau situasi
➢ Kekuasaan dapat berkonotasi positif maupun negative
1. Faktor yang mendasari adanya Kekuasaan
➢ Reward Power
kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari seseorang yang posisinya
memungkinkan dirinya untuk memberikan penghargaan terhadap orang-orang
yang berada di bawahnya
➢ Coercive Power
Kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan atau sisi negatif dari
reward power
➢ Legitimate Power
Legitimate Power atau Kekuasaan yang Sah adalah kekuasaan yang muncul
sebagai akibat dari suatu legitimasi tertentu
➢ Expert Power
Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau kepakaran adalah kekuasaan yang
muncul sebagai akibat dari kepakaran atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang
➢ Referent Power
kekuasaan yang muncul akibat adanya karakteristik yang diharapkan oleh
seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh
terhadap seseorang atau sekelompok orang tersebut

B. Kewenangan (Authority)
1. Dua Pandangan mengenai Kewenangan
➢ Pandangan Klasik (Hierarchical View)
➢ Pandangan berdasarkan Penerimaan (Acceptance View)
2. Persyaratan agar Kewenangan Efektif (Chester Barnard)
➢ Bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh
pimpinan atau atasan
➢ Pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan
oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten atau tidak
bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan organisasi
➢ Pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan
oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten
mendukung nilai, misi, maupun motif pribadi atau kelompoknya
➢ Sang bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang
diperintahkannya
3. Jenis Kewenangan
➢ Kewenangan Lini
➢ Kewenangan Staf
➢ Kewenangan Fungsional
C. Tanggung Jawab (Responsibility)
➢ Kewenangan dan Tanggung Jawab
Manajer yang diberi wewenang menyadari terdapat tanggung jawab dalam setiap
kewenangan, dan menjalankan tanggung jawab tersebut
➢ Kewenangan vs Tanggung Jawab
Manajer yang diberi wewenang menyadari terdapat tanggung jawab dalam setiap
kewenangan, dan cenderung menghindar dari tanggung jawab tersebut

D. Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah
atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam organisasi) dalam melakukan
berbagai aktifitas yang ditujukan untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak
dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.
1. Manfaat Pelimpahan Wewenang
➢ Pelimpahan wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari
sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang
baru tersebut
➢ Bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik
dalam berbagai hal
➢ Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya
pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan
kepada orang yang bertanggung jawab.
2. Kendala dalam Pelimpahan Wewenang
➢ Kapasitas Staf yang terbatas
➢ Kurang bertanggung jawabnya atasan akibat pelimpahan wewenang
3. Kunci Pelimpahan Wewenang agar Efektif
➢ Kepercayaan atasan pada bawahan
➢ Komunikasi terbuka antara atasan dengan bawahan
➢ Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan pekerjaan, dan
kemampuan bawahan
4. Tindakan agar Wewenang agar Efektif
➢ Penentuan hal-hal yang dapat didelegasikan
➢ Penentuan orang yang layak untuk menerima delegasi
➢ Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
➢ Pelimpahan tugas yang akan diberikan
➢ Intervensi pada saat yang diperlukan

E. Sentralisasi vs Desentralisasi
➢ Sentralisasi merujuk kepada cara pengorganisasian dimana keseluruhan tugas,
tanggung jawab, dan perintah dipusatkan dari hirarki yang paling tinggi untuk
kemudian hirarki yang dibawahnya menerjemahkan dalam bentuk tindak lanjut
dari apa yang telah diputuskan dari hirarki yang tertinggi
➢ Desentralisasi merupakan pelimpahan kewenangan dari hirarki yang lebih tinggi
kepada hirarki yang lebih rendah dalam hal pengambilan keputusan dan
penentuan dengan cara bagaimana kegiatan akan dijalankan

BAB X (MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA)


A. Fungsi pengorganisasian dan Manajemen SDM
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses serta upaya untuk merekrut,
mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia
yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

