Anda di halaman 1dari 8

3.

1 Hasil Pengamatan

3.1.3 Subsistem Pengolahan

NO FUNGSI SUBSISTEM PENGOLAHAN


. MANAJEMEN
1. Planning Perencanaan terdiri dari rencana pengolahan padi, rencana biaya
yang dikeluarkan untuk mengolah padi, rencana tenaga kerja,
rencana alat-alat produksi yang digunakan, rencana pengemasan,
dan rencana pemasaran.
2. Organizing Pada saat ini, petani harus mengorganisasikan setiap masalah dan
faktor produksi padi yang dimilikinya. Persiapan alat dan mesin
pada saat pengolahan padi, sarana-sarana produksi yang
dibutuhkan juga termasuk tenaga kerja yang akan digunakan.
3. Actuating Pengolahan padi menjadi beras, secara prinsip, melibatkan
tahapan yang sederhana yakni:
(i) pemisahan kotoran,
(ii) pengeringan dan penyimpanan padi
(iii) pengupasan kulit (husking)
(iv) penggilingan (milling), dan
(v) pengemasan dan distribusi
4. Controlling Pengawasan pada pengolahan padi dilakukan untuk :
1. Mengetahui jumlah gabah yang digiling
2. Mengetahui stok gabah dan beras di perusahaan penggilingan
padi
3. Tersedianya data jumlah gabah yang digiling
4. Tersedianya data stok gabah dan beras yang ada di
penggilingan 5. Pengawasan terhadap tenaga kerja dan alat-alat
pengolahan padi
3.1.4 Subsistem Pemasaran
NO. FUNGSI MANAJEMEN SUBSISTEM PEMASARAN
1. Planning Dalam proses perencanaan pemasaran,
manajer agribisnis dapat mempertimbangkan
analisis berikut:
1. Analisis pasar dan persaingan
2. Analisis lingkungan
3. Proyeksi agribisnis
4. Analisis segmentasi pasar
5. Analisis potensi pasar
6. Analisis target pasar
7. Program bauran pemasaran
2. Organizing 1. Pengelompokkan karyawan pemasaran
menurut struktur organisasi. Untuk
memudahkan manajer dalam
mengidentifikasi pelaksanaan subsistem
pemasaran.
3. Actuating Fungsi pelaksanaan dalam manajemen
pemasaran agribisnis meliputi kegiatan
pendiagnosaan bagaimana sistem dan
subsistem pemasaran berjalan:
1. Aspek-aspek yang diperlukan pada
produk beras
2. Saluran pemasaran beras
3. Administrasu (manajemen) pemasaran
beras
4. Controlling Penyelarasan sumber daya yang ada dengan
tujuan pelaksanaan usahatani. Peranan
pengawasan dalam pemasaran beras dapat
dikemukakan sebagai kegiatan yang mampu
mengarahkan jalannya perusahaan pada
tujuan yang diinginkan. Untuk itu, sebelum
beras akhirnya diperjualbelikan, manajer
agribisnis harus melakukan pengawasan yang
meliputi kegiatan mengecek, memonitor
beras

3.2 Pembahasan

3.2.3 Subsistem Pengolahan


a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan terdiri dari rencana pengolahan padi sampai menjadi beras yang
dilakukan oleh petani padi itu sendiri serta rencana lokasi dimana pengolahan padi
itu dilakukan. Rencana kedua adalah rencana biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah padi seperti biaya untuk tenaga kerja, biaya untuk membeli alat-alat
pengolahan padi menjadi beras, dan lain-lain. Selanjutnya ada rencana tenaga
kerja, dimana tenaga kerja dibutuhkan untuk mengolah padi menjadi beras. Lalu
ada rencana alat-alat produksi yang dapat membantu dan memudahkan tenaga
kerja untuk mengolah padi menjadi beras. Yang terakhir yaitu rencana
pengemasan yang biasanya menggunakan karung beras agar tidak mudah jebol
dan rencana pemasaran yang dilakukan agar petani mendapat keuntungan.
b. Pengorganisasian (Organizing)

Pada saat ini, petani harus mengorganisasikan setiap masalah dan faktor
produksi padi yang dimilikinya. Persiapan alat dan mesin pada saat pengolahan
padi, sarana-sarana produksi yang dibutuhkan juga termasuk tenaga kerja yang
akan digunakan. Pengorganisasian yang baik akan memudahkan pelaksanaan agar
sesuai dengan rencana yang dibuat dan tujuan yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pengolahan padi menjadi beras, secara prinsip, melibatkan tahapan yang


sederhana yakni:

(i) pemisahan kotoran,

(ii) pengeringan dan penyimpanan padi


(iii) pengupasan kulit (husking)

(iv) penggilingan (milling), dan

(v) pengemasan dan distribusi

Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih
banyak terbawa kotoran lain seperti jerami, daun, batang bahkan benda lain yang
tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses
pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan
padi pada tahapan berikutnya. Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara
18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih besar. Pengeringan dilakukan
untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan
mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang
terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah
atau hancur) karena tekstur yang lunak.

Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling


penting dari keseluruhan proses. Penglupasan kulit adalah transformasi padi
menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses
selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan
kebersihan. Gabungan dari sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran
mutu beras putih.

Tahapan penggilingan adalah proses penyempurnaan penyosohan dan


pelepasan lapisan penutup butir beras. Teknologi penggilingan sudah sangat
berkembang untuk menghasilkan beras putih yang baik. Proses ini dibagi lagi
menjadi penyosohan, pemutihan (whitening) dan pengkilapan (shining).
Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup
semaksimal mungkin.

Selain proses utama tersebut ada beberapa tambahan yakni operasi


pemisahan yang dimaksudkan untuk mendapatkan beras putih utuh dan murni.
Oleh karena itu, proses pemisahan terdiri dari pemisahan kotoran atau bahan asing
(seperti batu, daun dan benda asing lainnya) dan pemisahan beras yang kurang
baik (muda, busuk, berjamur, berwarna dan rusak/pecah). Perkembangan
permintaan beras tanpa kerusakan yang meningkat mendorong perkembangan
teknologi yang semakin canggih. Dalam konteks inilah berkembang teknologi
pemisah batu, pemisah beras berdasarkan warna (color sorter), pemisah biji pecah
(rotary shifter) dan pemisah biji menurut panjang (lenght grader).

Tahap akhir dari proses pengolahan adalah pengemasan yang ditujukan


untuk memudahkan pengangkutan dan distribusi. Perkembangan terkini di bidang
pengemasan menambah atribut maksud yakni estetika, dayatarik, informasi
produk dan perbaikan daya simpan. Sebagai proses tambahan, dahulu kala
pengemasan tidak berkembang karena selain volume pengolahan yang sangat
kecil juga atribut mutu (sebagai perwujudan dari permintaan pembeli) masih
sangat sedikit. Dewasa ini, teknologi pengemasan beras sudah sangat canggih
yang meliputi keragaman bentuk, rupa, ukuran dan cara/metoda (Sam and Indah
2016).

d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan diperlukan dalam melihat apakah dari rencana yg telah
dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran-sasaran yang telah dibuat atau
belum. Apakah teerjadi penyimpangan, mengapa terjadi penyimpangan tersebut,
apakah ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses produksi. Di
dalam control perlu diciptakan system control yang tetap dan pemantauan
tehadap kegiatan usaha tani. Hasil juga harus diukur apakah sesuai dengan yang
direncanakan. Dengan cara ini maka dalam system manajemen yang benar selalu
ada umpan balik dari control kearah rencana yg telah dipilih berdasarkan
informasi informasi baru. Keempat fungsi manajemen harus dilaksanakan agar
usahatani dapat berhasil dengaan baik. Pengawasan pada pengolahan padi
dilakukan untuk :

1. Mengetahui jumlah gabah yang digiling setiap hari oleh industri penggilingan
2. Mengetahui stok gabah dan beras pada pertengahan dan akhir bulan di
perusahaan penggilingan padi
3. Tersedianya data jumlah gabah yang digiling per hari oleh penggilingan
4. Tersedianya data stok gabah dan beras yang ada di penggilingan pada dua titik
waktu setiap bulan (pertengahan dan akhir bulan).
5. Pengawasan terhadap tenaga kerja dan alat-alat pengolahan padi agar tetap
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telat dibuat (Abd. Rahim
2015).

