Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TN. S DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK REMAJA


DI DESA TUNJUNGTIRTO, DUSUN LOSAWI RW 08/RT 02, KOTA MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Komunitas, Keluarga dan
Gerontik di Wilayah kerja Puskesmas Singosari

Pembimbing Akademik: Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Kom
Pembimbing Lahan: Ns. Abu Bakar, S.Kep

Disusun oleh:

Inggit Fatharani Ashari

210070300111047

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

MODEL FRIEDMAN

A. Data umum

1. Nama KK : Tn. Suparto


2. Alamat : Desa tunjungtirto, RW 08/RT 04
3. No. Telepon : 0812463671xx
4. Susunan Anggota Keluarga :
Tgl
Hub
Sex Lahir Gol Pendidika Pekerjaa
No Nama dg
(L/P) (umur Darah n n
KK
)

1 Suparto Sua L 04- - SMP Buruh


mi 12- Proyek
1982

2 Yuliana Istri P 6-8- - SMP IRT


1983

3 Nabilla Ana P 16-5- - SMP Pelajar


k 2007

Genogram ( dibuat 3 generasi )

Keterangan: : laki-laki

: meninggal : serumah
: perempuan
5. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga Tn. S adalah Nuclear Family (keluarga inti) yang terdiri dari Ayah, Ibu
dan anak remaja

6. Latar belakang kebudayaan (etnik)


Tn. S merupakan asli orang Jawa. Dalam menjalankan aktivitas keluarga
tetap mengadopsi budaya Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa
Jawa. Keluarga Tn. S berasal dari Rawisari, Mulyorejo dan Ny. Y merupakan
penduduk asli Desa Tunjungtirto, Kabupaten Malang. Lingkungan tempat tinggal
keluarga didominasi suku Jawa sehingga saat bersosialisasi dengan tetangga/warga
menggunakan Bahasa Jawa. Keluarga Tn. S mengikuti kegiatan keagamaan seperti
Tahlilan, Yasinan, dan Takjiah, Ny. Y aktif mengikuti kegiatan PKK di lingkungan
desa. Kebiasaan diet keluarga Tn. S terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Keluarga Tn. S
mengkonsumsi makanan sehari-hari lauk di goreng, sayur di tumis dan kadang
bersantan, dan kadang mengkonsumsi makanan mie instan. Tn.S memiliki
kebiasaan minum kopi 3 kali sehari jika di rumah dan merokok 1 bungkus sehari, Ny.
Y minum teh di pagi hari. Untuk gaya berpakaian keluarga Tn. S berpakaian sesuai
aktivitas, rapi dan sopan. Struktur kekuasaan keluarga Tn. S adalah keluarga
tradisional dimana untuk mengambil keputusan dikeluarga terlebih dahulu diskusi
bersama istri kemudian diputuskan diambil suami. Rumah keluarga Tn. S permanen
tingkat dua. Keluarga Tn. S biasanya jika sakit berobat ke tempat praktik bidan atau
langsung ke rumah sakit jika berat.
7. Identifikasi religius
Semua anggota keluarga Tn. S menganut agama Islam dan tidak ada perbedaan
dalam praktik religious. Keluarga Tn. S aktif mengikuti kegiatan keagamaan dan
kegiatan warga. Keluarga Tn. S jika sakit berat langsung ke rumah sakit dan
mendoakan agar Tuhan memberikan ketabahan pada keluarga.

8. Status kelas sosial


Identifikasi kelas social keluarga Tn. S berdasarkan indikator pekerjaan, pendidikan
dan pendapatan dan sesuai tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN adalah
tergolong keluarga sejahtera II ( Keluarga mampu memenuhi 6 indikator tahapan KS
I, 8 indikator KS-II, tetapi tidak memnuhi salah satu dari 5 indikator KS-III). Pencari
nafkah keluarga adalah Tn. S (buruh di proyek) dan dibantu Ny. Y dengan berjualan
di rumah dan membuat box makanan jika ada yang memesan. Jumlah pendapatan
per bulan sekitar 2-3 juta. Jumlah pengeluaran perbulan sekitar ≤ 3 juta sehingga
menurut Ny. Y pendapatan kadang tidak mencukupi kebutuhan sehingga mencari
pinjaman ke keluarga.

9. Mobilitas kelas sosial


Ny. Y mengatakan perubahan status ekonomi tidak menentu, karena pekerjaan
suami tergantung adanya proyek, dan pendapatan Ny. Y tidak menentu dari warung.

B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan


10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
(14 tahun).
11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi, Ny. Y berusaha
menyesuaikan pendapatan dengan pengeluaran, mempertahankan hubungan
perkawinan, dan berusaha beradaptasi dengan perkembangan anaknya.
12. Riwayat keluarga inti

Tn. S dan Ny. Y menikah kurang lebih 15 tahun dan memiliki anak perempuan
berusia 14 tahun. Ny. Y mengeluh kalau anaknya sulit mendengar nasihat ibunya
dan harus ditegur. Ny. Y mengatakan dalam hal mendidik anaknya kadang
bertengkar dengan suaminya karena Tn. S cenderung membebaskan anaknya
sedangkan Ny. Y ingin anaknya disiplin. Saat ini Ny. Y sedang sakit flu (3 hari)
karena kelelahan dan minum obat Mixagrip Flu yang dibeli dari apotek. Saat
pengkajian Ny. Y tidak menggunakan masker.

13. Riwayat keluarga asal


Orang tua Tn. S berasal dari Rawisari, Mulyorejo, dan orang tua Ny. Y berasal dari
Desa Tunjungtirto, Kabupaten Malang. Ayah (75 tahun) dari Tn. S masih hidup dan
sehat dan ibunya sudah meninggal karena komplikasi (lambung, jantung, diabetes),
sedangkan ayah Ny. Y (75 tahun) saat ini masih hidup dan sehat, ibu Ny. S sudah
meninggal ≤ 3 tahun yang lalu karena menderita stroke yang dialami selama kurang
lebih 7 tahun.

C. Data Lingkungan

14. Karakteristik rumah

Denah rumah
Lantai 1

R.Tamu Dapur

K.Tidur
Warung utama tan
Te gga
ras WC
Teras/
Lantai 2
jemura R. K. Anak
n Tamu/santai

Rumah yang ditempati keluarga Tn. S merupakan rumah sendiri. Bagian luar depan
terdapat teras yang langsung berhadapan dengan jalan kampung RT 04. Dibagian
dalam rumah terdapat warung kecil, ruang tamu, kamar tidur 1, dan dibagian
belakang terdapat dapur dan kamar mandi, disamping kamar mandi terdapat tangga
permanen menuju lantai 2. Di lantai 2 terdapat 1 ruang tamu yang digunakan
keluarga untuk menonton, dan 1 kamar tidur anak, dan teras tempat jemuran
pakaian, masing-masing kamar tidur terdapat 1 jendela dan 1 pintu. Di ruang tamu
terdapat sofa tempat duduk tamu dan meja 1. Perabotan yang digunakan cukup baik
dan layak digunakan. Terdapat jendela dibagian depan rumah dekat warung, dan 2
jendela di lantai atas (1 di ruang santai dan 1 jendela di kamar tidur anak).
Penerangan rumah cukup baik. Lantai terbuat dari keramik, tembok rumah terbuat
dari batu bata dan dalam keadaan baik. Keluarga menggunakan alat komunikasi
handphone (HP). Kondisi kamar tidur utama cukup rapi, terdiri dari tempat tidur,
lemari pakaian berbahan kayu dan meja rias. Kamar anak terdapat tempat tidur,
lemari pakaian berbahan plastic dan cermin. Kondisi kamar kurang rapi (pakaian
tidak rapi, buku tidak rapi, dan pernak pernik tidak ditata rapi). Di dapur terdapat 3
ventilasi kecil berbentuk kotak dibagian dinding atas, kondisi dapur tertata rapi.
Sumber air berasal dari gunung yang dialirkan melalui pipa, kondisi air bersih, dan
tidak berbau, sumber air minum menggunakan galon Aqua. Sanitasi air langsung
dibuang ke penampungan air kotor. Lantai kamar mandi terbuat dari keramik kasar,
tidak ada pegangan, terdapat ember besar penampungan air, tidak memiliki penutup,
dan alat-alat mandi dalam keranjang kecil, terdapat WC jongkok dan septi tank
dikorek di bawah lantai rumah. Masing-masing anggota keluarga memiliki handuk
sendiri. Keluarga memiliki kebiasan mandi 2 kali sehari. Keluarga membersihkan
rumah setiap hari. Tidak ditemukan sarang serangga dalam rumah. Keluarga merasa
kebutuhan privasinya terpenuhi. Keluarga menyimpan obat dalam kulkas dan jika
sudah 1 bulan tidak digunakan langsung dibuang. Tidak ditemukan kabel listrik yang
terurai. Tidak ditemukan alat pemadam kebakaran. Terdapat tempat sampah
sementara di dapur, selanjutnya jika penuh dikumpulkan dalam karung yang
diletakkan di depan teras rumah, 3x seminggu diangkut oleh tenaga bantuan (orang)
yang diupah 5000/karung dan dibuang ke jurang. Keluarga mengatakan sudah
merasa puas dengan penataan rumah karena sudah sesuai dengan kebutuhan
keluarga.

15. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat


Tipe lingkungan merupakan pemukiman desa yang tergolong padat. Berada di RW
02/ RT 04 Dusun Klampok, Desa Kucur. Sebagian besar warga Desa Kucur
berprofesi petani, pedagang dan tukang. Kondisi jalan disekitar rumah cukup baik,
berupa jalan kecil beraspal. Di lingkungan tempat tinggal dekat dengan home
industry pembuat roti, permen, dan carang mas.

16. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. S pernah tinggal 3 tahun di Bali, 1 tahun di Surabaya, dan 1 tahun di
Jakarta dengan alasan pekerjaan suami sebagai buruh proyek. Dan saat ini menetap
di Desa Kucur. Profesi Tn. S sebagai buruh proyek dan Ny. Y sebagai IRT dan
membantu perekonomian dengan berjualan di rumah.

17. Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat


Keluarga Tn. S berhubungan baik dengan masyarakat sekitar dan aktif mengikuti
kegiatan keagamaan dan kegiatan warga.

D. Struktur Keluarga
18. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi keluarga sehari-hari cukup baik. Anggota keluarga menyampaikan


pesan dengan jelas dan merespon dengan baik. Keluarga berkomunikasi secara
langsung, jika Tn. S sedang bekerja di luar kota komunikasi dilakukan melalui
handphone (WA). Komunikasi berlangsung secara dua arah. Keluarga cukup sering
berkomunikasi di rumah. Tidak ada komunikasi maladaptive.

19. Struktur Kekuatan

Ny. Y mengatakan pengambilan keputusan dilakukan dengan berdiskusi kemudian


Tn. S mengambil keputusan sesuai dengan hasil diskusi bersama istri. Kegiatan
mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan anak dilakukan istri karena suami jarang
di rumah (3x seminggu pulang karena proyeknya kadang kerja malam).

20. Struktur Peran

Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam
melaksanakan peran tersebut seperti Tn. S sebagai suami sekaligus kepala keluarga
dan pencari nafkah. Dan Ny. Y sebagai istri dan ikut membantu mencari nafkah.
Anak sebagai anak yang sedang duduk di bangku sekolah SMP. Setiap anggota
keluarga menjalankan peran masing-masing.
Ny. Y mengatakan model peran yang diterapkan kepada anaknya diambil dari orang
tuanya yaitu anak diajarkan untuk bangun pagi. Dan Ny. Y mengatakan merasa
stress meniadi IRT karena masalah ekonomi keluarga yang kadang kurang.

21. Nilai-Nilai Keluarga

Nilai-nilai keluarga Tn. S sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat pada
umumnya. Tidak ada perbedaan nilai dalam keluarga dan tidak terdapat konflik nilai
yang menonjol dalam keluarga. Setiap anggota keluarga menghormati yang lebih
tua. Tidak ada perseteruan antar generasi yang mengakibatkan konflik nilai.

E. Fungsi Keluarga

22. Fungsi Afektif


Keluarga Tn. S dapat menggambarkan kebutuhan psikologisnya, jika ada masalah
anggota keluarga maka akan diselesaikan dengan berdiskusi. Anggota keluarga
saling mendukung dan menghormati satu sama lainnya.

23. Fungsi Sosialisasi


Ny. Y mengatakan selalu berusaha untuk mendisiplinkan anaknya, karena anak
kadang sulit untuk mendengar ibunya dan menegur anaknya jika salah dan kadang
Ny. Y mengatakan sering salah paham dengan suami dalam mengurus anak. Tn. S
dan Ny. Y bertanggung jawab bersama dalam membesarkan anaknya, namun
karena Tn. S jarang di rumah, Ny. Y lebih dominan mendidik anaknya di rumah. Di
lingkungan rumah ada beberapa keluarga yang memiliki anak remaja sehingga anak
cukup memiliki teman sebayanya, dan alat permainan yang digunakan saat ini
adalah handphone. Keluarga menganut norma yang berlaku di masyarakat.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga Tn. S tidak rutin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Jika ada
anggota keluarga yang sakit dan merasa sakitnya masih ringan maka keluarga akan
beristirahat di rumah dan minum obat yang dibeli dari apotek, minum madu dicampur
jahe dan susu, kecuali jika sakit berat maka akan dibawa ke rumah sakit.
Ny. Y mengatakan jika ada anggota keluarga sakit maka akan langsung
diberitahukan. Biasanya kalau anak sakit anak akan tampak lemas dan tiduran di
kamar. Sumber informasi kesehatan diperoleh dari media social dan dari kader
kesehatan. Saat ini Ny. Y sedang flu (3 hari) dan mengkonsumsi obat Mixagrip flu
yang dibeli dari apotek. Ny dan Ny. Y saat pengkajian tidak menggunakan masker.
Ny. Y mengatakan masalah kesehatan yang dianggap serius saat ini adalah Covid-
19 yang sedang marak terjadi dan tidak ada tindakan khusus yang dilakukan.
Saat pengkajian keluarga tidak mampu menyebutkan 4 sehat 5 sempurna.
Kebiasaan diet keluarga makanan terdiri dari nasi, sayur ditumis dan kadang di
santan dan lauknya ( ayam, telur, tahu, tempe, dan ikan kering) di goreng. Keluarga
makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam). Tn. S jika sedang di rumah minum kopi
3 kali sehari dan merokok 1 bungkus sehari. Ny. Y bertanggung jawab dalam
perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan. Ny. Y mengatakan setiap hari
lauknya di goreng, sayur ditumis dan sesekali disantan, untuk buah kadang ada
kadang tidak ada. Untuk biaya kadang dibatasi disesuaikan dengan keuangan.
Makanan disimpan di lemari makanan.
Ny. Y mengatakan keluarga tidur di kamar sekitar jam 10 malam dan bangun jam 5
pagi.

F. Stress dan Koping Keluarga

25. Stressor jangka pendek


Kondisi keuangan keluarga yang tidak stabil selama pandemi.

26. Stressor jangka panjang


Tidak ada

27. Strategi koping keluarga


Berdiskusi dengan suami jika ada masalah yang dihadapi, dan meminta bantuan
kepada keluarga jika memang diperlukan.