B. Proses Manajemen SDM


➢ Human Resource Planning. Merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan SDM bagi
perusahaan.
➢ Personnel Procurement: Mencari dan Mendapatkan Sumber Daya Manusia,
termasuk didalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga
kerja.
➢ Personnel Development: Mengembangkan Sumber Daya Manusia, termasuk
didalamnya program orientasi tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan.
➢ Personnel Maintenance: Memelihara Sumber Daya Manusia, termasuk di
dalamnya pemberian insentif, jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja,
pemberian penghargaan dan lain sebagainya.
➢ Personnel Utilization: Memanfaatkan dan mengoptimalkan Sumber Daya
Manusia, termasuk didalamnya promosi, demosi, transfer dan juga separasi.
1. Perencanaan SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan
dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
➢ Langkah-langkah Perencanaan SDM (Cesto, Husted & Douglas)
- Langkah pertama: Representasi dan Refleksi dari Rencana Strategis
Perusahaan
- Langkah Kedua: Analisa dari Kualifikasi Tugas yang akan diemban oleh
Tenaga Kerja.
- Langkah Ketiga: Analisa Ketersediaan Tenaga Kerja
- Langkah Keempat: Melakukan Tindakan Inisiatif
- Langkah Kelima: Evaluasi dan Modifikasi Tindakan
2. Penyediaan Tenaga Kerja
➢ Rekrutmen
Upaya perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan sesuai
dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan tenaga kerja
➢ Seleksi
Penentuan tenaga kerja dari jumlah calon tenaga kerja yang akan digunakan
perusahaan dalam proses rekrutmen.
3. Pengembangan SDM
➢ On the job Training
- Coaching
- Planned Progression
- Job Rotation
- Temporary Task
- Performance Appraisal Programs
➢ Off the job Training
- Executive Development Programs
- Laboratory Training
- Organizational Development
4. Pemeliharaan Tenaga Kerja
➢ Kompensasi
penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas prestasi kerja yang
diberikan oleh tenaga kerja
➢ Benefit
penghargaan selain kompensasi yang diprogramkan bagi tenaga kerja dengan
tujuan agar kebutuhan tenaga kerja tetap dapat terpelihara sehingga tenaga kerja
dapat tetap memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan
5. Pemanfaatan Tenaga Kerja
➢ Promosi
proses pemindahan tenaga kerja ke posisi yang lebih tinggi secara struktural
dalam organisasi perusahaan
➢ Demosi
penurunan tenaga kerja kepada bagian kerja yang lebih rendah yang biasanya
disebabkan karena adanya penurunan kualitas tenaga kerja dalam pekerjaannya
➢ Transfer
memindahkan tenaga kerja ke bagian yang lain, yang diharapkan tenaga kerja
tersebut dapat lebih produkti setelah mengalami proses transfer
➢ Separasi
melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu dari tenaga kerja ke lingkungan
yang lain

C. Mengelola Keragaman dalam Pekerjaan


1. Pandangan atas Keragaman dalam Organisasi
➢ Keragaman sebagai keunggulan kompetitif
➢ Keragaman sebagai sumber konflik
2. Mengelola Keragaman dalam Organisasi
➢ Faktor Individu
➢ Peran Organisasi
BAB XI (FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI)
A. Karakteristik Individu dan Organisasi
1. 3 Faktor yang terkait dengan Individu dalam Organisasi
➢ Kontrak Psikologis (Psychological Contract)
suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul ketika seseorang bergabung dengan
sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah perusahaan
➢ Kesesuaian Tenaga Kerja yang dibutuhkan Perusahaan (Personal Job Fit)
➢ Keragaman Individu dalam Organisasi (Individual Differences in Organization)
2. Kontribusi dan Kompensasi
➢ Kontribusi
apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan
➢ Kompensasi
apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan bagi individu
3. Beberapa Perilaku lain dari Individu
➢ Locus of control
➢ Self-eficacy
➢ Authoritarianism
➢ Machiavellianism
➢ Self-esteem
➢ Risk propensity.
4. Perilaku Individu dan Sikap Berorganisasi
➢ Persepsi Selektif
proses penyeleksian informasi mengenai sesuatu dimana sesuatu tersebut
mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita
yakini
➢ Stereotip
proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang
dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.