3.2.4 Subsistem Pemasaran


a. Perencanaan (Planning)
Assauri (1987:268) dalam (Rahim and Hastuti 2015) menyatakan bahwa
Perencanaan atau planning merupakan kegiatan perumusan usaha yang akan
dilakukan dalam bidang pemasaran dengan menggunakan sumberdaya yang ada
dalam suatu perusahaan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu di masa yang akan
datang. Dalam proses perencanan pemasaran terdapat beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan sebelum melakukan pemasaran, antara lain: analisis pasar dan
persaingan, analisis lingkungan dan proyeksi, segmentasi pasar, potensi pasar, target
pasar, dan program bauran pemasaran.
Dalam rangka mempengaruhi konsumen dalam memasarkan produk.
Pengusaha yang bergerak pada komoditas padi dapat menggunakan program bauran
pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari 4 aspek sebagai berikut:
1. Product
Pengusaha agribisnis dapat mempengaruhi konsumennya lewat produk yang
ditawarkannya. Seperti halnya pada komoditas padi, pengusaha agribisnis harus
membuat variasi pada produknya agar konsumen mendapatkan produk yang
dibutuhkanya (Pertiwi 2019). Pada produk komoditas padi misalnya variasi
produk beras seperti: Beras Super, Beras Spesial, dll.
2. Price
Harga menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian beras.
Konsumen akan sensitif dalam menanggapi tingkat penetapan harga yang
diterapkan pada produk beras. Jika harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan
kualitas yang diterima, maka konsumen akan dengan cepat menyadari hal tersebut
dan memilih untuk membeli produk beras dengan merek lain (Nurryana,
Ferichani, and Khomah 2019).
3. Place
Tempat pemasaran padi menjadi pertimbangan konsumen dalam pertimbangan
pembelian. Tempat dengan akses yang mudah dijangkau dengan lokasi yang
strategis yang artinya dekat dengan pemukiman masyarakat menjadi hal yang
akan dipertimbangkan dalam pembelian produk.
4. Promotion
Promosi pada komoditas padi dapat dilakukan dengan periklanan, promosi
penjualan (kupon, undian), dan pemasaran langsung.
b. Pengorganisasian
Kegiatan pengorganisasian dalam subsistem pemasaran, meliputi kegiatan
pengelompokkan dan pengklasifikasian tugas dan wewenang sesuai dengan struktur
organisasi. Pengelompokkan ini bertujuan untuk memudahkan manajer
mengidentifikasi siapa yang melakukan penjualan beras dengan kualitas tertentu,
kapan konsumen biasa melakukan pembelian beras, macam beras yang bagaimana
yang diinginkan oleh konsumen, mengapa mereka membeli beras tersebut, dan
bagaimana konsumen membeli beras tersebut.
c. Pelaksanaan
Pada fungsi pelaksanaan, manajer agribisnis harus memperhatikan lingkungan
pemasaran produk beras. Hal ini untuk mengidentifikasi bagaimana sistem dan
subsistem pemasaran tersebut berjalan. Untuk itu, aspek-aspek yang perlu
diperhatikan pada fungsi pelaksanaan meliputi:
 Aspek-aspek yang ada pada produk beras
Manajer agribisnis harus memperhatikan aspek-aspek pada produk beras nama
produk, merek, packing, harga, dan sebagainya.
 Saluran pemasaran beras
Dalam penggunaan saluran pemasaran, manajer harus memperhatikan panjang-
pendeknya saluran pemasaran tersebut. Penggunaan saluran pemasaran yang
pendek akan menambah keuntungan ekonomi bagi petani/produsen. Hal ini
dikarenakan pada saluran pemasaran yang pendek nilai farmer’s share tidak
terlalu besar.
 Administrasi (manajemen) pemasaran beras
Pada manajemen pemasaran beras ini, manajer bagaimana memperthankan atau
meningkatkan penjualan beras. Untuk mewujudkan hal tersebut. Kegiatan yang
dapat dilakukan oleh manajer yaitu meningkatkan kegiatan promosi yang disertai
dengan pengembangan dari segi produk dan harga agar dapat mengembangkan
informasi lebih luas kepada masyarakat yang belum menjadi pembeli atau
pelanggan (Putra, Ambarawati, And Yusuf 2015).
d. Pengawasan (Controlling)
Peranan pengawasan dalam pemasaran beras dapat dikemukakan sebagai kegiatan
yang mampu mengarahkan jalannya perusahaan pada tujuan yang diinginkan.
Untuk itu, sebelum beras akhirnya diperjualbelikan, manajer agribisnis harus
melakukan pengawasan yang meliputi kegiatan mengecek, memonitor beras,
antara lain. Menentukan standar mutu beras yang akan dipasarkan. Beras yang
tidak sesuai mutu, tidak akan diperjualbelikan. Selain itu, pengawasan mutu beras
selama pemasaran untuk menghindari adanya beras yang tidak memenuhi standar
mutu namun tetap lolos akibat kelalaian sumber daya manusia.

Daftar Pustaka

Abd. Rahim, Diah Retno Dwi Hastuti. 2015. Sistem Manajemem Agribisnis.

Nurryana, Febrina, Minar Ferichani, and Isti Khomah. 2019. “Analisis Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Beras Khusus Di Kabupaten Klaten.” Journal of
Chemical Information and Modeling 01(01):1689–99.

Pertiwi, Ramadani. 2019. Strategi Pemasaran Produk Beras Pada Pt. Pertani (Persero) Kota
Makassar Sulawesi Selatan.

PUTRA, PUTU SURYA DHARMA, I. GUSTI AGUNG AYU AMBARAWATI, and RIA
PUSPA YUSUF. 2015. “Manajemen Pemasaran Sayur Organik (Studi Kasus Pada P4S
Eka Setia Lestari Di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan).” Journal of
Agribusiness and Agritourism 4(2):107–16.

Rahim, Abdul, and Diah Hastuti. 2015. Sistem Manajemem Agribisnis.

Sam, Z. A., and P. N. Indah. 2016. “Manajemen Agribisnis Padi.”

Anda mungkin juga menyukai