28. Adaptasi keluarga


Tidak ada

G. Harapan Keluarga
Seluruh anggota keluarga semua sehat.
H. Pemeriksaan Fisik
No Jenis pemeriksaan ayah ibu Anak 1
1. TTV : Sedang tidak TD: 110/70 mmHg TD: 100/60 mmHg
TD : ada di rumah SB: 36,20C
Suhu : Suhu: 37,90C RR: 22x/mnt
Nadi : (sedang flu) BB: terakhir 41 kg
RR : RR; 20x//mnt TB: terakhir 139 cm
BB
TB
2. Kulit, rambut dan Tidak dikaji Kulit sawo matang Kulit sawo matang
kuku. Rambut hitam,
Rambut hitam pendek.
Inspeksi: Kuku pendek Kuku pendek
Palpasi: Tidak terkaji
Perkusi: Tidak terkaji
Auskultasi:
3. Kepala, leher Tidak dikaji Simetris, dan tidak Kepala simetris
Inspeksi: terdapat benjolan di Tidak terdapat
Palpasi: leher benjolan di leher
Perkusi:
Auskultasi:
4. Thoraks (jantung Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
dan paru)
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
5. Abdomen Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Inspeksi:
Auskultasi:
Perkusi:
Palpasi:

6. Genitalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji


Inspeksi:
Palpasi:

7. Ekstremitas atas + Tidak dikaji Kedua tangan Kedua tangan


refleks fisiologis lengkap dan lengkap dan
Inspeksi: normal/simetris normal/simetris
Palpasi: Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan di tangan benjolan di tangan
8. Ekstremitas bawah Tidak dikaji
+ Kedua kaki simetris Kedua kaki simetris
refleks fisiologis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Inspeksi: Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Palpasi:
Perkusi:
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS: Keluarga Tn. S tidak rutin
- Keluarga Tn. S tidak rutin memeriksakan diri ke Manajemen Kesehatan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tidak Efektif
pelayanan kesehatan. pada keluarga Tn. S b/d Ny.
Jika ada anggota Saat ini Ny. Y sedang flu (3 Y saat ini sedang sakit flu d/d
keluarga yang sakit dan hari) dan mengkonsumsi saat pengkajian Ny. Y tidak
merasa sakitnya masih obat Mixagrip flu yang dibeli menggunakan masker.
ringan maka keluarga dari apotek
akan beristirahat di
rumah dan minum obat
yang dibeli dari apotek, Anggota keluarga gagal
minum madu dicampur melakukan tindakan untuk
jahe dan susu, kecuali mengurangi factor risiko: Ny.
jika sakit berat maka Y saat pengkajian tidak
akan dibawa ke rumah menggunakan masker.
sakit.
- Saat ini Ny. Y sedang flu
(3 hari) dan Manajemen Kesehatan
mengkonsumsi obat Keluarga Tidak Efektif
Mixagrip flu yang dibeli
dari apotek.
DO:
- Ny. Y saat pengkajian
tidak menggunakan
masker.
- SB: 37,90C
DS: kurang menunjukkan Perilaku Kesehatan
- Tn.S memiliki kebiasaan pemahaman tentang perilaku Cenderung Berisiko b/d
minum kopi 3 kali sehari sehat. gaya hidup kurang sehat d/d
jika di rumah dan Tn. S merokok dan minum
merokok 1 bungkus kopi 3x sehari
sehari, Tn.S memiliki kebiasaan
- Kebiasaan diet keluarga minum kopi 3 kali sehari jika
makanan terdiri dari nasi, di rumah dan merokok 1
sayur ditumis dan bungkus sehari, setiap hari
kadang di santan dan lauknya di goreng dan Saat
lauknya ( ayam, telur, pengkajian keluarga tidak
tahu, tempe, dan ikan mampu menyebutkan 4
kering) di goreng. untuk sehat 5 sempurna.
buah kadang ada kadang
tidak ada Perilaku Kesehatan
- Jumlah pendapatan per Cenderung Berisiko
bulan sekitar 2-3 juta.
Jumlah pengeluaran
perbulan sekitar ≤ 3 juta
sehingga menurut Ny. Y
pendapatan kadang tidak
mencukupi kebutuhan
sehingga mencari
pinjaman ke keluarga.
-
DO:
- Saat pengkajian keluarga
tidak mampu
menyebutkan 4 sehat 5
sempurna.
DS: Mengekspresikan keinginan Kesiapan Peningkatan
- Ny. Y mengatakan untuk meningkatkan peran Proses Keluarga b/d
selalu berusaha untuk menjadi orang tua adanya respek dengan
mendisiplinkan anaknya, anggota keluarga d/d Ny. S
karena anak kadang Ny. Y mengatakan selalu berusaha untuk
sulit untuk mendengar berusaha untuk mendisiplinkan anaknya
ibunya dan menegur mendisiplinkan anaknya, yang saat ini berusia remaja
anaknya jika salah dan karena anak kadang sulit (14 tahun).
kadang Ny. Y untuk mendengar ibunya dan
mengatakan sering menegur anaknya jika salah
salah paham dengan dan kadang Ny. Y
suami dalam mengurus mengatakan sering salah
anak. paham dengan suami dalam
- Tn. S dan Ny. Y mengurus anak.
bertanggung jawab
bersama dalam
membesarkan anaknya, Kesiapan Peningkatan
namun karena Tn. S Proses Keluarga
jarang di rumah, Ny. Y
lebih dominan mendidik
anaknya di rumah.
DO:
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Capaian SLKI SIKI
Keperawatan
1. Manajemen Setelah TUK 1: Kognitif Tingkat Edukasi Proses Penyakit
Kesehatan diberikannya Keluarga Pengetahuan: Observasi:
Keluarga Tidak asuhan mampu Proses Penyakit 1. Identintifikasi
Efektif pada keperawatan mengenal 1. Perilaku klien kesiapan dan kemampuan
keluarga Tn. S selama 2x masalah sesuai anjuran klien menerima informasi.
b/d Ny. Y saat ini pertemuan kesehatan meningkat. Teraupetik:
sedang sakit flu keluarga 2. Kemampuan 1. Jadwalkan dengan
d/d saat memiliki klien menjelaskan klien pendidikan kesehatan
pengkajian Ny. Y kemampuan tentang penyebab sesuai kesepakatan.
tidak menangani influenza meningkat. 2. Sediakan bahan
menggunakan masalah 3. Perilaku klien dan materi pendidikan
masker. kesehatan sesuai anjuran kesehatan.
keluarga secara meningkat. Edukasi:
optimal untuk 1. Jelaskan penyabab
memulihkan dan factor risiko penyakit.
kondisi 2. jelaskan tanda dan
kesehatan gejala yang ditimbulkan
anggota oleh penyakit.
keluarga Tn. S 3. Ajarkan cara
meredakan atau mengatasi
gejala yang dirasakan.
4. Ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan.
5. Ajarkan cara
pencegahan penularan ke
anggota keluarga