B. Beberapa Isu Seputar Perilaku Individu dalam Organisasi


1. Faktor-faktor Penyebab Stres
➢ Tuntutan pekerjaan (task demands)
➢ Tuntutan fisik (physical demands)
➢ Tuntutan peran atau fungsi (role demands)
➢ Tuntutan interpersonal (interpersonal demands)
2. Pengendalian Stres
➢ Olahraga yang teratur
➢ Relaksasi
➢ Manajemen waktu
➢ Merubah suasana atau lingkungan pekerjaan
➢ Support group
3. Kreativitas Individu dalam Organisasi
➢ Faktor Pendorong Kreativitas Individu
- Pengalaman individu dengan kreatifitas
- Perlakuan terhadap individu
- Kemampuan kognitif dari individu
➢ Tahapan Membangun Kreativitas
- Tahap persiapan (preparation)
- Tahap inkubasi (incubation)
- Tahap penemuan ide atau gagasan (insight)
- Tahap pengujian (verification)

BAB XII (MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN)


A. Pengertian Dasar Mengenai Motivasi
1. Pengertian Motivasi
French and Raven : Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
menunjukkan perilaku tertentu. Motivation is the set of forces that cause people to
behave in certain ways.
2. Faktor Penentu Kinerja (Griffin)
➢ Motivasi (Motivation)
➢ Kemampuan (Ability)
➢ Lingkungan Pekerjaan (Work Environment)
3. Beberapa Pendekatan Mengenai Motivasi
➢ Pendekatan tradisional atau dikenal sebagai traditional model of motivation
theory,
➢ Pendekatan relasi manusia atau human relation model
➢ Pendekatan sumber daya manusia atau human resources model.
4. Lima Perspektif Kontemporer mengenai Motivasi
➢ Perspektif kebutuhan (Need perspectives)
➢ Perspektif keseimbangan dan keadilan (equity perspectives)
➢ Perspektif pengharapan (expectancy perspectives)
➢ Perspektif penguatan (reinforcement perspectives)
➢ Perspektif penyusunan tujuan (Goal Setting Theory)

B. Perspektif kebutuhan (Need perspectives) mengenai Motivasi


➢ Teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow
➢ Teori ERG dari Clayton Alderfer
➢ Teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
➢ Teori dua faktor (Two-Factor Theory) dari Frederich Herzberg
C. Perspektif Keseimbangan dan Keadilan Mengenai Motivasi (Equity Theory)
1. Motivasi Individu ditentukan oleh kesesuaian antara Job Input dan Job Rewards
➢ Job Inputs :
- Usaha
- Kemampuan
- Keahlian
- Loyalitas
- Waktu
- Kompetensi
➢ Job Rewards:
- Upah
- Kepastian dan Keamanan Kerja
- Benefit
- Peluang Karir
- Status
- Peluang Promosi

D. Perspektif Pengharapan Mengenai Motivasi


1. Asumsi Dasar (Nadler & Lawler)
➢ Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan
berbagai faktor lingkungan
➢ Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari
keputusan setiap individu.
➢ Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.
➢ Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan
alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka.
2. Komponen Utama dalam Perspektif Pengharapan
➢ Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance
expectancy)
➢ Dorongan terhadap motivasi (valence)
➢ Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance expectancy)

E. Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi


1. Modifikasi Perilaku
➢ Penguatan positif (positive reinforcement)
➢ Pembelajaran melalui penghindaran terhadap sesuatu (avoidance learning)
➢ Pengecualian atau peniadaan (extinction)
➢ Hukuman (punishment)
F. Perspektif Penyusunan Tujuan Mengenai Motivasi
➢ Menyangkut tingkat keterlibatan anggota dalam penyusunan dan penentuan tujuan
organisasi
➢ Anggota yang bertipe-X cenderung kurang dilibatkan dalam penyusunan tujuan,
sedangkan yang bertipe-Y cenderung untuk lebih dilibatkan dalam penyusunan
tujuan. (Kerangka McGregor)

G. Konsep Dasar Kepemimpinan


➢ Pengertian Kepemimpinan
Proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktifitas yang harus dilakukan
➢ Konsep mengenai Kepemimpinan (Griffin)
- Kepemimpinan sebagai proses
- Kepemimpinan sebagai atribut

BAB XIII (KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI)


A. Konsep Dasar Mengenai Kelompok Kerja
1. Pengertian Kelompok dan Kelompok Kerja
➢ Kelompok
Kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama. “ two or more people who
interact and influence each other toward a common purpose “
➢ Kelompok Kerja
Kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan
berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi
2. Kelompok Kerja Formal dan Informal
➢ Kelompok Kerja Formal
Adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer
dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait
dengan pencapaian tujuan organisasi
➢ Kelompok Kerja Informal
Kelompok kerja disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa anggota
dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan rencana-
rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan mempengaruhi
kinerja dari orang-orang dalam organisasi.
3. Karakteristik Kelompok
➢ Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti
adanya karakteristik yang berbeda dari setiap orang
➢ Adanya interaksi diantara kumpulan orang tersebut
➢ Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai
B. Mewujudkan Kelompok Kerja Efektif
Tujuan pembentukan kelompok kerja benar-benar jelas sehingga para anggota dapat
mengenali secara jelas apa yang menjadi tujuan dari kelompok kerja yang dibentuk serta
memperjelas arah yang akan dituju oleh kelompok kerja. Ada pilar utama dari sebuah
kelompok kerja, yaitu kinerja keseluruhan yang diinginkan oleh kelompok kerja,
pekerjaan yang ditunjukkan oleh kelompok kerja, dan pertumbuhan individu yang terkait
dengan pencapaian tujuan-tujuan individu dalam kelompok kerja.
C. Manajemen Konflik Dalam Kelompok Kerja
1. Konflik dalam Kelompok Kerja
Secara garis besar, konflik dalam suatu organisasi dapat terjadi dalam berbagai
keadaan, yaitu:
➢ Konflik antara bawahan di bagian yang sama.
➢ Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama.
➢ Konfilk antar bawahan dari bagian yang berbeda
➢ Konflik antara pimpinan dan bawahan dari bagian yang berbeda.
➢ Konflik antar pimpinan dari bagian yang berbeda,
Dampak konflik antar organisasi :
➢ Konflik dapat menyebabkan kelompok kerja lemah dan berbagai pekerjaan dalam
organisasi atau perusahaan akan terbengkalai
➢ Konflik menyebabkan berbagai hal yang tidak terkait langsung dengan tujuan
organisasi muncul, sehingga sangat mungkin untuk terjadinya pemborosan waktu,
uang, serta sumber daya lainnya.

2. Sumber Konflik
Konfik biasanya terjadi karena :
➢ Faktor komunikasi (communications factors)
Ketika para anggota dalam sebuah organisasi atau antar organisasi tidak dapat
atau tidak mau untuk saling mengerti dan saling memahami.
➢ Faktor struktur tugas dan struktur organisasi
Sebagian anggota tidak bisa memahami pekerjaan mereka dari struktur tugas yang
ada.
➢ Faktor personal
Ketika individu-individu tidak dapat saling memahami satu sama lain, sehingga
terjadi berbagai persoalan yang dapat mendorong terciptanya konflik.
➢ Faktor lingkungan
Ketika lingkungan tidak mendukung untuk terwujudnya suasana kondusif.
3. Pendekatan dalam Manajemen Konflik
➢ Stimulasi konflik
Adalah upaya yang dilakukan oleh manajer terhadap konflik yang terjadi dengan
jalan memberikan umpan-umpan stimulan yang menyebabkan pihak-pihak yang
terlibat konflik mengarahkan konfliknya kepada sesuatu yang bersifat positif bagi
dirinya dan organisasi.
➢ Pengendalian Konflik
Untuk memastikan bahwa konflik dapat dihindari.
➢ Penyesuaian dan Penghilangan Konflik
4. Peran Komunikasi Dalam Manajemen Organisasi
Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian
atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.
➢ Proses Komunikasi
- Mengirim pesan kepada penerima
- Enkoding : pesan yang dikirim mengalami transformasi ke dalam bentuk
simbol.
- Mediator : ketika pengirim dan penerima tidak berhadapan langsung
- Dekoding : proses transformasi makna
➢ Bentuk-bentuk Komunikasi dalam Organisasi
- Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam sebuah
organisasi
- Komunikasi tertulis
Komunikasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain melalui mediator
berupa sesuatu yang dapat menyampaikan pesan pengirim kepada penerima
pesan.
➢ Komunikasi Informal dalam Organisasi
Komunikasi informal adalah komunikasi yang dilakukan antara berbagai pihak
maupun berbagai bagian dalam organisasi yang tidak secara kaku mengikuti
tingkatan-tingakatn organisasi. Komunikasi informal dalam organisasi, yaitu :
- Komunikasi berdasarkan informasi yang tidak resmi
- Peninjauan langsung
- Komunikasi nonverbal

BAB XIV (PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ORGANISASI)