TUK 2: Kognitif Perilaku Kesehatan Dukungan Pengambilan


Keluarga 1. Kemampuan Keputusan
mampu melakukan tindakan Observasi:
mengambil pencegahan masalah 1. Identifikasi persepsi
keputusan kesehatan meningkat. keluarga mengenai
2. Kemampuan masalah dan informasi
peningkatan yang memicu konflik.
kesehatan meningkat Teraupetik:
1. Motivasi keluarga
mengungkapkan tujuan
perawatan yang
diharapkan.
2. Motivasi keluarga
mengungkapkan tujuan
perawatan yang
diharapkan.
Edukasi:
1. Informasikan pada
keluarga alternative solusi
secara jelas.
2. Berikan informasi
yang diminta klien.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam memmfasilitasi
pengambilan keputusan.
TUK 3: Perilaku/ Manajemen Dukungan Keluarga
Keluarga psikomotor Kesehatan Keluarga Merencanakan
mampu 1. Kemampuan Perawatan
merawat menjelaskan masalah Observasi:
kesehatan yang 1. Identifikasi
dialami. kepatuhan klien menjalani
2. Aktivitas program pengobatan.
keluarga mengatasi Teraupetik:
masalah kesehatan 1. Libatkan keluarga
tepat meningkat. untuk mendukung
3. Tindakan untuk program pengobatan yang
mengurangi factor dijalani.
risiko meningkat. 2. Buatkan komitmen
4. Verbalisasi menjalani program
kesulitan menjalani pengobatan dengan baik.
perawatan yang Edukasi:
ditetapkan menurun. 1. Informasikan
5. Gejala kepada keluarga dan klien
penyakit keluarga program pengobatan yang
menurun. akan dijalani.
2. Anjurkan keluarga
untuk mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan.
3. Anjurkan keluarga
dank lien melakukan
konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika
perlu.
TUK 4: Afektif Ketahanan Keluarga Edukasi Keselamatan
Keluarga 1. Keluarga Rumah
mampu menggunakan strategi Observasi:
memodifikasi koping yang efektif 1. Identifikasi
lingkungan meningkat. kesiapan dan kemampuan
2. Mencari klien dan keluarga
dukungan emosional menerima informasi
dari anggota keluarga Teraupetik:
lain meningkat. 1. Jadwalkan
3. Keluarga pendidikan kesehatan
memanfaatkan sesuai kesepakatan.
sumber daya di 2. Berikan
komunitas meningkat. kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
Edukasi:
1. Informasikan
pentingnya penerangan
yang cukup di luar dan di
dalam rumah.
2. Anjurkan barang
pada area yang mudah
dijangkau.
3. Anjurkan
memastikan lantai kamar
mandi tidak licin.
4. Anjurkan
memastikan keset dan
karpet lantai rapid an lantai
bebas barang berserakan.
TUK 5: Perilaku/ Ketahanan Keluarga Dukungan Keluarga
Keluarga psikomotor 1. Keluarga Merencanakan
mampu memanfaatkan tenaga Perawatan
menggunakan kesehatan untuk Observasi:
fasilitas mendapatkan 1. Identifikasi
layanan informasi meningkat. kebutuhan dan harapan
kesehatan 2. Keluarga keluarga tentang
memanfaatkan tenaga kesehatan.
kesehatan untuk 2. Identifikasi sumber-
mendapatkan bantuan sumber yang dimiliki
meningkat. keluarga.
3. Identifikasi tindakan
yang dapat dilakukan
keluarga.
Teraupetik:
1. Gunakan sarana
dan fasilitas yanga ada
dalam keluarga.
2. Motivasi
pengembangan sikap dan
emosi yang mendukung
upaya kesehatan.
Edukasi:
1. Informasikan
fasilitas kesehatan yang
ada di lingkungan
keluarga.
2. Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
3. Ajarkan perawatan
yang bisa dilakukan
keluarga.

2. Perilaku Setelah TUK 1: Kognitif Perilaku Kesehatan Edukasi kesehatan


Kesehatan diberikannya Keluarga 1. Kemampuan Observasi:
Cenderung asuhan mampu melakukan 1. Identifikasi
Berisiko pada keperawatan mengenal tindakan kesiapan dan kemampuan
keluarga Tn. S b/d selama 2x masalah pencegahan orang tua menerima
gaya hidup kurang pertemuan kesehatan masalah informasi.
sehat d/d Tn. S diharapkan kesehatan Teraupetik:
merokok dan keluarga dapat meningkat. 1. Sediakan materi
minum kopi 3x meminimalkan 2. Kemapuan dan media pendidikan
sehari risiko dan peningkatan kesehatan
merubah kesehatan 2. Jadwalkan
perilaku menjadi meningkat. pendidikan kesehatan
lebih sehat. 3. Pencapaian sesuai kesepakatan.
pengendalian 3. Berikan
kesehatan kesempatan orang tua
meningkat. untuk bertanya.
Edukasi:
1. Jelaskan factor
risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
2. Ajarkan perilaku
hidup dan bersih.
3. Ajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat.
TUK 2: Kognitif Manajemen Dukungan Pengambilan
Keluarga Kesehatan Keluarga Keputusan
mampu 1. Kemampuan Observasi:
mengambil menjelaskan masalah 1. Identifikasi persepsi
keputusan kesehatan yang keluarga mengenai
dialami meningkat. masalah dan informasi
2. Aktivitas yang memicu konflik.
keluarga mengatasi Teraupetik:
masalah kesehatan 1. Fasilitasi
tepat meningkat. mengklarifikasi nilai
3. Tindakan untuk dan harapan yang
mengurangi factor membantu membuat
risiko meningkat. pilihan,
2. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif.
Edukasi:
1. Informasikan
alternative solusi
secara jelas.
2. Berikan informasi yang
diminta klien.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam memmfasilitasi
pengambilan
keputusan.
TUK 3: Perilaku/ps Manajemen Promosi Perilaku Upaya
Keluarga ikomor Kesehatan Kesehatan
mampu 1. Melakukan Observasi:
merawat tindakan untuk 1. Identifikasi perilaku
mengurangi factor upaya kesehatan yang
risiko. dapat ditingkatkan.
2. Menerapkan Teraupetik:
program 1. Orientasikan pelayanan
perawatan kesehatan yang dapat
3. Aktivitas hidup dimanfaatkan.
sehari-hari efektif Edukasi:
memenuhi tujuan 1. Berikan informasi
kesehatan kesehatan keluarga,
sesuai kebutuhan.
TUK 4: Afektif Pemeliharaan Edukasi Pola Perilaku
Keluarga Kesehatan Kebersihan
mampu 1. Menunjukkan Observasi:
memodifikasi perilaku adaptif 1. Identifikasi kesiapan
lingkungan meningkat dan kemampuan
2. Menunjukkan menerima informasi.
pemahaman perilaku 2. Identifikasi
sehat meningkat kemampuan menjaga
3. Memiliki kebersihan diri dan
system pendukung lingkungan.
meningkat 3. Monitor kemampuan
melakukan dan
mempertahankan
kebersihan diri dan
lingkungan.
Teraupetik:
1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan.
2. Berikan kesempatan
untuk bertanya.
3. Praktekkan bersama
keluarga cara menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan.
Edukasi:
1. Jelaskan masalah
yang dapat timbul
akibat tidak menajga
kebersihan diri dan
lingkungan
2. Ajarkan menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan.
TUK 5: Perilaku Manajemen Dukungan Koping
Keluarga/pera Kesehatan Keluarga Keluarga
wat mampu 1. Aktivitas keluarga Observasi:
menggunakan mengatasi 1. Identifikasi respon
fasilitas masalah emosional terhadap
layanan kesehatan tepat kondisi saat ini.
kesehatan meningkat. Teraupetik:
2. Tindakan untuk 1. Dengarkan masalah,
mengurangi factor pertanyaan, dan
risiko meningkat. perasaan keluarga.
3. Verbalisasi 2. Hargai dan dukung
kesulitan mekanisme koping
menjalankan yang digunakan
perawatan yang Edukasi:
ditetapkan 1. Informasikan fasilitas
menurun. kesehatan yang
tersedia.
3. Kesiapan Setelah TUK 1: Kognitif Proses Keluarga Edukasi Orang Tua: Fase
Peningkatan diberikannya Keluarga 1. Kemampuan Remaja
Proses Keluarga asuhan mampu keluarga Observasi:
pada keluarga Tn. keperawatan mengenal berkomunikasi 2. Identifikasi
S b/d adanya selama 2x masalah secara terbuka di kesiapan dan kemampuan
respek dengan pertemuan kesehatan antara anggota orang tua menerima
anggota keluarga diharapkan keluarga informasi.
d/d Ny. S kesejahteraan meningkat. Teraupetik:
berusaha untuk keluarga dapat 2. Kemampuan 1. Sediakan materi dan
mendisiplinkan ditingkatkan. keluarga media pendidikan
anaknya yang saat memenuhi kesehatan
ini berusia remaja kebutuhan fisik 2. Jadwalkan pendidikan
(14 tahun). anggota keluarga kesehatan sesuai
meningkat. kesepakatan.
3. Kemampuan 3. Berikan kesempatan
keluarga orang tua untuk
memenuhi bertanya.
kebutuhan 4. Berikan bahan
emosional bacaan mengenai remaja.
anggota keluarga Edukasi:
meningkat. 1. Jelaskan tugas dan
4. Aktivitas sasaran
mendukung perkembangan masa
pertumbuhan remaja.
anggota keluarga 2. Jelaskan pola
meningkat. hubungan orang tua
dengan remaja.
3. Jelaskan
mekanisme koping yang
digunakan remaja (mis.
Penyangkalan).
4. Ajarkan
berkomunikasi dengan
remaja; yaitu dengan
komunikasi efektif
penelitian yang dilakukan
oleh Baharuddin (2019)
dalam Pentingnya Pola
Komunikasi Orang Tua
Terhadap Perkembangan
Pubertas Remaja
diperoleh bahwa
komunikasi orang tua
banyak mempengaruhi
sikap remaja sebagai
orang yang dianggap
penting dalam hidupnya,
sehingga mempengaruhi
sikap remaja
mempersiapkan dirinya
menuju masa pubertas,
mengenali ciri fisik,
maupun perubahan masa
pubertas yang akan
memunculkan sikap positif
maupun negative pada
remaja.
Dan manfaat komunikasi
efektif bagi remaja sangat
mempengaruhi emosional
anak remaja seperti
penelitian yang dilakukan
oleh Tri Endang (2018)
dalam Efektifitas
Komunikasi Orang Tua
Terhadap Kepribadiann
Interpersonal Anak
diperoleh komunikasi
efektif orang tua akan
diikuti pula tingginya nilai
atau tingkat kecerdasan
interpersonal anak.