A. Konsep Dasar Fungsi Penawaran
1. Pengertian Pengawasan
➢ Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002)
➢ Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. the process of ensuring
that actual activities conform the planned activities.
(Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
2. Tujuan dari Fungsi Pengawasan
➢ adaptasi lingkungan
➢ meminimalkan kegagalan
➢ meminimumkan biaya
➢ mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
3. Beberapa Gejala yang Memerlukan Pengawasan
➢ Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor
penyebabnya
➢ Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan)
➢ Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai,
produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya)
➢ Berkurangnya kas perusahaan
➢ Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur
➢ Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
➢ Biaya yang melebihi anggaran
➢ Adanya penghamburan dan inefisiensi

B. Fungsi Pengawasan Dalam Praktik


1. Beberapa faktor yang terkait dengan Pengawasan dalam Bidang SDM
➢ Penerapan Employee Discipline System
➢ Adanya Career Path
➢ Pemahaman Manajer atas Motivasi, Kepuasan, serta Gaya Kepemimpinan yang
diterapkan
2. Pengawasan di Bagian Informasi
➢ Penggunaan Teknologi Komputer dan Teknologi Informasi
➢ Penerapan Sistem Informasi Manajemen
3. Pengawasan di Bagian Keuangan
➢ Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
➢ Manajemen Kas (Cash Management)
➢ Pengelolaan Biaya (Cost Control)
4. Pengawasan di Bagian Pemasaran
➢ Evaluasi atas Pasar Sasaran dan Pasar Potensial
➢ Survey atas Perilaku Konsumen dan berbagai Faktor yang terkait dengan
Konsumen
➢ Evaluasi atas Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran yang dilakukan.
BAB XV (MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS DALAM
ORGANISASI)
A. Konsep Dasar Mengenai Manajemen Operasi
1. Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi sebagai rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber
daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkan barangatau jasa yang akan
ditawarkan pada konsumen. Manajemen operasi memfokuskan pada pengelolaan 5P
dalam operasi perusahaan, 5P tersebut yaitu:
➢ People
Atau orang-orang dalam perusahaan mencakup tenaga kerja langsung maupun
tidak langung yang terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan, dari mulai pekerja
desain, pemeliharaan mesin produksi, petugas kebersihan, hingga pegawai klerikal.
➢ Plants
Mencakup pabrik atau rumah produksi atau cabang dari perusahaan di mana
perusahaan melakukan proses menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan
kepada konsumen.
➢ Parts
Mencakup berbagai factor input yang dibutuhkan perusahaan dalam
menghasilakan barang atau jasa.
➢ Processes
Mencakup berbagai hal yang menyangkut teknologi yang digunakan,
perlengkapan, hingga langkah-langkah proses prooduksi yang perlu dilakukan
perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.
➢ Planning and Control Systems
Mencakup prosedur yang dijalankan untuk memastikan bahwa proses pengelolaan
produksi yang dilakukan memenuhi persyaratan standar yang telah ditetapkan.
2. Konsep Dasar Sistem Produksi
Pada dasarnya sistem produksi adalah proses transpormasi input menjadi
output, atau dengan kata lain produksi adalah sebuah proses mengubah input menjadi
output.
A. Empat Elemen Dalam Desain Sistem Produksi
1) Lokasi Produksi (Plant Location)
Terdapat dua criteria yang dapat digunakan dalam menentukan lokasi produksi,
yaitu:
➢ Kriteria subjektif
Lebih mendasarkan keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangaan
subjektif pemilik perusahaan.
➢ Kriteria Objektif
Yaitu pertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya
keberhasilan bisnis perusahaan.
2) Tipe Proses Produksi
Secara garis besar, terdapat dua jenis tipe produksi, yaitu system produksi
interminten (intermittent production system), dan system produksi yang berkelanjuta
(continuous production system).
3) Rancangan Rumah Produksi (Plant Layout)
4) Rancangan Sistem Produksi (Production System Layout)
Rancangan system produksi ini menyangkut bagaimana proses konver
dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat empat jenis rancangan dalam sistem
produksi yaitu :
➢ Rancangan produksi
Adalah rancangan system produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal
hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi .
➢ Rancangan Proses
Yaitu rancangan sistem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis
proses yang harus dilakukan,dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses
yang ada.
➢ Rancangan Posisi tetap
Adalah sistem produksi di mana produk yang akan dibuat diletakan di satu
tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, tenaga pekerja dari
mulai teknisi dan tenaga ahli, mengerjakan proses pengerjaannya di tempat
tersebut.
➢ Rancangan Sistem modular
Adalah system produksi yang dibangun dalam sebuah sel produksi (pola
produksi tertentu) yang dapat mengurangi penggunaan bahan baku, sumber
daya, maupun pergerakan tenaga kerja, atau juga untuk memperbaiki system
kerja.
3. Beberapa Konsep Seputar Manajemen Operasi
A. Teknik Perencanaan Dan Pengawasan Produksi
Perencanaan produksi adalah proses pengambilankeputusan mengenai
produk apa yang akan dibuat, di mana, kapan, dan bagaimana produk tersebut akan
dibuat. Pengawasan produksi adalah proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa
kegiatan produksi sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa teknik yang biasanya digunakan
dalam perencanaan dan pengawasan produksi diantaranya:
A. Penjadwalan dan Bagan Gantt
Penjadwalan adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan.
sehingga secara sederhana Bagan Gantt adalah teknik penjadwalan secara grafis atas
berbagai rencana kegiatan. Penjadwalan dengan menggunakan Bagan Gantt adalah di
antara teknik perencanaandan pengawasan produksi yang dapat digunakan.
B. Perencanaan dan Pengawasan Produksi dengan Jaringan PERT (PERT Network)
PERT atau Program Evaluation and Review Technique merupakan alat
bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara
kronologis dan berkelanjutan bagi perkerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar
maupun kompleks.
4. Manajemen Persediaan
Manajemen Persediaan adalah proses pengelolaan persediaan dengan jalan
mengefisienkan penggunaan persediaan. Dalam melakukan efisiensi manajemen
persediaan, manajer perlu mengetahui 4 jenis konsep biaya persediaan yaitu:
➢ Biaya pemasaran
➢ Biaya akuisisi
➢ Biaya pemeliharaan
➢ Biaya penyediaan stok
Persediaan adalah berbagai produk yang diperlukan perusahaan
untuk melakukan proses produksi. Terdapat 5 jenis konsep persediaan yang
dikenal dalam manajemen operasi yaitu:
➢ Bahan baku
Adalah bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan proses
produksi.
➢ Komponen
Komponen adalah hasil dari proses produksi awal sebelum proses produksi
berikutnya dilakukan, atau juga dapat berupa bahan yang diperlukan dalam
menghasilkan produk akhir atau produk jadi.
➢ Produk dalam proses pengerjaan
Produk dalam proses pengerjaan adalah produk yang masi dalam pengerjaan
proses produksi dan belum menjadi produk jadi atau produk akhir.
➢ Barang jadi atau produk jadi
Barang jadi atau produk jadi adalah produk yang dihasilkan dari sebuah rangkaian
proses produksi, di mana produk jadi tersebut merupakan produk yang diinggin
kan konsumen.
➢ Barang pasokan
Barang pasokan adalah bahan-bahan yang diperlukanperusahaan untuk
melakukan proses produksi, namaun tida termaksud ke dalam barang jadi.
B. Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Produksi
Kualitas adalah kelengkapan fitur dan manfaat dari sebuah produk yang
dihasilkan perusahaan, dan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi keinginan
konsumen.
1. Produktivitas Dalam Organisasi Perusahaan
Produktivitas adalah ukuran sampai sejauh mana sebuah kegiatan mampu
mencapai target kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan.
2. Beberapa Metode bagi Peningkatan Produktivitas
➢ Metode Just-In Time
Metode just-in time memiliki dua pengertian mendasar. Pengertian
pertama dari just-in time adalah sebuah metode pengendaliaan proses produksi
dengan jalan meminimumkan pengelolaan persediaan ( dan juga berarti
meminimumkan biaya persediaan. Pengertian kedua dari metode just-in time
adalah sebuah konsep pengelolaan produksi yang berusaha untuk
mengoptimalkan hasil produksi melalui pengurangan pemborosan sumber daya.
➢ Metode Desain dan Pengerjaan dengan Bantuan Komputer
Metode ini lebih dikenal dalam istilah Computer-Aided Design (CAD)
dan computer Aided-Manufacturing (CAM). Metedo ini merupakan penggunaan
teknologi computer dalam melakukan desain dan pengerjaan kegiatan perusahaan,
khususnya dalam kegiatan produksi.

C, Manajemen Jasa
1. Pengtingnya Manajemen Jasa
Sebagaimana dikutip oleh Dessler (2004), Karl Albrecht, seorang ahli
manajemen jasa mengatakan bahwa, Manajemen jasa adalah pendekatan keseluruhan
dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya kualitas pelayanan atau jasa
sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen, dan merupakan faktor pendorong
utama dalam operasi bisnis. Ada beberapa alas an mengapa manajemen jasa penting,
di antaranya:
➢ Jasa sebagai keunggulan kompetitif
➢ Jasa sebagai penentu jumlah konsumen
➢ Jasa sebagai penentu profit
2. Tiga Prinsip Jasa dari Karl Albrecht
➢ Strategi pelayanan yang baik
Prinsip dasar yang harus dipahami oleh perusahaan jasa adalah
bahwa setiap orang ingin diperlakukan dengan baik, sudah selayaknya perusahaan
menerapkan strategi pelayanan yang yang baik yang sesuai dengan kenyamanan
dan keleluasaan konsumen.
➢ Penempatan orang-orang yang berorientasi pelangganG
Perusahaan perlu menetapkan para petugas di depan (front-liner)
dari orang-orang yang memiliki orietasi terhadap pelanggan.
➢ Penerapan system pelayanan yang bersahabat
System pelayanan yang bersahabat ini cukup sederhana. Bila
pelanggan merasa bahwa perusahaan telah memperlakukan mereka secara
bersahabat, maka perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk meyakinkan
pelanggan untuk membeli produk mereka.
3. Implemantasi Manajemen Jasa
Ada 5 tahapan yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan manajemen jasa
yaitu:
➢ Audit jasa
➢ Penyusunan Strategi
➢ Penyusunan dan sosialisasi
➢ Implementasi
➢ Pemeliharaan

D, Manajemen Perubahaan
1. Pengertian Perubahan Dan Manajemen Perubahan
Perubahan atau change bias didefinisikan sebagai “jendela yang
memberikan jalan kepada masa depan untuk mendatangi anda. Manajemen perubahan
(change management) adalah manajemen perusahaan yang dilakukan sebagai pola
dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis.
2. Enam Langkah dalam Manajemen Perubahan
➢ Envisioning
➢ Activating
➢ Supporting
➢ Installing
➢ Ensuring
➢ Recognizing
3. Prinsip Tao dalam Manajemen Perubahan
Tao juga memberikan filosofi mengenai perlunya manajemen perubahan
dilakukan oleh organisasi maupun perusahaan. Prinsip Tao terbagi dua yaitu:
➢ Sisi YIN dalam manajemen perubahan
➢ Sisi YANG dalam manajemen perubahan
4. Strategi dalam melakukan manajemen perubahan
Terdapat beberapa strategi yang perlu di pertimbangkan dalam melakukan
manajemen perubahan, di antaranya adalah:
➢ Perusahaan perlu berbeda dengan perusahaan lainnya.
➢ Lakukan perubahan secara radikal dalam menjalankan bisnis.
➢ Ubah pola manajemen yang bersifat hierarkis menjadi pola manajemen yang lebih
menghargai dan mengakomodasi kualifikasidan kemampuan seseorang yang
potensial dari perusahaan.
➢ Susun model manajemen perubahan yang baru yang melakukan perubahan
paradigm kea rah manajemen perubahan.

Beberapa Kendala dalam Manjalankan Manajemen Perubahaan


➢ Kendala dari Faktor Manusia
Beberapa faktor yang terkait dengan sumber daya manusia menjadi
kendala besar dalam menjalankan manajemen perubahan.
➢ Kendala dari Faktor Organisasi
Struktur organisasi yang kaku menjadi salah satu kendala utama dari
faktor organisasi dalam implementasi manajemen perubahan.