5. ajarkan cara
mengidentifikasi cara
remaja dalam mengelola
kemarahan.
6. Ajarkan sikap-sikap
menghadapi perilaku
remaja.
TUK 2: Kognitif Kinerja Pengasuhan Dukungan Pengambilan
Keluarga 1. Pemenuhan Keputusan
mampu kebutuhan fisik Observasi:
mengambil anak meningkat. 1. Identifikasi persepsi
keputusan 2. Pemenuhan keluarga mengenai
kebutuhan masalah dan informasi
emosianal anak yang memicu konflik.
meningkat. Teraupetik:
3. Interaksi sesuai 1. Fasilitasi
temperamen anak mengklarifikasi nilai
meningkat. dan harapan yang
4. Penggunaan membantu membuat
disiplin sesuai usia pilihan,
meningkat. 2. Fasilitasi pengambilan
5. Komunikasi keputusan secara
terbuka kepada kolaboratif.
anak meningkat. Edukasi:
1. Informasikan
alternative solusi
secara jelas.
2. Berikan informasi yang
diminta klien.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam memmfasilitasi
pengambilan
keputusan.
TUK 3: Perilaku Status Kesehatan Dukungan Keluarga
Keluarga Keluarga Merencanakan
mampu 1. Perkembangan Perawatan
merawat psikososial Obeservasi:
keluarga 1. Identifikasi tindakan
meningkat. yang dapat dilakukan
2. Pengawasan keluarga.
perawatan anak Teraupetik:
meningkat. 1. Gunakan sarana dan
3. Akses fasilitas fasilitas yang ada
kesehatan dalam keluarga.
meningkat Edukasi:
4. Skrinning 1. Informaskan fasilitas
kesehatan kesehatan yang ada
anggota keluarga dilingkungan keluarga.
sesuai usia 2. Anjurkan
meningkat. menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
3. Ajarkan perawatan
yang bisa dilakukan
keluarga.
TUK 4: Afektif Kinerja Pengasuhan Promosi proses Efektif
Keluarga 1. Pemenuhan Keluarga
mampu kebutuhan fisik Observasi
memodifikasi anak meningkat. 1. Identifikasi tipe proses
lingkungan 2. Berinteraksi keluarga
dengan anak Teraupetik:
meningkat. 1. Pertahankan interaksi
3. Bahaya yang berkelanjutan
lingkungan dengan anggota
menurun. keluarga.
2. Motivasi anggota
kelaurga untuk
melakukan aktivitas
bersama seperti makan
bersama, diskusi
bersama keluarga.
Edukasi:
1. Diskusikan dukungan
social dari sekitar
keluarga
TUK 5: Peilaku Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga
Keluarga/pera 1. Bekerjasama Merencanakan
wat mampu dengan penyedia Perawatan
menggunakan layanan Observasi
fasilitas kesehatan dalam 1. Identifikasi kebutuhan
layanan menentukan dan harapan keluarga
kesehatan perawatan. tentang kesehatan.
2. Identifikasi sumber-
sumber yang dimiliki
keluarga.
3. Identifikasi tindakan
yang dapat dilakukan
keluarga.
Teraupetik:
1. Gunakan sarana dan
fasilitas yang ada
dalam keluarga
Edukasi:
1. Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga
2. Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
3. Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga.
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSA TGL/WAKTU HOME VISIT IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
KEPERAWATAN
1. Manajemen Kesehatan Kamis, 12/04/2022 - Melakukan kontrak waktu S:
Keluarga Tidak Efektif Jam 14.00 wib dengan keluarga (Ny. Y) - Keluarga (Ny. Y) mengatakan
pada keluarga Tn. S b/d - Media yang digunakan sangat senang diberikan
Ny. Y saat ini sedang sakit untuk penyuluhan adalah penyuluhan tentang influenza
flu d/d saat pengkajian Ny. leaflet. Ny.y mengatakan memahami
Y tidak menggunakan - Menyampaikan materi tentang materi yang sudah
masker. tentang Influenza (definisi, disampaikan.
factor risiko, penyebab, - Ny. Y mengatakan mengerti
pengobatan dan bagaimana pencegahan agar
pencegahan) dan keluarga tidak tertular dengan flu
komunikasi efektif pada yang dialami
remaja (definisi O:
komunikasi efektif, cara - Keluarga menerima kedatangan
membangun hubungan mahasiswa untuk memberikan
harmonis dengan anak penyuluhan sesuai kontrak
remaja, teknik komunikasi sebelumnya.
pada remaja, cara - Tampak saat ini kondisi umum
berkomunikasi efektif Ny. Y sudah mulai membaik, flu
pada remaja). sudah mulai membaik, untuk
- Berdiskusi dengan Tekanan darah diperoleh
O
keluarga tentang materi 110/70mmHg, SB 36,7 C.
yang sudah disampaikan - Saat diskusi Ny. Y aktif bertanya
dan memberi kesempatan tentang materi yang disampaikan.
untuk bertanya. - Tampak Ny. Y antusias
- Mengevaluasi anggota mendengarkan mahasiswa
keluarga dengan memberi menjelaskan materi.
pertanyaan tentang materi - Saat penyuluhan suami dan
penyuluhan untuk menilai putrinya tidak berada di rumah.
sejauh mana keluarga Suami berada di luar kota
memahami materi yang bekerja, putrinya sedang berada
sudah disampaikan. di luar rumah.
- Mengakhiri pertemuan - Kesimpulan hasil: keluarga
dengan keluarga. memahami materi yang
disampaikan..
A:
- Indicator sesuia indicator SLKI
Saat Skala Saat
pengkajian Target evaluasi
SLKI
3 5 4
sedang meningkat Cukup
meningkat