BAB XVI (MANAJEMEN INFORMASI DAN MANAJEMEN


INTERNASIONAL)
A. Manajemen informasi dan Manajemen Internasional
1. manajemen informasi dan ruang lingkupnya
Informasih adalah data yang telah diproses untuk kegunaan perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi ,misalnya saja dalam organisasi
bisnis.
2. perkembangan teknologi komputer dalam memproses informasi.
➢ teknologi komputer dan informasi
➢ komputer dan E-commerce
3. manajemen internasional dan ruang lingkupnya
Perbedaan perusahaan lokasi dan multinasional => perusahaan multinasional
adalah sebagaiperusahaan yang menjalankankegiatan bisnis lebih darisatu negara.
Berdasarkan pengertian diatas,perbedaan perusahaan lokal dengan perusahaan
multinasional,diantarnya sebagai berikut :
➢ Ruang lingkup kegiatan bisnis yang lebih dari saatu negara bagi perusahaan
multinasional
➢ Penggunaan mat uang yang berbeda bagi perusahaan multinasional
➢ Penggunaan sumber daya perusahaan
➢ Pemberlakuan regulasi bisnis yang tidak hanya lokal saja
4. bentuk kegiatan bisnis
➢ Lisensi atau licencing
➢ Export dan Import
➢ Local Warehousing
➢ Local assembly and packaging
➢ Join t ventures
➢ acquisition
➢ direct foreign investment

BAB XVII (MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MANAJEMEN


ORGANISASI NIRLABA)
A. Manajemen usaha kecil dan ruang lingkupnya
Pengertianusaha kecil indonesia adalah usaha kekayaan bersih paling banyak Rp
200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ).
Beberapa mitos seputar usaha kecil
➢ Keberhasilan dari ushan kecil
➢ Gaji atau penghasilan kecil
Manajemen usaha kecil
➢ Entrepreneurship
➢ Profesional
➢ Inovasi
➢ Keluasan jaringan usaha
➢ Kemampuan adaptif
B. Manajemen Organisasi Nirlaba
Pengertian organisasi bisnis adalah organisasi nirlaba atau nonprofit sebagai
organisasi yang tujuannya lebih menentukan kepada pencapaian manfaat bagi para
anggota dan masyarakat dari pada aspek keuangan daari organisasi.
Beberapa kekeliruan pandangan alam manajemen organisasi nirlaba
➢ Manajemen organisasi nirlaba tidak sama dengan manajemen perusahaan
➢ Penghargaan yang diberikan organisasi nirlaba rendah
➢ Keaktifan dalam organasnisasi nirlaba diwaktu senggang
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelemahan dan Kelebihan Buku Utama


➢ Kelebihan
❖ Tampilan cover tampak menarik, sehingga menarik minat pembaca untuk
membacanya.
❖ Penggunaan bahasa dalam penulisan buku ini cukup sederhana sehingga mudah untuk
dipahami.

➢ Kelemahan
❖ Terlalu sedikit penjelasan yang digunakan dalam setiap sub.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding


➢ Kelebihan
❖ Tampilan cover tampak menarik, sehingga menarik minat pembaca untuk
membacanya.
❖ Penggunaan bahasa dalam penulisan buku ini cukup sederhana sehingga mudah untuk
dipahami.

➢ Kelemahan
❖ Terlalu banyak penjelasan mengenai isi dan penjelasan buku pengantar ekonomi
mikro tersebut, sehingga pembaca hanya sekedar mengetahui rumusnya saja.
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dengan mengetahui konsep dasar manajemen maka manajer akan lebih mudah
menjalankan tugasnya,berdirinya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis semua kaitannya
tidak akan terlepas dari peran manajer, sebagai wadah yang mengontrol jalannya perusahaan
atau organisasi bisnis di mana akan muncul pandangan-pandangan masyarakat dan juga
pemerintah tentang baik atau tidaknya organisasi itu.
Maka dari itu untuk memajukan manajemen dan meningkatkan kualifikasi manajemen
dan para manajer perlu mempelajari konsep-konsep manajemen dan fungsi fungsi nya. Olehh
sebab itu dalam buku ini telah kami rangkumkan apa dan bagaimana manajemen itu sebenarnya.
3.2 SARAN
Saran dari kelompok kami bahwa perusahaan dan individu-individu yang berperan dalam
perusahaan atau dalam organisasi bisnis harus benar benar tanggap dalam merespon dan
mengatasi berbagai informasi dan persoalan –persoalan yang ada atau yang akan datang, lihai
dan cekatan dalam mendalami konsep manajemen agar tercipta perusahaan atau organisasi bisnis
yang baik d mata masyarakat dan pemerintah terutama di negri kita ini.

DAFTAR PUSTAKA
Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2017. Pengantar Manajemen: Bandung.
Prenamedia Group
Dr. H. Abdul choliq, M.T., M.A. 2014. Pengantar Manajemen: Ombak

Anda mungkin juga menyukai