P:
- Kesimpulan hasil: intervensi pada
keluarga dihentikan.
2. Kesiapan Peningkatan Kamis, 12/04/2022 - Melakukan kontrak waktu S:
Proses Keluarga b/d Jam 14.00 wib dengan keluarga (Ny. Y) - Ny. Y mengatakan senang
adanya respek dengan - Media yang digunakan diberikan penyuluhan tentang
anggota keluarga d/d Ny. untuk penyuluhan adalah komunikasi eektif pada remaja
S berusaha untuk leaflet. karena anaknya kadang tidak
mendisiplinkan anaknya - Menyampaikan materi mendengarkan ibunya..
yang saat ini berusia tentang Influenza (definisi, - Ibu mengatakan sekarang
remaja (14 tahun). factor risiko, penyebab, memahami bagaimana cara
pengobatan dan berkomunikasi dengan anaknya
pencegahan) dan dan akan mencobanya.
komunikasi efektif pada O:
remaja (definisi - Keluarga menerima kedatangan
komunikasi efektif, cara mahasiswa untuk memberikan
membangun hubungan penyuluhan sesuai kontrak
harmonis dengan anak sebelumnya.
remaja, teknik komunikasi - Saat diskusi Ny. Y aktif bertanya
pada remaja, cara tentang materi yang disampaikan.
berkomunikasi efektif - Tampak Ny. Y antusias
pada remaja). mendengarkan mahasiswa
- Berdiskusi dengan menjelaskan materi.
keluarga tentang materi - Saat penyuluhan suami dan
yang sudah disampaikan putrinya tidak berada di rumah.
dan memberi kesempatan Suami berada di luar kota
untuk bertanya. bekerja, putrinya sedang berada
- Mengevaluasi anggota di luar rumah.
keluarga dengan memberi - Kesimpulan hasil: keluarga
pertanyaan tentang materi memahami materi yang
penyuluhan untuk menilai disampaikan.
sejauh mana keluarga A:
memahami materi yang - Sesuai skala indicator SLKI
sudah disampaikan. Saat Skala Saat
- Mengakhiri pertemuan pengkajian Target evaluasi
dengan keluarga. SLKI
3 5 4
sedang meningkat Cukup
meningkat

P: kesimpulan intervensi pada


keluarga dihentikan

Kamis, 12/04/2022 - Melakukan kontrak waktu S:


3. Perilaku Kesehatan Jam 14.00 wib dengan keluarga (Ny. Y). - Ny. Y mengatakan akan mencoba
Cenderung Berisiko b/d - Diskusi tentang mengurang konsumsi minyak
gaya hidup kurang sehat pemeliharaan kesehatan dengan merebus sayuran, dan
d/d Tn. S merokok dan di rumah. akan menyarankan suaminya
minum kopi 3x sehari - Mengakhiri pertemuan untuk mengurangi kopi dan tidak
dengan keluarga. merokok di rumah.
O:
- Tampak Ny. Y mendengarkan
saran yang disampaiakan
mahasiswa untuk menjaga
kesehatan keluarga..
A:
- Sesuai skala indicator SLKI
Saat Skala Saat
pengkajian Target evaluasi
SLKI
3 5 4
sedang meningkat Cukup
meningkat

P: kesimpulan intervensi pada


keluarga dihentikan.
EVALUASI AKHIR/TERMINASI

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA


Kesimpulan
1. Menerima petugas puskesmas/mahasiswa √ □ Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana √ □ Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar √ □ Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6√
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran √ □ Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran √
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif √
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. (2019). Pentingnya Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan


Pubertas Remaja. ANNISA;Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol. 12 (1), 610-621.
Jatmikowati, T. E. (2018). EFEKTIFITAS Komunikasi Orang Tua Terhadap Kepribadian
Interpersonal Anak. PPEDAGGOGI; Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak
Usia Dini, Vol. 4 (2), 1-15.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
LAMPIRAN

✓ SAP
✓ Media edukasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF PADA REMAJA

PADA KELUARGA TN. S DI DESA TUNJUNGTIRTO

DUSUN LOSAWI RW 08/RT 04

KOTA MALANG

Disusun oleh:

Inggit Fatharani Ashari

210070300111047

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Teknik Komunikasi Efektif pada Remaja

Hari/Tanggal : Kamis/12 Mei 2022

Tempat : Ruang Tamu Tn. S

Sasaran : Keluarga Tn. S/Ny. Y

Waktu : 16.00 wib

A. Latar Belakang Intervensi


Komunikasi adalah proses penyampaian atau pertukaran informasi (ide,
pesan, gagasan) dari saru pihak ke pihak yang lain baik secara verbal maupun non
verbal. Komunikasi verbal berupa kata-kata yang disampaikan, sedangkan non
verbal berupa gerakan anggota tubuh yang membuat orang lain mengetahui pesan
yang ingin disampaikan. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, ada feedback dari penerima
pesan dan dapat meningkatkan kualitas hubungan antar prribadi dan tidak ada
hambatan.
Komunikasi sangat penting bagi semua pihak. Begitu juga dalam hubungan
orang tua dan anak. Sangat penting bagi orang tua untuk menciptakan komunikasi
terbuka antara anak guna terciptanya hubungan yang baik. Apa yang sebaiknya
dilakukan agar komunikasi efektif tercapai dengan baik;
a. Listen in the way you like to be listened: orang tua diharapkan dapat menjadi role
model bagi anak dalam hal mendengarkan ketika anak sedang berbicara.
Sehingga anak merasa penting.
b. Assume nothing: sebaiknya orang tua tidak membuat asumsi probadi. Jika ada
yang tidak jelas sebaiknya dikonfirmasikan kembali.
c. Complete what are they saying: tidak langsung memotong atau menjudge anak.
d. Eye contact: hal ini agar anak merasa diperhatikan ketika berbicara.
e. Know when to talk and not to talk: pahami situasi dan keadaan, pertimbangkan
suasana hati anak, untuk mengetahui waktu yang tepat untuk berbicara dari hati
ke hati dengan anak.
f. See things from your children’s viewpoint: bertujuan agar lebih dapat memahami
keinginan anak dan anak pun dapat merasa lebih dipahami dan dimengerti
sehingga lebih terbuka.
g. Drop the expectations: berkomunikasilah secara terbuka dan sehat tanpa
memiliki harapan mengenai apa yang diutarakan oleh anak.

Hal yang harus dihindari saat berkomunikasi dengan anak, yaitu;


a. Kritikan terhadap ide, perasaan, pemikiran anak, atau terhadap anak sendiri. Hal
tersebut dapat membuat harga diri anak rendah.
b. Membahas kesalahan anak yang dilakukan sebelumnya. Sebaiknya masalah
yang sudah selesai tidak perlu dibahas kembali, hal tersebut dapat mengajarkan
perasaan dendam pada anak dengan menyimpan kesalahan orang lain dalam
waktu yang lama.
c. Mengarahkan dan mendikte anak bagaimana harus menyelesaikan masalah. Hal
tersebut menyebabkan anak kurang memiliki control terhadap masalah dalam
hidupnya dan anak kurang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
d. Melakukan hal yang membuat anak merasa rendah diri atau bersalah, seperti
menjudge dan menyalahkan. Hal tersebut membuat anak merasa tidak dihargai,
dicintai, dan berpengaruh pada harga diri anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin (2019) dalam Pentingnya Pola


Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Pubertas Remaja diperoleh bahwa
komunikasi orang tua banyak mempengaruhi sikap remaja sebagai orang yang
dianggap penting dalam hidupnya, sehingga mempengaruhi sikap remaja
mempersiapkan dirinya menuju masa pubertas, mengenali ciri fisik, maupun
perubahan masa pubertas yang akan memunculkan sikap positif maupun negative
pada remaja. Remaja yang cukup mendapatkan kasih sayang orang tua cenderung
terhindar dari perilaku seksual berisiko karena anak tidak mencari kasih sayang ke
orang lain, komunikasi terbuka dan kebebasan dalam menyelesaikan masalah
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan secara lebih baik dibandingkan orang
tua yang tidak melakukannya.
Penelitian yang dilakukan Tri Endang (2018) dalam Efektifitas Komunikasi
Orang Tua Terhadap Kepribadiann Interpersonal Anak diperoleh komunikasi efektif
orang tua akan diikuti pula tingginya nilai atau tingkat kecerdasan interpersonal anak.
Melalui pembiasaan dan kesadaran orang tua untuk melakukan komunikasi efektif
kepada anak, mampu membantu anak untuk mengembangkan kemampuan
interpersonalnya.
Saat ini keluarga Tn. S dan Ny. Y dalam tahap perkembangan keluarga
remaja. Tn. S dan Ny. Y memiliki putri berusia 14 tahun. Menurut Ny. Y anaknya
sering tidak mendengarkan ibunya sehingga terkadang terjadi kesalahpahaman
dengan suaminya. Untuk itu perawat tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang
komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja agar hubungan antara Tn. S
dan Ny. Y dengan anak remajanya harmonis serta orang tua dan anak dapat saling
memahami harapan orang tua dan anak sehingga berperilaku sesuai dengan
harapan yang dimaksud.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik komunikasi efektif pada remaja
keluarga Tn. S/Ny. Y dapat memahami tentang bagaimana melakukan teknik
komunikasi efektif pada remaja.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik komunikasi efektif pada remaja
keluarga Tn. S/Ny. Y mampu;
a. Memahami konsep tentang komunikasi efektif pada remaja.
b. Mengikuti cara berkomunikasi efektif pada remaja.
C. Metode Pelaksanaan
Ceramah dan Tanya jawab

D. Media dan Alat


a. Leaflet dan materi terlampir

E. Strategi Pelaksanaan
Tahap Pembagian waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Keluarga
Pendahuluan 5 menit - Salam pembuka - Menjawab salam
- Memperkenalkan dan
diri dan mendengarkan
menjelaskan
tujuan
penyuluhan
Penyajian 20 menit - Menjelaskan - Mendengarkan
pendidikan dan
tentang memperhatikan
komunikasi penjelasan
efektif pada - Menanyakan hal
remaja yang belum
- jelas.
- Memperhatikan
simulasi

Evaluasi dan 5 menit - Memberikan - Bertanya dan


Penutup kesempatan menjawab
untuk bertanya. pertanyaan
- Melakukan - Memperhatikan
evaluasi kepada - Dan menjawab
keluarga salam
- Membuat
kesimpulan dan
menutup dengan
salam

F. Evaluasi
1. Struktur
- Ruangan kondusif untuk kegiatan
- Media dan materi sudah dibuat sebelum kegiatan di mulai.
- Kontrak waktu telah disepakati
2. Proses
- Kegiatan cara belajar komunikasi efektif pada remaja
- Orang tua mendengarkan penyuluhan dari awal hingga selesai.
3. Hasil
- Orang tua mampu mempraktikkan komunikasi efektif pada remaja.
- Orang tua menyampaikan secara verbal kenyamanan setelah mendapat
pendidikan tentang komunikasi efektif pada remaja.
MATERI KOMUNIKASI EFEKTIF PADA REMAJA

A. Komunikasi pada Remaja


Anak remaja pada masa pubertas memiliki hubungan pertemanan dan
popularitas yang sangat penting. Anak remaja mulai memahami sudut
pandang orang lain dan membandingkan kompetensi dirinya dibanding
teman-temannya. Pendapat teman menjadi semakin penting dibanding orang
tua dan pada umumnya mereka akan berkelompok sesuai jenis kelamin
masing-masing. Pada usia ini, anak sudah mulai tidak suka bila digurui oleh
orang tua dan lebih nyaman jika peraturan disusun bersama. Karena itu,
usahakan komunikasi dilakukan 2 arah, tidak menggurui, tidak menilai, dan
tidak menuduh agar anak merasa aman untuk menceritakan hal apa pun.
Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan
terkadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah
perkembangan tanda-tanda seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta
perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya. Perubahan-
perubahan tersebut dapat mengakibatkan kelainan maupun penyakit tertentu
bila tidak diperhatikan dengan seksama.
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan, termasuk
dalam lingkungan keluarga. Pembentukan komunikasi intensif, dinamis dan
harmonis dalam keluarga menjadi dambaan setiap orang. Dukungan di dalam
keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan
secara langsung di dalam keluarga. Komunikasi efektif antara orangtua dan
remaja memberikan kesempatan saling mengungkapkan isi hati atau kekesalan
yang dirasakan serta harapan yang diinginkan, karena pada hakekatnya seorang
anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan uluran
tangan orang tua. Orang tuabertanggung jawab dalam mengembankan
kemampuan anak termasuk kebutuhan fisik dan psikis sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang kearah kepribadian yang matang.

B. Factor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja


1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif /
tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak Bila ingin berkomunikasi, maka
harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung
secara efektif.
5. Saluran Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan.

7. Prinsip Komunikasi pada Remaja

1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja


Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan
masalah remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti
:
✓ Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan
✓ Merasa tahu lebih banyak dari pada remaja,
✓ Cenderung memberi arahan dan nasihat,
✓ Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi
dan yang dialami remaja,
✓ Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan
pendapat,
✓ Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja
dan memahaminya
✓ Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang
harus dilakukan terhadap remaja.
2. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti :
✓ Mendengar supaya remaja mau berbicara,
✓ Menerima dahulu perasaan remaja,
✓ Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara
berbicara dan cara mendengar.
3. Mengenal Diri Remaja
✓ Pahami Perasaan Remaja Banyak terjadi masalah dalam
berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua
kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.
Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan
kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak sebagai
lawan bicara.
✓ Bagaimana memahami perasaan remaja Untuk memahami
perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan
ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah,
agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan
orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat
Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
✓ Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan
anak cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya
sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di
sudutkan. Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian
orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar
bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain.
Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak,
mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa
nyaman.
✓ Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah,
kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan
karena :
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan
semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab
dalam memecahkan masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan
orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri Setelah mengetahui masalah
siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu
adalah masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah
mendengar aktif.

8. Teknik Komunikasi pada Remaja

Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, antara


lain :

1) Melalui orang lain atau pihak ketiga


Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara
langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara
langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat
digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2) Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan
cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan
yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3) Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi
anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam
memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak
boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan
yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan
jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang
jelek pada anak remaja tersebut.
4) Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan
meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai
keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat
menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5) Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan
atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa
situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai
dengan pendapat anak remaja.
6) Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas,
sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.
7) Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan
pada remaja yang jengkel, marah dan diam.

9. Cara Komunikasi Efektif Pada usia Remaja


Adapun cara komunikasi antara orang tua dan anak yang efektif pada
usia remaja yaitu meliputi;
a) Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak
untuk membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat
dan mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada
anak rasa diterima dan dihargai. Beberapa pernyataan yang bersifat
membuka antara lain: “Saya mengerti.. “ Ya..hm.. “Oh ya..” Coba
ceritakan lebih banyak..”ibu koq tertarik ya..”Kelihatannya kamu seneng
ya..
b) Mendengar Aktif, kemampuan orangtua untuk menguraikan perasaan
anak dengan tepat, jadi orangtua mengerti perasaan anak, yang dikirim
anak lewat bahasa verbal maupun non verbalnya. Keuntungan dari
mendengar aktif, anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong
anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan
hubungan yang sangat dekat dengan orang tua; memudahkan anak
memecahkan masalahnya; meningkatkan kemampuan anak untuk
mendengar pendapat orang tua; meningkatkan tanggungjawab anak.
c) Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha
mengerti lebih dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik,
kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran,
perasaan anak remaja kita.

Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik


secara emosional sekaligus intelektual, bukan dengan maksud untuk
menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang lain. Memang tidak
mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak
remaja kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya.
Tetapi tidak berarti tidak bisa. Pemahaman dan pengertian kita sebagai
orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang dialami anak remaja kita,
merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses
perubahan.Sikap ini akan mendukung terjalinnya komunikasi yang positif
dengan anak remaja.

10. Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi
manusia dalam melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu
merasakan komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena
kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita diterima. Hal ini terjadi karena
setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang
disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal
yaitu:
1) Hambatan Fisik :
➢ Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan
bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita, mampengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
➢ Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
➢ Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan
sebagainya yang dialami oleh seorang Remaja. Mereka pasti memiliki
potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap
menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi
hambatan komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara
belajar bahasa yang mereka dapat pahami.
➢ Teknik bertanya yang buruk. Ternyata kita yang tidak memiliki
kemampuan bertanya, tidak akan sanggup menggali pemahaman orang
lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain. Oleh
karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
➢ Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena
komunikator tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan
bukannya dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak
tepat. Salah satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak
memberikan kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu
langsung di jawab oleh komunikator.
➢ Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi. Kompetensi profesional salah satu maknanya
adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi,
meluas.
➢ Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
2) Hambatan Psikologis :
✓ Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita
dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang
ingin kita dengar.
✓ Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita
ketahui. Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita
tidak sesuai dengan ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau
dicermati sangat berhubungan dengan ide kita, padahal ada kalanya
gagasan kita yang kurang benar.
✓ Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada
seorang remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.
✓ Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
✓ Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah
berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja.
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana
pembelajaran tidak kondusif.
✓ Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator harus ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran.
Kita harus jujur. Jangan berbohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
✓ Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam
proses itu diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan
keterlibatan.
✓ Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada
remaja. Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
✓ Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran.
Bedakan ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita
berkomunikasi dengan seorang remaja mampu, tetapi ada hambatan
psikologi.
✓ Semantik :
▪ Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif,
jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima
pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran,
diantara pengirim dan penerima pesan. Yang perlu dilakukan
adalah kesepakatan antara komunikator dan komunikan
bahwa inilah tujuan komunikasi yang ingin kita raih. Oleh
karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada komunikan
dengan jelas.
▪ . Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan
pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar
lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima
menit, setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita
menggunakan bahasa pengantar yang bisa dipahami oleh
orang lain (komunikan). Hindari menggunakan istilah yang
tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah,
jelaskanlah padanannya dengan bahasa yang mudah
dipahami.
▪ Terjemahan yang salah.
Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang
belum diketahui oleh kita. Kita jangan merasa malu jika
memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa Indonesia atau
kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu
sebagai sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang
tidak diketahui.
▪ Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan
yang dikirim bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah
satu penyebab miscommunication. Contoh “Untuk memahami
materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10 soal
pada buku yang kamu pegang “• Informasi perintah ini tidak
jelas. Buku yang mana yang dimaksud? Halaman berapa?
Hindari penggunaan kalimat bermakna ganda.
▪ Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu
ditunjang dengan pelaksanaan budaya yang baik di dalam
kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika Anda menjelaskan,
peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta mereka
menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika
seorang peserta didik sedang menjawab, peserta didik lain
diminta menyimak. Jangan sampai sebaliknya, ketika Anda
sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling
berbicara. Ketika mereka disuruh bertanya, tidak satu pun
bertanya. Bahkan Anda dapat menumbuhkan budaya saling
koreksi jawaban antar peserta didik dapat dilakukan di bawah
bimbingan Anda
Daftar Pustaka

Baharuddin. (2019). Pentingnya Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan


Pubertas Remaja. ANNISA;Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol. 12 (1), 610-621.
Jatmikowati, T. E. (2018). EFEKTIFITAS Komunikasi Orang Tua Terhadap Kepribadian
Interpersonal Anak. PPEDAGGOGI; Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak
Usia Dini, Vol. 4 (2), 1-15.
Reber, Debbie. 5 Strategies for Effectively Communication with your Teen. 19 Juni
2018. https://www.parentmap.com/article/5-strategies-for-effectively-
communicating-with-your-teen
Sandler, Adrian. Effective, Proven & Affordable Speech Therapy, Language Therapy
Singapore. 19 Juni 2018. https://www.leomagan.com/information/10-ways-to-
improve-communication-skills-for-parents-and-children/
Zolten, Kristin & Long, Nicholas. Parent-Child Communication. 19 Juni 2018. http://parenting-
ed.org/wp-content/themes/parenting-ed/files/handouts/communication-parent-to-
child.pdf
KOMUNIKASI EFEKTIF Cara Membangun Hubungan

Yang Harmonis Dengan


Komunikasi efektif antara
Remaja
orangtua dan remaja

memberikan kesempatan 1. Mendengarkan ketika anak


saling mengungkapkan isi hati berbicara
atau kekesalan yang 2. Memberikan kesempatan
dirasakan serta harapan yang pada anak untuk memberikan
diinginkan, karena pada pendapat.
hakekatnya seorang anak 3. Bersabar menghadapi anak
dalam masa pertumbuhan dan remaja
perkembangannya 4. Jika ada masalah minta anak
membutuhkan uluran tangan memberikan penjelasan.
orang tua
Teknik Komunikasi pada Cara komunikasi efektif pada
Remaja
anak remaja
1. Melalui orang lain atau

pihak ketiga misalnya orang


1. Membuka diri ketika anak
tua yang berada di samping
bercerita “oh ya, coba
anak
ceritakan lebih banyak”,
2. Bercerita
“ibu kok tertarik ya”
3. Memberikan respon jika
2. Mendengarkan secara aktif
anak bercerita misalnya
ketika anak berbicara
dengan ekspresi
3. Dengan empati “ berusaha
4. Menulis di buku diary
mengerti perasaan anak”
Pengertian! Faktor Risiko

Influenza (Flu) adalah penyakit Faktor risiko terserang virus


pernapasan menular yang influenza adalah siapa saja bisa
disebabkan oleh virus influenza terkena, terutama jika terjadi
yang menginfeksi hidung, dalam suatu komunitas (sekolah
tenggorokan, dan paru-paru. kantor, asrama, pasar, dll), hal
ini disebabkan penyebaran virus
yang cepat melalui bersin,
berbicara, batuk, dll.

Penyebab
disebabkan oleh virus
influenza yang menginfeksi
hidung, tenggorokan, dan
paru-paru. Virus tipe A dan B
yang secara rutin menyebar
pada manusia (virus
influenza manusia).
TANDA DAN GEJALA PENCEGAHAN PENGOBATAN

5. Demam/ menggigil
4. Vaksin 1. Berkumur dengan air garam;
6. Batuk campur larutan air hangat
5. Menjauhi suhu terlalu dingin
7. Sakit tenggorokan dengan sedikit garam, kumur
6. Makan makanan bergizi
8. Sakit seluruh badan 3 kali sehari.
7. Minum air hangat
9. Sakit kepala 2. Penguapan; campur 2-3
8. Menghindari kerumunan
10. Kelelahan tetes minyak kayu putih
orang banyak
11. Kadang muntah dan diare dengan air hangat kemudian
9. Menghindari rokok dan
hirup dengan ditutupi
KOMPLIKASI alcohol
handuk.
10. Rajin cuci tangan
Komplikasi terjadi karena 3. Irisan bawang putih mentah
11. Menggunakan masker dimakan bersama biskuit
sistem kekebalan tubuh yang
12. Istirahat yang cukup tawar.
menurun sehingga tidak
mampu melawan kuman yang 4. Obat batuk sirup alami;

masuk. kekebalan menurun perasan air lemon/jeruk nipis

influenza dapat berakibat fatal campur madu dan air hangat.

bahkan kematian. 5. Sup ayam


6. Obat-obatan dari tenaga
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai